Raja Mawar masih tertawa keras.
Di detik berikutnya, kerangka itu melanjutkan pekerjaan Hong Merah, mulai menghujam Segel Jagad dengan kemampuan spiritual gila-gilaan.
"Tapi Fang Ping belajar dari kesalahan kedua orang itu, sambil menghujam, kemampuan spiritualnya menyapu ke segala arah. Laozi kekurangan segalanya, kecuali kemampuan spiritual!"
"Boom saja!"
"Lagian sudah lama kebooman sampai mati rasa, rasa sakit pun hampir hilang. Lebih baik daripada dijebak sampai mati."
"Dia tidak hanya menghujam ke arah Raja Mawar, tapi juga ke Yang Daohong dan kelompok Besi."
"Bahkan kerangka level delapan yang tergeletak di tanah pun dihujaminya tanpa ampun!"
"Kemampuan spiritual Fang Ping terus-menerus hancur, tapi dia tak peduli dan terus menghujam."
"Bahkan orang-orang Kota Zhenxing tak luput, meski kekuatan hujamannya sedikit dikurangi."
"Siapa tahu tiba-tiba mereka bangkit dan memotongnya seketika."
"Sekalipun benar-benar salah membunuh mereka, Fang Ping mungkin akan menyalahkan diri, tapi takkan pernah menyesal!"
"Tanpa dia, orang-orang ini tetap akan mati."
"Dengan kehadirannya, mereka belum tentu mati, tapi minimal dipastikan tak punya daya melawan lagi."
"Berani menyusup ke wilayah suci Kerajaan Langit, pantas mati!"
"Mengganggu tidur panjang Sang Dewa, dosa tak terampuni!"
"Dulu Demon Emperor pun tak berani masuk sembarangan ke sini, kalian pantas mati sepuluh ribu kali!"
“……”
"Sorot mata Raja Mawar yang memudar tiba-tiba memancarkan keterkejutan yang luar biasa... Demon Emperor... Sang Dewa... Kerajaan Langit..."
"Informasi internal yang menggemparkan!"
"Rahasia yang menyangkut era Demon Emperor!"
"Menyangkut domain kuno, tenggelamnya Benua Dewa, dan terlalu banyak rahasia sejarah yang hilang."
"Sayang... Dia tak punya kesempatan lagi untuk bertanya, untuk memahami."
Dengan penyesalan tak terbatas, di detik berikutnya, sorot mata Raja Mawar menjadi redup total. Aura kehidupan masih mengalir di tubuhnya, tapi spiritualnya telah musnah sepenuhnya.
Jika saat ini tak ada yang mengganggu bangkainya, mungkin ribuan tahun kemudian, Raja Mawar bisa bangkit dari kematian dan hidup kembali.
Di sampingnya, tulang Tie Mu bergerak perlahan, seolah mendengar kabar ini. Saat ini, dia belum mati.
Namun tak lama kemudian, Tie Mu juga terperangkap dalam kesunyian total.
Mungkin, dia juga merasa menyesal.
Di zaman Demon Emperor, sebenarnya apa yang terjadi?
Ini adalah rahasia negara yang bahkan tak diketahui banyak orang di Zona Terlarang. Dan mereka yang tahu, bukanlah orang-orang yang bisa dijumpai.
Bahkan, masih hidup atau tidaknya Dua Raja yang mengetahui informasi internal ini, masih menjadi tanda tanya.
Kesempatan untuk mengungkap misteri ada di depan mata, tapi dia tak punya kesempatan lagi untuk mengetahuinya. Penyesalan? Pasti sangat besar!
Yang Daohong tetap tak bergerak dari awal hingga akhir. Mungkin sudah benar-benar mati.
Fang Ping mengabaikan apakah mereka hidup atau mati, terus menghujam.
Jika ada kebangkitan kembali, dia tidak bisa menanggung kekalahan.
Di akhir penghujaman, kesadaran Fang Ping benar-benar linglung.
