Kong Yuanrong melayang turun dari panggung dengan perasaan memuakkan, tersakiti, marah, kesal, menyalahkan diri sendiri... Tidak bisa berjalan biasa.
Singkatnya, emosinya mencapai batas maksimal!
Ini benar-benar perlakuan tidak adil!
Dari awal sampai akhir, tidak pernah mengeluarkan satu jurus pun melawanku. Sekalipun kau melukaiku dengan satu pukulan tinju, aku rela.
Tapi dari awal kau hanya fokus menghancurkan panggung, serius jadi penghancur panggung. Aku kalah seperti ini, lebih memalukan daripada dihancurkan Fang Ping.
Fang Ping tak lupa memberikan tusukan terakhir: "Ingat perjanjian taruhan."
Kong Yuanrong: "..."
Kong Yuanrong diam seribu bahasa, langsung menuju backstage tanpa menoleh.
……
Backstage.
Beberapa murid Universitas Bela Diri Xishan saling pandang. Lama kemudian, petarung yang akan naik panggung bergumam: "Masih bertarung?"
Yang hadir saling memandang bingung. Ini... Keputusan yang sulit.
Di tengah keraguan mereka, seorang mentor Universitas Bela Diri Xishan masuk: "Naik panggung! Hemat kekuatan, tapi jangan menyerah sebelum bertarung!"
Kekalahan sudah pasti.
Tapi menyerah sebelum naik panggung, itu bukan tradisi universitas bela diri.
Seberat apapun, harus naik panggung. Sekalipun akhirnya kalah.
Saat orang kedua keluar dari backstage, Kong Yuanrong tiba-tiba menghela napas, lalu segera berkata: "Semua bersiap! Kita akan bertanding di babak Hidup Kembali!"
Kali ini kita maafkan saja, anggap mereka sial bertemu Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Sekarang dia tidak mengalami luka berat, hanya luka ringan di kulit. Kekuatannya masih utuh, jauh lebih unggul dari Universitas Bela Diri Tiannan. Xuan Jiye dari Tiannan terluka cukup parah. Untuk pertandingan grup pecundang, kedua tim ini sudah pasti - meski tak sanggup lawan Kota Iblis, melawan Tiannan masih memungkinkan.
……
Panggung depan.
Murid Universitas Bela Diri Xishan menatap panggung yang rusak beberapa saat, lalu memilih menggunakan teknik melayang untuk naik ke arena.
Fang Ping yang sedang melayang di udara terlihat sangat bebas, sementara langkahnya di atas panggung rusak justru mengurangi semangat epiknya.
Fang Ping tidak memandangnya, malah bertanya ke wasit: "Guru, tidakkah panggung ini diperbaiki dulu?"
Wasit menghela napas lama sebelum menjawab: "Tak sempat. Bertarunglah dalam kondisi begini."
Masih mau diperbaiki?
Apa setelah diperbaiki kau akan menghancurkannya lagi?
Fang Ping bergumam dalam hati: "Kecil hati sekali!"
Universitas Ibu Kota, benar-benar pelit.
……
Lantai dua.
Rektor Universitas Ibu Kota tiba-tiba tersenyum: "Besok ganti dengan panggung alloy level A!"
Master lain berkata dingin: "Jika dia bisa menghancurkannya, Universitas Ibu Kota tak akan pernah lagi jadi tuan rumah pertandingan pertukaran atau turnamen panggung!"
Semua yang hadir paham maksud Fang Ping menghancurkan panggung kali ini.
Sebagai juara angkatan sebelumnya, event pertukaran tahun ini seharusnya memang diselenggarakan di Kota Iblis.
Akhirnya Universitas Bela Diri Ibu Kota menggunakan pengaruhnya, merebut kesempatan ini, Fang Ping jelas-jelas sangat tidak puas.
Huang Jing dan yang lain tidak berkomentar, Fang Ping juga tidak secara terbuka menolak, karena itu adalah saran pemerintah.
Tapi saat pertandingan, dengan menghancurkan panggung, membuktikan bahwa pertandingan pertukaran yang diadakan Universitas Ibu Kota memiliki banyak lubang logika, persiapan tidak matang, secara diam-diam juga mempermalukan mereka.
Panggung alloy level A!
Beberapa master lain diam-diam terkejut, Universitas Bela Diri Ibu Kota memang pantas disebut universitas nomor satu.
Fondasinya benar-benar menakutkan.
