Seberang sungai.
Fang Ping dan Wang Jinyang masih tinggal sebentar sebelum mulai bergerak maju.
Di depan terbentang hutan yang sunyi sepi.
Baru berjalan tidak lama... Wang Jinyang dan Fang Ping tiba-tiba berubah ekspresi.
Di depan, ada tulang belulang!
Fang Ping dan Wang Jinyang menarik aura mereka, tetap waspada sambil memeriksa sekeliling. Fang Ping kemudian mendekat untuk melihat lebih detail.
Tulang belulang, atau lebih tepatnya tulang putih, sudah sama sekali tidak menyisakan darah dan daging.
Fang Ping merabanya sebentar, lalu berkata dengan suara berat: "Level tujuh!"
Petarung yang melakukan tempering tulang, baik petarung liang bumi maupun manusia, semuanya melalui proses ini.
Level petarung bisa diketahui paling jelas dengan melihat struktur tulang lawan.
Petarung level tujuh tidak akan menemper tulang tengkorak sebelum mencapai puncak. Namun kekerasan tulang mereka tetap jauh melebihi petarung level enam.
Setelah pemeriksaan singkat, Fang Ping mengonfirmasi bahwa tulang ini merupakan sisa petarung level tujuh. Hatinya semakin berat.
Baru saja melewati Laut Terlarang, sudah ada petarung level tujuh yang runtuh?
Wang Jinyang sambil terus memindai sekitar, memeriksa tulang tersebut. Setelah pengamatan singkat, ia bergumam: "Bukan milik manusia purba. Waktu kematiannya belum terlalu lama. Dagingnya mungkin dilahap sesuatu, kemungkinan besar oleh petarung Zona Terlarang atau liang bumi yang baru masuk."
Setelah beberapa saat memeriksa, Fang Ping mendekati pohon yang terlihat hangus di samping. Pupilnya tiba-tiba menyempit, ia segera menarik Wang Jinyang mundur beberapa langkah dengan sigap.
Wang Jinyang yang sekarang juga melihat pohon hangus itu ikut mundur, lalu bergumam rendah: "Ini... siluman pohon haus darah!"
“Ya, mati.”
Fang Ping mengangguk perlahan, ekspresinya berat: “Siluman pohon haus darah, tidak memiliki kecerdasan, langsung menghancurkan begitu melihat darah dan daging... Siluman ini telah menelan seorang petarung level tujuh, minimal level tujuh juga. Tapi kali ini ada petarung Kasta Sembilan dari Zona Terlarang yang ikut dalam rombongan, tapi tetap saja ditelan... Apakah ini komandan dari gelombang kedua dan ketiga yang masuk?”
Gelombang pertama yang masuk terdiri dari penguasa Zona Terlarang, tiga Kasta Sembilan.
Rombongan seperti itu seharusnya tidak mungkin diserang oleh siluman pohon.
Sedangkan rombongan kedua yang mengawal tahanan terdiri dari seorang komandan dari Kota Mawar, ditambah beberapa pejuang komandan dari kota lain yang ikut mengawal.
Gelombang ketiga, Kota Mawar tidak mengirim komandan, hanya mengirim prajurit elite level enam, tapi ada juga pejuang komandan dari kota lain yang mengawal.
Kalau rombongan ini diserang, itu sudah wajar.
Wang Jinyang mengubah ekspresinya: “Bahkan yang level tujuh mati, bagaimana dengan yang lain?”
Yang dia maksud adalah petarung manusia yang diangkut itu.
Fang Ping berbisik: “Petarung manusia mungkin punya peran khusus. Kalo nggak, ngapain diangkut ribuan li jauhnya ke Domain Kuno. Wu Su juga bilang, utusan Zona Terlarang masih cukup menghargai para petarung ini.”
“Kalau cuma jadi tumbal, nggak perlu ngabisin energi segitu banyak.”
“Jadi mungkin mereka dilindungi, belum tentu kenapa-kenapa.”
Tapi komandan pengawalnya saja mati, bisa nggak mereka jaga para petarung manusia itu, itu masih tanda tanya.
Lokasi penyeberangan semua orang, belum tentu ada di sekitar sini.
"Di sini menemukan setumpuk tulang belulang, mungkin juga milik petualang soliter, belum tentu dari kelompok sebelumnya."
Selagi Wang Jinyang masih berkontemplasi, Fang Ping sudah maju mulai membabat pohon!
