"Selamat!"
"Universitas Bela Diri Kota Iblis telah membersihkan Kota Pintu Langit, meninggikan martabat Tiongkok dan kejayaan kampus kita!"
Saat Fang Ping dan yang lain masih memeriksa trofi perang, dari kejauhan terdengar suara tawa yang mengguncang langit.
Tian Mu tiba!
Belum selesai Tian Mu bicara, dari barat seseorang berteriak keras: "Musnahkan musuh bebuyutan! Akhirnya balas dendam untuk guru! Sayangnya tak bisa kutumpas sendiri si penjahat itu!"
Wu Chuan datang!
Kedatangan dua master ini disambut sorak-sorai gegap gempita dari seluruh warga Universitas Bela Diri Kota Iblis di bawah!
Pertempuran ini adalah pertarungan Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Dari awal sampai akhir!
Tian Mu mengunci Kota Yaokui, Wu Chuan mengunci Kota Phoenix.
Keduanya berasal dari Universitas Iblis.
Lebih lagi, salah satu dari mereka adalah Penjaga Wilayah Selatan - pemimpin tertinggi daerah selatan.
Yang satunya adalah Jendral Komando Militer, yang segera menjadi Wakil Komandan dan mungkin akan memimpin pertempuran di Komando Militer Selatan.
Kalau dihitung, seluruh kepemimpinan tertinggi wilayah selatan adalah orang Universitas Iblis.
Keduanya juga Kasta Sembilan. Wu Kuishan juga Kasta Sembilan. Lao Li meski bukan Kasta Sembilan tapi setara.
Satu kampus bisa melahirkan begitu banyak pejuang level tinggi, benar-benar era keemasan Universitas Iblis.
……
Di udara.
Fang Ping dan yang lain juga tiba.
Begitu Tian Mu datang, dia tertawa keras: "Panjang umur, nak! Kau bahkan berhasil menebang Pohon Pintu Langit, hebat!"
Di sisi lain, Wu Chuan juga tersenyum: "Fang Ping kali ini juga berprestasi, katanya berhasil mengeksekusi seorang level delapan!"
"Rektor Chen juga sudah bekerja keras, mengendalikan dua level delapan dan mengeksekusi salah satunya..."
"Rektor Liu dan yang lain juga sudah berjuang, berhasil mengunci level delapan..."
“……”
Keduanya terus memuji dengan wajah berseri-seri.
Wu Kuishan menunggu lama... ekspresinya benar-benar kaku seperti mayat hidup.
Jadi... hanya aku yang tidak punya jasa?
Setidaknya aku sudah meledakkan Senjata Dewa dan melukai parah Pohon Pintu Langit.
Setidaknya aku juga melukai Wali Kota Pintu Langit sampai mundur ke Laut Terlarang?
Mengapa tidak ada yang menyebut namaku sekali pun?
Sangat menyedihkan!
Wu Kuishan merasa hampa di hati. Baiklah, mengawasi Kota Pintu Langit ya mengawasi. Kampus sudah tak bisa dihuni lagi.
Setiap kali ditusuk sampai jantung meneteskan darah, tapi tak bisa protes apa-apa.
Fang Ping level tujuh membunuh level delapan, Li Changsheng level delapan membunuh Kasta Sembilan, Chen Yaoting sebagai bala bantuan bahkan mengeksekusi seorang level delapan... Yao Chengjun dan Li Hantong setidaknya juga membunuh beberapa level tujuh...
Liu Polu dan sesama level tujuh berhasil mengendalikan seorang level delapan, bisa dianggap melampaui level.
Hanya dia yang sepertinya memang tak punya prestasi berarti.
Apa harus bilang dia berhasil merebut tulang paha Wali Kota Pintu Langit, itu hebat?
Tian Mu tertawa terbahak lalu berkata: "Menteri Zhang sekarang sedang mengawasi Kota Harapan. Master Fan dan yang lain mengangkut tambang kembali ke Bumi. Saya sudah menyiapkan pasukan seribu orang untuk menambang. Ini harus cepat sebelum menteri pergi, agar tidak diincar orang."