Meskipun yang disebut panggung alloy level A hanya dilapisi alloy level A di permukaan, tapi area panggung yang besar ini membutuhkan setidaknya 1-2 ton alloy level A untuk menutupinya.
Di Universitas Bela Diri Kota Iblis, harga alloy level A adalah 200 kredit/KG, satu ton berarti 200 ribu kredit!
Beberapa ton... Kalau digunakan untuk membuat senjata, berapa banyak senjata level A yang bisa dibuat?
Tentu saja, alloy level A untuk panggung umumnya adalah sisa bahan, beberapa yang disebut alloy level A mungkin tidak benar-benar mencapai kualitas itu.
Master dari Universitas Ibu Kota saat ini juga sudah nekat.
Pukullah!
Kalau benar-benar bisa menghancurkannya, kami mengakui kehebatanmu. Universitas Ibu Kota tidak akan lagi mengadakan kompetisi, puas?
Kalau tidak hancur... Lebih baik si nak ini tulangnya remuk sendiri karena getaran, biar kapok!
Beberapa master belum memikirkan sejauh itu, sementara beberapa mentor di samping sedang mempertimbangkan apakah akan melapisi permukaan dengan sedikit alloy level C, lalu menaruh alloy level A di bawahnya?
Biarkan si Fang Ping ini terus berlaku sombong!
"Jika benar seperti sekarang, memukul tanah alloy level A dengan tangan kosong, selain itu, dia bisa mematahkan tulang tangannya sendiri!"
……
Di atas panggung.
Fang Ping tidak tahu pikiran Universitas Bela Diri Ibu Kota.
Mengetahui panggung tak akan diperbaiki lagi, Fang Ping kehilangan minat dan bertanya ke arah lawannya: "Hei... apakah Zhang Wei naik panggung?"
Tadi di backstage, dia tidak melihat urutan tempur kedua tim karena benar-benar tidak peduli.
Sikap merendahkan Fang Ping semakin jelas terlihat!
Petarung Universitas Bela Diri Xishan geram, tapi sebelum sempat berkomentar, Fang Ping sudah tak sabar: "Lupakan, kita akan tahu setelah bertarung."
"Mulai!"
"Sihir pembekuan!"
Fang Ping kembali menggebrak meja, bersamaan dengan tinju kanannya yang memancarkan cahaya darah, semburan energi vital langsung melesat ke arah lawan!
Tubuh lawannya terhenti, hampir jatuh dari udara.
Sebelum sempat lepas dari tekanan spiritual, energi tinju Maha Fang Ping sudah menghantam, merasuk ke dalam tubuh lawan.
"Bruk!"
Dentuman berat terdengar. Lawannya merasakan organ dalamnya berguncang, jembatan alam ketiga yang baru dibangun mulai goyah. Energi yang tak terkendali membuatnya tak bisa bertahan di udara, langsung terjatuh!
Seluruh arena kembali hening, sunyi yang menyeramkan!
……
"Ini petarung level empat?"
"Benar level empat, jenius petarung Xishan yang pernah mengalahkan petarung level empat dari kampus lain di pertandingan universitas. Kekuatannya seharusnya... seharusnya kuat..."
Orang yang merespons bingung bagaimana harus merespons.
Apakah dia kuat?
Petarung kedua Universitas Bela Diri Xishan, sebelumnya menunjukkan performa cukup handal di pertandingan pertukaran universitas bela diri biasa.
Atau bisa dikatakan, semua anggota tim dari universitas yang masuk 10 besar ini adalah bintang-bintang daerah dan pejuang tangguh!
Tapi sekarang?
Fang Ping Universitas Bela Diri Kota Iblis mengalahkan mereka seperti memukul anak kecil, hanya dengan beberapa raungan "Roarrr", pihak lawan langsung tertegun dan terjatuh, sampai sekarang masih terperosok di tumpukan serpihan logam.
Sungguh mempermalukan diri!
Beberapa penonton dari Xishan hampir tak kuasa mengumpat, kemuliaan Xishan!
Dihancurkan begitu saja sampai tidak diketahui hidup matinya?
……
Pada saat yang sama.
Di berbagai sudut gym, anggota tim peserta lain sedang menyaksikan pertarungan.
Yao Chengjun menggelengkan kepala pelan melihat kejadian ini: "Xishan tidak akan bisa memaksa dia mengeluarkan kekuatan sebenarnya."
……
Di tempat lain.
