Tertawa histeris, menangis pilu.
Seorang master pejuang yang menampilkan keajaiban di hadapan rakyat, tak terkalahkan di dunia.
Bagaimana pejuang level ini bisa menangis tersedu-sedu di depan umum?
Hari ini, tiga master menumpahkan air mata, mengabaikan wibawa dan etiket.
Kadang tertawa keras, kadang meratap, seperti orang gila.
……
Di samping, Fang Ping menghela napas panjang.
Setelah itu, suaranya tersekat oleh kesedihan yang mendalam.
Pertempuran ini... Aku bangkrut.
Master pejuang, tidak boleh mempermalukan diri dengan menangis atau bersedih di depan orang luar, itu bukan yang pantas dilakukan pejuang sejati.
Tapi karena Lao Wu dan yang lain sudah tidak peduli penampilan, dirinya pun tak perlu menyamar lagi. Menangislah, menangislah, pria memang pantas menangis.
Fang Ping benar-benar dilanda kesedihan.
Dulu kukira harta triliunan takkan habis terpakai seumur hidupku.
Kini... Melihat nilai kekayaan yang tersisa sekitar 6 juta poin, kesedihan Fang Ping mengalir deras bagai sungai.
Sebelum pertempuran, nilai kekayaan pernah mencapai lebih dari 120 juta poin!
Sekarang hanya tersisa sepersekiannya saja.
Chen Yaoting menepuk-nepuk bahu Fang Ping dengan nada kompleks: "Jangan terlalu sedih, hari ini adalah hari sukacita..."
Si nak Fang Ping ini ternyata orang yang sentimental.
Baru dua tahun masuk kampus, korban pertempuran di Universitas Bela Diri Kota Iblis tidak terlalu banyak, tak disangka dia bisa sedemikian berduka.
Tengkorak Besi yang zirahnya sudah menghilang menghibur: "Fang Ping, dendam sudah terbalas, jangan bersedih lagi."
"Hmm hmm..."
Di dalam hati Fang Ping bergolak kepedihan tak terperi yang tak bisa diungkapkan.
Kalian tidak mengerti!
Kenapa aku bersedih, kalian semua tak ada yang paham!
Pertempuran ini membuatku jebol total!
Meski tak ada yang mengerti, Tengkorak Besi dan Chen Yaoting tetap menghibur Fang Ping yang sedang berduka.
Dendam besar sudah terbalas, masih banyak urusan menanti. Jangan terus bersedih.
Wu Kuishan dan beberapa orang lainnya perlahan pulih ke kondisi normal. Melihat penampilan Fang Ping yang seperti ini, hati mereka tergugah oleh perasaan pilu, bingung harus berkata apa.
Wu Kuishan menghela napas panjang!
Dalam helaan napas itu, aura kekuatan dahsyat menyebar dari tubuh Wu Kuishan. Ia tersenyum sinis: "Ngomong doang..."
Seandainya tadi sudah sekuat ini, takkan sampai begini!
Takkan sampai nyaris membiarkan musuh kabur di depan mata sendiri!
Memandang Laut Terlarang yang masih bergolak tak jauh, tiba-tiba Wu Kuishan tertawa pendek. Tubuhnya melayang ke udara, melesat menuju laut itu.
Fang Ping bahkan tak sempat berduka, terpekik: "Rektor!"
Gedebuk!
Sebelum ucapannya habis, Wu Kuishan menghantamkan tinjunya. Cakar emas besar itu terbelah dua!
Saat ini, kekuatan Wu Kuishan membuat Fang Ping tergetar.
"Aku hanya ambil kepalanya! Para Raja Monster, tolong kabulkan!"
Wu Kuishan menggelegar, menendang kosong sehingga memutus tentakel. Ia mengguntur lagi: "Wu tak berniat melawan para Raja! Kepala musuh ini akan kuambil untuk persembahan!"
Gedebuk!
Entah monster laut itu mendengar atau mengerti, mereka terus menyerangnya.
Di momen ini, Wu Kuishan benar-benar membuat Fang Ping terpana dengan kekuatannya.
Tanpa Senjata Dewa, hanya dengan tinju dan tendangan, ia menghancurkan tubuh monster hingga berceceran darah-daging.
“Wu hanya ingin kepala musuh!”
Wu Kuishan mengulangi lagi, sekali demi sekali.
