Fang Ping terdiam sejenak seolah terpukul.
Namun tak lama ia tersenyum: "Maafkan kelakuan konyolku tadi."
"Awalnya karena dikatakan anggota delegasi Turnamen Bela Diri Pemuda Dunia yang datang bertukar pikiran, kupikir aku termasuk generasi muda terbaik saat ini. Ternyata aku tidak terpilih, sempat merasa iri pada kalian semua. Sekarang baru sadar, wawasanku sempit. Hari ini baru mengerti di balik gunung masih ada gunung yang lebih tinggi. Terima kasih para senior telah memberikan pelajaran berharga, mungkin ini langkah penting dalam perjalanan pedangku. Terima kasih semuanya."
Fang Ping dengan wajah tulus, tak lagi memakai senyum palsu, sorot mata jernih berkata: "Jalan pedang penuh keajaiban! Aku Fang Ping yang terlalu sempit pandangan, meremehkan para pahlawan di dunia ini!"
Begitu kata-kata ini keluar, beberapa orang yang sempat mengerutkan kening tadi segera merasa lega.
Su Zisu tersenyum kecut: "Oh begitu rupanya! Sudah kuduga, petarung yang mencapai tingkat lima dalam dua tahun pasti punya alasan. Fang Ping, tak masalah. Dengan penjelasanmu ini, kami jadi memahamimu."
Jiang Chao juga terkekeh: "Penjahat yang jujur lebih baik daripada pria baik munafik. Kau cukup menarik."
Fang Ping tersenyum pahit: "Aku memang terpukul, tapi mungkin ini yang terbaik. Ke depan, jalan pedangku akan lebih bermotivasi."
Di samping, Zheng Nanqi yang dingin tiba-tiba bersuara: "Kau ternyata sedikit lebih baik dari kabar burung…"
"Kabar burung?"
Fang Ping tertawa ringan: "Senior Zheng, kalau tak keberatan, bisakah ceritakan seperti apa kabar tentang diriku?"
Zheng Nanqi datar menjawab: "Tak tahu tingginya langit dan dalamnya bumi, licik seperti rubah, bajingan tak tahu malu…"
Fang Ping menghela napas, senyum pahitnya campur aduk: "Senior Zheng, ada kabar seperti itu? Aku Fang Ping jarang berseteru dengan orang. Perlukah mereka mencemarkan namaku seperti ini?"
Zheng Nanqi tak menjelaskan lebih lanjut. Kabar ini dia dengar dari cucu Zheng Minghong.
Sebenarnya, bocah itu masih keponakan tingkatannya.
Tapi setelah melihat langsung, Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis ternyata tak seperti yang digosipkan.
Meski sempat jengah, setidaknya dia cukup jujur.
"Fang Ping tidak mempermasalahkan hal ini. Meski di hatinya ingin sekali memukul sampai mati orang itu, lewat mulut ia tetap tertawa: 'Kalau begitu kita tidak melihat barang-barang ini, mari kita lihat pemandangan di Area Selatan. Pemandangan laut Universitas Bela Diri Kota Iblis cukup bagus, untuk menyegarkan pikiran. Bagaimana menurut kalian semua?'"
"Baik."
Yang hadir pun mengangguk, mereka memang tidak berminat melihat prasarana latihan.
Melihat pemandangan juga tidak buruk.
Melihat situasi ini, Fang Ping mengeluarkan ponselnya dan menelepon sambil tertawa: "Bersihkan Area Selatan, jangan mempermalukan Universitas Bela Diri Kota Iblis."
……
Area Selatan Universitas Bela Diri Kota Iblis, depan pintu area selatan.
Zhang Yu mengerutkan kening, lama kemudian berkata: "Qin Fengqing, pantaskah ini?"
Qin Fengqing berkata dengan malas: "Ada masalah apa?"
"Fang Ping... Tidakkah tindakan Fang Ping ini agak tidak tepat?"
Qin Fengqing mencemooh: "Mana yang tidak tepat? Kutanya padamu, apa kita merampok mereka?"
Zhang Yu menggelengkan kepala.
