Di tengah alun-alun.
Fang Ping berkata lembut: "Sikapnya sangat arogan."
Jarak sini ke depan kurang dari satu li. Yang terlemah pun petarung level enam pertengahan, mana mungkin tak dengar omongan bule-bule itu.
Du Hong berbisik: "Roces dari Surga Para Dewa, mencapai Tahap Penyatuan Energi Vital dan Darah. Jangan remehkan dia! Julukan Tak Terkalahkan di level enam bukan klaimnya sendiri, tapi diakui resmi.
Setidaknya di Eropa dan Amerika, Roces diakui sebagai juara pertama level enam.
Dua bulan lalu di liang bumi, dia pernah mengeksekusi seorang Pejuang Penyatuan Energi Vital dan Darah hanya dengan tiga tebasan pedang."
Dia bahkan dijuluki sebagai Dewa Perang generasi baru!
Surga Para Dewa, yang memuliakan para dewa, Rosses bukan keturunan Dewa Perang, tapi diakui oleh Surga Para Dewa dan dijuluki Dewa Perang generasi baru..."
Fang Ping memotong, "Surga Para Dewa masih kalah kuat dari Kota Zhenxing, kenapa Kota Zhenxing tidak punya petarung seperti ini?"
Di samping, Zheng Nanqi merasa Fang Ping meremehkan Kota Zhenxing, tak tahan menyela, "Jumlah anggota Surga Para Dewa lebih banyak dari kita, dan dengan kuota tiga tahun sekali, waktunya cepat. Kota Zhenxing tidak selalu menghasilkan penyatuan energi vital-darah tiap tiga tahun."
"Tapi di angkatan-angkatan sebelumnya, kita selalu punya."
"Kakak Jiang adalah yang terbaik di antaranya. Tahun ini usianya belum 30 tahun, tiga tahun lalu dia menghancurkan banyak pejuang penyatuan energi vital-darah dan merebut kuota."
"Setelah masuk Zona Terlarang, sekarang dia sudah mencapai level tujuh pertengahan."
"Lagipula Kakak Jiang memegang dua Senjata Dewa, salah satunya dia tempa sendiri setelah membunuh monster level tujuh."
"Walau Rosses kuat, tapi masih jauh kalah dari Kakak Jiang."
Di samping, Su Zisu juga berkata dengan penuh kekaguman, "Betul! Kakakku juga, enam tahun lalu ikut kompetisi pemuda, tak ada satu lawan pun yang bisa mengalahkannya. Sekarang dia sudah masuk level tujuh tahap tinggi dan mulai mempersiapkan Tempa Tubuh Emas!"
Li Fei segera menambahkan, "Dalam 10 tahun terakhir, Kota Zhenxing melahirkan banyak pejuang muda, termasuk Kakak Yang Qing dari Keluarga Yang. Sebenarnya beberapa tahun belakangan ini, lebih banyak jenius dibanding era sebelumnya."
"Tapi masa kejayaan selalu diikuti masa kemunduran."
Populasi di sini, tiga tahun per angkatan, seringkali Kota Zhenxing tidak selalu bisa mengumpulkan 10 orang per angkatan.
Ada periode tertentu dimana karena terlalu sedikit orang, Kota Zhenxing hampir menyerahkan semua kuota ke pemerintah."
Fang Ping tersenyum sumringah: "Kalau begitu... angkatan kalian ini termasuk masa kemunduran?"
Yang hadir terdiam tak bisa membantah, Jiang Chao dengan santai berkata: "Iya, tapi tidak terlalu buruk. Beberapa angkatan bahkan banyak yang meraih kuota di level enam tahap awal. Angkatan ini setidaknya sudah tidak ada level enam tahap awal."
Setelah itu, Jiang Chao menambahkan: "Ngomong-ngomong, lima keluarga lain sebenarnya tidak membatasi apakah berasal dari keluarga atau bukan. Kami juga begitu, contohnya Jendral Du kan ikut? Mereka mengerahkan seluruh negeri bahkan benua hanya untuk mengumpulkan sebanyak ini. Kami dengan kekuatan satu negara bisa mengumpulkan sebanyak ini, sudah cukup bagus."
