Fang Ping dan Jiang Hao segera meninggalkan lembah tempat Jiang Chao bersembunyi.
Saat ini, lebih baik Jiang Chao dan kawan-kawan tidak bergerak atau keluar. Mengembara sembarangan di Tanah Pertempuran Raja sekarang lebih berbahaya.
Begitu keluar dari lembah, Fang Ping melirik Jiang Hao dan tiba-tiba berkata: "Kakak Jiang, dalam pembunuhan kali ini, aku akan mengungkap identitas asliku!"
"Hmm?"
Jiang Hao menggerakkan alisnya, menatapnya.
Fang Ping tersenyum lebar: "Sampai saat ini, 'Jiang Chao' yang diburu bukan lagi karena statusnya sebagai keturunan Raja Perang atau adik Jiang Hao."
"Utamanya karena aku terlalu banyak membunuh di periode akhir. Sekarang yang mereka buru adalah diriku sendiri, bukan Jiang Chao yang asli!"
"Masalah yang kusebabkan, tentu harus kutanggung sendiri!"
Menggunakan nama Jiang Chao terus-menerus akan menimbulkan masalah.
Sebagian orang tidak mengenali wajah, hanya status. Jika Jiang Chao kembali ke sini lagi, itu akan berbahaya.
Di sini relatif lebih adil. Di domain luar, bahkan sesama Kasta Sembilan pun tidak diberi kesempatan bertarung selevel - langsung dibunuh.
Untuk peningkatan kekuatan, Jiang Chao harus tetap datang ke sini. Pergi ke domain luar terlalu berisiko.
Kalau begitu, aku tidak boleh menyisakan masalah untuk Jiang Chao..."
Jiang Hao menatapnya lama!
Sebenarnya sebelumnya dia masih merasa tidak terlalu nyaman dan agak risih.
Si gendut bilang Fang Ping menahan marabahaya untuknya. Tapi sekarang Fang Ping yang menggunakan nama si gendut justru membunuh banyak orang. Semua tuduhan ini akhirnya dipikul si gendut.
Sekarang mungkin aman, tapi bagaimana dengan next time?
Apakah keturunan Raja Perang harus menyembunyikan identitas seumur hidup, bahkan takut mengakui status sebagai penerusnya?
Tapi dia tidak mengatakannya.
Beberapa hal sulit dijelaskan. Setidaknya saat ini tidak ada bukti bahwa Fang Ping sengaja menjadikan si gendut sebagai kambing hitam.
Tapi sekarang Fang Ping sendiri yang mau membuka identitas... Ini di luar perkiraannya.
Jiang Hao tersenyum dingin: "Tidak takutkah kau jika leluhur kami datang dan memilih tidak ikut campur setelah tahu si gendut bukan dalangnya?"
Fang Ping juga tersenyum: "Masalah yang ku buat, tentu kubawa sendiri. Menteri Zhang mungkin akan datang. Jika dia pun tak bisa melindungiku... Dengan jasaku, menurutmu apakah menteri akan mau mengasingkanku ke Zona Terlarang?"
Fang Ping berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Atau mungkin, apakah para Level Puncak liang bumi akan menyetujui? Menurutku pasti iya. Dengan membuangku yang hanya petarung level enam ke markas besar mereka, meski tak langsung membunuhku di tempat, kesempatan untuk membunuhku terlalu banyak!"
"Aku tidak bisa kembali ke Gunung Penjagal, tidak bisa kembali ke Bumi, sementara mereka bisa menghindari perang dengan para Level Puncak manusia."
"Jika benar sampai saat itu, kurasa permintaan kecil ini tidak masalah, benar kan?"
Pupil Jiang Hao menyempit, bertanya lembut: "Kau sangat percaya diri!"
Fang Ping yakin dia bisa bertahan hidup di Zona Terlarang!
Seorang petarung manusia level enam yang yakin bisa bertahan di kedalaman liang bumi - betapa luar biasa kepercayaan diri dan kesombongannya!
Fang Ping tersenyum: "Bukan soal percaya diri. Hanya saja jika benar mencapai momen krusial itu, aku tak ingin para Level Puncak manusia benar-benar merusak hubungan dengan pihak lain mengingat ini menyangkut kepentingan yang lebih besar."
"Nanti, mengorbankan satu nyawaku sendiri masih lebih baik daripada memicu bencana besar!"
"Tentu saja, jika liang bumi benar-benar berniat berperang, semua ini jadi sia-sia. Jika mereka memanfaatkan kesempatan untuk merusak hubungan, itu sudah di luar tanggung jawabku."
"Mereka harus memiliki tekad dan keputusan bulat baru benar-benar berani merusak hubungan. Menurutku kematian beberapa petarung level enam-tujuh takkan membuat para Level Puncak mengambil keputusan strategis seperti itu, benar kan?"
"Benar!"
