Dari Kementerian Pendidikan sampai Asosiasi Jalan Pedang, Fang Ping tidak menggunakan teknik levitasi maupun naik mobil.
Bersama Pak Li, mereka berjalan di jalanan sambil menyaksikan keramaian orang lalu lalang.
Fang Ping mendesah lembut: "Orang lain jalan-jalan dengan cewek, aku dengan orang tua yang sudah uzur... Aduh!"
Pak Li menatapnya, terus menerus menatap tanpa berkedip.
Si nak ini sekarang bicara buruk tentangku tanpa malu-malu lagi, benar-benar sombong!
Fang Ping mengabaikan sorot matanya. Setelah memandang sekeliling, tiba-tiba ia tersenyum kecut: "Guru, Anda lebih suka lingkungan seperti liang bumi atau yang sekarang?"
"Tak ada yang tidak mendambakan perdamaian."
Pak Li berbisik pelan: "Bahkan para petarung pun begitu! Dunia yang hidup dalam ketidakpastian, lingkungan dimana kita bisa disingkirkan bahkan saat tidur, kau suka?
Sedikit darah muda, korban, kekacauan - semua itu masih bisa diterima.
Tapi begitu terus-menerus berada dalam kondisi seperti ini, bahkan petarung pun akan stres.
Selama tahun-tahun ini, beberapa petarung yang bermukim di liang bumi... ada yang benar-benar gila.
Banyak petarung tingkat tinggi yang kau lihat sekarang, mungkin tampak sopan di permukaan tapi sebenarnya tidak wajar. Itu memang sudah tak terhindarkan."
"Benar, berada dalam kondisi tegang terus-menerus memang bisa membuat orang stres."
Fang Ping tersenyum, sama seperti dirinya yang hanya menghabiskan waktu singkat di liang bumi.
Tapi setiap kali ke liang bumi, aku tak pernah tidur! Mana berani tidur!
Setiap detik aku harus tetap waspada maksimal, mencegah kematian yang tak jelas penyebabnya.
"Mendengar penjelasan Anda, akhirnya aku bisa memahami perkataan Menteri Zhang. Mungkin... aku memang harus memisahkan Keluarga Yang dengan Level Puncak mereka yang runtuh. Mengawasi Gunung Penjagal selama ratusan tahun, menghadapi ancaman Pejuang Kasta Sembilan dari liang bumi, tekanannya mungkin sangat besar. Aku boleh tidak suka anggota Keluarga Yang lain, tapi tak bisa menyangkal kontribusi senior mereka itu."
"Seharusnya memang begitu bagi petarung - jelas dalam perselisihan, tapi juga harus melihat realita."
Fang Ping menghela nafas, "Aku dan Keluarga Yang kecil kemungkinan bertemu lagi, kecuali Yang Qing itu! Jika dia tidak balas dendam padaku, aku tak akan ganggu Keluarga Yang lagi! Tapi kalau dia... jangan salahkan aku memutus harapan terakhir mereka!"
Pak Li menyipitkan mata, "Persaingan petarung tak boleh libatkan keluarga! Yang melibatkan keluarga itu sekte sesat! Sebelum dia turun tangan, lebih baik kau jangan bertindak dulu, sekalipun dia ancaman.
Sebenarnya kau tak perlu takut. Aku yakin kau akan segera bisa mengejar levelnya, dia cuma petarung level tujuh.
Cultivator tingkat tinggi di liang bumi banyak sekali, semuanya ancaman. Tak mungkin kau babat habis semua.
Cukup waspada saja, jangan bodoh-bodoh berdamai dengan musuh..."
Fang Ping tersenyum kecut: "Aku tidak sebodoh itu. Pertama kali masuk liang bumi, guru sudah mengajariku, begitu masuk liang bumi, jangan percaya siapa pun, bahkan sesama manusia! Kecuali untuk misi resmi atau operasi skala besar, kalo nggak, saat bertemu di alam liar, harus tetap waspada."
