Klub Bela Diri.
Fang Ping merasa tidak nyaman dipandangi Qin Fengqing, marah berkata: "Kalo masih berani lihat Laozi, bakal gue pukul sampai mati, percaya nggak!"
"Gantiin rambut gue!"
Qin Fengqing dengan wajah penuh kepahitan, dasar Laozi termakan tipu daya lo!
Fang Ping kesal: "Gantiin golok Tuan-tuan? Kan lo sendiri yang cukur, hubungannya ama gue apa? Apa gue maksa pake golok sampe lo cukur?"
"Lo tadi kan..."
Qin Fengqing bicara setengah jalan tiba-tiba diam, wajahnya merana, mendengus dan berhenti bicara.
Mau ngomong apa lagi?
Dia sendiri yang nekat cukur botak, masak bilang tertipu bujukan Fang Ping?
Yang penting bukan soal cukur rambut, tapi proses menghilangkan sisa-sisa rambutnya yang benar-benar menyakitkan.
Setelah hening sejenak, Qin Fengqing bergumam lesu: "Rektor Wu masih di kampus nggak?"
"Kayanya masih."
Fang Ping meliriknya, tahu maksudnya tapi tetap mematahkan semangat: "Tapi kalo lo kesana, bisa-bisa dibunuh. Gue terpaksa begini, lo kan bikin masalah sendiri. Mau minta Rektor ngabisin materi abadi buat lo? Mending lo angkat dia jadi ayah!"
Wajah Qin Fengqing menghitam, tapi cepat-cepat mendengus: "Udah, males ribut. Sebenarnya gue juga nggak terlalu pengin pulihin. Katanya sih bisa ningkatin kecepatan latihan, ngurangin konsumsi."
"Kan, gue nggak bohong kan?" Fang Ping tersenyum puas mengangguk: "Mengurangi beberapa kal energi vital juga bagus, bisa nyelametin nyawa di saat krusial. Bener kan logikanya?"
Qin Fengqing diam seribu bahasa. Pada saat ini, Huang Jing melangkah masuk.
Melihat kepala botak besar Qin Fengqing, Huang Jing menghela napas ringan, entah apakah cinta ayahnya kambuh, dia mengulurkan tangan dan mengelus kepala botak besar itu sambil berdesah, "Lain kali jangan sebodoh ini."
Fang Ping sampai merinding melihatnya. Lao Huang ingin mengelus kepalanya yang botak, seharusnya langsung saja, tapi malah menambahkan kata-kata yang terlihat seperti hiburan.
Qin Fengqing awalnya tersentuh, tapi tiba-tiba berubah ekspresi dan mendengus!
Orang tua itu jahat licik!
Sebelumnya Fang Ping membujukku, dia ada di samping, kenapa tidak memberitahuku?
Sekarang berpura-pura jadi orang baik!
Dia menggelengkan kepala, tidak memberikan kesempatan pada Huang Jing untuk terus mengelus.
Huang Jing agak kecewa, mengelus kepala botak itu memang menyenangkan, pantas saja sebelumnya Li Changsheng mencubit kepala Fang Ping tak mau melepaskannya.
Fang Ping tidak buang waktu, melihat Huang Jing datang, langsung mengeluarkan peta liang bumi Shanghai dan berkata, "Tandai lokasinya, jelaskan situasi sebenarnya, monster itu tingkat berapa, kekuatannya seperti apa, apakah ada monster lain di sekitarnya, jelaskan semuanya."
Sambil menatap serius, Fang Ping melanjutkan, "Jangan asal memberikan kabar, aku sih tidak takut. Kali ini Wakil Rektor Huang turun bersama kita. Jika kamu membunuh rektor, pertimbangkan sendiri akibatnya!"
Huang Jing merasa tidak enak mendengarnya.
Jadi, hanya aku yang boleh dibunuh?
Lalu kamu?
