Kota Pintu Langit.
Zona inti area tambang.
Getaran semakin besar.
Jiao sudah memasuki zona inti, sedang bertarung dengan petarung level tujuh yang bertahan.
Tapi petarung level tujuh tidak mudah dibunuh.
"Sebelumnya yang di luar itu mudah ditelannya, juga karena Jiao sebelumnya sudah berkali-kali bertarung dengan pihak lain, meledakkan seluruh tenaga hingga melukainya. Ditambah saat itu Wali Kota Pintu Langit masih bertahan, pihak lain tidak menduga Jiao akan menelannya, barulah mati dengan mudah."
"Saat ini, para petarung level tujuh yang bertahan, melihat Jiao bahkan sudah menembus zona inti, mana mungkin lagi ceroboh."
"Begitu melihat Jiao, pihak lain langsung mengerahkan seluruh tenaga, pukulan mereka mengguncang dasar tanah terus-menerus."
Jiao merasa marah sekaligus gelisah.
Kegaduhan sebesar ini pasti akan segera terdeteksi oleh si kayu bodoh itu!
Sangat menjengkelkan!
Dalam kemarahannya, Jiao mengerahkan cahaya keemasan di tanduknya tanpa batas. Level delapan melawan level tujuh seharusnya tidak begini caranya.
Menggunakan materi abadi untuk membunuh level tujuh, umumnya para level delapan tidak melakukan hal sia-sia seperti ini.
Bahkan jika tidak berhasil membunuh level tujuh, sangat jarang level delapan bertindak seperti ini.
Tapi Jiao tidak peduli. Setelah menelan tambang di sini, semua ini bisa segera terisi kembali. Apalagi sebelumnya ia sudah menelan anjing landak level delapan yang memiliki materi abadi untuk dihabiskan. Cahaya keemasan yang terkonsentrasi di tanduknya semakin intens. Jiao melepaskan seluruh tenaga, langsung menyeruduk lawan dengan tanduk emasnya.
Ruang gua tambang yang sempit ditambah kemampuan lawan yang inferior, setelah beberapa kali serangan akhirnya tertubruk juga.
Tabrakan ini membawa masalah besar.
Tanduk emas itu menembus tubuh lawan bagai memotong tahu, menggantungkannya di tanduk. Materi abadi terus terkonsentrasi dan meledak, menghancurkan kemampuan spiritual lawan.
Raungan menyayat hati terus bergema, tapi Jiao tidak punya waktu untuk menghalangi.
Ia tak punya waktu... Fang Ping di area luar menghela nafas, "Sudahlah, Kakak akan membantumu."
Seberkas demi seberkas energi spiritual dilepaskan Fang Ping, membentuk benteng spiritual yang tebal.
Meski sudah cukup berisik, setidaknya bisa ditutupi sebisa mungkin.
Sambil melepaskan energi spiritual, Fang Ping mulai menggali tambang.
Jiao membunuh dengan cepat, kecuali yang level tujuh ini, semuanya sudah dibantai.
Lencana menengah yang dikumpulkan Fang Ping sudah menumpuk seperti bukit kecil di ruang penyimpanan.
"Aku kali ini membunuh ratusan level menengah... plus tiga monster tingkat tinggi... dua komandan level tujuh... tunggu, harus ditambah puluhan ribu korban di Kota Pintu Langit!"
"Dosa besar!"
Fang Ping sedikit bertaubat untuk dirinya sendiri, semua jasa ini di pihak manusia adalah milikku.
Tapi di sisi liang bumi, pasti ini ulah Jiao, Fang Ping tak mau disudutkan.
Begitu mulai menggali tambang, kegaduhan langsung tercipta.
Jiao juga memperhatikannya, mata besarnya memancarkan kilau berbahaya - Koki ini berani merampok tambangku?
Fang Ping tahu makhluk ini tak boleh diremehkan, segera merayu: "Raja Jiao, ini kuborong untuk Paduka... Nanti sebelum pergi, semuanya kuserahkan, tak kusisakan. Biar Paduka tak repot menyerap... Bolehkah kuminta beberapa tulang level rendah saja?"
Mata besar Jiao menatapnya, tanduk emasnya masih terus meriset kemampuan spiritual komandan level tujuh.