Li Hantong juga menghela napas: "Tidak terlihat perbedaannya, selisih kemampuan terlalu besar. Universitas Xishan sama sekali tidak bisa memaksanya menggunakan seluruh tenaga."
……
Wang Jinyang melirik Lan Wufeng di sampingnya: "Antara kamu dan Zhou Wuji, siapa yang lebih kuat?"
Lan Wufeng terdiam, kemungkinan level mereka hampir setara.
"Masalah adikmu adalah keputusanku. Lupakan niat balas dendam. Jika bertemu dia, kau tak akan bertahan satu jurus pun."
"Aku... Aku mengerti."
Wang Jinyang tidak melanjutkan. Fang Ping memang selalu membunuh instan lawan yang levelnya di bawahnya.
Berharap ujian kemampuan dari Universitas Xishan? Tak ada secercah harapan pun.
"Di keluarga lain, dengan campur tangan petarung puncak, mungkin bisa melihat sesuatu."
……
Di dalam gym, bisik-bisik mulai berhembus.
Di luar gym.
Beberapa penonton yang sedang menyaksikan siaran langsung pun ikut mendidih!
"Iniapa? Membunuh instan?"
"Yang di sebelah itu konyol ya? Aku bahkan tidak melihat Fang Ping menyerang, dia sendiri tidak bisa stabil terbang lalu jatuh?"
"Aku melihat, sepertinya kilatan golok!"
"Kilatan golok apaan, itu pelepasan energi, satu jurus langsung membuat pihak lain tidak tahu hidup mati. Universitas Bela Diri Xishan terlalu lemah!"
"Menurutku bukan Xishan yang lemah. Kalau benar-benar lemah, tidak mungkin masuk 20 besar. Fang Ping memang terlalu kuat. Dengar-dengar sebelumnya, kemampuan spiritual Fang Ping bisa dilepaskan... Sebenarnya aku tidak terlalu paham, intinya dia sangat jago. Ketemu lawan dengan kemampuan spiritual lebih rendah, bisa langsung melumpuhkan perlawanan mereka."
"Maksudmu sihir pembekuan yang dia sebutkan?"
"Benar ada sihir pembekuan?"
“……”
Topik pembicaraan di luar arena semakin melenceng.
Di dalam gym.
Rektor Universitas Bela Diri Xishan di lantai dua bahkan tidak bisa bersuara lagi. Dengan memberi isyarat ke mentor di sampingnya, pejabat tinggi tingkat enam Xishan menghela napas: "Zhou Wuji, menyerah!"
Lantai satu.
Fang Ping tersenyum: "Lanjutkan, jangan beri aku waktu istirahat."
Tidak ada yang menghiraukannya.
Apakah Anda mengeluarkan tenaga? Apa bedanya diberi waktu istirahat atau tidak?
Tapi pertandingan harus dilanjutkan. Murid ketiga Xishan muncul, sekaligus pejuang tingkat empat terakhir mereka.
Melihat ekspresi siap mati lawannya, Fang Ping tiba-tiba berbisik: "Berikan 5 juta padaku, aku akan bertarung satu menit bersamamu!"
"Fang Ping!"
"Sebelum orang itu sempat bicara, wasit membentak: "Lanjutkan pertandingan! Kalau masih ngaco, diskualifikasi!"
Sialan, apa si nak ini sudah gila?
Berani main skor palsu di depan Laozi!
Fang Ping menghela napas. Sudahlah, cuma bercanda. Wasit ternyata orang kolot, nggak ngerti humor.
"Sihir pembekuan!"
Fang Ping meneriakkan mantra lagi, lalu mengayunkan tinju. Kali ini dia tidak menggunakan pelepasan energi, melainkan melesat dengan teknik ke depan lawan. Satu pukulan langsung melontarkan musuh keluar panggung.
Kalau mau menyerah, ngapain diperpanjang. Buang-buang waktu.
"Fang Ping menang!"
Dua komentator pun bungkam. Saat ini komentar sudah tak bermakna.
Dengan santai Fang Ping berseru: "Lanjutkan!"
"Universitas Bela Diri Xishan menyerah!"
Rektor Feng di lantai dua langsung menyatakan kekalahan.
Masih tersisa dua petarung puncak kasta tiga. Bertarung atau tidak, sama saja tak berarti.
Naik panggung? Satu-satunya kemungkinan adalah terpental oleh pukulan Fang Ping.
