Begitu berhenti... Fang Ping baru menyadari mereka ternyata berada di atas kota benteng!
Seketika Fang Ping tersenyum sinis, menatap pohon besar emas menjulang di kejauhan: "Menteri, hancurkan itu... mungkin ada esensi kehidupan..."
Zhang Tao meliriknya. Berani tapi bodoh... benar-benar anak muda nekat!
Yang lain tegang, hanya Fang Ping ini yang matanya berbinar-binar menatap tanaman siluman raksasa di kejauhan.
Fang Ping memang tak grogi. Ngapain takut? Aku ini anak buah Level Puncak!
Saat terbang saja Zhang Tao hampir menabrak mati Kasta Sembilan, masa takut sama tanaman siluman level sembilan?
Zhang Tao malas menghiraukannya, memperlambat kecepatan, berkata datar: "Benar-benar bisa membunuh Kasta Sembilan? Level tujuh tidak berarti apa-apa, membunuh level delapan... itu baru masalah.
Hari ini membunuh petarung level delapan dari liang bumi, besok mereka bisa memicu pemberontakan di satu liang bumi.
Level delapan menempah Golden Body, petarung seperti ini sudah termasuk kekuatan tempur tinggi sejati.
Adapun level tujuh, meski termasuk level tinggi, tapi fisik petarung level tujuh masih rapuh dengan banyak kelemahan, Zona Terlarang umumnya tidak terlalu menghargai."
Fang Ping menunjukkan ekspresi penyesalan, lalu membuat gerakan menggorok leher ke arah tanaman siluman emas yang bergoyang itu!
Dasar, memprovokasi Kasta Sembilan, sungguh mengasyikkan!
Kedua pihak terpisah beberapa li, tanaman siluman Kasta Sembilan sudah lama mendeteksi mereka, tapi provokasi berhadap-hadapan seperti ini benar-benar pertama kalinya.
Saat Fang Ping memprovokasi, tanaman siluman itu mendeteksinya namun tetap tak bergeming, tanpa gerakan tambahan, bahkan terkesan gemetar.
Tidak lain karena merasakan tekanan dan ancaman yang luar biasa besar.
Pejuang Raja Sejati!
Tanaman siluman Kasta Sembilan seperti mereka, meski kekuatan tempurnya hebat, tapi jika bertemu Pejuang Raja Sejati, 100% jadi santapan yang bahkan lari pun sulit.
Yang benar-benar bisa lolos dari tangan Level Puncak, di bawah Level Puncak baik dari Zona Terlarang maupun manusia, tidak sampai tiga orang.
Juara pertama di bawah Level Puncak Tiongkok, Nanyun Yue, apakah bisa lolos dari tangan Level Puncak? Itu pun harus melihat faktor waktu-medan, dan apakah sang Level Puncak memiliki niat membunuh.
Zhang Tao tidak lagi melihat ke arah kota ini, tentu saja juga tidak berniat menghindar, terus terbang lurus ke depan.
Tanaman siluman itu dengan hati-hati seakan memelintir torsonya, berusaha menjauh sebisa mungkin.
Terkait provokasi Fang Ping terhadap Kasta Sembilan, Zhang Tao pun tak ingin berkomentar. Seorang petarung tak boleh terlalu arogan, memprovokasi pejuang level tinggi adalah tindakan cari mati.
Tapi petarung juga tak boleh benar-benar memiliki hati pengecut. Selama dirinya ada, provokasi Fang Ping terhadap pihak lain tak jadi masalah.
Si nak ini memang berani melampaui langit. Asal tidak bodoh sampai tanpa dukungan Level Puncak, lalu nekat memprovokasi Kasta Sembilan.
Memikirkan ini, Zhang Tao seperti teringat sesuatu.
Si nekat bodoh ini, sepertinya bukan pertama kali melakukan hal seperti ini.
……
Meski kecepatan Zhang Tao diperlambat, itu hanya relatif. Masih terbilang sangat cepat.
Tak lama kemudian, rombongan Fang Ping kembali melintasi sebuah kota benteng.
Kini, di belakang tak ada lagi kota, melainkan hamparan pegunungan dan cekungan yang bergelombang, disertai hutan dan sungai. Fang Ping juga melihat banyak tanaman siluman dan monster liang bumi.