Selain itu... si bodoh kayu ini sepertinya mulai curiga.
Jiao berpikir sejenak, tak lagi mengawasi Fang Ping. Tapi tetap mengawasi - kalau si koki berani mencuri, langsung ditelan!
Pipi Fang Ping tersungging senyum, tapi hatinya penuh ejekan.
Monster tetap monster, mau bandingkan kecerdasan denganku?
Kau kira semua barang ada di tubuhku?
Jangan mimpi!
Fang Ping terus menggali dengan kegilaan, menggalikan sepuluh... delapan keping dimasukkan ke ruang penyimpanan, dua keping disimpan di sisinya.
Awalnya ingin menyisakan sembilan keping, tapi melihat lubang galian yang cukup besar, menyisakan satu keping terlalu sedikit. Tidak mungkin benar-benar menganggap Jiao sebagai idiot.
Jiao masih terus menghancurkan kemampuan spiritual lawannya. Sambil menggali, Fang Ping berkata: "Raja Jiao, nanti saat pohon itu datang, maukah Anda berkoordinasi denganku?"
Jiao terlihat setengah mengerti, menatapnya lama.
Fang Ping memberi isyarat tangan: "Aku akan terus menusukmu dengan pedang. Anda berpura-pura terpental oleh Pejuang tersembunyi Kota Pintu Langit."
"Berpura-puralah terluka parah olehku, lalu temui dua Raja Monster. Meski tambang mereka hilang, Anda bisa menyangkal keterlibatan dengan alasan baru turun sudah dipukul hingga babak belur..."
"Untuk batu energi... telan sebagian, sisanya akan kusembunyikan agar tidak ketahuan lubang logika."
"Aku akan menyamar sebagai Pejuang Kota Pintu Langit, menyerangmu dengan Senjata Dewa agar kita tidak terlihat sekongkol."
"Dengan begini semua lubang logika tertutup. Aku sebagai Pejuang tersembunyi Kota Pintu Langit, bukan petarung Tanah Kebangkitan. Anda pun bisa bebas dari kecurigaan."
Gerakan Fang Ping tak berhenti menggali. Jiao juga hampir menghabiskan energi spiritual petarung level tujuh itu.
Tidak tahu apakah Jiao benar-benar paham, tapi Fang Ping menduga ia mengerti.
Tak lama, kepala besar Jiao mengangguk perlahan.
Jelas, rencana ini disetujuinya.
Fang Ping dalam hati sangat gembira, ini bagus. Di sarang iblis kayu, memancarkan aura iblis kayu, membuat Jiao terpental, menjaga area tambang. Jika dikatakan ini bukan orang Kota Pintu Langit, Fang Ping sendiri hampir tidak percaya.
Saat ini, di area inti tambang tempat mereka berada, batu energi tingkat tinggi bertebaran di mana-mana.
Fang Ping jelas tidak bisa membawa semuanya, juga tidak punya waktu.
Tambang tingkat tinggi agak sulit untuk ditambang.
Sedangkan Jiao, mungkin tidak bisa menelan banyak. Energi spiritual iblis kayu di luar sudah mulai menyebar ke sini, tidak ada kecelakaan, akan segera datang.
Fang Ping juga tidak tega meledakkan tambang ini, ini adalah persediaannya sendiri untuk dirinya.
Kali ini tidak bisa dibawa, bukan berarti tidak bisa next time.
Kalau diledakkan, baru benar-benar bodoh, semuanya hilang.
Menjaga area tambang ini sepenuhnya sesuai dengan kepentingan Kota Pintu Langit.
Fang Ping memikirkan ini, terus menggila menambang.
Jiao saat ini sudah menghabiskan master level tujuh, tanduk besar menghempaskan bangkai ke samping.
Sekarang dia tidak tertarik dengan sedikit energi level tujuh, dia ingin menelan tambang!
Seketika, Jiao membuka mulut lebar-lebar, mulai melahap energi sekitar dengan gila.
Energi pekat terkumpul seperti sungai, mengalir ke arahnya, lalu ditelannya.
Setelah menelan ini, Fang Ping tahu tidak bisa lama disini, kegaduhan yang ditimbulkan sudah keterlaluan.