Petarung tingkat empat masih bisa berharap duel seimbang. Kasta tiga? Jangan harap. Lanjut bertarung hanya akan mempermalukan muka Xishan.
Total lima menit!
Dari lima menit itu, tiga menit digunakan Fang Ping untuk bertarung di panggung!
Pertandingan selesai!
Memandangi penonton yang masih penuh, pihak Universitas Bela Diri Ibu Kota kembali pusing.
Harus bagaimana?
Penonton baru saja masuk!
Sekarang sudah bubar?
Tiket pertandingan ini dijual 1000 keping per lembar - tidak mahal tapi juga tidak murah.
Akibatnya... beberapa orang cuma sempat ke toilet, pertandingan sudah berakhir. Sungguh bikin menggerutu!
Tim Universitas Bela Diri Ibu Kota pusing, dua komentator kali ini akhirnya tahu menjaga harga diri mereka. Setidaknya perlu menyelamatkan situasi. Pertandingan seharusnya berlangsung puluhan menit, selesai dalam beberapa menit terlalu cepat dan kurang pantas.
Melihat Fang Ping hendak turun panggung dengan gaya, komentator pria buru-buru berkata: "Komandan Fang, tunggu sebentar. Tentang pertarungan tadi, ada yang ingin disampaikan ke penonton?"
"Universitas Bela Diri Kota Iblis mengejar juara pertama. Meskipun Universitas Bela Diri Xishan relatif tidak lemah, namun hanya dibandingkan universitas lain. Dalam waktu singkat, perkembangan kami hingga bisa bersaing dengan Universitas Ibu Kota, jelas berbeda dengan universitas biasa."
Fang Ping kali ini memberi muka pada Universitas Ibu Kota: "Tapi perlu saya tambahkan, penyelenggaraan kali ini kurang baik. Untuk petarung level empat, arena outdoor lebih cocok karena indoor terlalu sempit."
"Ini baru pembuka. Nanti di babak 10 besar, akan banyak pejuang kuat. Menurut saya tidak perlu lagi terbatas pada pertarungan di panggung."
"Bagi banyak orang, batasan ini terlalu besar!"
"Saya sih tidak masalah, tapi anggota tim bertipe kecepatan mungkin terlempar keluar panggung saat berlari. Apakah itu dianggap kalah?"
"Kalau sudah bicara pertarungan kekuatan sejati, harus mencakup semua aspek."
"Jadi saya usulkan pertandingan selanjutnya di outdoor agar petarung level empat bisa menunjukkan kemampuan sebenarnya."
"Selain itu, untuk pertandingan mendatang saya usulkan tambahkan pertarungan tim!"
Petarung, pertarungan satu lawan satu adalah keahlian utama, tapi pertarungan tim juga sangat diperlukan. Beberapa petarung, bahkan yang tingkat empat, bukanlah penyendiri. Mereka memiliki tim sendiri, kerja tim dapat memicu ledakan kekuatan tempur yang lebih dahsyat.
Ditambah dengan pertarungan tim, ini juga bisa mengurangi selisih kemampuan antar pihak.
Contohnya kali ini, jika Universitas Bela Diri Xishan membentuk tim lima orang, meski tetap kalah, tapi tidak akan kalah dengan malu seperti ini..."
Fang Ping berbicara lancar, dua komentator tak tahu harus menyambut bagaimana.
Ini sudah melampaui masalah pertandingan kali ini.
Dengan perasaan campur aduk, komentator pria terpaksa memotong: "Ketua Fang, menurutmu, tim mana yang paling mengancam dalam pertandingan pertukaran ini?"
"Kalau bicara kekuatan menyeluruh, tentu Universitas Bela Diri Ibu Kota yang paling mengancam. Tapi meski kekuatan keseluruhan mereka kuat, kontribusi individual dalam pertarungan tunggal mungkin tidak terlalu besar."
"Dalam format pertandingan seperti ini, kekerasan individu yang kuat justru lebih berperan sebagai ancaman."
"Akademi Militer Pertama, Universitas Bela Diri Ibu Kota, Universitas Bela Diri Nanjiang - beberapa institusi ini memiliki pejuang tingkat empat tengah yang mengawasi, kemampuannya seimbang."
"Universitas Bela Diri Nanjiang? Yang Ketua Fang maksud adalah Ketua Wang Jinyang? Peringkat Ketua Wang di daftar tingkat empat tidak terlalu tinggi..."