Singkatnya, orang-orang Kota Zhenxing tidak mengakui kelemahan diri sendiri, hanya membuktikan bahwa mereka sedang berada dalam masa kemunduran saja.
Du Hong tidak menanggapi, melanjutkan: "Kamon, petarung top level enam dari Dunia Menara Sejuta, penyatuan energi vital dan darah. Dijuluki juara pertama level enam Afrika, sebelumnya bertarung tiga jurus dengan petarung liang bumi level tujuh lalu kembali utuh. Kekuatannya luar biasa."
Saat dia mengatakan ini, Fang Ping tiba-tiba menatapnya sambil tersenyum: "Jendral Du, jangan bicara orang lain. Bagaimana denganmu? Yang bisa dipercaya komando militer bahkan menjadi komandan kali ini, aku justru lebih tertarik pada catatan pertempuran Jendral Du."
Du Hong tersenyum, di sampingnya Li Yiming berkata malas: "Kemampuan bertarung Du Hong tidak jelas, tapi orang ini beberapa waktu lalu memimpin pasukan tingkat tiga ke bawah berisi 10.000 petarung, menghabisi 30.000 pasukan militer kota liang bumi. Bahkan yang level menengah banyak sekali."
Begitu diobrak-abrik, sampai merusak akar mereka. Sekarang sana sudah mengeluarkan perintah buronan, langsung digantung di kerajaan."
Bunuh Du Hong, hadiahnya 100 kati batu energi. Banyak petarung tingkat tinggi sedang memburunya..."
Fang Ping terkejut mendengar: "Tak kira Jendral Du punya prestasi seperti ini. Ini lebih hebat dari membunuh pejuang level tinggi sendirian."
Du Hong menggeleng sambil tersenyum: "Di hadapan Jendral Fang jangan disebutkan ini. Dibandingkan Anda, jauh ketinggalan. Anda saja bisa memusnahkan ibukota kerajaan..."
"Ah tidak-tidak, itu hanya kebetulan. Pasukan 30.000 orang, sekalipun dibiarkan sendirian untuk kubunuh... tetap perlu waktu sejam lebih."
Separuh pertama masih wajar, separuh terakhir membuat ekspresi yang hadir menjadi aneh.
Ini disebut rendah hati?
Tidak juga!
Yang lain enggan berkomentar, sementara Li Yiming tidak nyaman: "Kau pikir perang legiun semudah itu? Pasukan 30.000 petarung, menguras stamina saja sudah bisa menghabiskanmu..."
Fang Ping tersenyum tanpa kata.
Menghentikan topik ini, merasakan tamu depan akan tiba, tiba-tiba Fang Ping melirik ke sekeliling.
Sayang, Lao Qin tidak ada.
Sayang, Tengkorak Besi ini bodoh, tak mengerti sorot mataku.
Sayang... yang lain semuanya tolol, tak ada yang bisa diajak.
Bule semacam ini berani sombong, bisa ditahan?
Fang Ping di detik berikutnya melihat Jiang Chao, sorot matanya langsung mengeras. "Kau saja, si gendut! Bisakah kau pahami maksudku? Putuskan sendiri! Kalau tak paham, aku tak akan melindungi orang bodoh!"
Jiang Chao merinding di kulit kepalanya saat ditatap Fang Ping. Tiba-tiba kilatan inspirasi muncul di pikirannya.
Di detik berikutnya, Jiang Chao tiba-tiba menggebrak: "Katak dalam tempurung! Di seluruh dunia tingkat enam, tanpa Fang Ping, siapa berani menyebut diri yang terhebat? Memalukan!"
Seluruh ruangan membeku!
Su Zisu tiba-tiba mencubit lengan Jiang Chao dengan keras!
"Mempermalukan diri!"