Qin Fengqing masih bisa mempertimbangkan? Jika Laozi sudah mati, mungkinkah Qin Fengqing masih hidup?
Dari perkataan Fang Ping, kemungkinan besar dia dan Qin Fengqing tidak sampai mati, kemungkinan terbesar justru Huang Jing yang hancur duluan.
"Huang Jing tiba-tiba enggan masuk bersama mereka, menghela napas: 'Bagaimana kalau kita tunggu Li Changsheng menyelesaikan retret?'"
"Jangan begitu."
Fang Ping segera menimpali: "Guru Li belum diketahui kapan akan selesai bertapa. Selagi ada kesempatan, kita tidak boleh menganggur kan?"
Huang Jing menghela napas, "Aku benar-benar tidak santai, oke?"
Melihat situasi, Fang Ping melanjutkan: "Membunuh monster liar kali ini untuk mendapatkan Senjata Dewa. Rektor, dengan senjata itu apakah kekuatan Anda akan melonjak? Di peringkat global level tujuh sebelumnya, Anda hanya rangking 725. Terlalu rendah. Lihat Rektor Chen yang rangking ketiga global - selisih ini... Menurutku karena beda senjata."
Huang Jing kesal: "Dia di puncak level tujuh, aku masih pertengahan. Bisa disamakan?"
"Rektor, bagaimana pembagian level menengah-rendah level tujuh?"
"Dua aspek: kemampuan spiritual dan pengerasan tengkorak." Huang Jing kini tak keberatan menjelaskan: "Level tujuh, harusnya kau tahu caranya masuk: tiga pintu Jiao tertutup, penyatuan energi vital dan darah, materialisasi kemampuan spiritual. Begitu kemampuan spiritual termanifestasi, kekuatannya akan melonjak. Saat itu energi vital dipadukan dengan energi alam semesta melalui peleburan, akan jadi lebih kuat."
Sambil berkata, Huang Jing melirik Fang Ping: "Energi alam semestamu belum cukup kuat."
"Apa?"
Fang Ping tertegun. Huang Jing menjelaskan: "Bayangkan energi alam semesta sebagai senjata super tajam seperti Golok Dang Kou-mu..."
"Golok Penenang Kekacauan."
“Baik, Golok Penenang Kekacauan, Golok Penenang Kekacauan di tanganmu, berapa besar kekuatan yang bisa kau hasilkan? Jika diberikan pada non-petarung, seberapa besar kekuatan yang bisa dimunculkan?”
Huang Jing tertawa: "Jadi, energi alam yang kau konsentrasikan sekarang juga energi alam, sumbernya sama dengan kita. Tapi daya hancurnya sama sekali berbeda. Untuk suplai ruang pelatihan kosmos Universitas Bela Diri Kota Iblis masih bisa, sumber kekuatannya tetap sama tanpa perubahan. Tapi jika menggunakan energi alam untuk bertarung, jika saya melepaskan 100 lun energi alam, bisa membunuh level tujuh. Kau?"
Fang Ping segera mengerutkan kening. Terakhir kali dia meledakkan puncak Tingkat Enam itu, kekuatannya sekitar 100 lun, tapi hasilnya bahkan puncak Tingkat Enam tidak mati.
Apalagi level tujuh, mungkin meledakkan Tang Feng pun tidak akan mematikannya.
Huang Jing tidak melanjutkan topik ini, "Setelah kau memasuki level tujuh, sebenarnya pelatihan terbagi dua fase.
Pertama, pelatihan kemampuan spiritual.
Kedua, penempaan tulang tengkorak.
Begini penjelasannya: Saat baru masuk level tujuh, kita tidak langsung menempa tulang tengkorak, tapi fokus melatih spiritual. Setelah energi vital dan darah menyatu, kita bisa mengasah spiritual melalui kekuatan energi vital.
Singkatnya, 1000 hertz adalah garis batas kemampuan spiritual.
1000-2000 hertz termasuk tahap awal level tujuh.
