Tanggal 29 November, semua universitas berangkat ke Ibu Kota.
Di antara mereka, Universitas Bela Diri Kota Iblis paling vokal.
Tim bertarung mereka memprovokasi Akademi Militer Pertama di bandara. Tim pendukungnya membentangkan spanduk "Kota Iblis Nomor Satu" di stasiun kereta cepat, mengarak mobil mewah ber-spanduk menyusuri jalanan utama, bahkan mengitari kompleks Jing Wu sebelum ke hotel.
Saat itu, seolah Universitas Bela Diri Kota Iblislah tuan rumah di Ibu Kota.
Tim JIng Wu langsung naik pitam!
……
Di dalam hotel.
Fang Ping tersenyum sumringah: "Provokasi sudah selesai. Kalau nanti kita tidak memberikan perlawanan maksimal, bakal ada masalah. Pantas saja kalau sampai terbunuh."
Qin Fengqing dengan santai berkata: "Pokoknya kalau harus mati, kau dan Chen Wenlong yang duluan."
Tindakan Fang Ping ini, meski disebut 'menghancurkan perahu setelah menyeberang', sebenarnya hanya mencari masalah tanpa alasan.
Para hadirin sedang makan di ruang makan. Tiba-tiba ekspresi Fang Ping berubah, ia segera menundukkan kepala, tak lagi menunjukkan kesombongan seperti sebelumnya.
Di luar ruang makan, Chen Yunxi menggandeng lengan Chen Yaoting dengan riang: "Kakek, bukannya Kakek menginap di hotel lain? Kenapa datang ke sini?"
"Aku menyuruh orang menukarnya. Delegasi Jingnan kali ini juga menginap di sini. Utamanya untuk melihatmu. Kapan putri kecil keluarga Chen kami menjadi ketua tim pendukung?"
"Kakek, jangan bicara begitu. Kalau kami tidak bisa ikut kompetisi, setidaknya bisa mendukung Fang Ping dan kawan-kawan. Ini bagus kok."
"Kenapa tidak kulihat kau mendukung Universitas Bela Diri Nanjing?"
"Kakek, aku dari Universitas Bela Diri Kota Iblis..."
"Kakek mulai menyesal."
Chen Yaoting menghela napas, menyesal telah mengirim cucunya ke Universitas Bela Diri Kota Iblis. Seharusnya tetap di Jingnan.
Sambil berbincang, kakek-cucu ini pun memasuki ruang makan.
"Fang Ping!"
Chen Yunxi memanggil, tapi Fang Ping tetap menunduk sambil menyantap makanannya dengan lahap, tidak menanggapi.
Bukan hanya Fang Ping, si penyerang Qin Fengqing juga menunduk rapat sambil melahap makanannya tanpa sepatah kata.
Masih Zhang Yu yang tersenyum menanggapi, menunggu Chen Yaoting datang, beberapa orang itu segera berdiri dan memberikan hormat.
Fang Ping dan Qin Fengqing pura-pura tidak melihat, terus menundukkan kepala menyantap makan siang.
"Fang Ping, Senior Qin..."
Fang Ping seolah baru mendengar, mengangkat kepala dengan bingung, tiba-tiba berkata: "Yun Xi, sudahlah. Qin Fengqing cuma mulutnya jahat sedikit, mengomentarimu beberapa kali saja. Tidak perlu memanggil Rektor Chen untuk membalasnya kan?"
Chen Yunxi terlihat kebingungan, Qin Fengqing batuk keras!
Dasar, aku tahu pasti ada masalah.
Sorot mata Chen Yaoting tajam, menyapu pandang ke Qin Fengqing, lalu menatap Fang Ping.
Fang Ping buru-buru berkata: "Yun Xi, Rektor Chen, kami harus kembali latihan, mempersiapkan pertarungan. Tidak bisa menemani kalian. Kami pergi dulu, nanti lanjut bicara!"
Suara belum reda, Fang Ping dan Qin Fengqing sudah kabur secepat kilat, menghilang sekejap mata.
Zhang Yu dan lainnya tersenyum pahit, tetap menyelesaikan penghormatan dengan patuh sebelum meninggalkan ruang makan.
