"Setelah tantangan Jiang Chao, pertarungan berlanjut."
"Fang Ping terus mengkalkulasi sesuatu."
"Saat tiba giliran tantangan tingkat enam pertengahan, Fang Ping tiba-tiba berkata: 'Zisu, kamu masih punya tiga kesempatan tantangan, benar kan?'"
"Su Zisu mengangguk."
"'Ronde ini mau menantang?'"
"'Tidak...'"
"Su Zisu agak malu: 'Aku ingin menunggu sampai jumlah orang cukup, lalu aku otomatis lolos...'"
"Dia berencana menang tanpa usaha, mengatakannya dengan agak tersipu."
"Fang Ping tersenyum pahit, peluang ini sangat kecil, setidaknya Su Zisu harus menang sekali dulu."
"Di babak-babak berikutnya, kerugian tidak akan sebesar sebelumnya."
"Mendengar ini, Fang Ping berkata: 'Kamu tantang Wang Jinyang, lalu menyerah!'"
"Wang Jinyang menatap Fang Ping yang melanjutkan: 'Kamu sudah ditantang sekali. Biarkan Zisu menantangmu lagi. Nanti kamu tantang Tengkorak Besi, dia yang menyerah. Lalu Tengkorak Besi tantang Lao Wang, dia menyerah lagi... Tengkorak Besi, kali ini prioritaskan lolosnya Lao Wang dengan menguras semua kesempatan tantangan ke dia...'"
Li Hantong mengangguk, tidak berkata lebih.
Di samping, Yao Chengjun membuka mulut: "Bagaimana kalau aku yang maju..."
"Pertahankan rekor kemenanganmu. Kalo nggak, kecepatan pemulihan kemampuan spiritualmu akan melambat. Di ronde berikutnya, jika ada kesempatan, kami akan menjaminmu naik level. Nanti kau tantang Tengkorak Besi, lalu dia menyerah... Habiskan dulu semua kesempatan ditantang kita sendiri. Tengkorak Besi, kau harus menyisakan dua kesempatan tantangan – pastikan menang satu kali!"
Li Hantong berkata serius: "Tenang, pasti menang!"
Di antara tiga mereka, Li Hantong memiliki pertahanan terkuat dan pemulihan tercepat. Jika bertarung, peluang menangnya sebenarnya paling tinggi.
Hingga saat ini, Fang Ping menghitung bahwa setiap keluarga sengaja menghabiskan kesempatan ditantang petarung level menengah-tinggi.
Pada titik ini, mana mungkin dia tidak menyadarinya.
Semua pihak sengaja mempertahankan kesempatan untuk menantang master pejuang. Pada akhirnya, jika tidak punya rekor kemenangan sementara Li Hantong dkk diawasi, mungkin hanya bisa menantang mereka yang sudah mencapai penyatuan energi vital-darah atau master bela diri level tinggi.
Adapun Su Zisu... Beberapa petarung level enam pertengahan belum tersingkir – jelas ini diserahkan ke mereka untuk menyelesaikan sendiri.
Kehilangan satu kesempatan tantangan hanyalah masalah sepele.
Tak lama kemudian, saat tantangan untuk level enam pertengahan dimulai, Li Hantong dan kawan-kawan mengikuti strategi Fang Ping: saling menghabiskan kesempatan.
Lao Wang kehabisan tiga kesempatan ditantang namun meraih kemenangan sempurna. Selama dia tidak aktif menantang orang lain, tak ada yang bisa menantangnya lagi.
Li Hantong juga menghabiskan dua kesempatannya.
……
Sejenak kemudian, ronde keempat dimulai.
"Di babak ini, jumlah pertarungan tidak banyak. Sepertinya semua pihak sedang merencanakan sesuatu, menghabiskan kesempatan beberapa orang untuk memastikan kenaikan level pihak tertentu."
Ketika tiba giliran si calon janggut tebal dari Situs Suci Buddha Kuno, dia sama sekali tidak ditantang maupun menantang orang lain.
Tiba-tiba, pandangan beralih ke Li Hantong, dan suara itu berkata perlahan: "Aku menantang Li Hantong!"
Mendengar ini, ekspresi Fang Ping menjadi muram.