"Brengsek tak tahu malu!"
"Kau ini orang Kota Zhenxing! Meski aku juga merasa Fang Ping hebat, tapi di depan begitu banyak orang, di hadapan situs suci global lainnya menjilat Fang Ping seperti ini – kau tak malu, apa Kota Zhenxing juga tak punya muka?!"
Ucapan Jiang Chao tak hanya membuat yang hadir terpaku, para master Tiongkok juga tak bisa berkata-kata.
Belum cukup, Jiang Chao mengabaikan semuanya dan kembali menggelegar: "Belajar bela diri dua tahun, master di depan mata, kekuatan tak tertandingi! Siapa berani menantang? Ayo bertarung!"
Fang Ping mengerutkan kening: "Cukup, Jiang Chao. Tamu adalah tamu. Petarung Tiongkok tak memperebutkan ketenaran kosong."
"Fang Ping, Jalan Pedang harus diperjuangkan! Aku Jiang Chao sungguh mengakui kekuatanmu yang luar biasa. Katak-katik tempurung ini berani menggonggong? Kalau tak terima, LAWAN! Tak usah takut!"
"Bukan takut... Lupakan. Tutup mulutmu!"
Jiang Chao langsung menutup mulut, berlagak semua ini inisiatifnya sendiri, membuat Wang Jinyang terus mengernyitkan dahi.
"Orang-orang Kota Zhenxing hampir tidak bisa berkata-kata!"
"Jiang Chao tidak gila, kan?"
……
"Di pihak lawan."
Beberapa master asing yang mendekat berkata dengan nada mengejek: "Fang Ping? Petarung muda dari Tiongkok yang baru saja memanifestasikan energi spiritual itu?"
"Benar, dia."
"Tampaknya memang punya kemampuan. Si gendut itu... dia petarung dari Kota Zhenxing, ya?"
"Anggota Keluarga Jiang dari Kota Zhenxing. Tak disangka, bahkan orang Kota Zhenxing pun bisa ditaklukkan. Petarung sana biasanya sombong dan angkuh..."
Para master asing ini fasih berbahasa Mandarin.
Mereka sudah lama berinteraksi dengan Tiongkok dan cukup memahami situasi negara tersebut.
Terutama Kota Zhenxing - karena memiliki banyak Pejuang Kasta Sembilan, petarung mereka terkenal sombong, arogan, dan sangat dominatif.
Tiga tahun lalu, Jiang Hao dari Keluarga Jiang pernah ditantang sekali, lalu langsung membunuh keturunan seorang Pejuang Kasta Sembilan.
Sejak itu, tak ada yang berani menantangnya lagi.
Tapi pria ini tidak berhenti. Kesombongannya mencapai level tak tertandingi. Dari tiga kesempatan tantangan, dia habiskan semuanya - membunuh satu orang lagi dan melukai dua orang.
Dalam Kompetisi Pemuda, tidak ada aturan bahwa satu kemenangan membebaskan dari tantangan berikutnya.
Jika mau, Anda bisa terus menantang sampai kuota tantangan habis.
Jiang Hao telah bertarung empat kali: dua pembunuhan, dua pelukaan parah. Dua kesempatan tantangan tersisa tak ada yang berani memanfaatkannya.
Meski kata-kata menghina Jiang Hao saat itu membuat para master asing hampir mengamuk, tak satu pun petarung dari lima kekuatan besar itu berani mencari mati.
Meskipun Turnamen Pemuda tidak membedakan peringkat pertama dan kedua, tiga tahun lalu Jiang Hao masih dijuluki sebagai juara pertama. Hal ini menunjukkan betapa percaya dirinya petarung dari Kota Zhenxing.
Kini, anggota Keluarga Jiang bahkan memuja seorang petarung dari pasar luar. Situasi ini membuat para master asing mulai bersikap serius.
Mereka masih memiliki sedikit pemahaman tentang orang-orang Kota Zhenxing.
