Perbatasan antara zona enam dan tujuh.
Jiang Hao dengan susah payah menyembur keluar dari Dinding Domain, darah dan dagingnya hancur berantakan.
Jiang Hao tidak mempermasalahkannya, tubuhnya bergerak halus. Baju compang-camping di tubuhnya seketika pulih seperti semula—sebuah Zirah Senjata Dewa!
Setelah menengok ke sekeliling, senyuman lembut mengembang di pipi Jiang Hao. "Tak ada siapa-siapa. Apa aku yang pertama datang?"
Sambil berkata demikian, telinga Jiang Hao berdenyut halus sebelum siluetnya menghilang dari tempat semula.
……
Beberapa saat kemudian.
Ekspresi Jiang Hao mulai menunjukkan keanehan.
"Jiang Chao terlalu ganas! Kali ini dia hampir membantai habis orang-orang Wangting Tianzhi..."
"Rupanya dialah Jiang Chao... Kau tak tahu, sebelumnya kami bertemu mereka. Jiang Chao membunuh dua calon komandan, mengabaikan kami. Untung nyawa selamat."
"Keturunan Raja Perang memang mengerikan! Jiang Chao bahkan lebih kejam dari kakaknya!"
"Benar. Kudengar Pangeran Feng diburu hingga lari kocar-kacir. Masih belum tahu apakah dia berhasil dibunuh."
"Yang Mulia Ji Yao pun tak berani membawa pasukan terus mengikuti. Jiang Chao sudah ancam: 'Jika masih berani ikut, Wangting Tianming akan kubantai habis!'"
“……”
Ini adalah daerah kedua tempat Jiang Hao mendengar bisik-bisik tentang Jiang Chao.
Para petarung dari dinasti dan sekte yang tidak terlibat operasi pengepungan ini, juga bukan bawahan dua wangting besar.
Ditambah dengan anggota Wangting Yaoming yang berpencar sebelumnya, ketika bertemu, topik utama pasti tentang Jiang Chao.
Di Zona Tingkat Enam kali ini, seorang Petarung Kebangkitan berkuasa!
"Dan pihak lain itu haus darah, petarung Zona Terlarang, siapa yang tidak gentar."
"Sementara mereka mengobrol, Jiang Hao mulai kehilangan selera bercanda."
"'Jiang Chao... haus darah... seganas...'"
"Kosakata ini sama sekali tidak bisa dikaitkannya dengan adik gendutnya."
"Bercanda macam apa ini!"
"Jangan mengolok-olokku!"
"Apa aku salah tempat? Ini bukan Tanah Pertempuran Raja..."
"Saat ini, keinginan membunuh di hati Jiang Hao sama sekali lenyap."
"Para petarung Zona Terlarang ini justru menghiburnya."
"Mereka bilang Jiang Chao membantai semua orang dari Kerajaan Tanaman Siluman, mengusir Kerajaan Yaoming. Dua kerajaan besar dikuasai oleh si gendut pemalas!"
"Huh!"
"Ekspresi Jiang Hao semakin aneh sambil terus tertawa."
"Jangan-jangan adik gendut itu benar-benar berpura-pura lemah untuk menipu musuh?"
"Tapi masa sampai segitunya!"
"'Lebih ganas dariku?'"
"'Seberapa ganas sebenarnya?'"
"Baru saja berpikir demikian, seseorang datang berlarian sambil mengaum: 'Jiang Chao datang! Cepat lari!'"
"Whoosh!"
"Angin berhembus kencang. Para petarung di sekitar langsung kabur bagai punya sayap."
“……”
"Wajah Jiang Hao kosong. 'Apa aku berhalusinasi? Berlebihan sekali!'"
"'Si gendut itu... benar seganas itu?'"
"Sekejap mata, Jiang Hao sudah berada di depan seseorang: "Di mana Jiang Chao?!"
"Orang ini adalah pembawa kabar yang baru saja melarikan diri tadi."
Mendengar bahasa Mandarin yang diucapkan Jiang Hao, ekspresi orang ini berubah drastis, lalu tiba-tiba meledak dan membabatkan pedangnya!
Dasar, ternyata bukan Jiang Chao. Kukira Jiang Chao yang mengejar.
Apa semua petarung kebangkitan selalu semacam ini kesombongannya?
"Bruk!"
