"Pertarungan keempat dimulai!"
Menteri Wang langsung mengumumkan dimulainya pertarungan setelah Wang Jinyang turun dari panggung.
Li Hantong memutar-mutar lehernya, melirik Li Fei yang sudah berdiri di seberang, bergumam: "Apa nak ini ada hubungan darah dengan Komandan Li?"
Usianya baru 23 tahun, sementara Li Fei beberapa tahun lebih tua darinya.
“Tapi Li Hantong menyebut ‘si nak ini’ tanpa rasa canggung sama sekali.”
“Setelah tiga pertempuran, meski tak diucapkan, sebenarnya kami agak meremehkan beberapa orang di pihak lawan.”
“Bukankah semua yang hadir di sini adalah orang-orang sombong dan angkuh?”
“Tiga lawan tingkat enam pertengahan mereka benar-benar tak istimewa.”
Fang Ping mengerutkan alisnya: “Jangan pedulikan ada hubungan atau tidak. Jangan lengah, di antara mereka, aku perhatikan hanya Li Fei dan Zheng Nanqi yang bau darahnya lebih menyengat. Keduanya bisa mencapai tingkat enam tinggi pasti melalui perjuangan keras.”
“Tenang saja.”
Li Hantong mengangguk lalu melangkah keluar.
Wang Jinyang duduk sebentar, tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah sana.
Fang Ping tertegun, Aku belum bilang, kau sudah berangkat?
“Apa maksudmu ini?”
Tapi dipikir-pikir, Nanwu sudah miskin sampai segini. Lao Wang ini demi sumber daya memang tak kenal batas, Fang Ping akhirnya paham.
Sejak mengenal Wang Jinyang, di mana ada keuntungan pasti ada dia.
Entah saat mengerjakan misi, turun ke liang bumi, atau ketika Fang Ping bilang menemukan buronan, Lao Wang selalu antusias - demi keuntungan, dia tak peduli harus mengorbankan gengsi.
Inisiatif Lao Wang mendekat bisa dimengerti.
……
Fang Ping bisa memaklumi, tapi Qin Fengqing berubah muram.
“Dasar, ngapain kau ke sini?!”
Mengabaikan Lao Wang, Qin Fengqing terus meraih buah... Tapi kosong!
Di samping, Jiang Chao menatapnya dengan polos: Si botak besar rakus sekali!
“Buahku habis!”
Qin Fengqing juga tidak merasa canggung, sambil menepuk bahunya dengan tersenyum berkata: "Nanti aku traktirmu makanan enak, makan buah energi terlalu banyak bikin enek, kita pria seharusnya makan daging besar-besaran, minum alkohol sepuasnya, saudara, siang ini aku yang bayar, jangan sungkan!"
Dia sudah merencanakan, siang hari akan menumpang makan di kantin, ide yang bagus.
Di samping, Lao Wang juga tidak menghiraukannya, malah berdiskusi dengan orang tadi.
Lao Wang tidak membujuk, tapi dengan serius berdebat tentang jalan pedang bersama lawan bicaranya.
Qin Fengqing melihat yang lain juga menyimak diam-diam, merasa agak kesal, melirik Jiang Chao, sepertinya hanya si gendut ini yang tidak peduli, targetnya harus diarahkan pada orang ini.
……
Diskusi seru mereka membuat tarung latihan benar-benar menampilkan rasa "persahabatan pertama, kompetisi kedua".
Sementara di arena.
Li Hantong untuk pertama kalinya memperlihatkan seluruh kekuatannya!
Li Hantong yang seperti patung emas, bagaikan iblis gila, langsung mengerahkan seluruh tenaga dan menghajar Li Fei.
Li Fei menggunakan golok, Li Hantong menggunakan tinju.
Keduanya tidak main-main, langsung duel frontal sejak awal.
Meskipun golok Li Fei adalah Senjata Dewa, efeknya hanya sedikit lebih kuat dari senjata level A.
Setelah puluhan kali benturan kilat, tebasan golok Li Fei ke tubuh Li Hantong memercikkan kobaran api spektakuler, persis seperti memukul patung emas.
Fang Ping yang mengamati sejenak tiba-tiba merasa inferior.
Situasi apa ini?
Semi-Golden Body si Tengkorak Besi ini sepertinya lebih kuat sedikit dari semi-Golden Body-nya sendiri!
Li Fei yang berada di tahap tinggi tingkat enam, menggunakan Senjata Dewa untuk membabat tubuhnya, namun hanya meninggalkan goresan golok tipis. Pertahanan Li Hantong benar-benar tak terkalahkan!
Setidaknya pada tahap kelas 5 atau 6, pertahanan karakter ini memang terasa tak tertembus.
Li Hantong dengan sikap sombong, meski terhempas beberapa kali, justru tertawa terbahak-bahak: "Lanjutkan! Tebas kepalaku!"
Setelah berkata demikian, kepalanya berubah keemasan total sambil menggelegar: "Ayo, tebas!"
Tak hanya omong, Li Hantong malah mengambil inisiatif menyerang. Saat Li Fei mengayunkan golok, dia menyongsong dengan kepala sembari melepaskan pukulan tinju ke kepala Li Fei.
Siapa yang bisa menghancurkan kepala lawan lebih dulu!
Sorot kemarahan terpancar dari mata Li Fei. Dengan serangkaian geraman pendek, dia melepaskan gelombang energi vital yang membuat tanah berhamburan akibat gelombang kejut.
Bruk... bruk... bruk!
Rentetan suara ledakan menggema.
Li Hantong tetap tertawa keras, namun dalam hati mengumpat: "Sialan, tebasan ini sakit sekali!"
Otakku hampir terpental keluar!
Meski kepala tak hancur, kulit kepalanya babak belur oleh tebasan. Guncangan kekuatan yang merambat membuat kepalanya seperti mati rasa.
Berpegang pada prinsip "Kalah tetap jaga martabat", Li Hantong tak peduli. Sambil ditebas Li Fei, dia balas menghujani pukulan tinju.
Pertarungan keduanya menjadi yang paling sengit dibandingkan duel-dual sebelumnya.
Keduanya tidak menghindar atau mundur, langsung bertarung keras.
Kepala Li Hantong sudah seperti labu darah, tapi dia tetap tak acuh sambil tertawa histeris - harus menunjukkan keperkasaan!
Kau tebas sampai aku berdarah, aku tertawa gila... apa ini terlihat lebih perkasa?
……
"Idiot!"
Kata ini muncul bersamaan di benak Fang Ping dan yang lain.
Apa yang dilakukan Li Hantong?
Keunggulan Tengkorak Besi-mu jangan dipakai terus-terusan menahan senjata dewa!
