Liang bumi Shanghai.
Aura mengintimidasi Kasta Sembilan menyapu ribuan li!
Di kedalaman yang jauh, Gunung Penjagal.
Para penguasa tertinggi memancarkan sedikit aura mereka, membuat Gunung Penjagal hening bagai kuburan.
Para pemilik aura kuat ini tetap diam, namun pandangan mereka tertuju ke Wilayah Selatan Ketujuh.
Apa yang terjadi di Wilayah Selatan Ketujuh?
Gunung Penjagal, Lembah Terlarang.
Sebuah terowongan energi yang mirip gerbang neraka liang bumi perlahan terbuka. Beberapa bayangan manusia segera melesat ke udara menuju Hutan Ratusan Binatang.
Aura mengintimidasi Kasta Sembilan muncul dari Hutan Ratusan Binatang. Apa yang terjadi dan apa rencana mereka?
Di kedalaman Gunung Penjagal, beberapa siluet samar yang mengguncang langit tetap diam tanpa menghalangi.
Munculnya banyak aura intimidasi di Wilayah Selatan Ketujuh tampaknya tidak terkait Kota Harapan. Tidak ada Pejuang yang masuk ke sana sehingga tidak memicu reaksi berantai.
Kedua belah pihak belum sampai pada tahap perang total!
……
Efek Lele benar-benar terlihat jelas pada momen ini!
Dimulai dari Hutan Ratusan Binatang, kemudian beberapa kota benteng di sekitarnya, aksi demonstrasi ini cepat menyebar ke seluruh Wilayah Selatan Ketujuh.
Tiga belas kota benteng liang bumi masing-masing menunjukkan kegaduhan.
Di barat, di atas Kota Phoenix, seekor monster mirip phoenix raksasa membentangkan sayapnya yang menutupi langit. Suara lengkingannya menggema hingga 100 li.
Di sebelah barat Kota Phoenix, monster berwujud Harimau Putih mendongak ke langit sambil melolong, mengguncang bumi.
Di Gurun Pasir Semut Raksasa, pasir emas berhamburan membentuk badai yang menyapu seluruh gurun. Beberapa siluet samar mengintimidasi segala penjuru.
Reaksi kemampuan spiritual yang dahsyat menyebar di seluruh liang bumi!
Apakah perang akan pecah?
Banyak Pejuang mulai merenungkan ide ini!
Kali ini, dengan siapakah kita akan berperang?
Gunung Penjagal, saat Penghubung dibuka, beberapa Kasta Sembilan pergi. Bayangan samar yang menggetarkan langit menghilang, dan seketika itu juga, pegunungan raksasa yang sunyi senyap ini tiba-tiba memancarkan belasan aura mengintimidasi yang luar biasa kuat!
Gunung Penjagal, dijuluki tanah terlarang kedua setelah Laut Terlarang, mana mungkin tidak ada Pejuang!
……
Kota Harapan.
Di udara, seorang veteran berambut putih salju menunjukkan ekspresi yang sangat berat!
"Di titik mana yang salah?"
Berbagai ide bermunculan di benak Master Fan. Saat ini, hatinya dipenuhi kecemasan.
Bantuan dari Tiongkok tidak akan datang secepat itu. Meski Pejuang di sekitar Shanghai bergegas datang, jumlah Pejuang yang terlibat kali ini terlalu banyak!
Saat ini, berbagai kota besar, kawasan terlarang, hingga daerah pegunungan dan hutan terpencil semuanya memancarkan aura mengintimidasi Kasta Sembilan yang mengguncang sekitarnya. Hampir 30 Kasta Sembilan telah terbangun di liang bumi Shanghai!
Ini belum termasuk Pejuang di medan dalam Gunung Penjagal. Jika dihitung total, jumlahnya setara dengan seluruh Kasta Sembilan Tiongkok.
Apakah hanya liang bumi Shanghai yang seperti ini, atau semua liang bumi mengalami hal serupa?