Berapa kali kemampuan spiritualnya hancur lebur selama turun ke liang bumi kali ini?
30 kali?
50 kali?
Atau lebih?
Tidak peduli, yang penting tidak sampai mati!
Dalam kondisi linglung ini, Fang Ping mengayunkan goloknya... Dari kejauhan, seolah terdengar teriakan samar.
"Fang Ping!"
"Fang Ping, cepat berhenti!"
"Fang Ping, bangun, cepat berhenti!"
“……”
"Fang Ping, mau meninggalkan trofi? Senjata Dewa dan esensi kehidupan semuanya kau rusak!"
"Fang Ping, orang tua dan adikmu sedang menunggumu pulang!"
“……”
Sorot mata Fang Ping yang keruh mulai jernih kembali. Wajah Wang Jinyang muncul di hadapannya!
"Lao Wang... Apakah mereka semua sudah mati?"
"Mati, semuanya mati!"
"Oh... Simpan barang-barangnya... Segera sembunyikan, awas tanaman siluman dan monster liang bumi kembali... Masih ada empat level tujuh yang belum jelas hidup matinya, pastikan menemukan bangkai untuk konfirmasi..."
Fang Ping berbicara terputus-putus, kemudian matanya berkunang-kunang sebelum akhirnya pingsan total.
Wang Jinyang menopangnya dengan ekspresi senyum pahit.
Orang ini, sampai detik terakhir masih memikirkan hal-hal seperti itu.
Memandang sekeliling pada tulang belulang, bangkai, dan tulang emas yang berserakan...
Wang Jinyang merasa seperti masih berada dalam mimpi!
Dasar, baru saja sembuh dari lukanya dan keluar dari tumpukan batu, langsung melihat Fang Ping terus-menerus menghujam segel dimensi. Di bawah tanah, tulang keemasan berserakan di mana-mana.
Wang Jinyang benar-benar terpaku seperti patung kayu!
Bagaimana ini bisa terjadi?
Tampaknya mereka tidak mati dalam ledakan besar sebelumnya, masih ada banyak jejak pertempuran di fase akhir.
Lalu mati karena apa?
Saat sedang mengobati luka tadi, kesadarannya memang sempat hilang. Satu-satunya yang dia tahu adalah Fang Ping masih hidup.
Bukan hanya selamat, tampaknya dia justru menjadi pemenang terakhir!
Di tengah pertarungan mematikan sekelompok petarung level 7-8-9, akhirnya Fang Ping yang menang. Hingga kini Wang Jinyang masih sulit mempercayainya.
……
Kegelapan itu berlangsung sangat lama.
Fang Ping tak tahu berapa lama dirinya tertidur, berapa lama tak sadarkan diri.
Saat terbangun kembali, langit masih terang benderang.
Entah hari baru telah tiba, atau dirinya tak lama pingsan.
"Bangun?"
Suara serak Wang Jinyang terdengar di sampingnya.
Fang Ping membuka mata... Baru saat ini dia merasakan kesakitan yang tak tertahankan, seluruh tubuhnya perih. Dengan jeritan kesakitan dia merintih: "Wali Kota Mawar punya esensi kehidupan... Kenapa tak kau berikan padaku!"
Sungguh menyiksa!
Kepalanya seperti mau meledak, tubuhnya seperti mau pecah. Singkatnya, Fang Ping ingin berguling-guling menahan sakit.
Wang Jinyang berkata dengan perasaan campur aduk: "Fisiknya tak bisa ditembus, esensi kehidupannya tak bisa dikeluarkan."
Setiap kata bernuansa getir.
Benar-benar tak bisa ditembus!
Dari semua petarung level sembilan, hanya fisik Raja Mawar yang tetap utuh dan terus berada dalam kondisi energi melimpah.
Kondisinya sebenarnya tidak menurun.
Satu-satunya kelemahan ada pada kemampuan spiritualnya yang telah dihancurkan.