Ini... mungkin sebuah tanah terlarang bangsa monster!
Tapi Lao Zhang tetap arogan, sama sekali tak berniat mengubah rute.
Pada momen ini, Fang Ping merasa iri sekaligus mendambakan.
Inilah hidup yang sebenarnya!
Level Puncak bepergian, tanah terlarang pun harus memberi jalan!
Jika dirinya memiliki kekuatan seperti ini, masih perlu masuk lubang?
Masih harus menarik aura?
Masih berpikir menyelinap membunuh beberapa high-level?
Monster di tanah terlarang, Fang Ping bahkan melihat beberapa monster tingkat tinggi yang bisa terbang. Begitu melihat Lao Zhang, mereka langsung terjun ke bawah. Dentuman bumi akibat tabrakan mereka pun tak berani terbang kembali.
"Strategi superior!"
Fang Ping iri, sebenarnya yang lain juga iri dan mengagungkan.
Inilah Dewa Penjaga umat manusia, kekuatan kelas atas yang melindungi kemanusiaan!
Satu orang menguasai satu domain, di mana pun dia berada, musuh bahkan tak punya keberanian untuk memberontak.
Terbang melintasi kota-kota benteng, melewati tanah-tanah terlarang, tiba-tiba seseorang berteriak ketakutan: "Ini... Gunung Penjagal!"
Fang Ping yang selama ini terus memandang ke bawah, kini mengangkat kepala mendengar ucapan itu.
Saat melihat jelas situasi di depan, Fang Ping pun gemetar ketakutan!
"Inilah Gunung Penjagal!"
Dia sering mendengar tentang Gunung Penjagal, tapi belum pernah melihatnya, juga tak punya kesempatan.
Gunung Penjagal berada di medan terdalam liang bumi, terpisah ribuan li dari area luar, mustahil bisa terlihat dari jarak sejauh itu.
Tapi hari ini, Fang Ping menyaksikannya!
Di depan, barisan pegunungan bergelombang tak berujung itulah Gunung Penjagal!
Pegunungan yang menjulang seakan menembus langit itulah Gunung Penjagal!
Terlalu panjang, terlalu tinggi!
Panjangnya tak berujung, tingginya seolah tak terhingga.
Semua orang tergetar hebat!
"Apakah... ini benar-benar hasil karya manusia?"
Seseorang di kerumuman bergumam tanpa identitas jelas.
Zhang Tao menjawab tenang: "Memang buatan manusia, tapi bukan karya Dua Raja seperti legenda liang bumi. Ini mustahil dicapai dengan kekuatan individu."
Gunung Penjagal, 'Penjagal' di sini bermakna penjaga Laut Terlarang!
Laut Terlarang sebenarnya terus berekspansi, meski kini efeknya sudah tak terlalu terasa.
Wilayah luar yang kalian sebut, bahkan bisa dianggap sebagai pantai, garis pantai... garis pantai selebar ribuan li!
Gunung Penjagal membentang sepanjang puluhan juta li, titik tertingginya melebihi 100.000 meter, sementara yang terendah sekitar 50-60.000 meter.
Ini bukan karya individu, melainkan hasil kerja kolektif banyak pejuang level tinggi!
"Berdasarkan jejak-jejak yang tersisa, bisa disimpulkan bahwa Gunung Penjagal mungkin dibangun oleh sekelompok besar petarung Level Puncak melalui perjuangan bertahun-tahun."
Fang Ping segera menanggapi: "Menteri, petarung level tinggi takkan peduli dengan ketinggian puluhan ribu meter ini..."
"Langit di atas Gunung Penjagal sama dengan langit Domain Kuno."
Fang Ping langsung memahami!
Retakan ruang dimensi!
Pantas saja, berarti area di atas Gunung Penjagal tidak bisa dilintasi dengan terbang.
Fang Ping menambahkan: "Tapi pejuang level tinggi bisa menghancurkan pegunungan dan langsung menembus..."
"Gunung Penjagal yang disebut pegunungan ini sebenarnya campuran dari kristalisasi kemampuan spiritual yang tak terhitung jumlahnya - dikeraskan oleh Level Puncak!"
Fang Ping akhirnya paham, kristalisasi kemampuan spiritual Level Puncak pasti memiliki kekuatan yang mengerikan.