Dia hampir terbelah dua, tulang keemasan di ubun-ubunnya sudah kelihatan. Terlalu arogan!
Fang Ping dan kawan-kawan hanya mengumpat dalam hati, tak mengucapkannya.
Justru Jiang Chao dan yang lain semakin yakin: mahasiswa universitas bela diri ini memang orang gila.
Sungguh gila!
Qin Fengqing bilang mereka haus darah, ternyata tidak berlebihan.
……
Di panggung utama.
Lao Li hampir tertidur menonton - keduanya saling bertukar tebasan golok dan pukulan tinju.
Satu mengandalkan tengkorak keras, satu lagi mengerahkan energi vital padat untuk membangun perisai pertahanan.
Pertarungan ini akan ditentukan oleh siapa yang bisa bertahan lebih lama.
Tengkorak Besi Li Hantong juga menguras energi vitalnya. Tapi Li Fei lebih boros, sementara lawannya lebih kuat dengan pemulihan cepat. Belum tentu Li Hantong bisa menang.
Setelah beberapa saat, pertarungan mereka masih seimbang.
Lao Li tiba-tiba menatap Li Mo: "Bang Li, katanya kita masih satu keluarga 500 tahun yang lalu..."
Li Mo meliriknya, tidak bersuara.
"Pemuda-pemuda sudah bertarung sampai sekarang, kedua belah pihak hanya menyisakan satu orang terakhir yang belum turun. Di pihak kalian ada tahap tinggi tingkat enam, di pihak kami ada puncak tingkat lima. Maukah Anda menebak siapa yang akhirnya menang?"
Menteri Wang menatapnya tajam, "Apa maksudmu?"
Li Mo berkata datar, "Dekan Li silakan bicara langsung."
Pak Li tersenyum sumringah, "Taruhan kecil untuk hiburan, Kakak Li ada minik bertaruh?"
Li Mo menjawab tegas, "Tidak ada minat."
Wajah Pak Li memerah malu, "Situasi apa ini?"
"Bertaruh sekali saja Anda tidak berani?"
"Pemuda Kota Bintang mudah diprovokasi, tapi generasi tua sulit dihasut."
Li Mo enggan bertaruh, Pak Li pun tak bisa berbuat banyak, namun tetap bersungut, "Menurutku pertarungan ini sudah tidak ada ketegangan lagi. Apapun hasil pertarungan Li Hantong, Fang Ping pasti menang."
Menteri Wang membentak, "Dekan Li!"
"Dasar, mengira para praktisi level delapan masih bodoh?"
"Taktik tantanganmu hanya bisa menipu anak muda itu."
Setelah bentakan Menteri Wang, Li Mo tiba-tiba tersenyum, "Dekan Li, tak perlu memprovokasiku. Kalau begitu, pertarungan yunior tidak menarik. Bagaimana kalau kita yang bertarung?"
Pak Li tetap tersenyum, "Saya tidak ikut. Saya bukan level delapan. Anda kan puncak level delapan. Bagaimana kalau Menteri Wang yang menemani Tuan Li berlatih?"
Wajah Menteri Wang menghitam. Jika Li Changsheng berani bicara lagi, pasti akan ditendangnya sampai mati!
Li Mo juga tidak menyambut pembicaraan, Anda menyerah saja sudah cukup.
Anak buah Universitas Bela Diri Kota Iblis yang sombong, Anda tidak bisa bersikap sombong kan?
Pak Li mungkin juga merasa mempermalukan diri, berdehem canggung lalu berkata: "Kalo nggak, tunggu Lao Wu kembali, temani Tuan Li bermain?"
Li Mo tetap tidak menyambut, malah bertanya: "Bagaimana situasi wilayah selatan ketujuh sekarang?"
Menteri Wang membuka suara: "Dari komando militer, kabar yang diterima kemarin lusa masih dalam deadlock! Beberapa tanah terlarang, tujuh monster liang bumi Kasta Sembilan turun tangan, bertarung dengan orang Zona Terlarang... Tapi makhluk siluman Zona Terlarang juga keluar dari Gunung Penjagal, pertempuran berlangsung sebentar lalu mereda."
Saat ini, area Kota Pintu Langit telah mengumpulkan orang wilayah selatan ketujuh, monster liang bumi tanah terlarang, serta utusan Zona Terlarang.
Kira-kira akan berunding untuk berdamai."
Sambil berkata, Menteri Wang menambahkan: "Selain itu, Kota Pintu Langit mungkin benar-benar akan direlokasi. Saat ini mereka telah menderita korban berjatuhan, tidak layak lagi menjadi pelopor serangan Kota Harapan..."
Saat dia berbicara, Lü Fengrou yang sebelumnya diam tiba-tiba bertanya: "Relokasi atau evakuasi Kota Pintu Langit?"
Menteri Wang memandangnya, berkata berat: "Dekan Lü, baik relokasi maupun evakuasi, Wali Kota Pintu Langit tetap petarung level sembilan. Kini dia bahkan memegang Senjata Dewa Kasta Sembilan, kemampuan bertarungnya jauh melampaui petarung level sembilan biasa."
"Bahkan Komandan Wu yang kekuatannya lebih unggul darinya, bisa mengalahkannya dengan senjata dewa, tapi ingin membunuhnya tetap sangat sulit!"
"Jika dipadu dengan Pohon Pintu Langit, Komandan Wu pun mungkin sulit menahan kerja sama keduanya."
"Maksud perkataanku, Anda seharusnya mengerti……”
Lü Fengrou mengerutkan kening berkata: “Aku hanya bertanya apakah ini evakuasi atau relokasi, Menteri Wang tidak perlu menjelaskan panjang lebar padaku.”
Menteri Wang terdiam sejenak, lama kemudian baru berkata: “Kemungkinan lebih besar untuk dievakuasi. Saat ini dia terus-menerus berada di wilayah selatan ketujuh yang dimusuhi oleh tanah terlarang. Jika tetap tinggal di sana, mungkin akan muncul masalah. Detailnya bagaimana, aku juga tidak tahu.”
“Evakuasi... Dievakuasi ke Zona Terlarang Pusat yang kalian sebut?”
Ekspresi Lü Fengrou rumit, bertanya lagi: “Zona Terlarang, bisakah kita masuk?”
Di samping, Li Mo menyela: “Zona Terlarang penuh bahaya. Setiap penghubung dijaga ketat oleh pejuang level tinggi, tidak mungkin dilewati.”
Menteri Wang meliriknya. Li Mo tahu apa yang dipikirkannya, menggelengkan kepala: “Itu medan perang para pemuda.”
Menteri Wang tak melanjutkan, mengalihkan topik: “Dekan Lü, meskipun pihak lain tidak pergi, Anda ingin menyingkirkan mereka pun tidak ada metode. Ketika pertempuran penuh benar-benar meledak suatu hari nanti... Saat itulah pembalasan akan tiba.
