Bab 524 Hanya Bertarung di Masa Ini!

　　Malam itu, Gunung Qingmang tetap dalam keheningan mutlak. 　　Seorang Level Puncak berjaga di sini, ditambah dengan pemusnahan mayoritas Kasta Sembilan di liang bumi Tiannan, saat ini kawasan Gunung Qingmang sangat aman. 　　…… 　　Hari berikutnya. 　　1 Mei. 　　Fang Ping keluar dari kamarnya, tiba-tiba berkomentar dengan haru: "Hari Buruh, hari ini libur ya?" 　　Wu Kuishan dan beberapa orang yang juga baru keluar kamar langsung bingung seketika. 　　Ini hal yang perlu kamu pikirkan? 　　Bukan, ini hal yang perlu dipikirkan petarung? 　　Bagi grup chat mereka, mana ada istilah liburan atau tidak. 　　Saat masih lemah mungkin masih ada, tapi yang kuat - bukankah Level Puncak bisa berjaga di Gunung Penjagal ratusan tahun? 　　Fang Ping mengabaikan ini, melihat sekeliling. Tiba-tiba Qin Fengqing menyeret rambut panjangnya dengan wajah sedih sambil bergumam: "Mengapa begini!" 　　Mengapa selalu menggangguku! 　　Chen Yaoting begitu! 　　Zhang Tao begitu! 　　Fang Ping dan kawan-kawan bahkan lebih parah! 　　Inikah kesedihan si lemah? 　　Tapi banyak orang lain yang tidak diganggu, kenapa selalu aku? 　　Ditahan di bawah tanah semalaman lagi! 　　Hanya karena mengatakan beberapa kebenaran yang nyata? 　　Level Puncak sepicik itu? 　　Qin Fengqing geram, hatinya menangis tanpa kata... dendam ini takkan terbalaskan. 　　Melawan Chen Yaoting, dia masih punya sedikit keyakinan. 　　"Hajar Zhang Tao... Kecuali dia bisa menemukan tanaman siluman Level Puncak saat turun ke liang bumi berikutnya, meminum esensi kehidupan seperti air, lalu mendapatkan buah yang bisa langsung meningkatkan kemampuan spiritual sekaligus menempa Golden Body dan menyegel sanjiao-nya." 　　Dengan begitu, dia baru punya keyakinan untuk menghajar Zhang Tao. 　　Kalo nggak, jangan harap. 　　Fang Ping dan yang lain mengabaikannya. Fang Ping melihat ke sekeliling sejenak lalu heran bertanya, "Tadi aku seperti melihat... Lao Li, kalian lihat juga?" 　　Wu Kuishan sama sekali tak terkejut, "Lihat." 　　"Benar dia?" 　　Fang Ping tertegun, "Lao Li datang kemari buat apa?" 　　Wu Kuishan mengangkat alis, menahan diri sambil bergumam, "Ganti sebutanmu!" 　　Dasar! 　　Ikuti aturan! 　　Sungguh pengin kubunuh kau! 　　Sering memberi julukan sembarangan - Si Singa besar, Lao Li... Di belakang kamu panggil aku apa? 　　Lao Wu? Kakek beruban? Atau yang lain? 　　Fang Ping tertawa, "Santai, Lao Li! Keluar cepat! Aku punya hadiah bagus..." 　　Sebelum selesai bicara, Lao Li sudah muncul tiba-tiba di depan semua orang. 　　Lao Li bersemangat, "Nak, ada pedang dewa Kasta Sembilan kan? Laozi dengar kabar ini dan langsung terbang 3000 li semalam..." 　　Lao Li benar-benar tak bisa menahan kegembiraannya. 　　Saat mereka keluar kemarin, Fang Ping memang tak memberi tahu. Tapi dia terus memantau situasi sini lewat informannya. 　　Begitu tahu Fang Ping punya pedang dewa Kasta Sembilan, dia langsung terbang ribuan li semalam. 　　Fang Ping tersenyum, "Sudah habis." 　　"Apa?!" 　　