Fang Ping kembali tersenyum: "Diriku ini meski tak bisa dibilang orang baik, tapi juga bukan penjahat. Kakak Jiang sebenarnya tak perlu curiga, aku tidak berniat menjebak siapapun. Semua ini hanya kebetulan!"
Setelah berkata demikian, Fang Ping berujar datar: "Jika benar mereka membuangku ke Zona Terlarang dan aku tak mati, mereka pasti akan menyesal seumur hidup!"
Bukan hanya di Zona Terlarang... Kali ini, jika benar-benar membuangnya di sini, meski Fang Ping tidak akan membalas dendam pada manusia, di masa depan... mengharapkannya menjaga siapapun hanyalah khayalan kosong.
Meski saat ini dia tidak bisa disebut sepenuhnya tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan umum, Fang Ping sangat menyukai dunia persilatan dan atmosfer seni bela diri yang ada sekarang.
Dia juga bersedia memberikan kontribusi untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Inilah mungkin alasan mengapa tak terhitung petarung rela berperang di garis depan.
Pejuang sejati tidak menindas yang lemah. Masalah ditanggung pejuang level tinggi, baru meminta bantuan yang lemah saat benar-benar tak sanggup.
Dunia persilatan dengan lingkungan seperti inilah yang layak diperjuangkan dan dijaga oleh semua orang.
Tapi jika benar karena tekanan... Zhang Tao dan kawan-kawan mengabaikannya, maka di masa depan masing-masing akan berjalan di jalurnya sendiri.
Dia membunuh di Tanah Pertempuran Raja bukan tanpa alasan.
Lagipula perjanjian itu ditetapkan sendiri oleh Level Puncak, tidak ada larangan untuk membunuh!
Level Puncak seenaknya membatalkan perjanjian sendiri, akhirnya yang punya status bisa hidup sementara yang tak berstatus harus mati... Fang Ping merasa ini tak masuk akal, membunuh musuh malah harus membayar nyawa?
Untuk apa berperang melawan liang bumi kalau begitu? Lebih baik menyerah saja!
Mengenai penggunaan status Jiang Chao, sejujurnya Fang Ping awalnya tidak bermaksud demikian, ini benar-benar kebetulan.
Saat itu ketika Feng Miesheng bertanya, dia hanya bercanda.
Siapa sangka si itu benar-benar mempercayainya!
Adapun setelahnya, ada tiga persen maksud meminjam momentum Raja Perang, sisanya tujuh persen hanyalah bercanda dengan si gendut. Ekspresi seriusnya saat berterima kasih terlihat sangat menarik.
Fang Ping berbicara, Jiang Hao menghentikan langkahnya. Ia menatapnya dalam-dalam, lama kemudian berkata: "Cukup menarik! Banyak orang sombong kulihat, tapi biasanya mereka tak panjang umur. Tapi aku, Jiang Hao, berbeda!
Jika kau hanya berani mengandalkan nama si gendut, maka aku meremehkanmu tiga poin!
Bahkan merasa, kau sengaja menjilat keluarga Jiang, bahkan sengaja menipu kami.
Tapi berani kau ucapkan kata 'pengasingan diri di Zona Terlarang', maka aku Jiang Hao menilai tinggimu tiga poin..."
Jiang Hao tersenyum lembut: "Tak apa, membunuh beberapa orang saja. Masalah besar? Jika membunuh sesama level saja dilarang, untuk apa Perjanjian Level Puncak? Para Pejuang Puncak itu sia-sia!
Liang bumi perlu muka, tapi Pejuang Puncak manusia kita tak tahu malu?
Kecuali Ji Yao yang tak boleh dibunuh, di Tanah Pertempuran Raja ini semua boleh dibunuh!
Tidak membunuh Ji Yao hanya untuk tidak terlalu menekan Kerajaan Yaoming, menghindari bencana bagi manusia.
Yang lain, terutama orang Kerajaan Tanaman Siluman, bunuh saja! Bahkan jika membunuh Raja mereka, apa akibatnya!"
"Di momen ini, Jiang Hao juga melepas kamuflasenya sebelumnya, tertawa arogan: 'Percayalah, beberapa hal tidak berarti apa-apa! Serangan Raja Kegelapan tahun lalu nyaris membunuh Raja Kerajaan Tanaman Siluman, langsung menghancurkan kekuatan intinya. Kerajaan Tanaman Siluman bisa berbuat apa?
Pada dasarnya, ini masih kekhawatiran akan masalah pengejaran saat memasuki Tanah Pertempuran Raja di masa depan...
Sebenarnya, ini tidak berarti apa-apa!'
Fang Ping meliriknya, lalu tertawa lepas: 'Kamu lebih menarik daripada yang lain, tidak ragu-ragu. Perang tetaplah perang. Orang biasa harus melakukan tugas orang biasa. Terlalu mengkhawatirkan kepentingan besar, merasa orang kecil bisa mengubah strategi umat manusia atau kehendak Level Puncak...
Menurutku, ini semua omong kosong!
Jika ingin berperang, meski tidak membunuh, mereka tetap akan berperang!