Melihat ini, Wang Jinyang wajahnya menghitam, berseru pendek: "Apa yang kau lakukan?"
"Ini siluman pohon level tujuh... mungkin lebih kuat! Meski sudah dibunuh dan terlihat seperti kayu hangus, tetap bahan bagus untuk menempa Senjata Dewa. Kalau inti jantung dan otak inti masih ada, kita kaya raya!"
Sebelumnya dapat bangkai monster level tujuh pun sistem belum menghitung nilai kekayaannya, mungkin karena bahaya masih mengintai.
Fang Ping tak buru-buru, barang ini cepat atau lambat akan terhitung nilai kekayaannya.
Saikondisi relatif aman nanti, mungkin tak ada masalah.
Kini mereka bertemu siluman pohon level tujuh yang terbunuh.
Sebenarnya bangkai tanaman siluman lebih berharga daripada bangkai monster.
Di liang bumi, monster lebih banyak daripada tanaman siluman. Tanaman sulit jadi siluman, apalagi mencapai level tinggi.
Bangkai tanaman siluman juga lebih multifungsi.
Banyak tanaman siluman setelah mati meninggalkan kulit yang bisa dikonsumsi dengan efek luar biasa.
Bunga, bibit, atau buah tanaman siluman seringkali memiliki khasiat obat mengagumkan.
Ada yang meningkatkan kemampuan spiritual, menguatkan fisik, melatih organ dalam, bahkan buah tertentu bisa menghidupkan yang mati dan memperbaiki tulang putih - efek di luar nalar!
Petarung di bawah level delapan, jika cacat maka akan benar-benar menjadi cacat permanen.
Bahkan Fang Ping, jika kehilangan satu lengan dan tidak bisa membawa kembali anggota tubuh yang terputus, maka akan benar-benar menjadi orang berkaki satu.
Pejuang Tubuh Emas level delapan bisa membantu pengobatan lukanya, tapi tidak bisa meregenerasi anggota tubuh yang hilang.
Terutama bagian tubuh yang mengandung tulang, sama sekali tidak bisa diregenerasi.
Darah dan daging masih bisa tumbuh kembali dengan tulang sebagai fondasi, energi vital sebagai dasar, dipadu dengan materi abadi.
Bai Ruoxi, mentor Chen Yunxi di tahun pertama, kehilangan satu lengan dan tidak bisa mengambil kembali anggota tubuhnya. Meski lukanya sudah sembuh, tangannya tetap tidak bisa tumbuh kembali bahkan dengan bantuan petarung level delapan.
Kecuali dia sendiri mencapai level delapan, baru bisa meregenerasi anggota tubuhnya.
Makhluk siluman tanaman memiliki buah atau bunga yang bisa digunakan untuk proses regenerasi ini.
Tentu saja, esensi kehidupan dalam jumlah besar sebenarnya juga bisa.
Tapi esensi kehidupan lebih langka dibandingkan benda-benda itu. Regenerasi anggota tubuh membutuhkan konsumsi besar. Pak Li dulu menghabiskan begitu banyak esensi kehidupan terutama untuk regenerasi anggota tubuhnya.
……
Fang Ping mulai membabat pohon dengan Golok Penenang Kekacauan.
Siluman pohon Haus Darah yang hangus sebenarnya tidak benar-benar terbakar. Bekas hangus itu hanya luka yang disebabkan oleh serangan petarung level tinggi.
Setelah beberapa kali tebasan, kulit hangus terkelupas memperlihatkan batang berwarna giok merah di dalamnya.
Sorot kegembiraan muncul di mata Fang Ping, lalu dia tak bisa menahan umpatan rendah.
“Inti jantung hancur lebur!”
Torso yang seperti giok merah, saat ini terlihat transparan, bagaikan kristal berwarna darah, memperlihatkan kondisi internal bagian tubuh.
Sebutir inti jantung berwarna darah yang mirip organ vital, kini telah hancur membuat Fang Ping sangat menyesal!
Penempaan Senjata Dewa membutuhkan inti jantung dan otak inti, idealnya dari bangsa monster yang sama.
Tentu, bahan dari makhluk berbeda juga bisa digunakan, namun berisiko kegagalan atau menghasilkan Senjata Dewa sampah yang tidak kompatibel dengan pengguna, bahkan fungsinya sangat buruk.