"Mencuri dari mereka?"
Zhang Yu kembali menggelengkan kepala.
"Nah itu dia. Tidak merampok tidak mencuri, masalahnya apa?"
Qin Fengqing meraba botak besarnya, berkata santai: "Menurutmu mereka peduli dengan uang receh seperti ini? Tentu, punya uang itu kemampuan mereka, tapi kita juga hidup dari kemampuan sendiri, bukan merampas terang-terangan."
"Bukankah Menteri Wang menyuruh kita di Universitas Bela Diri Kota Iblis memberi lebih banyak kesempatan berlatih pada mereka?"
"Kutanya padamu, apakah tata krama sosial termasuk bentuk latihan?"
Zhang Yu terdiam sejenak, lama kemudian berkata: "Sejak kapan kau jadi pintar beretorika?"
"Jangan banyak omong, aku memang selalu jago ngomong!" Qin Fengqing berkata dengan nada pesimis, "Tapi nggak bisa ngalahin Fang Ping! Orang itu hatinya benar-benar kejam, dia sengaja main jadi orang baik suruh kita yang jadi antagonis. Entar bagi hasilnya ke kita berapa juga belum tahu."
Zhang Yu juga tersenyum getir, "Aku malah berharap anggota delegasi pertukaran ini lebih cerdas. Kalau terlalu bodoh... bisa-bisa mereka malah bantu kita hitung uang sambil dijual."
"Ya itu urusan mereka, bukan urusan kita."
Ekspresi Qin Fengqing sama sekali tidak peduli.
Tiba-tiba ponsel berbunyi. Saat diangkat, suara Fang Ping terdengar dari telepon: "Bersihkan area selatan kampus! Jangan sampai mempermalukan Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
"Siap!"
Setelah mematikan telepon, Qin Fengqing menyeringai lebar: "Mereka kaya banget, kita bisa dapet untung gede nih!"
"Kalian ini..."
"Jangan banyak cakap! Nanti ingat koordinasi yang baik. Kalo sampai kalian kena jual oleh Fang Ping, jangan salahin aku nggak ngasih tahu."
Zhang Yu menghela napas, andai saja aku tidak keluar dari retret latihan.
Tapi sudahlah... ini semua demi kampus.
Jujur saja, sumber daya berharga di tangan mereka memang terbuang percuma.
Kalau sampai ke tangan Universitas Bela Diri, mungkin bisa menyelamatkan banyak nyawa dan lebih banyak membunuh petarung liang bumi.
Tapi memang, hak kepemilikan itu milik mereka.
Hasil pertempuran berdarah para leluhur mereka juga. Boleh saja iri, tapi tak perlu sampai benci.
"Kita yang lebih kuat... juga demi umat manusia... tujuan kita sebenarnya sama..."
Zhang Yu menghibur diri sendiri dalam hati. Lagipula kita cuma perlu bicara beberapa patah kata. Kalau pihak lain benar-benar tidak terpancing, ya sudah nasib.
……
Pada saat yang bersamaan...
Fang Ping membawa yang hadir menuju Area selatan.
Di perjalanan, Fang Ping menyapu pandangan sekilas ke yang hadir.
“Minimal 10 Senjata Dewa!”
“Batu energi Kasta Sembilan tidak sedikit.”
“Apakah ada... zirah dalam? Mungkin terbuat dari zirah kulit monster tingkat tinggi?”
“Buah energi pun banyak... Sial, si gendut ini memakannya sebagai camilan, terlalu boros!”
Saat Fang Ping masih menghitung berapa harta mereka, Jiang Chao terlihat bosan, dengan santai mengeluarkan beberapa buah dari kantong kecil dan memakannya sebagai camilan.
Itu adalah buah energi!
Buah Bai Cui, Buah Yun Shen, semua buah ini bisa dianggap sebagai buah energi.
Tentu saja, buah yang dimakan Jiang Chao kualitasnya lebih rendah dari Bai Cui, energinya tidak begitu melimpah, tapi untuk petarung level rendah tetap merupakan harta karun yang sangat berharga.
“Benar-benar kaya!”
