Area Selatan Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Dua siswa yang kabur tadi jelas meremehkan Qin Fengqing.
Mereka kira Qin Fengqing cuma mau nyindir Fang Ping...
Padahal, saat ini ekspresi Fang Ping gelap menyeramkan. Dengan nada lembut dia bertanya: "Rektor, menurut Anda apa yang dia rencanakan?"
Huang Jing menghela napas: "Kurasa dia sedang mencari ajal."
Saat mereka berbicara, sebenarnya sudah lama merasakan kedatangan Qin Fengqing.
Tapi si itu malah tidak menampakkan diri. Dengan gerakan lincah seperti kucing, dia membungkuk dan bersembunyi di depan mereka.
Fang Ping dan Huang Jing melepaskan kemampuan spiritual mereka. Mereka menemukan si itu dengan wajah bersemangat mencoba sesuatu. Qin Fengqing bahkan memukuli udara dengan tinjunya sambil tersenyum mesum.
Huang Jing mengamati sejenak lalu mendesah: "Ini mau memukul botakmu yang besar?"
Wajah Fang Ping berkerut. Dia menggigit gigi dan berbisik: "Apa dia kesurupan? Aku kan sudah melepaskan kemampuan spiritual, masa nggak bisa mendeteksi keberadaannya?"
“Jadi maksudnya dia ingin cari mati, mungkin dia kira di kampus, kita tidak akan mengambil inisiatif melepaskan kemampuan spiritual... Tapi si nak ini tidak punya pengalaman itu, mungkin tidak mengerti yang dimaksud reaksi stres...”
Huang Jing benar-benar merasa senyum pahit, Qin Fengqing memang sedang mengejar kematian.
Melihat gaya bertarungnya, Huang Jing bisa menebak apa yang akan dilakukannya selanjutnya, tidak lain tiba-tiba melompat, membuka topi Fang Ping, dan menghantam kepalanya dengan satu pukulan tinju.
Lalu... mungkin akan berkata, salah kenal orang!
Si nak ini, benar-benar mengira Fang Ping mudah diajak berunding?
Jangankan bukan salah kenal, sekalipun benar salah kenal, Fang Ping pasti akan memukulinya sampai makan debu.
Huang Jing juga malas memberi teguran pada Qin Fengqing, namun memperlambat langkahnya sedikit, bertanya lembut: "Beberapa hari lagi jika turun ke liang bumi, jangan terlalu mengambil risiko, tolong rawat sedikit Feng Qing."
Fang Ping menoleh memandangnya, Huang Jing bergumam seperti orang mengigau: "Anak ini juga hidup menderita, ayahnya dulu punya bakat alam luar biasa, sejak dini sudah mencapai tingkat lima, tapi tewas dalam sebuah serangan malam, saat itu dia masih kecil.
Abu jenazah ayahnya... adalah aku dan Guru yang mengantarkannya.
Sampai sekarang aku masih ingat, si nak ini tidak menangis tidak marah, ibunya memaki Guru telah membunuh suaminya, membunuh ayah dari anaknya...
Saat itu, Guru sangat berduka, tapi kemudian anak ini mengejar kami, berkata setelah dewasa juga ingin masuk Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Kau tidak tahu, betapa bahagianya senyum Guru saat kami pergi.
Di kemudian hari, dia benar-benar datang ke Universitas Bela Diri Kota Iblis, sayangnya karena bakatnya lebih rendah dari orang lain, latihannya sebenarnya sangat lambat. Tapi si nak ini keras kepala, sangat ambisius. Orang lain berlatih beberapa jam, dia bisa berlatih berhari-hari. Saat energi vitalnya habis, dia berlatih teknik tempur, berlatih siang-malam tanpa henti.
Guru merasa kasihan padanya, mengajarinya beberapa set teknik tempur. Sayangnya saat itu guru juga sedang terluka, sebagian besar waktu digunakan untuk pemulihan, tidak bisa terlalu banyak merawatnya.
Meski begitu, si nak ini sangat berterima kasih. Saat guru akhirnya pergi, aduh......"
Huang Jing menggelengkan kepala pelan, tergugah oleh perasaan pilu.
Bertahun-tahun ini menyaksikan terlalu banyak hal, beberapa peristiwa hampir membuatnya mati rasa.