Namun untuk petarung luar seperti Fang Ping yang sebelumnya cukup terkenal, terutama saat materialisasi kemampuan spiritualnya, berbagai daerah memperhatikannya.
Tapi materialisasi kemampuan spiritual petarung level enam belum tentu lebih kuat daripada penyatuan energi vital dan darah.
Kota Zhenxing bukan tidak pernah melihat pejuang kuat. Fakta bahwa Fang Ping bisa membuat mereka tunduk sampai level ini, mungkin benar-benar melampaui dugaan.
Sorot mata para master bule berkedip-kedip, entah sedang memikirkan apa.
Di antara kerumunan, beberapa petarung enam tingkat kelas atas di kelompok pemuda terlihat bersemangat mencoba dengan harapan tertentu.
Di balik harapan itu, mereka dihinggapi keraguan apakah harus melakukan tantangan atau tidak.
Menurut kesepakatan awal masing-masing keluarga, prioritas utama adalah mengeliminasi yang lemah dan memperoleh kuota, sementara pertarungan selevel justru menjadi prioritas sekunder.
Dalam kompleksitas ini, kedua pihak akhirnya bertemu.
70 petarung muda dan hampir 30 master.
Inilah seluruh peserta dan penonton yang hadir kali ini.
Tiba-tiba Li Deyong berkata: "Mulai!"
Fang Ping dan yang lain tertegun - begini cepat dimulai?
Namun segera ia menyadari kesalahpahamannya: yang dimaksud bukan kelompok mereka.
Begitu Li Deyong memberi komando, 7 petarung level sembilan yang hadir langsung turun tangan serentak.
Pada saat inilah, Fang Ping dan yang hadir baru tahu apa yang akan mereka lakukan.
Para petarung level sembilan ini langsung mengangkat panggung besar di kejauhan ke udara, menggantungkannya di tengah langit.
Ini belum cukup, para petarung level tinggi mengeluarkan kemampuan spiritual mereka, membangun benteng spiritual di segala arah panggung, bahkan mulai mengkristalisasikannya!
Fang Ping tertegun melihatnya, berbisik: "Perlukah segini?"
Tentu, mungkin memang perlu.
Bagaimanapun mereka adalah petarung level enam dengan kekuatan perusak dahsyat. Jika benar-benar bertarung habis-habisan, menghancurkan Asosiasi Jalan Pedang sampai lenyap pun bukan hal sulit.
Tapi tak perlu sok gaya begini, harus melayang di udara. Tak bisakah mengkristal di tanah saja?
Di sampingnya, Du Hong menjelaskan dengan suara rendah: "Ini untuk memudahkan para master menyaksikan. Tak hanya yang di sini, masih banyak master di Ibu Kota yang tidak datang. Tanpa bangunan penghalang, lebih mudah menyaksikan. Termasuk para master pejuang dari pemerintah..."
"Lebih baik siarkan langsung lewat video!" Fang Ping tak bisa berkata-kata.
Du Hong tercekat. Penjelasannya masuk akal.
Jiang Chao yang akhirnya menjelaskan: "Ini tradisi lama. Dulu kan belum ada video... Ngomong-ngomong, para master ini memang kolot. Dulu tak ada pilihan, sekarang masih melakukan ini, cuma buang-buang kemampuan spiritual."
Ini sudah jadi kebiasaan. Dulu cara ini bagus, sekarang terkesan berlebihan dan sok gaya.
Percakapan rendah mereka nyaris tak terdengar, bahkan petarung level tujuh-delapan pun sulit menangkapnya.
Tapi para petarung level sembilan... banyak yang kemampuan spiritualnya bergetar halus.
Dasar! Kedengarannya sangat masuk akal!
Tapi kami suka, bisa Anda abaikan?
Di sisi lain, Fang Ping melanjutkan: "Kalau begitu, yang lain juga bisa melihat. Lebih baik diumbar ke publik saja, dibuat misterius-misterius begini."
