Area Istirahat.
Meski masih mengobrol, hasil pertarungan sudah jelas. Masalah taruhan harus segera diselesaikan.
Lima Senjata Dewa!
Memang benar Li Fei dan kawan-kawan punya latar belakang kuat, tapi Senjata Dewa bukan sayuran pasar. Sebelum level tujuh, masing-masing hanya punya satu senjata untuk perlindungan.
Saat mencapai level tujuh, para leluhur mungkin memberi hadiah tambahan, tapi tak akan banyak. Satu senjata serang dan satu pertahanan mungkin sudah batas maksimal.
Dan sekarang, tiba-tiba kehilangan lima bilah. Ini bukan masalah uang. Senjata Dewa bisa dijual untuk uang, tapi uang sulit membeli Senjata Dewa.
Ketika Fang Ping dan Zheng Nanqi mendekat, Qin Fengqing berkata dengan tertawa: "Gendut, sepatumu seharusnya dilepas sekarang? Atau kusuruh orang belikan sepatu merek ternama untukmu pakai dulu?"
Ekspresi Jiang Chao berubah kaku. Dengan wajah memelas ia berkata: "Botak... Benarkah kau mau? Bagaimana kalau kita berdiskusi..."
"Jiang Chao!"
Zheng Nanqi berseru pendek, wajahnya berkerut: "Jangan mempermalukan Kota Zhenxing kita!"
Kalah pun harus kalah dengan terhormat!
Lima petarung tingkat enam kalah dari lima tingkat lima saja sudah memalukan, sekarang si gendut malah ingin ingkar janji, sungguh mempermalukan!
Jiang Chao menggerutu: "Kalau begitu aku keluarkan batu energi."
10 orang, sesuai perjanjian... Sebenarnya mereka tidak merundingkan detail karena tak menyangka akan kalah.
Tapi kurang lebih pernah disebutkan, yang tidak menyerahkan Senjata Dewa harus mengganti dengan sumber daya pelatihan setara.
Tentang siapa yang menyerahkan senjata atau sumber daya, belum dibahas sebelumnya.
Jiang Chao lebih memilih mengeluarkan batu energi daripada Senjata Dewa.
Tak hanya Jiang Chao, dari 10 orang yang hadir, tak satu pun rela menyerahkan Senjata Dewa.
Suasana pun mendadak menjadi kaku.
Melihat situasi ini, Fang Ping memberi isyarat ke Qin Fengqing yang lalu bergumam: "Aku tak tertarik dengan batu energi..."
"Qin Fengqing!"
Fang Ping mengubah ekspresi, berseru halus lalu tersenyum ke hadirin: "Tak apa, sebelumnya hanya candaan. Qin Fengqing bertindak semaunya, mana bisa dianggap serius?"
Sambil berkata, Fang Ping tersenyum: "Jangan bahas ini dulu. Baru saja selesai pertandingan, semua pasti lelah. Aku akan atur kalian untuk istirahat sebentar. Selain itu, kalian sudah datang, jangan buru-buru pergi. Masak habis satu pertandingan langsung pergi?
Sore nanti, aku akan ajak kalian keliling lihat-lihat, termasuk ruang teknik tempur kami.
Lagipula, beberapa mentor kami meski kekuatannya belum tentu melebihi kalian, tapi mereka sudah mengajar di Universitas Bela Diri Kota Iblis puluhan tahun. Pengalaman dasar mereka sangat mumpuni. Para senior dari Kota Zhenxing meski sangat kuat, tapi bukan ahli dalam mengajar murid. Kita bisa saling bertukar ilmu..."
Qin Fengqing dengan wajah kesal terus bergumam: "Jadi ini cuma main-main? Dengan saksi beberapa master..."
"Qin Fengqing!" Fang Ping dengan wajah serius: "Apa kau mau aku mengusirmu pergi?"
"Nggak asik!"
Qin Fengqing melempar kata itu lalu berdiri dan pergi.
Jiang Chao dengan canggung berkata: "Si Botak..."
"Qin Fengqing..." Su Zisu juga memerah pipinya, buru-buru memanggil.
Li Fei dan Zheng Nanqi serta yang lain menunjukkan ekspresi tak enak. Zheng Nanqi hendak bicara lagi saat Fang Ping menyela: "Jangan hiraukan dia."
"Junior Fang!"
Zheng Nanqi juga bersikap tegas: "Soal perjanjian taruhan, tenang saja, kami akan berikan penjelasan! Junior Qin sudah pergi sekarang, tolong sampaikan padanya bahwa setelah kami berunding, taruhannya akan kami berikan sesuai kesepakatan!"