Lao Li menjerit kesakitan. Di sampingnya, Lü Fengrou menatapnya dengan sorot mata tajam, "Li Changsheng, Pedang Dewa ini tidak ada hubungannya denganmu, untuk apa kau datang ke sini?" 　　Lao Li berkata dengan nada penuh keyakinan, "Apa yang kau tahu? Aku sudah memutuskan, di masa depan aku akan menjadi pelindung nak ini. Seorang pelindung harus memiliki kekuatan yang luar biasa! Kau tidak mampu, baru level tujuh... Apakah kau sudah ciut nyali setelah turun ke liang bumi kali ini?" 　　Ekspresi Lü Fengrou langsung berubah masam! 　　"Aku tidak ciut nyali!" 　　"Aku bahkan tidak ikut turun... Kalau ikut, mungkin sudah jadi mayat. Cuma dengar ceritanya saja sudah tahu betapa nekatnya anak-anak ini." 　　Dengan wajah masam, ia melotot ke Li Changsheng. Pria ini sudah berubah total sejak berhasil memulihkan Golden Body-nya setelah turun ke liang bumi terakhir kali - bukan lagi Li Changsheng yang rendah hati dan sederhana. 　　"Dulu meski sombong, tapi kekuatannya biasa saja. Kesombongannya hanya ditujukan pada cultivator tingkat menengah." 　　"Sekarang? Level tujuh saja dianggap remeh olehnya." 　　Lü Fengrou diam seribu bahasa dengan wajah hitam. Di sebelahnya, Wu Kuishan berkata dengan senyum sinis, "Changsheng, benarkah penyatuan sepuluh ribu jalan itu begitu hebat? Bagaimana kalau kita latihan tanding suatu saat nanti?" 　　"Berani-beraninya kau mengganggu istriku! Kau ingin cepat mati?!" 　　Lao Li malas menghiraukannya, "Kau pikir aku takut padamu?" 　　"Aku takut malah membunuhmu!" 　　Semakin dilihat, semakin sombong perilaku mereka. 　　Fang Ping hanya mendengarkan tanpa menyela. Setelah debat mulut mereka mereda, barulah ia berkata, "Ideku adalah menukar Pedang Dewa Kasta Sembilan dengan monster liang bumi Kasta Sembilan itu. Lao Li, senjata legenda lebih baik ditempa sendiri. Hanya tidak tahu... apakah mereka bersedia menukar." 　　"Kalimat ini membuat Wu Kuishan agak terkejut dengan idenya, tapi segera mengangguk: "Ini memang ide bagus. Merakit Senjata Dewa sendiri akan lebih sesuai dengan kebutuhan pribadi dan mudah diasah. Untuk Pedang Dewa Kasta Sembilan yang ada sekarang, pemerintah mungkin bersedia menukarnya, tapi mungkin perlu menambahkan beberapa syarat." 　　Fang Ping dengan santai berkata: "Mereka masih berhutang 160 miliar padaku. Jika tidak bisa, potong saja sebagian dari situ... Ah sudahlah, Rektor. Menurut Anda, jika saya berikan bangkai siluman pohon level tujuh itu plus Senjata Dewa Kasta Sembilan, bisakah ditukar dengan bangkai monster liang bumi Kasta Sembilan?" 　　"Tidak masalah besar." Wu Kuishan merenung sejenak, wajahnya berseri: "Untuk monster liang bumi Kasta Sembilan, sebenarnya hanya perlu inti jantung, otak inti, dan tulang untuk membuat Senjata Dewa." 　　"Darah dan daging tidak diperlukan. Bahan tambahan lain bisa dibeli oleh Universitas Bela Diri Kota Iblis." 　　"Sedangkan darah-daging monster Kasta Sembilan... Fang Ping, kemarin kau pakai darah monster level delapan milik kampus, itu dihitung sebagai kompensasi utang!" 　　