Jika tidak ingin berperang, meski beberapa Level Puncak dibunuh, mereka tetap tidak akan berperang!
Sebelumnya, semua orang terus membujukku untuk tidak membunuh keturunan Level Puncak itu... Tapi sudah kubunuh ya sudah.
Tapi usulmu untuk tidak membunuh Ji Yao juga ada benarnya. Dia toh bukan dari Kerajaan Tanaman Siluman, dan statusnya penting.
Sisanya, bunuh saja. Kerajaan Yaoming juga bukan pihak baik. Dalam pertempuran liang bumi Tiannan dulu, tanpa persetujuan diam-diam dari Kerajaan Yaoming, aku tidak percaya para wali kota pihak roh siluman akan turun tangan!
Kalau begitu, membunuh beberapa orang biasa yang tidak terlalu penting pun tak ada akibatnya!'
'Hahaha, perkataanmu bagus!'"
“Jiang Hao saat ini merasa Fang Ping memang sangat cocok dengan seleranya, tertawa terbahak-bahak: "Sebelumnya di penghubung, setelah membunuh keturunan Level Puncak, beberapa orang menggosipkan omong kosong, ucapan sampah bertebaran, semuanya ngawur!
Musuh, apa tidak boleh dibunuh?
Urusan gue bagaimana cara membunuhnya!
Laozi senang, telanjangi dan potong-potong jadi irisan, itu urusan gue. Kalian punya kemampuan dalam aturan, potong-potong juga Laozi, Laozi bahkan tidak mengerutkan kening!"
Senyuman juga mengembang di wajah Fang Ping, bertanya penuh harapan: "Kakak Jiang, benarkah Anda bisa membunuh level tujuh tahap tinggi?"
"Tidak bisa."
Melihat Fang Ping sepertinya meremehkan dirinya, Jiang Hao hampir meledak amarahnya, segera menimpali: "Meski tidak bisa membunuh, tapi... belum tentu! Kudengar kamu bisa meledakkan diri kemampuan spiritual, ya?"
"Benar."
"Bisa membuat level tujuh tahap tinggi pusing sesaat?"
"Waktunya sangat singkat!"
"Singkat..." Jiang Hao mengerutkan kening, berkata: "Itu agak sulit, begitu jurus andalanku meledak, kegaduhaannya terlalu besar..."
Sorot mata Fang Ping tiba-tiba berkilat: "Jika mempersiapkan jurus andalan di muka, bisakah Anda melakukan serangan mematikan satu pukulan ke level tujuh tahap tinggi?"
Jiang Hao tersenyum: "Tentu tidak masalah. Level tujuh tahap tinggi, tulang tengkoraknya belum ditempa. Tapi fisik petarung di tahap ini juga sangat kuat, biasanya sulit dibunuh satu pukulan.
Tapi jika aku sudah siapkan jurus andalan, lawan juga pusing sesaat, kalau masih tidak bisa membunuh, Jiang Hao ini sudah hidup sia-sia!
Tapi kamu juga tahu, saat petarung bertindak, semakin besar daya hancur jurusnya, semakin menyembur energi vitalnya..."
"Fang Ping baru ingin berkata 'Aku akan membantumu menarik aura'... Namun seketika, Fang Ping tiba-tiba menggelengkan kepala."
"Hampir saja lupa, aku belum mencapai level tujuh pertengahan."
"Aduh, mengapa aku merasa setara dengan Jiang Hao?"
"Fang Ping merasa sedih, apakah aku menjadi sombong?"
"Setelah membunuh master level tujuh, aku merasa level tujuh bukanlah apa-apa."
"Dulu, saat bertemu petarung level tujuh pertengahan seperti Jiang Hao, aku pasti akan memanggilnya 'Master' berkali-kali..."
"Sekarang, sama sekali tak terpikir olehku."
"Karena aku juga pernah membunuh master level tujuh!"
"Saat Jiang Hao berbicara tadi, secara refleks kupikir aku bisa membantu menarik aura. Hampir tak kusadari bahwa diriku masih pejuang tingkat enam tahap tinggi!"
"Sungguh arogan!"
"Fang Ping menghela nafas dalam hati: Jangan sombong, aku bukan master, hanya level enam belaka!"
"Tapi tak masalah," lanjut Fang Ping, "Kakak Jiang bisa bersiap lebih dulu, cari tempat persembunyian. Aku akan memancing seorang pejuang level tujuh tahap tinggi untuk memburuku. Saat kecepatan maksimal, di lokasi target aku akan meledakkan kemampuan spiritual untuk mengacaukannya sejenak!"
"Di saat itu, dia tak akan sempat memindai sekeliling, mungkin tak menyadari keberadaanmu."
"Langsung bunuh saja saat itu juga!"
"Anda sanggup?"
"Fang Ping tertawa: 'Jangan tanya sanggup atau tidak, Kakak Jiang. Sebelum Anda datang, mereka sudah kubuat pusing tujuh keliling. Hanya pejuang level tujuh tahap tinggi yang bisa menyusulku, yang lain terlambat selangkah."