“Sayang, tidak bisa merampok.”
“Harus dipancing, kalau tidak, domba gemuk ini akan kabur.”
Fang Ping bergumam dalam hati.
Para anak pejabat ini sebenarnya wataknya cukup baik, atau merasa tidak perlu, juga tidak menunjukkan sikap ingin mengganggu Fang Ping.
Kalau mereka tidak mengganggu diri sendiri, biasanya Fang Ping juga tidak akan mencari masalah.
Tapi Universitas Bela Diri Kota Iblis... benar-benar miskin!
Lü Fengrou masih kekurangan satu Senjata Dewa, juga harus mencari cara membuatkan Tang Feng satu bilah.
Untuk Pak Li di sini, sebaiknya juga dibuatkan satu.
Setelah dihitung, total tiga Senjata Dewa.
Mau dicari di mana?
"Guru-guru dari Universitas Bela Diri Kota Iblis yang turun ke liang bumi untuk membunuh monster, itu benar-benar hampir mati sembilan kali. Ini bukan main-main."
"Terakhir kali, Huang Jing nyaris tewas. Untungnya si Jiao itu pengkhianat siluman."
"Maaf, bukan maksud kami mengganggu kalian. Barang-barang ini jika dipegang kalian mungkin tidak terlalu berguna. Kami juga tidak mengharapkan kalian turun ke medan perang. Anggap saja kami meminjam. Nanti saat Universitas Iblis sudah kaya raya, akan kami kembalikan."
"Leluhur mereka semua pejuang top. Membunuh monster level tujuh sama sekali tidak sulit."
"Tentu saja kita juga tidak bisa melakukan pembantaian besar-besaran, nanti malah memicu perang besar."
"Tapi Senjata Dewa di tangan orang-orang ini memang kurang efektif. Hanya sedikit lebih kuat dari senjata paduan level A, kira-kira setara dengan Golok Penenang Kekacauan."
"Di bawah level tujuh, menggunakan ini semua sia-sia belaka."
"Semakin banyak musuh kami bunuh, semakin aman kalian. Ini semua demi kebaikan kalian..."
Fang Ping terus mencari pembenaran dalam hatinya, berusaha melepaskan diri dari citra sebagai perampok.
"Selain itu, kami juga memberi kalian lebih banyak pengalaman dan pelajaran, sekaligus membuka jalan untuk perkembangan kalian."
"Kalau dipikir-pikir... Aku ini sangat agung!"
Fang Ping berhasil membujuk dirinya sendiri. Semakin dipikir, semakin merasa dirinya mulia.
"Demi keselamatan para guru dan perkembangan semua orang, ini sama sekali bukan untuk kepentinganku sendiri."
Saat Fang Ping sedang berfilosofi, Jiang Chao yang sedang asyik makan Buah Energi tiba-tiba bertanya: "Fang Ping, seru nggak liang bumi Shanghai?"
Fang Ping tertegun sejenak, ekspresinya sedikit dingin, tapi tetap tersenyum: "Lumayanlah."
"Asyik?"
"Liang bumi tidak bisa dianggap main-main!"
"Awalnya masih merasa tidak enak karena merampok mereka tanpa alasan, tapi sekarang... merampok ya sudah merampok juga."
"Mana ada yang asyik dari liang bumi?"
Di liang bumi Shanghai, selama bertahun-tahun tak terhitung petarung yang gugur.
Universitas Bela Diri Kota Iblis saja sudah kehilangan 4 master dan ribuan petarung tingkat menengah!
Yang tingkat tiga ke bawah juga cukup banyak.
Memang leluhur mereka bertempur sampai berlumuran darah, tapi kalau mereka menganggap liang bumi sebagai bahan candaan, itu sama sekali tidak lucu.
Mungkin bagi mereka, liang bumi memang hanya dinilai dari asyik atau tidak, tanpa merasakan krisis seperti orang lain.
Yang lain tidak menunjukkan keanehan.
Mereka memang tak merasakan kekejaman dan kepahlawanan liang bumi. Jarang turun ke sana, kalau pun pergi cuma ke liang bumi aman dengan pendamping.