Dirinya ternyata pernah berniat menaklukkan Gunung Penjagal sendirian menuju Zona Terlarang!
Jangan bercanda, bagaimana mungkin dia bisa menembus pegunungan yang dikeraskan Level Puncak?
Zhang Tao menyela pertanyaannya: "Karena Gunung Penjagal buatan manusia, tentu ada celah - setiap domain memiliki Lembah Besar!"
"Di sana terdapat dinding domain yang memungkinkan komunikasi antara Zona Terlarang dan domain luar melalui penghubung."
"Tugas utama kita adalah mengawasi area sekitar penghubung tersebut."
"Biasanya kita tak menghalangi komunikasi mereka, tapi saat perang besar pecah, pasukan kita akan mengunci penghubung untuk mencegah akses dari Zona Terlarang."
"Inilah yang disebut mengawasi Gunung Penjagal, bukan seperti bayangan kalian yang benar-benar mengawasi suatu wilayah sendirian. Tak ada yang memiliki energi sebanyak itu."
"Level Puncak pun tetap perlu beristirahat."
"Selain itu, Gunung Penjagal sebenarnya sangat lebar. Kalian bisa menganggapnya sebagai tembok kota raksasa yang tak terbayangkan besarnya."
"Yang kita lihat sekarang adalah dinding luar. Antara dinding luar dan dalam terdapat wilayah yang sangat luas."
"Di dalamnya terutama dihuni oleh monster liang bumi dan tanaman siluman."
"Lalu apakah bangsa monster ini bisa keluar dari Gunung Penjagal?"
"Bisa melalui penghubung di Lembah Besar. Tempat lain tidak memungkinkan. Tapi kalau tak takut mati, bisa mencoba terbang melintasi udara. Retakan tidak ada di mana-mana. Jika berani, bisa mencoba menerobos dinding pelindung dalam dan luar Gunung Penjagal."
Zhang Tao melirik Fang Ping sambil tersenyum tipis: "Retakan ruang dimensi tidak diam di tempat... Harus kau pahami, yang terlihat kosong belum tentu aman. Jika kau terbang melintas... mungkin hanya separuh tubuhmu yang tersisa."
"Retakan ruang dimensi sangat mengerikan. Sekalipun kita bisa menahan, hanya dalam jumlah terbatas. Jika seluruh tubuh terbungkus retakan ruang..."
"...kita pun akan runtuh!"
"Di bawah Level Puncak, hampir tidak ada harapan bertahan hidup."
"Karena itu monster di Gunung Penjagal umumnya tidak keluar. Mereka juga tidak sengaja mendekati penghubung ini."
Fang Ping mengangguk paham, lalu bertanya lagi: "Lalu apakah kita manusia bisa masuk ke dalam Gunung Penjagal untuk memburu bangsa monster?"
"Bisa... Tapi sebaiknya jangan kau berniat begitu."
Zhang Tao mengingatkan: "Di Gunung Penjagal terdapat banyak sekali bangsa monster. Begitu masuk, di mana-mana ada makhluk siluman level tinggi yang mudah menyebabkan kematian. Bahkan jika ada Pejuang Kasta Sembilan yang berjaga di dekat sana, mereka tidak akan terus-menerus mengawasi atau merawat manusia yang masuk - itu mustahil.
Bahkan Kota Zhenxing pun tidak berlatih di Gunung Penjagal. Mereka biasanya pergi ke Tanah Pertempuran Raja.
Tentu saja, setelah mencapai level Kasta Sembilan, mungkin bisa masuk ke bagian dalam Gunung Penjagal di mana bahayanya lebih kecil."
Fang Ping mengangguk, matanya penuh rasa ingin tahu menyapu pandang ke sekeliling.
Di antara kerumunan, yang lain justru memandangnya dengan wajah penuh keheranan.
Tidak lain... si nak ini benar-benar jagoan!
Sejujurnya, orang-orang yang hadir sebenarnya enggan bertanya langsung pada Zhang Tao, bahkan keturunan Pejuang Kasta Sembilan sekalipun.
Dalam pandangan mereka, Pejuang Kasta Sembilan adalah dewa.
Bahkan leluhur mereka sendiri dianggap sebagai sosok mitos.