Satu pukulan demi pukulan menghujam permukaan laut!
Di tepi pantai, Pak Li juga menyala semangatnya, menggelegar: "Kami hanya mengambil kepalanya! Mohon dikabulkan!"
Usai bicara, Pak Li menebaskan pedangnya.
Meski kali ini tidak membelah kehampaan, tebasan itu memutus sebuah tentakel yang melesat mendekat.
Dua pejuang ini saat ini tidak masuk ke Laut Terlarang, hanya berada di tepi pantai sambil terus menghantam permukaan laut.
Setelah bertempur beberapa menit, tiba-tiba sesuatu terlontar dari dalam air.
Wu Kuishan menangkapnya dengan tangan, lalu mundur ke tepi pantai.
Fang Ping memerhatikan, itu adalah sepotong tulang keemasan.
Fang Ping juga mengarahkan pandangannya ke tangan rektor, saat melihat tulang keemasan itu... tak kuasa bertanya: "Rektor, ini..."
"Tulang paha Wali Kota Pintu Langit."
Wu Kuishan menggelengkan kepala, dengan perasaan campur aduk: "Kepalanya mungkin sudah ditelan, hanya tersisa barang ini."
"Bukan... Maksudku..."
Fang Ping bahkan sampai gagap, menahan emosi: "Bagaimana Anda tiba-tiba menjadi sekuat ini?"
Tadi masih seperti pengecut, membawa Senjata Dewa pun tak bisa membunuh Pohon Pintu Langit. Peningkatan kekuatanmu terlalu mudah!
Di dasar laut, setidaknya ada empat lima monster liang bumi Kasta Sembilan.
Meski tidak muncul ke permukaan, hanya sebagian torso yang menyembul untuk bertarung dengan Wu Kuishan, kekuatannya pasti tidak kalah dari Pohon Pintu Langit dalam kondisi puncak.
Hasilnya, Wu Kuishan ternyata sampai ketakutan dipukul, membuang sepotong tulang paha.
Monster Liang Bumi dari Laut Terlarang, kok penakut begini?
Apa mereka tidak bisa berenang pergi?
Tapi kalau dipikir, monster-monster ini belum tentu mengambil semua pancaran materi abadi, mungkin masih mencari atau menunggu adanya pancaran baru, tidak mau pergi, itu masih wajar.
Tapi bagaimanapun, menyerah setelah dipukuli Lao Wu tetap membuat Fang Ping terkejut.
Wu Kuishan tidak berkata apa-apa, justru Lao Li yang sudah pulih normal, tersenyum: "Lao Wu sudah lebih menguasai kekuatan inti, kekuatan yang dibuka juga semakin besar."
Setelah itu dia menambahkan: "Secara visual, kekuatan inti adalah sebuah jalan yang kita bangun sendiri. Pemula Kasta Sembilan itu seperti menggali pondasi dengan sekop, belum tahu arah jalannya."
Seberapa panjang jalan yang akan dibangun? Tidak ada yang tahu.
Sebelumnya, Lao Wu sudah membangun jalan sekitar 3-5 meter, tapi ada batu raksasa menghalangi di depan sehingga tidak bisa melanjutkan.
Sekarang dia meledakkan batu itu dan terus membangun jalan, tiba-tiba jalannya jadi lebih panjang.
Apa penjelasanku ini bisa kamu pahami?"
Fang Ping mengangguk, lalu cepat-cepat bertanya: "Pejuang Level Puncak berarti sudah membangun jalan sampai tamat, di depan sudah benar-benar buntu? Jadi banyak Level Puncak sekarang mulai membangun jalan kedua?"
"Ini..."
Lao Li belum sempat menjawab, tiba-tiba terdengar suara lembut di telinga: "Jalan memang sudah tamat, di depan tak ada lagi jalan yang bisa dilanjutkan. Tapi seberapa jauh ujung jalan itu, tergantung individu."
Ada yang membangun 1000 meter saja sudah merasa jalan sudah tamat.
“Seseorang telah membangun jalan sepanjang 2000 meter, baru mencapai tamat.”
“Jadi, Level Puncak memiliki selisih kuat-lemah.”
“Membangun jalan, bukan berarti semakin panjang semakin baik. Seorang Level Puncak yang membangun dua jalan masing-masing 1000 meter, belum tentu bisa menyaingi Level Puncak yang membangun satu jalan sepanjang 2000 meter.”