Benteng spiritual bukan solusi sempurna, fluktuasi energi sekuat ini masih mau disembunyikan? Menipu arwah saja!
Sudah tahu bekerja sama dengan monster liang bumi, tidak ada keuntungannya.
Jika Dia yang sendirian datang, pasti masih bisa terus menggali.
Tapi sendirian, Dia juga tak bisa masuk zona inti, petarung level tujuh cukup untuk membunuhnya.
Jiao menghancurkan dengan gila, Fang Ping juga menggali cepat-cepat.
Saat ini, manusia dan monster sama-sama tahu waktunya intens, keuntungan sebanyak mungkin harus diambil dulu.
Beberapa saat kemudian, Fang Ping tiba-tiba berhenti, cepat-cepat berkata: "Tak bisa lanjut, sepertinya kembali..."
Mata besar Jiao memancarkan kegelisahan, deteksinya merasakan kayu bodoh itu sedang kembali.
"Lain kali kita datang lagi, Raja Jiao, bekerja sama ya!"
Pedang pendek Fang Ping muncul tiba-tiba, Jiao tak menghiraukan - Senjata Dewa petarung Tanah Kebangkitan memang selalu muncul begini.
Tapi saat melihat Fang Ping mengayunkan pedang, mata besar Jiao tiba-tiba mengawasi bijih energi di sampingnya.
Fang Ping mengumpat dalam hati, mana-mana ada, masih mengincar punyaku?
Tapi yang sudah digali, lebih mudah dibawa.
Fang Ping tak banyak bicara, melemparkan bungkusan batu energi yang sudah siap. Jiao langsung menelannya.
Seketika, Fang Ping menusuk dengan pedang, memancarkan aura kayu monster yang kuat!
Jiao sudah berpengalaman, berpura-pura natural. Kepalanya pecah lagi, membiarkan pedang menggores tulang emasnya.
Seolah meremehkan kekuatan Fang Ping tidak cukup, makhluk ini mengambil alih sendiri, meraih golok pendek dan membabat tulang emas di kepalanya beberapa kali, lalu melemparkan golok itu ke Fang Ping... Makhluk itu langsung menerobos dalam tanah, terlempar ke belakang!
Bersamaan, kepalanya yang besar memancarkan aura kayu iblis yang sangat intens.
"Roarrr!"
Jiao yang berhasil keluar dari bawah tanah mendesis keras, mengaum ke arah dua Raja Monster di langit.
Masih ada Pejuang tersembunyi di bawah tanah, cepat kabur!
Tidak, lebih baik buru ke Hutan Ratusan Binatang untuk mencari Raja lainnya!
Di langit, dua Raja Monster melihat Jiao terhempas, langsung mengabaikan bagaimana makhluk ini bisa sampai di kota dalam. Amarahnya menyala-nyala namun bercampur rasa gentar!
Saat ini, hanya Raja Kayu yang turun tangan sudah bisa menekan mereka.
Kayu Iblis tampaknya juga mencapai puncak kemarahan. Andai bukan karena munculnya Senjata Dewa milik Raja Kayu yang membuatnya ragu-ragu, mungkin sudah lama mereka menyerbu bersama.
Ditambah dengan Pejuang tersembunyi yang diduga seasal dengan Kayu Iblis, mereka benar-benar dalam bahaya!
Melihat Kayu Iblis sedang memburu Jiao seolah ingin membunuh saksi, kedua Raja Monster segera meraung keras. Tubuh mereka membesar seketika, kerja sama dua monster ini meledakkan seluruh tenaga, langsung memukul mundur Raja Kayu.
Sesaat kemudian, kedua monster itu menarik Jiao yang terluka parah nyaris mati, tanpa menengok kembali, langsung kabur!
Wali Kota Pintu Langit ekspresinya berubah-ubah, tidak mengejar. Pandangannya tidak mengikuti monster-monster yang kabur, melainkan tertuju pada beberapa aura yang muncul di kejauhan.
Utusan dari Zona Terlarang datang!
Baru sekarang datang!
Dua Raja Monster kabur, mungkin karena telah merasakan hal ini sebelumnya sehingga kabur lebih cepat.