Rakyat biasa mana berani terus-menerus mengejar-ngejar pemimpin negara untuk bertanya?
Termasuk Li Yiming yang punya kakek Pejuang Kasta Sembilan - dia pun tidak berani bicara pada Li Zhen seperti itu.
Fang Ping... dialah sang jagoan sejati.
Fang Ping sendiri tidak menyadari semua ini. Citra Lao Zhang di hatinya sudah hancur - Pejuang Kasta Sembilan tak lagi misterius, mereka manusia biasa, apalagi Lao Zhang yang suka menguping pembicaraan orang.
Veteran seperti ini bisa jadi cerewet, ngobrol sebentar kenapa?
Saat ini Fang Ping berhenti bertanya. Matanya menjelajahi sekeliling, lalu tiba-tiba menunjuk ke depan: "Itu... Penghubung Lembah Besar?"
"Benar."
"Penghuni Zona Terlarang keluar-masuk lewat sini?"
"Tepat."
Fang Ping memperhatikan sejenak, lalu tersenyum: "Bisa dianggap sebagai gerbang kota?"
Zhang Tao tertawa: "Anda bisa memahaminya seperti itu."
Fang Ping tidak melanjutkan, namun teringat sesuatu: "Menteri, apakah Anda akan menemani kita masuk?"
"Tidak, Level Puncak tidak akan memasuki Zona Terlarang maupun domain luar. Ini situasi khusus, kita hanya akan beraktivitas di dalam Gunung Penjagal."
"Atau pergi ke Laut Terlarang... Mengikuti perbatasan Domain Kuno, kita bisa mencapai Laut Terlarang."
"Level Puncak... memiliki batasan."
"Kita membatasi pihak lain, namun sebenarnya juga membatasi diri sendiri..."
Suara Zhang Tao tak lagi datar, terdengar nuansa emosi kompleks.
Level Puncak yang membatasi Zona Terlarang, bukankah itu juga mengurung diri sendiri?
Liang bumi yang luas, area aktivitas mereka terlalu minim.
Seringkali puluhan tahun tak bertemu manusia, bahkan untuk sekadar berbincang.
Dia masih lebih beruntung, Level Puncak lain lebih sulit.
Karena itu perasaannya terhadap Level Puncak Kota Zhenxing sangat rumit - di satu sisi tahu mereka punya agenda sendiri, prinsip sebagian orang bertentangan dengannya.
Tapi di sisi lain, dia mengagumi dan bersimpati pada mereka.
Menjaga Gunung Penjagal ratusan tahun... Apapun motivasinya, mereka tetap pahlawan.
Fang Ping bermusuhan dengan Keluarga Yang tak dia rasakan, karena keluarga itu bukan perwakilan Level Puncak.
Tapi ketika Fang Ping menyinggung Level Puncak keluarga Yang, Zhang Tao bersikap serius.
Fang Ping tak menangkap emosi ini, khawatir bertanya: "Bagaimana jika petarung Zona Terlarang menyerang kita..."
"Jangan khawatir, kedua belah pihak sudah lama mencapai kesepakatan. Akan ada petarung Kasta Sembilan yang mengawal kalian ke Tanah Pertempuran Raja. Aku akan mengawasi di sini dalam waktu dekat, begitu ada masalah, aku akan turun tangan."
"Kalau Level Puncak turun tangan, bukankah kita akan mati dalam sekejap?"
"Ya."
Zhang Tao menjawab dengan mudah, lalu tertawa: "Mati ya mati. Jika kalian mati, aku akan membantai semua petinggi di domain kecil ini. Zona Terlarang juga tidak bisa protes. Justru lebih untung jika mereka yang lebih dulu bertindak terhadap kalian."
Mendengar ini, Fang Ping tidak bisa berkata-kata. Logikanya benar-benar masuk akal.
Membunuh beberapa petarung level enam-tujuh mereka, lalu Zhang Tao sekalian membantai petinggi domain kecil ini - benar-benar keuntungan.
Masalahnya, kita yang mati!
Zhang Tao yang humoris ini kembali tertawa: "Fang Ping, pertimbangkan untuk memprovokasi petarung Zona Terlarang. Biar mereka yang lebih dulu melanggar perjanjian. Dengan begitu aku punya alasan untuk membunuh lebih banyak."