Du Hong menggelengkan kepala: "Orang biasa tidak bisa melihat. Benteng alam hasil kristalisasi kemampuan spiritual, mereka di bawah level tujuh hampir tidak bisa menembusnya. Ini khusus untuk memudahkan master menyaksikan pertarungan, tidak terbuka untuk petarung biasa."
Fang Ping seakan teringat sesuatu, tiba-tiba tersenyum: "Master dari pemerintah pusat?"
Ngomong-ngomong, tingkat pemahaman Fang Ping sekarang juga sudah cukup tinggi, tapi dari master yang dia ketahui, sebagian besar berasal dari tiga departemen dan empat kantor gubernur, sebagian lagi dari daerah.
Tiga departemen dan empat kantor gubernur termasuk kantor gubernur daerah, semuanya termasuk dalam instansi pemerintah pusat, ini tidak masalah.
Tapi pemerintah pusat sendiri juga merupakan lembaga yang membawahi seluruh negeri.
Pejuang yang langsung di bawah pemerintah pusat, sepertinya tidak terlalu banyak.
Fang Ping hanya tahu Raja Tombak Utara Wang Yu, Naga Lin Long... beberapa Kasta Sembilan ini berasal dari lembaga langsung pemerintah pusat, tapi lembaga apa sebenarnya, tidak jelas.
Daftar Kasta Sembilan saat ini ada 32 orang, selain tiga departemen dan empat kantor gubernur, yang benar-benar tercatat berasal dari pemerintah pusat hanya 6 orang.
Tentu, jika ditambah tiga departemen dan empat kantor gubernur, jumlahnya lebih banyak, melebihi 20 orang.
Sisanya adalah petarung lepas yang tidak menjabat di pusat.
Ada yang mungkin sudah lama mengasingkan diri, ada yang sedang mengawasi liang bumi, tapi tetap tidak menjabat di pemerintah.
Tapi Fang Ping merenung, apakah jumlah pejuang langsung di bawah pusat terlalu sedikit?
Daftar level tujuh-delapan juga sama, petarung langsung di bawah pusat tidak banyak.
"Sementara pihak pemerintah pusat, setiap tiga tahun sekali pasti ada yang mengikuti kompetisi. Di Kota Zhenxing bahkan pernah ada kasus tidak memperoleh kuota, tapi pemerintah pusat tidak pernah absen, setiap angkatan pasti dapat jatah."
"Setelah bertahun-tahun, sepertinya tidak banyak juga master yang muncul."
"Sekarang kalau dipikir... mungkin mereka belum muncul sama sekali."
"Du Hong juga tidak menanggapi, dia sendiri tidak jelas."
"Dia hanya petarung level enam, tidak ada yang memberitahunya hal-hal ini."
"Sementara beberapa orang ini sedang mengobrol, para petarung di seberang sedang mengamati Fang Ping dan rombongan dengan seksama."
"Fang Ping yang diawasi, juga balas menatap sambil tersenyum sumringah."
"Setelah mengamati beberapa saat, tiba-tiba Fang Ping tertawa."
"Setelah membentangkan benteng spiritual, Fang Ping berkata dengan wajah berseri: 'Lihat, pakaian si itu... itu zirah ksatria kuno abad pertengahan?'"
"Fang Ping memberi isyarat mata ke beberapa orang di sampingnya. Di seberang, seorang petarung yang terbungkus zirah lengkap memegang pedang besar, bagaikan ksatria kuno yang bangkit kembali."
"'Itu yang pakai kulit binatang, wah, buat apa ini?'"
"'Oh iya, yang itu, di badannya itu tato bukan?'"
"'Hei, Rosales ya? Bawa pintu sebagai senjata?'"
“……”
"Fang Ping masih bicara ketika Du Hong menyela dengan agak pusing: 'Jendral Fang, setiap daerah punya adatnya sendiri. Tidak perlu mengejek mereka karena hal-hal seperti ini...'"
