Kampus Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Panggung Museum Sejarah Kampus.
Fang Ping sedang asyik bermain-main dengan Senjata Dewa.
Saat Pak Li dan yang lain tiba, pemandangan itu yang menyambut.
Fang Ping sedang mengendalikan senjata-senjata itu, terkadang membentuk karakter "", terkadang "", asyik sendiri.
Kaya raya emang seenaknya!
Siapa yang punya uang, berani ambil puluhan Senjata Dewa untuk menyusun Formasi?
Huang Jing dan yang hadir menatap Senjata-Senjata Dewa ini cukup lama. Saat hendak bicara, Fang Ping tiba-tiba melemparkan semua senjata itu ke Qin Fengqing yang sedang mengambang di udara ingin meraba-raba lalu kabur.
Qin Fengqing membeku kaku!
Seenaknya saja?
Semua diberikan padaku?
Saat itu juga, Qin Fengqing benar-benar terpana!
22 buah, semuanya untukku... Ini... Sungguh di luar dugaan!
Qin Fengqing sampai gemetar ketakutan, apa Fang Ping sudah gila?
Fang Ping yang waras, melihat wajah kosong Qin Fengqing, tertawa: "Lao Qin, 22 Senjata Dewa ini semua untukmu. Panggil aku Tuan Fang dong."
"Tuan Fang!"
Qin Fengqing langsung menyahut tanpa ragu, harta jatuh dari langit!
Usai berseru, langsung berbalik kabur. Takut Fang Ping hanya bercanda.
Ternyata setelah dia kabur, Fang Ping tak mengejar. Yang lain pun tertegun, benar-benar diberikan ke si nak itu?
Fang Ping tersenyum-senyum: "Para Guru, jangan lihat aku begitu. Aku ini dermawan. Tentu saja, biar dia pegang sebentar. 22 Senjata Dewa itu milik Menteri Zhang. Kalau hilang satu, Menteri Zhang akan Menghajarnya."
Aku memutuskan 12 buah sebagai biaya tenaga kerja, 10 buah milik Lao Yao, total 22 buah semuanya hak Lao Zhang.
"Ehem-ehem..."
Beberapa master tak kuasa menahan batuk kecil. Nak ini liciknya minta ampun.
Dari kejauhan, Qin Fengqing yang sudah kabur cukup jauh mendengar ini langsung stres berat.
Dasar penjahat!
Barang-barang Lao Zhang, berani aku menjegal?
Barang orang biasa mungkin masih bisa, tapi Zhang Tao, Pejuang Level Puncak, kalau berani menjegal barang Lao Zhang... di dunia manusia mana mungkin dia bisa bertahan hidup. Bahkan di liang bumi pun tidak!
Satu-satunya tempat yang mungkin bisa kabur cuma Laut Terlarang.
Yang hadir melihat Qin Fengqing mendarat di gedung lain, meraba-raba Senjata Dewa sambil tertegun, tersenyum kecut. Pak Li bertanya sambil tersenyum: "Masalah yang kau timbulkan kali ini tidak main-main, berani macam-macam dengan Level Puncak?"
22 Senjata Dewa, semuanya diberikan ke Zhang Tao.
Ini masalah sebesar apa!
Si Fang Ping ini, bukannya tidak tahu sifatnya. Kalau dia meminjamkan Senjata Dewa ke Lao Zhang, mungkin masih bisa dipercaya.
Tapi dari perkataannya tadi, jelas-jelas itu hadiah. Berarti ini masalah super besar.
"Level Puncak..."
Fang Ping menghela napas pilu, berkata pasrah: "Kali ini aku benar-benar melihat langsung. Di Tanah Pertempuran Raja, aku melihat 10 Pejuang Level Puncak! Hebat tidak?"
Ditambah Zhang Tao dan kawan-kawan, memang ada 10 orang.
Awalnya 8 orang, kemudian datang 2 lagi.
10 Pejuang Level Puncak, yang hadir di sini pernah lihat?
Tidak perlu membual hal lain, sebut saja jumlah Level Puncak-nya. Menurut Fang Ping, kebanyakan Kasta Sembilan pun tidak seluas pengetahuannya.
Hasilnya tidak mengejutkan. Saat dia mengatakan ini, Pak Li dan beberapa orang memang terlihat kosong.
Si pembuat onar benar-benar jago cari masalah!
Masih bisa pulang hidup-hadik dari situ, sungguh tidak mudah.