Li Hantong sudah dua kali ditantang dan dua kali menantang orang lain. Jika sekarang ditantang lagi, dia harus memenangkan pertempuran terakhirnya.
Su Hao-ran melirik Fang Ping yang berbisik: "Menyerahlah."
Tanpa banyak bicara, Su Hao-ran langsung menyatakan: "Kami menyerah!"
Di area Pegunungan Andes, penyihir jubah hitam perempuan itu awalnya mengamati Yao Chengjun, namun akhirnya memusatkan perhatian pada Du Hong.
Du Hong hanya memiliki satu kesempatan tantangan tersisa.
Setelah lama terdiam, perempuan itu akhirnya berseru: "Tantangan untuk Du Hong!"
Sorot mata Fang Ping memancarkan kedinginan. Dengan senyum sinis dia berkata: "Rupanya orang lemah sepertiku memang tak layak dihiraukan. Petarung level tujuh memang luar biasa!"
"Perebutan kuota mengandalkan segala cara," jawab perempuan itu datar.
Du Hong diam saja, sementara Su Hao-ran langsung memutuskan: "Kami menyerah!"
Du Hong tidak boleh turun lapangan. Jika sampai terbunuh atau terluka parah, kerugian bagi Tiongkok akan besar.
Tapi konsekuensinya, di babak berikutnya Du Hong harus menantang dan memenangkan pertarungan apapun yang terjadi. Jika tidak, saat kuota terpenuhi dia akan otomatis tersingkir.
Babak selanjutnya, tidak hanya Du Hong, Li Hantong juga harus menang.
Di babak ini, ketika giliran Su Zisu, perempuan ini tidak menghindari pertarungan lagi. Dia menyadari bahwa menghindar tidak berguna karena jumlah peserta masih banyak.
Jika dia tidak memenangkan satu pertarungan, mungkin akan tersingkir selanjutnya.
Untungnya, dengan kesepakatan diam-diam, para petarung level menengah diberi sedikit kesempatan.
Lawan Su Zisu adalah seorang petarung level enam pertengahan.
Su Hao-ran menunggu cucunya naik panggung, tiba-tiba berkata; "Aku benar-benar berharap dia kalah..."
Mendengar ini, Fang Ping dan yang lain langsung paham.
Jika Su Zisu yang level enam pertengahan benar-benar menang, mungkin tidak ada yang akan menantangnya, sehingga dia lolos.
Tapi Su Hao-ran tidak ingin cucunya lolos.
Pergi ke Zona Terlarang dengan kekuatan seperti ini terlalu berbahaya.
Tapi seorang petarung di level ini, meskipun dimanja, tetap punya pendirian sendiri. Karena Su Zisu bersikeras ikut kompetisi, dia tidak bisa menghalangi. Sekarang hanya bisa berharap cucunya tersingkir.
Sayangnya, takdir berkata lain.
Ada yang ingin lolos tapi tidak bisa, ada yang ingin kalah tapi sulit dikalahkan.
Su Zisu ternyata mengalahkan petarung level enam pertengahan itu, meraih satu kemenangan.
Melihat ini, Fang Ping tiba-tiba tersenyum: "Master Su, bagaimana jika kita minta Tengkorak Besi menantang Zisu untuk membantu menyingkirkan dia?"
Su Hao-ran meliriknya, berkata datar: "Jika dia kalah tidak apa-apa. Tapi jika menang... tidak akan kuserahkan pada kalian."
Jika kalah, Li Hantong boleh menantang Su Zisu lagi, dia tidak keberatan.
“Tapi jika menang, saat Li Hantong mengeliminasi Su Zisu, itu tidak diperbolehkan.”
Fang Ping tersenyum tak melanjutkan. Tampaknya Su Hao-ran juga bimbang, di satu sisi tak ingin cucunya pergi, di sisi lain enggan melepas kuota. Mungkin masih berharap cucunya bisa menjadi master.
Bagaimanapun, situasi semakin tidak stabil. Kesempatan untuk cepat menjadi master tak boleh disia-siakan.
Tiga tahun lagi, belum tentu ada peluang seperti ini.
……
Setelah ronde keempat, hari telah gelap total.