Harus ada pendamping. Kematian mereka dalam pertempuran bukan hal sepele.
Saat Fang Ping bercanda tentang wisata satu hari ke liang bumi, mereka benar-benar menganggapnya sebagai rekreasi - persepsi yang sangat berbeda.
Ini bukan soal watak, tapi perbedaan pengalaman dan wawasan.
"Masih baik? Fang Ping, saat kalian turun ke liang bumi, lebih sering bertahan di kota atau menjelajah?"
"Jelajah."
"Begitu... Pernah ke Gunung Penjagal? Katanya itu benteng alam buatan manusia yang membentang tak berujung melintasi empat domain. Ada juga di liang bumi Shanghai?"
Fang Ping alisnya berkedut, tersenyum: "Ada, liang bumi lainnya juga punya. Wilayah timur, barat, selatan, utara, sepertinya terbagi menjadi banyak sub-domain. Senior Jiang tahu total ada berapa sub-domain?"
Jiang Chao berkata santai: "Sepertinya... sekitar 108 domain. Susu, benar kan?"
Su Zisu mengangguk: "Ya, bukankah sudah diajarkan sebelumnya? Jiang Gendut, ingatanmu payah sekali. Tiongkok kita menghadapi Wilayah Selatan yang punya 27 sub-domain..."
"Aku malas menghafal ini, lagian jarang kesana."
Keduanya mengobrol santai, sementara Fang Ping diam-diam menyimak.
Setelah berpikir, dia bertanya: "Saat ini Tiongkok hanya punya 23 gerbang, berarti masih ada 4 yang belum muncul?"
"Bukan begitu, bukannya Wilayah Selatan sudah membuka 26?" Su Zisu terkejut: "Kita punya 24, plus dua di negara tetangga dekat Tiongkok. Wilayah Selatan tinggal satu sub-domain yang belum terbuka kan?"
"Kita punya 24?"
Pupil Fang Ping menyempit!
Dia yakin, Tiongkok hanya punya 23 gerbang neraka, sama sekali tidak 24!
Begitu Su Zisu bicara, sebelum sempat menyadari implikasinya, Zheng Nanqi dan Li Fei di sampingnya batuk kecil dan membentak: "Susu, jangan asal bicara."
"Aku..."
Su Zisu menunjukkan wajah kesal, tapi sepertinya teringat sesuatu, lalu malu-malu: "Lupa, hal-hal ini tidak boleh diumbar."
Fang Ping tetap tenang, tersenyum: "Kalau begitu aku tidak tanya lagi. Aku memang kurang wawasan, maafkan."
"Gapapa, kami juga dengar dari keluarga. Kalo nggak, mana mungkin tahu."
Su Zisu masih melanjutkan: "Begitu semua domain terbuka... mungkin lain kali tidak ada kesempatan keluar lagi..."
“Susu!”
Zheng Nanqi berseru pendek, Su Zisu bergumam: "Tahu tahu, cuma agak menggerutu saja."
Fang Ping tetap tak bergeming, terus mengajak beberapa orang itu berjalan maju, seolah tak mendengar.
Setelah berjalan beberapa saat, sampailah di pintu Area Selatan.
Di depan pintu, Qin Fengqing si botak besar itu sangat mencolok, membelakangi mereka dan berseru: "Lao Zhang, kapan rombongan pertukaran anak-anak itu datang?"
Kalimat ini membuat ekspresi Zheng Nanqi dan yang hadir berubah.
Fang Ping juga mengubah ekspresinya, memancarkan permintaan maaf pada mereka.
Seolah tak sempat menyela, Qin Fengqing kembali berseru: "Anak-anak ini, pernah lihat darah? Mau menantang mentor Universitas Bela Diri Kota Iblis, jangan-jangan lihat darah langsung nyaris pingsan!"
Meski mereka tingkat enam, murid tingkat empat kita bisa satu lawan sepuluh!"
Fang Ping malah suruh kita layani baik-baik. Layani apaan!"
Fang Ping juga penakut. Sudah kubilang, jangan repotkan mentor. Kita saja yang hadapi dan kalahkan mereka, selesai urusan."