Setelah menjalani pengobatan, Wang Jinyang mencapai puncak tingkat lima. Namun meski sudah di puncak tingkat lima, bahkan setelah mengambil senjata dewa dan membabat berjam-jam, fisik Raja Mawar tetap tak terlukai.
Jika fisiknya saja tak bisa ditembus, bagaimana mungkin mengambil esensi kehidupan?
Mendengar ini, Fang Ping tertegun sejenak. Menahan sakit dia bertanya: "Tak bisa menembus fisiknya?"
“Ngomong aja!”
Wang Jinyang lemah berkata: "Aku tidak punya kekuatan alam, menggunakan kekuatan energi vital untuk menghancurkan fisik Kasta Sembilan. Menurutmu mungkin? Lagipula di daerah ini, setiap energi vital yang terpakai tidak bisa diganti. Aku tidak berani menghabiskan semuanya. Kalau tidak bisa hancur, aku tidak mencoba lagi. Syukurlah akhirnya kamu sadar."
Fang Ping tiba-tiba teringat tujuan masuk liang bumi kali ini, segera berkata: "Guru Zhang mereka..."
Wang Jinyang mendesah pelan: "Sudah ditemukan, tapi semuanya pingsan. 6 orang, 4 tewas. Hanya guru saya dan satu petarung level enam yang masih hidup. Tidak terlalu kenal, tapi kemampuan spiritual mereka terluka parah... Mungkin sulit pulih."
Wang Jinyang menggigit bibir, berbisik: "Fang Ping... Aku tahu dulu Guru Li juga pernah terluka kemampuan spiritual oleh petarung Kasta Sembilan, tidak bisa pulih sampai akhirnya kamu yang membantu. Jika... Jika..."
Wang Jinyang tidak enak melanjutkan!
Jika lukanya benar-benar sama dengan Li Changsheng, maka esensi kehidupan yang dibutuhkan bukan jumlah kecil. Belum tentu juga berhasil.
Waktu itu Lao Li benar-benar Hancur lalu bangkit kembali. Pemulihan kemampuan spiritualnya mungkin karena esensi kehidupan, atau faktor lain - itu semua tidak pasti.
Memaksa Zhang Qingnan melakukan hal yang sama jelas tidak andal. Peluang kematian lebih besar. Zhang Qingnan tidak punya setengah Golden Body.
Jadi mungkin menghabiskan esensi kehidupan dalam jumlah besar, tapi belum tentu berguna.
Esensi kehidupan itu masih ada di dalam tubuh petarung Kasta Sembilan. Berapa banyak yang tersisa juga tidak pasti.
Semua ini milik Fang Ping.
Wang Jinyang tidak pernah berpikir untuk menguasai secara paksa, dia juga bukan tipe orang seperti itu.
Kalau benar-benar ingin, mungkin saat Fang Ping pingsan, dialah pemenang terbesar dalam hidup ini.
Fang Ping menepuk-nepuk tengkoraknya yang retak, berkata lemah: "Ini nanti dibahas lagi, aku hampir mati. Karena Guru Zhang hanya mengalami luka spiritual, jangan pedulikan dulu. Cari cara menghidupkanku dulu."
Setelah berkata demikian, Fang Ping berjuang bangkit sambil memandang sekeliling, mengerutkan alis retaknya: "Kenapa masih di sini?"
"Jangan tanya! Jangan sekali-kali pergi dari sini! Karena pertempuran besar dengan banyak Kasta Sembilan dan serangan balik berulang dari Segel Larangan, monster liang bumi & tanaman siluman takut mendekat. Daerah lain... penuh makhluk-makhluk itu. Aku melihat ke luar, jumlahnya sangat banyak."
Wang Jinyang juga merasa frustasi. Dia sudah mempersiapkan keberangkatan, tapi belum jauh pergi sudah ketakutan dan kembali.
Tempat ini terlalu berbahaya.
Fang Ping tidak melanjutkan, melihat sekeliling lalu menemukan tumpukan rangka tulang keemasan di kejauhan: "Masih ada yang hidup?"