Li Deyong mengumumkan: "Saat ini masih ada 26 petarung yang mempertahankan rekor menang, dan 12 petarung tanpa kemenangan yang masih punya kesempatan menantang. Total 38 orang. Di ronde ini, pertimbangkan baik-baik apakah akan menantang. Karena banyak yang sisa kesempatan ditantang hampir habis. Jika tidak menantang di ronde ini dan kuota tantangan terkuras, maka meski kalian masih punya kesempatan menantang, tak akan ada lawan tersisa untuk diperebutkan."
Setelah berkata, Li Deyong menambahkan: "Petarung yang sudah menggunakan tiga kali kesempatan ditantang dan masih mempertahankan rekor menang, segera datang ke sini."
Begitu kata-katanya bergema, banyak orang bergegas menghampiri Li Deyong.
Fang Ping dan Wang Jinyang termasuk dalam kelompok ini.
Fang Ping melirik Li Hantong dan Yao Chengjun, mengangguk halus sebelum berjalan ke sana.
Li Deyong memandang sekeliling: "Total 17 orang. Kalian semua, terlepas dari sisa kesempatan tantangan, selama tidak menantang lagi, kuota hampir bisa dipastikan."
"21 orang tersisa, dari kalian harus mengeliminasi 8 orang sebelum kuota resmi ditetapkan."
Saat itu, Jiang Chao tiba-tiba juga berjalan ke arah sini. Li Deyong meliriknya. Jiang Chao mengangkat bahu. Meski kesempatannya ditantang belum terkuras habis, seharusnya tak ada yang menantangnya. Bisa dibilang kuota sudah pasti diraihnya.
Li Deyong tidak bisa berkata-kata. Tahu ya tahu, tapi kenapa harus ke sini?
Apa saya mengizinkanmu datang ke sini?
Dari 21 orang, tak hanya Jiang Chao, sebenarnya ada tiga-empat orang lagi yang sudah pasti dapat kuota tanpa ditantang.
Yang benar-benar akan tersingkir adalah yang lain.
Li Deyong tak lagi menghiraukannya. Ia menatap para hadirin: "Putaran kelima lanjutkan!"
Di putaran ini, Du Hong masih memimpin. Ini juga kesempatan terakhirnya.
Du Hong menyapu pandangannya. Saat ini yang masih punya kesempatan ditantang dari pihak Tiongkok ada 7 orang. Ditambah dirinya sendiri, total petarung Tiongkok yang tersisa 8 orang.
Keluarga lain total 12 orang. Si Jiang Chao itu sudah kabur ke sana.
Dari 12 orang ini, 5 mencapai penyatuan energi vital dan darah, dua master.
Sisanya 5 orang: satu level pertengahan, dua level tinggi, dua di puncak.
Kelima orang ini hampir semuanya penerima kuota istimewa dari keluarga masing-masing, nyaris tak mungkin ditantang.
Kalaupun ada... harus disisakan untuk yang lain, seperti Li Hantong atau Yao Chengjun.
Keduanya, Li Hantong wajib bertempur. Yao Chengjun belum tentu tidak diawasi master. Jika diawasi, pasti kalah. Perlu lawan yang cocok untuknya.
Sebagai pemimpin tim, Du Hong tak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga harus memperbanyak kuota yang diraih.
Memikirkan ini, Du Hong melirik sekeliling lalu membuka mulut: "Aku menantang Butuoye!"
Di sisi Situs Suci Buddha Kuno, Butuoye menatap Du Hong sebentar, tanpa banyak bicara langsung maju.
……
Pertarungan antara dua master penyatuan energi vital dan darah ini sangat sengit.
Butuoye berusaha mengalahkan Du Hong sepenuhnya untuk mengeliminasinya.
Du Hong juga harus mengalahkan Butuoye untuk memperoleh kuota.
Sebenarnya kemampuan mereka setara, tapi kemampuan spiritual Butuoye sempat hancur oleh Fang Ping sebelumnya sehingga kemampuannya menurun.
Setelah bertarung sengit lebih dari 10 menit, Du Hong menyatukan energi vital dan darahnya, mengumpulkan kekuatan alam, lalu menghancurkan lawannya dengan tombak.