Zhang Tao tak bisa lama di sini, sebentar lagi akan pergi.
Begitu dia pergi, liang bumi Shanghai mungkin tak akan sesunyi sekarang.
Semua yang hadir mengangguk. Tak lama, petarung militer dari Kota Harapan tiba.
Mereka langsung bekerja sama dengan petarung kampus untuk menambang bijih tingkat rendah di bawah tanah.
Setelah berbincang sebentar, Wu Chuan menatap Wu Kuishan dan mengangguk halus: "Sepertinya tak lama lagi, Kuishan berpotensi menyamai Raja Tombak Utara."
Raja Tombak Utara Wang Yu, peringkat ke-10 dalam daftar Master Kasta Sembilan.
Fang Ping terkejut mendengarnya: "Tidak mungkin, Rektor baru saja menembus Kasta Sembilan..."
Meski sebelumnya Wu Kuishan mengalami perkembangan di jalan harapan, apakah mungkin tiba-tiba bisa menyamai master peringkat 10 besar?
Wu Chuan tersenyum: "Perkembangan di jalan harapan mungkin masih kalah, tapi dipadu dengan Senjata Dewa Kasta Sembilan, seharusnya setara dengan Wang Yu. Tapi perlu akumulasi waktu..."
Wu Kuishan dengan perasaan campur aduk berkata: "Senjata Dewa meledak."
"Takut apa? Fang Ping ada di sini kan?"
“……”
Wu Kuishan terdiam tak bisa membantah, apa yang harus kukatakan?
Fang Ping juga menengadah ke langit, Lao Wu mempercayaiku sampai segitu?
Ngomong-ngomong, maksudmu aku harus meminjamkan inti jantung dan otak Pohon Pintu Langit?
Soal pedang raksasa hitam Tengkorak Besi, itu miliknya. Meski sekarang tidak dipakai, senjata yang dia dapat kali ini adalah Zirah Dewa. Selain zirah, dia tidak punya senjata lain.
Pedang raksasa ini benar-benar tidak bisa Fang Ping berikan sembarangan.
Fang Ping juga tidak membahas ini, nanti dibicarakan lagi.
Saat ini Fang Ping tidak tertarik pada perkembangan Wu Kuishan, tapi penasaran: "Master besar Tiongkok peringkat 10 besar, selain dua Penjaga Wilayah Level Puncak, hanya Master Kong peringkat 8 yang belum kulihat. Benar-benar Low-Profile..."
Peringkat saat ini: Wu Chuan ke-7, Zhao Xingwu ke-9, Wang Yu ke-10.
Termasuk Li Deyong peringkat 11, Lin Long Sang Naga peringkat 17...
Orang-orang ini semua pernah Fang Ping temui.
Level Puncak tidak usah dibicarakan, selalu mengawasi Gunung Penjagal. Wajar jika Penjaga Wilayah Chen dan Shen tidak terlihat.
Tapi master peringkat kedelapan itu, Fang Ping benar-benar belum pernah bertemu sekali pun, yang lain juga jarang membicarakannya.
Saat Fang Ping menyebut ini, Wu Chuan di samping tersenyum dan berkata: "Kong Lingyuan selama ini bertapa. Saat pertempuran liang bumi Donglin dulu, Kong Lingyuan terluka cukup parah, bahkan kekuatan intinya mengalami kerusakan berat. Jadi selama ini sebagian besar waktunya dihabiskan untuk pemulihan."
Pertempuran Donglin, Fang Ping pernah mendengarnya.
Tahun 96, terjadi pemberontakan di liang bumi Donglin. Di tahun yang sama, master tua keluarga Chen dari Donglin membawa seluruh anggota keluarga masuk ke liang bumi, dan semuanya gugur di sana.
Satu-satunya penyintas adalah Chen Jiasheng yang saat itu masih kecil. Di pertandingan pertukaran universitas bela diri angkatan pertama, Fang Ping pernah beberapa kali berinteraksi dengannya, kemudian juga mengunjungi Universitas Bela Diri Donglin.
"Oh begitu rupanya."
Fang Ping mengangguk, lalu tiba-tiba bertanya: "Senior Wu, apa julukan Anda?"