2000-3000 hertz adalah fase pertengahan.
Untuk tahap tinggi, kemampuan spiritual harus di atas 3000 hertz.
Baru pada tahap ini kita mulai menempa tulang tengkorak. Sebenarnya begitu mulai menempa tulang tengkorak, sudah bisa dikategorikan sebagai puncak level tujuh."
"Tapi, ada yang lebih banyak menempa, ada yang lebih sedikit. Di puncak level tujuh pun masih ada selisih."
"Begitu seluruh tulang tengkorak selesai ditempa, kita akan langsung masuk level delapan. Sumsum tulang secara otomatis selesai ditempa, langsung membentuk tubuh emas terkonsentrasi, menjadi Pejuang Tubuh Emas sejati!"
"Baru mulai mengeraskan tengkorak di puncak level tujuh?"
Fang Ping terlihat heran, mengusap dagunya: "Kalau begitu aku ini jago banget!"
Huang Jing malas merespons, melanjutkan: "Li Hantong dari Universitas Bela Diri Ibu Kota, begitu masuk level tujuh, dia bisa melewati fase puncak dan fokus melatih kemampuan spiritual. Begitu kemampuannya mencapai 3000 hertz, terjadi lompatan kualitatif yang membangkitkan tulang tengkoraknya, langsung naik ke level delapan."
"Mengapa kemampuan spiritual harus mencapai level ini?"
Huang Jing tersenyum: "Begini, kemampuan spiritual sebenarnya adalah pemicu evolusi tubuh manusia. Kalau kemampuan spiritualmu belum sampai level ini, proses evolusi tidak bisa diselesaikan, tidak bisa menarik sumsum tulang untuk alami pengerasan, dan pembentukan tubuh emas..."
"Tapi aku sudah memiliki tulang emas? Guru Li juga hampir..."
Huang Jing menghela napas: "Jangan samakan kasus khusus dengan situasi normal. Kalian berdua memang punya keanehan, sendiri juga tahu. Orang biasa tidak mungkin seperti itu..."
"Oh."
Huang Jing melanjutkan: "Jadi setelah kamu menutup tiga pintu Jiao, apakah akan masuk level tujuh atau menjadi level delapan yang tidak normal, masih belum bisa dipastikan."
"Level delapan yang tidak normal?"
Fang Ping dengan wajah tak berdaya, Huang Jing tersenyum: "Mirip dengan Li Changsheng, tapi kamu seharusnya lebih maju sedikit. Jika tebakanku benar, sumsum tulang tengkorakmu belum ditempa..."
"Anda bahkan tahu ini?"
"Ngomong aja, kalau benar-benar sudah ditempa, kamu tidak akan seperti sekarang..." Huang Jing merenung sejenak lalu berkata: "Penarikan kemampuan spiritual sebenarnya adalah membangkitkan sumsum tulang tengkorak untuk menggerakkan sumsum lainnya. Ini sulit dijelaskan, kamu akan mengerti saat mencapainya. Jika kemampuan spiritualmu belum mencapai 3000 hertz, mungkin tidak bisa menarik, mungkin terkait dengan otak inti yang kekuatannya masih terlalu lemah."
Fang Ping merenung: "Artinya, jika kemampuan spiritualku lemah, sumsum tulang tengkorak tidak bisa ditempa secara total, atau kurang pemicu untuk mengaktifkannya, hanya bisa jadi pseudo-level delapan?"
"Benar."
Huang Jing mengangguk: "Seperti Li Changsheng, kemampuan spiritualnya bahkan tidak mencapai 1000 hertz, jadi dia tidak pantas disebut level delapan. Tapi setelah penyatuan energi vital dan darah, pertumbuhan kemampuan spiritualnya cepat. Energi vitalnya melebihi 30 ribu kal."
"Dalam kondisi ini, kecepatannya mengasah kemampuan spiritual puluhan kali lebih cepat dari puncak Tingkat Enam biasa, jadi dia bisa segera mencapai manifestasi 1000 hertz."