Semua domain ini yang membantai pejuang kota kita manusia, termasuk para wali kota, pada akhirnya akan dihitung!
Saat itu benar-benar tiba, tanpa lagi keraguan, para petarung liang bumi yang tangannya berlumuran darah manusia ini, satu pun jangan sampai lolos!”
Lü Fengrou datar berkata: “Bagaimana jika mereka terus bersembunyi di Zona Terlarang?”
Setelah itu menambahkan: “Ini urusan pribadiku, tak perlu Menteri Wang repot. Asalkan aku tahu kabarnya saja.”
Menteri Wang tak berkata lebih. Justru Pak Li sambil meraba dagunya bertanya: “Menteri Wang, pernahkah menemukan jejak Paman Lü?”
Menteri Wang mengerutkan kening, lama kemudian menggelengkan kepala: "Dia... tidak berada di area Gunung Penjagal, seharusnya begitu. Ada beberapa petarung manusia di Gunung Penjagal, sebelumnya Biksu Jiekong dari Biara Wan Shan memang selalu berada di medan dalam Gunung Penjagal, kabar ini sebenarnya kita ketahui. Tapi Tuan Lü... tidak di sana."
Pak Li mengeluh pusing: "Aku kira Paman Lü pergi ke pegunungan tengah... maksudku Gunung Penjagal. Sekarang kalian bilang tidak ada, lalu kemana dia pergi?"
Li Mo melirik Lü Fengrou, melihat sorot matanya yang kompleks, berpikir sejenak: "Jika dia tidak ke Gunung Penjagal... mungkin pergi ke Laut Terlarang."
Ekspresi Lü Fengrou berubah drastis.
Laut Terlarang!
Laut Terlarang yang tak menyisakan penyintas!
Jika ayahnya pergi ke Gunung Penjagal, masih ada harapan selamat. Tapi jika benar-benar masuk ke Laut Terlarang, mungkin sudah mati.
Li Mo menghela napas: "Ini hanya dugaanku. Tentu saja, tidak menutup kemungkinan ayahmu masih bertapa di suatu tempat di Wilayah Selatan Ketujuh, semua itu mungkin. Atau mungkin... di Domain Perbatasan."
"Domain Perbatasan?"
Pak Li tampak gelisah, buru-buru bertanya: "Domain Perbatasan itu daerah mana?"
"Daerah penyangga antara berbagai sub-domain kecil."
Li Mo menjelaskan: "Dari timur ke barat Wilayah Selatan Ketujuh, jika diteruskan sampai tamat, itulah Domain Perbatasan! Tapi bentangannya sangat luas, Domain Perbatasan timur berjarak lebih dari 3000 kilometer dari Kota Harapan, harus melintasi satu zona Laut Terlarang untuk mencapainya.
"Dan di wilayah Timur ada daerah terlarang seperti Hutan Ratusan Binatang, harus melewati tiga kota benteng. Bahkan petarung Kasta Sembilan sekalipun akan sangat kesulitan melintasinya."
"Di Barat ada Gurun Pasir Semut Raksasa yang menghambat. Di ujungnya, harus menyeberangi sebagian kecil wilayah Gunung Penjagal baru bisa mencapai domain Barat."
"Domain itu sangat berbahaya. Lü Zhen belum tentu ada di sana, mengingat saat dia pergi baru mencapai puncak level tujuh..."
Lü Fengrou mengerutkan alis: "Mengapa harus pergi ke domain?"
"Petarung sejati tak akan mencari kematian dengan sukarela."
"Masuk ke zona terlarang atau Laut Terlarang mungkin untuk mencari keuntungan demi terobosan."
"Keuntungan apa di domain itu yang membuat ayahku rela pergi?"
Li Mo merenung: "Situasi domain sebenarnya tidak terlalu kuketahui. Aku sendiri belum pernah kesana. Sejujurnya, selain beberapa leluhur, mungkin tak ada yang pernah."
"Bahkan para leluhur pun hanya paham setengah-setengah tentang tempat itu."
"Tapi dulu kudengar leluhur berkata... di domain mungkin ada peninggalan bersejarah!"
"Peninggalan?"
"Ya, peninggalan." Li Mo kini lebih banyak bicara: "Situasi liang bumi sebenarnya lebih rumit dari yang kalian tahu."
"Saking rumitnya, bahkan Kota Zhenxing juga tak banyak memahami."
"Sejarah Kota Zhenxing sendiri sebenarnya tak panjang, baru berdiri kurang dari 300 tahun."
"Beberapa hal... bisa ditelusuri hingga ribuan tahun lalu, bahkan lebih tua lagi!"
"Tentu saja, beberapa hal ini tidak bisa dikatakan, ada yang tidak bisa dijelaskan, tapi karena sudah menyentuh topik ini, izinkan aku menambahkan beberapa kalimat. Reruntuhan di daerah domain, mungkin... sebagian adalah peninggalan master manusia!"
"Waktu, mungkin bisa ditelusuri kembali ke zaman kuno seni bela diri."
"Zaman kuno seni bela diri?"
Pak Li mengangkat alis: "Anda yakin?"
"Tidak yakin."
Pak Li tidak bisa berkata-kata, "Jawabanmu sangat langsung."
Yang dimaksud zaman kuno seni bela diri adalah periode awal munculnya jalan pedang, itu adalah peristiwa yang sudah sangat lama tidak diketahui.
Zaman kuno seni bela diri bahkan mencakup periode legenda dewa-dewi, ini adalah sejarah dengan bentangan waktu yang sangat panjang.
Setelah itu, datang zaman bangkitnya sekte-sekte.
Kemudian, baru zaman baru seni bela diri sekarang ini.
Beberapa sekte yang memiliki sejarah panjang, jika ditarik ke belakang, sudah mencapai ribuan tahun. Zaman kuno seni bela diri setidaknya terjadi seribu tahun yang lalu.
Memanfaatkan kehadiran Li Mo yang banyak mengetahui informasi internal, Pak Li melanjutkan: "Artinya, hubungan antara manusia dan liang bumi bukan baru terjadi sekarang, mungkin sudah ada kontak sejak ribuan tahun lalu.
Dan domain yang kamu sebutkan, terdapat beberapa reruntuhan - ada peninggalan liang bumi, juga peninggalan manusia.
Reruntuhan yang kamu maksud berhubungan dengan periode Demon Emperor, benar?"
Li Mo menggelengkan kepala: "Tidak tahu, bertanya padaku juga tidak berguna. Beberapa hal, para leluhur juga tidak akan memberitahu kami."