Dia benar-benar tidak tahu!
Pemimpin Tiga Departemen dan Empat Kantor Pemerintah, di daftar pencarian tidak tercantum julukan, hanya posisi mereka.
Raja Militer, Raja Kegelapan, semua itu baru diketahui belakangan.
Wu Kuishan adalah Raja Ular, Tian Mu adalah Raja Tinju, tapi Wu Chuan julukannya apa? Fang Ping sebelumnya tidak pernah memikirkannya, sekarang jadi penasaran.
Wu Chuan mendengar ini, sedikit mengangkat alis: "Julukan-julukan itu kan cuma dibuat orang luar, tidak ada pengaruhnya pada kemampuan bertarung. Buat apa dipedulikan?"
Fang Ping memandangnya dengan curiga seperti rubah: Jangan-jangan kamu tidak punya julukan?
Di samping, Pak Li menguap sambil berkata: "Pedang Cahaya Hijau. Murid-murid yang berada di bawah nama guru, yang menggunakan pedang tidak menyandang gelar raja. Pendekar Pedang Hijau Wu Chuan, Pendekar Pedang Panjang Umur Li Changsheng, Pendekar Pedang Kayu Huang Jing..."
"Ehem-ehem!"
Fang Ping menyembunyikan dorongan untuk tertawa terbahak-bahak dengan batuk keras.
Pendekar Pedang Cahaya Paksa?
Pendekar Pedang Kayu?
Waduh, pantas saja Wu Chuan tidak pernah menyebut-nyebut ini. Julukan apa ini? Cuma bikin malu.
Lalu Huang Jing, bagaimana bisa dapat julukan seperti ini? Benar atau palsu?
Wu Chuan melirik Pak Li dengan wajah masam, berkata datar: "Julukan Pendekar Pedang Panjang Umur juga dibuat sendiri oleh seseorang. Aku ingat dulu baru mulai terkenal, sepertinya dipanggil..."
"Satu Pedang Perkasa."
Tian Mu menyambut dengan malas, lalu berkata santai: "Satu pedang menguasai, pedang kedua langsung loyo. Bertarung cuma satu pedang, sebenarnya julukan ini masih cocok dipakai sampai sekarang, tetap seperti ini."
"Ha ha ha..."
Fang Ping tidak bisa menahan diri, ternyata julukan Pendekar Pedang Panjang Umur Pak Li itu buatan sendiri, benar-benar tak tahu malu!
Pak Li mendengus, satu pedang sudah cukup, buat apa banyak-banyak.
Setelah tertawa, melihat ekspresi tidak senang dari Pak Li dan yang lain, Fang Ping berdehem canggung lalu segera mengalihkan topik: "Senior Wu, julukanmu terlalu jelek, mana pantas dengan statusmu?"
Asosiasi Jalan Pedang memang bukan organisasi baik, setiap hari membuat julukan-julukan yang bikin mual.
Setelah kembali ke permukaan nanti, Senior Wu, mari kita cari masalah dengan mereka. Julukan harusnya perkasa, sekarang malah dibuat seperti apa...
"Fang Ping sudah lama ingin mencari masalah dengan dua ketua Asosiasi Jalan Pedang!"
Kali ini, dengan membawa momentum kemenangan besar, kembali ke Bumi, dia ingin menyusun ulang peringkat dan mengganti julukan - ini sudah lama diidamkannya.
"Apa artinya julukan yang diberikan terakhir kali?"
Ini kesempatan terakhir untuk dua ketua, sekalian menagih utang dari Ketua Liu.
"Kau pikir ini bergaul di masyarakat? Harus pakai nama panggilan keren?" Wu Chuan tak mau menghiraukannya.
Asal-usul julukan punya logikanya sendiri. Di masa mudanya, dengan pedang Cahaya Hijau, sekali tebas pedangnya memancarkan kilau hijau - itu ciri khasnya.
Tentu, itu dulu.
Tapi pengguna pedang terlalu banyak, termasuk gurunya sendiri. Gelar Raja Pedang takkan dipakainya.