"Bagus kalau kau ingat itu..." gumam Pak Li pelan: "Kali ini ke Zona Terlarang, aku tidak bisa ikut. Kau sendiri harus hati-hati. Orang-orang dari Kota Zhenxing jangan sepenuhnya dipercaya, tapi juga jangan sama sekali tidak percaya."
"Termasuk beberapa orang dari komando militer, Li Yiming dan kawan-kawan, mereka masih punya hubungan erat dengan Kota Zhenxing. Jangan mudah mempercayai mereka."
"Sedangkan Du Hong, dia berdiri di tingkat negara, untuk kepentingan yang lebih besar!"
"Jika dia diminta memilih antara mengorbankanmu atau selusin lebih keturunan Level Puncak dari Kota Zhenxing, tidak perlu ditebak, pilihannya pasti bukan melindungimu."
"Jangan menyalahkan siapa pun, inilah realita."
"Tentu saja, sebagai pejuang kuat seperti Du Hong, jika dia memilih mengorbankan diri sendiri untuk menyelamatkan kalian, itu juga sangat normal."
"Jadi terhadap Du Hong, kau boleh tidak setuju dengan prinsipnya, tapi jangan bikin ribut untuknya."
"Nak, begitu masuk Zona Terlarang, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi kecuali dalam keadaan darurat... kau sama sekali tidak boleh turun tangan terhadap orang sendiri!"
Fang Ping menghela napas: "Guru, apa aku tipe orang seperti itu? Sejujurnya, kecuali terhadap petarung liang bumi, terhadap petarung manusia terutama sekutu seperjuangan, kecuali mereka benar-benar melanggar batas toleransiku dan mengancam nyawa keluarga serta diriku, pernahkah Guru melihatku mengambil tindakan brutal terhadap orang sendiri?"
“Pak Li meliriknya, setelah lama baru berkata: "Aku hanya tidak ingin kau benar-benar menjadi petarung yang egois. Jagalah batas toleransimu itu, Fang Ping. Selama tidak melewati batas terakhir itu..."
"Orang tua seperti aku tidak bisa mewakili Universitas Bela Diri Kota Iblis, tapi setidaknya bisa mewakili diri sendiri. Saat diperlukan, aku akan selalu berada di sisimu."
"Segala yang kubicarakan hari ini bukan karena kau telah menyelamatkanku beberapa kali. Orang tua ini berharap kau bisa melangkah lebih jauh!"
"Semoga suatu hari nanti, kau bisa memberitahu seluruh dunia bahwa Fang Ping telah memberikan kontribusi besar bagi umat manusia!"
"Semoga suatu hari nanti, kau bisa dihormati seperti Pejuang Kasta Sembilan!"
"Kami mengagumi Pejuang Kasta Sembilan bukan karena kekuatan mereka, tapi karena meski kuat, mereka tetap tidak melupakan umat manusia dan keadilan!"
"Boleh ada kesalahan kecil, tapi jangan gagal dalam prinsip besar. Ini adalah permintaan terakhirku sebagai mentormu!"
"Aku akan mengingatnya!"
Fang Ping mengangguk. Setiap orang memiliki batas toleransi.
Seorang petarung, semakin kuat semakin bisa memaafkan. Orang-orang seperti Zhang Tao dan Wu Kuishan sebenarnya memiliki kerendahan hati yang jarang dimiliki orang biasa.
"Perkataanmu masuk akal. Bahkan jika kau petarung kasta tiga, bisa langsung mengumpat mereka. Mereka tidak peduli, mungkin malah menerima dengan rendah hati."
Tian Mu pernah memaki Zhang Tao di hadapan puluhan master, dan bukan hanya sekali.
Meski begitu, Zhang Tao tetap tidak mempermasalahkannya.
"Harga diri Li Zhen berharga. Zhang Tao yang dijuluki Raja Perang, apakah harga dirinya tidak berharga?"
"Kalau benar-benar dipedulikan, sekali tepuk menghancurkan Tian Mus saja, tidak ada yang berani protes."
Tapi Zhang Tao tidak, semuanya ditanggapi dengan tawa.