Wang Jinyang menggeleng: "Tak tahu. Aku tidak bisa melepas energi spiritual untuk merasakan apakah mayat-mayat ini benar-benar mati."
"Bahkan jika masih hidup, aku tak bisa berbuat apa-apa."
"Tanpa penekanan kemampuan spiritual, aku tak bisa membunuh mereka, sekalipun itu mayat hidup."
Perkataan ini kembali membuat hatinya perih.
Tak bisa menghancurkan torso Kasta Sembilan saja sudah memalukan, bahkan tulang level delapan pun tak bisa dibabatnya.
"Jika benar-benar meledakkan seluruh tenaga, belum tentu dia tidak bisa membabat. Tapi setelah menghancurkan satu rangka tulang, energi vitalnya mungkin akan terkuras habis."
Setelah berkata demikian, Wang Jinyang dengan ekspresi serius bertanya: "Anda bahkan membunuh orang-orang Kota Zhenxing sekaligus?"
Fang Ping dengan polos menjawab: "Jangan salah tuduhku, apa aku orang seperti itu? Mereka bertarung sendiri, tak ada hubungannya denganku. Kemudian kulihat mereka semua seperti sudah mati, segel yang meledak itu arahnya bukan bisa kukendalikan, semuanya bersifat menyeluruh."
"Jika ada yang masih tersisa nyawanya, lalu terbunuh karena kesalahanku... itu di luar kendali, aku tak bisa mengatur."
"Saat itu, kalau mereka tidak mati, yang mati pasti aku."
Wang Jinyang mengerutkan alis: "Aku tahu, tapi jika kabar ini tersebar... Kota Zhenxing mungkin tak akan tinggal diam!"
Fang Ping mengeluh pusing: "Tak ada cara lain, apa yang bisa kulakukan dalam situasi begini?"
Sambil menggoyangkan kepala, Fang Ping berkata: "Lupakan, aku akan mencoba mencari tahu apakah ada yang masih hidup."
Usai bicara, Fang Ping mendekat dan mulai mengaktifkan ruang penyimpanan.
Beberapa rangka emas, termasuk bangkai Raja Mawar, terserap masuk ke ruang penyimpanan.
Tapi di bawah tanah... masih tersisa beberapa rangka tulang.
"Benar-benar belum mati... Bahkan sampai begini masih hidup... Daya tahan hidup orang-orang ini mengerikan!"
Fang Ping tergetar hebat!
"Pejuang level delapan-sembilan, kemampuan bertahan hidup mereka sungguh luar biasa!"
Saat ini, di bawah tanah masih ada dua rangka emas yang bertahan.
Tidak ada Yang Daohong!
Yang Daohong benar-benar sudah mati!
"Fang Ping sebenarnya masih merasa tidak nyaman, dia tidak tahu apakah Yang Daohong tewas dibunuh oleh dirinya sendiri, atau sudah meninggal saat Raja Mawar turun tangan, atau mungkin mati ketika Merah turun tangan."
"Tapi kapanpun itu, Yang Daohong memang sudah mati, bahkan tulang belulangnya sudah dimasukkan Fang Ping ke ruang penyimpanan."
"Dua orang yang masih hidup adalah dua master level delapan lain dari Kota Zhenxing."
"Keduanya sebelumnya terlempar akibat ledakan master level delapan yang meledakkan diri, dan sejak itu tidak ada kabar lagi."
"Saat Fang Ping menyerang Batas Segel di fase akhir, meskipun dia juga menyerang mereka... ehem, tapi daya serangnya tidak terlalu besar."
"Ternyata mereka berdua belum mati!"
"'Li Mo dan yang satu ini masih hidup, tak percaya!' Kata Fang Ping sambil mengeluh, 'Tapi dalam kondisi seperti ini, sulit menentukan apakah mereka hidup atau mati. Ditinggalkan di sini atau dibawa pulang? Kalau dibawa pulang, sulit dijelaskan ke keluarga!'"