Tanpa bertanya panjang, Lao Li baru hendak berbicara lagi ketika Fang Ping tiba-tiba dengan ekspresi serius berkata: "Selama dua tahun bergabung di Universitas Bela Diri Kota Iblis, dari seorang yang awam hingga kini hampir mencapai tingkat tinggi, murid sangat berterima kasih atas perhatian dan bimbingan para guru!"
"Selama ini, para gurulah yang selalu melindungi dan menopang langit untukku.
"Kini, murid akan memasuki tingkat tinggi, Golden Body telah terbentuk, dan mampu menopang langit ini untuk para guru!"
"Kali ini murid telah mengeksekusi puluhan petarung level tujuh. Ke depannya, murid akan lebih giat dan tekun berusaha membalas budi kalian semua!"
“……”
Hening total menyelimuti ruangan.
Huang Jing terlihat ragu-ragu, wajahnya campur aduk antara ingin menangis dan tertawa: "Anak baik, memang anak baik... Tapi... Hari ini jangan bahas ini dulu, baru saja kembali."
Sudah tahu tidak bisa menghindar dari gerbang ini, ternyata benar-benar datang!
"Dua tahun lalu", "tingkat tinggi", "mengeksekusi puluhan petarung level tujuh"...
Perlukah langsung membahas generasi ini begitu kembali?
Perlukah?!
Mereka semua merasa campur aduk. Tang Feng menunjukkan ekspresi "sudah tahu kau akan ngomong apa", kalau saja tidak tahu si nak ini menyebalkan, mana mungkin dia akan membawa orang kabur?
Tertawa dan bercanda berlanjut, Pak Li menatapnya sejenak, lalu mengangguk halus, "Kekuatanmu memang meningkat pesat. Meski masih sedikit di bawah level enamku, tapi hasilnya cukup bagus."
Yang hadir melirik Fang Ping, lalu melirik Pak Li.
Setelah lama, Tang Feng dan Huang Jing menatap Lü Fengrou, "Anda jangan lagi menyebut Fang Ping sebagai muridmu."
Ini jelas bukan muridmu! Dia persis seperti si Li Changsheng ini, perilakunya sama!
Lihat gaya mereka yang suka membual, seperti dicetak dari satu cetakan!
Lü Fengrou tetap diam, biarkan kalian melihat sesuka hati, anggap saja tidak melihat.
"Kapan bisa masuk level tujuh?"
Lü Fengrou tidak memberi kesempatan pada dua muka tebal ini untuk saling memuji, menyela dengan pertanyaan.
Fang Ping menghitung sebentar, lalu berkata: "Kurang lebih 10 hari lagi, ditambah dua hari untuk urusan lain, mungkin masuk Agustus. Kebetulan, di Agustus nanti ulang tahun ke-20ku. Aku sudah janjian dengan Menteri Zhang untuk mengundangnya ke Pesta Masterku... Guru, kalau ada kerabat dekat atau teman-teman Anda, terutama yang bergelar master, tolong diundang juga."
Beberapa orang mulai pusing, Huang Jing benar-benar merasa campur aduk.
Mengapa semua hal bisa kamu kaitkan dengan ini?
Tapi mengingat si nak ini sebentar lagi akan naik ke level tujuh...
Sebelum sempat berpikir panjang, Fang Ping menambahkan: "Setelah masuk level tujuh, entah apakah aku bisa jadi juara pertama level tujuh. Tapi kayaknya susah. Dua ketua Asosiasi Jalan Pedang itu selalu mematahkan semangatku, mungkin bahkan tidak mau memasukkan namaku di 10 besar. Tapi gapapa, nanti kalau sudah bisa memenggal satu level delapan, dua ketua itu jalan-jalan harus hati-hati..."
"Ehem-ehem!"
Lü Fengrou batuk kecil: "Sudah, ngomong apaan sih! Ceritain dong, situasi sebenarnya di Tanah Pertempuran Raja itu gimana?"
Soal juara pertama level tujuh, 10 besar level tujuh...
Bisa nggak sih mempertimbangkan perasaan orang lain?
Nanti harus kasih tahu Asosiasi Jalan Pedang, kalau berani menempatkan Fang Ping di atas aku... suruh Wu Kuishan yang memukulinya.
Malu setengah mati!
Kalau si nak ini benar-benar bisa melebihiku setelah lulus, aku santai saja.
Akhirnya setelah masuk Universitas Bela Diri Kota Iblis selama dua tahun, dia melebihi dirinya, benar-benar membuat stres.