Fang Ping menyeringai. Lao Zhang ini licik!
Aku tidak mau melakukannya!
Yang lain menahan tawa, sementara petarung asing memandang Fang Ping dengan ekspresi aneh.
Meski bukan keturunan Level Puncak, kemampuannya berdiskusi setara dengan Zhang Tao membuatnya lebih diperhatikan daripada kebanyakan keturunan Level Puncak.
Sementara mereka berbincang, Lembah Besar telah tiba.
Lembah Besar... bukan jenis yang menyambung ke permukaan tanah.
Melainkan terowongan lembah berbentuk gua yang terletak di Punggung gunung!
Zhang Tao membawa semua orang mendarat, begitu mendarat, Fang Ping menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan terkejut: "Energi di sini sangat pekat, bahkan tanpa mengandalkan obat, kita bisa memenuhi kebutuhan latihan diri sendiri di sini."
"Benar, energi di Gunung Penjagal ini bisa dibilang yang terpekat, bahkan di dalam Zona Terlarang pun tidak sebanding.
Karena sedikit orang di sini, dan karena kristalisasi kemampuan spiritual Level Puncak di sini membatasi energi yang tercerai-berai.
Jadi meskipun area dalam Gunung Penjagal tidak seluas domain luar, jumlah tambang raksasa energi di dalamnya cukup banyak. Terakumulasi selama bertahun-tahun, banyak tambang energi raksasa di sini.
Beberapa tambang raksasa di domain luar... sebenarnya juga dipindahkan dari Gunung Penjagal ini.
Tentu saja, harus bernegosiasi dengan bangsa monster terlebih dahulu, atau langsung membunuh pihak lain. Kalo nggak, asal memindahkan tambang raksasa, bersiaplah diburu."
Zhang Tao baru saja selesai bicara ketika dari kejauhan, sebuah bayangan manusia terbang mendekat dengan cepat.
Tak lama kemudian, bayangan itu mendarat dan memberi penghormatan singkat: "Raja Perang!"
Fang Ping memfokuskan pandangannya, lalu matanya berkedip-kedip, manusia purba?
Alasan berpikir demikian adalah karena pakaian orang ini benar-benar mirip dengan manusia zaman kuno.
Rambut disanggul tinggi dengan tusukan jade melintang, memakai mahkota Hunyuan, mengenakan jubah Tao.
Pejuang aliran Taoisme?
Pejuang dari sekte Taoisme?
Fang Ping segera mengingat-ingat: Sekte Taoisme apa saja yang ada di dunia sektarian?
Gunung Wangwu tempat Ketua Aliansi Zhao?
Sekte Zhenwu yang berlokasi di Ibu Kota?
Tapi Ketua Aliansi Zhao penampilannya sama seperti orang zaman modern, orang tua uzur itu masih berambut pendek, dan tidak pernah terlihat memakai jubah Tao."
“Zhang Tao tidak bermaksud memperkenalkan para hadirin. Melihat kedatangan orang itu, dia tersenyum, "Senior Ma, tidak ada keanehan di sini ya?"”
“Tidak. Belakangan ini tidak ada bangsa monster yang melintasi dimensi. Zona Terlarang juga belum dikunjungi manusia...””
“Baguslah.”
Zhang Tao melanjutkan, “Aku yang akan mengawasi di sini. Anda antarkan mereka.””
“Baik.””
Biksu tua berambut putih ini tidak banyak bicara. Ia menatap Fang Ping dan rombongan, “Ikuti aku.””
Para hadirin segera mengikuti. Zhang Tao tetap berdiri di tempatnya sambil tersenyum, “Tenang saja, tidak akan ada masalah.””
Begitu kata-katanya selesai, siluet Zhang Tao telah menghilang.
Fang Ping mengamati sekeliling, tapi tidak menemukan keberadaan Zhang Tao. Biksu tua di depan juga tak berniat menjelaskan.
Fang Ping ingin bertanya tentang situasi... Tapi karena tidak akrab, dan sang biksu tua sepertinya enggan berpanjang lebar, akhirnya ia menahan diri.
Bertanya pada orang yang dikenal masih bisa. Tapi pada petarung asing, lebih baik tetap low-profile.