"Yang Daohong Kasta Sembilan sudah tewas!"
"Beberapa master level tujuh gagal total."
"Dua master level delapan yang tersisa juga dipukul hingga kondisi mengenaskan, belum jelas apakah bisa pulih."
"Jika dibawa pulang tapi tidak selamat, sulit dijelaskan."
"Bahkan jika selamat, tetap sulit dijelaskan."
"Fang Ping pusing, Wang Jinyang juga mengerutkan kening, lama akhirnya bertanya, 'Harus bagaimana?'"
"'Tidak tahu.'"
"Fang Ping menghela napas, 'Dibunuh untuk menutup mulut? Dua master level delapan, termasuk petarung terkuat manusia. Tapi... kenapa kita harus membunuh mereka?'"
"Fang Ping menggerutu, 'Master Yang bukan aku yang membunuh.'"
Wang Jinyang mengerutkan alim: "Kau berpikir begitu, mereka belum tentu berpikir sama..."
Fang Ping meraba dagu... berterima kasih terasa kasar... tulang tangan, meninggalkan meraba dagu, membuka mulut: "Aku menyusun situasi... kedua orang ini, muncul tak lama setelah kedatanganku, di-boom keluar oleh seseorang.
Saat itu, Master Yang masih duel satu lawan satu dengan Tiemu, secara logika, seharusnya tak menyangka ini aku.
Tapi... tapi..."
Fang Ping tersipu malu: "Tapi aku mengucapkan satu kalimat, mungkin mereka mengiraku orang hidup dari Domain Kuno. Menurutmu, kalau tahu situasi sebenarnya, apakah mereka akan membunuhku?"
Wang Jinyang sakit kepala luar biasa, dasar kau benar-benar keterlaluan!
Malas berkomentar, Wang Jinyang bersuara berat: "Tak masalah! Demi menyelamatkan nyawa, ngomong sembarangan biasa saja! Seranganmu ke Segel Dunia tadi, menghujam para Kasta Sembilan itu, apakah mereka lihat?"
"Tidak."
"Bagus."
Wang Jinyang legah, menghela napas: "Kalau begitu tak masalah besar. Master Yang dan Tiemu saling bertarung, keduanya gugur bersama..."
Fang Ping berdehem canggung: "Lebih rumit. Mereka bertarung sampai setengah mati, Wali Kota Mawar pura-pura mati lalu hidup kembali, membunuh mereka berdua. Lalu komandan Kota Mawar muncul, membunuh Wali Kota Mawar. Kemudian aku yang membunuh komandan itu... Ini kebenarannya."
Wang Jinyang terdiam membeku, betapa ruwetnya!
Rantai satu-cincin ini, akhirnya Fang Ping yang mengambil keuntungan!
"Kalau begitu," Wang Jinyang segera menyahut, "Berarti Master Yang tewas di tangan Wali Kota Mawar. Ini fakta, kamu tidak langsung menyerang Master Yang kan?"
"Tidak."
"Jenazahnya masih utuh. Asal dibawa pulang, cara kematiannya bisa dilacak dan tidak terkait denganmu. Jadi kita tak perlu khawatir."
Fang Ping menghela napas, "Aku takut para Pejuang Kasta Sembilan ini jadi gila. Mereka mungkin mengabaikan fakta dan memaksa kita membayar nyawa. Lao Wang, ini berisiko. Bagaimana kalau... ehem, kamu paham maksudku."
Wang Jinyang bersuara berat, "Meski berisiko, tapi... Fang Ping, menyingkirkan dua master manusia level delapan. Leluhur Kota Zhenxing telah menjaga Gunung Penjagal selama ratusan tahun untuk umat manusia... Sebaiknya jangan lakukan ini."
Sebelumnya, Lao Wang khawatir dengan sikap Kota Zhenxing.
Tapi sekarang, setelah tahu kebenarannya, sikapnya berubah. Ia melanjutkan, "Jika Pejuang Kasta Sembilan sampai tak bisa membedakan hitam putih dan nekat menyusahkan kita..."