"Kapan bisa benar-benar masuk level delapan, lihat situasinya."
Fang Ping mengangguk, lalu tersenyum: "3000 hertz kemampuan spiritual, menurutku tantangannya tidak besar. Aku hampir bisa manifestasi, belum masuk Tingkat Enam juga."
Huang Jing terdiam sesaat, tidak berkata-kata. "Kamu benar."
Fang Ping tak lagi memuji diri sendiri, lalu bertanya: "Rektor Chen, sudah mulai memproses pengerasan tulang tengkorak?"
"Dia bukan baru memulai proses pengerasan, tapi sudah sampai tahap akhir. Kemampuan spiritualnya sudah lama melebihi 3000 hertz. Dari 29 bagian tulang tengkorak, minimal 25 bagian sudah terasah. Jika tak ada hambatan, segera bisa menyelesaikan pengerasan dan masuk level delapan. Ditambah dengan Senjata Dewa di tangannya, kekuatan tempurnya pun cukup tangguh..."
"Rektor, bukankah Senjata Dewa berasal dari eksekusi monster atau tanaman siluman tingkat tinggi? Mengapa banyak yang tidak memilikinya? Pejuang level delapan sekalipun jika tak bisa membunuh sesama level delapan, membunuh level tujuh seharusnya mudah?"
Huang Jing menjawab dengan nada kesal: "Apa logikamu? Monster tingkat tinggi bisa dibunuh semudah itu? Mereka selalu bergerombol, bagaimana caranya? Bahkan petarung level delapan belum tentu bisa mengalahkan monster level tujuh yang kekuatannya cukup tangguh.
Apalagi, dalam kondisi normal kecuali keadaan darurat atau ada kesempatan tepat, kita tidak akan sengaja menargetkan monster atau tanaman siluman ini.
Selain itu, Senjata Dewa berada di antara dimensi nyata dan imajiner, membutuhkan otak inti dan jantung inti..."
Huang Jing mengerutkan alis: "Seringkali saat sekarat, monster atau tanaman siluman akan meledakkan otak inti atau jantung intinya. Jadi meski berhasil membunuh monster tingkat tinggi, belum tentu mendapat Senjata Dewa."
Fang Ping bertanya bingung: "Bukankah di Ruangan Tekanan Mental Iblis ada otak inti dan jantung inti?"
Huang Jing menggelengkan kepala: "Sebenarnya yang ada di ruang tekanan mental itu semua produk cacat, termasuk otak inti dan jantung inti yang tidak hancur total setelah meledakkan diri. Atau, bagian-bagian terpisah, misalnya seekor monster hanya menyisakan jantung inti, atau otak inti."
"Sedangkan peleburan Senjata Dewa, secara teori bisa menggunakan otak inti dan jantung inti dari dua monster berbeda. Tapi jika tidak cocok, kemungkinan meledak sangat besar."
"Jadi, paling baik menggunakan otak inti dan jantung inti dari monster yang sama untuk peleburan."
"Setelah penyelesaian penempaan awal, baru bisa menambahkan bahan tambahan lain untuk penempaan ulang."
"Misalnya Anda melebur Senjata Dewa level tujuh, nanti jika mendapat bahan yang cocok, bisa ditambahkan untuk melanjutkan peleburan, mungkin bisa ditempa menjadi Senjata Dewa level delapan."
"Apakah level Senjata Dewa ditentukan oleh level monster pemilik otak inti/jantung inti yang dilebur?"
"Bisa dikatakan begitu. Tapi kadang ada pengecualian, beberapa pejuang yang sudah terbiasa dengan senjatanya, di kemudian hari dengan pengorbanan tertentu bisa meningkatkan tingkatan. Juga pejuang berumur panjang..."