Pada momen genting ini, Pejuang level tujuh-delapan sama sekali tidak layak dan tidak mampu melepaskan aura untuk bersaing dengan Pejuang top kelas atas.
Di sekitar Master Fan, para Pejuang seperti Tian Mu dan Kou Jiangjiong juga menunjukkan ekspresi muram yang ekstrem.
Belakangan ini liang bumi Shanghai baru saja tenang, kenapa tiba-tiba terjadi masalah lagi? Itu pun masalah besar sekaligus!
……
300 li dari Kota Harapan.
Fang Ping mendesak: "Rektor, cepatlah! Kita hampir terlambat!"
"Di kejauhan, dua aura level sembilan dari Gunung Landak Anjing sedang terbang menuju arah pertarungan antara Jiao dan monster landak level delapan sebelumnya, jelas sedang melanjutkan investigasi."
"Begitu daerah-daerah ini selesai diinvestigasi, pihak lain kemungkinan besar akan segera menuju Kota Pintu Langit."
"Jika sampai saat itu bantuan belum selesai, Fang Ping khawatir akhirnya manusia yang akan disudutkan!"
"Siapa yang percaya ini perbuatan Jiao?"
"Kalau kabar ini tersiar, Fang Ping sendiri tidak percaya, apalagi soal apakah monster liang bumi percaya atau tidak, arwah saja yang tahu."
"Keringat sudah mulai mengucur di dahi Huang Jing yang terengah-engah, "Qin Fengqing, kau bawa apa ini? Terlalu berat!""
"Qin Fengqing terkekeh canggung, "Bukan apa-apa, cuma sedikit logam tidak berharga.""
"Fang Ping meliriknya sambil mengerutkan kening, "Kemana saja kau sebelumnya?""
""Ehem, cuma jalan-jalan, nemu tambang logam kecil, gali sedikit bijih.""
"Tambang logam ada yang berharga ada yang tidak, tapi umumnya tidak terlalu mahal."
"Dibandingkan dengan batu energi, selisihnya sangat besar."
"Fang Ping mulai curiga, tiba-tiba bertanya, "Monster level delapan itu tiba-tiba terbang pergi, kau perhatikan?""
""Apa?""
"Qin Fengqing berpura-pura bingung, "Kau bicara apa?""
"Monster level delapan terbang pergi, dia jelas melihat, tapi bisakah dia mengaku?"
"Bisakah dia bilang ke Fang Ping kalau sudah menghancurkan sarang lawan?"
"Bisakah dia ceritakan pada Fang Ping tentang banyaknya barang berharga di sarang mereka?"
"Bisakah dia memberi tahu Fang Ping bahwa sekarang, bahkan tanpa bijih energi itu, masuk tingkat lima tidak masalah besar?"
Tidak hanya tidak masalah besar, dia bahkan berencana menukar sejumlah besar batu energi untuk mencairkan energi, berenang dan berendam dalam energi cair—bisakah hal ini diberitahukan ke Fang Ping?
Jelas tidak bisa!
Qin Fengqing buru-buru bertanya, "Ngomong-ngomong, bagaimana progres penggalian tambangnya?"
Fang Ping menatapnya curiga, lama kemudian menjawab, "Disembunyikan dulu. Sudah menggali sebagian, nanti setelah liang bumi tenang baru kita ambil kembali."
"Aduh, kamu malah tidak membawanya pulang?!"
Qin Fengqing wajah tak berdaya, dasar orang ini terlalu nekat!
Ketemu barang bagus, sekarat pun harus dibawa pulang dulu! Siapa tahu apa yang akan terjadi?
Huang Jing juga berkomentar penuh penyesalan, "Selain bijih energi, dua bangkai monster level tujuh tidak bisa diangkut. Satu lagi... entah apakah ditelan Jiao. Belum lagi monster level delapan itu, sayang sekali!"
Benar-benar sangat disayangkan!