Jiang Hao menampar hingga menabrak tanah, langsung membuat tulang-tulang lawannya remuk, lalu berkata perlahan: "Di mana Jiang Chao?"
Petarung yang roboh seperti lumpur itu, dengan wajah penuh kegentaran, menjerit ketakutan: "Anda... Anda adalah..."
"Jiang Hao!"
Begitu kata-katanya habis, ekspresi Jiang Hao berubah, lalu tak tahan mengumpat.
Sial!
Orang ini menghancurkan organ dalamnya sendiri!
Perlukah segitunya?
Cuma nanya biasa!
Jiang Hao menggerutu, apakah aku semengerikan ini?
Aku ini orang baik, lembut, memperlakukan musuh seperti kekasih. Apa maksudnya dia bunuh diri begini?
Untungnya, masih ada orang di sekitar.
Tak lama, beberapa orang lain terbang mendekat. Jiang Hao kembali menghadang jalan.
Baru saja terlempar, sepertinya ada yang mengenalinya, berteriak histeris: "Jiang Hao datang!!!"
"Kabur!!!"
"Saudara-saudara Jiang ada di sini, tamatlah..."
Hati beberapa orang dipenuhi keputusasaan. Kali ini domain tingkat enam benar-benar hancur.
Tiba-tiba seseorang berteriak: "Jiang Hao! Jiang Chao sedang dikepung dan dibunuh Pangeran Feng di dinding domain belakang... Jangan bunuh kami!"
Jiang Hao yang melintasi dimensi dari domain tingkat tujuh, mana mungkin mereka bisa melawan.
Lari pun tak mungkin!
Satu-satunya cara sekarang adalah mengalihkan perhatian Jiang Hao.
Setelah berkata, seolah khawatir Jiang Hao tak percaya, pria ini kembali menggelegar: "12 komandan sedang memburunya! Jiang Hao, jika kau tak pergi, Jiang Chao belum tentu lawan yang sepadan..."
Mendengar ini, Jiang Hao menepuk pelipisnya perlahan.
Apa ini!
Dikejar 12 petarung level tujuh, kau bilang 'belum tentu lawan sepadan'?
Jadi... masih ada kemungkinan bisa menang?
Apa kalian sengaja berkonspirasi mempermainkanku?!
Laozi saja menghadapi 12 petarung level tujuh, meski semuanya tahap awal, pasti kabur! Kau bilang Jiang Chao dikejar 12 petarung level tujuh?!
Sebelum sempat membuka mulut, dari belakang tiba-tiba muncul seseorang terbang mendekat sambil berteriak: "Cepat pergi! Mereka hampir tiba! Jiang Chao terlalu seganas, bahkan membalas membunuh seorang komandan..."
Ucapan itu terputus tiba-tiba.
Pria itu menatap Jiang Hao dengan wajah terpana, bergumam panik: "Hancur... Wangting hancur..."
Dua saudara berkumpul!
Sekarang benar-benar tamat!
Jiang Hao tak mau bertanya lagi karena sudah merasakan reaksi energi dari pertarungan para pejuang.
Tak hanya merasakan, bahkan mendengar raungan kemarahan yang memuncak:
"Jiang Chao! Hari ini kau pasti kubunuh!"
"Jiang Chao! Kau membantai bintang Wangting kami, pantas mati!"
“……”
Kilau kebencian yang ingin menyantap darah dan dagingnya membuat Jiang Hao merinding. Seberapa parah kesalahan yang dilakukan orang ini sampai bisa memicu dendam setajam ini?
"Di mana si gendut?"
Jiang Hao merasakan kehadiran, kembali agak bingung, mana si gendut?
Di sana para pemburu dan yang diburu, sepertinya juga merasakan kehadiran Jiang Hao, akhirnya serentak berbelok arah.
Sepertinya ada yang mengenali aura Jiang Hao, tapi sama sekali mengabaikannya, menggelegar: "Bunuh Jiang Chao, kirim beberapa orang untuk membelenggu Jiang Hao!"
Jiang Hao cuma bonus tambahan!
Kali ini harus bunuh Jiang Chao!
Jiang Hao sang petarung level tujuh pertengahan ini, kekuatan tempurnya meski tak lemah, tapi paling hanya sekitar setara level tujuh tahap tinggi.
Jika Jiang Chao berhasil mencapai level tujuh, itu baru masalah besar sesungguhnya.