Tak melanjutkan topik itu, Wu Chuan berkata: "Hati-hati, nak! Aku lihat surat buruanmu di Kota Phoenix. Dari Kerajaan Yaoming. Sampai-sampai aku ingin membunuhmu untuk menukar hadiah."
"Satu Senjata Dewa level delapan, 10.000 batu energi kasta sembilan - sekitar 500 kilogram."
"Ditambah satu set teknik tempur asal petarung level sembilan..."
"Nak, dengan imbalan segini, surat buruanmu mungkin sudah tersebar ke semua domain luar. Hati-hati kalau bertemu pihak roh siluman."
"Tak cuma itu. Pembunuhmu dari domain luar juga dapat 3 tiket masuk Zona Terlarang."
"Masuk ke sana dibatasi kuota tiap tahun. 3 tiket ini pasti banyak yang mengincar."
Fang Ping bergumam kasar, berkata dengan geram: "Pasti ulah Ji Yao itu. Jangan sampai ketemu lagi, kalau ketemu langsung kubikin jadi bubur daging..."
"Bubur daging?"
Wu Chuan menyeringai: "Di wilayah manusia, ketemu langsung kabur! Jangan banyak cakap! Bunuh dia, masalahmu akan jadi besar. Kakeknya adalah Raja Perintah, kekuatannya setara Komandan Li. Ayahnya penguasa Wangting, kabarnya sedang bertapa, berpeluang mencapai realm Raja Sejati.
Satu keluarga punya dua Raja Sejati, hubungan ayah-anak, menguasai Wangting besar. Matimu tak akan sebesar dampak kematiannya.
Selain itu, kabar dari yang kembali dari Zona Terlarang, Ji Yao sudah mencapai level tujuh, tandatangan perjanjian dengan keturunan Raja Phoenix dari Kerajaan Penjaga. Phoenix monster itu sepertimu, di level tujuh juga sudah punya tulang emas...
Kalau benar ketemu, belum tentu kau bisa menang."
Fang Ping santai: "Aku bisa babat level delapan, masa takut dia? Jangan pamer latar belakang, satu golok membelahnya sampai mati. Ngomong-ngomong, pengaruh apa kalau penguasa Kerajaan Yaoming mencapai Level Puncak?"
"Tentu ada."
Wu Chuan wajahnya serius: "Penguasa Kerajaan Yaoming sekarang ambisius. Sebelumnya, di Liang Bumi Ibu Kota sudah ada monster Raja Sejati dari pihak Penjaga yang muncul. Entah inisiatif sendiri atau perintah Yaoming, tak ada yang tahu.
Gerbang neraka liang bumi akan segera terbuka semua. Mereka mulai gelisah."
"Saat ini, mereka semua sedang menunggu kesempatan, menunggu semua Penghubung terbuka... Jadi dalam satu dua tahun ini, bahkan jika kita sedikit provokatif, mereka tidak akan benar-benar memulai perang Level Puncak."
"Karena berperang sekarang, bagi mereka bukanlah timing yang baik."
"Tapi ketika semua Penghubung telah terbuka, itulah kesempatannya."
Apa arti semua Penghubung terbuka, Fang Ping juga tahu.
Berarti setiap penghubung bisa dilewati, memungkinkan masuknya Pejuang Kasta Sembilan dalam jumlah besar.
Saat ini, ketidaksepakatan Raja Sejati liang bumi terkait dengan belum terbukanya semua Penghubung.
Dengan belum terbuka sempurna, beberapa Raja Sejati yang masuk ke Bumi, yang lain belum tentu mau.
Fang Ping ragu-ragu sejenak, tetap bertanya: "Pihak tanaman siluman menginginkan Benih Kebangkitan, Senior Wu, sebenarnya apa itu Benih Kebangkitan?"
"Tidak tahu."
Wu Chuan menjawab singkat. Di sampingnya, Tian Mu melihat kebingungan Fang Ping, berpikir sejenak lalu berkata: "Memang tidak jelas, tapi... ada beberapa dugaan."
Tian Mu ragu beberapa saat baru mengatakan: "Ada Pejuang Kasta Sembilan yang menduga, Benih Kebangkitan yang diinginkan liang bumi mungkin adalah inti kehidupan."