Kali ini, tiga monster tingkat tinggi mati, termasuk satu level delapan.
Andai bisa dibawa pulang, Huang Jing merasa bahkan mati pun worth it.
Tiga Senjata Dewa!
Dia belum pernah melihat situasi seperti ini—di mana inti jantung dan otak inti terawetkan utuh, sungguh langka.
Monster level tujuh yang dibunuhnya adalah eliminasi instan, pihak lain tak sempat bereaksi.
“Jiao membunuh dua pemimpin, Singa Anjing tidak menyangka Jiao akan membunuhnya, monster landak level delapan merasa tidak perlu sampai meledakkan diri karena kemampuannya hampir setara dengan Jiao, masih ada kesempatan untuk melarikan diri.”
Tiga monster tingkat tinggi tewas dalam satu pertempuran, situasi seperti ini sangat langka.
Sayangnya, tidak ada satu pun yang berhasil dibawa pulang.
Fang Ping berdehem canggung dan tersenyum, “Um… Aku sudah berdiskusi dengan Jiao, monster landak level tujuh itu tidak dimakannya, tapi dia membawanya pergi. Nanti akan kutanyakan lagi apakah bisa diberikan padaku.”
Huang Jing tiba-tiba diam, dia tidak tahu harus berkata apa.
Qin Fengqing memutar bola matanya dengan liar, ada operasi seperti ini?
Setelah terbang beberapa saat, Huang Jing tiba-tiba melemparkan Qin Fengqing sambil mengumpat, “Cari sendiri cara kembali ke kota, kami berangkat dulu!”
Dasar si berat banget ini!
Dia sendiri cuma level tujuh, setelah mempercepat langkah dengan gila sambil menggendong Qin Fengqing, benar-benar kelelahan.
“Rektor!”
Qin Fengqing yang terlempar menunjukkan wajah geram, begitu saja meninggalkanku?
Belum sampai lokasi tugas!
Kalau nanti terjadi Pertempuran besar di Kota Pintu Langit, mungkin bisa dapat keuntungan. Sekarang dibuang begini, mau cari untung di mana!
Qin Fengqing mengejar dari belakang dengan gila, Fang Ping memelintir lehernya sambil tersenyum, “Berikan barangnya, akan kusembunyikan di tempat aman, nanti kita bagi tiga-tujuh poin...”
“Pergi!”
Qin Fengqing mengumpat, Mimpilah!
Sekalipun kelelahan sampai mati, dia tidak akan mau bagi rata dengan Fang Ping.
Huang Jing tidak membawanya, tidak masalah, Laozi kabur sendiri!
Sesaat kemudian, Qin Fengqing langsung mendarat, membawa karung besar berlari kencang ke arah Kota Pintu Langit. Kecepatannya sangat tinggi, meski lebih lambat dari Huang Jing, tapi Huang Jing juga sedang menarik aura agar tidak terdeteksi Kasta Sembilan, kecepatannya justru tidak jauh lebih cepat.
Huang Jing melihat ke bawah di mana Qin Fengqing yang membawa karung berat masih bisa berlari secepat itu, rasanya pipinya terasa panas.
Sebelum sempat bicara lebih banyak, Fang Ping berkata: "Rektor, tarik aura Anda, larinya agak lambat. Begini, pegang saya, saya yang bawa!"
Huang Jing tertegun, "Apa maksudmu?"
Belum sempat berpikir, tulang Fang Ping memancar kilau emas samar disusul auman rendah. Seketika dia mencengkeram Huang Jing dan melesat!
Huang Jing level tujuh tidak berani menggunakan seluruh tenaga karena mudah menarik perhatian.
Fang Ping tingkat lima yang menarik aura, berlari sekuat tenaga. Kecepatannya ternyata nyaris sama dengan Huang Jing yang menahan diri.
Huang Jing yang dicengkeram tiba-tiba merasa hancur dan mulai meragukan diri sendiri.