Faktanya, fungsi inti jantung dan otak monster tidak terbatas untuk senjata.
Banyak daerah sebenarnya dapat memanfaatkannya.
Ruang tekanan mental di Universitas Bela Diri Kota Iblis, Kolam Energi Vital, atau bahkan sebagai batu energi untuk latihan - semuanya mungkin.
Alternatif lain, memurnikannya menjadi sumsum jantung untuk akselerasi progres latihan petarung tingkat tinggi.
Namun penempaan senjata tetap yang paling populer saat ini.
Sebab Senjata Dewa dapat langsung meningkatkan kekuatan petarung level lanjut.
Seperti Raja Mawar sebelumnya: tanpa senjata, kemampuannya biasa saja. Tapi dengan Senjata Dewa, tiga monster Kasta Sembilan di dasar laut - meski tak menampakkan tubuh asli - terpaksa mundur oleh babatan pedangnya, terbukti kekuatan tempurnya meningkat drastis.
Inti jantung siluman pohon haus darah telah hancur. Fang Ping tak melihat otak intinya, juga malas mencari.
Setelah beberapa kali membabat, Fang Ping tiba-tiba berhenti dan mulai menggali hingga ke akarnya.
Beberapa saat kemudian, sebuah pohon besar berkilatan darah setinggi sekitar 5 meter berhasil digali dan dirobohkan oleh Fang Ping.
Namun melihat siluman pohon yang sudah mati ini, Fang Ping merasa pusing karena ruang penyimpanannya sudah penuh.
Seekor monster level tujuh saja sudah memenuhi sebagian besar ruang.
Sebelumnya di Kota Yuegui dia juga merampok banyak barang, tentu mustahil baginya untuk membuangnya sekarang.
Tampaknya satu-satunya solusi adalah memperluas ruang penyimpanan.
Tapi nilai kekayaan disini sangat berharga, menghabiskan terlalu banyak mungkin akan menyebabkan kekurangan di kemudian hari dan memicu masalah.
Meski begitu, mengingat nilai kekayaannya masih lebih dari 100 miliar, Fang Ping memutuskan untuk tetap memperluas ruangnya.
Setelah sistem memastikan keamanannya, nilai seekor monster level tujuh dan siluman tanaman dengan inti jantung yang hancur kemungkinan masih cukup tinggi untuk menutupi pengeluarannya.
"Kali ini perluas sampai 100 meter kubik!"
Dengan nekat, Fang Ping segera memulai proses perluasan ruang penyimpanan.
Beberapa saat kemudian, 25 miliar nilai kekayaan terkuras!
Kekayaan: 87 miliar (Konversi)
Energi Vital: 7080 kal (7088 kal)
Spiritual: 930 Hz (933 Hz)
Tempering Tulang: 177 tulang (100%), 29 tulang (90%)
Ruang Penyimpanan: 100 meter kubik (+)
Benteng Energi: 10.000 nilai kekayaan/menit (+1, 100.000/menit)
Simulasi Aura: 100.000 nilai kekayaan/menit (+)
"Nilai kekayaan turun di bawah satu miliar!"
Fang Ping menghela napas tipis, lalu segera menyimpan bangkai siluman pohon itu ke dalam ruang penyimpanan.
Saat ini, di ruang penyimpanannya, ada banyak barang.
Bangkai monster level tujuh, bangkai tanaman siluman level tujuh, batu energi tingkat rendah-menengah dalam jumlah besar, tumpukan senjata, bahkan banyak bangkai petarung liang bumi.
Sebelumnya setelah menyingkirkan beberapa petarung liang bumi, Fang Ping langsung menyimpan bangkai lawannya.
Sebagian besar adalah petarung level enam, lebih dari sepuluh orang.
Bangkai petarung level enam...sebenarnya memiliki banyak kegunaan, tapi saat ini Fang Ping berpikir mungkin nanti bisa menggunakan bangkai ini untuk menguji jalan. Dia sebelumnya memang lupa akan hal ini.
Melihat Fang Ping menyimpan bangkai tanaman siluman, alis Wang Jinyang berdenyut.
Cincin penyimpanan orang ini, ruangnya benar-benar luar biasa besar!
Sudah banyak barang yang disimpannya!
Jika orang lain yang memilih, meski melihat bangkai, takkan bisa membawanya pergi.