Sementara Fang Ping juga sering menggembar-gemborkan akan memukulinya ini, menghajar itu, termasuk saat masih di tingkat satu atau dua sudah setiap hari mengancam akan membabat Tang Feng. Apa Tang Feng peduli?
Jika dia benar-benar peduli, dengan statusnya, sebelum Fang Ping menjadi Ketua Klub Seni Bela Diri, dengan mudah mengeluarkannya pun takkan ada yang membela Fang Ping. Bahkan Lü Fengrou mungkin takkan ambil pusing.
Kapasitas memaafkan... Fang Ping terlihat termenung.
Tampaknya, jika cucu Lao Zhang benar-benar masuk Universitas Bela Diri Kota Iblis, aku juga harus menunjukkan toleransi. Tiga kali pukulan sehari... kurangi jadi sekali sehari saja.
……
5 Juni.
Di jalan menuju Gunung Yunmeng, sebuah bus melaju kencang.
Di dalam bus.
Jiang Chao malas-malasan berkata: "Tugas apa, rencana operasi, serahkan saja ke Du Hong dan Fang Ping. Ngapain kita harus ikut, jauh-jauh begini..."
"Tutup mulut!"
Su Hao-ran membentak, ekspresinya muram: "Masalahmu sudah kusampaikan ke kakekmu. Dia bilang, jika mempermalukan keluarga Jiang lagi..."
Jiang Chao menguap, bergumam: "Bunuh saja aku, Pak. Mati lebih baik daripada ke liang bumi."
"Kau!"
Su Hao-ran kesal bukan main. Dia lelah dibuatnya oleh brengsek ini.
Su Hao-ran sudah memutuskan, hanya kali ini!
Jika lain kali masih memimpin tim, lebih baik bunuh diri saja.
Berapa banyak masalah yang timbul selama dia memimpin tim kali ini?
Ketika Su Hao-ran sedang kesal, Jiang Chao tidak melanjutkan masalahnya. Matanya jelalatan ke sekeliling sambil berkata tertawa, "Fang Ping, ayo ngobrol! Aku tahu rahasia besar..."
Di barisan depan, Fang Ping menoleh memandangnya sambil tersenyum, "Rahasia apa? Coba ceritakan!"
"Tentang petarung kebangkitan..."
"Ehem!"
Su Hao-ran batuk kecil. Jiang Chao menyeringai, "Kakek Su, ini kan cuma obrolan santai. Lagi gabut aja."
Fang Ping mulai tertarik, "Ada apa dengan petarung kebangkitan?"
"Gak ada-ada aja. Setelah kalian pukuli kemarin, aku cek data petarung kebangkitan. Ternyata di Kota Zhenxing ada catatan sejarah. Dulu aku gak peduli, baru tahu ada gunung di sana yang..."
"Cukup!"
Su Hao-ran mengerutkan kening, "Mereka akan tahu sendiri setelah ke Kota Zhenxing. Jangan sok pamer!"
Setelah berkata, ia menoleh ke Fang Ping, "Undanganku ke Kota Zhenxing kemarin belum kalian penuhi. Tapi mungkin sekarang belum saatnya. Soalnya..."
"Setelah mencapai level tujuh, kalian harus ke sana."
"Kunjungan itu akan memberi kesempatan peningkatan jalan pedang."
"Tapi belum tentu berhasil, tergantung nasib."
"Alasan kami sembunyikan bukan untuk menipu, tapi agar latihan kalian tidak terganggu. Banyak petarung kebangkitan jadi bermasalah karena tahu terlalu dini..."
Su Hao-ran memberikan penjelasan singkat, lalu melanjutkan: "Yang Jiang Chao ketahui hanya kabar burung, jangan terpengaruh olehnya."
Jiang Chao terlihat agak bosan, tapi segera menemukan topik baru sambil tertawa: "Fang Ping, Kota Zhenxing sebenarnya merekrut banyak petarung kebangkitan sebagai menantu. Bagaimana kalian mempertimbangkannya? Garis keturunan utama keluarga Jiang hanya aku dan si abnormal di keluargaku, tapi cabang keluarga lain punya anggota!
Bagaimana kalau kalian menjadi kerabatku?