Dulu disuruh bawa monster level delapan, baru beberapa hari ini sudah bisa bawa pulang monster Kasta Sembilan! 　　Darah dan daging monster Kasta Sembilan, bahkan untuk orang seperti mereka, tetap merupakan sumber daya berharga. 　　Tentu saja, kebutuhan mereka tidak besar. 　　Tapi jika diberikan ke petarung tingkat menengah, efeknya pasti luar biasa! 　　Bahkan bisa mencoba mengeluarkan materi abadi dari sana! 　　Lao Li juga bersemangat: "Cepat tukar! Cepat tukar!" 　　Merakit Senjata Dewa Kasta Sembilan sendiri jauh lebih memuaskan hatinya dibanding yang siap pakai! 　　Benar-benar luar biasa! 　　Manusia duduk di rumah, Senjata Dewa turun dari langit... 　　Saat dia sedang bersemangat, Fang Ping tiba-tiba ragu-ragu berkata: "Lao Li, hutangmu padaku sudah puluhan triliun... Meski kau jual diri pun takkan bisa melunasinya. Aku perlu pertimbangkan lagi." 　　Ekspresi Lao Li langsung kaku! 　　Kalimat ini... tak bisa ditanggapi. 　　Di samping, Lü Fengrou berdehem ringan: "Fang Ping..." 　　"Guru, ada perlu?" 　　"Itu..." Lü Fengrou melanjutkan dehemannya, lalu berkata: "Senjata Dewa level tujuh itu akan kukembalikan, level delapan tak kuminta. Bangkai monster level tujuh milikmu... Bisa kupinjam?" 　　Dia tak mau Senjata Dewa level delapan lagi! 　　Golok level tujuh pun tak ingin digunakannya. 　　Perkataan Fang Ping mengingatkannya bahwa Fang Ping masih memiliki bangkai utuh monster level tujuh yang bisa ditempa menjadi senjata idamannya. 　　Yang paling cocok untuk diri sendirilah yang terbaik. 　　Sebilah Senjata Dewa level tujuh yang sesuai dengannya bisa melepaskan daya hancur maksimal. 　　Sebelumnya, golok level tujuh itu tak terlalu disukainya. Berbeda dengan Si Singa Besar yang melebur Senjata Dewa saat materialisasi spiritual menjadi sarung tinjunya sendiri. 　　Fang Ping merenung sejenak: "Guru, bahkan jika bangkai ini dihargai 10 miliar, total hutangmu padaku sudah 12 miliar..." 　　Wajah Lü Fengrou memerah, gigi dikatupkan: "Buat surat utang!" 　　Fang Ping berkata dengan tertawa: "Baiklah, kalau dihitung begitu, aku masih punya satu golok level delapan, satu golok level tujuh, satu kapak level tujuh. Senjata Dewa sudah banyak, rasanya tidak ada manfaatnya lagi..." 　　Saat itu, beberapa master melintas tidak jauh dari sana. Mendengar perkataan ini, para master itu kabur dengan malu. 　　Tak ada muka untuk bicara, apalagi menyapa. 　　Senjata Dewa orang itu sampai menumpuk tak terpakai, apa lagi yang bisa mereka katakan? 　　Fang Ping mengabaikan semua ini, melanjutkan keluhannya: "Rektor berhutang 50 miliar padaku, Lao Li hitung saja 1 triliun. Guru, Anda juga berhutang 12 miliar. Guru Tang juga 12 miliar. Liu Lao dan Dekan Huang... Dekan Huang kan kubunuh sendiri, sudahlah. Liu Lao berhutang 10 miliar padaku." 　　Setelah menghitung, Fang Ping menggelengkan kepala: "Entah apakah Universitas Bela Diri Kota Iblis yang dijual padaku cukup untuk melunasi hutang." 　　Setelah berkata demikian, Fang Ping mengumumkan dengan lantang: "Universitas Bela Diri Kota Iblis BANGKRUT!" 　　