“Tujuan membangun jalan kedua sebenarnya adalah untuk membuka kembali jalan yang sudah buntu, menciptakan jalan raya yang menyambung ke Langit!”
“Dengan banyaknya jalan, mungkin akan muncul jalan baru di depan.”
“Mengerti?””
“Mengerti, artinya jalan Anda sepanjang 2000 meter, sementara jalan Raja Penahan hanya 1000 meter. Meskipun dua jalan, Anda sebenarnya belum tentu takut padanya, benar?””
“Anda...”
Zhang Tao tersekat di tengah kalimat!
“Dasar, apa aku pernah bilang begitu?”
“Kau sengaja ingin membuatkan lawan bagiku?”
“Bahkan aku pun ingin kauakali?”
“Sekarang harus kujawab bagaimana?”
Jika menjawab benar berarti meremehkan Raja Penahan, jika salah... bukankah berarti merendahkan diri sendiri?
Sebelum Zhang Tao menjawab, Fang Ping melanjutkan: “Menteri, Anda menyebut 1000-2000 meter. Tadi Guru Li bilang sebelumnya rektor hanya 3-5 meter, sekarang mungkin sudah bertambah. Anggap saja 10 meter, kenapa selisihnya begitu besar dengan Level Puncak?”
Zhang Tao si Level Puncak yang gemar menguping ini pasti mendengar ucapan Pak Li.
Karena dia menyebut angka 1000 meter sebagai kiasan, Fang Ping curiga ini bukan sekadar kiasan belaka.
“Setelah mencapai tingkat pemahaman ini, Anda akan mengerti dengan sendirinya.”
“Menteri, seberapa jauh jarak Anda dari kami sekarang?”
Fang Ping mengamati sekeliling, Zhang Tao sebenarnya tidak bersama mereka. Orang tua ini menguping dari jarak sangat jauh, benar-benar tak tahu malu!
“Lebih dari 800 li...”
“Berapa lama lagi sampai ke tempat kita?”
“Hm?”
“Kecepatan Anda luar biasa, kira-kira berapa lama sampai ke lokasi kita?”
“Sekarang aku harus mengawasi Raja Huai...”
“Mengerti!”
Fang Ping mengangguk, artinya untuk sementara tidak akan pergi ke Kota Pintu Langit.
Fang Ping tak lagi menghiraukan Lao Zhang, tidak boleh mengganggu urusan resminya.
Melirik Wu Kuishan, Fang Ping berkata: “Rektor, kita kembali ke Kota Pintu Langit.”
Wu Kuishan juga menatapnya sebentar, lalu mengangguk: “Baik!”
Sambil berbicara, ia melirik Lü Fengrou yang terdiam di samping. Tanpa banyak bicara, ia merangkul Lü Fengrou dan melesat ke langit menuju arah Kota Pintu Langit.
Fang Ping segera menyusul, mengikuti mereka.
……
Kota Pintu Langit.
Pertempuran besar hampir mencapai akhir.
Pekik perang perlahan buyar.
Beberapa master pejuang, ada yang mengunci tambang, ada yang di udara melepaskan aura mengintimidasi ke segala penjuru.
Meski tidak turun tangan, efek gentarnya justru lebih dahsyat.
Kerajaan bawah tanah kini membiarkan petarung high-level manusia mengintimidasi wilayah - ini sudah menjadi penjelasan yang cukup.
Semakin banyak rakyat biasa kabur membawa seluruh keluarga dari berbagai arah.
Banyak petarung berbaju zirah dieksekusi di tempat, menjadi target buruan semua anggota Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Petarung berbaju zirah ini adalah tentara aktif yang menjadi kekuatan utama dalam peperangan melawan manusia selama ini.
Baik rekrutan baru maupun veteran, semua menjadi target eksekusi wajib bagi yang hadir.
"Bunuh sampai belas kasihan, bunuh hingga suara di sekitar semakin menjauh."
Sampai pedang diayunkan tebas, tak ada seorang pun di sekitar, Chen Yunxi tiba-tiba terkapar tak berdaya, saat ini seluruh tubuhnya telah ternoda darah menjadi merah.
Tak jauh, Song Yingji juga terengah-engah, duduk beristirahat di atas tumpukan mayat.