Dibanding Jiang Chao, Jiang Hao tidak berarti apa-apa.
Feng Qing, Mu Daoyu dan yang baru melintasi dimensi, sama sekali tak menghiraukan Jiang Hao.
Jika di hari biasa, pasti mereka akan memburu Jiang Hao.
Jiang Hao juga sumber masalah!
Tapi sekarang... Harus bunuh Jiang Chao!
Jiang Hao yang baru hendak bergerak, mendadak membeku, wajahnya tak percaya: Aku... Jiang Hao, jadi sekadar bonus tambahan?
Yang krusial, mana si gendut!
Orang yang lari di depan itu, bukan si gendut kan?
Atau jangan-jangan si gendut pura-pura lemah lalu menunjukkan kekuatan sebenarnya setelah masuk, bahkan aura... sialan, berubah semua?
"Situasi apa ini sebenarnya!"
Wajah Jiang Hao memerah kesal, tak lagi terlihat lembut.
Melihat beberapa orang yang dikenalnya mendekat, Jiang Hao menggeram: "Kalian berani menghalangiku!"
Di seberang, beberapa petarung level tujuh, seseorang menggelegar: "Jiang Hao, jangan kira kami tidak bisa membunuhmu! Hanya saja Raja Sejati tidak ingin merusak hubungan dengan Raja Perang, jadi tidak mengizinkan Jenderal Besar menghancurkan dinding untuk membunuhmu!"
Dengan kata lain, kali ini menghancurkan dinding untuk membunuh adikmu, itu artinya kami tidak akan ragu merusak hubungan sekalipun!
Jiang Hao sangat marah!
Mereka sedang memprovokasiku!
Secara tersirat, perkataan mereka menyiratkan bahwa membunuhnya tidak sebaik membunuh si gendut itu...
"Cari mati!"
Jiang Hao meledak kemarahannya, jika ingin membunuh lebih baik bunuh aku! Kalian jelas-jelas meremehkan aku, hari ini Laozi akan mengganyang habis!
……
"Jiang Hao?"
Fang Ping yang sedang berlari tunggang langgang terkejut.
Baru saja ia merasakan ada seseorang di depan, sepertinya petarung manusia juga, tapi tidak mengambil rute itu.
Meski Fang Ping suka memanfaatkan momentum, tapi harus melihat situasinya.
Jika di depannya ada petarung level delapan, pasti akan berlari mencari penyelamatan.
Tapi seorang level tujuh pertengahan, Fang Ping tidak yakin bisa menahan grup chat yang mengejarnya.
Tak disangka, yang datang ternyata Jiang Hao.
"Dasar, katanya menghancurkan dinding itu sulit, susah menemukan titik lemahnya, kok pada bisa datang semua?"
Fang Ping mengumpat dalam hati. Saat ini, ada 8 orang petarung level tujuh yang mengejarnya, dan tidak semuanya tahap awal.
4 orang level tujuh tahap awal, 2 orang level tujuh pertengahan, 2 orang level tujuh tinggi!
Sebelumnya lebih banyak lagi!
Tapi beberapa orang pergi untuk mengendalikan Jiang Hao.
"Kecepatan Fang Ping saat ini bahkan lebih cepat dari petarung level tujuh tahap awal. Kekuatan menyeluruhnya tidak kalah dengan petarung tahap awal, ditambah sepatu tempur Senjata Dewa hasil modifikasi Level Puncak yang meledakkan kecepatan setara level tujuh pertengahan ketika dioperasikan tanpa batas."
"Tapi petarung level tujuh tahap tinggi memiliki kemampuan spiritual yang lebih kuat dan fisik yang lebih tangguh."
"Dua petarung level tujuh tahap tinggi dalam barisan pemburu membuat Fang Ping merasakan tekanan ekstrim layaknya dihajar habis-habisan!"
"Keterlaluan!"
"Wajah Fang Ping dipenuhi kepahitan, 'Katanya ini domain level enam! Kehadiran petarung level tujuh tahap awal saja sudah melanggar aturan, apalagi yang tahap tinggi? Kenapa tidak sekalian kirim level delapan untuk membunuhku instan?'"
"Ledakkan!"
"Teriakan Fang Ping menggema. Para pengejar di belakangnya tiba-tiba terhambat kecepatannya..."
"Sesaat kemudian, sepatu tempurnya berpendar cahaya. Dengan ledakan kecepatan maksimal, ia pun menghilang dari pandangan."