Sekarang malah harus ganggu mentor yang sedang bertapa, ribet banget!"
"Qin Fengqing, jangan banyak bicara." Zhang Yu berseru pendek, menambahkan: "Kalau didengar orang, tidak baik."
"Takut apa! Di depan mereka pun, aku berani mengatakannya! Cuma kalian yang takut bermasalah. Tapi meski kukatakan ini di depan mereka, para anak-anak itu mungkin juga takut sampai tak bersuara. Kami tidak akan mengulur waktu, tidak seperti para mentor yang mungkin hanya sekadar menghadapi, tidak benar-benar bertarung dengan mereka."
Di belakang, wajah Fang Ping menjadi pucat. Dia kembali memberikan senyuman permintaan maaf ke beberapa orang, lalu berteriak penuh amarah: "Qin Fengqing! Kau sengaja membuat masalah untuk universitas kami?"
Bukan hanya Fang Ping yang wajahnya pucat. Jiang Chao dan yang lain, ekspresi mereka semua terlihat sangat menyeramkan.
Qin Fengqing seolah tak peduli, juga tidak terkejut dengan kemunculan Fang Ping. Dia menoleh menyapu pandangan ke hadirin, lalu berkata dengan asal: "Oh, kalian sudah datang. Maaf, tadi hanya ngobrol santai."
"Qin Fengqing!"
Fang Ping berteriak marah: "Segera minta maaf pada senior-senior ini!"
"Kau suruh aku minta maaf?"
Qin Fengqing seolah diinjak ekornya, berteriak marah: "Atas dasar apa! Apa yang kukatakan bukan kebenaran? Jangan lihat mereka tingkat enam, satu lawan sepuluh pun bisa kulakukan!"
"Kau Fang Ping takut masalah, berpura-pura jadi cucu, aku tidak mau jadi cucu!"
"Kau melawan sepuluh dari mereka, apa ada masalah?"
"Para brengsek ini benar-benar mengira mentor universitas kita begitu menganggur?"
"Beberapa perawan yang mungkin menangis ketakutan melihat darah ini, mau membuat mentor kita khusus menyelesaikan retret untuk menunggu tantangan mereka? Ini mainan anak-anak?"
Fang Ping "dengan wajah merah padam" mengaum rendah: "Pergi! Segera pergi, dengar tidak?"
“Cih, pengecut! Kapan Fang Ping sepengecut ini? Masih mau jadi Ketua Klub Seni Bela Diri? Sungguh mempermalukan Universitas Bela Diri Kota Iblis!
Bukannya tak bisa mengalahkannya. Kalau memang tak bisa, mengakui saja.
Hanya beberapa petarung energi vital ini, kau tak bisa mengalahkan mereka?
Sejujurnya, dari jauh aku sudah melihat kalian. Kau Fang Ping yang begitu arogan di kampus, tak pengecut di liang bumi, tapi di depan mereka jadi pengecut seperti cucu! Laozi tak tahan melihatnya!”
“Kurang ajar!”
Fang Ping mengamuk, energi vitalnya menyembur ke langit: “Jika tak segera pergi, aku keluarkan kau dari sekolah!”
Qin Fengqing mengencangkan lehernya diam. Zhang Yu di sampingnya buru-buru berkata: “Ketua, Qin Fengqing hanya jujur, bukan sengaja...”
Ucapan "jujur" itu lebih menyakitkan daripada kata-kata Qin Fengqing.
Saat ini, seseorang dari rombongan pertukaran tak tahan: “Anda bernama Qin Fengqing ya? Sepertinya anda meremehkan kami, benar kan?”
Qin Fengqing mencemooh: “Lalu bagaimana? Kalian tak datang ke Universitas Bota Iblis tidak apa, tapi setelah datang malah menantang mentor level enam kami! Ini lelucon apa!
Barang kelas kalian ini pantas dilawan mentor level enam kami?
Tahukah kalian betapa sibuknya mentor kami? Mana ada waktu bermain rumah-rumahan dengan kalian! Masih berani bermulut besar hanya mau bertarung dengan level enam. Lihat, aku baru level lima fase awal saja sudah cukup untuk mengalahkan kalian.