Aku ini level tujuh!
Mengapa bisa begini?
Qin Fengqing tingkat empat memang lebih lambat, tapi nak itu berlaku sewenang-wenang dengan berlari kencang di bawah.
Fang Ping tingkat lima sebenarnya juga lebih lambat, tapi Huang Jing takut menggunakan seluruh kekuatan energi vital yang bisa menarik perhatian.
Akibatnya Fang Ping tanpa aura justru berlari sedikit lebih cepat, itupun tanpa beban karena tak takut ketahuan.
Huang Jing benar-benar mulai meragukan arti hidupnya!
Setelah ditarik Fang Ping berlari beberapa saat, Huang Jing tiba-tiba berkata: "Arahnya salah!"
Fang Ping tanpa menoleh menjawab: "Tahu, ini jalan pintas. Di sisi Kota Yaokui juga ada gerbang masuk Hutan Raja Jiao."
Huang Jing tak bisa berkata-kata. Si nak ini benar-benar pemberani.
……
Dengan kecepatan maksimal Fang Ping, perjalanan ratusan li itu berhasil ditempuh dalam setengah jam lebih, sampai di gerbang Hutan Raja Jiao sisi Kota Yaokui.
Saat ini, di atas Kota Yaokui, sebatang bunga matahari raksasa bergoyang-goyang di udara.
Memandang batang keemasan bunga itu yang berkilauan, bahkan biji-biji keemasan di pusat bunganya... Fang Ping hampir tak tahan ingin merampoknya.
Huang Jing justru ekstra waspada, menarik seluruh energinya hingga tak terdeteksi.
Meski tak bisa bersembunyi dalam jarak dekat, para Kasta Sembilan ini sedang fokus saling mengawasi, takkan mengintai petarung level tujuh sepertinya.
Huang Jing semakin merasa terstimulasi!
Sensasi menyusup sampai ke gerbang kota musuh... Benar-benar menggetarkan!
Menyaksikan langsung Kasta Sembilan melepaskan aura intimidasi di dekat sini, sementara kita berkeliaran di bawah hidung mereka, bukankah ini sudah sangat menegangkan?
Saat ini, sekali ketahuan, mungkin akan segera disingkirkan.
Detak jantung Huang Jing terdengar kencang, sementara Fang Ping tetap santai. Setelah melirik bunga matahari itu, ia langsung menerobos masuk ke Hutan Raja Jiao.
“Huang Jing sedikit lega, melirik Fang Ping, Berani tapi bodoh!”
Fang Ping tidak menghiraukannya, sambil berlari berkata, "Hutan Raja Jiao juga memiliki jangkauan yang sangat luas, sulit untuk dimusnahkan seluruhnya, dan mudah menarik perhatian orang lain. Nanti kita langsung bertindak di zona inti, cukup ratakan area intinya saja!"
Setelah selesai, Fang Ping menambahkan, "Setelah itu, Rektor bisa kembali ke Kota Harapan. Serahkan Senjata Dewa padaku saja."
"Fang Ping..."
Huang Jing seolah kehilangan kata-kata, lama kemudian baru menghela napas, "Kalau begitu, dirimu sendiri harus hati-hati!"
"Tenang saja. Dalam kekacauan, masuk ke Kota Kayu Ajaib tidak terlalu sulit."
Begitu katanya, tapi semakin kacau situasinya, larangan masuk kota justru akan semakin ketat.
Begitu terdeteksi, Fang Ping yang baru tingkat lima ini - di tengah kebangkitan Kasta Sembilan - sedikit saja ceroboh akan langsung terendus. Jika Kasta Sembilan turun tangan menyerangnya dalam jangkauan serangan, itu berarti kematian instan.
Huang Jing ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya hanya berubah menjadi desahan.
Kehadiran Fang Ping lebih tepat dibandingkan dirinya.