Setelah mereka pergi, Chen Yunxi mengembungkan pipinya, melirik kakeknya berbisik: "Kakek, kau membuat mereka kabur."
Chen Yaoting lelah, aku bicara apa?
Dua brengsek itu sendiri yang merasa bersalah, ini juga mau menyalahkan aku?
Tidak menanggapi cucunya, ia mencari tempat duduk sambil berkata: "Nanti jenguk kakakmu. Belakangan dia banyak tekanan, hiburlah sedikit."
“Hmm, sudah tahu.” Chen Yunxi berkata dengan ekspresi pusing, “Kakek, bagaimana kalau Universitas Bela Diri Nanwu bertemu Universitas Bela Diri Kota Iblis di babak pertama?”
Chen Yaoting wajahnya berubah masam, mendengus, “Kalau begitu lawan saja!”
“Tak bisa mengalahkannya.”
“Yun Xi!”
Chen Yaoting darahnya naik ke kepala, ke mana arah sikutmu ini?
Kau sudah tahu pasti tak bisa menang?
Kakekmu adalah rektor, kakakmu Ketua Klub Seni Bela Diri, kau masih berani bicara menusuk hati begini?
Melihat kakeknya tampak tak senang, Chen Yunxi berbisik, “Kalau benar-benar bertemu mereka, bagaimana kalau... aku temui mereka untuk minta Nanwu mengalah dua ronde? Biar tak kalah telak lima kali beruntun...”
“Kamu... sungguh belajar dengan baik di Universitas Iblis!”
Chen Yaoting sakit hati, cucu kesayanganku ini sudah terpengaruh jadi seperti apa?
Andai tahu budaya Universitas Iblis seperti ini, mati pun tak akan kukirim cucuku kesana.
Chen Yunxi diam saja. Belakangan kakek mudah sekali marah. Aku hanya jujur, memang bisa kalah telak.
Kakak keduanya baru masuk tahap tinggi Kelas 4. Anggota lain Nanwu masih di tahap awal-campur, hanya kakaknya yang tahap tinggi.
Kalau bertemu Chen Wenlong atau Fang Ping, bahkan Qin Fengqing, mungkin akan dikalahkan semua.
Walau sakit hati, Chen Yaoting juga mulai merasa tertekan.
Kekuatan Universitas Iblis tak lemah.
Dua orang puncak level empat, dua tahap tinggi level empat, satu pertengahan level empat.
Kalau benar-benar bertemu mereka, Nanwu dalam bahaya.
"Sepuluh universitas ternama harus dipertahankan, semoga tidak bertemu di babak pertama."
Chen Yaoting menghela napas, bintang dan manusia luar biasa semuanya direbut universitas-universitas besar. Meski Jingnan tidak bisa dibilang lemah, dibandingkan kampus seperti Universitas Bela Diri Kota Iblis, dasar pendidikannya masih kurang.
Laporan eksternal tentang kemunduran Universitas Bela Diri Kota Iblis tahun ini ternyata tidak akurat. Situasi aktual menunjukkan kekuatan mereka masih sangat tangguh.
"Fang Ping si nak itu berkembang sangat cepat."
Sang tua kembali berdecak kagum, baru berapa hari?
Sudah mencapai puncak level empat!
……
Fang Ping sama sekali tidak tahu tentang kejadian lanjutan di ruang makan.
Dia hanya tahu bahwa delegasi Jingnan pindah ke hotel mereka.
Membayangkan harus tinggal beberapa hari lagi dan setiap hari bertemu Chen Yaoting si kreditur, Fang Ping mulai pusing.
Sang tua takkan membunuhnya.
Selama kompetisi, kemungkinan besar tidak akan bertindak terhadapnya.
Yang ditakutkan... datang ke pintu rumah menagih utang!
Fang Ping juga manusia yang punya harga diri, tapi utang setengah jantung ini sulit dilunasi - di mana bisa dapatkan setengah butir heart marrow?
……
Saat ini ada tiga universitas bela diri yang menginap di hotel.
Universitas Bela Diri Kota Iblis, Jingnan, dan Akademi Wanita Kota Iblis.
Sore hari, Fang Ping dan kawan-kawan berkeliling. Delegasi Jingnan terlihat biasa saja.