Saat ini kami belum sepakat, 10 orang ini siapa yang memberikan Senjata Dewa, siapa yang menyediakan sumber daya. Tidak pantas dibicarakan di depan umum.
Tapi urusan sudah sampai di titik ini, ingkar janji... muka Kota Zhenxing akan tercoreng habis!
Fang Ping tersenyum: "Senior Zheng tak perlu bingung... Begini saja, kalian semua pulang dulu untuk istirahat, pulihkan luka, urusan taruhan kita bicarakan nanti."
Usai bicara, Fang Ping menoleh ke Chen Yunxi yang baru datang: "Yun Xi, antar senior-senior ini istirahat. Tolong atur makan siang mereka. Siang ini saya tidak bisa menemani, nanti malam kita kumpul-kumpul bersama."
Zheng Nanqi dan kawan-kawan memang perlu pulang untuk bermusyawarah. Tanpa basa-basi, mereka pun pergi bersama Chen Yunxi.
Di atas panggung, Li Mo menyapu pandangan ke arah Fang Ping dan kawan-kawan, lalu ikut pergi.
Begitu mereka pergi, Pak Li muncul diam-diam di belakang Fang Ping, berbisik lembut: "Belum tentu mereka mau memberikan Senjata Dewa, Nak. Rencanamu mungkin akan bermasalah."
Jika Kota Zhenxing benar-benar memberikan sumber daya 5 miliar... Masak kita bisa membunuh mereka?
Tapi meski Universitas Bela Diri Kota Iblis juga kekurangan sumber daya, saat ini yang lebih dibutuhkan adalah Senjata Dewa untuk meningkatkan kekuatan tingkat tinggi!
Bagi beberapa master, Senjata Dewa lebih penting daripada batu energi!
Dengan Senjata Dewa, kekuatan mereka meningkat, turun ke liang bumi lebih terjamin. Tempat-tempat yang dulu tidak bisa dijangkau, sekarang bisa diakses.
Universitas Bela Diri Kota Iblis juga tahu lokasi beberapa tambang energi, tapi dulu tidak ada cara untuk merebutnya.
Tapi sekarang, dengan Senjata Dewa di tangan masing-masing orang dan kekuatan yang melonjak, kita bisa merebutnya.
Jika benar-benar memberi materi seperti batu energi, meski terlihat setara, nyatanya selisihnya sangat besar.
Fang Ping tersenyum dan berkata: "Lihat nanti, siang nanti... Aku berencana mengajak mereka mengunjungi Museum Sejarah Kampus dan Pemakaman Area Selatan."
Fang Ping menghela napas pelan: "Aku tak mau menggunakan arwah guru-murid Universitas Bela Diri kami untuk menukar simpati. Mereka gugur di liang bumi sebagai pahlawan! Pahlawan tak butuh belas kasihan, juga tak perlu menjual sentimen!"
"Tapi aku lebih tak ingin melihat kalian suatu hari mati di depan mataku."
"Peningkatan Kekuatan bukanlah hal yang instan. Tapi dengan Senjata Dewa di tangan, Kekuatan melonjak drastis! Ini jalan pintas tercepat untuk meningkatkan kemampuan!"
"Jika para pejuang di alam baka masih memiliki kesadaran... Aku yakin mereka rela ditukarkan dengan 4 bilah Senjata Dewa untuk kita."
Ekspresi Pak Li berubah berkali-kali. Ia menggigit gigi: "Ini semua karena kita terlalu lemah! Lemah sampai harus merendahkan diri merencanakan jebakan, menjilat, dan mencari muka! Kalian semua seharusnya naga-phoenix di antara manusia, tapi sekarang..."
Di dalam hati, Pak Li benar-benar merasakan kepahitan.
Fang Ping, Qin Fengqing, Wang Jinyang...
Bukankah mereka semua bintang yang bersinar terang?
Jika tak kekurangan sumber daya, sandaran diri, atau latar belakang... Untuk apa bermain sistem permainan dengan beberapa boneka yang tak mengerti apa-apa?
Ya, ini memang sekadar permainan.
Menemani sekelompok anak kecil bercanda, bermain-main, sambil mencoba menipu beberapa permen lolipop... Inilah faktanya.
Fang Ping tertawa renyah: "Guru, kenapa kedengarannya seperti kita yang tersakiti? Kita yang sedang membujuk sumber daya berharga mereka, yang seharusnya tersakiti adalah pihak mereka. Pemikiran Anda ini aneh."