"Ya mati saja."
Wang Jinyang mengerutkan alis, "Aku tahu. Tapi kita tidak bisa mengambil risiko! Fang Ping, meski hanya kita berempat yang tahu tentang kedatangan kita ke Domain Kuno ini... Apakah guruku juga harus..."
Mendengar ini, Fang Ping teringat sesuatu.
Benar, Zhang Qingnan dan petarung level enam lainnya masih hidup.
Kecuali mereka juga disingkirkan untuk tutup mulut.
Jika tidak, kabar kedatangan mereka ke Domain Kuno tidak bisa disembunyikan.
“Kalau sudah tak bisa disembunyikan…” Fang Ping tiba-tiba mengumpat, “Ini memang bukan urusanku! Setidaknya aku sudah menyelamatkan dua jago level delapan mereka. Jika para Level Puncak benar-benar ingin cari masalah, kecuali mereka membunuhku langsung di dunia manusia, jika tidak, aku akan bersembunyi di liang bumi, menyamarkan auraku, cepat atau lambat akan kuhabisi mereka semua!”
Wang Jinyang tertawa, “Tak perlu berpikir terlalu pesimis. Sebenarnya meski kau bilang kau membunuh Kasta Sembilan, orang lain tetap tak percaya.”
Fang Ping menggerutu, “Tapi aku memang ingin mengaku sudah membunuh beberapa Kasta Sembilan. Tiga dari Zona Terlarang, satu dari Kota Mawar, kali ini kuhabisi 4 Kasta Sembilan, plus puluhan level tujuh-delapan. Apa harus kusembunyikan kabar ini?”
Wang Jinyang santai menjawab, “Tidak, kau boleh bicara sesukamu. Kuncinya apakah orang percaya. Jika kau bawa pulang tulang belulang itu, selain level tujuh yang kau bunuh, penyebab kematian yang lain bisa dilacak.”
“Logikanya masuk akal!”
Fang Ping tersipu malu. Ya, kekhawatirannya ternyata sia-sia.
Kasta Sembilan… Bagi mereka, para Kasta Sembilan bisa diam saja membiarkan diri mereka dibabat tanpa pertahanan terkikis.
Bahkan Fang Ping yang punya kekuatan alam, tetap tak mampu melukai Kasta Sembilan yang masih hidup.
Jika ia menyerang Kasta Sembilan, mungkin malah dirinya sendiri yang mati digetarkan energinya.
Gembar-gembor ini takkan dipercaya siapa pun.
Tapi ini benar terjadi!
Wali Kota Mawar mati di tangannya, setidaknya saat itu sang target masih hidup. Begitu pula Tiemu, masih ada sisa nyawa.
Dua Kasta Sembilan ini benar-benar kubunuh!
Tapi jika diumbar, mana ada arwah yang percaya!
“Lao Wang, aku benar-benar membunuh dua Kasta Sembilan!”
“Aku percaya.” Wang Jinyang menghela napas, "Tapi ngomong ke aku nggak ada gunanya. Yang penting orang lain percaya."
“Sialan, ngomong jujur malah nggak ada yang percaya. Arwah gentayangan!”
Fang Ping merasa ingin muntah darah!
Tapi, sekejap kemudian, Fang Ping sudah tidak peduli.
Dengan cepat dia berlari ke area tak jauh, mengambil sebilah pedang panjang di tanah, berseru girang: "Senjata Dewa Wali Kota Mawar!"
Wang Jinyang juga mendekat, berkata: "Total nemu 4 senjata dewa..."
"Cuma empat?"
Fang Ping buru-buru melihat ke tanah. Tiga senjata dewa lain masih tergeletak seperti besi rongsokan. Lao Wang bahkan malas membereskannya.
Kalau bukan karena Fang Ping maksa dia membereskan sebelum pingsan, dia nggak bakal repot-repot nyari.
"Cuma empat."