"Fang Ping tertawa terkekeh: 'Bukan mengejek, juga tak berarti. Aku sengaja pura-pura mengamati kostum mereka, sebenarnya sedang memindai kekuatan mereka. Kalian berhati-hatilah...'"
Du Hong tampak tidak percaya, namun Fang Ping mengubah ekspresi matanya, pupil menyempit sambil berbisik: "Itu... itu biksu berjanggut tebal! Jangan lihat dia, bahaya, level tujuh! Ada petarung level sembilan yang memasang benteng spiritual di sekitarnya!"
Kalian harus langsung menyerah jika bertemu. Biksu ini diam-diam malah sengaja meminta level sembilan untuk memblokir deteksi, pasti ada niat jahat!
Bisa jadi... mereka ingin menyingkirkan sebagian dari kita.
Jendral Du, lebih baik Anda mengaku kalah saat ditantang, mendapatkan kuota itu yang terpenting!"
Ekspresi Du Hong tetap datar, namun nada suaranya berat: "Jendral Fang yakin?"
"Ngomong aja, mana mungkin aku bohong? Selagi level sembilan tidak memperhatikanku, mereka tidak bisa mendeteksi pemindaianku! Ini orang dari situs suci Buddha kuno kan? Menyembunyikan level tujuh, mau apa?"
Level tujuh tidak bisa lolos dari deteksi petarung kuat.
Tapi master Tiongkok tidak akan sembarangan memindai mereka dengan energi spiritual, hanya mengandalkan indra energi vital untuk menilai.
Pihak lain sudah dimanipulasi oleh level sembilan. Kecuali petarung high-level sengaja memindai dengan energi spiritual dan menembus benteng, baru bisa merasakan kekuatan sebenarnya.
Tapi itu akan terkesan keterlaluan.
Fang Ping menyembunyikan aura dan melakukan pemindaian spiritual. Meski memicu benteng, para level sembilan yang sibuk bekerja mungkin tidak terlalu memperhatikan. Bisa jadi mengira benteng itu terpicu oleh si biksu sendiri.
Mendeteksi kekuatan lawan lebih dulu tetap memberikan keuntungan besar.
"Du Hong dengan ekspresi serius, seorang petarung level tujuh yang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi, mungkin berniat untuk menyingkirkan seorang pejuang tingkat tinggi."
"Setelah membunuh satu orang, yang lain akan segera menyadari dan secara alami takkan lagi melakukan serangan frontal."
"Tapi jika yang pertama ditantang tak sempat menyerah secepatnya, itu akan jadi masalah besar."
"Pejuang level tujuh ini, jika menantang Du Hong dengan ledakan seluruh tenaga, mungkin bisa segera mengeliminasi master penyatuan energi vital-darah."
"Du Hong tidak langsung menatap biksu itu, menarik napas dalam-dalam lalu berkata: 'Jendral Fang lanjutkan, periksa apakah masih ada yang lain! Orang-orang ini selalu menjadikan Tiongkok sebagai target. Sasaran sejatinya pasti aku atau Anda, Jendral Fang sendiri juga harus lebih hati-hati.'"
"Fang Ping tidak banyak bicara, melanjutkan pemindaian. Beberapa saat kemudian, ia terkejut: 'Yang... yang seluruh tubuhnya penuh tato, apakah dia orang Kota Totem?'"
"Ya."
"Yang bersembunyi di belakang, lengannya tanpa tato, itu seorang master!"
"Kota Totem punya master?"
"Seketika itu juga, Du Hong terdiam membeku."
"Kalau tiga sekte seperti Surga Para Dewa, Situs Suci Buddha Kuno, atau Dunia Menara Sejuta punya master, dia masih percaya."
"Tapi Kota Totem dan Pegunungan Andes yang kekuatannya biasa saja, ternyata juga melahirkan master? Ini benar-benar di luar dugaan."
"Yang paling krusial, master Kota Totem bersikap low-profile seperti ini, apa tujuannya?"
"Jangan-jangan juga untuk menghadapi petarung Tiongkok?"