"Nanti hanya dia sendirian, membunuhnya tak terlalu sulit!"
"Tentu saja, yang kumaksud adalah Kerajaan Yaoming, di sana hanya satu. Kalau Kerajaan Tanaman Siluman... nanti kita lihat lagi, atau kita bagi satu-satu!"
Jiang Hao menatapnya dengan heran, satu orang satu?
Kau benar-benar percaya diri... tidak, sombong!
"Kalau begitu kita sepakat..."
"Ada satu hal lagi, pembagian trofi perang..."
Jiang Hao mengayunkan tangannya dengan santai, "Semua untukmu, aku cuma mau membunuh. Lainnya tidak penting!"
Trofi atau bukan, barang biasa tidak dia hiraukan.
Sumber daya berharga? Petarung level tujuh jarang membawa harta berharga. Senjata Dewa biasanya meledakkan diri atau menghilang di tiga pintu Jiao saat pemiliknya mati. Yang bisa bertahan sangat sedikit.
Kalau begitu, sebagai keturunan Level Puncak dan petarung level tujuh, harus berbagi trofi dengan orang lain? Memalukan!
Fang Ping menatapnya dengan heran, apa keluargamu punya Senjata Dewa sampai tak terpakai semua?
Mungkin juga... Jangan-jangan dia tidak tahu kalau sebagian besar yang masuk kali ini memakai Senjata Dewa?
Bisa jadi!
Senjata Dewa sebenarnya baru populer dari Zona Terlarang. Peserta sebelumnya jarang yang memakainya.
Tapi kali ini, sebagian besar sudah dijarah Fang Ping sebelum Jiang Hao masuk.
Sisanya hanya ada di pihak Kerajaan Yaoming.
Jiang Hao sibuk bertarung dengan para petarung level tujuh, mungkin tidak memperhatikan mereka.
Pun jika melihat, mungkin tidak dianggap penting.
Satu dua Senjata Dewa tahap awal level tujuh, tidak dia hiraukan.
Tapi orang ini, kalau tahu dirinya sendiri telah merampas begitu banyak, apakah masih bisa setenang sekarang?
Fang Ping juga tidak banyak bicara, ini kau sendiri yang bilang tidak mau, aku sudah bilang soal pembagian.
……
Kamp Kerajaan Yaoming.
E Bi Duo melirik Ji Yao, setelah lama akhirnya berkata, "Yang Mulia, lebih baik Anda dan yang lain keluar dulu dari Tanah Pertempuran Raja."
Kini Tanah Pertempuran Raja semakin berbahaya.
Bahkan zona level tujuh tidak seberbahaya area ini.
Di zona level tujuh, ada ratusan petarung level tujuh, tapi dalam setahun mungkin hanya sekitar 10 lebih yang tewas, paling hanya sekitar ini.
Petarung level tujuh bukan sayuran pasar, kalau terlalu banyak yang mati, tidak ada yang bisa menanggung bebannya.
Kekuatan seperti Kota Zhenxing, kalau setahun mati satu petarung level tujuh... puluhan tahun kemudian akan runtuh.
Petarung level tujuh Kota Zhenxing di domain level tujuh, memang ada yang tewas, tapi tidak terlalu banyak, tiga hingga lima tahun mati satu masih bisa diterima.
Pihak-pihak lain juga kurang lebih sama.
Tapi kali ini, berapa banyak petarung level tujuh yang tewas di domain level enam?
Kerajaan Tanaman Siluman, sebelumnya 3 orang berhasil, kemudian datang 12 orang, total 15 petarung level tujuh.
Tapi 3 orang sebelumnya sudah tewas.
12 orang yang datang kemudian, Fang Ping membalas membunuh 1, Jiang Hao juga menghabisi 1, kini tersisa 10 orang, 5 tewas.
Pihak mereka... juga cukup sial.
Fang Ping sebelumnya menghabisi 2, kemudian diserangnya lagi, membunuh 1 petarung tahap awal level tujuh, total 3 tewas.
Kali ini, mereka membawa 6 orang ke domain level tujuh, kini tersisa 5 orang.
8 orang tewas!
Hanya dalam beberapa hari, hampir setiap hari ada level tujuh yang tewas.
Dengan kecepatan kematian seperti ini, takkan ada yang sanggup menghadapi.
Domain tingkat enam kali ini benar-benar luar biasa kacaunya.
Level tujuh saja banyak yang tewas, apalagi tingkat enam.
Kerajaan Tanaman Siluman hanya menyisakan Feng Miesheng. Di pihak mereka, sebelumnya ada sekitar 150 veteran dan rekrutan tingkat enam, kini tersisa sekitar 100 orang saja.
Ji Yao terdiam sejenak, lalu berkata, "Semua di bawah komandan, segera pergi dari Tanah Pertempuran Raja!"