Melihat ini, Fang Ping menyadari Li Deyong tampak lega - rupanya dia cukup tegang selama pertarungan Du Hong.
Jika kalah, Du Hong gagal lolos seleksi, maka ekspedisi ke Zona Terlarang akan penuh bahaya.
Masalahnya, Fang Ping ini tidak bisa diandalkan.
Li Deyong tidak berani benar-benar menyerahkan tim kepadanya untuk masuk zona terlarang. Si nak ini mungkin cocok sebagai petualang solo.
Sebagai pemimpin tim... Li Deyong khawatir saat kembali nanti, hanya anggota universitas bela diri yang tersisa.
Jika sampai terjadi, orang-orang Kota Zhenxing pasti akan merobek Fang Ping.
Pemimpin tim sebenarnya juga berperan sebagai suster pendukung.
Du Hong bisa memainkan peran suster pendukung. Jika Fang Ping yang jadi pemimpin sampai anggota tewas semua, dia harus bertanggung jawab.
Kematian beberapa orang masih bisa dimaklumi. Tapi jika seluruh warga Zhenxing tewas, seberapapun alasan Fang Ping, tetap tak bisa dipertanggungjawabkan.
Du Hong menang, kesempatan habis, juga masuk ke barisan Fang Ping dan kawan-kawan.
Rossis melakukan tantangan kedua sebenarnya sudah menang, tapi kali ini Rossis tetap memilih menantang Wei Hao dari Keluarga Wei di Kota Zhenxing. Wei Hao sebelumnya sudah dua kali menantang dan menang pada tantangan kedua.
Tapi seorang tahap tinggi tingkat enam mana mungkin bisa menjadi lawan Rossis? Wei Hao langsung menyerah tanpa basa-basi.
Saat giliran Butuo Ye, Butuo Ye juga menantang orang dari Tiongkok.
Tidak ada alasan lain, tim Tiongkah paling banyak anggotanya, harus dikurangi beberapa lagi.
Jiang Xiyan dari Keluarga Jiang ditantang, sudah pasti kalah.
Akibatnya, semakin banyak petarung dari kubu Tiongkok yang tidak memiliki kemenangan.
Li Deyong tidak mempermasalahkan, berkata lembut: "Mereka berdua tersingkir, masih ada 13 orang. Kalau Li Hantong kalah, tinggal 12."
12 orang juga sudah cukup.
Fang Ping diam seribu bahasa, terus mengamati.
Rossis sudah kehabisan kesempatan tantangan, Butuo Ye juga. Tapi orang-orang ini masih bisa ditantang.
Fang Ping mengamati keduanya sejenak, lalu berkata perlahan: "Mereka sekarang sudah menghabiskan kesempatan tantangan, menganggap aku tidak ada! Kali ini minimal satu dari mereka harus tersingkir!"
Li Deyong menggelengkan kepala: "Bukan giliranmu!"
Seperti diduga, sebelum giliran Fang Ping, si calon janggut tebal level tujuh dari Situs Suci Buddha Kuno bersuara: "Aku tantang Butuo Ye, aku menyerah!"
Begitu mendengar ini, alis Fang Ping langsung berkerut.
Butuo Ye, naik level!
Enam kesempatannya sudah terkuras habis semua.
Dengan menyisakan master level tujuh ini, hampir pasti menang, asal ada satu kesempatan tantangan saja sudah cukup.
Tak hanya di Situs Suci Buddha Kuno, di wilayah Pegunungan Andes, wanita level tujuh itu juga menyerah menghadapi tantangan penyatuan energi vital dan darah mereka, membuat penyatuan energi vital dan darah itu langsung lolos babak penyisihan.
Secara bertahap, orang di pihak Fang Ping semakin banyak.
Tak lama kemudian, giliran orang seperti Li Hantong tiba.
Kali ini, Li Hantong menantang seorang puncak Tingkat Enam dari Surga Para Dewa, keduanya menggunakan kesempatan terakhir.
Saat Li Hantong bertarung sebelumnya, semua orang sudah tahu seberapa kuat kemampuannya.