Jika tidak ada halangan, kali ini setelah kembali ke Hutan Ratusan Binatang, kita akan menghadapi masalah besar.
Sementara Pohon Suci masih mencari di bawah tanah, akarnya menyusup ke dalam tanah, mengaduk lumpur dan menyebabkan tanah mengempis, Wali Kota Pintu Langit tiba-tiba menggelegar: "Cukup!"
Masih mencari apa lagi sekarang?!
Apalagi, apakah benar Anda sedang mencari seseorang?
Bukankah ini cuma menyamar, menghancurkan bukti, dan menyuruh orang pergi?
Pejuang misterius yang bersembunyi, sebenarnya siapa?
Dari mana asalnya?
Pihak itu malah membantu Kota Kayu Ajaib mengalahkan Raja Monster Tanduk Emas yang ingin menyusup ke area tambang. Selain diri sendiri dan Pohon Suci, siapa lagi yang akan melakukan ini?
Pejuang dari Tanah Kebangkitan?
Konyol!
Pejuang Tanah Kebangkitan justru ingin area tambang hancur dirusak Raja Monster Tanduk Emas. Mustahil membantu Kota Kayu Ajaib mengusir si itu!
Jika sebelumnya dia belum yakin, sekarang dia benar-benar yakin.
Orang yang datang adalah dari pihak kita sendiri.
Atau... lebih tepatnya dari pihak Pohon Suci.
Apa sebenarnya tujuan Pohon Suci?
Area tambang hanya dipedulikan olehku dan Pohon Suci, bahkan Pohon Suci lebih peduli dariku. Karena tanaman siluman penjaga ini memang bertugas menjaga area tambang, bukan kota!
Wali Kota Pintu Langit wajahnya muram, sorot matanya dingin.
Kehilangan sedikit tambang, kehilangan beberapa warga kota, itu semua tidak masalah!
Termasuk dua pejuang level tujuh yang gugur, meski menyayat hati, tapi juga bukan masalah besar.
Yang benar-benar membuatnya gelisah adalah, Kota Kayu Ajaib... sepertinya mulai lepas dari kendalinya.
Pohon Suci ternyata sedang membina pengikut!
Apakah ingin merebut posisinya?
Hanya Kasta Sembilan yang boleh menyandang gelar Raja. Jika dia mati, Pohon Suci harus bekerja sama dengan Kasta Sembilan lain, kalo nggak tidak bisa membangun kota, Zona Terlarang tidak akan mengakui.
Apakah orang yang bersembunyi itu adalah realm raja hasil binaan Pohon Suci?
Terlalu banyak kebingungan, terlalu banyak kekhawatiran muncul dari hati Wali Kota Pintu Langit.
Mengapa sebenarnya?
Apakah karena merasa kekuatannya terlalu rendah, atau karena merasa mengikuti perintah Zona Terlarang untuk berperang melawan Tanah Kebangkitan menimbulkan kerugian terlalu besar?
Ekspresi Wali Kota Pintu Langit membeku dalam kedinginan!
Selain itu, masalah Senjata Dewa juga terbongkar, ini juga menjadi masalah besar.
Di udara, ranting Kota Kayu Ajaib bergoyang seakan menunjukkan kemarahan, terus-menerus menghantam tanah yang kembali mengempis.
Kemampuan spiritual kuat itu tidak lagi mencari si pencuri, tapi terus melepaskan energi ke arah Wali Kota Pintu Langit.
Saat ini, manusia dan siluman ini tidak lagi berniat mencari si pencuri, juga tidak memiliki keinginan memburu tiga monster liang bumi.
Monster Hutan Ratusan Binatang, jika bisa tidak dibunuh, jangan dibunuh.
Jika benar-benar membunuh mereka, selanjutnya harus berperang dengan beberapa Zona Terlarang besar.
Tapi manusia dan siluman ini, saat ini perasaan mereka sedang bergejolak.
"Wali Kota Pintu Langit meragukan Dewa Kayu telah mengkhianatinya, Dewa Kayu juga mempertanyakan dari mana Senjata Dewa milik Raja Kayu berasal!"
Dari kejauhan, beberapa aura mengintimidasi semakin mendekat.
Tepat ketika manusia dan siluman ini mempertahankan keheningan aneh, seketika itu juga, beberapa bayangan manusia melayang turun.