Saat ini, Ji Yao juga sadar bahwa semakin lama mereka tinggal di sini, semakin berbahaya.
Sebelumnya saat Fang Ping diburu, masih lumayan. Meski ada serangan mendadak, semua masih bisa cepat bereaksi dan bekerja sama memburunya.
Tapi sekarang, saudara dari keluarga Jiang sudah bergabung.
Jika keduanya bekerja sama menyerang lagi, ini akan jadi masalah besar.
"Yang Mulia, bagaimana dengan Anda..."
"Aku tidak pergi!"
Ji Yao mendengus, "Biarkan dia membunuhku! Jika berhasil, mati bersama!"
Lebih baik mati bersama. Sekarang, setiap kali teringat si itu memotong kedua lengannya, amarahnya langsung memuncak.
Dia berbeda dengan Feng Miesheng dkk. Mereka memiliki jurus penyelamat yang diberikan Raja Sejati melalui cap di tubuh.
Sedangkan dirinya menyimpan kekuatan inti Raja Sejati!
Dengan kata lain, membunuh orang seperti Feng Miesheng tidak serta-merta membunuh musuh sebenarnya, karena efektivitas jurus mereka bergantung pada kekuatan mereka sendiri.
Tapi dia memiliki energi inti di tubuhnya. Jika dibunuh, ledakan energi inti itu pasti akan memicu kekacauan kekuatan dasar di Tanah Pertempuran Raja - mari mati bersama!
"Kekuatan inti Raja Sejati tidak akan bocor, bahkan pada anak keturunannya sendiri sekalipun."
Namun, Ji Yao memiliki status sangat khusus. Dia bukan hanya keturunan Raja Sejati, tapi juga penerus langsung dari penguasa Wangting.
Meski kekuatan penguasa Wangting mungkin tak sebanding Raja Sejati, status mereka setara - bahkan sedikit lebih unggul.
Dalam situasi seperti ini, memberikan sebagian kekuatan inti kepada Ji Yao bukanlah hal yang sembarangan orang berani incar.
"Masih ingin pergi? Jangan ada yang berani pergi!"
Saat mereka sedang berdiskusi, Fang Ping tiba-tiba muncul! Kota kecil itu jatuh dengan gemuruh!
"Semua tetap di sini! Ji Yao, berani melawan aku Fang Ping? Bersiaplah mati!"
Fang Ping mengendalikan kota kecil yang jatuh itu. Seketika meledak! Beberapa petarung level enam di sekitarnya langsung kepala mereka pecah berantakan!
Fang Ping tak berlama-lama. Kota kecil itu terwujud kembali dan meledak di depan Crocodile Bido!
Crocodile Bido tertegun sejenak, lalu segera mengejar Fang Ping!
Keempat petarung level tujuh lainnya kali ini tidak pergi, tapi tetap waspada.
Bagaimanapun Jiang Hao telah bergabung dengannya!
Sekarang Jiang Chao muncul. Lalu di mana Jiang Hao?
Jiang Chao...
Ji Yao tak peduli korban petarung level enam. Dengan alis berkerut dia bertanya, "Apa yang barusan dia katakan?"
Seorang petarung level tujuh ragu-ragu menjawab, "Dia bilang... berani melawan Fang Ping..."
"Fang Ping?"
Ji Yao tertegun. Setelah lama baru bergumam, "Fang Ping?"
Nama itu... terdengar sangat familiar!
Seseorang teringat, segera berkata, "Sebelumnya saat Yang Qing sekarat, dia juga meneriakkan nama Fang Ping... Tidak tahu apakah ini nama yang sama, Yang Mulia juga tahu, nama-nama petarung kebangkitan sangat rumit..."
"Tidak, bukankah dia Jiang Chao? Apakah ini... nama panggilan yang disebut petarung kebangkitan?"
Mendengar ini, beberapa petarung level tujuh saling memandang dengan bingung, Benarkah?
Pengetahuan mereka tentang petarung kebangkitan hanya berasal dari Tanah Pertempuran Raja dan beberapa buku.
Mereka belum pernah menginjakkan kaki di Tanah Kebangkitan!
Nama panggilan?
Nama panggilannya Fang Ping?
Terasa ada yang tidak beres!
Ji Yao juga kebingungan, mengerutkan alisnya, "Lupakan! Ayo, kejar mereka!"
Entah itu Fang Ping atau Jiang Chao, bunuh saja dulu!
Tapi sebelumnya Yang Qing ingin membunuh Fang Ping, lalu mengatakan Jiang Chao tidak ada hubungannya... Mengingat ini, Ji Yao tiba-tiba mendapat ide: Mungkinkah mereka bukan orang yang sama?
Ji Yao benar-benar bingung!
Siapa sebenarnya target pembunuhanku selama ini?
Meski bingung, Ji Yao tidak buang waktu, segera memimpin pasukan mengejar. Komandan E Bi Duo masih memburu pihak lawan.
Musuh licik ini mungkin menyimpan kejutan.