Saat dia masih memikirkan ini, Fang Ping berbisik: "Tidak perlu bicara yang lain, mengumpulkan bangkai saja sudah untung besar! Mengikuti pejuang level tinggi, memang selalu ada keuntungan! Jika ada petarung level tiga berani ikut aku, pasti bisa dapat rezeki kita sudah ditakdirkan!"
Ini memang benar, Fang Ping biasanya meremehkan barang-barang biasa.
Kadang-kadang, saat menyingkirkan monster level 4-5, dia malas melihat lebih lama. Untuk menggali inti jantung pun, dia malas melakukannya.
Tentu saja, jika waktu cukup, dia akan membawanya karena punya ruang penyimpanan.
Tapi orang lain benar-benar jarang melakukan ini.
Sedangkan bangkai monster level 4-5, jika sampai dikumpulkan petarung level rendah, itu benar-benar rezeki tak terduga dari langit.
Saat ini, Fang Ping agak memahami mengapa dulu Zhang Tao bisa menemukan bangkai tanaman siluman Kasta Sembilan.
Jika… yang turun tangan adalah Pejuang Kasta Sembilan, dan Pejuang Kasta Sembilan memiliki lawan setara, setelah menyingkirkan tanaman siluman Kasta Sembilan, mereka mungkin memang tidak mengurusinya lagi dan tak punya waktu untuk itu.
Yang belum jelas adalah apakah ini akibat aksi Pejuang Kasta Sembilan - kemungkinannya besar. Kalo nggak, pejuang Kasta Sembilan biasa juga tidak mungkin bisa dengan cepat membunuh tanaman siluman Kasta Sembilan sampai esensi kehidupan-nya pun tak sempat dikuras.
"Syaratnya bisa tetap hidup!"
Wang Jinyang menggerutu, mengikuti pejuang level tinggi memang bisa dapat keuntungan tak terduga, tapi peluang melayang nyawa lebih besar.
Sedikit saja kena imbas, mati tanpa tahu bagaimana caranya mati.
Tidak lagi memikirkan seberapa besar cincin penyimpanan Fang Ping, Wang Jinyang berjalan hati-hati sambil memandang sekitar, berbisik: "Hati-hati, kalau sudah ada siluman pohon haus darah di sini, mungkin ada lebih banyak lagi! Hutan ini mungkin dipenuhi tanaman siluman semacam ini."
"Aku tahu, kau juga harus waspada. Mulai sekarang kita diam saja, jangan sampai menginjak tanah..."
Belum selesai Fang Ping bicara, Wang Jinyang sudah menggeleng: "Aku tidak bisa menghabiskan energi vital berlebihan. Obat dan batu energi yang kubawa tidak banyak."
"Aku punya. Jangan khawatir, nanti semuanya kuberikan. Jangan sampai menimbulkan kegaduhan."
"Baiklah!"
“……”
Keduanya berhenti bicara, mulai melayang di udara dan bergerak diam-diam ke depan.
Sepanjang jalan, Fang Ping dan Wang Jinyang kembali melihat beberapa tulang belulang.
Sebagian tulang sudah hancur, tapi bisa dipastikan itu adalah sisa petarung yang baru mati dalam waktu dekat.
Di antaranya... terdapat beberapa tulang belulang yang langsung terlihat jelas berasal dari petarung level tiga.
Kali ini, Fang Ping tidak banyak bicara lagi, langsung mengumpulkan tulang belulang tersebut.
Ini pasti tulang belulang petarung manusia!
Di liang bumi ini, yang terlemah pun adalah prajurit level enam seperti Wusu level lima yang ditahan di sini. Mustahil ada petarung liang bumi level tiga yang dibawa ke Domain Kuno.
Tampaknya rute yang mereka lalui ini adalah jalur yang digunakan kelompok ketiga penghuni liang bumi.
Kelompok ketiga inilah yang mengawal petarung level tiga.
Jelas terlihat, beberapa dari petarung manusia yang dijadikan tawanan ini berhasil mencapai tempat ini, lalu mati di sini.
……
Hutan sunyi sepi ini memiliki area yang cukup luas.
Fang Ping dan Wang Jinyang terus berjalan jauh, namun belum juga keluar dari hutan. Fang Ping sempat meragukan apakah dia salah jalan lagi.
Dan di dalam hutan ini, benar-benar ada krisis yang mengintai.