Aset tak bisa menutupi utang! 　　Para master hanya bisa tersenyum pahit. Jika hutang ini dianggap utang institusi, benar universitas ini sudah bangkrut. 　　Dan krediturnya adalah si nak ini di depan mata! 　　Wu Kuishan pun merasa tak enak. Selama masa jabatannya sebagai rektor, universitas malah bangkrut. Hatinya serasa teriris. 　　…… 　　Setelah bercanda sebentar, Fang Ping melacak Nanyun Yue yang masih sibuk bekerja. 　　"Mendengar Fang Ping ingin menukar Senjata Dewa dan bangkai tanaman siluman level tujuh dengan bangkai monster liang bumi Kasta Sembilan, Nanyun Yue merenung sejenak: "Senjata Dewa Kasta Sembilan juga bisa dimodifikasi, disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi jika kamu ingin menukar bangkai monster untuk membuat senjata sendiri, juga bisa, tapi... harus menambah sesuatu." 　　"Masih harus tambah?" 　　Fang Ping menggerutu, seperti iblis yang melahap manusia tanpa menyisakan tulang. 　　"Tambahan berapa?" 　　"Wali Kota Mawar..." 　　"Tidak jadi tukar!" 　　"Kalau begitu tulang Tie Mu." Nanyun Yue langsung mengubah intelijen, tulang petarung Kasta Sembilan juga memiliki nilai penelitian yang sangat besar. 　　Bukan hanya nilai penelitian, inti jantung dan otak Tie Mu sebenarnya masih utuh. 　　Manusia, baik penghuni liang bumi maupun penghuni Bumi, inti jantung dan otak tidak bisa digunakan untuk menempa Senjata Dewa, entah mengapa. 　　Tapi, manfaatnya juga banyak. 　　Misalnya membangun ruang tekanan mental, menganalisis komposisi energi para pejuang level delapan, bahkan bisa digunakan sebagai bijih energi kecil. 　　Fang Ping mengerutkan alis, barang ini belum dihitung harganya. 　　Apakah nilai bangkai monster yang ditukar bisa melebihi total nilai pedang suci dan bangkai siluman pohon? 　　Harus melebihi, baru bisa dihitung sebagai nilai kekayaan. 　　Memikirkan ini, Fang Ping bertanya: "Bangkai monster Kasta Sembilan kira-kira bernilai berapa?" 　　“Ini tak ternilai...” Nanyun Yue belum selesai bicara, Fang Ping buru-buru menyela, “Aku tahu ini bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan uang. Maksudku, pasti ada standar penilaiannya, kalo nggak, saat semua orang membuat Senjata Dewa Kasta Sembilan, apa mereka harus memburu monster liang bumi Kasta Sembilan sendiri?” 　　“Mungkin di atas 120 miliar.” 　　Fang Ping menghitung, Senjata Dewa Kasta Sembilan memberinya tambahan nilai kekayaan 10 miliar. Bangkai siluman pohon tidak banyak, sekitar 5-6 miliar. 　　Kalau dihitung begitu, bangkai Tie Mu mungkin hanya bisa menambah nilai kekayaan 100-200 miliar. 　　Tapi lebih baik daripada tidak ada. Fang Ping mengangguk, “Baik, aku tukar.” 　　Nanyun Yue juga tidak ragu-ragu. Pertukaran ini pemerintah tidak rugi. 　　Tidak hanya tidak rugi, sebenarnya masih untung. Si nak Fang Ping ini kaya raya, banyak barang yang tidak dia butuhkan. Mengambil untung sedikit darinya wajar saja. 　　Tak lama kemudian, di bawah tatapan iri puluhan master, Lao Li menenteng bangkai monster raksasa sambil bersemangat hampir seperti orang gila. 　　