Pak Li tertawa: "Kamu selalu menyebut beberapa orang itu sebagai leluhur. Usiamu juga tidak muda lagi, aku penasaran, berapa usia beberapa leluhur tersebut?"
Li Mo kembali menggelengkan kepala: "Tidak jelas. Sejak aku kecil, beberapa leluhur sudah bertugas menjaga Gunung Penjagal. Selama bertahun-tahun... para leluhur sebenarnya sangat menderita. Dalam 100 tahun terakhir, mereka pulang ke Kota Zhenxing kurang dari 30 kali."
Li Mo menghela napas: "Aku tidak akan banyak bicara tentang urusan leluhur. Mengenai apakah Lü Zhen pergi ke Domain Perbatasan, itu juga tidak pasti. Mungkin sebentar lagi dia akan kembali."
Pejuang level delapan, jika tidak ingin membicarakan sesuatu, bertanya sampai kepala pecah pun tak ada gunanya.
Lao Li mendengar itu pun berhenti bertanya. Ia menoleh sebentar, kebetulan melihat Li Hantong terhempas oleh tebasan golok, seluruh tubuhnya berlumuran darah.
Sementara Li Fei... terengah-engah dengan mata merah berteriak: "Ayo lagi!"
Melawan si Kepala Besi Li ini, dia hampir gila karena marah.
Pihak lawan terus memprovokasinya, saling menghujani lebih dari seratus jurus.
Berkali-kali dia memukul lawan, tapi tak bisa melukai parah. Ketahanan Si Kepala Besi Li sangat kuat, pertahanannya kokoh. Terpental, kembali lagi melanjutkan pertarungan.
Saat ini, hidung Li Fei sudah mengempis, nyaris hancur oleh pukulan tinju yang hampir meremukkan kepalanya.
Li Hantong yang terlempar, wajahnya sudah tidak berbentuk. Kepalanya hampir botak, hanya tersisa beberapa helai bulu.
Li Hantong memang tangguh. Sekejap kemudian dia kembali terbang sambil mengejek: "Cuma segini kemampuannya? Ayo, tebas lagi! Aku saja tidak nangis, kamu yang level enam tahap tinggi sampai nangis kayak anak kecil, tidak malu?"
Li Fei hampir meledak amarahnya!
Aku menangis?
Kau kira aku seperti Jiang Chao si pengecut itu?
Hidungku nyaris meledak terkena pukulan tinjumu, air mata benar-benar tak bisa kutahan karena kelenjar lakrimal lepas kendali.
Melihat keduanya bersiap melanjutkan pertarungan, Pak Li batuk kecil: "Kedua nak muda ini sama-sama bermarga Li, kita juga... Sudahlah, skor seri untuk ronde ini."
Menteri Wang terdiam, alasan macam apa ini?
Hanya karena kalian semua bermarga Li, harus dinyatakan seri? Ini logika apa?!
Tapi pertarungan uji ini sudah sampai taruhan nyawa. Menteri Wang mengangguk: "Baik, dinyatakan seri..."
Mendengar ini, ekspresi Li Mu berubah masam. Seri lagi!
Empat ronde: satu menang, satu kalah, dua seri. Sama sekali tak ada keunggulan.
Yang parah, lawan semuanya tingkat lima!
Jika ronde terakhir menang masih bisa ditolerir. Kalah? Sungguh memalukan.
Bahkan jika menang, sampai sejauh ini tetap saja memalukan.
Li Mu diam. Menteri Wang tak mau buang waktu: "Pertarungan uji selesai. Hasil seri!"
Li Fei ingin muntah darah. Li Hantong protes keras: "Belum selesai!"
Dia sudah berjanji dengan Fang Ping: hanya menang bisa dapat Senjata Dewa.
Kalau seri, bagaimana ini?
Mendengar ini, Li Fei semakin geram!
Aku saja diam, kau malah ngotot?
Kau pikir aku tak bisa memenggal kepala anjingmu?!
Begitu Li Hantong selesai bicara, Li Fei mengaktifkan tiga pintu Sanjiao di ubun-ubunnya dengan wajah penuh kemarahan. "Ayo! Laozi siap membuka satu pintu dan bertarung sampai titik darah penghabisan!"
Li Hantong juga memancarkan kilau emas dari tengkoraknya. "Sok pamer! Kubentur kau sampai remuk!"
Tapi... si nak ini lumayan tahan pukulan.
Li Hantong terpaksa mengakui, Li Fei sedikit lebih baik dari beberapa orang sebelumnya... Terutama si gendut itu. Saat terluka sedikit langsung menyerah. Meski luka Li Fei tidak parah, tapi juga tidak ringan. Dia cuma mengandalkan keunggulan Tengkorak Besi dan Golden Body untuk bertahan.
Saat ketegangan antara duo ini memuncak, Fang Ping tiba-tiba berseru dari bawah: "Jangan sampai merusak hubungan persaudaraan. Mari bertarung untuk mengasah kemampuan, cukup sampai batas wajar. Lagipula, Senior Zheng dan saya sudah duduk terlalu lama. Beri kami kesempatan untuk unjuk kebolehan, setuju?"
Kalimat ini menjadi batu loncatan bagi mereka. Li Hantong tetap bersikap keras: "Hanya karena menghargai Fang Ping! Kalo nggak..."
Usai berkata, dia berbalik tubuh dan mendarat.
Fang Ping meliriknya. Si Kepala Besi Li mulai overconfident!
"Kalau terus dilanjutkan, kau akan tumbang. Buat apa sok jagoan? Rambutmu saja sudah rontok ditinju, pantas jadi saudara seperjuangan Qin Fengqing."
Dulu Li Hantong terkesan jujur dan rendah hati. Sekarang...
Fang Ping menggeleng pelan. Entah kenapa situasinya berubah. Apakah karena kekuatannya meningkat lalu jadi sombong?
Adapun peran yang dia bawa... Fang Ping takkan pernah mengaku.
"Hubunganku dengan Li Hantong kan tidak dekat. Urusanku apa?"
“Bab 464: Kemenangan bukanlah hal utama, jangan dipusingkan!”
Saat Fang Ping melangkah keluar.
Di sekitar lapangan, tiba-tiba bergema teriakan yang menggema di seluruh Universitas Bela Diri Kota Iblis!
“Ketua Tak Terkalahkan!”
“Tak Terkalahkan!”
“……”
Raungan bergemuruh. Meski pertarungan mereka di kampus Universitas Bela Diri Kota Iblis ini tidak diumumkan ke publik, momentum dahsyat pertarungan tetap menarik perhatian. Saat ini, area pertarungan telah dipadati oleh ribuan murid.
Ketika melihat Fang Ping muncul...