Pak Li menghela napas: "Ini bukan tentang mereka, tapi tentang kami para orang tua ini."
Pak Li tidak menyebut Kota Zhenxing, juga malas membahasnya. Dia hanya merasa tidak terima!
Di matanya, orang-orang seperti Fang Ping adalah anaknya sendiri.
Kini, anak sendiri hidup lebih buruk dibanding anak orang lain. Padahal jauh lebih hebat, tapi harus menjilat dan merendahkan diri. Sebagai "orang tua", mana mungkin hati tidak pedih.
Semua kesalahan ada pada mereka para senior yang terlalu lemah!
Fang Ping tertawa ringan: "Anda masih muda! Mereka sudah berapa umur? Jadi cucu mereka pun masih dianggap bocah, tidak diajak main."
"Pergi!"
Pak Li mengumpat. Baru saja larut dalam kesedihan, dasar bangsat ini kembali mengacaukan emosinya.
Meski menggerutu, dia melanjutkan: "Jika memang tidak bisa dapat Senjata Dewa, sudahilah! Sekarang Lao Wu dan Lao Huang akan punya senjata. Nanti kita rencanakan caranya sendiri!"
Beberapa tanah terlarang sulit diakses, tapi di berbagai liang bumi masih ada monster yang terpisah.
Menggarap satu wilayah berisiko masalah. Jika didistribusikan, tidak akan ada yang curiga.
Nak, jangan terlalu dipikir. Senjata orang lain bukan hasil tempaan dan asahan diri sendiri. Tingkat keselarasannya pasti kalah dengan buatan sendiri.
Jika para bocah itu benar-benar ingkar janji, biarkan saja."
Fang Ping mengangguk pelan, lalu menambahkan: "Sebenarnya selain senjata, aku lebih ingin data rahasia. Senior-senior di Kota Zhenxing sangat cerdik. Lebih baik cari informasi dari mereka."
“Ini memang benar, mereka memahami banyak hal. Beberapa hal menurut mereka tidak perlu diberitahu ke kita, jadi disembunyikan. Mungkin cepat atau lambat akan diumbar ke publik… Tapi kalau diri sendiri sudah tersadar, menurutku lebih andal.
Takdir harus tetap berada di tangan sendiri!
Menaruh semua harapan di tangan Pejuang Kasta Sembilan, ide seperti ini terlalu pasif.”
Saat Pak Li sedang berbicara, Lü Fengrou mendekat dan berkata dingin: “Daripada buang-buang waktu ngomong aja, mending kamu cepat masuk level delapan biar nggak selalu mempermalukan Universitas Bela Diri Kota Iblis! Li Mo menantangmu tarung latihan, kalau memang mampu, langsung pukul sampai dia menyerah! Murid-murid sudah mengharumkan nama, giliran kamu malah mempermalukan lagi!”
Jarang-jarang Pak Li tidak membalas. Dia hanya mencibir tanpa bersuara.
Lü Fengrou mendengus: “Cepetan naik ke level delapan! Level delapan palsu itu kebanggaan apa? Lebih baik kamu tetap di level tujuh. Petarung level tujuh mana berani provokasi? Praktisi seni bela diri Kota Zhenxing itu kemampuannya biasa saja! Li Mo ini aku tahu, dulu pernah bertarung dengan ayahku, 30 jurus langsung hancur!”
Pak Li mencibir: “Aku juga tahu, dia pernah kalah cepat waktu melawan orang tua itu. Kalau selevel, dia bukan lawan kita. Siapa yang takut sama dia?”
Li Mo sebelumnya pernah bertarung dengan Rektor Tua dan Lü Zhen, hasilnya sama-sama kalah telak.
Level Lü Fengrou dan Pak Li jauh di bawahnya. Kalo nggak, pasti nggak bakal dianggap remeh.
Sayangnya, semua omongan ini percuma. Fakta tetap bahwa kemampuan orang lain lebih kuat. Kalau skillnya kalah ya harus mengakui.
Setelah berkata demikian, Pak Li melanjutkan, "Lao Wu dan kawan-kawan sepertinya sudah hampir kembali? Kalau Lao Wu sudah sampai, kalau dia masih di kampus, suruh Lao Wu menghajarnya! Biar dia tahu Universitas Bela Diri Kota Iblis kami bukan cuma mengandalkan junior untuk menjaga harga diri!"