Keduanya bertarung sampai daging rontok, Li Hantong menang dengan susah payah. Meski tak bisa membunuh lawan, setidaknya dia meraih kemenangan, akhirnya melewati tahap ini dan memastikan kenaikan level.
Saat giliran Yao Chengjun, dia tidak menantang siapa-siapa dan tetap mengamati situasi.
Jumlah orang di pihak Fang Ping kini mencapai 24 orang.
Orang yang masih punya kesempatan semakin sedikit.
Babak keenam dimulai, semua pihak berusaha memastikan beberapa orang lolos.
Ketika giliran si calon janggut tebal dari Situs Suci Buddha Kuno tiba, pihak lawan kali ini kembali mengawasi pihak Tiongkok, menggunakan kesempatan tantangan terakhir mereka pada Yao Chengjun.
Yao Chengjun sepertinya tak bersiap menyerah... Melihat ini, Fang Ping menghampiri dan berkata, "Menyerah!"
Saat ini, Fang Ping menatap mati-matian si calon janggut tebal!
Dia sudah menggunakan tiga kesempatan tantangannya, tidak sekali pun bertarung, tapi tetap meraih kemenangan.
Tak ada yang mau bertarung melawan master!
Tapi dia masih punya kesempatan untuk ditantang!
Fang Ping tidak banyak bicara, menoleh ke sekeliling, melirik ke arah Dunia Menara Seribu, berbisik: "Nanti kamu tantang pejuang level tinggi tingkat enam itu..."
Yao Chengjun mengerutkan alisnya: "Dia..."
"Tidak apa! Keturunan Level Puncak kenapa? Dapat kuota lebih penting! Jiang Xiyan dan Wei Hao juga sudah tersingkir."
Yao Chengjun mengangguk mendengarnya. Tak lama kemudian, gilirannya untuk menantang tiba.
Sesuai instruksi Fang Ping, Yao Chengjun menantang pejuang tingkat enam tahap tinggi tersebut.
Begitu materialisasi kemampuan spiritual muncul, pihak lain hampir tidak bisa melawan.
Tapi kali ini Yao Chengjun tidak membunuh. Pejuang kasta sembilan mereka juga tidak akan diam. Tidak menyerah berarti masih berharap ada kesempatan menang.
Saat ini, Yao Chengjun masih punya satu kesempatan untuk ditantang.
Di babak ketujuh, hampir semua peserta hanya punya kesempatan ditantang. Banyak yang tidak punya hak menantang.
Saat giliran Penyihir jubah hitam, dia hanya punya satu hak tantang. Fang Ping melihat sorot mata dinginnya ke Yao Chengjun, menggumam: "Berani tantang dia lagi, aku pasti membunuhmu!"
Suara Penyihir jubah hitam membeku: "Kamu mengancamku?"
"Betul, ini ancaman!"
Fang Ping menahan amarah, mengatupkan gigi: "Kalau tidak tantang Yao Chengjun sekarang, nanti aku tantang si calon janggut tebal, kubunuh! Kamu tantang, kubunuh kamu!"
Penyihir itu menyeringai: "Mau tantang Tuo Man?"
"Benar!"
"Menarik..."
Penyihir jubah hitam itu tersenyum dan berkata: "Baik, aku tidak akan menantangnya lagi."
Tanpa campur tangan master, kemampuan spiritual Yao Chengjun yang termanifestasi membuat yang lain tak mampu melawannya. Bahkan penyatuan energi vital dan darah pun tak menjamin kemenangan.
Apalagi saat ini, yang mencapai penyatuan energi vital dan darah hanya ahli dari Kota Totem dan Kalem dari Dunia Menara Seribu.
Keduanya telah kehilangan hak menantang, hanya menyisakan hak untuk ditantang.
Dengan kata lain, selama penyihir jubah hitam tidak menantang Yao Chengjun, dia pasti mendapatkan kuota.
Entah karena ingin menyaksikan drama atau memang tak berniat menantang Yao Chengjun, akhirnya penyihir jubah hitam memilih ahli penyatuan energi vital dan darah dari Kota Totem.
Ini membuat ekspresi pihak lawan berubah masam.
Artinya dia pasti kalah. Tanpa kesempatan menantang lagi, satu-satunya harapan adalah memaksa wakil Kota Totem menyerah untuk bisa naik level.