Banyak orang, saat ini terkapar tak bergerak bagai mayat, hanya dada yang naik turun.
Tiga hari!
Bertempur selama tiga hari, mereka hampir terus-menerus berpekik perang, membunuh, energi vital terkuras habis namun masih mengandalkan kekuatan fisik menebas musuh.
Berapa banyak yang terbunuh, mereka sudah tak sempat memikirkannya.
Di tengah kota, Qin Fengqing membunuh sampai kakinya gemetar, tapi tak mau melepas pejabat tingkat enam terakhir, tinggal satu kepala lagi, orang ini tak boleh kabur, juga tak boleh kepalanya hancur lebur.
Suara di dalam kota semakin melemah, di wilayah utara Kota Pintu Langit, kerumunan besar kabur tercerai-berai, saat ini tak ada yang berhasrat mengurus.
Kelelahan, terlalu kelelahan.
Persis di saat ini, semangat semua orang tersentak.
"Wali Kota Pintu Langit, Pohon Pintu Langit telah EKSEKUSI! Universitas Bela Diri Kota Iblis menang besar!"
Begitu kabar ini terdengar, bahkan mereka yang terkapar di tanah langsung bangkit seketika, wajah memerah tiba-tiba menggelegar: "Universitas Bela Diri Kota Iblis menang besar!"
"Universitas Bela Diri Kota Iblis menang besar!"
"Musnahkan kota!"
"Musnahkan kota!"
“……”
Teriakan bergemuruh, mengguncang kerajaan.
"Untuk kejayaan Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
"Untuk kejayaan Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
“……”
Sorakan yang memekakkan telinga semakin menjauh, Du Hong di udara tanpa bertanya langsung melesat menuju Kota Harapan.
Kemenangan besar!
Kemenangan gemilang Universitas Bela Diri Kota Iblis!
Membabat dua Kasta Sembilan, dua level delapan, 9 level tujuh! Kota Pintu Langit punah!
Tak lama, dari arah Kota Harapan yang jauh, ribuan orang bersorak riang.
Gemuruh perayaan menggema di seluruh liang bumi!
……
Fang Ping tidak peduli dengan daerah lain.
Fang Ping yang mendarat dari udara memandang sekeliling, sedikit lega. Untung setelah mereka pergi, kerusakan di area Universitas Bela Diri Kota Iblis tidak terlalu parah, meski banyak yang terluka berat.
Saat ini, sorak-sorai bergantian terdengar di Kota Pintu Langit.
Fang Ping tidak sempat mengurus yang lain, langsung menuju kota dalam.
Sementara Lao Zhang masih mengawasi, dia harus menyelamatkan batch batu energi dulu.
Fang Ping bergegas. Saat ini, tak ada yang lebih penting dari merampok harta.
Meski akhirnya semua ini akan digunakan untuk pejuang Tiongkok, Fang Ping merasa pilihan terbaik adalah menyerahkannya ke dirinya sendiri.
……
Bawah tanah.
Begitu tiba, Huang Jing langsung melapor: "Sudah banyak yang kami gali..."
Fang Ping melirik tumpukan batu energi setinggi gunung di samping, tanpa basa-basi langsung menyimpannya ke ruang penyimpanan.
Huang Jing mengernyit melihat cincin penyimpanan yang luar biasa besar itu.
"Cepat, lanjutkan penggalian!"
Fang Ping sangat tergesa. Dia hampir bangkrut. Semakin banyak yang digali sekarang semakin baik. Kali ini dia akan korupsi, sesuatu yang biasanya tidak dilakukannya!
Berapa pun yang berhasil digali, semuanya akan dia ambil.
"Guru Tang, cepat ke atas panggil rektor dan yang lain! Beri tahu mereka, kalau ingin lunas utang, datanglah ke sini untuk menambang!"
Pipi Tang Feng berkedut, menambang untuk melunasi utang?
Baiklah, lebih baik sampaikan langsung ke rektor. Entah apakah rektor akan muntah darah nanti.
Tang Feng segera meninggalkan tambang bawah tanah.
Tak lama kemudian, Wu Kuishan dan beberapa orang tiba.