Usia Wu Kuishan juga tidak terlalu tua, hampir sebaya dengan Pak Li, hanya beberapa tahun lebih tua, sekitar awal 60-an.
Wu Kuishan dan Li Mo sama-sama berada di puncak level delapan. Tapi kalau benar-benar bertarung, kecuali Li Mo membawa Senjata Dewa Kasta Sembilan yang sangat kuat, kemungkinan besar dia akan dihajar beruntun oleh Wu Kuishan.
Alasan Pak Li dan Lü Fengrou ingin menghajar Li Mo bukan sekadar memperebutkan gengsi.
Yang krusial adalah... memperlihatkan kekuatan Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Bukan cuma dari junior!
Meski generasi tua universitas kami tidak memiliki cultivator Level Puncak atau Kasta Sembilan, kekuatan di level menengah-tinggi tidak bisa dianggap remeh.
Setelah berbincang sebentar, Pak Li menghela napas, "Beberapa hari lagi aku akan bertapa lagi. Kali ini, aku tidak akan keluar sebelum kemampuan spiritualku termaterialisasi!"
Pak Li sudah bulat tekad, kali ini kalau kemampuan spiritualnya tidak termanifestasi, dia benar-benar tidak akan muncul.
Gak mau dipermalukan seperti itu!
Sebelumnya dia keluar dari retret karena semua master akademi sedang pergi, Lü Fengrou dan Tang Feng sedang dalam retret di momen krusial, hanya dirinya yang pantas keluar lebih dulu.
Lü Fengrou mengangguk, melirik ke suatu area di Selatan sambil mengernyitkan alis, "Singa Tang hampir mencapai terobosan."
"Perkembangannya sangat cepat."
"Karena tekanan yang besar."
Saat mengucapkan ini, Lü Fengrou menyapu pandangannya ke arah Fang Ping.
"Tidak mungkin Singa Tang tidak merasa tertekan!"
Saat dia hampir tak terkalahkan di level enam, Fang Ping baru masuk sekolah dan masih seorang non-petarung.
Hasilnya dia masih di level enam, sementara Fang Ping hampir setara dengannya. Masak sih dia tidak merasa tekanan?
Apalagi... Fang Ping si nak ini sudah diam-diam bilang ke orang lain, begitu mencapai level yang sama akan menghajarnya.
Perkataan ini pernah didengar Si Singa besar dari orang lain.
Dulu tidak dihiraukan, tapi sekarang tidak bisa diabaikan.
Kalau benar-benar dipukul Fang Ping, meski Fang Ping mungkin tidak akan melakukannya, siapa yang bisa menjamin?
Kalau sampai dipukulinya, malu besar nanti Tang Feng!
Di samping, Fang Ping yang mendengarkan sebentar tersenyum: "Dua Guru, latihan tidak bisa dipaksakan. Jangan terlalu stres. Begitu Rektor kembali, Guru Tang mungkin sudah. Nanti kita adakan Pesta Master besar-besaran! Tiga Master sekaligus!"
Pak Li menghela napas: "Laozi tidak akan datang kalau kemampuan spiritual belum termanifestasi. Kalau sudah, baru akan datang!"
"Anda mungkin tidak keburu, pesta diadakan awal April."
"Nanti lihat saja."
……
Lü Fengrou dan Li Changsheng tidak berlama-lama.
Tak lama, Qin Fengqing juga kembali kabur.
Orang ini makan terlalu banyak buah energi sampai sekarang masih mengeluarkan energi. Fang Ping meliriknya dengan kesal: "Tidak takut tubuhmu meledak?"
"Takut apa."
Qin Fengqing sama sekali tidak peduli, lalu buru-buru bertanya: "Gimana?"
"Nanti sore lihat lagi. Selain itu..."
Fang Ping meliriknya, menghela napas: "Nanti sore kita lakukan ritual persembahan untuk ayahanda Anda."
“Senyum genit Qin Fengqing memudar, kemudian dia kembali tersenyum dan berkata: "Memang sudah saatnya untuk pergi melihat, tapi... jujur saja, ini agak memuakkan."
“Kalau kamu lemah, ya memang seperti ini.” Fang Ping berkata lembut: “Aku lebih kuat darimu, jadi kamu harus menjilatku. Jika aku senang, aku akan memberimu sedikit sumber daya pelatihan. Jika tidak, itu adalah kebebasanku untuk tidak memberimu.
Kalau aku benar-benar ingin kuat, aku akan merebutnya sendiri. Buat apa aku harus menjilat seseorang yang lebih lemah dariku?