Beberapa sepupuku memang cantik-cantik..."
"Diam!"
Su Hao-ran benar-benar ingin membunuhnya, "Kau mulai jadi calo lagi?"
Jiang Chao tak bisa berkata-kata: "Kakek Su, apa salahnya? Petarung bukanlah orang suci, bahkan orang suci harus menikah dan punya anak. Darah keluarga Jiang bagus, sepupu-sepupuku memang sudah cantik dari sananya.
Lagipula, lihatlah, 4 calon master... Jika benar menjadi kerabat kami, bukankah bagus?
Atau mungkin..."
Jiang Chao memandangnya curiga seperti rubah, lalu melihat Su Zisu dan bergumam: "Kau ingin menikahkan Zisu?"
Su Hao-ran gemetar marah, tak mau berdebat lagi, langsung mengayunkan tangannya ke arah Jiang Chao!
Seketika, Jiang Chao diam membeku di kursinya.
Serangan master Kasta Sembilan membuat aksesori penghambat kemampuan spiritualnya tak berguna, langsung terkurung.
Kini, Su Hao-ran merasa lega.
Seluruh penghuni Kota Zhenxing juga lega.
“Orang ini tidak bisa diam, cerewet terus, mereka sudah bosan mendengarnya.”
……
Fang Ping dan kawan-kawan mengabaikan Jiang Chao, tapi mulai menaruh harapan pada Kota Zhenxing.
Apakah pergi ke Kota Zhenxing akan memberi kesempatan peningkatan kekuatan?
Sebenarnya apa hubungan Kota Zhenxing dengan petarung kebangkitan?
Mengapa Kota Zhenxing sejak dulu telah mengumpulkan petarung-petarung kebangkitan?
Tapi karena Su Hao-ran diam, mereka pun berhenti bertanya.
Tak lama kemudian, Gunung Yunmeng pun tiba.
Di sinilah markas komando militer Ibu Kota berada, sekaligus gerbang neraka - pintu masuk Liang Bumi Ibu Kota terletak di area ini.
Begitu rombongan Fang Ping tiba, segera ada yang menyambut.
Bukan Li Deyong, melainkan Wakil Komandan Guo Xuan yang baru mencapai level Kasta Sembilan.
“Kepala Keluarga Su!”
“Komandan Guo!”
“……”
Kedua pihak bertukar basa-basi sebentar. Kali ini Lao Li dan yang lain tidak ikut, hanya Su Hao-ran yang mengantar mereka.
Setelah formalitas selesai, Guo Xuan berkata: “Serahkan mereka pada kami, tiga hari kemudian bisa pergi.”
“Ma merepotkan Komandan Guo...”
Su Hao-ran tetap bertegur sapa, memberi beberapa pesan pada rombongan, lalu segera pergi.
Di markas militer Ibu Kota yang penuh pejuang level tinggi, keamanan mereka tak perlu dikhawatirkan.
Begitu Su Hao-ran pergi, Guo Xuan mengamati rombongan. Tampaknya ia mengenal Du Hong dkk, tapi akhirnya pandangannya tertuju pada Yao Chengjun: “Kenal saya?”
Yao Chengjun mengangguk singkat: “Rektor.”
“Sudah 20 tahun...”
Guo Xuan menghela napas, sambil mengajak semua orang masuk ke dalam, tersenyum: "Sudah bertahun-tahun tak ada yang memanggilku rektor. 20 tahun lalu, aku meninggalkan Akademi Militer Pertama dan bergabung dengan komando militer. Selama ini jarang kembali."
"Kini Rektor Nan malah mengirimkan murid yang belum lulus dari akademi militer. Harus kukatakan, ini di luar dugaan."
"Jika kalian bisa pulang hidup-hidup dari Zona Terlarang ini, pertimbangkanlah untuk bergabung dengan komando militer."
Fang Ping terkejut. Ternyata pria ini mantan rektor Akademi Militer Pertama. Rupanya institusi itu memiliki pengaruh kuat.
Guo Xuan hanya melontarkan pernyataan itu. Tanpa menunggu jawaban Yao Chengjun, ia memimpin rombongan menuju area dalam kamp militer.