Fang Ping melihat sejenak, tiba-tiba tersenyum: "Mungkin bukan untuk menghadapi kita. Mereka yang memakai jubah hitam itu orang Andes, ya? Bukankah kedua pihak ini sekutu? Master dari Kota Totem itu sepertinya sedang mengawasi pejuang penyatuan energi vital-darah mereka."
Du Hong kembali terkejut, urusan pribadi?
Atau mungkin terjadi perselisihan antara kedua pihak?
Du Hong tiba-tiba merasa kagum, kemampuan Fang Ping ini tidak bisa diremehkan.
Dua master yang disembunyikan pihak lawan ternyata berhasil dia deteksi.
"Jendral Fang, masih ada lagi?"
"Ada. Sanctuary of Gods tidak hanya punya satu penyatuan energi vital-darah. Selain Rosses, ada satu lagi yaitu yang berambut merah api itu."
"Sisanya tidak ada. Setiap pihak secara permukaan hanya punya satu pejuang penyatuan energi vital-darah."
"Kalau dihitung, total ada 2 master, 6 penyatuan energi vital-darah, 17 puncak Tingkat Enam. Total 25 orang."
"20 di tahap tinggi Tingkat Enam, 5 di pertengahan."
"Ditambah kita, persaingan 30 kuota ini tidak mudah. Minimal harus membunuh satu puncak Tingkat Enam baru ada harapan."
Du Hong berkata dengan nada berat: "Tidak cukup. Lebih baik beberapa. Kau mengerti maksudku."
"Ya, mengerti. Beberapa sebenarnya jenis yang dihadiahkan." Fang Ping tersenyum sumringah: "Sebenarnya yang paling banyak korban tiap tahun, belum tentu orang lemah, malah justru yang kuat."
"Benar."
Du Hong berbisik lembut: "Untuk memperebutkan kuota, cara terbaik adalah menyingkirkan mereka yang bukan keturunan Level Puncak, sehingga tidak punya kesempatan lagi untuk bersaing. Sebenarnya yang paling banyak tewas adalah mereka di puncak Tingkat Enam.
Penyatuan energi vital dan darah, kecuali ada kecelakaan, pasti bisa mendapatkan kuota.
Yang di tahap menengah-tinggi, hampir semuanya adalah keturunan Level Puncak.
Para puncak, sebagian besar justru berasal dari pemerintah atau sipil. Kali ini termasuk kita, total 25 puncak yang belum mencapai penyatuan energi vital dan darah, keturunan Level Puncak kurang dari 10 orang.
Dari 15 orang tersisa, minimal 5-6 harus tewas, atau terluka parah sampai tidak bisa bertarung lagi."
Fang Ping tertawa rendah: "Kita di level menengah, bagaimana kalau berpura-pura sebagai keturunan Level Puncak?"
"Jangan berharap. Sebenarnya semua punya data. Sekalipun sekarang tidak tahu, saat bertarung nanti, yang diawasi master akan diberitahu. Para master ini akan saling bertukar informasi."
Fang Ping mengangguk halus, lalu menatap Wang Jinyang dan lainnya: "Master langsung menyerah. Tentu target mereka bukan kalian. Yang sudah menyatu energi vital-darah, bertarunglah dengan berpura-pura kalah, jangan gunakan seluruh tenaga, tidak berarti. Puncak tingkat enam, langsung babat mereka untuk menggentar yang lain!"
Suara Fang Ping menjadi dingin menusuk. Ia yakin Lao Wang dan kawan-kawan bisa melakukannya.
Wang Jinyang dan Li Hantong, saat di tingkat lima, sudah bisa membelenggu seorang praktisi penyatuan energi vital-darah.
Sekarang, keduanya bukan sekadar baru masuk tingkat enam, tapi sudah mencapai tingkat enam pertengahan, kekuatan mereka jauh lebih kuat.
Kini jika keduanya kerja sama bertarung penyatuan energi vital-darah, Fang Ping yakin mereka bisa menang.