……
"Dasar sampah! Level tujuh tahap tinggi mengejar level enam tahap tinggi tapi tak bisa menyusul, memalukan!"
Di depan, Fang Ping terus memprovokasi, menyeringai dingin, "Berani-beraninya Kerajaan Yaoming memburuku! Tunggu saja, kali ini kalian semua takkan lolos!"
E Bi Duo diam seribu bahasa, menghantam dengan satu tinju yang meledakkan kehampaan.
Di tubuh Fang Ping, pancaran emas berkilat, dia juga mengeluarkan satu pukulan tinju, namun malah mengeluarkan darah segar dan lari pontang-panting.
Sambil mengejar, E Bi Duo berkata dingin: "Lanjutkan meledakkan Jiwa Abadimu, aku ingin lihat berapa kali kau bisa meledakkan diri?"
"Membunuhmu bukan masalah!"
Sambil lari menghindar cepat, Fang Ping memprovokasi: "Kalian akan menyesal kali ini! Memotong lengan wanita siluman itu adalah bentuk penghormatan, kalian malah berani membalas dendam, sungguh nekat!"
Meski E Bi Duo sudah mencapai level tujuh tahap tinggi, saat ini dia sampai menghela napas kesal!
Ucapan ini benar-benar membuat orang ingin muntah darah!
Kau memotong lengan keturunan Permaisuri Sejati, putri Raja Utama, bukankah wajar kami memburumu?
Sikap arogan pihak ini, bahkan Raja Sejati pun tidak sebegitu arogannya!
Jangan-janan bukan komandan sejati, sekalipun iya, seorang komandan berani bersikap kurang ajar begini!
"Jiang Chao..."
"Namaku Fang Ping! Ingat baik-baik, jangan sampai mati tak tahu di tangan siapa kau tewas..."
"Boom!"
Sebelum Fang Ping selesai bicara, E Bi Duo melancarkan pukulan tinju yang menerobos udara, menghantam Fang Ping hingga terbang sejauh ribuan meter, punggungnya sampai terkoyak.
Namun di tubuh Fang Ping, pancaran emas terus berkedip, pulih seketika. Dengan tertawa ia berkata: "Lanjutkan, ayo, lihat bisakah satu pukulan membunuhku!"
"Kalau begitu mari kita coba!"
Kali ini, Fang Ping sama sekali tidak meledakkan Jiwa Abadi, membuat E Bi Duo agak terkejut.
Soal penyebutan nama oleh Fang Ping, E Bi Duo malas mempersoalkan, bunuh dulu baru bicara.
Gedebuk!
E Bi Duo satu pukulan tinju bertubi-tubi, Fang Ping sambil lari sambil memulihkan diri, sama sekali tidak berniat membalas serangan.
Sebenarnya, membalas pun tidak berguna baginya.
Namun Fang Ping tetap meledakkan kemampuan spiritual dua kali, menghalangi sejenak, kalo nggak, benar-benar mendekati dirinya, daya hancurnya lebih besar, dia tak sanggup menanggung.
Petarung level tujuh tahap tinggi punya kemampuan membunuh instan terhadapnya.
Tentu itu berlaku jika sudah dekat, meledakkan seluruh tenaganya, Fang Ping bahkan tak sempat memulihkan diri, mungkin langsung dibunuhnya.
Tapi dengan jarak ratusan meter, petarung level tujuh jangkauan ledakan kemampuan spiritualnya terbatas, di luar jarak ini ledakan bukan lagi kekuatan alam murni, melainkan energi fisik biasa.
Fang Ping meledakkan kemampuan spiritual, tapi kali ini berbeda dengan sebelumnya, dulu setelah meledakkan diri kecepatannya ekstrim, cepat menghilang dari jangkauan pandangan mata, menarik aura, tak terdeteksi.
Kali ini Fang Ping seolah karena luka, kecepatannya agak melambat, terus berada dalam pandangan E Bi Duo.
E Bi Duo sambil memburu sambil waspada, orang ini... kali ini terasa aneh.
Di depan, Fang Ping kabur sejenak tiba-tiba tertawa: "Anda tamat! Jiang Hao sudah pergi memburu Ji Yao, sekarang pulang pun sudah terlambat, orang-orang kalian mungkin sudah mati semua!"
Mendengar ini E Bi Duo lega, lalu menyeringai dingin: "Jiang Hao memang kuat, tapi Anda melebih-lebihkan!"
Yang Mulia masih didampingi dua komandan level menengah, dua pejuang tahap awal.
Empat orang ini melindungi Ji Yao lebih dari cukup.
"Ternyata si nak ini bermaksud memancingku pergi, ingin membunuh Yang Mulia!"
"Anda yakin masih mau terus memburuku? Jiang Hao bukan lawan sembarangan, kembali sekarang untuk mengambil mayat kalian, mungkin masih sempat..."
"Aku duluan yang akan ambil mayatmu!"