Wang Jinyang menggeleng: "Beberapa orang mati. Kalau senjata dewa-nya nggak di luar tubuh, tapi di dalam tiga pintu Jiao, ya ilang. Nggak ada cara."
Senjata dewa yang tersimpan di tiga pintu Jiao akan menghilang bersama pintu tersebut jika pemiliknya mati tanpa mengeluarkan senjata.
Barang ini benar-benar mistis.
Lagipula di pertempuran ini, senjata dewa petarung level sembilan Tie Mu dan Yu Ming sudah meledakkan diri.
Fang Ping teringat senjata dewa Yang Daohong. Benar saja, di bawah tanah masih ada senjata dewa level sembilan miliknya.
Kalau gitu... dia dapat tiga senjata dewa!
Sebilah pedang level sembilan, golok level delapan, dan kapak level tujuh.
Sedangkan senjata dewa Li Mo dan kawannya, sepertinya sudah mereka tarik kembali sendiri. Kalo nggak, ya sudah hilang.
"Tarik! Kalau sudah di dalam tiga pintu Jiao, tidak akan bisa ditemukan lagi."
Fang Ping saat ini merasa kecewa sekaligus terkejut. Kekecewaannya berasal dari senjata dewa lainnya yang meledakkan diri atau menghilang bersama kematian pemiliknya.
Yang menggembirakan, Senjata Dewa Kasta Sembilan milik Wali Kota Mawar tidak disimpan di tiga pintu Jiao, terkait dengan kemampuan spiritualnya yang padam sehingga tidak bisa ditarik kembali.
Kalo nggak, kehilangan senjata Kasta Sembilan ini benar-benar akan membuatnya menyesal sampai mati.
Adapun senjata milik Yang Daohong yang mirip tombak tapi bukan tombak, agak menyerupai halberd, mungkin merupakan senjata khusus. Kalau tidak membunuh untuk menutup mulut, barang ini harus dikembalikan ke Kota Zhenxing dan tidak mungkin direnggutnya.
"Hanya tiga senjata dewa... Sayang sekali!"
Fang Ping penuh penyesalan, mengira kali ini setidaknya bisa mendapatkan tujuh atau delapan senjata.
Kemudian, Fang Ping melanjutkan pencarian hasil jerih payah lainnya.
Batu energi dalam jumlah besar, semuanya berkualitas tinggi!
Para petarung ini membawa banyak batu energi saat memasuki Domain Kuno untuk pasokan selama pertempuran.
Batu energi yang digunakan petarung level sembilan benar-benar berkualitas tinggi. Fang Ping menduga kemurniannya mencapai lebih dari 95%.
Selama pertempuran, barang-barang ini berceceran di mana-mana. Lao Wang hanya mengambil beberapa secara acak. Sebenarnya masih banyak tersebar di dalam kota. Yang ada di depan mata ini setidaknya puluhan jin.
Barang-barang ini benar-benar bernilai tinggi.
"Dua kerangka level delapan, Golden Body level delapan yang bisa dijadikan sesembahan dewa. Satu kerangka level sembilan..."
Fang Ping tidak menghitung Yang Daohong, yang dimaksud adalah Tiemu.
"Termasuk juga tidak menghitung Raja Mawar. Fisik Raja Mawar masih utuh, bangkai petarung level sembilan seperti ini perannya tak ternilai."
"Manusia membunuh petarung liang bumi level sembilan, sangat jarang, atau hampir mustahil mendapatkan mayat utuh."
"Tidak hanya itu, dalam tubuh Raja Mawar masih tersimpan intisari kehidupan dalam jumlah besar. Berapa tepatnya, belum bisa diketahui karena belum dibuka."
"Intisari kehidupan yang tak diketahui jumlahnya, tiga Senjata Dewa, puluhan jin batu energi kasta sembilan, satu kerangka level sembilan, satu mayat utuh level sembilan, dua kerangka level delapan..."