"Pantas mati!"
"Feng Qing menggeram marah. Mereka kembali diperdaya!"
"Meski ledakan kemampuan spiritual Fang Ping tak mampu membunuh petarung level tujuh tahap tinggi, serangan itu tetap menyebabkan kerusakan."
"Pelariannya yang berulang kali lolos dari kejaran selama ini memang mengandalkan teknik meledakkan kemampuan spiritual."
"Kali ini mereka mengira dia akan mengulangi taktik yang sama, tapi ternyata hanya tipuan belaka."
"Kejar!"
"Dia harus dibunuh!"
“……”
"Beberapa pejuang senior mengamuk. Baru saja melintasi batas dimensi, mereka langsung mengetahui hampir seluruh pasukan di domain level enam telah dimusnahkan."
"Alasan mereka cepat bertemu Fang Ping di luar batas itu karena pria ini sedang memburu Feng Miesheng dkk. Tiga petarung level tujuh sebelumnya, termasuk Bai Qing, sudah lebih dulu meledakkan diri."
Dua pejuang level tujuh yang tersisa, demi melindungi Feng Miesheng, satu di antaranya juga gugur dalam pertempuran.
Pejuang level tujuh terakhir yang membawa Feng Miesheng kabur dengan susah payah, kalau saja Feng Qing dan yang lain tidak segera melintasi dimensi, mungkin keduanya sudah dibunuh!
Saat melihat kakak keduanya, Feng Miesheng langsung menangis tersedu-sedu!
Semuanya sudah mati!
Total 150-160 orang, hampir semuanya tewas dibantai keturunan Raja Perang, hanya tersisa mereka berdua.
Malapetaka Wangting!
Layak disebut bencana, tidak berlebihan.
Bakat-bakat muda di bawah 30 tahun yang masuk kali ini hampir punah, hampir seluruh generasi Wangting nyaris dimusnahkan oleh satu orang saja!
"Jiang Chao! Jika kau terus kabur, kami akan membantai semua petarung kebangkitan!"
“……”
Fang Ping sama sekali tidak menghiraukan, dengan cepat memulihkan kemampuan spiritualnya dan menggelegar: "Terus kejar, akan kubunuh kalian semua, jangan paksa aku!"
Sambil berkata demikian, dua pejuang level tujuh tahap tinggi sudah mendekat dari belakang.
"Ledakkan!"
Fang Ping kembali menggebrak, namun dua orang di belakangnya sama sekali tidak berhenti. Kalian kira kami akan tertipu lagi?!
"Boom!"
Getaran kehampaan mengguncang, tubuh dua pejuang level tujuh tahap tinggi itu memancarkan cahaya terang, kekuatan alam berkecamuk di atas kepala mereka.
"Brengsek!"
"Tolol!"
Sementara mereka mengumpat, Fang Ping justru lebih keras mengejek: "Teruskan! Sekali tidak mati, seratus kali, seribu kali, akhirnya kalian akan tewas juga!"
Dua pejuang level tujuh tahap tinggi yang mengejar dari belakang itu adalah Feng Qing (kakak kedua Feng Miesheng) dan Mu Daoyu (keturunan Raja Sejati lainnya).
Wajah kedua orang berkerut, Feng Qing membentak dingin: "Aku ingin lihat, sampai berapa kali kau bisa meledakkan diri!"
Soal seratus kali seribu kali, dia tak percaya, mana mungkin ada yang sanggup sampai segitu!
Keduanya tak mau menyerah, kecepatan meningkat lagi, mulai mengejar.
Di depan, Fang Ping dalam hati mengumpat habis-habisan!
Seratus kali seribu kali? Tentu saja itu cuma bualan.
Secepat apapun Spiritual-nya pulih, pasti ada batas maksimalnya.
Ledakan bertubi-tubi akan membuatnya mengalami kondisi seperti saat terluka oleh Huai Muqing dulu - luka yang sulit pulih.
Kalau sudah begitu, benar-benar tinggal menunggu ajal.
Tapi di belakang, masih banyak level tujuh. Belum lagi dua petarung level tujuh tahap tinggi ini, kalau berhasil menghadang, pasti tamat riwayatnya.
"Aku masih punya golok level delapan yang sudah kurasakan selama beberapa waktu..."