E Bi Duo saat ini sama sekali tidak berniat pulang. Pertempuran di sana pasti bisa menahan mereka beberapa saat!
Si nak ini sengaja menjaga jarak sangat dekat untuk memancingku. Jika gagal membunuhnya sekarang, akan sulit di masa depan.
Bunuh dia dulu, baru pulang juga tidak terlambat!
Seorang petarung harus tegas. Jika ragu-ragu, akhirnya mungkin gagal total.
"Matilah!"
E Bi Duo melancarkan serangan bertubi-tubi, bayangan tinjunya bagai gunung menghujam Fang Ping.
Tubuh Fang Ping meledak, tapi masih bisa mempertahankan kecepatan pemulihan. Ia terus menjauh sambil sesekali meledakkan kemampuan spiritual untuk menghalangi.
Setelah mengejar puluhan li, Fang Ping tiba-tiba berbalik dan kembali meledakkan kota kecilnya!
Tiba-tiba, saat E Bi Duo berhenti sejenak, Fang Ping menggelegar: "Mati!"
Pada detik itu, E Bi Duo merasakan ancaman maut!
Aura krisis yang pekat!
Tak lama, ia menemukan sumber ancaman itu - sebuah golok keemasan tiba-tiba muncul di depan Fang Ping!
Pupil E Bi Duo menyempit!
Si bajingan ini masih menyimpan trisula penusuk pamungkas yang sangat berbahaya!
"Ingin membunuhku? Tak semudah itu!"
Buaya Bido membentak dengan nada dingin, kemudian di depannya dengan cepat terkondensasi dinding kemampuan spiritual yang tebal. Seketika itu juga, ekspresi Buaya Bido berubah drastis!
Fang Ping tidak mengeluarkan goloknya. Golok panjang keemasan semakin berkilau, aura-nya semakin menguat!
Begitu kuatnya sampai dia merasa mungkin akan tersingkirkan seketika!
"Tak perlu memaksakan diri menyambut tebasan ini!"
Buaya Bido juga menyadari, persiapan jurus si nak ini memakan waktu lama. Jurus semacam ini mungkin efektif sekali pakai. Lain kali dengan persiapan matang dan tanpa memberi waktu, dia takkan bisa membunuhku.
Begitu pikirnya, Buaya Bido menyeringai. Melihat Fang Ping mengayunkan goloknya, Buaya Bido langsung terlempar mundur tanpa menengok!
"Kau kira aku harus menerima tebasanmu ini?"
"Setelah satu tebasan, masihkah kau punya tenaga untuk kabur?"
Namun ancaman dari golok Fang Ping semakin mencekam, membuat Buaya Bido semakin kencang mundur!
Jurus pamungkas yang luar biasa! Lebih baik hindari puncak serangannya dulu.
Terus mundur sampai beberapa kilometer, sementara Fang Ping masih memburu tanpa henti, berteriak: "Jangan lari! Tebas Laozi sekali!"
"Konyol!"
Buaya Bido dalam hati mengejek, tapi tetap merasakan krisis. Dia berbalik tubuh untuk mempercepat kabur. Akumulasi momentum tak bisa dipertahankan selamanya. Jika si nak ini tak segera menebas, dirinya sendiri yang akan kolaps!
"Setelah menghindari tebasan ini, bukankah dia akan jadi santapanku!"
Persis saat Buaya Bido berbalik, kilau emas menyembul dari tanah!
“Kilau emas ini, kecepatannya mencapai puncak!”
“Pada detik ini, pupil Buiduo buaya menyempit tajam!”
“Salah!”
“Sumber krisis, penilaianku meleset!”
“Ancaman bukan berasal dari golok Fang Ping, melainkan... pedang dari belakang ini!”
“Pantas mati!”
Buiduo Buaya mengaum Roarrr!
Persaingan antar pejuang hanya terpaut sehelai rambut! Aksi Fang Ping membuatnya salah antisipasi. Ancaman dari golok Fang Ping telah menyamarkan sumber bahaya dari belakang!
Brengsek, mereka menjebakku!
“Roarrr!”
Buiduo Buaya meraung, di depannya tiba-tiba muncul siluet buaya setengah nyata - ini materialisasinya!
Begitu materialisasi muncul, Buiduo Buaya segera mengumpulkan kekuatan alam pekat. Bukan untuk membalas, tapi bertahan!
Di saat yang sama, Fang Ping di belakang menggeretakkan gigi. Kota kecilnya menyambar dan seketika meledak!
Ledakan pertama mengguncang buaya siluman.
Sekejap kemudian, kota kecil muncul lagi dan meledak untuk kedua kalinya!
Boom!
Siluet buaya semakin mengabur.
Fang Ping meneriakkan komando, kota kecil berkilau emas terkondensasi lalu meledak dahsyat!
Bruk!
Buida Buaya tercabik-cabik oleh ledakan.
Kilau kebingungan sesaat muncul di mata Buiduo, semburan pedang telah menerobos udara menghampiri.
Pu!