Namun dalam situasi saat ini, menyerah berarti Kota Totem harus mengeliminasi satu anggota karena hampir tak ada peluang tersisa.
Meski sangat ingin bertarung dengan wanita ini, pria bertato akhirnya memilih menyerah.
Saat giliran kembali ke wakil Kota Totem, seorang pejuang level tinggi tingkat enam yang sudah pasti lolos memilih menantangnya. Dengan menyerah, mereka memastikan ahli penyatuan energi vital dan darah ini lolos.
Kini Kota Totem kehabisan personel. Yang lolos akhirnya hanya pria bertato dan seorang petarung puncak.
Kota Totem: 2 orang lolos.
Pegunungan Andes: 2 orang dipastikan lolos. Penyihir jubah hitam masih memiliki hak ditantang, statusnya masih menunggu.
Dunia Menara Seribu, hanya ada 3 orang yang memenuhi syarat lolos babak penyisihan.
Dunia Para Dewa, terdapat 5 orang yang memenuhi syarat.
Situs Suci Buddha Kuno... memiliki kuota terbanyak di antara lima kekuatan besar, dengan 6 orang yang memenuhi syarat.
Sementara di pihak Tiongkok, total 12 orang yang memenuhi syarat.
Melihat adegan ini, Li Deyong sedikit mengerutkan kening dan berkata: "Total 31 peserta yang masih memiliki kualifikasi penyisihan. Sekarang giliranmu Fang Ping. Hanya sedikit petarung yang masih menyimpan hak tantangan. Fang Ping, jika kau bisa mengeliminasi satu orang lagi, kuota akan segera ditetapkan!"
Ia melanjutkan: "Setelah hak tantangan habis, masih ada yang berhak ditantang seperti Tuoman, Lusika..."
Fang Ping diam sejenak, memandang sekeliling lalu tiba-tiba bertanya: "Apakah kelima peserta lain dari Situs Suci Buddha Kuno telah menggunakan seluruh hak tantangan mereka?"
Li Deyong menghitung sejenak lalu mengangguk pelan: "Semua sudah digunakan."
"Artinya, biksu berjanggut tebal ini begitu yakin tak ada yang berani menantang atau mengalahkannya. Meski hak tantangannya habis, dia tetap bisa naik level, bukan?"
Dari pihak Situs Suci Buddha Kuno, Biksu berjanggut tebal Tuoman bersuara perlahan: "Jendral Fang, Anda masih punya satu kesempatan tantangan. Tapi apakah Anda yakin ingin menggunakannya pada Tuoman? Jika kalah, Anda akan kehilangan kualifikasi penyisihan."
Fang Ping saat ini merupakan satu-satunya pejuang top di antara peserta yang masih menyimpan satu hak tantangan - ini mengacu pada level penyatuan energi vital dan darah.
Dengan kekuatannya, dia hanya perlu mengeliminasi satu peserta lagi untuk bebas dari pertarungan lebih lanjut.
Selain Tuoman, masih ada pemegang hak tantangan lain yaitu Lu Sika level tujuh dari Pegunungan Andes, seorang petarung puncak Tingkat Enam dari Surga Para Dewa, serta satu lagi petarung puncak Tingkat Enam dari Situs Suci Buddha Kuno yang juga memiliki hak tantangan.
Jika Fang Ping benar-benar ingin mengeliminasi seseorang, cara terbaik adalah menyingkirkan salah satu dari dua petarung puncak dari Situs Suci Buddha Kuno dan Surga Para Dewa tersebut.
Dengan menantang kedua orang ini, kemenangannya hampir terjamin.
Bukan hanya kuota langsung diraih, kompetisi pemuda pun akan berakhir.
Tentu saja, Fang Ping sebenarnya juga bisa menantang warga Tiongkok karena beberapa orang di negeri ini masih memegang hak tantangan, meskipun kemungkinannya kecil.
Li Deyong melirik Fang Ping dengan sorot mata yang penuh isyarat.
Pada tahap ini, prioritasnya adalah menjaga kestabilan. Tak perlu mengincar dua petarung level tujuh ini.