Awal Juni, setelah kompetisi pemuda berakhir, dia mulai merawat goloknya.
Senjata Dewa level delapan itu dirawat selama sebulan.
Jika dipadukan dengan kekuatan penghancur sejati dan mengabaikan pemborosan energi, Fang Ping yakin bisa melepaskan serangan setara pejuang level delapan.
Kalau kedua orang ini sial, bisa-bisa tewas dengan satu tebasan.
Tapi Fang Ping tak yakin, apakah setelah menebas dia akan mengalami nasib sama seperti Lao Li dulu.
Kalau sampai begitu, masih banyak petarung level tujuh di belakang. Langsung tamat deh!
"Lari terus begini bukan solusi..."
"Lalu harus bagaimana lagi?"
"Oh iya!"
Fang Ping teringat sesuatu. Si gendut sebelumnya sempat memberikannya manik-manik berisi segel kekuatan inti Level Puncak.
“Tapi jika kekacauan kekuatan inti meledak, aku juga akan sial……”
Fang Ping merasa campur aduk, benda itu mungkin berguna, tapi begitu meledak, dia mungkin akan terseret masalah, akhirnya gugur bersama.
Ini bukan yang dia inginkan!
"Harus cari tempat untuk bersembunyi!"
"Tapi sekarang, sulit lolos dari buruan mereka!"
Baru saja Fang Ping berpikir, tiba-tiba sorot matanya berkilat, berteriak keras: "Yang Mulia, aku memancing mereka ke sini, cepat bunuh!"
Di depan, Ji Yao dan yang hadir tertegun, lalu Ji Yao menggelegar: "Jiang Chao! Anda cari mati!"
"Yang Mulia, selamatkan aku, jangan lupa perjanjian leluhurku dengan kalian!"
"Bangsat!"
Ji Yao murka, perjanjian nenek moyangmu!
Di belakang, Feng Qing berteriak: "Minggir, Ji Yao, kami takkan percaya dia!"
Siapa percaya siapa bodoh!
Feng Qing bukan orang bodoh, soal adiknya menyuruh membunuh Ji Yao, menurut Feng Qing itu tindakan tolol.
Wangting sedang berusaha menyatukan dengan Wangting Takdir, membunuh Ji Yao akan merusak rencana besar, Leluhur Raja pasti marah.
Jadi Ji Yao memburu Feng Miesheng tak masalah, toh tidak benar-benar membunuhnya.
Tapi Feng Qing sebagai senior membunuh Ji Yao dengan kekuatan komandan, itu masalah besar, kecuali membungkam semua orang Wangting Takdir.
"Ji Yao, cepat tahan mereka! Mereka bilang mau membunuhku, sebenarnya ingin membunuhmu, mereka pakai tangan orang lain untuk memusnahkan kalian semua, lalu menjebakku!"
"Kamu..."
“Percayalah padaku! Aku mendengar langsung, Feng Miesheng berkomplot dengan mereka. Jika aku membunuhmu, pasti akan memicu perang antara Kerajaan Yaoming dan manusia kita. Sungguh... Aku Jiang Chao tidak berbohong!”
Fang Ping berlari ke arah Ji Yao sambil menangis darah: “Ini benar! Jika kita mati tanpa bukti, Kerajaan Yaoming akan berperang dengan kita. Mereka bisa menuai keuntungan tanpa usaha...”
Ekspresi Ji Yao terus berubah-ubah: “Pergi!”
Perintah ini bukan untuk Fang Ping atau Feng Qing dan kawanannya, tapi untuk pengawalnya sendiri.
Setelah berkata demikian, Ji Yao langsung kabur bersama pengawalnya!
Dia tidak mempercayai Jiang Chao, tapi juga tak bisa mempercayai Feng Qing sepenuhnya.
Mungkin ucapan Jiang Chao adalah omong kosong, tapi belum tentu semua salah.
Meski bukan petarung Level Puncak atau bahkan pejuang level tinggi, ayahnya adalah penguasa Kerajaan Yaoming. Sekalipun kekuasaannya dibatasi Dewan Raja Sejati, tetaplah tokoh penting!
Kakeknya juga seorang penguasa realm Raja Sejati yang kekuatannya setara dengan kelompok Raja Perang.
Jika dia tewas di sini, apalagi dibunuh keturunan Raja Perang...