Biksu tua itu mungkin bukan Level Puncak. Fang Ping memperkirakan kemampuannya sekitar Kasta Sembilan. Sulit menentukan level pastinya dalam hierarki Kasta 9.
Bagi Fang Ping, petarung Kasta Sembilan (selain Level Puncak) setidaknya terbagi dalam empat tingkatan.
Bukan pembagian tahap awal/pertengahan/tinggi. Petarung Kasta 9 sepertinya tidak terlalu mempedulikan klasifikasi itu.
Menurut pemahaman Fang Ping, Nanyun Yue, Zhang Weiyu, dan Ketua Aliansi Zhao termasuk dalam level pertama.
Wu Chuan dan sejenisnya masuk kategori level kedua.
Level ketiga diisi oleh petarung dengan kekuatan setara Lao Li dan Wu Kuishan, yang mampu membunuh Kasta Sembilan lemah.
Lantai empat, itulah yang disebut orang sebagai Kasta Sembilan lemah. Tanpa Senjata Dewa Kasta Sembilan, diri mereka sendiri baru naik Kasta Sembilan, dan jalan pemahaman pribadi mereka belum jelas.
Setelah dihitung-hitung, sebenarnya Wu Chuan tidak bisa dibilang lemah. Tapi Fang Ping tahu Wu Chuan tidak punya Senjata Dewa Kasta Sembilan. Tanpa senjata itu, saat bertarung dengan Wu Kuishan, belum tentu dia bisa menang. Hanya bisa dikatakan tingkat pemahaman Wu Chuan lebih tinggi, dan kemampuan bertarungnya sendiri lebih kuat.
……
Mengikuti Taois tua berjalan ke depan, Lembah Besar benar-benar luas!
Bukan lembah sungguhan. Menurut Fang Ping, kedua sisi adalah dinding domain yang menuju ke dalam Gunung Penjagal, bukan tebing gunung biasa.
Mereka berjalan sangat lama. Meskipun kecepatan semua orang sangat tinggi, tetap butuh lebih dari setengah jam, setidaknya menempuh puluhan li.
Sepanjang jalan, selain suara langkah kaki, hanya ada raungan monster liang bumi dari kedalaman kedua sisi. Tak seorang pun yang berbicara.
Sampai akhirnya muncul lagi dinding domain di depan. Taois tua menghentikan langkahnya, menoleh ke kerumunan: "Lao Dao hanya bisa mengantarmu sampai sini. Nanti masuklah melalui retakan yang terbuka di gerbang penghubung. Di dalam, masih ada orang kita di seberang."
Ingat... Jangan bicara sembarangan, jangan menanyakan apapun. Ada petarung Zona Terlarang di sana.
Ikuti orang kita. Sepanjang jalan hanya melihat, jangan bicara. Bahkan jika ada provokasi dari petarung Zona Terlarang, jangan turun tangan..."
Fang Ping kali ini tidak tahan, buru-buru bertanya: "Akan ada yang memprovokasi kita?"
Sebelumnya Lao Zhang memang bilang, menyuruh Fang Ping memprovokasi pihak lawan sedikit, sambil mencari kesempatan untuk membunuh beberapa orang.
Taois tua menatapnya dan berkata dingin, "Provokasi terhadap kalian bukan berarti turun tangan... Begitu kalian terprovokasi dan bertindak, di sepanjang jalan ada orang Zona Terlarang yang akan membunuh kalian... Maka kami pun harus menerimanya."
Manusia bisa memprovokasi pihak lain, pihak lain pun secara alami boleh memprovokasi manusia.
Siapa yang pertama bertindak, pejuang pihak lawan yang membunuh pelakunya, semua orang takkan protes.
Fang Ping mengangguk paham, "Mengerti. Jadi kita boleh memprovokasi mereka?"
"Sebaiknya jangan, karena di seberang adalah Zona Terlarang, kita tamu di wilayah mereka..."
"Paham."
Fang Ping berhenti bicara. Taois tua pun tak melanjutkan.
Tak lama kemudian, Taois tua mulai menghantamkan telapak tangannya berulang kali ke dinding domain di depan.
Dinding domain bergetar halus. Beberapa saat kemudian, celah terbuka. Taois tua berseru berat, "Cepat masuk!"