"Wali Kota Kayu, siapa yang bisa memberitahu kita, sebenarnya apa yang terjadi!"
Saat ini, di udara melayang 4 petarung beraura kuat yang tak kalah dari Wali Kota Pintu Langit, bahkan mungkin lebih kuat.
Petarung paruh baya pemimpin membentak dingin, sementara petarung perempuan di sampingnya mengomel berani: "Hutan Ratusan Binatang mengklaim Kota Kayu Ajaib menyerang penjaga mereka, datang untuk konfrontasi! Mengapa pertempuran bisa pecah?"
"Kau bahkan berani membuka kedok Senjata Dewa..."
"Diam!"
Petarung perempuan baru saja berbicara setengah, pemimpin paruh baya itu membentak dingin, menoleh padanya dan berkata dengan nada dingin: "Senjata Dewa apa?"
Begitu kata-kata itu keluar, perempuan Kasta Sembilan itu tiba-tiba menutup mulut.
Petarung paruh baya pemimpin menatap Wali Kota Pintu Langit yang diam, berkata dingin: "Mengapa kau turun tangan?"
"Dan mengapa menyerang bangsa siluman Hutan Ratusan Binatang?"
Wali Kota Pintu Langit bergumam: "Aku tidak tahu tentang serangan ke Hutan Ratusan Binatang! Alasan aku bertindak karena mereka tidak mau mendengar penjelasan, membunuh penduduk Kota Kayu Ajaibku, bahkan membunuh dua komandan! Raja Buaya dan Singa Raja juga mengerahkan seluruh tenaga untuk menyerangku, terpaksa aku melawan!"
Alis petarung paruh baya pemimpin seketika berkerut, sementara petarung perempuan di sampingnya kembali membentak: "Tapi kau seharusnya tidak menggunakan senjata!"
“Wali Kota Pintu Langit memandangnya dengan dingin, berkata datar: "Apakah Raja ini pantas dibunuh oleh Hutan Ratusan Binatang? Selama bertahun-tahun Kota Kayu Ajaib telah menanggung banyak korban, kini bahkan diobrak-abrik oleh Hutan Ratusan Binatang hingga kerajaan dihancurkan!
Inikah sikap Zona Terlarang terhadap Kota Kayu Ajaib?
Selama bertahun-tahun janji keuntungan dari Zona Terlarang, Raja ini tak melihat secuil pun!
Masalah ini Zona Terlarang yang harus menyelesaikan! Jika Hutan Ratusan Binatang berani mengganggu Kota Kayu Ajaib lagi, Raja akan menarik pasukan dari wilayah selatan ketujuh!"
"Berani kau!"
Pejuang perempuan itu naik pitam, Wali Kota Pintu Langit menjawab dingin: "Kau belum mencapai tingkat Juedian, tak layak membentak Raja!"
"Bangsat!"
"Tujuh putra Raja telah berguru pada Raja Huai! Kau berani menghina Raja Huai?"
"Kau!"
"Cukup!"
Pemimpin paruh baya itu membentak dengan nada dingin, memutus dialog mereka.
Matanya menyapu sekeliling, saat melihat kayu ajaib di sampingnya, alisnya berkerut. Menurut intel Hutan Ratusan Binatang, kayu ajaib Kota Kayu Ajaib-lah yang menyerang penjaga mereka.
Benarkah kayu ajaib yang melakukannya?
Kali ini, Raja Kayu bahkan membuka Senjata Dewa-nya, membuatnya semakin pusing.
Jika penanganan kasus ini salah, akan timbul masalah besar.
Selain itu, ada keanehan dari awal hingga akhir - untuk apa Kota Kayu Ajaib memprovokasi Hutan Ratusan Binatang tanpa alasan?
Mungkinkah demi monster liang bumi level delapan di luar kota itu?"
"Seekor monster liang bumi yang baru mencapai level delapan, ancamannya sebesar apapun, takkan sampai membuat Kota Kayu Ajaib mengambil risiko besar untuk melakukan serangan di tengah jalan."