Sekalipun ayah dan kakeknya masih berpikir logis dan tidak langsung berperang dengan Tanah Kebangkitan, kemungkinan besar akan membuat perjanjian dengan Wangting Tianzhi.
Kemungkinan seperti itu... benar-benar ada!
Memikirkan ini, Ji Yao berteriak: “Langyue, pisahkan diri! Kamu ke jembatan penghubung. Jika aku mati, beritahu segala hal kepada Ayahanda!”
"Baru saja mengejar, Feng Qing yang ekspresi wajahnya menjadi pucat menggelegar: 'Ji Yao, sama sekali tidak ada hal seperti itu!'"
Ji Yao mengabaikannya, dengan cepat melarikan diri.
Setelah berlari beberapa saat... Ekspresi Ji Yao berkerut, tidak lagi tenang, berbalik sambil marah: "Pergi kau!"
Jiang Chao ternyata mengikutinya!
"Yang Mulia, kau begitu kejam! Baiklah, aku akan pergi!"
Fang Ping dengan wajah penuh kepahitan bersuara lantang: "Ji Yao bukan kubunuh, Kerajaan Tanaman Siluman menjebakku. Petarung manusia dan anggota Kerajaan Yaoming yang mendengar ini, segeralah keluar dari Tanah Pertempuran Raja agar kedua pihak..."
"Aduh!"
Fang Ping menjerit kesakitan. Seketika, Fang Ping langsung menyusul harimau buas itu. Kota kecil itu gedebuk mendarat, lalu meledakkan diri!
Gedebuk!
Harimau itu terhenti gerakannya. Tubuh Ji Yao mulai memancarkan cahaya-cahaya.
Kali ini, bahkan Feng Qing dan yang lain terlihat kosong.
Dia... sedang apa?
Fang Ping malah menunjukkan kilatan kebuasan, menatap Ji Yao sambil menghunuskan goloknya!
Ji Yao mengamuk, panik dan kesal berteriak: "Kau pikir..."
Dia langsung menebak - orang ini ingin membunuhnya!
Setelah berteriak tadi, sekarang melakukan ini, jelas ingin membunuhnya dan menuduh Feng Qing cs.
"Yang Mulia!"
Saat itu, dua petarung level tujuh yang bertanggung jawab melindungi Ji Yao segera datang dengan mengerahkan seluruh tenaga.
Ji Yao juga mengamuk, orang ini sudah gila?
"Dia pikir beberapa kalimat sederhana ini bisa mengubah apa?"
Dikejar-kejar oleh pasukan Feng Qing sampai seperti ini, dia masih berani memancing amarah Wangting Takdir, seberapa gilakah ini!
Fang Ping memang sedang dalam kegilaan, goloknya membelah kehampaan, mengaum rendah lalu membabat habis-habisan!
Dasar, suruh menyelamatkan malah nggak mau, lebih baik kubunuh saja kalian semua. Lagian orang-orang brengsek ini juga punya niat jahat, terus mengincarku.
Dengan membunuh mereka, mungkin bisa menciptakan keretakan antara dua Wangting besar itu.
Entah Kerajaan Yaoming percaya atau tidak, tadi perempuan berbaju zirah itu sudah pergi. Ji Yao bahkan menyuruhnya memberitahu orang lain segalanya... Bisa saja ini dianggap serius!
Gedebuk!
Kota kecil itu kembali meledakkan diri. Fang Ping terus mengayunkan goloknya, tiba-tiba membelokkan mata goloknya, membabat kepala seorang petarung level tujuh yang masih pusing tujuh keliling akibat ledakannya!
Bruk!
Suara ledakan menggema. Wajah Fang Ping mengerikan, dalam sekejap mata dia sudah membunuh salah satu dari dua pengawal utama Ji Yao.
"Brengsek, pantas mati!"
Ji Yao hampir tak waras lagi, "Kau dikejar-kejar pasukan Feng Qing, malah membunuh anak buahku? Kau anggap aku mudah ditindas?!"
Fang Ping mengabaikannya. Gerakannya gesit sambil terus bertarung, berteriak: "Yang di belakang! Kalau terus memburu Laozi, perempuan ini kubunuh!"
Feng Qing dan yang lain tertegun!
Kau menggunakan Ji Yao untuk mengancam kami?
Masuk akal?!