"Mungkin inti kehidupan planet, atau mungkin inti kehidupan segala makhluk."
"Apapun itu, Pejuang Kasta Sembilan memeriksa bahwa Benih Kebangkitan seharusnya tidak ada, atau setidaknya saat ini belum ada!"
"Dengan membantai penghuni Bumi, membuat kehidupan mereka kembali ke planet, saat semua padam, mungkin akan terlahir apa yang disebut Benih Kebangkitan."
"Dugaan seperti ini bukanlah omong kosong belaka."
Para petarung pernah menemukan jejak samar dalam catatan kuno: manusia Bumi yang berlatih jalan pedang merampas kekuatan inti, mengembangkan berbagai jalan sumber energi seni bela diri, hingga merampok kekuatan inti Bumi.
Jika menyingkirkan manusia dan pejuang dalam jumlah besar, mungkin bisa mengembalikan jalan kekuatan inti baru - jalan harapan menuju level di atas Level Puncak!"
Wu Chuan melanjutkan: "Ini masih dugaan individu, belum dikonfirmasi. Liang bumi mungkin tahu lebih banyak dari kita, tapi mereka takkan memberitahu.
Fakta bahwa mereka tidak memaksa kita menyerahkan Benih Kebangkitan, berarti dugaan itu mungkin benar.
Jika Benih Kebangkitan benar ada di Bumi sekarang, menghadapi krisis dan situasi seperti ini, manusia mungkin akan mengalah dan menyerahkan benih itu untuk menghindari perang pemusnahan.
Tapi petarung liang bumi malah terus membuka penghubung dan menginvasi Bumi habis-habisan.
Maka kemungkinan kebenaran intelijen ini semakin besar."
Informasi seperti ini dulu takkan diberitahukan pada Fang Ping.
Tapi sekarang kekuatan dan statusnya sudah cukup - cukup bertanya sekilas, semua yang hadir pun menjelaskan tanpa disembunyikan.
Wu Chuan menambahkan: "Sebenarnya ada dugaan lain, termasuk... kemungkinan Benih Kebangkitan ini awalnya milik liang bumi.
Petarung kuno kita mungkin mencuri sesuatu dari mereka, memutus jalan mereka menuju level di atas Level Puncak.
Sangat mungkin petarung liang bumi ingin merebut kembali benda itu untuk membuka jalan harapan di atas Level Puncak."
Anda harus tahu, ada banyak Pejuang Kasta Sembilan dari liang bumi. Kerajaan Tanaman Siluman memiliki Kuil Raja Sejati yang secara resmi mengklaim memiliki 49 Raja Sejati, mungkin lebih banyak.
Dari Empat Kerajaan Besar, Kerajaan Penjaga memiliki lebih sedikit Raja Sejati, sedangkan yang lain jumlahnya hampir sama.
Dengan begitu banyak Pejuang Level Puncak, tak satu pun yang menemukan jalan baru. Jalan pedang liang bumi tidak pernah terputus, mengapa ini terjadi?
Apakah benar tidak ada jalan lagi di atas Level Puncak?
Menurut kabar burung, di era Kalender Demon Emperor, sang Demon Emperor sendiri berada di atas Level Puncak!
Bagaimana Demon Emperor mati?
Mati tua?
Atau sebab lain?
Atau mungkin... Demon Emperor membawa sesuatu penting tentang level di atas Kasta Sembilan, mungkin... benda itu ada di dunia manusia.
Pihak lain tidak mau mengatakannya, mungkin agar Pejuang Level Puncak manusia tidak mendapatkannya.
Selama ini, Pejuang Level Puncak manusia terus mencari tapi tidak menemukan apapun.
Jadi selain sebutan 'Benih Kebangkitan', kita benar-benar buta akan situasi sebenarnya.
Benih Kebangkitan... Dari namanya, mungkin merupakan bibit kebangkitan jalan pedang?"
Wu Chuan menggelengkan kepala, "Ini benar-benar tidak jelas. Jika tahu, manusia pasti sudah mengambil Benih Kebangkitan."