Ayah Qin Fengqing adalah bagian dari angkatan terakhir yang langsung dilatih oleh Rektor Tua. Ayah Qin Fengqing sebenarnya masih muda, bahkan jika masih hidup sekarang belum genap 50 tahun.
Tapi lebih dari sepuluh tahun lalu, ayahnya sudah gugur di liang bumi.
Jika ayah Qin Fengqing tidak tewas, pencapaiannya sekarang takkan kalah dari Tang Feng, mungkin bahkan lebih tinggi.
Fang Ping cukup memahami latar belakang Qin Fengqing, juga tahu ayahnya gugur di liang bumi. Namun Fang Ping tetap tersenyum: "Merawat? Tentu harus merawat, Anda tak perlu khawatir!"
Kata "merawat" ini diucapkan Fang Ping dengan penekanan sangat berat.
Si brengsek ini sudah terlalu liar, hampir lupa diri sendiri. Fang Ping merasa perlu mengajarinya sopan santun.
Soal simpati... Qin Fengqing tidak butuh belas kasihan orang lain.
"Orang ini hanya akan semakin kuat menghadapi kegagalan, tak pernah menyerah. Ini juga salah satu keunggulan besar Qin Fengqing. Atau mungkin, dia tidak ingin tertinggal terlalu jauh sampai dibunuh."
"Dulu, dia pernah bertarung dengan Wang Jinyang dan kalah telak dengan luka parah."
"Yang lain mungkin hancur atau putus asa, tapi hanya orang ini—dengan status petarung tulang terasah—yang bangkit dan dalam waktu singkat mencapai kasta tiga. Terbukti Qin Fengqing hanya butuh tekanan, tekanan yang sangat besar."
"Orang ini juga sulit dihancurkan."
"Fang Ping merasa perlu memberinya sedikit tekanan."
"Sambil berbicara, mereka telah tiba di tempat persembunyian Qin Fengqing."
"Qin Fengqing menatap penuh harapan dengan tinju terkepal. Fang Ping pura-pura tidak melihat, terus berjalan maju."
"Huang Jing tertinggal selangkah, dalam hati menghela nafas. Kenapa Qin Fengqing harus memancing Fang Ping? Ini benar-benar jalan kematian yang tak bisa dihentikan."
"Tiba-tiba Qin Fengqing melompat keluar sambil tertawa terbahak-bahak: 'Lao Chen, Selamat Tahun Baru!'"
"Sambil berteriak, tangannya tidak berhenti. Begitu melompat, dia langsung mengayunkan tinju ke arah kepala Fang Ping."
"Bruk!"
"Pada saat itu, Fang Ping tiba-tiba berbalik. Tinjunya yang sudah mengumpulkan momentum sejak tadi melesat seperti peluru!"
"Ledakan dahsyat menggema!"
"Qin Fengqing terlempar puluhan meter ke belakang, jatuh ke tanah dengan wajah kebingungan."
"Fang Ping malas-malasan menarik kembali tinjunya, berkata dengan nada mengejek: 'Oh ternyata kamu. Kukira anggota sekte sesat yang menyamar di sekolah mau menyerangku diam-diam.'"
Fang Ping berkata sambil menghela napas: "Lao Qin ya, lain kali jangan main-main seperti ini, kamu pikir ini syuting TV? Kali ini aku cuma pukul pakai tinju, lain kali kalau aku tebas pakai golok, kamu bisa terbelah dua!"
Qin Fengqing mengabaikannya, membuka bajunya dan memeriksa bekas tinju dalam di dadanya. Wajahnya kosong sesaat sebelum meledak marah: "Brengsek, mau bunuh aku ya?!"
Di Area Selatan mana ada anggota sekte sesat sebanyak itu, dasar brengsek serangannya sadis banget!
Fang Ping mengerutkan kening: "Jangan lebay. Aku cuma pakai 1% kekuatan. Justru karena tahu ini kamu, aku sengaja menahan diri."
"Satu persen?!"
Qin Fengqing hampir pingsan. "Kamu menipu arwah ya?"
Satu persen bisa membuatnya yang di puncak Level Empat terlempar puluhan meter?