Huang Jing berbisik: "Mereka yang memiliki Senjata Dewa dalam waktu lama, mengasuhnya puluhan tahun, mungkin mengalami lompatan kualitatif sehingga senjata langsung naik level. Ini pernah terjadi, tapi butuh waktu sangat lama."
"Oh begitu rupanya!"
Fang Ping mengangguk, lalu memandangnya dengan ragu-ragu sambil berbisik: "Rektor, bisakah Anda membunuh monster level tujuh?"
Huang Jing kali ini tidak marah, merenung sejenak lalu berkata: "Kalau yang level tujuh tahap awal, masih bisa dikuasai. Tapi kalau pertengahan... itu sulit, apalagi yang puncak level tujuh..."
Huang Jing berkata dengan perasaan campur aduk: "Kalau begitu kaburlah, aku jelas bukan lawannya. Yang tahap tinggi masih mending, aku mungkin bisa bertahan sebentar. Kalian kabur dulu, nanti aku ikut pergi, tidak masalah. Tapi kalau benar-benar ketemu yang puncak, kalian berdua akan membunuhku!"
Fang Ping tidak berani lengah, buru-buru menoleh ke Qin Fengqing: "Tambang yang kamu temui itu dijaga monster liang bumi kekuatan apa? Apa kamu melihat bentuk aslinya?"
Qin Fengqing secara refleks meraba kepala botaknya, berpikir sejenak: "Aku cuma muter-muter di area luar. Tapi ukuran tambangnya tidak terlalu besar, menurut perkiraanku paling level tujuh tahap awal-campur. Semangatnya juga kurasakan, tidak terlalu kuat... Ya, tidak sekuat Pak Chen!"
"Pak Chen?"
"Chen Yaoting itu. Tua-tua itu waktu itu menekanku dengan kemampuan spiritual, menurutku dia jauh lebih kuat dari monster itu."
Qin Fengqing menjelaskan sambil mengumpat: "Tua-tua itu tak tahu malu, sudah level tujuh puncak masih mengganggu petarung level empat seperti aku..."
Terakhir kali dia dikubur setengah hari di bawah tanah, lalu dipukuli sampai wajahnya babi, Qin Fengqing sampai sekarang masih belum bisa menelan malu ini. Cepat atau lambat akan membalas.
Saat ini Qin Fengqing sudah mencatat semua utang ini - daftar musuh bebuyutannya semakin panjang.
Yang lemah seperti Fang Ping, yang sedikit lebih kuat seperti Tang Feng, yang lebih kuat lagi contohnya Chen Yaoting.
Orang-orang ini, cepat atau lambat pada gilirannya akan dihabisi.
Benar, ada juga Wang Jinyang.
Qin Fengqing tersadar menambahkan dalam hati: "Lao Wang si dasar bangsat itu dulu juga pernah memukulinya, sayang progresnya tak kunjung tersusul, kalo nggak pasti sudah lama kubalas dendam."
Huang Jing pun tak menghiraukannya. "Si nak ini terserah mau teriak apa, baru disebut kemampuan kalau berani teriak di hadapan orangnya langsung."
Setelah merenung sejenak, Huang Jing berkata: "Kalau memang seperti ini, Tapi tetap saja masih kurang aman..."
Entah teringat apa, Huang Jing melanjutkan: "Begini, aku akan persiapan. Sebenarnya idealnya Rektor Wu yang pergi, Tapi indra antar Pejuang sangat tajam. Jika Rektor Wu pergi, bisa memancing kedatangan Pejuang yang lebih kuat. Lebih baik aku yang temani kalian."
Sebenarnya Wu Kuishan tidak terlalu sibuk, masih bisa pergi. Tapi Begitu dia masuk liang bumi atau mengikuti pergerakan Fang Ping, sangat mudah memancing perhatian monster liang bumi level delapan atau petarung liang bumi.
Bahkan belum tentu tidak mungkin menarik perhatian Kasta Sembilan.