Yang terkuat Chen Haoran baru mencapai tahap tinggi Kelas 4, itupun belum lama dengan aura yang belum stabil. Konon dia baru masuk liang bumi dan naik level setelah Yao Chengjun menantang mentor Jingnan.
Satu tahap tinggi Kelas 4, dua pertengahan, dan dua pemula.
“Kekuatan seperti ini, bagi yang lain, sangat kuat.”
“Di mata Fang Ping dan yang hadir, tidak perlu dikhawatirkan.”
“Adapun Akademi Wanita Kota Iblis, tiga petarung level empat semuanya di tahap awal-campur, tanpa petarung tahap tinggi.”
“Beberapa orang lainnya, semuanya pejuang puncak kasta tiga.”
“Kekuatan seperti ini, seperti kata pepatah, tidak lemah bagi orang lain, tapi benar-benar tidak sepadan bagi Universitas Bela Diri Kota Iblis.”
“Tapi saat bertemu barisan Akademi Wanita Kota Iblis, ada sedikit kejadian tak terduga.”
“Qin Fengqing sepertinya menghadapi masalah.”
“Fang Ping yang reputasinya kurang baik di pasar luar, justru tidak mengalami masalah.”
“Sebaliknya Qin Fengqing, ditatapi dengan pandangan ingin membunuh oleh beberapa siswi di seberang.”
“Fang Ping seketika mengasosiasikan banyak hal: hubungan tak bertanggungjawab, cinta-benci yang rumit, ikatan masa lalu yang tak terputus...”
“Akhirnya, Fang Ping menemukan semua tebakannya salah.”
“Pemimpin petarung perempuan Akademi Wanita Kota Iblis yang marah sekali, melihat Qin Fengqing, melotot padanya sambil berteriak: "Qin Fengqing, kau masih berani muncul!"”
“Qin Fengqing sebenarnya bingung, sangat terkejut, sama sekali tidak terlihat dibuat-buat, bertanya heran: "Kau kenal aku? Reputasiku sudah sebesar ini?"”
““Kau!””
“Beberapa petarung perempuan hampir muntah darah karena marah!”
“Siapa yang tidak kenal dasar bangsat sepertimu!”
“Salah satu siswi yang terlihat lebih muda dengan kesal berkata: "Kau terus berpura-pura! Waktu di liang bumi dulu, kami tidak mengganggumu, tapi kau malah mengarahkan puluhan monster liang bumi untuk memburu kami, pantaskah kau disebut pria?!"”
“Qin Fengqing mengernyit, tak habis pikir: "Jangan fitnah, aku tak pernah melakukan hal seperti itu."”
““Kau masih berpura-pura!””
Pemimpin siswi itu emosinya tak terkontrol: "Ini bulan Januari tahun ini, kita hampir mati di dekat medan perang, puluhan monster liang bumi! Kalau bukan karena mentor datang menyelamatkan, pasti sudah tewas!"
Qin Fengqing menggaruk kepala, "Beneran?"
Kabur sambil membawa monster... Bukan pertama kali dia melakukan ini.
Sudah berkali-kali dilakukannya. Kejadian dengan Fang Ping juga bukan kebetulan, dia memang berpengalaman.
Tapi biasanya dia kabur sangat jauh sampai tidak bertemu petarung manusia.
Area medan perang, jarang didatanginya.
Setelah mengingat-ingat, Qin Fengqing memang tidak ingat. Malas juga mikirin, "Daripada mati, buat apa dipikirin."
Perkataannya membuat beberapa orang di seberang ingin langsung membabatinya.
Kau bicara seenaknya saja!
Qin Fengqing tertawa sinis: "Ini juga bagian dari riset! Pokoknya yang penting selamat. Seharusnya kalian berterima kasih padaku. Pernah alami situasi seperti ini?"
"Seru kan?"
"Memicu potensi tersembunyi kalian!"
"Puluhan monster, kalau memang aku yang mengarahkan, pasti pertama kali kalian mengalami hal segila ini."
"Medan perang kan jarang ada monster. Pengalaman ekstrim ini yang membuat kalian terpacu sampai masuk tingkat empat dan lolos 20 besar. Benar kan?"