Fang Ping menghela napas kecewa, "Tanpa tahu apa yang diinginkan musuh, sulit membuat strategi terarah. Pantas kita hanya bisa bertahan begini."
Sama sekali tidak tahu tujuan petarung liang bumi. Sikap mereka hanya ingin masuk ke Bumi dan membasmi manusia - bagaimana mungkin berkoordinasi?
Bukan hanya negosiasi, bahkan menyusun strategi pun sulit.
"Jika Benih Kebangkitan adalah suatu benda, lebih baik Pejuang manusia membawanya masuk ke Laut Terlarang. Punya kemampuan? Biarkan para Level Puncak ini berebut di sana!"
Sayangnya, segalanya belum ada kepastian.
Setelah penjelasan panjang, Fang Ping kembali bertanya: "Lalu di Bumi kita, apakah masih ada petarung kuno yang hidup? Kudengar di dunia sektarian tersimpan orang-orang kolot yang belum muncul, benarkah?"
Kebingungan Fang Ping ini telah berlangsung lama, tetap tanpa jawaban.
"Tidak ada."
Wu Chuan menjawab tegas: "Dunia sektarian memang punya petarung tersembunyi, tapi bukan petarung kuno. Istilah 'petarung kuno' berarti praktisi bela diri dari ribuan tahun lalu."
"Beberapa orang kolot di sektarian umumnya lahir dalam 1-2 abad terakhir."
"Selain itu, sebagian sebenarnya adalah petarung kebangkitan yang jarang muncul, sehingga kalian tak mengetahuinya."
"Tapi semua ini tercatat dalam data pemerintah."
"Terkadang mereka direkrut untuk perang, tapi... bagaimana ya, para kolot ini..."
Wu Chuan mengernyit kesal: "Mereka benar-benar kaku! Beberapa senior sektarian sebenarnya juga menjaga liang bumi, termasuk Gunung Penjagal. Selain Level Puncak, ada juga penjaga dari sektarian."
"Itu sebagian. Masih ada kelompok lain..."
"Mereka keras kepala, hanya mau bertahan di Bumi, tak sudi menahan musuh di luar."
Liang bumi menyerang masuk, mereka akan ikut bertarung, tapi kalau tidak diserang, mereka tidak mau bertempur.
Masalah ini, juga sulit memaksa mereka, masak karena alasan ini harus menangkal mereka dengan paksa?
Karena mereka memilih bertahan, beberapa Level Puncak tidak memaksa. Tapi saat Komandan Li dan Menteri Zhang bangkit, mereka melakukan aksi besar: memaksa migrasi sektarian ke sekitar gerbang neraka yang lebih berbahaya.
Karena tidak mau masuk liang bumi, orang-orang ini ditugasi menjaga Penghubung...
Orang kolot tidak mau, tapi pemuda tidak bisa menolak.
Menyaksikan petarung dari berbagai daerah masuk liang bumi, beberapa tahun terakhir petarung muda sektarian pun mulai berdatangan.
Kalo nggak, tanpa sumber daya dan pertempuran, dunia sektarian semakin merosot."
Fang Ping mendengar sambil berkomentar penuh penyesalan: "Tidak ada petarung kuno ya? Kukira dunia sektarian masih punya manusia purba..."
Seratus dua ratus tahun memang lama, tapi secara relatif mereka belum cukup kuno.
"Apakah banyak jumlah pejuang level tinggi ini?"
"Tidak banyak, sekitar puluhan tingkat tinggi." Wu Chuan berkata prihatin: "Di era mereka, mencapai level ini sangat sulit. Sebagian besar belum pernah masuk liang bumi."
Mereka adalah kumpulan orang terbaik dari beberapa generasi.
Sayang, kalau ikut berperang di liang bumi, mungkin bisa lahir Level Puncak.
Sekarang uzur fisiknya, kecuali yang level delapan, petarung level tujuh mulai turun kemampuannya...
Tapi sebenarnya, petarung sektarian inilah yang mungkin sesuai dengan citra petarung ideal kita.