Fang Ping melihat ekspresinya yang tak bersahabat, terkekeh canggung dan tak melanjutkan pembicaraan.
Tanpa buru-buru membahas masalah Tanah Pertempuran Raja, Fang Ping memandang para murid yang mulai berdatangan di bawah dan berseru: "Kalian semua sudah bekerja keras! Waktu latihan di ruang energi 10 jam untuk semua!"
"Hidup Ketua!"
“……”
Tang Feng dan beberapa orang memperhatikan caranya memimpin. Setelah para murid pergi dengan puas, Tang Feng akhirnya berkata: "Fang Ping, jangan terus-terusan membuat kita bergantung padamu, ini bukan hal yang baik."
"Keinginanmu membuat kita lebih kuat bisa kami pahami, dan kami juga puas."
"Tapi terus-menerus menggunakan sumber daya untuk menabrak, yang dihasilkan... belum tentu petarung yang kita inginkan."
Fang Ping mengangguk, memandang para murid yang pergi sambil berujar perlahan: "Aku tahu. Yang dihasilkan mungkin hanya petarung energi vital, dan... sejujurnya, jika terus begini, belum tentu mereka benar-benar berterima kasih atau merasa aku Fang Ping bertindak untuk kebaikan mereka."
"Beberapa yang ekstrem mungkin sudah mengumpatku berkali-kali dalam hati."
"Petarung, semuanya sombong!"
"Rasa sombong ini sedang kuhancurkan perlahan..."
Fang Ping tersenyum: "Mungkin banyak yang merasa mereka makan makanan yang diberikan dengan sikap merendahkan, teriak 'Hidup Ketua' lewat mulut tapi hati dipenuhi rasa inferior dan kemarahan, merasa kuhina mereka."
"Kalau kamu tahu, kenapa masih..."
"Sebenarnya sederhana. Aku hanya meningkatkan kekuatan mereka dulu. Setidaknya ada fondasi, jadi saat masuk liang bumi tak langsung hancur!"
"Sambil berkata, Fang Ping bersuara berat: "Para guru, beberapa hari lagi, aku ingin melancarkan sebuah perang!"
"Ya?"
Pupil mata beberapa orang menyempit, Fang Ping melanjutkan: "Pertempuran penentu melawan Kota Pintu Langit! Hari ini, aku telah menunggu terlalu lama, kalian para senior menunggu lebih lama lagi! Generasi demi generasi petarung Universitas Bela Diri Kota Iblis kami terus menunggu, terus menderita!"
Sorot mata Fang Ping dingin dan tajam: "Dulu, pertama kali aku turun ke liang bumi, semua yang terjadi tak akan pernah kulupakan seumur hidupku!
Rektor Tua gugur, tewas di tangan Kota Pintu Langit!
Beberapa senior dan mentor gugur di hadapanku, bahkan setelah mati, kita tak berani merebut kembali mayat mereka!
Area selatan telah mengubur begitu banyak orang, begitu banyak altar leluhur di Museum Sejarah Kampus, 99% adalah ulah Kota Pintu Langit!
Berapa tahun telah berlalu?
Kita telah menunggu terlalu lama!
Sekarang, Kota Pintu Langit ingin kabur? Tidak semudah itu! Dendam darah sedalam lautan, tidak mungkin kita biarkan mereka pergi begitu saja! Harus kita tanyakan dulu apakah Universitas Bela Diri Kota Iblis mau setuju!
Tanyakan pada ribuan jiwa pahlawan Universitas Bela Diri Kota Iblis yang gugur di liang bumi, maukah mereka setuju!
Jadi pertempuran ini harus terjadi, meski ada korban jiwa sekalipun, kita tidak akan ragu!
Murid Universitas Bela Diri Kota Iblis juga perlu melihat darah, darah musuh bebuyutan. Awalnya kemampuan kita kurang, kupikir kita harus bertahap.
Tapi sekarang, kekuatan kita melonjak drastis, saatnya melakukan pertempuran penentu!
Menangkal satu liang bumi kita tak mampu, tapi memusnahkan satu kota, kita punya kekuatan dan kemampuan untuk itu!"
Begitu kata-kata ini keluar, Lü Fengrou dengan kilatan tajam di matanya berkata: "Aku takkan pernah membiarkan binatang itu kabur!"
"BERTARUNG!"
Tang Feng perasaan bergejolak, energi vitalnya bergejolak, bisakah kita bertarung?
Bisa bertarung!
Hari ini, sudah terlalu lama dinantikan!
Dia tak menyangka, hari ini Fang Ping yang mengusulkannya.