Bangkai monster Kasta Sembilan akhirnya didapat! 　　Dia bisa membuat Pedang Abadi Kasta Sembilan khusus untuk dirinya sendiri, yang dibuat sesuai ukuran tubuhnya! 　　Perlu diketahui, beberapa petarung level sembilan sebenarnya mewarisi Senjata Dewa Kasta Sembilan mereka. 　　Barang warisan mana bisa dibandingkan dengan yang dibuat sendiri sesuai kebiasaan! 　　…… 　　Di samping. 　　Rektor tua Universitas Ibu Kota matanya sudah memerah, eh, malah menghijau. 　　“Wu Kuishan punya Senjata Dewa Kasta Sembilan yang dibuat khusus! Li Changsheng juga sudah punya! Universitas Bela Diri Kota Iblis... Universitas Bela Diri Kota Iblis...” 　　Orang tua bergumam beberapa kalimat, lalu melihat Li Hantong di sampingnya dengan ekspresi rumit: "Hantong, lain kali belajarlah lebih cerdas. Meski risikonya sama, hasil jerih payahmu ini..." 　　Li Hantong tertawa lebar: "Lumayan banyak, Rektor. Kali ini aku mendapat 6 miliar!" 　　Rektor Tua terdiam tak bisa membantah. Ia sendiri belum pernah mendapat sebanyak itu. 　　Di sebelahnya, Su Zhan juga menunjukkan ekspresi rumit. Kekuatan Li Changsheng semakin meningkat. Kini benar-benar bisa menghancurkan dirinya hanya dengan satu jari. 　　Memikirkan hal itu, Su Zhan tiba-tiba mengatupkan gigi: "Rektor, setelah pulang kali ini... aku ingin pergi ke Gunung Penjagal untuk meriset!" 　　Rektor Tua tidak bersuara, juga tidak menghiraukannya. Ia kembali menatap Li Hantong: "Kekuatanmu masih terlalu rendah, tapi akhirnya masuk level enam. Setelah pulang kali ini, kau bisa dianggap wisuda. Hantong, bagaimana rencana masa depanmu?" 　　Li Hantong tampak ragu-ragu. Rektor Tua memandanginya sejenak, lalu tiba-tiba berkata: "Jadilah mentor di Universitas Bela Diri Kota Iblis!" 　　"Aduh?" 　　Li Hantong terdiam! 　　Su Zhan juga tertegun! 　　Rektor Tua tersenyum tipis: "Jadilah mentor di Universitas Bela Diri Kota Iblis. Tempat itu lebih cocok untukmu. Hantong, di Universitas Ibu Kota, kau tidak punya banyak kesempatan atau kawan seperjuangan yang seirama. 　　Universitas Ibu Kota mengutamakan stabilitas. Dirimu yang dulu cocok dengan mereka. 　　Tapi sekarang, kalian para pemuda telah melepaskan diri. Universitas Ibu Kota tak lagi cocok, juga tak bisa menyediakan platform seperti itu." 　　"Rektor!" 　　Li Hantong wajahnya berkerut penuh pergulatan, lalu berseru: "Aku tidak mau pergi! Aku tetap di Universitas Ibu Kota..." 　　"Anak bodoh!" 　　Rektor Tua bertanya lembut: "Kalau kau masuk Universitas Bela Diri Kota Iblis, sebenarnya kau yang diuntungkan. Dengan membantu Universitas Ibu Kota melemahkan kekuatan mereka dan menghabiskan sumber daya mereka, saat kau mencapai level delapan-sembilan dan kembali ke sini, kami justru khawatir kau takkan mau pulang." 　　Li Hantong terlihat kosong! 　　Begitukah cara menghitungnya? 　　Su Zhan juga memandang rektor tua dengan sorot mata aneh! 　　Tinggi! 　　Sungguh tinggi! 　　Jika Li Hantong benar-benar bisa bertahan di Universitas Bela Diri Kota Iblis sampai level delapan-sembilan, lalu mendapatkan Senjata Dewa Kasta Sembilan, itu baru hebat. 　　