Latih bela diri untuk memperhalus watak, menjelajahi dunia fana……”
Fang Ping menggerutu: “Kalau krisis tak diselesaikan, masih sibuk memperhalus watak dan bermain-main di dunia fana, itu bukan pejuang sejati. Orang-orang kolot ini cuma bisa jadi pajangan, aku sendiri meremehkan mereka.”
Setiap zaman melahirkan sosok-sosok istimewa yang memimpin era mereka.
Para tokoh berpengaruh ini mengarahkan pergerakan generasi zamannya.
Saat Li Zhen, Zhang Tao dan kawan-kawan mulai bangkit, pejuang Tiongkok perlahan beralih dari defensif ke ofensif.
Sebelum kebangkitan Li Zhen cs, strategi bertahan dominan, serangan balik jarang.
Setelah Li Zhen cs muncul, kebijakan Tiongkok berubah: mulai aktif memulai perang. Ini transformasi yang dipengaruhi gaya para petarung level tinggi.
Orang-orang kolot itu berlatih bela diri cuma untuk kesenangan duniawi, membentuk karakter mayoritas pejuang di zamannya.
……
Setelah diskusi cukup lama, Fang Ping telah memahami semua yang perlu diketahui.
Tian Mu dan Wu Chuan beralih ke aktivitas bawah tanah: mengecek tambang.
Para Kasta Sembilan cupet ini belum pernah lihat tambang raksasa kerajaan - layaknya orang desa pertama kali ke kota, wajib dieksplorasi.
Wu Kuishan ikut sambil pamer diam-diam: “Baru pertama kali lihat kan?”
……
Pertempuran besar ini berlangsung 3 hari, tapi proses pembersihan memakan waktu lebih lama.
Merampas trofi, mengangkut bahan baku, menambang, membersihkan medan perang……
Zhang Tao tidak bertahan lama di liang bumi ini. Setelah inti tambang diangkut, dia segera pergi dari liang bumi.
Raja Serigala Abu-abu telah berkali-kali memperingatkannya dengan kemampuan spiritual. Jika Zhang Tao tidak segera pergi, dia akan tak segan bertindak.
Meski Raja Perang masih bertugas di Gunung Penjagal, namun Raja Perang juga harus kembali ke wilayah pertahanannya sendiri dan tidak bisa tinggal lama.
Setelah kepergian Zhang Tao, pihak Universitas Bela Diri Kota Iblis mulai mengevakuasi yang terluka dan yang lemah.
Sisanya, termasuk Fang Ping, harus masuk ke bawah tanah untuk menambang dan menggali cadangan mineral di area luar.
Wu Chuan dan Tian Mu tidak pergi, melainkan bertanggung jawab menjaga wilayah ini untuk mencegah perubahan situasi tak terduga.
Barisan pengangkut bijih energi level rendah sampai menengah hilir mudik antara dua kota, pemandangan megah yang jarang terlihat di liang bumi.
Hutan Raja Jiao pun sepenuhnya menjadi masa lalu. Barisan langsung membuka jalan penghubung di Hutan Raja Jiao.
Kerabat Jiao yang sejenis juga telah kabur ke sana kemari sejak lama, tak diketahui ke mana perginya.
……
Bersamaan dengan itu, kabar tentang Universitas Bela Diri Kota Iblis yang memusnahkan Kota Pintu Langit juga sampai ke Tiongkok dan dunia manusia.
Di kalangan lingkaran master, gelombang kejutan bergemuruh!
Setelah kejutan, muncul rasa tergetar dan sukacita.
Universitas Bela Diri Kota Iblis telah melenyapkan sebuah kerajaan, secara drastis meningkatkan semangat tempur petarung manusia.
Di dalam kampus Universitas Bela Diri Kota Iblis, para guru dan murid yang bertahan juga bersorak gegap gempita. Chen Zhenhua dan yang lain langsung bergegas ke Pemakaman Area Selatan dan Museum Sejarah Kampus untuk melapor.
Musuh puluhan tahun, kali ini dimusnahkan total. Peristiwa besar seperti ini cukup menghibur jiwa pahlawan yang gugur dalam perang.
Saat ini, banyak pejuang kembali bergegas ke Kota Iblis, menanti kepulangan Universitas Bela Diri.