Dasar sok jago Level Enam!
Fang Ping meliriknya: "Belakangan nggak nonton berita?"
"Kenapa?"
Qin Fengqing masih kesal, matanya menyorot ke kepala Fang Ping. Sayang, tadi gagal menghajarnya.
"Berarti kamu belum tahu kalau beberapa hari lalu aku membunuh beberapa Level Enam, termasuk yang di puncak Level Enam?"
"Hah?!"
Qin Fengqing bengong sebentar lalu mencemooh: "Oh, aku juga pernah bunuh Level Enam. Level Enam biasa aja."
Fang Ping tersenyum tipis: "Ya? Tapi aku sendirian membunuh yang puncak Level Enam... Ngomong-ngomong, sudah lihat Daftar Level Lima? Aku juara pertama."
"Ehem..."
Qin Fengqing batuk-batuk, Aku tidak percaya!
“Selain itu, aku sudah mencapai puncak tingkat lima.”
“Ehem! Ehem! Ehem!”
“Ngomong-ngomong, aku sudah mengkondensasikan tulang emas dan setengah Golden Body. Kalau dihitung, seharusnya tidak jauh kalah dari puncak tingkat enam biasa. Kalau benar-benar berjuang mati-matian, pihak lain belum tentu jadi lawanku.”
“Ha ha, cuaca hari ini bagus banget...”
Qin Fengqing ingin tidak percaya, tapi merasa tidak seharusnya meragukan, Menurutmu aku akan percaya padamu?
Sebelum tahun baru dia masih puncak tingkat empat, Fang Ping baru tingkat lima fase menengah. Baru berapa hari ini?
Sekarang kau bilang kau juara pertama tingkat lima, puncak tingkat lima, bahkan mengeksekusi puncak tingkat enam. Menurutmu aku akan menganggapnya serius?
Fang Ping tertawa ringan: “Jangan terlalu inferior, tidak apa-apa. Selain itu, mungkin kau tidak memperhatikan kabar lain akhir-akhir ini. Wang Jinyang kemarin sudah masuk tingkat lima fase menengah.”
“Hah?”
“Zhang Yu sudah puncak tingkat empat.”
“Huh...”
“Xie Lei hampir mencapai tahap tinggi tingkat empat.”
“Oh.”
“Dekan Tang hampir memasuki gelar master.”
“Ada hubungan apa denganku!”
Qin Fengqing menggeretakkan gigi, Ngomongin ini semua ada hubungan apa dengan Laozi!
Fang Ping tidak peduli dengan omongannya, melanjutkan: “Bahkan Chen Haoran saja sudah masuk puncak tingkat empat.”
“Mana mungkin!”
Gigi Qin Fengqing hampir hancur lebur, Kau pasti menipuku!
Chen Haoran dari Jingnan, baru masuk tahap tinggi Kelas 4 di Bulan Desember. Mana mungkin begitu cepat mencapai puncak tingkat empat, omong kosong!
Coba pikir, dia yang untuk masuk puncak tingkat empat saja diburu sampai tidak punya jalan ke langit atau bumi di liang bumi.
Fang Ping tertawa ringan: "Kakeknya hampir mencapai level delapan! Melihat cucunya tertinggal, batu energi sebesar kepala itu diberi makan seperti nasi."
"Mustahil!"
Qin Fengqing merasa ini tidak mungkin, seberapa kaya pun Chen Yaoting, dia takkan menyia-nyiakan seperti itu.
Fang Ping mematahkan semangat: "Tapi ini semua benar. Tanya saja Wakil Rektor Huang, Qin Fengqing, terima realita. Kau mahasiswa tahun keempat baru puncak level empat, masih merasa jago?"
"Universitas Bela Diri Ibu Kota tak usah ditanya. Tapi dengar-dengar sebelum tahun baru, Han Xu sudah masuk level empat. Si pendek Ling Yiyi bahkan sampai tahap tinggi level empat. Juga, kepala besi Li sekarang mungkin sudah setara level lima pertengahan."
"Qin Fengqing, ambisimu setinggi langit tapi nasib tipis seperti kertas. Tak sadarkah, mahasiswa tahun keempat di level empat, masih bisa sombong apa?"