Qin Fengqing berkelit, tapi anehnya para siswi di seberang tiba-tiba berhenti mengumpat.
Fang Ping terlihat bingung, "Jadi... ini beneran terjadi?"
"Qin Fengqing hebat juga ya!"
"Kemampuan bujukannya makin meningkat!"
Qin Fengqing setelah selesai bicara menambahkan: "Kalau di babak pertama ketemu kalian, tenang, aku akan mengulur waktu. Aku beda sama Fang Ping, aku nggak gebret dada..."
Fang Ping membalikkan mata putihnya, langsung menyeretnya pergi.
Ketemuan sama orang ini, selalu bikin malu.
……
Kembali ke kamar, Fang Ping dan beberapa orang berkumpul lagi, ngobrol sebentar.
Tapi undian belum diadakan, belum tahu bakal ketemu tim mana di babak pertama, untuk sementara nggak perlu persiapan strategi atau analisis intel.
Setelah ngobrol singkat, mereka bubar dan kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.
Pertandingan sudah di depan mata, semua juga nggak ada mood jalan-jalan.
……
Sepanjang malam tanpa kejadian.
Keesokan harinya, semua bangun pagi-pagi.
Pengundian kali ini dan pertandingan selanjutnya diadakan di Universitas Bela Diri Ibu Kota.
Awalnya rencananya diadakan di Birdcage Ibu Kota.
Entah karena pengaruh Universitas Bela Diri Ibu Kota atau tidak, lokasinya diubah ke kampus mereka, membuat Fang Ping menggerutu dalam hati.
Acara pertukaran ganggu latihan guru-murid Kota Iblis, tapi nggak ganggu latihan Universitas Ibu Kota?
Pemerintah jelas mau memegang mangkok air dengan rata... salah, ini malah nggak adil, jelas-jelas memihak Universitas Ibu Kota.
Keluar dari hotel, tetap nggak kelihatan Huang Jing dan yang lain.
Orang-orang ini dari kemarin datang terus hilang, entah ke Universitas Ibu Kota atau ke daerah lain.
Kali ini Ling Yiyi nggak datang, Han Xu juga nggak, yang jemput malah murid Universitas Ibu Kota yang nggak dikenal.
Yang lain mungkin nggak kenal, tapi Fang Ping kenal.
Begitu lihat orangnya, Fang Ping langsung terpana!
"Ah Xiang, berani-beraninya kamu datang!"
“Fang Wenxiang diam seribu bahasa. Han Xu memberitahunya, ini adalah perjalanan pemurnian hati.”
Pejuang sejati, hati pun harus kuat!
Bahkan sindiran, hinaan, dan tusukan hati dari Fang Ping saja tak bisa ditahan, berarti jurus pedangmu belum murni.
Semalam, Klub Bela Diri mengadakan rapat dadakan: siapa yang akan menjemput.
Han Xu berpidato penuh semangat tentang keadilan. Fang Wenxiang mengajukan diri, mengangkat tangan menyatakan kesediaannya.
Perjalanan pemurnian jiwa!
“Ah Xiang, hutangmu padaku masih ingat?”
Fang Ping menepuk bahu Fang Wenxiang. Tak disangka, dia berani muncul sendirian di sini.
Fang Wenxiang tak menjawab, memberi isyarat agar mereka masuk mobil.
Melihat Fang Ping menahan tangannya, Fang Wenxiang tenang berkata: “Aku bukan peserta pertandingan. Jika kau nekat, ada master patroli di Ibu Kota.”
Fang Ping menyeringai: “Aku takkan memukul. Jika kau rusak, bagaimana bisa melunasi hutang? Ini cuma pengingat: kaulah penghutang pertamaku.”
Dulu di pertandingan, setelah Fang Ping menelan Pil Energi, Fang Wenxiang malah menyerah dan kabur - membuat Pil Qi-Darah Level 1-nya sia-sia.
Saat itu Fang Ping sudah bersumpah: setiap ketemu, akan ditagih.
Fang Wenxiang pura-pura tuli. “Terserah kau sebut hutang. Aku di sini untuk memurnikan jiwa.”
Soal memukulku... Keluargaku juga punya master.