Senyum misterius mengembang di wajah rektor tua, namun dalam hatinya ia berdesah: Saat itu pun kau takkan bisa kembali. 　　Bibit unggul yang bagus, sayang Universitas Ibu Kota tak bisa memberikan bantuan lebih besar. 　　Sebaliknya, Universitas Bela Diri Kota Iblis semakin maju. Kini Wu Kuishan dan Li Changsheng telah melesat kemampuan bertarungnya. 　　Jika Wu Kuishan mempelajari bangkai Wali Kota Mawar lebih mendalam, bukan tidak mungkin ia bisa menembus level Kasta Sembilan. 　　Hanya organisasi sekuat ini yang bisa mengembangkan bakat luar biasa seperti Li Hantong. 　　Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis juga memperlakukannya secara khusus. Jika Li Hantong pergi ke tempat lain atau tetap di Universitas Ibu Kota, takkan ada peluang seperti ini. 　　Murid yang telah lulus dan dewasa, pada akhirnya harus menapaki jalannya sendiri. 　　Perasaan Rektor Tua campur aduk, sementara Li Hantong mulai merenung: Penjelasan rektor sangat masuk akal! 　　Sebenarnya ia masih ingin tetap di Universitas Ibu Kota yang telah berusaha keras melatihnya. 　　Guru memperlakukannya dengan baik, Su Zhan sang master pejuang ini di kemudian hari hampir menggantikan peran mentor sebelumnya. Hingga tahun ketiga, Su Zhan selalu membimbingnya secara langsung. 　　Kini momentum Ibu Kota melemah, sementara Kota Iblis semakin jaya. Dia menjadi salah satu ikon andalan tersisa Universitas Bela Diri Ibu Kota. 　　Tapi ketika memikirkan kemudahan turun ke liang bumi bersama Fang Ping dan mencari rumah serta rekan seperjuangan lama di Kota Iblis... Li Hantong merasa ini masih bisa dipertimbangkan. 　　…… 　　Fang Ping tidak mengetahui kebijakan strategis Universitas Bela Diri Ibu Kota. 　　Saat ini Fang Ping sedang memaksa Lao Li membuat surat utang! 　　Li Changsheng campur aduk antara frustrasi dan pasrah. Surat utang... Perlukah segitunya? 　　Sudah jelas takkan mampu melunasinya! 　　Meski ogah-ogahan, Lao Li tetap menandatangani surat utang senilai satu triliun! 　　Fang Ping membulatkan angkanya, mengklaim telah memotong beberapa miliar sebagai "keringanan". Pernyataan ini membuat yang hadir hampir stres. 　　Hingga kini, tumpukan surat utang di tubuh Fang Ping nyaris tak terhitung lagi. 　　Setelah menukar monster liang bumi Kasta Sembilan ini, nilai kekayaan Fang Ping memang bertambah: 　　Kekayaan: 5000 miliar (konversi) 　　Energi vital: 7700 kal (7800 kal) 　　Spiritual: 920 hertz (940 hertz) 　　Tempering tulang: 177 bagian (100%), 29 bagian (90%) 　　Ruang penyimpanan: 100 meter kubik (+) 　　Benteng energi: 10.000 nilai kekayaan/menit (+) 　　Simulasi aura: 100.000 nilai kekayaan/menit (+) 　　5000 miliar! 　　Bangkai lengkap seekor monster liang bumi Kasta Sembilan memang bernilai lebih dari 120 miliar menurut sistem, bahkan lebih mahal dari Senjata Dewa. 　　Dengan kata lain, kerangka Tie Mu dinilai Fang Ping seharga 15 miliar untuk dijual. 　　Sekarang dengan banyak tagihan yang belum ditarik, Fang Ping sangat gembira karena ekspedisi ke liang bumi kali ini benar-benar menguntungkan. 　　