"Ini belum menjadi masalah utama. Yang lebih memalukan adalah serangan itu gagal membunuh monster tersebut, malah membuatnya kabur kembali ke Hutan Ratusan Binatang untuk mengadukan hal ini. Sungguh sebuah aib!"
"Saat ini, petarung level sembilan yang baru keluar dari Zona Terlarang ini juga merasakan pusing yang luar biasa."
"Menekan rasa tidak puas dan kemarahan dalam hati, pemimpin pria paruh baya itu menggelegar: 'Ayo, ke kediaman penguasa untuk penjelasan detail!'"
"Wali Kota Pintu Langit tidak banyak bicara, langsung terbang ke kota dalam."
"Namun melihat kota dalam yang juga dihancurkan berantakan, sorot mata Wali Kota Pintu Langit semakin dingin dan tajam."
"Kerusakan di kota dalam terutama bukan ulah Hutan Ratusan Binatang, melainkan karya Shenmu."
"Kota Kayu Ajaib telah hancur lebih dari separuh!"
"Banyak korban berjatuhan!"
"Dua komandan juga tewas. Kini di Kota Kayu Ajaib, selain dia dan Shenmu, hanya tersisa satu Jenderal Besar dan tiga komandan."
"Dari 13 kota di wilayah selatan ketujuh, mungkin tak ada yang mengalami kerugian lebih besar dan menjadi lebih lemah daripada Kota Kayu Ajaib."
"Ditambah lagi harus menghadapi petarung dari Kota Harapan..."
"Sorot mata Wali Kota Pintu Langit semakin suram. Masalah ini benar-benar harus diselidiki tuntas!"
"Apakah Shenmu masih sejalan dengan dirinya?"
……
"Bersamaan dengan kedatangan utusan Zona Terlarang yang mulai mencari cara menangani masalah ini,"
"Fang Ping muncul dari dalam tanah beberapa ribu meter dari Kota Pintu Langit."
"Sungguh menegangkan!"
"Fang Ping gemetar. Banyak petarung level sembilan!"
"Dari awal sampai akhir, ada delapan petarung level sembilan!"
"Seumur hidupnya, dia belum pernah melihat begitu banyak petarung level sembilan. Kali ini benar-benar memperlihatkan kemampuannya."
Begitu Jiao kabur, dia langsung mulai berlari keluar.
Di Kota Pintu Langit, ada saluran pembuangan bawah tanah. Fang Ping menyelusup masuk ke saluran itu, merasakan aura level sembilan di atasnya, jantungnya hampir copot ketakutan.
Apa itu menari di ujung golok? Dialah orangnya!
"Untung, untung para petarung dari Hutan Ratusan Binatang menarik perhatian mereka..."
Fang Ping dalam hati bersyukur. Tentang apakah keributan ini akan terungkap, apakah akan membuka kedoknya... sulit dipastikan.
Kalau benar-benar diselidiki... insiden penyusupan di Domain Selatan Sembilan sebelumnya juga pernah terjadi.
Jika kedua belah pihak bertukar informasi dan menganggap ini masalah serius, Fang Ping menduga mungkin mereka akan menebak bahwa dialah pelakunya.
Tapi sekalipun tebakan itu benar, Fang Ping rasa tidak masalah.
Kedua pihak memang sudah bermusuhan, lebih-lebih memiliki kebencian hidup dan mati.
Yang lebih dia khawatirkan adalah apakah ini akan membuat monster liang bumi dan tanaman siluman liar mencari masalah dengan manusia?
Jika sampai menimbulkan konsekuensi seperti itu, baru benar-benar merepotkan.
"Ah, sudahlah! Aku juga tidak ingin begini. Semua ini ulah Jiao!"
Tiba-tiba Fang Ping merasa dirinya tersakiti. Benar-benar bukan rencananya, semua ini perbuatan Jiao. Apa lagi yang bisa dia lakukan?
"Ngomong-ngomong, apakah aku akan diusir setelah kembali kali ini?"
Fang Ping teringat satu masalah penting!
Setelah kembali ke Kota Harapan, akankah Kota Harapan mengusirnya?
Kemungkinannya sangat besar!
"Haruskah merahasiakan, berpura-pura tidak tahu?"
"Tapi jika dirahasiakan, jasaku akan hilang."