Setelah berjalan cukup lama, Fang Ping dan Wang Jinyang berhenti bersamaan. Setelah saling pandang, tanpa bicara mereka mulai berhati-hati memutar jalan.
Di depan, sebuah pohon besar merah darah terselip di antara pepohonan lain. Meski tidak terlalu mencolok dan bahkan auranya seperti tak terasa, baru saja mereka menggali siluman pohon haus darah level tujuh yang sudah mati.
Melihat pohon yang lebih besar ini... Fang Ping langsung tahu, pohon ini setidaknya dua kali lebih tinggi dari siluman level tujuh tadi!
Batang utama merah darah dengan semburat keemasan - ini adalah siluman pohon haus darah level delapan.
Keduanya menarik aura mereka, sehingga pihak lain tidak menyadari kehadiran mereka.
"Kalo nggak, merasakan aura darah dan daging, mungkin sudah lama menyerang kita berdua."
Mereka berkeliling lebih dari satu li, Wang Jinyang baru mengusap keringat yang sebenarnya tidak ada di dahinya. Sungguh menegangkan!
Baru saja lega, Fang Ping tiba-tiba berbisik: "Lao Wang!"
Wang Jinyang kaget, refleks mengambil posisi menyerang. Tapi Fang Ping justru melayang ke depan dan diam membeku.
Pandangan Wang Jinyang mengikuti, lalu dia juga terkejut dan segera menyusul.
Saat ini, di depan terhampar lapangan kecil penuh semak belukar.
Di antara semak-semak, terlihat patahan prasasti yang dipotong miring dengan kapak.
Alasan disebut dipotong manusia, karena bekas potongannya sangat rapi, jelas terlihat bekas senjata tajam.
Fang Ping membersihkan semak di sekitar prasasti, menatapnya lama dengan sorot mata yang sangat aneh.
Wang Jinyang juga sama!
Seandainya cuma prasasti patah biasa, tidak akan membuat mereka seperti ini. Liang bumi juga ada penghuninya, hal semacam ini wajar.
Yang penting, meski prasasti sudah dipotong, masih ada beberapa aksara samar-samar tersisa.
Bukan aksara liang bumi, tapi aksara manusia!
"Lao Wang, dua karakter ini apa artinya?"
Fang Ping melirik Wang Jinyang. Laozi jadi buta huruf, tidak mengenali dua karakter ini. Di prasasti hanya tersisa dua aksara yang buram.
Tapi Fang Ping bisa memastikan ini bukan tulisan liang bumi.
Wang Jinyang juga meliriknya, lama akhirnya bergumam: "Aku juga tidak tahu!"
"Ngomong aja, aku bukan peneliti aksara kuno, siapa tahu dua karakter ini apa."
Tapi setelah berpikir sejenak, Wang Jinyang berkata sambil merenung: "Sepertinya... Aksara Zhuan!"
"Aksara Zhuan?"
Fang Ping bergumam: "Aksara Zhuan... kan dipakai di zaman Dinasti Qin? Bercanda apa, sudah ribuan tahun..."
Wang Jinyang menggelengkan kepala: "Tidak tahu pasti, aku juga tidak terlalu paham ini. Tapi dulu pernah baca catatan kuno tentang evolusi aksara, tulisan Zhuan di sana mirip dengan ini."
"Sudahlah, kita catat dulu dua karakter ini, nanti setelah keluar baru tanya orang!"
Fang Ping mulai menghafal dua aksara itu, setelah beberapa saat ragu-ragu: "Sepertinya... 'Ling Dong', benar?"
Wang Jinyang juga menatap lama sambil merenung: "Agak mirip... tidak tahu persis."
"Ling Dong? Sepertinya ada satu karakter lagi yang terpotong di atas, Ling Dong apa? Ini hutan, jangan-jangan ada gua?"
Fang Ping bergumam sendiri. Wang Jinyang menggeleng: "Tidak jelas, dan... jangan selidiki ini. Banyak rahasia zaman Seni Beladiri Klasik yang sudah hilang, terputus, Era Sekte punah, menjadi sejarah yang tak terlacak."
"Tapi... sebelumnya kau bilang di Domain Kuno ada peninggalan manusia, sekarang sudah terbukti."
"Bukan sekadar peninggalan, mungkin peninggalan Zaman Seni Beladiri Klasik!"
"Era Sekte, menurut kita terjadi dalam ribuan tahun terakhir, dan selama ini tidak pakai Aksara Zhuan..."