Jadi lebih cocok Huang Jing yang pergi. Selain itu, monster itu belum tentu kabur jika merasakan aura-nya, Tapi jika merasakan aura Wu Kuishan, peluang kabur lebih besar. Monster pun bukan idiot.
Fang Ping dan rekannya mengangguk. Qin Fengqing yang telah menandai lokasi di peta tiba-tiba marah: "Kesepakatan 50-50, Fang Ping! Kali ini kau berani membunuhku ya, aku akan gantung diri di gerbang rumahmu!"
“Fang Ping tertegun, Huang Jing dengan ekspresi membenci besi yang tak menjadi baja, apakah kamu tidak punya ambisi sedikit pun?”
“Pria baik balas dendam, sepuluh tahun tidak terlambat.”
“Kamu malah mengucapkan ancaman dong!”
“Si nak ini tidak berani mengancam, malah mau gantung diri di depan pintu rumah Fang Ping, tidak malu kah?”
“Fang Ping juga tidak bisa berkata-kata, lama akhirnya berujar: 'Seberapa kejamnya pada diri sendiri, apakah ini baik?'”
“Kalau begitu kamu benar-benar bermaksud menipuku!”
“Qin Fengqing tiba-tiba sadar sepenuhnya, menyambar peta dengan gerakan cepat sambil menggeretakkan gigi: 'Tanpa aku, kalian tidak akan menemukan! Tandaan tadi aku palsukan!'”
“Huang Jing kembali mengusap dahinya, saat ini dia sangat ingin membunuh beberapa orang untuk hiburan.”
“Fang Ping tersenyum pahit, pasrah berkata: 'Tidak bermaksud menipumu, aku janji, kalau kali ini ada hasil, untuk breakthrough ke tingkat lima butuh berapa sumber daya, aku akan sediakan semuanya, setuju?'”
“Benarkah?”
“Kalau aku bohong, kau boleh gantung diri di gerbang Universitas Bela Diri Kota Iblis, bagaimana?”
“Tidak, lebih baik di rumahmu!”
“Kampus lebih bagus, kamu bodoh apa tidak? Rumahku hampir tidak ada yang tahu. Kalau gantung diri di gerbang kampus, seluruh dunia akan tahu.”
“Masuk akal juga.”
“……”
“Dialog dua tolol ini membuat Huang Jing semakin lelah mental.”
“Ini pertama dan terakhir kalinya. Lain kali jika masih berurusan dengan dua idiot ini untuk urusan resmi, dia akan mati.”
“Selain itu... Huang Jing kembali memandang Fang Ping.”
“Tentang janji menyediakan sumber daya latihan untuk Qin Fengqing ini... apakah itu pinjaman atau hadiah? Itu tidak disebutkan!”
"Tapi melihat Qin Fengqing lagi, Huang Jing tiba-tiba merasa lega. Bahkan jika ini pinjaman, Qin Fengqing mungkin tidak berniat mengembalikan. Si nak ini tidak benar-benar bodoh, peluangnya ingkar janji mencapai 100%."
"Pemuda zaman sekarang ini!"
Huang Jing menggelengkan kepala, sama sekali tidak polos lagi.
Dulu, generasi mereka dulu sangat lugu, tidak ada banyak akal-akalan licik seperti sekarang.
Selanjutnya, mereka menyepakati waktu. Huang Jing perlu mempersiapkan diri, Fang Ping harus berlatih teknik pertempuran, sedangkan Qin Fengqing berencana mencapai puncak level empat. Mungkin terobosannya akan terjadi di liang bumi, karena di sana lebih banyak waktu untuk kabur daripada berlatih.
Setelah merundingkan semua ini, mereka berpisah.
Saat akan pergi, Huang Jing mendengar Fang Ping memintanya menyiapkan pakaian liang bumi dan penutup kepala, membuatnya merasa sangat lelah.
Jadi aku harus berpura-pura jadi petarung liang bumi?
Baiklah, mari kita coba.