Banyak petarung militer di sekitar melirik mereka dengan rasa ingin tahu.
Guo Xuan tak mengusir para pengawal. Ia membawa rombongan ke sebuah ruangan besar mirip kelas: "Ini tempat latihan rutin. Dalam tiga hari ke depan, komando militer akan memberikan semua penjelasan. Setelah itu, kalian bisa pergi atau menunggu di sini hingga rombongan lain bergabung untuk masuk zona terlarang."
Fang Ping bertanya: "Butuh tiga hari untuk pelatihan?"
"Benar. Materi kali ini cukup banyak. Meski beberapa hal tidak akan kalian gunakan sekarang, tetap harus diajarkan."
Guo Xuan menjelaskan: "Termasuk struktur kekuatan di zona terlarang, pengetahuan budaya lokal, serta tugas dan kewajiban kalian setelah masuk."
Fang Ping tak bertanya lagi. Jika memang perlu diajarkan, waktunya akan tiba untuk mengetahui semuanya.
……
Guo Xuan bersama rombongan melihat-lihat kelas sejenak, lalu mengajak mereka ke area istirahat, area makan, dan area latihan untuk melihat sekeliling.
Petarung level sembilan yang mengajak mereka mengenal kamp, bisa dibilang cukup menghargai mereka.
Urusan petarung biasanya tidak bertele-tele.
Setelah selesai mempelajari situasi, Fang Ping dan yang lain segera kembali ke kelas sebelumnya.
Saat itu, sudah ada yang menunggu di kelas - seorang petarung level tujuh yang terlihat masih muda.
Guo Xuan berbicara sebentar dengan petarung level tujuh ini, lalu segera pergi. Dia bukan guru yang bertugas mengajar pengetahuan ini.
Menggunakan petarung level tujuh sebagai guru menunjukkan betapa komando militer memprioritaskan pengetahuan ini.
Setelah semua duduk, master di depan podium tersenyum: "Perkenalkan diri, nama saya Zhang Peng..."
Di bawah panggung, Fang Ping bergumam: "Marganya Zhang lagi..."
Dia hanya sekadar berkomentar. Belakangan ini dia terus memikirkan Lao Zhang yang merebut lima Senjata Dewanya.
Tak disangka, Zhang Peng menjawab: "Benar, margaku Zhang. Zhang yang kau panggil 'Lao Zhang' itu."
Sudut mulut Fang Ping berkedut. Di sebelahnya, Li Yiming menguap: "Sudahlah, kan cucu Menteri Zhang? Kami sudah kenal kamu..."
Ekspresi Zhang Peng yang awalnya sumringah tiba-tiba berubah: "Li Yiming! Komandan Li, perhatikan sikap bicaramu! Banyak atasanmu di sini. Siapa yang memberimu wewenang menyela pembicaraan atasan?!"
"Begitu kata ini keluar, Fang Ping tertegun sejenak, lalu buru-buru bertanya: 'Dia seorang komandan militer?'"
"Benar, Jendral Fang."
Zhang Peng tersenyum, bersikap ramah terhadap Fang Ping.
Tidak ada alasan khusus, kita berdua sama-sama jendral, termasuk Du Hong yang juga berpangkat jendral.
Sedangkan Li Yiming dan Yao Chengjun, ditambah dua orang lainnya, semuanya berpangkat komandan militer.
Di komando militer, hierarki atasan-bawahan tetap dijaga ketat tanpa pelanggaran, karena institusi militer adalah tempat yang menjunjung tinggi aturan. Jika tak patuh aturan di sini, bagaimana mungkin memimpin orang lain di liang bumi?
"Dia komandan militer..."
Fang Ping memandangi Li Yiming dengan ekspresi terkejut, lalu menegakkan postur tubuhnya sambil melirik sang komandan dengan sikap agak angkuh.
Jadi kau cuma komandan biasa? Aku kira kau seorang jendral!
Seandainya tahu begini, sudah semestinya kuperlihatkan wibawa sebagai atasanmu.