"Lain kampus tak usah dibahas. Lihat saja di kampus kita: Chen Yunxi, Zhao Lei, Fu Changding yang masih tahun kedua sudah hampir masuk level empat! Saat tahun ketiga mungkin sudah level lima. Tahun keempat... Ah, tak ingin membuatmu patah semangat lagi."
Fang Ping menggeleng sambil terus memukul: "Aku sendiri sekarang di puncak level lima. Rektor menyarankan jangan langsung naik ke level enam. Sebenarnya tak buru-buru, setahun setengah lagi stabilisasi, langsung lompat ke level delapan. Saat itu mungkin aku belum wisuda."
“Kamu, seorang murid yang hampir lulus, jarak kekuatanmu dengan aku terpaut dua kali lipat! Dengan selisih dua level dalam tingkatan bela diri, saat itu, dengan sekali embusan napas aku bisa membunuhmu. Masalahnya seharusnya tidak besar, kan?”
“……”
Ekspresi Qin Fengqing berubah berkali-kali, tiba-tiba ia menatap Huang Jing.
Huang Jing mengusap dahinya, melihat tatapan itu dengan senyum pahit, lalu berkata pasrah: “Dia sudah mencapai puncak Tingkat Lima.”
Wajah Qin Fengqing berubah total, ia menggigit gigi: “Dia... dia benar-benar jadi juara pertama Tingkat Lima?”
Fang Ping menyambung: “Lupa menyebutkan, saat membunuh puncak Tingkat Enam, aku masih di fase pertengahan Tingkat Lima.”
Qin Fengqing kembali menatap Huang Jing yang mengangguk perlahan.
“Bagaimana bisa begini...”
Qin Fengqing bergumam pelan: Aku baru pergi beberapa hari saja?
Mengapa semuanya berubah!
Tidak seharusnya seperti ini!
Jangan-jangan garis waktuku kacau?
Sebenarnya bukan beberapa hari, tapi bertahun-tahun terisolasi?
Pada saat ini, Qin Fengqing mana ingat lagi urusan si botak!
Kalau jadi botak bisa membuatku kuat, Laozi juga mau melakukannya!
Dia tak pernah peduli hal-hal seperti itu, yang penting jadi kuat, peduli setan!
Fang Ping sepertinya menebak pikirannya, tersenyum dingin: “Tahu mengapa aku mencukur botak?”
“Aduh?”
“Mengukir tekad dengan memotong rambut!”
Sorot mata Fang Ping teguh, suaranya dingin: “Sekarang, liang bumi melakukan invasi besar-besaran, membunuh rakyat kita, merusak negeri! Kita petarung, mana bisa diam! Kekuatan kita masih rendah, tapi darah pejuang masih mengalir. Masalah liang bumi belum tuntas, buat apa rambut? Dengan mencukur semua masalah ini, masuk liang bumi berikutnya pakai penutup kepala lebih praktis.”
"Selain itu, menyimpan rambut setiap hari hanya membuang waktu untuk keramas, ribet tidak? Petarung mana punya banyak waktu untuk disia-siakan? Kita yang belum mencapai tingkat tinggi, tidak bisa menghindari debu menempel."
"Mencukur rambut itu praktis dan simpel. Meski jadi kurang tampan, setidaknya bisa mengurangi korban gadis tak bersalah! Menurutmu sendiri, kalau kepalamu sudah botak, apakah harimau betina dari Akademi Wanita Shanghai itu masih mau menyambarmu?"
"Rambutmu yang sebahu itu membuatmu terlihat seperti pemuda seni, tidakkah kau sadar itu bisa menarik perhatian petarung-petarung wanita?"
"Dengan rambut sebahu itu, saat menggali liang di bumi, kau masih harus khawatir rambutmu kotor. Sedikit kelalaian seperti itu bisa membuat nyawamu melayang!"
"Masih ada yang mengejekku kenapa mencukur botak. Mereka itu kaum picik yang tak paham gentingnya situasi! Qin Fengqing, apa kau juga termasuk orang bodoh semacam itu?"
Fang Ping terus berbicara sambil menggeleng: "Sudahlah, aku adalah aku. Kau yang baru level empat tidak perlu memikirkan ini. Kalian yang di belakang cukup menikah dan punya keturunan untuk meneruskan garis manusia. Mungkin masa depan ada di tangan kalian. Urusan garis depan serahkan pada kami."