Mampukah kita bertarung?
Mampu!
Kekuatan inti, Universitas Bela Diri Kota Iblis sudah tidak kalah dengan Kota Pintu Langit. Di tingkat menengah... Kota Pintu Langit terluka parah, Universitas Bela Diri juga tidak kalah.
Saat ini, perbedaan hanya terletak pada jumlah petarung level rendah yang besar.
Tapi begitu kekuatan inti menentukan pemenang, pasukan level rendah ini takkan mengubah hasil.
Selama 61 tahun berdirinya Universitas Bela Diri, hampir semua kematian murid dan mentor disebabkan Kota Pintu Langit.
Siapa di sini yang tidak bermusuhan dengan mereka?
Huang Jing juga bersemangat, apakah kita akan berperang melawan Kota Pintu Langit?
Bisakah kita balas dendam untuk Guru?
Guru, apakah Anda melihat ini!
……
Saat semua orang sedang emosional, Fang Ping tiba-tiba tertawa: "Semuanya jangan terlalu bersemangat, saya hanya mengutarakan ide..."
"Bruk!"
Begitu kata-katanya keluar, beberapa master langsung turun tangan tanpa basa-basi, memberikan pukulan bertubi-tubi!
Brengsek, cari mati!
Kau pikir dengan Golden Body palsumu kami takkan memukulmu?
Fang Ping yang babak belur menghela nafas: "Para Guru, tunggu saya selesai bicara. Saya hanya memberi pemberitahuan awal, persiapan belum selesai. Lagipula Rektor belum datang, masak kita mengabaikannya..."
Fang Ping berbicara dengan wajah tergugah oleh perasaan pilu, "Rektor tidak mudah, dalam hal ini aku juga tidak layak memimpin. Masih perlu Rektor yang turun tangan. Hanya Rektor yang memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengendalikan semua ini. Lagipula, kalau Rektor tidak setuju, komando militer juga tidak akan dipadu dengan kita, membiarkan kita bermain-main. Para Guru, Rektor adalah pilar sekolah kita, tulang belakang kampus, sosok andalan institusi ini..."
"Dengan adanya Rektor, kita bisa tenang. Bertahun-tahun Rektor telah mencurahkan begitu banyak keringat darah untuk sekolah, sampai rambutnya memutih karena kerja keras. Murid-murid menyaksikan dan merasakan kepedihan ini di hati."
"Nanti aku akan pergi meminta saran Rektor. Jika Rektor bilang bertarung, meski harus mengarungi golok dan lautan api pun kita akan berperang!"
"Jika Rektor melarang bertarung, sekalipun murid seimpulsif apapun, tidak akan melakukan hal seperti ini!"
Di belakang, Wu Kuishan menurunkan telapak tangan yang tadinya teracung, lalu melotot ke arah Tang Feng dan yang lain, mendengus keras sebelum menghilang bagai angin!
Dasar, keterlaluan!
Mau membuka pertempuran penentu seluruh kampus, orang-orang ini bahkan tidak bertanya padaku, langsung nekat berperang!
Ini menempatkanku di posisi apa?
Sungguh keterlaluan!
Lao Wu tadi hampir meledak dan membabat orang, untung si nak Fang Ping ini tahu diri, tidak melanjutkan. Kalo nggak, sudah kupersiapkan hukuman exemplar.
Istri tidak bisa dipukul, yang lain juga sulit diatur. Tapi mengurus si nak Fang Ping ini masih mudah.
……
Lao Wu pergi, Fang Ping menghela lega!
Terlalu larut dalam kebanggaan!
Hampir dipukuli habis-habisan oleh Lao Wu, untungnya sorot mata menyilaukan darinya membuat punggungku menggigil, akhirnya tersadar.
Urusan sebesar ini tentu harus menunggu keputusan Lao Wu.
Begitu Lao Wu pergi, yang lain pun berdehem canggung. Dasar, hampir termakan bujukan darah muda si nak ini. Memalukan.
Perkara perang tidak bisa asal dimulai. Persiapan perang, mobilisasi pra-perang...
Termasuk reaksi komando militer, siaga operasi, antisipasi Level Puncak...
Rangkaian persiapan ini belum selesai, buat apa terburu-buru?
Semua kembali sadar dan logis. Lü Fengrou juga tak menanyakan Tanah Pertempuran Raja lagi. Dia melemparkan kalimat "Besok laporkan detail ke kami" sebelum kabur bersama yang lain.