Setidaknya jika dia yang mencoba memicu kekacauan, tidak akan semudah itu, malah berpotensi membuat manusia semakin dimusuhi dan memicu kerusuhan besar.
Dalam kesunyian, Fang Ping terus melesat menuju zona inti Hutan Raja Jiao.
Seluruh Hutan Raja Jiao terasa sangat sepi.
Jiao adalah penyendiri. Di sarangnya, monster-monster bawah tanah sangat sedikit - sebagian besar sudah dimakannya. Jiao jarang berburu keluar.
Monster-monster di sekitar sini semua tahu bahwa Raja Monster Tanduk Emas di Hutan Raja Jiao bukan makhluk baik. Bahkan monster penjaga pintu pun dimangsa. Dengan kecerdasan terbatas monster level rendah-menengah, mereka paham Hutan Raja Jiao adalah wilayah maut yang lebih berbahaya dari daerah terlarang mana pun.
Ini menyebabkan saat Jiao tidak ada, Fang Ping yang berlari kencang tidak menemui satupun monster penghalang jalan.
Setelah beberapa saat, Fang Ping tiba di sebuah lapangan kosong.
Ini adalah tempat dimana mereka sebelumnya bertemu Jiao.
Fang Ping berhenti, menarik napas dalam-dalam dan berkata: "Rektor, mari kita bertindak. Cepat!"
Huang Jing melirik ke arah jauh, tempat keluar menuju Kota Pintu Langit.
Saat ini, sebuah aura mengintimidasi membentang di langit Kota Pintu Langit, tapi hanya satu - Pohon Iblis tidak melepaskan aura-nya.
Tanpa banyak bicara, pedang pendek keemasan Huang Jing langsung muncul di depan matanya.
Seketika, pedang itu meluncur keluar dengan kekuatan perusak dahsyat yang langsung menebas semua pohon di sekitar. Seluruh vegetasi dalam radius puluhan meter meledak berkeping-keping.
Gerakan Huang Jing sangat cepat. Pedangnya bergerak seperti ular yang meliuk-liuk di antara pepohonan, membersihkan setiap area yang dilewati.
Dalam sekejap, wilayah seluas ribuan meter dipenuhi puing-pohon yang terpotong dan meledak.
Kegaduhan yang ditimbulkan mulai terdengar cukup jelas.
Dari arah Kota Pintu Langit, sepertinya ada yang mulai mendeteksi.
Tapi saat ini, Wali Kota Pintu Langit tidak punya waktu untuk memikirkan kejadian di Hutan Raja Jiao - itu bukan wilayah kekuasaannya.
Tidak hanya di Kota Pintu Langit, perubahan juga mulai terdeteksi di Kota Harapan.
Namun ide semua orang sama, saat ini Kasta Sembilan tidak boleh digerakkan sembarangan. Sedikit kesalahan bisa memicu kekacauan besar.
Baik Kota Pintu Langit maupun Kota Harapan, saat ini berada di pihak yang lebih lemah dan tidak berani bertindak gegabah.
Apa yang sebenarnya terjadi masih belum diketahui semua orang.
Tapi di Timur, dua aura mengintimidasi tingkat Kasta Sembilan yang penuh kemarahan semakin mendekat.
Andai bukan karena tertahan oleh beberapa kota di perjalanan, mungkin mereka sudah tiba di sini.
Dua Raja Tanah Terlarang dari Hutan Ratusan Binatang telah menyelesaikan investigasi.
Penjaga level delapan telah dikonfirmasi terbunuh, menyisakan tulang belulang keemasan yang belum hancur. Bekas luka di tulang itu masih memancarkan aura kayu ajaib yang sangat pekat.
Saat ini, dua Raja Tanah Terlarang sedang membawa Jiao menuju Kota Kayu Ajaib untuk menuntut penjelasan.
Namun saat melewati beberapa kota, bahkan kedua raja ini harus memberikan penjelasan singkat untuk menghindari masalah yang tidak perlu.