Dua pihak berasal dari dua Wangting besar, bahkan ada nuansa permusuhan. Anda menggunakan ancaman membunuh Ji Yao untuk mengancam kami, ini alasan yang mana?
Meski merasa ini di luar nalar, tapi melihat Ji Yao dan petarung level tujuh itu terus-terusan dipukul mundur... Feng Qing seketika hampir stres!
Dasar, binatang!
Jika Ji Yao benar-benar dibunuh, ke mana mereka bisa mengadu?
Feng Qing teringat ini, menggelegar: "Ji Yao, kau..."
Dia ingin Ji Yao berteriak, bahwa orang ini sedang berbohong.
Tak disangka, Ji Yao sambil bertahan mati-matian membentak dingin: "Selamatkan aku, kalo nggak Aku tidak akan bicara!"
Jika Feng Qing dan yang lain tidak menyelamatkannya, dia dan petarung level tujuh itu jelas bukan tandingan Jiang Chao.
Sekarang, dia harus mengandalkan Feng Qing dan kawan-kawan untuk menyelamatkannya.
"Kau!"
Feng Qing mengamuk, saat ini sudah hampir mencapai lingkaran pertempuran mereka.
Fang Ping mengatupkan gigi, kota kecil itu kembali meledak!
Sekali belum cukup, tambah lagi!
Berturut-turut dua kali, golok panjang Fang Ping memancarkan kilau emas jauh lebih kuat dari sebelumnya, sekali tebas lagi menyingkirkan sisa petarung level tujuh di tempat.
Lalu mengayunkan golok ke Ji Yao, menggelegar: "Suruh mereka mundur 30 li, kalo nggak pasti kubunuh kau!"
Sorot mata Ji Yao dingin, tiba-tiba menatap Feng Qing dan kawan-kawan, "Mundur! Kalo nggak, sebelum mati pasti akan kukabarkan ke semua orang bahwa Feng Qing yang membunuhku!"
"Pantas mati!"
"Ji Yao, berani kau!"
"Feng Qing hampir muntah darah akibat kemarahan, Fang Ping tak peduli dia muntah darah atau tidak. Memanfaatkan jarak antar kedua pihak, satu demi satu golok diayunkan tanpa henti, membuat Ji Yao pucat pasi dengan darah mengucur deras.
Meski dia memiliki zirah kuat, Senjata Dewa di tangan, dan aksesori pemutus kemampuan spiritual sebagai standar.
Tapi berhadapan dengan Fang Ping yang mengerahkan seluruh kemampuan bertarungnya, sama sekali bukan tandingan.
Tapi perempuan ini juga kejam, sama sekali tak bersuara, hanya memandang dingin Fang Ping dan Feng Qing beserta kawanannya.
Kini Fang Ping ingin menjadikannya sandera, menjelang ajal, manusia bisa menjadi sangat gila.
Feng Qing dan kawanannya tak mau menyerah, di ambang kematiannya, kemungkinan dia tak bisa membawa Feng Qing cs tapi bisa gugur bersama mereka masih sangat besar.
Pada saat ini, Ji Yao sangat sadar.
Wajah Feng Qing dan Mu Daoyu berkerut, saling pandang sejenak, ragu-ragu.
Meski ragu, keduanya terus mendekati Fang Ping.
"Boom!"
Fang Ping sekali lagi meledakkan kota kecil, memaksa mereka mundur sekaligus membuat Ji Yao gemetar hebat dengan wajah pucat pasi.
Beberapa kali ledakan kemampuan spiritual, saat ini meski memiliki aksesori pemutus kemampuan spiritual, dia tak lagi mampu bertahan.
"Feng Qing!"
Ji Yao dengan wajah pucat pasi, penuh kejengkelan dan amarah, "Jika saya mati, kalian semua akan jadi tumbal saya!"
Setelah kata-kata itu, aura luar biasa kuat meletus dari tubuh Ji Yao. Di langit, aliran energi kacau mulai bergolak!
"Pantas mati!"
Feng Qing dan Mu Daoyu wajahnya menghitam, sementara Fang Ping dengan ekspresi aneh membabat lengan Ji Yao dengan satu tebasan golok, tertawa gila: "Menarik, kau dilindungi kekuatan inti Level Puncak... Kalau begitu mari gugur bersama!"
Sambil berkata demikian, Fang Ping kembali mengayunkan goloknya, memotong lengan Ji Yao yang satunya!
"Kalau begitu mari mati bersama!"