Jika kamu merasa dihina, tidak ada yang memaksamu untuk menjilat. Karena kamu yang mendekat sendiri, kamu harus siap menerima konsekuensinya.”
“Apakah kamu sedang membicaraiku, atau dirimu sendiri?” Qin Fengqing mengejek.
Fang Ping tersenyum dingin: “Urus saja dirimu sendiri. Yang penting, aku masih menguasai takdirmu. Cukup!”
Qin Fengqing berkerut wajahnya dan mendengus: “Jangan lupa, perjanjian itu ditandatangani dengan namaku. Barang itu harusnya milikku!”
Fang Ping tertegun sebentar, wah, si botak besar ternyata mulai cerdas!
Ucapan ini... benar-benar tidak bisa disanggah.
Perjanjian itu memang menggunakan namanya, jadi barang itu secara alami miliknya.
Melihat ekspresi Fang Ping yang terus berubah-ubah, Qin Fengqing tampak bangga dan berkata sambil tersenyum sumringah: “Fang Ping, barang ini milikku. Memberikannya padamu atau tidak adalah kebebasanku. Kalau mau merebutnya, silakan, coba saja jilat Sang Master Qin!”
Fang Ping berkata dengan wajah muram: “Baik, barangnya untukmu. Aku akan membantu menyebarkan kabar bahwa Qin Fengqing memiliki sumber daya 50 miliar dan lima Senjata Dewa. Bagaimana?”
Sekarang giliran Qin Fengqing yang wajahnya menjadi kaku.
Dasar bangsat, hatinya memang tetap hitam seperti ini.
Di samping, Wang Jinyang dan yang lain hanya melihat keriuhan. Adapun perkataan Qin Fengqing tentang tidak memberikan kepada Fang Ping... itu hanya omong kosong belaka.
Berani tidak memberi? Fang Ping pasti akan menghajarnya sampai babak belur.
Bahkan jika Fang Ping tidak memukulinya, Lao Li dan beberapa orang lain bisa menendang sampai mati si brengsek ini.
Setelah bercanda sebentar, Wang Jinyang menyela: "Barusan aku berbincang dengan mereka dan mendapat beberapa informasi."
Wang Jinyang kemudian berwajah serius: "Mereka... bisa memasuki Zona Terlarang!"
"Hmm?"
Ekspresi Fang Ping berubah sejenak sebelum ia mengangguk: "Rektor Wu pernah menyampaikan penilaian serupa sebelumnya."
Qin Fengqing di samping terlihat bingung: "Kenapa aku tidak tahu?"
Fang Ping dan Wang Jinyang serentak meliriknya penuh makna - Dasar idiot, cuma ingat makan! Tahu kentut apa!
Tubuh Qin Fengqing bahkan memancarkan energi dari banyaknya makanan yang disantapnya.
Wang Jinyang berjalan sambil menjelaskan: "Mereka sedikit menyinggung tentang Turnamen Bela Diri Pemuda Dunia yang terkait Zona Terlarang. Dari intelijen mereka dan analisaku, masuk ke sana pasti ada batasan tertentu meski detailnya belum jelas."
"Zona Terlarang sangat berbahaya. Kemungkinan Pejuang Kasta Sembilan kita punya perjanjian dengan penguasa sana."
"Sebelumnya kau bilang bakat-bakat terbaik dari area luar sudah masuk. Sehebat apapun, mereka tetap butuh latihan."
"Menurutmu, apakah target latihan para jenius dari liang bumi ini justru para petarung berbakat manusia?"
Qin Fengqing langsung menyahut: "Kalau begitu para jenius ini payah juga dong? Bukannya masuk satu mati satu..."
Wang Jinyang memandangnya dengan wajah tak berdaya sambil menyapu pandangan, berkata kesal: "Apa kau tidak dengar obrolan mereka? Jiang Chao adalah anak kedua di keluarganya, masih ada kakak laki-laki di atasnya. Ketika orang lain menyebutnya, wajah mereka penuh kekaguman, jelas dia tidak bisa dibandingkan dengan mereka.
Selain itu, Li Fei hanya anak ketiga di keluarganya. Bagaimana kekuatan dua kakaknya?
Orang-orang seperti Li Fei masih hijau, tidak mewakili kekuatan jenius Kota Zhenxing.
Mereka baru dianggap lulus saat mencapai puncak Tingkat Enam. Sebelum itu, anggap saja mereka sebagai mahasiswa universitas bela diri di bawah Tingkat Tiga yang belum turun ke liang bumi. Apa mahasiswa di bawah Tingkat Tiga bisa dibilang kuat?