Begitu sampai, Fang Ping langsung berteriak: "Mulai menambang! Rektor, kali ini aku sudah menghabiskan seluruh harta. Materi abadi-ku sudah habis total. Dari hasil tambang kali ini, aku mau 80%... Sisanya 20% untuk kalian, lalu hitung sebagai pelunasan utang..."
Wu Kuishan tersenyum getir. Tanpa banyak bicara, ia mulai membantu proses penambangan.
Kecepatan petarung level sembilan dalam menambang memang luar biasa.
Tak lama, zona inti tambang dipenuhi lubang-lubang raksasa hasil galian.
Para master pejuang, kecuali Liu Polu yang tetap di kota untuk menjaga ketertiban dan mengawasi wilayah, semuanya sibuk menggali.
Waktu mendesak. Begitu Lao Zhang datang, kegiatan ini harus segera dihentikan.
Tak berselang, sekelompok petarung level lima atau enam juga memasuki tambang bawah tanah.
Saat melihat tambang raksasa itu, para hadirin terpana tak berkata.
Dari semua yang hadir, selain Fang Ping, hanya Li Hantong yang pernah melihat kondisi area luar tambang saat menggali lubang bersamanya. Guru Li pun belum pernah melihatnya - di Kota Raksasa Liu dulu, dia baru sadar setelah kabur ke pipa bawah tanah.
Bahkan Wu Kuishan sekalipun tak pernah menyaksikan tambang sebesar ini sebelumnya.
……
Demikianlah, dengan bantuan yang hadir, menggali sekitar 1 jam lamanya, semua orang merasakan aura mengintimidasi yang kuat mendekat.
Wu Kuishan segera berseru: "Menteri sudah tiba!"
"Semua orang naik ke atas!"
Fang Ping sambil berbicara menarik semua batu energi yang telah digali, lalu segera berlari ke luar.
……
Di atas Kota Pintu Langit.
Zhang Tao melayang terbang, memandang sekeliling, tiba-tiba pipinya berkedut-kedut.
Di bawah tanah... untuk apa banyak orang berkumpul di sana?
Lagipula, tambang inti... kenapa jadi seperti arang sarang lebah?
Mengingat ucapan Tian Mu hari itu, Zhang Tao tiba-tiba kehilangan kata-kata.
Orang-orang Universitas Bela Diri Kota Iblis ini benar-benar hebat!
Pantas saja sebelumnya Fang Ping bertanya kapan dia akan tiba, ternyata untuk ini.
Saat Fang Ping dan kawan-kawan keluar, sebelum Zhang Tao sempat membuka mulut, Fang Ping menggelegar: "Menteri! Universitas Bela Diri Kota Iblis meraih kemenangan besar, hari ini menghancurkan satu kerajaan, membabat dua Kasta Sembilan..."
"Ya, prestasi kalian semua dari Universitas Bela Diri Kota Iblis sangat luar biasa..."
Zhang Tao berseru lantang sambil memuji, penuh dengan perasaan haru.
Saat ini, dia tidak mempermasalahkan berapa banyak batu energi yang digali Fang Ping.
Hasil pertempuran ini benar-benar di luar dugaan.
Awalnya, dia sebenarnya mengira Universitas Bela Diri Kota Iblis belum tentu menang. Bahkan jika menang, itu akan jadi kemenangan pahit dengan korban besar, dan dua Kasta Sembilan itu hampir pasti tidak bisa dibunuh. Tak disangka hasil akhirnya melampaui ekspektasi, semua tingkat tinggi Kota Pintu Langit dimusnahkan.
Bukan hanya tingkat tinggi, Zhang Tao memandang sekeliling. Kini, Kota Pintu Langit yang megah ini, selain anggota Universitas Bela Diri Kota Iblis, telah menjadi kota hantu.
Yang bisa kabur hampir semuanya kabur, yang tidak kabur juga sudah dibunuh.
Sebuah kerajaan utuh berhasil direbut oleh Universitas Bela Diri Kota Iblis, ini pertama kalinya terjadi di Tiongkok bahkan di seluruh umat manusia.
Sebelumnya, meskipun kota-kota berhasil dihancurkan, tidak pernah ada hasil sebesar ini.
Tentu saja, ini juga terkait perjanjian taruhannya dengan Raja Huai.
Jika bukan karena perjanjian taruhan yang dia buat dengan Raja Huai, situasi seperti ini tidak akan terjadi.