Soal Fang Ping... melawan sepuluh orang sekaligus pun mungkin tak sulit. Aku tidak separah Fang Ping yang pengecut.”
Fang Ping semakin marah, bersiap untuk bertindak.
Di samping, Li Fei tiba-tiba menahan bahu Fang Ping sambil bergumam, "Fang Ping, tunggu dulu."
Fang Ping menunjukkan ekspresi permintaan maaf, "Maaf, dia memang penyerang terbesar di Universitas Bela Diri Kota Iblis kami. Entah kenapa hari ini jadi kacau begini..."
Li Fei menyela, "Bukan salahmu. Aku hanya ingin bertanya, Qin... Qin Fengqing ya? Aku penasaran, apakah murid Qin yang berstatus petarung tingkat lima fase awal ini benar-benar merasa lebih kuat dari kita?"
Qin Fengqing mencemooh dengan dingin, "Tentu saja! Dari penampilan kalian, sepertinya masih perawan. Pernah melihat darah? Sudah membunuh manusia?"
"Li Fei ini memang tidak berbakat, tapi sudah beberapa kali turun ke liang bumi. Berapa kali murid Qin sudah turun? Berapa banyak yang sudah dibunuh?"
"Ngapain aku kasih tahu kamu? Fang Ping, kamu sudah empat kali turun ya?"
Wajah Fang Ping berkerut, "Terus kenapa? Meskipun empat kali sudah banyak, belum tentu senior-senior di sini lebih banyak dari aku..."
"Empat kali?"
Kali ini bahkan Jiang Chao yang biasanya acuh tak acuh tidak tahan menggerutu, "Nak, sok jagoan kamu! Kira kami ini boneka tanah liat yang tidak punya sifat?"
Fang Ping yang juara pertama universitas bela diri ini ternyata hanya empat kali turun ke liang bumi!
Kabar ini membuat semua orang terkejut.
Katanya murid universitas bela diri sering turun ke liang bumi dan sudah biasa melihat darah.
Tapi sekarang Fang Ping empat kali, si botak besar ini lebih lemah dari Fang Ping. Berapa kali dia sudah turun?
Jiang Chao hampir meludahi wajahnya. Laozi saja sudah lima enam kali turun!
“Sebelumnya, dia sering mendengar orang mengatakan, mereka sampah, tidak bisa menandingi petarung luar itu, para petarung haus darah yang aura mematikan-nya mendidih.”
“Tapi sekarang, murid-murid yang bahkan belum sesering dia turun ke liang bumi ini malah meremehkan mereka?”
Fang Ping tampak ragu-ragu, Qin Fengqing terus memprovokasi: “Apa? Masih mau adu? Takkan nangis pulang ya? Level enam kalah dari level lima, satu lawan sepuluh kalian, itu baru memalukan.”
“Dengar-dengar kalian punya koneksi kuat, aku tidak berani melukai kalian. Kalau sampai rusak, repot nanti.”
“Ah sudahlah, anggap saja ucapanku tadi tidak ada. Pergilah, malas urusi kalian.”
Li Fei dengan sorot mata dingin berkata: “Masalah ini, mungkin Murid Qin masih harus memberikan penjelasan. Menghina kami tanpa alasan, beginikah murid universitas bela diri?”
“Menghina?”
Qin Fengqing terpana: “Kau pikir aku sedang menghina kalian?”
Usai bicara, tiba-tiba ia menatap Fang Ping sambil mengatupkan gigi: “Fang Ping, menurutmu apa aku menghina mereka? Kalau kau pria sejati, katakanlah – bisakah kau mengalahkan sepuluh mereka sendirian?”
Wajah Fang Ping menjadi pucat, tetap terdiam.
“Bicara! Hanya segini keberanianmu, Fang Ping?”
“Jelas bisa menang, kok pura-pura pengecut? Ada asiknya?”