"Suara daging robek yang samar terdengar. Sejenak kemudian, sorot mata E Bizhuo menjadi redup sebelum ia terjatuh dari udara."
Di tengah dahinya, muncul lubang menganga seukuran koin yang memancarkan darah.
Di langit, siluman buaya ilusi itu menghilang seketika.
"Ini sudah mati?"
Saat itu, Jiang Hao melesat dari bawah tanah dan membelah mayat E Bizhuo dengan pedangnya, berkata bingung: "Apa ini terlalu mudah?"
Saat ini wajahnya pucat, menunjukkan konsumsi energinya yang besar.
Tapi pejuang level tujuh tahap tinggi seperti itu bisa dikalahkannya dengan mudah, sungguh di luar dugaan.
Jiang Hao teringat sesuatu yang krusial, menatap Fang Ping yang terus muntahkan darah dengan heran: "Golok tadi..."
Rahasia kemenangannya terletak pada golok itu!
Ancaman maut dari golok itu membuat E Bizhuo salah antisipasi.
Tanpa tekanan dari golok, serangan pedangnya pasti akan terdeteksi.
Sekalipun tak bisa menahan, E Bizhuo bisa menyamarkan titik lemahnya.
Taktik Fang Ping membuatnya lengah, tak menyaduri pedang Jiang Hao yang menjadi titik balik kematiannya.
Fang Ping diam-diam meraba tubuh E Bizhuo, lalu memasukkan mayat itu ke ruang penyimpanannya setelah berpikir sejenak.
Pada saat itulah Fang Ping baru tertawa dan berkata: "Cuma untuk menakut-nakuti orang. Kalau benar-benar ditebas, paling hanya menggores sedikit kulit."
Jiang Hao tertawa sinis, "Kau menipu arwah ya?!"
Tapi dalam hati mulai waspada. Si nak ini benar-benar banyak akal. Petarung level tujuh tahap tinggi tewas dijebaknya.
Golok itu... Aku juga harus berhati-hati!
Sensasi krisis tadi bahkan melebihi ledakan jurus andalannya. Ini berarti, begitu Fang Ping mengayunkan golok, kekuatannya mungkin lebih dahsyat dari sabetan pedangku sebelumnya!
Kalau sampai golok itu mengenai diriku... Bukankah aku akan hancur lebur?
Fang Ping tetap tersenyum tanpa banyak bicara.
Jika tahu apa yang dipikirkan Jiang Hao, Fang Ping akan memberitahunya: Begitu dia benar-benar mengayunkan golok, orang ini pasti akan terbabat habis.
Tak ada alasan lain. Jika benar-benar hendak menebas, sama sekali takkan memancarkan aura kuat.
Saat energinya sudah ditarik, musuh baru akan merasakan krisis ketika golok sudah di atas ubun-ubun.
Tidak seperti Jiang Hao yang - kalau bukan karena aura tebasannya menyamarkan - pasti sudah ketahuan oleh E Bi Duo.
Tak lagi membahas golok, Fang Ping melirik ke belakang sambil tertawa: "Ayo pergi. Sekarang kemampuan bertarungmu belum pulih, hindari dulu. Nanti setelah sembuh, kita bunuh semua orang kecuali Ji Yao! Jangan ada yang lolos!"
Jiang Hao juga tak membahas golok lagi. Ia tersenyum penuh penyesalan: "Sayang, tak bisa menyiksa mereka pelan-pelan sampai mati..."
Fang Ping meliriknya: "Sinting!"
"Orang ini benar-benar penjahat besar, membunuh musuh harus dilakukan dengan kecepatan tertinggi, masih menyiksa? Hati-hati suatu hari nanti mati di tangan orang lain. Penjahat mati karena terlalu banyak gerakan, tidak mengerti?"
Fang Ping juga malas memperdulikannya. Biarkan orang ini mati, bukan urusannya sendiri.
Keduanya tidak berlama-lama, segera menghilang dari tempat itu.
Tak lama setelah mereka pergi, Ji Yao dan rombongan mengejar ke lokasi.
Merasakan aura berbahaya yang masih tersisa di TKP, beberapa petarung level tujuh berulang kali mengubah ekspresi wajah!
"Di mana Komandan Buaya?"
Beberapa orang memandang sekeliling. Saat ini, mereka sudah tidak bisa merasakan aura Buaya Bido!
Ji Yao melihat ke sekeliling. Pada detik ini, dia merasa seolah sedang diawasi oleh pemburu!
Ada orang... yang sedang memburunya!
"Yang di bawah level komandan, segera tinggalkan tempat ini!"
Ji Yao mengulangi, "Harus segera pergi. Di mana sebenarnya Komandan Buaya Bido?"
Apakah komandan tingkat tinggi Buaya Bido sudah tewas?
Tidak mungkin!
Saudara Jiang... apapun status persaudaraan mereka, dua orang itu tidak punya kemampuan membunuh Buaya Bido secepat itu!
Tapi... bagaimana jika benar?