Entah tulus atau sekadar menjilat, lebih baik teriak dulu. Kalo nggak, bagaimana kalau Ketua tahu mereka ada di sini tapi tidak memberi dukungan? Apa nanti kredit akademik mereka bakal dipotong?
Fang Ping mengangguk ringan ke segala penjuru, berseru lantang: “Rekan-rekan siswa, ini cuma latihan! Jangan ribut, nanti senior-senior meremehkan Universitas Bela Diri Kota Iblis kita!”
Begitu ucapannya selesai, suasana langsung hening total.
Kharisma Fang Ping benar-benar tak terbantahkan.
Meski mulutnya bicara begitu, di dalam hati Fang Ping berpikir: Haruskah nanti bagi-bagi tunjangan lagi?
Lihatlah! Inilah yang disebut mendapatkan dukungan!
Inilah yang namanya kharisma yang memukau massa!
Apakah Qin Fengqing dan kawan-kawan dapat hak seperti ini saat tampil?
Di seberang, Zheng Nanqi mengerutkan kening tegang.
Jangan yang lain, popularitas Juara Pertama Universitas Bela Diri ini memang sesuai reputasinya!
Mustahil Fang Ping bisa meraih reputasi seperti ini kalau kemampuannya biasa-biasa saja.
Dari empat wakil Universitas Bela Diri yang bertarung, semuanya sangat kuat... Si botak yang lemah itu adalah satu-satunya yang kalah.
Dan semakin ke belakang semakin kuat. Fang Ping yang memberikan dukungan, kemampuannya mungkin lebih tinggi dari dugaan.
Zheng Nanqi terlihat serius, sementara Fang Ping tersenyum santai, "Senior Zheng, begitu naik ke panggung, seperti yang sudah kukatakan kemarin, aku akan mengerahkan seluruh tenaga. Harap Senior Zheng juga tidak menahan diri."
"Tentu!"
Fang Ping tetap tenang, dengan lembut mengusap golok di pinggangnya sambil berkata, "Kalau begitu, aku akan mulai menyerang!"
Di panggung utama, Pak Li tiba-tiba batuk kecil dan berpesan, "Fang Ping, mereka tamu terhormat. Golok Penenang Kekacauan-nya jangan dipakai."
Fang Ping berpikir sejenak lalu mengangguk, "Kalau begitu..."
Zheng Nanqi merasa dihina, ekspresinya berubah drastis. Dengan suara berat dia menegur, "Junior Fang, kalau sudah bilang akan total, tak perlu main-main seperti ini!"
Fang Ping tampak bimbang, tapi segera menjawab, "Baiklah. Kalau aku melakukannya, memang tidak menghormati jalan pedang. Mari kita mulai!"
……
Di bawah panggung, Fang Ping memberi aba-aba mulai.
Area istirahat.
Qin Fengqing tiba-tiba menghela napas, "Hancur."
Semua orang menatapnya. Bahkan Li Fei yang sedang melototi Li Hantong yang baru datang pun bertanya tegas, "Apa maksudmu?"
Qin Fengqing menghela napas lagi, matanya jelalatan. Di sampingnya, Su Zisu yang paham situasi segera mengeluarkan beberapa butir buah energi dan menyerahkannya.
Selama pertarungan ini, Qin Fengqing terus membantu menganalisis pertempuran, termasuk memperkenalkan peserta lain.
Tapi... si botak besar punya kebiasaan buruk: bicaranya gagap kalau tidak sambil ngemil, baru lancar setelah makan.
Qin Fengqing menelan segera dan berkata cepat, "Teknik golok Fang Ping biasa saja, jangan lihat saya seperti itu, saya serius, teknik goloknya bahkan kalah dari saya. Tapi kekuatannya sangat hebat, belajar teknik merawat golok dari Dekan Li, pernah sekali babatan mengalahkan Si Kepala Besi Li!
Hampir mengeksekusinya dalam satu tebasan, Si Kepala Besi tingkat lima, Fang Ping tingkat empat!
Dengan kata lain, sekarang mungkin juga bisa menebas Si Kepala Besi dalam satu kali serangan. Saudara Li, kamu baru saja bertarung dengannya, tahu kekuatannya.
Terakhir kali Fang Ping merawat golok hanya sekitar sebulan, saya hitung... Kali ini dia tidak mengeluarkan goloknya sejak Tahun Baru Imlek.
Sudah lebih dari sebulan juga!"
Qin Fengqing melanjutkan sambil makan buah, menambahkan, "Waktu itu tingkat empat, sekarang puncak tingkat lima. Dengan energi vitalnya sekarang... Golok yang dirawat pasti sudah sangat kuat."
Yang hadir segera mengerutkan alis. Li Fei melihat Li Hantong yang penuh darah, sementara Li Hantong berdehem canggung, "Itu dulu, sekarang dia belum tentu bisa mengalahkan saya dalam satu tebasan."
Ungkapan "belum tentu bisa mengalahkan saya dalam satu tebasan" menunjukkan karakter ini juga tidak yakin apakah bisa bertahan dari satu serangan.
Li Fei tahu betul betapa sulitnya menghadapi orang ini!
Bukankah ini berarti...
Memikirkan ini, Li Fei segera melihat ke bawah.
……
Di lapangan, angin berhembus kencang dan awan bergulung-gulung.
Saat Fang Ping memegang goloknya, ekspresi Zheng Nanqi sangat serius!
Fang Ping tingkat lima fase awal, dengan serangan mendadak, pernah mengeksekusi petarung tingkat enam fase awal dalam satu tebasan.
Setelah Kebangkitan Tulang Emas, pernah membunuh petarung tingkat enam pertengahan.
Kini, setelah mencapai puncak tingkat lima dengan tulang emas dan setengah Golden Body yang telah terasimilasi sempurna selama beberapa hari ini.
Jika sebelumnya energi vital maksimumnya 4800 kal, hari ini sudah mencapai 5999 kal.
Peningkatan lebih dari seribu kal energi vital!
Dibandingkan masa pertandingan pertukaran, energi vital Fang Ping bahkan melonjak drastis.
Saat ini, hanya dengan menyentuh gagang goloknya tanpa menghunus, Fang Ping telah menciptakan aura tekanan ekstrem.
Di panggung utama, ekspresi Li Mo terus berubah-ubah!
Apakah Zheng Nanqi ini idiot?!
Masih memberi waktu lawannya untuk akumulasi momentum!
Dalam pandangannya, pemuda bernama Fang Ping ini sedang mengaktifkan tulang emasnya!
Benar, tulang emas.
Tak hanya itu, dari tangannya mengalir deras kekuatan alam ke dalam golok - senjata di pinggang Fang Ping mulai bergetar di kehampaan.
Saat ini, kompetisi sebenarnya sudah dimulai.