Qin Fengqing sangat marah. Jiang Chao dan yang hadir segera menatap Fang Ping. Melihat ekspresi Fang Ping yang berkerut namun tetap bungkam, wajah mereka pun berubah bertahap.
Jadi... Fang Ping juga berpikir demikian?
"Di tengah keheningan yang hadir, Qin Fengqing tiba-tiba mencibir: 'Sudahlah, tidak usah ditanya. Tanya pun percuma. Lagipula para mentor sudah siap, mari kita main-main dengan mereka. Ini bukan urusan kita.'"
"Jiang Chao tidak ingin bertarung dengan mentor universitas iblis. Mendengar itu ia tiba-tiba tertawa: 'Hei botak, kau terlalu arogan. Mau bertarung denganku?'"
"Qin Fengqing girang bukan main dalam hati: Gendut ini mudah sekali dikail umpan!"
"Tapi lewat mulut ia menyatakan dengan nada merendahkan: 'Tidak berminat.'"
"'Huh! Kukira kau punya keyakinan kuat...'"
"Qin Fengqing tiba-tiba mengerutkan kening: 'Kenapa? Benar-benar ingin mencari malu sendiri?'"
"Lanjutnya: 'Bertarung dengan kalian cuma buang-buang waktuku, mengganggu latihanku. Tapi... kalau memang tidak terima, ayo bertanding. Tapi aku ini tipe orang yang tidak akan bangun pagi tanpa keuntungan. Menang melawan kalian pun tak ada gunanya. Begini saja, kalau mau bertanding, kita tambahkan taruhan. Biar kalian nangis pulang ke rumah dan dapat pelajaran!'"
"'Arogan!'"
"Li Fei dan kawan-kawan mulai benar-benar marah. Botak ini keterlaluan arogannya."
"Di samping, Fang Ping kembali mengomel berani: 'Qin Fengqing, kau pergi atau tidak?! Kalau tidak segera pergi, kubunuh kau!'"
"'Kau cuma bisa mengganggu orang sendiri, Fang Ping! Menjadi Ketua Klub Seni Bela Diri benar-benar aib bagi universitas kita! Sampah! Mempermalukan diri! Pengecut sepertimu pantas disebut juara pertama mahasiswa? Memalukan seluruh universitas bela diri!'"
"Saat ini Qin Fengqing sama sekali tidak berpura-pura. Makiannya sungguh tulus dari hati."
Sudah lama ingin memarahi Fang Ping, biasanya takut dipukulinya, sekarang Fang Ping mau main drama... Aku sedang berkoordinasi.
"Sampah, kau tidak berani membela nama baik universitas bela diri, membuktikan kekuatan murid-murid kami, biar aku yang lakukan! Para mentor universitas bela diri kami sudah berpengalaman ratusan pertempuran di liang bumi, mana ada waktu untuk main-main dengan kalian? Pantaskah kau disebut mahasiswa universitas bela diri?"
"Qin Fengqing!"
Fang Ping meledak marah. Li Fei di sampingnya menahan tangannya lagi, memandang dingin ke Qin Fengqing: "Kau yakin ingin menantang kita?"
"Fang Ping, ini mereka yang cari masalah duluan! Aku tidak takut! Tantangan ya tantangan, takut kalian yang tidak berani!"
"Konyol!" Seorang lagi dari delegasi pertukaran bersuara: "Awalnya tidak ingin berurusan dengan orang seperti kalian, kau sendiri yang cari masalah, jangan salahkan kami tak segan!"
Qin Fengqing mencemooh: "Aku ingin lihat siapa yang tak segan! Tapi ingat, tanpa taruhan, aku tidak mau main."
Setelah berkata, Qin Fengqing melirik para hadirin, mengamati dari atas ke bawah. Dengan sudut matanya melihat Fang Ping yang membuat isyarat, dadanya berdebar tapi segera menambahkan: "Taruhan kecil tidak seru, 5 miliar! Lima babak tiga kemenangan. Lima orang dari universitas bela diri, kalian keluarkan lima orang. Berani?"
"5 miliar!"
Zhang Yu di samping hampir stres!
Qin Fengqing sudah gila!
Tidak, Fang Ping yang gila!