Fang Ping sepertinya tahu apa yang dipikirkannya, tersenyum sumringah berkata: "Guruku hampir berhasil, nanti, guru dan murid bersama-sama datang ke pintu rumah untuk menagih utang. Kakek Fang akan dihadapi guruku, sedangkan aku khusus menghadapimu."
Kakek Fang, dialah musuh bebuyutan Lü Fengrou.
Alasan perseteruan mereka, Fang Ping tidak terlalu jelas.
Singkatnya, setiap bertemu, Lü Fengrou pasti memburunya. Tak bisa mengalahkannya, memanggil mantan suaminya untuk menakut-nakutinya. Kakek Fang juga merasa sangat memuakkan, pergi ke Shanghai harus menunggu saat Lü Fengrou tidak ada.
Ekspresi Fang Wenxiang langsung muram, latihan mentalnya tidak berjalan mulus.
Dalam hati mengumpat, guru dan murid ini sama-sama bukan orang baik.
Kakeknya sendiri setiap menyebut Lü Fengrou pasti mengumpat habis-habisan. Sang kakek merasa dirinya sangat salah tuduh, hanya berkata sedikit saja tapi diburu bertahun-tahun.
Tapi, sebenarnya ada sedikit rasa bersalah.
Sebenarnya menurut pandangan Kakek Fang, ini bukan masalah besar, semua orang sudah terbiasa.
Putri Lü Fengrou tewas di liang bumi, membuatnya menjadi gila-gilaan. Sang kakek tanpa sengaja berkata: "Tewasnya seorang putriapa..." Nah, ini langsung memicu kemarahan Lü Fengrou.
Sebenarnya menurut Kakek Fang, ucapan ini biasa saja. Sebelumnya Tian Mu bahkan memarahi Menteri Pendidikan Zhang Tao: "Tewasnya seorang putraapa", tapi Zhang Tao juga tidak bereaksi berlebihan.
Hanya bisa dikatakan, petarung pria dan wanita berbeda.
Masalah ini hanya bisa diterima sebagai kerugian.
“Lü Fengrou sudah bertengkar hebat dengan Wu Kuishan demi putrinya, wajar saja jika dia sebagai orang luar mengatakan hal ini lalu diburu.”
“Sekarang Fang Ping mengada-ada, memaksa bilang aku berhutang obat padanya, Fang Wenxiang juga merasa dirinya difitnah.”
“Dasar keparat, kau minum obat lalu gagal membabat orang, kok malah menghitung hutang di kepalaku?”
“Apa aku harus diam saja dan membiarkan kau membabat?”
“Sama sekali tidak masuk akal!”
Fang Ping tak peduli, menepuk bahunya dan naik mobil bersama sambil tertawa: “Ah Xiang, perkembangannya agak lambat nih. Baru masuk kasta tiga tahap tengah, lebih lambat dari Zhao Lei dkk, kalah jauh dari Han Xu. Kayanya pendidikan di Universitas Bela Diri Ibu Kota biasa saja. Gimana kalau pindah ke Universitas Bela Diri Kota Iblis?”
Fang Wenxiang terdiam.
“Kau punya kakek seorang master, tapi malah kalah dari Chen Yunxi. Tidak merasa ada yang salah?”
“Lingkungan di Universitas Bela Diri Ibu Kota kurang baik, sistem pelatihan individual. Lihat, kenapa Han Xu berkembang lebih cepat? Apa karena tulang tempering ketiga?”
“Faktanya... Benar. Karena dia tiga kali, kau dua kali, mereka meninggalkanmu.”
“Tapi di Universitas Bela Diri Kota Iblis berbeda. Kami tak akan meninggalkanmu.”
“Jika kau di sini, mungkin sudah mencapai kasta tiga tahap tinggi.”
“Lagipula marga kita sama, 500 tahun lalu mungkin satu keluarga. Sekarang aku Ketua Klub Seni Bela Diri. Jika aku jadi master sebelum wisuda, posisiku akan kosong. Aku yakin padamu, datanglah ke sini dan gantikan aku!”
"Fang Wenxiang membuka mulutnya, sangat ingin mengumpat!"
"Apa kau bercanda?"