Jika kalah, Fang Ping akan langsung tersingkir dan kompetisi pun berakhir.
Di samping, Menteri Wang juga berbisik, "Jangan ambil risiko. Kau masih Tingkat Enam, Fang Ping. Utamakan meraih kuota..."
"Tujuan meraih kuota bukankah untuk menjadi master?"
Fang Ping tersenyum, "Untuk menjadi master, aku sangat yakin. Sebenarnya persaingan kuota ini tidak terlalu kuperhatikan."
"Kau..."
Menteri Wang tampak kesal mendengarnya, "Di saat seperti ini, tak perlu bersikap seperti ini!"
Fang Ping menyeringai, "Orang ini benar-benar tidak menghargai harga diri!
Awalnya menantang Tengkorak Besi, sekali saja kumaklumi. Tapi tadi kembali menantang Lao Yao, jelas-jelas tidak menghormati saya."
“Masalah kuota itu sepele, tapi mempermalukanku di depan umum, bukan sekali, tapi dua kali berturut-turut... tidak, tiga kali, bahkan Buduoye mengeliminasi Jiang Xiyan.”
“Tiga kali berturut-turut, kedua orang ini sudah mempermalukanku di depan umum. Menteri, aku ini orang yang punya harga diri. Menurut Anda, bisa aku diam saja?”
“Kalau begitu tantang petarung puncak Tingkat Enam mereka itu!”
“Itu tidak boleh...” Fang Ping tertawa, “Menteri, apa keuntungannya bila master masuk Zona Terlarang melalui kompetisi pemuda?”
Menteri Wang belum sempat menjawab, Su Hao-ran di sampingnya berbisik, “Level tujuh yang masuk Zona Terlarang melalui kompetisi pemuda berbeda dengan yang masuk sendiri.”
“Kompetisi pemuda sebenarnya merupakan tiket masuk resmi.”
“Jika masuk melalui kompetisi, meski level tujuh, petarung level delapan-sembilan di Zona Terlarang tak akan menyerangmu. Ini sesuai perjanjian Level Puncak.”
“Tapi jika masuk sendiri tanpa kompetisi, nasibmu sama dengan domain luar. Jika sial bertemu level delapan-sembilan, mereka bisa membunuhmu tanpa konsekuensi. Jadi meski ada yang mencapai level tujuh, mereka tetap ikut kompetisi demi keamanan ekstra.”
“Jadi kuota ini sebenarnya bentuk perlindungan untuk mereka...”
Fang Ping manggut paham. Su Hao-ran menatapnya, “Fang Ping, situasi sudah jelas. Saranku, tantang petarung puncak Tingkat Enam dari Situs Suci Buddha Kuno. Dengan begitu kuotamu pasti aman...”
Fang Ping tersenyum sinis, “Sebenarnya awalnya aku ingin bermain aman. Tapi orang ini merendahkanku! Cuma level tujuh pemula, tapi begitu arogan! Level tujuh... Aku bukan belum pernah membunuh!”
Setelah berkata, Fang Ping menatap Tuo Man dan menggelegar, "Si calon janggut tebal, keluar!"
Tuo Man menyatukan kedua tangan, bertanya lembut, "Jendral Fang, mengapa begitu tidak bijaksana, demi persaingan emosional sesaat..."
Tuo Man menggelengkan kepala pelan. Bintang dari Universitas Bela Diri Tiongkok ini terlalu sombong, bahkan melebihi batas!
Tokoh seperti ini hanya mengikuti keinginan sesaat dalam bertindak, sulit mencapai prestasi besar.
Termasuk perselisihan internal di Tiongkok sebelumnya, juga dipicu olehnya.
Begitu kuota tidak diraih kali ini... mungkin status bintang Tiongkok ini akan merosot tajam, bahkan jurus pedangnya mungkin akan stres.
"Mungkin terlalu lancar, kesombongan telah berubah menjadi keangkuhan."
Tuo Man memberi kesimpulan dalam hati: Bisa menantang 4 orang - dua level tujuh, dua puncak tingkat enam. Seharusnya bisa aman raih kuota dan akhiri pertempuran. Fang Ping malah memilih menantangnya, benar-benar tidak logis.