Fang Ping tersenyum: "Bagi kami, daftar peringkat sebenarnya hanya bonus tambahan. Kalau ada waktu baru mencoba tantangan, kalau tidak ya tidak perlu. Kami tidak begitu senggang, seringkali tidak perlu terlalu memperdulikan ini..."
Ucapan ini seolah menyiratkan Yao Chengjun dan Li Hantong sangat senggang.
Orang-orang dari Jingwu dan Akademi Militer Pertama penuh kemarahan, bahkan mulai kesal dengan komentator, "Ngapain masih nanya-nanya? Cepat suruh dia pergi!"
Dua komentator, melihat waktu sudah melebihi sepuluh menit, berhenti bertanya dan tersenyum, "Terima kasih Ketua Fang atas ulasannya untuk pertandingan ini..."
Fang Ping juga tidak ambil pusing, langsung kembali ke backstage.
Soal serpihan paduan logam di area panggung depan, Fang Ping sengaja tidak melihatnya.
Di depan umum, harus menjaga wibawa.
Meski bisa dianggap sebagai trofi dan dibawa pulang—Jingwu belum tentu akan menagihnya—tapi Fang Ping juga punya harga diri, mana mungkin melakukan hal begitu.
Begitu masuk backstage, Fang Ping langsung menatap Qin Fengqing, "Di panggung itu banyak paduan logam Level C. Sekarang Jingwu malu untuk menariknya. Kau ambil, bagi delapan-dua!"
Qin Fengqing tertegun, lalu bergumam, "Kenapa tidak kau sendiri yang ambil?"
"Ngomong aja! Semua orang kenal aku. Aku kan figur publik. Bisa melakukan itu? Kau tidak masalah, jarang yang mengenalmu."
"Aku... Aku yang ambil, itu punya aku!"
"Aku yang menghancurkannya. Lima-lima, sudah adil untukmu."
"Delapan-dua, aku delapan kau dua!"
"Tujuh-tiga!"
“……”
Saat mereka berdebat panas, para anggota Universitas Bela Diri Xishan di samping memelas wajah, lalu diam-diam meninggalkan backstage.
Kalah dari tim lain masih bisa diterima, tapi kalah dari regu ini terasa sangat memalukan.
"Cepetan! Nanti diambil orang!"
"Kalau begitu aku berangkat!"
Qin Fengqing tidak banyak bicara. Begitu dapat, siapa yang mau kasih ke Fang Ping? Masa saya bodoh.
Melihat Qin Fengqing berlari sangat cepat, Zhang Yu mengeluh pusing, "Tolong jaga harga diri Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
Ini untuk Universitas Bela Diri Kota Iblis, bukan Universitas Bela Diri Ibu Kota.
Memalukan sekali!
Fang Ping meliriknya dan berkasa santai, "Bukan aku yang melakukannya. Qin Fengqing pergi mengais sampah, memalukan diri sendiri juga urusannya. Dia toh tidak peduli."
Zhang Yu merasa tak berdaya. Universitas Bela Diri Kota Iblis sudah bukan seperti dulu lagi!
……
Pada saat yang sama.
Beberapa master lantai dua yang hendak pergi tiba-tiba berdehem canggung.
Ekspresi beberapa mentor Universitas Bela Diri Ibu Kota gelap menakutkan!
Huang Jing melirik ke sekeliling seolah mencari alasan, baru setelah lama berkata, "Qin Fengqing atas inisiatif sendiri membantu membersihkan Universitas Bela Diri Ibu Kota. Universitas Bela Diri Kota Iblis dan Ibu Kota adalah saudara, semua murid harus begini, jangan punya prasangka sektarian..."
Tang Feng dan beberapa orang diam-diam menghela nafas. Sangat sulit bagi Dekan, akhirnya menemukan alasan yang cukup meyakinkan.
Rektor Universitas Bela Diri Ibu Kota tiba-tiba tertawa kecil, tanpa komentar lagi. Matanya melirik ke arah Qin Fengqing yang sedang membungkuk memungut serpihan paduan logam, sambil berjalan ia berkata, "Pendapat Dekan Huang masuk akal. Lain kali Universitas Bela Diri Ibu Kota juga akan bersaudara dengan Universitas Bela Diri Kota Iblis."
Huang Jing tidak menghiraukan. Lain kali baru bicara, lagipula di wilayah kekuasaan Universitas Bela Diri Kota Iblis, sangat sulit mengambil keuntungan...