Yang harus dilakukan Zheng Nanqi sekarang adalah mengganggu akumulasi momentum lawan, bukan terus mengawasi pasif!
"Idiot!"
"Kau kira ini latihan antar keluarga sendiri?"
"Kau akan menunggu sampai akumulasi momentum lawan selesai baru bertindak?"
“……”
Sebagai pejuang level delapan, Li Mo seharusnya bisa tetap tenang.
Tapi hari ini benar-benar membuatnya geram - beberapa pertarungan sebelumnya memalukan, pertarungan ini... mungkin lebih memalukan lagi!
Zheng Nanqi memiliki semangat jalan pedang yang kuat. Sebagai petarung tahap tinggi tingkat enam, dia sadar Fang Ping sedang mengakumulasi momentum tapi tetap memberi waktu.
Di lapangan, angin berhembus kencang membawa aura epik. Belum ada pukulan yang dilancarkan, Zheng Nanqi sudah terdesak secara semangat.
Li Mo dalam hati mengumpat habis-habisan, Pak Li juga tak bisa berkata-kata: "Fang Ping sebenarnya sudah bisa mengakumulasi momentum sejak lama, tapi dia sengaja menunggu sampai kompetisi dimulai... ingin lebih adil, tapi tak disangka... ehem..."
Melihat sesama marga ini hampir kehilangan kontrol, Pak Li memilih tidak mematahkan semangatnya lagi.
Kau anak dari Kota Zhenxing ini benar-benar agak bodoh.
Setelah berpikir sejenak, Pak Li tiba-tiba bertanya: "Di sana ada televisi kan? Apa dia kebanyakan nonton drama silat..."
"Tutup mulutmu!"
Yang mengumpat bukan Li Mo, tapi Menteri Wang!
Apakah Li Changsheng sedang mencari masalah?
Dia... Zheng Nanqi masih anak-anak, menyukai semangat jalan pedang, menunggu lawan menyelesaikan akumulasi momentum itu wajar.
Dalam hati Menteri Wang mencoba menghibur diri, lalu melihat Zheng Nanqi... sudahlah, nasibmu mungkin akan terbelah dengan satu tebasan.
Fang Ping hampir mengkondensasi 30 lun kekuatan alam, jika tidak segera dihentikan, satu goloknya bisa membunuhmu, nanti harus aku yang turun tangan.
Menteri Wang mengamati dalam diam... sekitar 35 lun.
Sudah mencapai 40 lun!
Nak, jika tidak segera dihentikan, aku akan menghalangi sebelum dia sempat bertindak.
45 lun... Fang Ping, cukup sudah!
Daya tahan tubuhmu juga hampir batas, setidaknya beri sedikit harga diri, benar-benar mau membunuhnya dengan satu tebasan?
Meskipun 45 lun kekuatan alam Fang Ping masih jauh dibanding para pejuang selevel mereka, tapi inti fundamentalnya sama, perbedaannya hanya pada penggunanya.
Jika terkondensasi sampai 50 lun, bisa menguasai irama untuk membunuh lawan dengan satu tebasan.
Menteri Wang masih menghitung dalam hati. Di bawah panggung, Fang Ping agak bingung.
Zheng Nanqi... terlalu polos ya!
Haruskah aku mengalahkanmu dengan satu golok, atau mengalahkanmu dengan satu golok?
Kalau kau menginterupsiku lebih awal, setidaknya kita bisa bertarung sebentar.
Fang Ping sengaja tidak mengumpulkan energi sejak awal, sebenarnya masih ada niat mengulur. Kekuatan alam yang terkumpul kurang, sementara Zheng Nanqi juga memegang Senjata Dewa di tangan. Satu tebasan takkan mematikan.
Tapi sekarang... Fang Ping bahkan sempat ingin berhenti saja.
Kompetisi sudah dimulai, tapi dia masih terus memperhatikannya saja!
Dia tidak menyembunyikan gelombang energinya!
Sudah jelas sekali!
Merasakan sedikit pembengkakan di lengannya, Fang Ping memilih berhenti sendiri. 45 lun, jika satu tebasan ini dilancarkan, apakah Rekan Zheng bisa menahannya?
Zheng Nanqi juga tidak benar-benar polos.
Tepat saat Fang Ping berhenti, Zheng Nanqi tiba-tiba bergerak. Bayangan-bayangan tertinggal di udara, dan seketika tinjunya memancarkan cahaya menyilaukan!
Dia menggunakan sarung tinju dewa!
Sorot mata Fang Ping berbinar!
Ini dia, sarung tinju ini, berikan ke Si Singa besar!
Sarung Tinju Berdarah Si Singa besar, meski di bawah tingkat senjata dewa, sudah terkenal di seluruh negeri.
Sebelumnya Fang Ping masih berpikir, bagaimana jika senjata dewanya tidak cocok. Tapi sekarang... sarung tinju ini seharusnya tidak masalah digunakan Si Singa besar.
"'!'"
Bersamaan dengan tinju Zheng Nanqi yang melesat, Fang Ping menghunus goloknya!
Boom!
Begitu golok terhunus, tanah di sekitarnya terangkat seketika, debu beterbangan.
Sebuah pilar cahaya yang menyambar langit tiba-tiba muncul.
Di sekitar lapangan, beberapa murid tingkat rendah bahkan terus mundur, terhempas oleh gelombang energi sisa yang memukul mereka.
Di panggung utama, Li Mo sudah siap siaga, mempersiapkan diri untuk penyelamatan kapan saja.
"Boom!"
Pertama muncul cahaya menyilaukan, sesaat kemudian disertai suara ledakan, sebuah siluet terlempar ke belakang.
Dalam debu beterbangan, Fang Ping memasukkan golok ke sarungnya, melayang di udara. Debu di sekitarnya langsung jatuh, kembali tenang.
Dari kejauhan, Zheng Nanqi mendarat, terus mundur hingga ratusan meter. Tanah diinjaknya hingga retak seperti kulit kura-kura, kawat besi di tepi lapangan terlempar ratusan meter.
Kaki Zheng Nanqi terseret, meninggalkan jejak puluhan meter.
Saat berhenti, wajahnya langsung pucat pasi, darah menyembur dari mulutnya.
Melihat Fang Ping yang sudah mendarat di depannya, Zheng Nanqi berbisik pucat: "Juara pertama universitas bela diri..."
Inikah kekuatan juara pertama universitas bela diri?
Inikah mahasiswa yang kukira biasa saja?
Kalah dengan sekali tebasan!
Dari lima pertarungan hari ini, seberapa parah pun yang lain bertarung, sebenarnya tidak benar-benar mengenaskan.
Jiang Chao hanya luka ringan, Qin Fengqing terluka parah.