Mengenai Wu Kuishan, Fang Ping memintanya mengganti utang dengan Senjata Dewa. Lao Wu nyaris melotot mati padanya dan menolak keras. 　　Ini membuat Fang Ping frustasi! 　　Padahal dia sudah menawarkan penyewaan kembali, tapi Wu Kuishan tetap menolak dengan ekspresi "Lebih baik kau bunuh aku!", membuat Fang Ping menggerutu. 　　Tapi dia bisa memahami. 　　Lao Wu sedang mempertahankan sisa-sisa martabatnya! 　　Universitas Bela Diri Kota Iblis hampir menjadi milik keluarga Fang, nyawanya sendiri diselamatkan pihak lawan. Kini yang tersisa hanyalah Senjata Dewa Kasta Sembilan - jika ini digadaikan ke Fang Ping, gelar rektornya akan jadi bahan tertawaan. 　　Lagipula sistem gadai-sewa Fang Ping menurutnya hanya formalitas belaka. 　　Fang Ping tak bisa memaksa karena Wu Kuishan bersikeras menolak. 　　Dengan mendesah, Fang Ping tak terburu-buru. Selisih 50 miliar sekarang tak berarti. 　　Begitu nilai kekayaannya mencapai 950 miliar, jika Lao Wu masih menolak menggadaikan, dia akan menyuruh Pak Li memukulinya. 　　…… 　　Dalam keriuhan, menjelang siang Li Zhen tiba. 　　Li Zhen tidak berlama-lama di liang bumi. Liang bumi Danau Utara saat ini tidak diawasi Pejuang Kasta Sembilan, namun di Domain Selatan 12 (Liang bumi Laut Barat), terdapat seorang Pejuang Level Puncak di Gunung Penjagal. 　　Biasanya Li Zhen juga tidak bertanggung jawab mengawasi Gunung Penjagal. Kini setelah urusan Tiannan selesai, kepergiannya tidak perlu dikhawatirkan. 　　Peran utama Pejuang Level Puncak adalah mencegah kekacauan mendadak di dalam liang bumi, seperti peristiwa Liang bumi Tiannan dua tahun silam. 　　Sedangkan para Pejuang Level Puncak dari Zona Terlarang di seberang, mereka tidak akan sembarangan menyerang petarung manusia. 　　Selain itu, para Pejuang Level Puncak itu juga tidak akan tinggal lama di sekitar Gunung Penjagal. Mereka memiliki wilayah kekuasaan sendiri di Istana Kerajaan, dan jarang mendatangi domain luar. 　　Hal pertama yang dilakukan Li Zhen setelah tiba bukanlah merayakan kemenangan, melainkan bersama Zhang Tao mengadakan upacara penghormatan untuk para master yang gugur. 　　Dua Pejuang Level Puncak, puluhan master, ribuan petarung militer... 　　Jumlahnya tidak terlalu banyak, upacara pun diselenggarakan dengan sangat sederhana. 　　Tapi upacara seperti ini justru membuat orang tergetar dan semakin merasakan kesedihan. 　　Setidaknya, Fang Ping merasa sedih. 　　"Pejuang Level Puncak lebih kuat dari dugaan saya. Mungkin bisa memusnahkan satu liang bumi dengan satu tangan! Tapi mereka tidak berani, tidak bisa... Apa yang dirasakan Li Zhen dan Zhang Tao saat ini?" 　　Di tengah kerumunan, Fang Ping memandangi Li Zhen dan Zhang Tao yang terdiam, pikirannya tiba-tiba melayang. 　　Apakah mereka bersikap santai? 　　Atau diliputi kemarahan dan kekecewaan? 　　Meski memiliki kekuatan yang luar biasa, mereka hanya bisa menyaksikan para master ini menjemui ajal! 　　