Lain kali, mungkin tidak akan ada kesempatan lagi.
Dua kali berturut-turut menggunakan energi inti Raja Penahan sebagai umpan, Raja Huai sudah menderita kerugian besar. Meski tertarik lagi, mungkin dia tidak akan berani bertaruh lagi.
Setelah memuji sejenak, Zhang Tao mendarat di tanah dan menatap Wu Kuishan sambil mengangguk tipis.
Lalu memandang Fang Ping, tersenyum tipis: "Selamat."
Fang Ping tersipu malu, terkekeh canggung: "Mengapa Bapak memberi selamat pada saya? Rektor masih ada di sini..."
Zhang Tao tertawa ringan: "Tentu harus memberi selamat. Setelah pertempuran ini, seluruh anggota Universitas Bela Diri Kota Iblis memujimu, semua mengingat jasa-jasamu. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang patut diberi selamat?"
Fang Ping terkekeh canggung. Ucapan ini seolah mengisyaratkan aku ingin merebut kekuasaan.
Apa aku tipe orang seperti itu?
Wu Kuishan kali ini tidak terlalu mempedulikan. Ia melirik Fang Ping, lalu menoleh ke arah istrinya.
Tindakan Wu Kuishan selanjutnya di luar dugaan Fang Ping.
Wu Kuishan bersikap sangat serius, berkata tegas: "Rektor Universitas Bela Diri Kota Iblis, Wu Kuishan, atas nama seluruh staf dan murid, serta jiwa pahlawan kampus, mengucapkan terima kasih pada Master Fang!"
Usai berkata, Wu Kuishan membungkuk hormat!
Fang Ping buru-buru menghindari, baru ingin berbicara, Wu Kuishan kembali berseru keras: "Wu Kuishan dan Lü Fengrou, suami-istri, mengucapkan terima kasih kepada Master Fang yang telah membantu kami membalas dendam!"
Setelah berkata demikian, ia kembali membungkuk memberi hormat.
Bukan hanya dia, Lü Fengrou juga hendak membungkuk.
Fang Ping dengan panik menghindar, melihat Wu Kuishan masih ingin bicara, meremas wajahnya dengan ekspresi pahit: "Rektor, jangan sampai tiga kali membungkuk..."
Lao Wu ini sedang apa!
Dibikin seresmi ini, pipinya sampai memerah.
Sungguh memalukan!
Mereka ini adalah guru-guruku, membuat mereka membungkuk padaku sambil menyebut "Master Fang", benar-benar membuat malu.
Belum selesai di sini, di dalam kota, para guru dan murid saling pandang, lalu seseorang berseru keras: "Terima kasih Rektor Fang, telah membalas dendam untuk Universitas Bela Diri Kota Iblis kami!"
"Hormat, gerak!"
Ribuan orang serentak melakukan hormat bela diri, Fang Ping kali ini tak bisa menghindar, buru-buru berkata: "Semuanya jangan begini, aku hanya melakukan yang seharusnya."
Di samping, Zhang Tao melihatnya canggung, tersenyum ringan: "Bagaimana rasanya?"
Fang Ping tersenyum pahit, tak tahu harus menjawab apa.
Zhang Tao melanjutkan: "Semakin besar kemampuan, semakin berat tanggung jawab dan beban yang dipikul. Kau sendiri yang memasang jerat ini, bukan dipaksa orang lain."
Sambil tertawa ia berkata: "Ayo pergi ke kediaman penguasa. Aku harus segera meninggalkan tempat ini. Sebelum pergi, harus memastikan klarifikasi tambang sudah selesai agar setelah kepergianku, tak ada yang menyisakan hanya area luar tambang saat kembali nanti."
Yang hadir tersenyum kecut, kali ini Fang Ping tetap berekspresi datar, "Aku ini tipe orang seperti itu?"
"Pasti tidak akan menggali habis inti tambang, sedikit harus kami sisakan untukmu. Lao Zhang kok masih tidak percaya padanya."
Meski berpikir begitu, Fang Ping tidak banyak bicara. Ia mengikuti Lao Zhang menuju kediaman penguasa.
Saat ini, ada pengawas Level Puncak di sini, jadi tidak perlu khawatir terjadi masalah.
"Apa Raja Huai sudah pergi atau belum?"
"Apakah Jiao masih hidup?"