Yao Chengjun juga nyaris memukul mundur Jiang Xiyan, tubuhnya penuh luka.
Wang Jinyang dan Li Hantong sama-sama berhasil bermain imbang dengan susah payah, bukan karena kekuatan mereka benar-benar lebih unggul.
Tapi saat menghadapi Fang Ping, dia bahkan tidak bisa menahan satu tebasan golok pun!
Tebasan terakhir Fang Ping... sepertinya sengaja menahan kekuatan. Dia bisa merasakan perbedaan kekuatan ledakan saat mengayunkan golok dan saat bertabrakan dengan tinju.
Di seberang, Fang Ping menunjukkan ekspresi menyesal, sedikit membungkuk sambil berkata: "Senior Zheng, sebagai petarung peringkat pertama di antara mahasiswa universitas bela diri saat ini, aku tidak boleh kalah. Universitas Kota Iblis... juga tidak boleh mengalami kekalahan, maaf."
Zheng Nanqi terlihat getir, tampak ragu-ragu ingin bicara.
Fang Ping diam, mendekat untuk membantu menyangga tubuhnya sambil tersenyum ringan: "Persahabatan nomor satu, kompetisi nomor dua. Hari ini kita tidak pulang sebelum mabuk!"
Sambil berkata demikian, Fang Ping melirik sarung tinju dengan sudut matanya.
Aduh, Senjata Dewa memang luar biasa!
Setelah dihujam sekeras itu, sarung tinju tetap utuh tanpa sedikit pun jejak rusak, hebat!
Untung tidak hancur, kalau tidak sarung tinju ini sudah lenyap.
……
Di arena, Fang Ping menghancurkan Zheng Nanqi dengan satu tebasan golok.
Di atas panggung, Qin Fengqing kembali menelan sebutir buah energi sambil mengusap perutnya. Tidak bisa makan lagi!
Kalau terus makan, energinya tidak akan tercerna.
Melihat Li Fei dan yang lain seolah tidak tahan dengan stimulasi ini, Qin Fengqing berpura-pura berbisik: "Sebenarnya Fang Ping menahan diri, setidaknya menyimpan separuh kekuatannya. Kalian... aduh, mungkin dia juga tidak menduga... kemampuan Lao Zheng payah sampai segitunya."
Qin Fengqing menggelengkan kepala dengan ekspresi pasrah, menepuk-nepuk Jiang Chao di sebelahnya sambil menghela napas: "Gendut, jujur saja ini bukan buat menjatuhkan semangatmu. Kalau kau yang maju, dia cuma perlu setengah tebasan golok untuk membunuhmu. Dulu aku bilang dia bisa lawan sepuluh orang sekaligus, kalian tidak percaya..."
Li Fei dengan wajah memucat berkata: "Dia sudah mengakumulasi momentum cukup lama..."
Qin Fengqing kembali menghela napas: "Dia sengaja mengulur-ulur waktu, ingin biarkan Lao Zheng menghentikannya. Biar kalian masih punya sedikit harga diri. Kalau tidak, masa iya akumulasi momentum perlu selama ini?
Siapa sangka... pengalaman tempur kalian benar-benar di luar dugaan.
Cuma bisa berdiam diri melihat saja. Di akhir, tidakkah kalian perhatikan dia sendiri sudah berhenti melepaskan energi?
Andai tahu begini... harusnya tetap mengurangi kekuatan."
"Qin Fengqing!"
Wang Jinyang berseru pendek dengan nada menegur: "Jangan asal bicara!"
Qin Fengqing tersadar, terkekeh canggung: "Tolong jangan kasih tahu Lao Zheng nanti. Kalau dia tahu, bisa patah semangat sampai mati. Mari kita simpan rahasia ini. Sekarang kan terlihat Lao Zheng tidak terluka. Fang Ping yang sudah mengakumulasi momentum lama hanya bisa memukul mundurnya, mungkin dia masih bisa menerima."
Yang lain diam. Jiang Chao mengusap keringat dingin yang tak ada sambil menggerutu: "Sialan, kejam betul! Kemarin kan katanya enam tingkat puncak yang dibunuhnya itu sudah terluka?"
Qin Fengqing tak bisa berkata-kata: "Bahkan jika terluka... saat itu dia baru tingkat lima fase menengah. Sekarang sudah puncak, kekuatannya melonjak drastis. Apa logika kalian ini?"
"Jiang Chao menggerutu, 'Aku lihat dia orangnya ramah, kok bisa sebrutal ini?'"
"'Ramah...'"
Qin Fengqing hampir mengumpat, tapi ingat kalau mengumpat mungkin akan dibunuh Fang Ping, akhirnya tersenyum: "Dia Ketua Klub Bela Diri Universitas Iblis, ke tamu tentu sopan. Tapi petarung kalau sudah bertarung, wajar jadi agak gila."
"Bukannya dia baru empat kali turun ke liang bumi?"
"Benar. Tapi setiap turun dia langsung bertarung dengan petarung high-level, jadi kekuatannya relatif lebih tinggi."
“……”
Mereka diam seribu bahasa. Lama kemudian, Li Fei bergumam: "Rupanya kita seperti katak dalam tempurung."
Awalnya, kalau kalah pasti mental mereka akan hancur.
Tapi hari ini, sejak awal pertarungan sampai sekarang, tidak ada momen nyaman sama sekali.
Setelah beberapa ronde pertarungan, mereka sudah mulai menerima kemungkinan kekalahan.
Ditambah lawan mereka yang tidak sombong malah menemani ngobrol sampai sekarang, hati mereka sedikit lega.
Saat ini, Zheng Nanqi yang paling terpukul justru sedang jalan-jalan sambil ngobrol dengan Fang Ping. Dari ekspresinya masih stabil, membuat yang lain semakin tenang.
Hati sedikit lega... Tapi ingat lima Senjata Dewa!
Seketika, wajah mereka berubah total.
Benar-benar kalah lima Senjata Dewa? Ini bunuh diri namanya!
……
Di arena.
Fang Ping berjalan sambil tertawa, "Sebenarnya aku hanya melakukan satu pukulan akumulasi momentum, selain itu... jangan tertawa Senior Zheng, karena aku adalah ikon Universitas Bela Diri, sekolah ini telah menghabiskan sumber daya tak terbatas untukku."
"Mereka membantu mematrikan tulang emasku lebih awal, jadi meski levelku disebut puncak tingkat lima, Guru bilang kemampuanku sudah setara tahap tinggi tingkat enam."
"Alasan aku bertahan di tingkat lima adalah untuk terus meriset teknikku beberapa waktu lagi."
"Pertarungan kita masih di level yang sama, apalagi aku punya keunggulan kandang. Senior Zheng yang bermartabat, sementara aku yang picik sengaja mengakumulasi momentum lama-lama untuk mengambil keuntungan..."