“Mereka ini, ada yang bahkan adalah murid dan keluarga Kasta Sembilan!” 　　Setidaknya yang Fang Ping ketahui, Zhang Tao memiliki anak-anak yang gugur di liang bumi, Li Zhen... dia tidak yakin, tapi sepertinya ada juga. 　　Pejuang Kasta Sembilan, Dewa Penjaga umat manusia, pejuang tertinggi nan agung. 　　Saat anak-anak mereka gugur di liang bumi, mungkin mereka sedang berada di luar, di Gunung Penjagal menyaksikan langsung kejadian ini, melihat mereka mati, apa pikiran orang-orang ini? 　　“Karena kita terlalu lemah!” 　　“Karena kita bertahan hidup di celah sempit!” 　　“Meledakkan kerajaan, memusnahkan Kasta Sembilan... hasil pribadi mungkin besar, tapi bagi situasi umat manusia secara keseluruhan, tidak ada kontribusi sama sekali!” 　　“Kekuatan, kekuatanlah akar sejati! Kekuatan Kasta Sembilan!” 　　“Tidak, Kasta Sembilan pun hanya bisa menyaksikan keluarga mereka mati tanpa daya. Bagaimanapun pikiran mereka, aku tak tahan semua ini. Tak tahan melihat keluarga dan teman mati di depan mata, punya kemampuan tapi tak bisa menyelamatkan!” 　　Ekspedisi ke liang bumi Tiannan, Fang Ping mendapat hasil luar biasa, justru semakin mendambakan peningkatan kekuatan! 　　Dulu dia kira level enam sudah sangat kuat, bintang zaman ini, bahkan level master pun bukan hal mustahil. 　　Tapi Fang Ping paham, apa sebenarnya yang dia lakukan selama di liang bumi dari awal sampai akhir. 　　Kalau bukan karena para master yang mengalihkan para pejuang ke depan, bisakah dia masuk ke Kota Mawar sekalipun menarik aura? 　　"Kalau bukan orang Kota Zhenxing, Raja Mawar dan kawan-kawannya saling bunuh, pantaskah Fang Ping yang cuma tingkat enam ini dapat keuntungan gratis?" 　　"Jika punya kekuatan, langsung singkirkan mereka semua—itu baru namanya kemampuan sejati!" 　　"Tak perlu berjalan di atas es tipis, tak perlu merencanakan jebakan. Dorong terus ke utara—inilah keyakinan sebenarnya." 　　"Begitu para master manusia gugur semua, bisakah Fang Ping sendiri yang menarik aura dan mengubah karakteristik energinya melindungi banyak orang?" 　　"Hari ini yang mati para pejuang asing, besok bagaimana jika yang terkena orang-orang dekat?!" 　　"Kenapa Lao Li nekat menjalani Jalan Penyatuan Sepuluh Ribu Jalan?" 　　Semakin dipikir, Fang Ping jadi melamun. 　　Di depan kerumunan, dua Level Puncak tampak terpaku. Dua puluh lebih master pejuang gugur dalam satu pertempuran—kapan semua ini akan berakhir? 　　Tiba-tiba Li Zhen bergumam lirih: "Akan ada hari pembalasan! Aku Li Zhen hanya bertarung di zaman ini!" 　　Zhang Tao tetap tenang, lama kemudian berkata: "Jangan wariskan malapetaka ke generasi mendatang. Mari kita akhiri semuanya di sini!" 　　"Pasti Menang!" 　　Saat itu juga, dua Level Puncak itu berteriak dengan lantang "Roarrr!" 　　Setiap tetes kemarahan adalah cermin kekecewaan dan kepahitan! 　　Biarkan perang berakhir di generasi mereka. Biarkan keturunan masa depan tak perlu lagi mengalami darah dan air mata. Hanya bertarung di zaman ini! 　　"Pasti Menang!" 　　Saat itu juga, ribuan orang berteriak histeris "Ssss!"