Fang Ping pusing berkata: "Menggunakan aksara segel, belum tentu orang dari era Dinasti Qin, bisa juga keturunan. Tentu saja, mungkin lebih awal, aksara segel sepertinya sudah ada sejak era Dinasti Zhou ya?"
Fang Ping menggelengkan kepala, hampir tak berani membayangkan!
Sialan, benarkah leluhur kita pernah datang ke sini?
Tidak hanya datang, malah menetap di sini? Mendirikan kerajaan di gunung?
Situasi apa ini!
Semakin banyak yang dipahami, semakin bingung Fang Ping. Informasi yang didapat sebelumnya terus terpatahkan.
Dulu di sekolah, guru bilang gerbang neraka belum lama muncul.
Gerbang pertama di Xishan, muncul sekitar 700 tahun lalu, itupun belum bisa dipastikan kebenarannya.
Catatan sejarah modern yang paling jelas justru gerbang ketiga tahun 1920, baru ada dokumentasi resmi.
Kontak manusia dengan liang bumi baru dimulai 80 tahun terakhir.
Selama 80 tahun ini, manusia dan liang bumi terus berperang tanpa henti, langsung bertempur saat bertemu.
Tapi di Kota Zhenxing, para leluhur katanya sudah menangkal Gunung Penjagal sejak ratusan tahun lalu. Singkatnya, semrawut!
Rahasia-rahasia ini mungkin diketahui para petinggi dan leluhur berusia ratusan tahun, tapi yang lain termasuk petarung Kasta Sembilan belum tentu tahu.
Domain Kuno, tempat seperti apa sebenarnya ini?
Di daerah lain liang bumi, Fang Ping tak pernah melihat jejak manusia, hanya bekas perang.
Peninggalan kuno seperti ini tidak ada di wilayah liang bumi lainnya.
Saat ini, di Domain Kuno, ternyata masih ada peninggalan kuno yang tersisa. Rahasia yang terkandung di dalamnya sungguh tak terhitung banyaknya!
"Suatu hari nanti, semua rahasia tidak akan menjadi rahasia lagi!"
Fang Ping berbisik pelan, lalu... mulai menggali batu prasasti yang patah!
Wang Jinyang terdiam tak bergerak!
"Kamu kecanduan menggali ya?"
"Yang ini juga kamu gali?!"
Fang Ping berbisik: "Jangan lihat aku, coba raba sendiri batu prasasti patah ini. Ini bukan batu biasa!"
Ekspresi Wang Jinyang berubah drastis. Ia segera merabanya, lalu mencubit kuat-kuat. Wajahnya langsung tergetar hebat, "Ini... lebih keras dari alloy level A! Jenis material apa ini?"
"Tak tahu, gali dulu baru kita bicara, Sayangku!"
Wang Jinyang terdiam tak bisa membantah. Memang ini barang berharga!
Batu prasasti patah ini, meski sudah retak, bagian yang muncul dari tanah masih setinggi lebih 2 meter. Kedalaman bawah tanahnya tak diketahui, minimal 3-4 meter panjangnya dengan lebar 2 meter.
"Berapa beratnya?"
"Mungkin beberapa ton!"
"Jika benar bisa dimanfaatkan, alloy level A harganya mencapai jutaan yuan per kilogram."
"Kalau dijual sebagai alloy level A, nilainya bisa ratusan miliar!"
Saat ini, Wang Jinyang merasa malu. Gunung emas ada di depan mata, tapi ia tak menyadarinya.
"Tidak, kebanyakan orang yang melihat batu prasasti ini mungkin tak terpikir untuk menggali!"
Pola pikir Fang Ping benar-benar berbeda dari yang lain!
"Melihat peninggalan manusia ribuan tahun seperti ini, alih-alih melindunginya, siapa yang akan terpikir menggali batu prasasti patah saat sedang tergetar?"
Fang Ping malah langsung bertindak. Tanpa pertanda apapun, langsung saja menggali!
Fang Ping menggali sambil bergumam, "Aku melakukan ini untuk melindungi peninggalan para pendahulu. Kalo nggak, cepat atau lambat akan hancur. Lihat, prasasti raksasa yang awalnya utuh sekarang tinggal separuh. Kalo nggak digali sekarang, lain kali datang mungkin sudah hilang sama sekali."
Wang Jinyang malas merespons, terserah bagaimana dia mau berkilah.