Wajah Li Yiming berkerut menahan amarah, tetap membisu. Apa urusanmu dengan pangkat komandanku?
Zhang Peng ini benar-benar membongkar rahasiaku. Nanti kubalas dendam!
Zhang Peng mengabaikannya, melanjutkan dengan senyuman: "Selama tiga hari ke depan, saya akan menjelaskan pengetahuan dasar tentang Zona Terlarang. Silakan bertanya jika ada yang kurang jelas..."
Fang Ping segera menyela: "Jenderal Zhang, mengapa Anda tidak bergabung dengan Pasukan Wu'an?"
"Ini masalah pilihan pribadi. Tidak berarti saya harus bergabung dengan Pasukan Wu'an."
Zhang Peng menjawab singkat lalu kembali ke topik: "Kembali ke inti pembicaraan. Risiko perjalanan kalian ke Zona Terlarang sangat besar, jangan sampai lengah."
Setelah berkata demikian, Zhang Peng mengayunkan tangannya. Sebuah peta muncul di hadapan semua yang hadir.
Zhang Peng membuka mulut: "Ini peta kasar Zona Terlarang, karena area yang kita jelajahi di Zona Terlarang masih terbatas, jadi belum terlalu lengkap. Kalian lihat dulu."
Fang Ping menunduk melihat, saat melihatnya, Fang Ping tampak tertegun!
Gunung Penjagal benar-benar mengelilingi seluruh Zona Terlarang!
Gunung Penjagal seperti lingkaran cahaya yang menyelimuti seluruh Zona Terlarang, tapi seberapa besar sebenarnya Gunung Penjagal ini?
Fang Ping sulit membayangkan betapa megahnya Gunung Penjagal sebenarnya!
Satu domain biasanya memiliki lebar rata-rata lebih dari 5.000 li (≈2.500 km), bahkan domain Shanghai mencapai hampir 10.000 li!
Tentu ada domain yang lebih kecil dengan kota lebih sedikit, seperti liang bumi Tiannan.
Tapi jika setiap domain 5.000 li, maka 108 domain... Kelilingnya 270.000 kilometer atau 540.000 li?
Ini... Ini sebuah gunung?
Sebuah gunung yang mungkin dibentuk secara buatan?
Di Bumi, pegunungan terpanjang hanya sekitar 20.000 li!
Jika menghitung luas Zona Terlarang berdasarkan Gunung Penjagal, kira-kira berapa?
Otak Fang Ping berputar cepat, bergumam: "Zona Terlarang... Minimal lebih dari 5 miliar kilometer persegi... Ini... Ini terlalu besar!"
Di depan, Zhang Peng tersenyum: "Jendral Fang meremehkan ukuran Zona Terlarang. Seharusnya melebihi 6 miliar kilometer persegi. Luas permukaan Bumi hanya kurang dari 600 juta kilometer persegi, jadi Zona Terlarang 10 kali lebih besar dari Bumi."
"Tentu saja wajar, mengingat 108 domain luar saja sudah luar biasa besarnya."
"Wajar Zona Terlarang sebesar ini, karena domain luar hanyalah wilayah pinggiran, bukan zona inti."
Fang Ping menggelengkan kepala. Zona Terlarang berbentuk elips tidak beraturan dengan lebar maksimal melebihi 90.000 kilometer!
"Bahkan jika terus terbang dengan kecepatan suara, kecepatan per jam mencapai lebih dari 1.200 kilometer."
Dengan kata lain, jika petarung level tinggi mempertahankan kecepatan suara, butuh minimal 70-80 jam terbang dari ujung satu ke ujung lainnya!
Terbang dengan kecepatan suara selama 70-80 jam, bahkan petarung level delapan-sembilan pun bisa kehabisan tenaga, apalagi Fang Ping.
Petarung level sembilan harus terbang dengan kecepatan suara hampir empat hari untuk mencapai ujung seberang. Dunia yang sedemikian luas ini memang pantas melahirkan begitu banyak pejuang kuat.
Fang Ping tiba-tiba bertanya: "Berapa populasi Zona Terlarang?"
"Tidak banyak, sekitar 1 miliar."