Fang Ping dan yang lain menyadari: Mempertahankan celah ini tampak menyulitkan sang Taois.
Para hadirin tak buang waktu, segera melompat melalui celah.
……
Melewati dinding domain, depan tetap sepi. Fang Ping dan rombongan terpaksa melanjutkan perjalanan.
Seperti sebelumnya, setelah berjalan sangat lama, akhirnya terlihat bayangan manusia.
Di depan... berdiri 7-8 orang!
Petarung liang bumi!
Semua tingkat tinggi!
Wajah rombongan Fang Ping penuh kewaspadaan, berhenti melangkah.
Di depan, para petarung liang bumi menghadang mulut lembah. Seorang pejuang berbaju zirah keemasan menyilangkan tangan di dada, berbicara dengan bahasa liang bumi yang dingin: "Inikah mereka? Jenius petarung kebangkitan?"
Nada suaranya dipenuhi sinisme yang menusuk.
"Ada yang bermain-main: 'Tebak, berapa yang bisa bertahan?'"
"Angkatan sebelumnya punya tingkat kelangsungan hidup setengah... Tapi kali ini... 10 orang lah."
"Penjaga Feng terlalu melebihkan mereka, aku tebak 5 orang."
"Ha ha ha, aku tebak 3 orang, mungkin semuanya mati!"
“……”
Fang Ping dan yang lain menguasai bahasa Liang Bumi. Saat ini banyak yang wajahnya memerah marah, tapi tak ada yang bersuara.
Pihak seberang semuanya petarung level tinggi, bahkan ada yang level sembilan!
Bertindak sekarang berarti cari mati.
Persis saat itu, Fang Ping mendengar bahasa Mandarin yang familiar: "Kalian ikut aku!"
Semua segera menoleh ke arah sumber suara. Di sebelah kiri petarung Liang Bumi, berdiri seorang petarung militer berbaju dinas - bukan petarung level sembilan dari komando militer yang dikenal Fang Ping, melainkan petarung level sembilan asing.
Fang Ping tak mengenalnya, tapi Yao Chengjun berbisik: "Sepertinya Komandan Zhou."
"Benar, Komandan Zhou."
Du Hong mengangguk mengkonfirmasi identitas pendatang itu, lalu mengabaikan petarung Liang Bumi dan berjalan menuju pria berbaju militer.
"Hmph!"
Dari barisan petarung Liang Bumi, terdengar dengusan sinis. Sorot mata tajam mengarah ke pria berbaju militer.
Komandan Zhou tetap diam. Baru setelah Fang Ping dkk mendekat, dia berkata: "Ikuti aku, jangan bicara."
Semua patuh mengikuti Komandan Zhou dalam diam.
"Cepat atau lambat akan kubunuh kalian semua!"
Seorang petarung Liang Bumi menyeringai penuh aura mematikan, provokasi terasa menggumpal di setiap katanya.
"Komandan Zhou tidak menjawab, terus memimpin beberapa orang berjalan maju. Setelah berjalan cukup lama, barulah dia bersuara: 'Jangan pedulikan mereka! Sebelum memasuki Wilayah Pertarungan Raja, dilarang keras bertindak! Apapun yang mereka katakan, anggap saja angin lalu. Membunuh... bukan sekadar omongan mulut!'"
Fang Ping diam seribu bahasa, matanya menyapu sekeliling. Saat ini, mereka telah meninggalkan Gunung Penjagal.
Sepanjang perjalanan, tak ada jejak kehidupan manusia.
Namun monster-monster liar bertebaran di mana-mana. Dalam perjalanan, mereka menjumpai tidak kurang dari seratus monster, meski kebanyakan levelnya tidak terlalu tinggi.
"Kita masih harus menempuh lebih dari 1000 li ke depan untuk mencapai Wilayah Pertarungan Raja. Di jalan nanti akan ada beberapa kota dan desa, tapi kita takkan singgah. Kalian semua harus waspada... Meski petarung liang bumi tidak akan memicu perang Level Puncak sekarang, juga tidak akan menyerang kita terlebih dahulu.
Tapi beberapa monster liar mungkin akan menyergap. Semua harus ekstra hati-hati.
Ada monster yang aura-nya sangat lemah, sampai-sampai aku pun sulit mendeteksi bahayanya..."