Qin Fengqing berubah ekspresinya berulang kali, menggigit gigi: "Kau bilang aku pengecut?"
"Bukan itu maksudku."
"Ucapanmu jelas mengarah ke sana!"
Fang Ping menggeleng: "Sungguh bukan. Tapi kekuatanmu memang sudah ketinggalan zaman. Aku hanya menyatakan fakta: Bahkan aku yang sekarang merasa diri bagai semut. Apa kau yang cuma petarung level empat ini lebih berguna dariku?"
"Mencukur rambut sebagai tekad perjuangan, ya?"
"Qin Fengqing mengatupkan gigi, Fang Ping menatap dengan harapan, Cepat, cepatlah mencukur rambutmu sendiri!"
Melihatnya masih kurang greget, Fang Ping tiba-tiba berbisik: "Rambut panjang sebenarnya membuang energi vital, dan jumlahnya tidak sedikit. Dulu tak pernah kuhira, baru setelah botak kusadari betapa sia-sianya."
"Ngomong-ngomong, tahukah kamu mengapa saat menempah Golden Body level delapan, rambut dan bulu tubuh rontok? Menutup rapat pori-pori seluruh tubuh. Setelah mencapai tingkat empat, pasti kamu mulai merasakan pori-pori kita mulai mengerut. Yang ingin kulakukan sekarang adalah aktif menutup pori rambut. Lihatlah botakku, apa bedanya dengan orang lain?"
Fang Ping tiba-tiba melepas topinya, mengulurkan kepala sambil berbisik: "Beberapa hari ini, aku sudah mengeluarkan semua akar rambut, pori-porinya benar-benar tertutup rapat!"
Qin Fengqing mengamati kepalanya sejenak, hendak meraba. Fang Ping tiba-tiba menarik kembali kepalanya, mengenakan topi sambil tertawa: "Ngapain, jangan macam-macam! Proses ini sebenarnya sangat menyakitkan. Mungkin di masa depan bulu takkan tumbuh lagi. Tapi demi kekuatan, apa artinya ini?"
"Benar-benar tak ada sisa akar rambut sama sekali..."
Qin Fengqing bergumam pelan. Demi kekuatan, Fang Ping benar-benar melakukan ini.
Si nak ini takkan bergerak tanpa imbalan. Kalau tak ada keuntungan, untuk apa dia melakukan ini?
"Menutup seluruh pori tubuh? Tingkat enam mengunci sanjiao, Golden Body level delapan... Semua berpusat pada penguncian!"
"Memblokir semua saluran kebocoran energi..."
Qin Fengqing berucap seperti kesurupan. Jadi sejak realm menengah kita sudah bisa mulai ke arah ini?
"Di samping, tubuh Fang Ping memancarkan kilau keemasan pucat yang segera menghilang, bahkan di kepalanya muncul semburan cahaya keemasan."
"Dengan menutup pori-pori rambut, proses pemadatan setengah Golden Body jadi lebih cepat. Sayangnya, beberapa orang lebih mementingkan penampilan daripada mencukur rambut. Ya sudahlah, kecintaan pada kecantikan memang kodrat manusia. Bagi sebagian orang, rambut lebih penting daripada tingkat latihan. Apa lagi yang bisa dikatakan."
Fang Ping menggelengkan kepala lalu tersenyum: "Sebenarnya peningkatannya sangat kecil, tidak perlu dipusingkan."
"Sedikit itu berapa persen?" Qin Fengqing buru-buru bertanya.
"Tidak banyak. Dengan menutup pori-pori rambut, kecepatan latihan mungkin meningkat sekitar 1%. Sangat kecil."
“1%！”
Qin Fengqing tiba-tiba berbalik dan pergi tanpa bertanya lagi.
Fang Ping segera memanggil: "Kamu mau ke mana?"
"Urusan gua!"
"Jangan cukur rambut! Lebih baik gunakan energi vital untuk memantulkan keluar, bahkan sisa rambut pun ikut terpental keluar! Lalu tutup pori-porinya. Lebih bagus lagi jika semua bulu di tubuh dipantulkan keluar dan pori-pori seluruh tubuh ditutup!"