Fang Ping menduga Lü Fengrou pergi menghibur Lao Wu.
Saat ini Lao Wu pasti sedang sedih dan terpuruk.
Sekolah mau berperang dengan musuh bebuyutan, tapi tak ada yang meminta pendapatnya. Sungguh menyedihkan.
Begitu Lü Fengrou pergi, Qin Fengqing datang sambil menggotong senjata dengan wajah berseri, "Fang Ping..."
Belum selesai bicara, Fang Ping meliriknya penuh hina: "Puncak tingkat lima?"
Wajah Qin Fengqing langsung kaku!
"Setelah pergi selama ini, kukira kau minimal tingkat enam. Masih di puncak tingkat lima?"
“Lao Yao sudah level tujuh, aku juga hampir mencapai Golden Body level tujuh. Lao Wang dan Tie Tou, mereka berdua sebentar lagi akan mencapai penyatuan energi vital dan darah, mungkin bulan ini. Semua orang berkembang sangat cepat, tapi... kamu baru puncak tingkat lima?”
Fang Ping menunjukkan ekspresi menyesal dan simpati.
Sebelumnya, saat Qin Fengqing pergi, dia hampir mencapai puncak tingkat lima, bahkan sudah pergi sebelum kompetisi pemuda.
Sudah hampir dua bulan, perkembangannya sangat lambat.
Qin Fengqing hampir menangis, "Apakah perlu sampai sebegitu mematahkan semangatku?"
"Apa puncak tingkat lima benar-benar lemah?"
"Aku sudah hampir mencapainya!"
Untuk mempertahankan martabatnya, Qin Fengqing buru-buru berkata: "Tingkat enam sudah dekat, aku hampir bisa memposisikan tiga pintu Jiao..."
"Baru saja memotong puluhan level tujuh..."
Qin Fengqing lesu, dengan perasaan campur aduk berkata: "Liang bumi perbatasan utara terlalu miskin, aku sudah membunuh banyak tapi tidak dapat banyak barang berharga. Fang Ping... itu, kamu punya begitu banyak Senjata Dewa, pinjamkan satu padaku, aku akan coba lagi ke liang bumi..."
"Tidak. Tunggu sampai kamu mencapai level enam dulu."
Fang Ping menatapnya dengan heran: "Kenapa energi vitalmu begitu kuat?"
Petarung tingkat lima biasanya energi vital 4000 kal, tidak jauh lebih banyak.
Orang ini... energi vitalnya sepertinya hampir 5000 kal?
Mendengar ini, Qin Fengqing tersenyum lebar: "Tanah yang kemarin itu efeknya bagus, sangat membantu menempa fisik. Sepertinya ada banyak materi aneh di situ, kurasa bahkan ada materi abadi..."
"Yang ini?"
Fang Ping memancarkan kilau keemasan di tangannya, bertanya santai: "Materi abadi takkan punya efek sehebat ini kan?"
Baru saja kata-katanya meluncur, Qin Fengqing langsung menggigit... KRAK! Gigi-giginya nyaris hancur lebur oleh telapak tangan Fang Ping.
"Bodoh!"
Fang Ping mengejek dengan wajah sinis: "Sekarang aku bisa berkata sombong, berdiri di sini kubiarkan kau tebas, tetap takkan bisa membunuhku."
Dulu, persis seperti inilah Pak Li berkata padanya.
Qin Fengqing memandangnya dengan mata berbinar, air liur nyaris menetes!
Materi abadi!
Tak adil! Orang ini benar-benar bisa menghasilkan materi abadi, bahkan yang bisa muncul kapan saja! Ini lebih tinggi levelnya dari Tengkorak Besi cs., hebat banget!
Kalau tiap hari makan sedikit, bukankah bisa berubah jadi setengah Golden Body?
Meski ngiler, Qin Fengqing pura-pura tak tahu, berbisik licik: "Aku hampir mencapai tingkat enam, Fang Ping."
"Ya."
"Itu... kapan kita bisa... latihan ganda bareng?"
BRUK!
Fang Ping memukulnya hingga terlempar ke belakang. Sesaat kemudian, Qin Fengqing kembali terbang sambil merintih: "Sama seperti Tengkorak Besi mereka. Aku tahu kau punya metode, bantu dong."
"Hubungan kita kan dekat. Mana mungkin aku bocorkan rahasiamu?"
"Lagipula kalau kekuatanku lemah, bukankah kau juga yang malu?"
Fang Ping tertawa: "Lemahnya kau apa hubungannya denganku?"