Jadi meski kecepatan para Raja sangat tinggi, mereka tetap tertunda dan belum sampai di sini.
Ditambah dengan kehadiran Jiao yang menjadi beban, kecepatan mereka semakin melambat.
Sementara Jiao dan dua Raja monster sedang dalam perjalanan ke sini, Huang Jing telah menghancurkan seluruh area seluas beberapa kilometer dengan pedang pendeknya!
Hutan Raja Licik yang luas berubah menjadi botak brengsek, dengan zona tengah yang sekarang menjadi hamparan tandus raksasa.
Saat ini, Huang Jing juga mulai mencapai batas kemampuannya.
Pertempuran besar sebelumnya, luka sampai sekarang belum pulih sepenuhnya.
Fang Ping, yang telah mendapatkan pedang pendek dan menghentikan Huang Jing merusaknya lebih lanjut, segera bertanya: "Rektor, bagaimana cara membuat pedang pendek memancarkan aura yang lebih kuat? Sepertinya aku tidak bisa mengendalikannya, hanya bisa menggunakannya sebagai senjata biasa..."
"Senjata Dewa yang bukan milik sendiri, kecuali sudah direnggut dan diasah bertahun-tahun, sulit dikendalikan. Aku sebelumnya bisa melancarkan serangan penuh kekuatan karena pedang ini mengandung kemampuan spiritual Tuan dan kekuatan alam dalam jumlah besar..."
Huang Jing menjelaskan secara singkat, lalu berkata: "Jika ingin memancarkan aura lebih kuat... masukkan lebih banyak kekuatan alam dan kemampuan spiritual, lalu ledakkan saja."
Huang Jing kemudian bersuara berat: "Fang Ping, jika hal tersebut tidak mungkin, ingatlah untuk menyelamatkan diri yang berguna!"
Saat ini, dia tidak lagi membujuk Fang Ping untuk tidak pergi ke Kota Pintu Langit.
Saat memutuskan maka putuskan, dia hanya bisa berdoa agar Fang Ping selamat. Dalam pertempuran besar yang melibatkan persaingan Kasta Sembilan ini, begitu pecah, Fang Ping belum tentu bisa mundur dengan utuh.
"Rektor percayalah... Anda sebaiknya pulang dulu!"
Fang Ping sudah merasakan dua aura mengintimidasi kuat dari kejauhan bergerak ke sini, menghela napas: "Jangan bicarakan urusanku setelah pulang, agar tidak menimbulkan masalah."
Huang Jing mengangguk halus, memandang ke kejauhan yang semakin dekat, dia harus segera pergi.
"Kalau begitu aku pergi dulu!"
Huang Jing tidak berbicara lagi, segera memilih untuk pergi.
Saat pergi, teringat pada Qin Fengqing - apakah nak itu sudah kembali ke Kota Harapan atau ikut ke sini? Jangan sampai main-main.
……
Fang Ping malas mengurus Qin Fengqing.
Setelah merenggut Senjata Dewa, Dia berlari kencang menuju arah Kota Pintu Langit sambil memutus pepohonan di zona yang dilewati dengan Senjata Dewa.
Saat ini, di hutan pegunungan antara Hutan Raja Jiao dan Kota Pintu Langit, muncul sebuah Penghubung yang jelas terlihat.
Ketika tiba di dekat Kota Pintu Langit, Fang Ping menghentikan gerakannya sejenak, lalu cepat-cepat mengeluarkan sekop dan mulai menggali terowongan bawah tanah. Dia tak berani berlari secara terbuka karena saat ini banyak Pejuang tingkat tinggi sedang melakukan patroli dengan teknik di sekitar kota.
Wali Kota Pintu Langit kasta sembilan bahkan telah mencapai puncak ledakan semangat tempurnya!
Dua aura mengintimidasi tingkat kasta sembilan telah mendekati wilayah Kota Pintu Langit.