"Hari ini aku sudah membunuh lima petarung level tinggi, ratusan level menengah, dan puluhan ribu petarung kelas bawah, menghancurkan sebagian besar Kota Pintu Langit, memicu perselisihan internal di kedua belah pihak..."
"Prestasi sebesar ini, bahkan petarung Kasta Sembilan pun tidak bisa melakukannya kan?"
"Jika disembunyikan, aku hanya akan jadi pahlawan tak dikenal."
"Jika tidak, aku harus siap diusir segera - para pejuang Kota Harapan mungkin ingin menghancurkanku."
"Aku berencana tinggal lebih lama di sini..."
Fang Ping menghela napas dalam hati, "Aku baru masuk sehari!"
Saat ini, langit masih gelap.
"Sejak kemarin masuk sampai sekarang, belum sampai 24 jam. Jika diusir sekarang, sangat memalukan."
"Ini semua kesalahan brengsek Qin Fengqing yang memberikan intel ngawur!"
Fang Ping dengan mudah melempar kesalahan ke Qin Fengqing. Jika bukan karena intelnya yang tidak akurat, tidak akan ada masalah sebanyak ini.
"Dan... jangan-jangan aku masuk daftar hitam?"
Fang Ping mulai panik, "Lalu di mana lagi aku bisa menambang nanti?"
……
Pada saat yang sama.
Di jalan kembali ke Kota Harapan dari Hutan Raja Jiao, Qin Fengqing menggerutu, "Cuma lima senjata rusak! Pasti barang bagus Raja Licik sudah ditelan brengsek Fang Ping itu!"
"Setengah hari menggali lubang, cuma dapat beberapa senjata lapuk."
"Tiga dengan kekuatan setara paduan logam Level C, satu Level D. Satu-satunya yang lumayan kuat malah senjata kecil mirip knuckle duster Level B!"
Qin Fengqing hampir meledak marahnya!
"Sarang level delapan ini, penyergapannya agak rugi."
Saat Jiao kabur, aura yang terpancar membuatnya hampir ngompol ketakutan.
Mengambil risiko sebesar ini tapi hasilnya sedikit, mana mungkin dia bisa senang.
"Fang Ping si nak itu, jangan-jangan sudah mati di Kota Pintu Langit?"
"Tambangku belum dibagi hasil jarahannya!"
"Bisa nggak sih dia menemukan tempat persembunyian tambang itu?"
"Haruskah aku mencari di sekitar Bukit Landak Anjing? Mungkin bisa ketemu tempat persembunyiannya?"
Berbagai ide bermunculan di benak Qin Fengqing. Dia enggan kembali ke Kota Harapan.
Kalau kembali... mungkin dirinya akan dibuang keluar.
Sebenarnya dia juga tidak menginginkan ini!
Qin Fengqing merasa tersakiti. Semua ini ulah Fang Ping dan Jiao. Dirinya sama sekali tidak bersalah.
Awalnya janjinya cuma membunuh monster level tujuh. Tiba-tiba muncul level delapan. Belum cukup, muncul level sembilan. Bahkan akhirnya banyak Kasta Sembilan yang keluar!
Kalau terus begini, apa Pejuang Kasta Sembilan juga akan muncul?
"Jangan-jangan aku masuk daftar hitam? Liang bumi Nanjiang sudah diblokir. Kalau liang bumi Shanghai juga nggak bisa masuk... Harus bagaimana aku?"
Qin Fengqing memandang sedih. Ini belum seberapa. Yang paling mengerikan adalah jika semua liang bumi memblacklist dirinya. Masa depannya akan suram.
Saat ini baik Qin Fengqing maupun Fang Ping sama-sama khawatir masuk daftar hitam dan dilarang masuk.
Untuk petarung tingkat menengah biasa, larangan masuk liang bumi dari pemerintah mungkin justru disambut dengan senyum puas dalam hati.
Banyak petarung tingkat menengah, setiap tahun terpaksa masuk ke liang bumi karena ada tugas wajib.
Bagi banyak orang, masuk ke liang bumi berarti hampir mati sembilan kali.
Adapun diblacklist pemerintah dan dilarang masuk... Selama ratusan tahun, belum pernah terjadi di Tiongkok, kecuali anggota sekte sesat.