"Semuanya?"
"Sebaiknya begitu. Tapi terserah keinginan masing-masing."
"Oh... Gua gak percaya omongan lu!"
Qin Fengqing mengumpat sambil berlari cepat, meski mulutnya bilang tidak percaya.
Setelahnya, Huang Jing menatap Fang Ping dengan wajah tak berdaya: "Dengar penjelasanmu, aku sampai ingin mencukur botak."
Fang Ping tersenyum: "Aku tidak menipunya, Rektor. Menutup pori-pori memang membantu mengunci energi, bukan?"
Huang Jing menggeleng pusing: "Kebocoran sedikit itu tidak berarti! Jangan ngomong omong kosong!"
Kau bangsat anggap aku ini Qin Fengqing?
Sekalipun pori-pori lebih banyak, mengembang maksimal, paling hanya sekitar 1-2 kal energi vital yang bocor per hari.
Menurut intelijen Fang Ping, mending tutup semua lubang di sekujur tubuh.
Satu dua kal energi vital, di tingkat pemahaman mereka, sekali tarik napas biasa saja bisa nyedot kembali.
Si nak Fang Ping ini cuma bisa membujuk orang polos.
Si tolol Qin Fengqing yang dipukul tinju Fang Ping, sampai akhirnya lupa sama sekali soal ini, bahkan tujuan awalnya sendiri. Huang Jing mencurigai si nak ini sekarang kembali mencabut bulu.
Memikirkan adegan ini, Huang Jing merasa kasihan pada Qin Fengqing: "Dasar kau bodoh, percaya juga omongan Fang Ping? Belum cukup kah terjungkal-jungkal?"
Fang Ping tak peduli pikirannya, tertawa: "Rektor, aku mau ke ruang tekanan mental dulu, input kekuatan alam. Selain itu beberapa hari ini aku akan bertapa. Sekolah saat ini cuma Anda sang master yang agak longgar. Beberapa hari lagi, bantu aku bunuh seekor monster, sanggup kan?"
Huang Jing melototinya: "Meremehkan Laozi ya?"
Tapi setelah berpikir, Huang Jing tetap berhati-hati: "Jangan main-main. Monster tingkat tinggi kekuatannya luar biasa, mana mudah dibunuh. Rencanakan matang-matang dulu."
Fang Ping tersenyum: "Aku tahu. Bunuh seekor monster, bikin senjata dewa. Anda dan Liu Lao belum punya kan? Nanti cari kesempatan habisi si Jiao di Hutan Raja Jiao, rezeki kita sudah ditakdirkan. Menurutku bisa dibuat beberapa senjata..."
Huang Jing membalikkan mata putihnya, itu adalah monster Golden Body level delapan, petarung level delapan biasa pun sulit mengalahkannya, malah harus hati-hati jangan sampai dibunuh.
Fang Ping bicara seolah mudah, apalagi Hutan Raja Jiao sangat dekat dengan Kota Pintu Langit dan Kota Yaokui. Begitu pertempuran besar meletus, waspadai serangan mendadak dari kedua pihak.
"Lagipula, kuperingatkan, nyawaku tidak sekuat Li Changsheng. Aku merasa tidak tenang ikutmu turun ke liang bumi."
Huang Jing, petarung level tujuh ini, saat ini merasa ada yang tidak beres. Mengingat pengalaman Fang Ping sebelumnya turun ke liang bumi, dia pikir perlu pertimbangkan matang-matang.
Pertama kali, mengganggu Jiao level delapan.
Kedua kali, mengganggu petarung level tujuh dan Jiao.
Ketiga kali, bahkan berani mengusik yang level sembilan.
Semakin berbahaya tiap kali. Kali ini... Huang Jing merasa perlu memanggil Li Changsheng. Tulang si itu lebih keras darinya, lebih tahan pukul.
Dia merasa sebagai petarung level tujuh, turun ke liang bumi bersama Fang Ping benar-benar rentan.
Saat Fang Ping pergi, Huang Jing tiba-tiba merasa sedih. Mengapa petarung level tujuh sepertinya tidak semakmur mereka yang level empat-lima?