Wali Kota Pintu Langit tidak tahu apakah pihak lain hanya sekadar melintas atau punya maksud lain. Bagaimanapun juga, situasi ini harus diwaspadai. Meski sudah lama tidak terjadi perang antara tanah terlarang dan kerajaan, bukan berarti konflik sama sekali tidak pernah terjadi.
Siapa yang tahu situasi sebenarnya seperti apa!
……
Persis ketika Fang Ping sedang menggali terowongan dan Wali Kota Pintu Langit berada dalam kewaspadaan maksimal...
Jiao yang sedang mengikuti dua Raja Tanah Terlarang untuk meminta penjelasan, juga sedang merencanakan cara untuk langsung menyerang nanti.
Jika langsung menyerang, apakah Raja-Raja Tanah Terlarang akan menghalanginya?
Begitu Raja Kayu dan Raja Licik berhasil memberikan penjelasan yang jelas, semua usahanya akan habis begitu saja.
Bisa jadi mereka akan mulai menaruh keraguan akan kesetiaannya.
Jika aksi menyingkirkan Utusan dan Penjaga itu terbongkar, dia pasti hancur.
Jiao juga sangat panik. Masalah ini tidak tahan pemeriksaan mendetail. Saat ini dia belum sepenuhnya mencerna intisari keabadian Penjaga, jadi Raja-Raja Tanah Terlarang belum memeriksanya secara detail. Kalo nggak, pasti sudah ketahuan.
"Jiao, mulai gelisah."
Dengan kegelisahan ini, saat Jiao mendekati sarangnya, tiba-tiba mempercepat langkah dengan sikap yang semakin beringas.
Sepertinya ia merasakan sesuatu yang aneh!
Wilayah kekuasaannya seakan telah diserbu!
Saat tiba di Hutan Raja Jiao miliknya, Jiao tiba-tiba mengangkat kepala dan mengaum ke langit!
Sarangnya telah dihancurkan manusia!
Pohon-pohon yang ditanamnya dengan susah payah selama ratusan tahun, ternyata telah dibabat habis!
"Roarrr!"
Jiao benar-benar murka! Dari kepalanya yang besar tiba-tiba memancarkan bayangan manusia - tak sempat berpikir panjang, inilah kesempatan yang ditunggu!
Sarang saja sudah diinjak-injak, buat apa lagi berdebat? Langsung serbu!
Tak menunggu dua Raja lainnya, kilauan emas menyambar sekejap sambil Jiao terbang membelah angin menuju Kota Kayu Ajaib - pasti kalian pelakunya!
Dua monster liang bumi raksasa yang mengikutinya juga melihat situasi di Hutan Raja Jiao.
Sebelum sempat menyelidiki, mereka sudah melihat Raja Monster Tanduk Emas bergerak menyerbu Kota Kayu Ajaib.
Kedua monster itu mendesis rendah beberapa kali, lalu segera menyusul.
Kota Kayu Ajaib harus memberi penjelasan atas ini!
Saat mereka masih sibuk menuntut penjelasan, Jiao yang melesat seperti panah hampir sekejap mata telah sampai di depan Kota Kayu Ajaib.
Wali Kota Pintu Langit yang melayang di udara tiba di gerbang kota dengan ekspresi wajah yang sangat muram.
“Raja Monster Tanduk Emas datang dengan penuh ancaman, membawa dua Raja Tanah Terlarang. Apa maksud mereka sebenarnya?”
Wali Kota Pintu Langit masih memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, menimbang untung rugi...
Jiao dari kejauhan sudah mengaum keras tanpa niat berdiplomasi. Tanduk emas raksasanya memancarkan kekuatan alam yang telah dipersiapkan sebelumnya, bagaikan pilar raksasa yang langsung menghujam gerbang Kota Kayu Ajaib!
“Kurang ajar!”
Suara kemarahan menggema di seluruh jagad!
Wali Kota Pintu Langit benar-benar murka. Raja Monster Tanduk Emas sedang memicu perang!