"Tulang emas?"
Zheng Nanqi bergumam pahit, "Bahkan di level yang sama... aku tetap kalah dari satu tebasanmu."
Fang Ping berbisik, "Percayakah Senior? Sekarang tenagaku benar-benar habis. Jika terus bertarung, kebohonganku akan terbongkar. Tolong jaga harga diriku di depan murid-murid kampus kami."
Zheng Nanqi menggeleng, "Kekalahan tetaplah kekalahan. Tapi... rasanya tidak enak."
Melihat wajah Fang Ping yang pucat pasi dan diam-diam memuntahkan darah, hatinya sedikit lega.
Ternyata dia juga sudah kehabisan tenaga.
Jika pertarungan berlanjut, dengan luka yang tidak terlalu parah, Zheng yakin bisa mengalahkannya.
"Tapi Fang Ping sebelumnya menahan kekuatan, tidak menggunakan seluruh tenaga dalam satu golokan, ditambah Menteri Wang baru saja sudah mengumumkan kemenangan. Bertarung lagi malah seperti memperlakukan tidak adil."
"Soal kekalahan... setengah Senjata Dewa, Zheng Nanqi masih bisa menanggung kerugiannya."
Saat sedang merenung, Fang Ping melanjutkan: "Senior Zheng jika tidak meremehkan, metode akumulasi momentum ini bisa kuajarkan ke semua. Tujuan tarung latihan jalan pedang memang untuk ini, bukan sekedar perbedaan poin kemenangan. Kita semua berjuang untuk satu tujuan sejati. Tujuan latihan adalah meningkatkan diri sendiri, menemukan kekurangan diri. Bagaimana pendapat Senior Zheng?"
"Metode akumulasi momentum..."
Zheng Nanqi berpikir sejenak: "Kota Zhenxing kami sepertinya juga punya..."
Ekspresi Fang Ping tetap tenang, tersenyum: "Saling melengkapi dan bertukar ilmu adalah akar kemajuan jalan pedang. Jika Kota Zhenxing memilikinya, Senior Zheng juga bisa berbagi untuk kita pelajari bersama... Tapi jika tidak nyaman ya tak apa. Ruang teknik tempur Universitas Bela Diri Kota Iblis kami terbuka untuk kalian semua."
Fang Ping menambahkan: "Termasuk beberapa metode rahasia dan teknik khusus. Walaupun Universitas Bela Diri Kota Iblis baru berdiri 61 tahun, selama ini sudah melahirkan lebih dari sepuluh master. Senior Zheng tahu betapa sulitnya latihan kita. Pejuang yang bisa mencapai gelar master pasti luar biasa. Teknik tempur ciptaan mereka - bukan aku Fang Ping yang memuji diri - pasti tidak lemah!"
Zheng Nanqi tampak tertarik namun agak malu.
Universitas Bela Diri Kota Iblis malah membuka ruang teknik tempur untuk mereka? Ini agak tidak pantas?
Soal kompetisi... saat ini dia malah tidak terlalu memikirkannya.
"Fang Ping benar, tujuan tarung latihan adalah untuk meningkatkan diri sendiri. Terlalu memikirkan kemenangan malah melenceng dari tujuan awal."
"Meski kali ini kalah, dengan setengah Senjata Dewa aku bisa menukar beberapa metode rahasia dan teknik tempur. Jika bisa menyerap pengalaman untuk mencapai puncak Tingkat Enam, harta benda lain tak berarti apa-apa."
"Junior Fang... Bukankah ini agak tidak baik?"
"Apa maksudmu, Senior Zheng? Jika bukan karena leluhur kalian yang melindungi umat manusia, mungkinkah kita ada di sini? Teknik tempur sepele ini tak layak disebut."
"Kalau... Kalau begitu, atas nama semua, terima kasih Junior Fang!"
“……”
Saat percakapan ini berlangsung, mereka sudah sampai di area istirahat.
Kebetulan, mereka mendengar Zheng Nanqi sedang berterima kasih kepada Fang Ping.
Qin Fengqing tertegun. "Orang bodoh besar ini benar-benar mudah dibujuk?"
"Dikalahkan dengan satu tebasan golok, malah berterima kasih!"
"Lima Senjata Dewa hilang!"
"Orang lain mungkin sudah ingin membunuh Fang Ping. Si muka dingin ini malah berterima kasih!"
"Apa yang ada di pikirannya?"
Bukan hanya Qin Fengqing yang bingung, yang lain pun sama.
Di panggung utama, Li Mo menghela napas. Setelah lama, ia berkata: "Terima kasih atas kemurahan hati Universitas Bela Diri Kota Iblis... Tapi urusan teknik tempur..."
Pak Li menggeleng: "Ini bukan urusanmu. Kami mendidik generasi muda, menciptakan teknik tempur untuk bakat seluruh negeri."
"Kota Zhenxing mungkin punya lebih banyak teknik tempur yang lebih baik. Tapi melihat lebih banyak tak ada ruginya. Ruang teknik tempur pasti akan dibuka untuk mereka."
Tidak hanya ruang teknik tempur, di wilayah Universitas Iblis, mereka boleh pergi ke mana saja - ruang tekanan mental, ruang pelatihan kekuatan alam... Semua fasilitas tak menghalangi mereka."
Setelah bicara, Pak Li terkekeh ringan: "Universitas Bela Diri tak punya prasangka sektarian, menerima segala arus. Inilah arti sebenarnya dari menyebarkan ilmu bela diri ke seluruh dunia!"
Mendengar ucapan ini, Li Mo semakin merasa getir.
Kau sengaja ingin memberikan keuntungan kepada kami ya!
Masalahnya, aku sungguh tak ingin menerimanya.
Kalau menerima... Haruskah Kota Zhenxing kami membuka akses untuk kalian?
Jika tidak... Kami akan dicap picik dan egois, menyimpan rahasia di tengah krisis umat manusia...
Tapi beberapa hal memang tak boleh dibuka aksesnya.
Memikirkan ini, Li Mo menghela napas. Nanti saja dibahas. Paling-paling kami berikan data dan teknik tempur tak terlalu penting ke Universitas Iblis sebagai balas budi.
Yang menyebalkan... Sudah kalah lima Senjata Dewa, masih merasa berhutang budi pada Universitas Iblis. Aduh!
Perasaan Li Mo sangat tak nyaman. Lebih baik ia tak datang ke Universitas Iblis kali ini.
Di sisi lain, Menteri Wang diam seribu bahasa. Universitas Iblis menjerat dengan rantai strategi. Jika anak buahmu tak segera pergi, nanti Kota Zhenxing akan jadi milik mereka.