Fang Ping menghitung lagi, "Tidak, mayat level tujuh juga berguna. Menurutmu, apakah petarung level tinggi bisa membuka tiga pintu Jiao mayat? Jika bisa, pasti ada Senjata Dewa lagi..."
"Tidak tahu."
Wang Jinyang menggelengkan kepala, "Masih belum puas? Buat apa banyak-banyak Senjata Dewa? Sudah lengkap dari level tujuh sampai sembilan..."
"Ngomong aja! Barang ini makin banyak makin bagus. Siapa yang nolak kelebihan?"
Sambil bicara, Fang Ping mengeluarkan mayat Raja Mawar. Memandangi sosok yang terlihat seperti tertidur itu, dia bertanya, "Dia... menurutmu, mungkin benar-benar bisa hidup kembali?"
"Tidak jelas."
Wang Jinyang mengerutkan kening, "Petarung liang bumi, jika mati di sana, bisakah hidup kembali?"
"Tubuhnya masih sangat utuh, hanya kemampuan spiritualnya yang padam. Jika muncul kemampuan spiritual baru di mayat ini, apa itu berarti bisa hidup lagi?"
"Kau akan memberinya kesempatan itu?"
"Tentu saja tidak!"
Fang Ping berkata sambil menggeretakkan gigi, "Orang ini meminum esensi kehidupan seperti air, menyia-nyiakannya sembarangan! Entah berapa banyak esensi hidupku yang terbuang. Meski sudah Hidup Kembali, aku tetap harus memotongnya! Minggir kau! Aku akan membelah tubuhnya dan mengeluarkan sisa esensinya!"
Sambil berkata demikian, Fang Ping mengangkat pedang panjang Kasta Sembilan-nya. Kekuatan alam berkobar saat ia mengayunkan tebasan pedang!
Bruk!
Dentuman keras menggema. Fang Ping terlempar beberapa langkah ke belakang. Retak kecil muncul di bangkai Raja Mawar, namun seketika menyambung kembali.
Fang Ping terdiam membeku memandangi pemandangan itu.
"Mayat aja kok tak bisa kubabat?!"
Bukan tak bisa dibabat, tapi esensi kehidupan dalam tubuhnya yang masih bocor justru memperbaiki fisiknya.
"Dasar, berapa banyak yang terbuang!"
"Tidak boleh! Harus segera dibelah dan dikeluarkan. Kalo nggak, benar-benar habis bocor semua."
Dadanya Fang Ping terasa perih meski fisiknya tinggal tulang terbungkus kulit. Rasa sakit menusuk-nusuk.
Barang yang sudah di tangan terus menguap begitu saja. Mana mungkin ia bisa diam saja.
Ini adalah harta tak ternilai harganya!
"Fisikku sendiri belum diperbaiki, malah memperbaiki mayat. Bukannya ini pemborosan?"
Tanpa bicara lagi, Fang Ping mulai mengumpulkan energi alam dalam jumlah masif. Karena tubuhnya sudah hancur, tak perlu khawatir kerusakan fisik. Ia mulai membabat dengan kegilaan.
Bunyi bruk... bruk... bruk logam beradu terus bergema.
Di samping, Wang Jinyang menggelengkan kepala tak habis pikir.
Ironinya si lemah!
"Dengan begini, kau bilang sudah membunuh Kasta Sembilan? Siapa yang percaya?!"
“Fang Ping juga telah mengkondensasi kekuatan alam, barulah bisa menghancurkan pertahanan. Kekuatan tulang sumsumnya menembus tubuh, mungkin bisa merusak pertahanan, tapi mungkin belum secepat pemulihan musuh.”
Tidak menghiraukan Fang Ping, Lao Wang berjalan ke samping - sang Guru masih ada di sana.
Memandangi Zhang Qingnan yang pingsan dan petarung level enam lainnya, Wang Jinyang menghela napas pelan.
Guru... Guru, tahukah Anda? Untukmu kali ini, seseorang telah menipu sejumlah besar petarung tingkat tinggi, hampir menyamai kekuatan dua kerajaan!