Dalam situasi satu lawan satu, puncak Tingkat Enam bukanlah lawan mereka.
Adapun Yao Chengjun, dengan materialisasi kemampuan spiritual, sebenarnya dia lebih kuat dari Lao Wang dan yang lain. Bagi petarung tingkat menengah, kemampuan spirituallah senjata paling mematikan, asalkan tidak sial bertemu petarung yang membawa banyak senjata spiritual terlarang.
Tapi barang ini, bahkan di Kota Zhenxing yang memiliki banyak Level Puncak pun jarang dimiliki. Fang Ping tidak mengira ini barang biasa yang dimiliki semua orang.
Saat Fang Ping selesai memindai kekuatan para hadirin, petarung level sembilan telah mengkristalisasi panggung pertarungan.
Li Deyong tiba-tiba menggelegar, "Masuk panggung!"
Seketika, semua peserta pertarungan melayang masuk ke dalam panggung. Beberapa master juga segera menyusul.
Melihat Lao Li masih berpura-pula menjadi patung di kejauhan, Fang Ping buru-buru melambaikan tangan padanya.
Cukup sudah! Sekarang semua sudah masuk panggung. Area luar telah dikristalisasi oleh kemampuan spiritual level sembilan. Kalau ada masalah di dalam, kau tidak akan sempat membabat benteng masuk!
Lao Li tidak banyak bicara. Dia melesat masuk ke dalam benteng.
Li Deyong menyapu pandangannya, tetap diam.
Beberapa master asing menunjukkan sorot mata aneh. Seorang bertanya lembut, "Li Changsheng?"
"Ya."
"Yang pernah hancur sekali, lalu menghancurkan dirinya sendiri lagi itu?" Seorang menggelengkan kepala dengan nada mengejek.
Benar. Di mata beberapa orang, Li Changsheng telah merusak dirinya sendiri untuk kedua kalinya.
Seorang petarung yang begitu bertempur, kehidupannya akan mengalami kebocoran gila-gilaan. Bukankah itu berarti sudah hancur?
Pertarungan latihan tidak cocok untuk Li Changsheng.
Satu-satunya perannya adalah menjadi pasukan bunuh diri sekali pakai untuk membunuh petarung level delapan. Itu pun belum tentu berhasil, karena Li Changsheng di mata mereka hanya memiliki Golden Body yang tidak sempurna. Secara teknis, bahkan belum mencapai level delapan.
Beberapa Kasta Sembilan yang hadir jelas meremehkan barang konsumsi sekali pakai seperti ini.
Dijadikan rongsokan pun bukanlah omongan kosong.
Li Deyong tak berkomentar. Beberapa hal tak perlu diungkit, seperti monster liang bumi Kasta Sembilan milik Universitas Bela Diri Kota Iblis. Senjata Dewa hasil tempaannya jatuh ke tangan siapa?
Fang Ping sebelumnya juga membawa pulang esensi kehidupan. Meski terasa sudah terkuras habis, siapa yang tahu?
Akhirnya, jurus andalan energi inti Sang Komandan diwariskan.
Penyatuan Sepuluh Ribu Jalan memang fokus pada peningkatan kekuatan tempur. Kebocoran kehidupan bukanlah pemborosan, melainkan dikonversi menjadi peningkatan kemampuan bertarung.
Li Changsheng versi begini... Li Deyong melirik sekeliling. Para Kasta Sembilan yang hadir sebaiknya jangan macam-macam dengannya.
Begitu si itu nekat menghabiskan energi, dalam pertempuran besar nanti pasti ada yang akan runtuh.
Meski seluruh dunia menghadapi ancaman liang bumi, saling serang antar sesama tetap dilakukan tanpa tedeng aling-aling.
Bahkan... banyak yang sengaja melemahkan negara lain, memaksa mereka akhirnya menyerahkan wilayah. Begitu situasi genting tiba, para pejuang yang gagal mempertahankan wilayah itu bisa direkrut kembali sebagai tukang pukul.