Zhang Peng tersenyum: "Sebenarnya banyak area di Zona Terlarang yang berbahaya dan tidak bisa dihuni. Meski wilayah mereka luasnya luar biasa, populasinya hanya sedikit lebih banyak dari Bumi."
Sering muncul zona kosong sepanjang 10.000 li (sekitar 5.000 km) atau lebih.
Tentu ini hanya prediksi kami berdasarkan data yang ada, mungkin jumlah sebenarnya lebih banyak.
Soalnya melihat kuantitas petarung kuat, populasi mereka seharusnya lebih besar.
Zona Terlarang agak kacau. Empat Kerajaan Besar hanya perwakilan kekuatan utama, masih ada tak terhitung pejuang yang mendirikan kerajaan di gunung dan menguasai wilayah.
Di Liang Bumi, Empat Kerajaan Besar menguasai wilayah masing-masing, ada daerah perbatasan dan zona penyangga.
Di zona penyangga pun sering lahir kekuatan baru.
Ada petarung level sembilan tengah yang memecah wilayah dan menyatakan diri sebagai raja.
Ada juga Pejuang Kasta Sembilan yang menguasai suatu daerah, mendirikan dinasti atau sekte.
Sebagian kekuatan ini patuh pada perintah Wangting, sebagian lain mengabaikan dan bertindak semaunya.
Di Zona Terlarang, kekacauan pertempuran sering terjadi..."
Zhang Peng masih terus menjelaskan, sementara Fang Ping memandangi peta dengan pikiran yang berkelebat, para Level Puncak di seluruh dunia sedang menjaga Gunung Penjagal.
Hanya ada sekitar 50 Level Puncak di seluruh dunia. Ini berarti setiap Level Puncak harus menangkal wilayah seluas 10.000 li.
Tidak heran para Level Puncak ini merasa terbebani oleh tekanan yang begitu besar.
10.000 li! Wilayahnnya terlalu luas!
Jarak timur-barat Tiongkok sendiri hanya sekitar 10.000 li. Setara dengan satu Level Puncak yang menjaga pegunungan raksasa membentang melintasi wilayah utara-selatan Tiongkok.
Fang Ping tidak tahu... Untuk wilayah sepanjang 10.000 li, para Level Puncak yang berdekatan masih bisa berkomunikasi.
Jika dia tahu... Fang Ping pasti akan meremehkan Wu Chuan dan para Kasta Sembilan sampai mati.
Sama-sama Kasta Sembilan, lebih baik kalian sebut diri sendiri Kasta Sembilan palsu!
Dulu saat Fang Ping berada di Liang Bumi Nanjiang, Leluhur Perang keluarga Jiang pernah berkoordinasi dengan Level Puncak wilayah sekitar untuk bersama-sama menekan penguasa Zona Terlarang.
Tentu ini juga terkait jarak yang dekat antar pihak. Beberapa Level Puncak tidak membentang dua domain, ada pula yang mengawasi dua domain yang berdekatan.
Meski Fang Ping tidak tahu, saat ini dia mulai sedikit merasakan.
Satu orang mengawasi wilayah 10.000 li, Zona Terlarang tak berani sembarangan memasuki domain luar. Kekuatan Level Puncak benar-benar luar biasa!
……
Di atas panggung, Zhang Peng masih terus menjelaskan situasi umum kepada yang hadir.
Di Zona Terlarang, terdapat Wangting, dinasti, kota-kota benteng, sekte, dan jaringan keluarga aristokrat yang saling bersaing. Tidak hanya itu, ada juga Tanah Terlarang Bangsa Monster di sana!
Kekuatan bangsa monster di Zona Terlarang juga sangat mengerikan.
Di antara Empat Kerajaan Besar, Kerajaan Penjaga dan Kerajaan Segala Monster termasuk dalam bangsa monster. Sebenarnya, Kerajaan Penjaga adalah yang paling lemah, sedangkan Kerajaan Segala Monster paling kacau. Selain dua permukiman monster ini, ada juga monster kuat lainnya yang membentuk kekuatan sendiri yang sangat perkasa.