"Jangan lihat aku seperti itu, aku serius. Tingkat lima-ku sudah di depan mata, paling lama enam bulan lagi naik ke tingkat enam! Setelah masuk tingkat enam, aku akan menutup tiga pintu Jiao, lalu langsung mencapai puncak. Bahkan menjadi pejuang puncak Tingkat Enam dengan penyatuan darah dan esensi, tiga lima bulan lagi aku akan jadi master. Total hanya setahun!"
"Saat itu, baru masuk tahun ketiga. Kau jadi Ketua Klub Bela Diri di tahun ketiga, masih belum puas?"
"Sejujurnya, dari semua orang di Universitas Ibu Kota, hanya kau yang kulihat potensinya. Lihatlah, apa aku mencari Han Xu? Apa aku cari Ling Yiyi?"
"Mengapa khusus mencarimu?"
"Kau ditekan di Universitas Ibu Kota, tak sadarkah dirimu?"
"Lagipula, guruku dan kakekmu sekarang bermusuhan. Ini bukan hal baik. Sebagai generasi muda, kita harus jadi penengah."
"Jika kau jadi Ketua Klub Bela Diri, berarti kau bagian dari Universitas Iblis, pimpinan tinggi. Kita semua satu keluarga."
"Nanti, mana mungkin guruku melawan sesama anggota?"
"A Xiang, pertimbangkan baik-baik. Di Universitas Ibu Kota, Zhao Lei pasti akan menggantikan Li Hantong. Kau sendiri?"
"Jika kau ke Universitas Iblis, kecuali kau tak percaya diri merasa tak bisa kalahkan Zhao Lei dkk, aku tak punya prasangka. Kau bisa jadi Ketua."
"Laki-laki sejati, maukah hidup di bawah bayang-bayang orang selamanya?"
Fang Wenxiang bergumam: "Kau jadi master, seriusan?"
"Tak percaya? Jika aku jadi master sebelum lulus, tak usah banyak-banyak. Berikan separuh aset Keluarga Fang-mu padaku, setuju?"
Fang Wenxiang terdiam.
"Renungkan sendiri: tetap menjadi orang tidak berarti di Universitas Bela Diri Ibu Kota, atau datang ke Universitas Bela Diri Kota Iblis untuk memegang wewenang besar? Setelah memenangkan pertandingan pertukaran ini, aku takkan membujukmu lagi. Mau datang atau tidak terserah, yang jelas kami takkan kekurangan jenius petarung di masa depan."
Fang Wenxiang masuk dalam kontemplasi.
Qin Fengqing dan yang lain mengawasi atap gerobak sambil berpikir: Dasar idiot, masak percaya omongan itu?
Berani pindah ke Universitas Bela Diri Kota Iblis? Orang Universitas Bela Diri Ibu Kota pasti membunuhmu, percaya atau tidak?
Sekalipun tidak dibunuh, hidup di bawah sayap Fang Ping di Universitas Bela Diri Kota Iblis berarti nasibmu tergantung kemauannya - dibentuk bulat atau gepeng sesuai keinginannya.
Tapi... kalau berhasil membujuk jenius dari Universitas Bela Diri Ibu Kota, pasti akan sangat menarik.
Universitas Bela Diri Kota Iblis pasti menerima!
Semua yang hadir tak perlu berpikir panjang: Jika Fang Wenxiang benar-benar datang, Fang Ping pasti akan memanfaatkannya untuk propaganda besar-besaran. Universitas Bela Diri Ibu Kota bersiaplah menelan kerugian besar!
Jenius petarung pindah ke kampus lain... Ini masalah sangat serius.
Gerobak terus melaju.
Suasana di dalam gerobak terasa aneh.
Sopir yang juga dari Universitas Bela Diri Ibu Kota bernapas terengah-engah, menyadari bencana besar akan terjadi!
Pengacau dari Universitas Bela Diri Kota Iblis kini tak sekadar memprovokasi, tapi bahkan menarik orang!
Ironisnya... jenius mereka tampak mulai tertarik.
Sopir ingin berbicara, tapi merasakan puluhan energi tajam mengarah ke punggungnya. Keringat dingin bercucuran, mulutnya terkunci rapat.