Ji Yao juga menjadi gila, aura yang meledak dari tubuhnya semakin kuat!
Tak jauh dari situ, Feng Qing wajahnya pucat pasi, menggelegar: "Kita mundur!"
Begitu kata-kata itu terucap, dua pejuang level tujuh tahap tinggi segera mundur menjauh.
Dalam waktu singkat itu, Fang Ping kembali menebas Ji Yao, hampir memenggal lehernya. Kali ini, Feng Qing dan rekannya tak lagi ragu-ragu.
Jika Ji Yao mati, mereka pasti akan menjadi tumbal.
Yang krusial, jika perempuan ini benar-benar tewas di sini lalu mengaku di akhir hayat bahwa merekalah pembunuhnya - meski selamat sekarang, demi meredakan amarah Wangting Takdir, para Raja Sejati dari Kuil Sejati pasti takkan membiarkan mereka hidup.
Setelah mereka mundur, Ji Yao memandang dingin Fang Ping.
Fang Ping tersenyum sumringah: "Jangan lihat aku, kedua orang ini mengejarku terlalu ketat. Tak ada pilihan. Hanya dua level tujuh yang mati, tak berarti apa-apa... Kita tetap teman baik, Yang Mulia, bukankah begitu?"
Ji Yao berdiam diri dengan wajah pucat pasi.
“Kalau kita teman baik, Senjata Dewa milikmu...”
“Pergi!”
Ji Yao mengamuk hebat, aura Level Puncak di tubuhnya mencapai puncak ledakan.
Fang Ping kaget, langsung menerobos udara kabur tanpa bicara.
Aku meremehkan wanita liang bumi ini!
Ternyata juga sosok yang kejam.
Dari situasinya, kalau aku terus merampas Senjata Dewanya, perempuan ini benar-benar bisa gugur bersama.
Begitu dia kabur, Feng Qing dan rekannya langsung mengejar. Saat ini, para petarung level tujuh di belakang juga mulai mengejar.
Feng Qing tak mempedulikan Ji Yao. Saat hendak pergi, Ji Yao membentak dingin: “Tinggalkan beberapa orang untuk lindungi istanaku!”
“Kau...”
“Pantas mati, Ji Yao, kau...”
Feng Qing mengumpat geram, lalu dengan kesal menggelegar: “Mu Lan, kalian bertiga lindungi dia!”
Setelah melemparkan perintah itu, Feng Qing bersama dua petarung level menengah melanjutkan pengejaran.
……
Fang Ping yang sudah kabur jauh, dengan aura yang ditarik rapi, kini sama sekali tak terdeteksi.
Bersembunyi di lubang gelap, Fang Ping merasa lega. Meski tak bisa lawan Feng Qing, setidaknya bisa mengalahkan Ji Yao dkk.
Cuma nekat bertaruh, tak disangka status perempuan ini ternyata cukup penting.
Tentu saja, Fang Ping bukan bertaruh sembarangan.
Dari cara perempuan ini menggantungi Feng Miesheng dkk yang tak berdaya, sebenarnya sudah bisa ditebak statusnya mungkin lebih tinggi dari Feng Miesheng.
Hanya saja tak menyangka, bahkan Feng Qing dan yang lain pun segan padanya.
Fang Ping yang bersembunyi di lubang gelap, tak bergerak sama sekali, merasakan beberapa aura melintas di atasnya, sedikit menghela napas lega.
Kali ini, agak sial.
Tadinya kupikir dengan kekuatan penghancuranku, aku bisa menguasai domain level enam. Tapi ternyata malah diburu lagi!
"Dasar, udah janji nggak kabur lagi, nggak bakal ngebor lubang lagi, eh malah ngebor lagi!"
Ekspresi Fang Ping memuakkan. Kenapa sih?
Aku yang bahkan bisa membunuh petarung tahap awal level tujuh, kok selalu sial begini?
"Cuma bunuh beberapa orang kalian, sampe-sampe ngejarin aku lintas dimensi!"
"Aku nggak mau ngebor lubang lagi!"
Di dalam lubang, Fang Ping berteriak dalam hati sambil mengancam: Ini terakhir kalinya!
Mana ada orang kayak diriku, dari level tiga sampai sekarang masih ngebor lubang... Udah setara level tujuh lho, udah pantas disebut master lho!
Master kok nggak punya malu?