Dengan mengalami beberapa hal dan melihat pertumpahan darah, orang-orang ini akan cepat matang."
Qin Fengqing, jangan merasa dirimu hebat. Begitu mereka sedikit berkembang, satu saja dari mereka bisa dengan mudah menyingkirkanmu..."
Qin Fengqing mendengus: "Banyak yang ingin membunuh Qin Fengqing! Mereka belum layak!"
Fang Ping malas mengurus mereka, memotong: "Kalau begitu, manusia sebenarnya tidak hanya membuka satu medan perang. Tidak, maksudku tidak hanya di area luar liang bumi. Mungkin Zona Terlarang juga punya beberapa medan perang?"
"Benar."
"Pantas saja..." Fang Ping merenung, "Dulu guru bilang, senior Li Fei mengatakan Komandan Li berasal dari Kota Zhenxing. Sekarang aku mulai mengerti."
Sambil mengumpat pelan: "Tahu saja pihak atas menyembunyikan informasi. Dulu berlagak tutup-tutupi. Entah apakah liang bumi saling terhubung atau tidak."
"Ada yang bilang Komandan Li pernah menduga, ini karena di liang bumi sebelah timur, ditemukan aura petarung kuat dari liang bumi barat."
Sekarang terlihat jelas, itu cuma alasan kosong.
Mereka sudah tahu segalanya dari awal, cuma mau mempermainkan kita saja."
Wang Jinyang berkata tenang: "Wajar, tahu pun buat apa? Kau bahkan belum bisa menaklukkan liang bumi Shanghai, apa gunanya tahu semua ini?"
"Masuk akal."
Fang Ping tersenyum: "Aku menemukan masalah dalam latihanku... Jika terselesaikan, mungkin aku bisa segera mencapai level enam."
Ekspresi mereka berubah. Li Hantong tersipu: "Segitu cepat naik ke level enam?"
Fang Ping tertawa: "Lihat situasi saja. Saat mengayunkan golok tadi, ada pencerahan. Aku terlalu bergantung pada kekuatan alam. Sebelumnya aku sadar kondisi penyatuan energi vital, semangat, dan keyakinan yang sudah kucapai di level tiga-empat sepertinya menghilang.
Hari ini setelah mengayunkan golok, aku tahu penyebabnya. Sekarang aku selalu menganggap kekuatan alam lebih kuat dari energi vital, lebih hebat dari kemampuan spiritual.
Ini membuatku lebih suka menggunakan kekuatan alam saat bertarung.
Padahal kekuatan alam hanya pinjaman sementara. Jadi kita semua harus waspada, kekuatan ini mungkin meningkatkan kemampuan tapi justru merusak akar..."
Mendengar ini, yang lain mengangguk. Tapi Qin Fengqing menggerutu: "Laozi kan nggak punya dorongan eksternal, ngapain ikut-ikutan!"
Sungguh menyebalkan!
Masalah yang ditemukan Fang Ping ini masih memiliki efek peringatan bagi Wang Jinyang dan yang lainnya.
Kekuatan tulang sumsum Wang Jinyang, kekuatan Golden Body Li Hantong, dan kemampuan spiritual Yao Chengjun sebenarnya meskipun saat ini sangat kuat, tapi masih terlalu bergantung padanya.
Sebaliknya, kekuatan energi vital yang merupakan dasar justru banyak diabaikan oleh mereka.
Tapi masalah ini tidak ada hubungannya dengan Qin Fengqing. Dia bahkan iri tapi tidak bisa mendapatkannya, ngomong begitu buat apa.
Fang Ping malas meresponsnya, sambil tersenyum berkata: "Setelah urusan kali ini selesai, aku akan menyatukan energi vital, semangat, dan keyakinan. Dengan ratusan bahkan ribuan babatan golok... mungkin aku akan mencapai tingkat enam!"
Semua yang hadir menghela napas, tekanan yang begitu besar!
Delegasi Kota Zhenxing tidak perlu disebut lagi. Fang Ping lebih muda dari mereka. Jika dia yang pertama masuk tingkat enam... benar-benar menimbulkan rasa tidak enak.
Untuk sementara, mereka kehilangan minat melanjutkan obrolan santai.
Di jalan pedang, satu langkah tertinggal akan membuat terus tertinggal. Jika tidak segera mengejar, benar-benar tidak akan bisa menyusul.