"Keturunan darah kita kan dekat!"
"Kau benar-benar tak mau jaga muka lagi ya?"
“Sungguh, coba kamu pikir sendiri, saat pertama kali datang ke Universitas Bela Diri Kota Iblis, siapa yang pertama kamu temui?”
“Kamu...”
“Nah itu dia, penarikan takdir yang tak terlihat! Waktu itu, aku baru saja keluar dari liang bumi. Mengapa aku tidak menghiraukan siapa-siapa, malah mengajakmu bicara? Padahal saat itu kamu bahkan belum menjadi petarung, sementara aku sudah petarung level tiga.
Menurutmu, apa pantas petarung level tiga meladeni non-petarung?
Tapi aku meladenimu. Mengapa?
Semua ini sudah diatur oleh takdir!
Fang Ping, menurutmu apakah kita punya jodoh?”
Qin Fengqing memandang dengan sorot mata penuh harap, “Kita ini sangat berjodoh, ya!”
“Meski tidak punya hubungan darah, tapi takdir menyatukan kita. Kamu tega melihatku tertinggal?”
Fang Ping tersenyum kecut, setelah berpikir sejenak berkata: “Tidak ada makan siang gratis di dunia ini. Pecahkan dulu level enammu. Setelah mencapai level enam... mungkin akan ada pertempuran besar di Universitas Bela Diri Kota Iblis. Kalau bisa mencatat jasa besar, baru akan kuperhatikan.”
“Jangan gitu dong, tingkatkan dulu kekuatanku. Dengan begitu bukankah aku bisa meraih prestasi lebih besar?”
“Nanti, lihat dulu setelah aku berhasil.”
Qin Fengqing menghela napas, lalu bertanya: “Pertempuran besar... melawan Kota Pintu Langit?”
“Ya.”
Sorot mata Qin Fengqing berbinar, ia mengangguk: “Aku mengerti. Tenang, aku akan segera menembus level enam.”
Pertempuran melawan Kota Pintu Langit!
Ini lebih penting dari apapun!
……
Kedatangan Qin Fengqing cepat, kepergiannya pun gesit.
Saat pergi, Senjata Dewa pun dibiarkannya tergeletak seperti sampah, dilempar ke Song Yingji yang baru kembali ke kampus.
Lao Song sampai ternganga!
Senjata Dewa!
Seumur hidup tak pernah melihat begitu banyak Senjata Dewa, tapi Qin Fengqing dengan santai melemparkannya padanya, Fang Ping juga melemparkan ucapan "masukkan ke gudang" lalu pergi.
Orang-orang ini, sudah tak menganggap Senjata Dewa penting lagi?
Tidak takut aku kabur membawa uang haram?
Atau mungkin, benar-benar mempercayaiku sepenuhnya!
Song Yingji merasakan sekeliling, menunggu beberapa saat, memastikan tak ada yang memantaunya, wajahnya kosong kebingungan.
Di Universitas Bela Diri Kota Iblis, prestiseku sudah setinggi ini?
Puluhan Senjata Dewa dengan mudah diberikan padaku, seberapa besar kepercayaan mereka padaku!
Saat ini, Lao Song tak bisa menggambarkan perasaan di hatinya.
Si nak Fang Ping itu, hanya omong besar, lihatlah, sampai sejauh mana mereka mempercayaiku!
Setelah sebelumnya memaki si nak ini berkali-kali, kini Song Yingji merasa agak malu - di usianya yang 50 tahun, masih berdebat dengan anak kecil.
Dengan kepuasan yang mendalam, Song Yingji memutuskan tak akan mengkhianati kepercayaan semua orang, membawa puluhan bilah Senjata Dewa ke gudang.
Jika semua mempercayainya, menganggapnya layak dipercaya, mana mungkin Song Yingji melakukan pencurian oleh penjaga sendiri?
Itu benar-benar penghianatan!
Sementara Fang Ping yang sudah pulang tidur nyenyak, sama sekali tak punya pikiran seperti itu.
Lao Song bahkan tak perlu menyimpannya di gudang, kabur membawanya pun tak masalah, ini cuma tugas sederhana, Lao Song terlalu banyak berpikir.
Selain banyak master di Universitas Bela Diri, kunci utamanya: Siapa berani mencuri barang milik Zhang Tao?
“Lihat saja si Qin Fengqing yang lebih mementingkan uang daripada nyawa itu, begitu tahu barang itu milik Zhang Tao, langsung memperlakukan Senjata Dewa seperti sampah!”
