Terhadap generasi muda Kota Zhenxing, Fang Ping benar-benar tidak menganggapnya.
Bukan hanya dia, Qin Fengqing juga bersikap sangat arogan, menantang para petarung tingkat menengah dengan tatapan provokatif.
Maksud Kota Zhenxing sudah jelas: Jika Fang Ping dan kawanannya benar-benar ingin tarung latihan dengan pemuda, mereka tidak akan menghalangi. Asal kedua belah pihak setuju, silahkan bertarung asal tidak ada korban jiwa.
Karena pihak lain memprovokasi Fang Ping, Qin Fengqing merasa tidak ada salahnya sekarang gilirannya memprovokasi balik.
Maka, Qin Fengqing menatap beberapa pemuda tingkat enam yang membawa Senjata Dewa, "Ptui!" meludahkan sesuatu yang entah dahak atau air liur.
Aroma provokasinya sangat kental!
Fang Ping dan kawanannya tidak menghiraukannya, bahkan Su Hao-ran dan yang lain juga diam.
Asal tidak sampai tewas, silahkan bertarung.
Generasi tua Kota Zhenxing yang berpengalaman ini pernah melewati masa muda yang gegabah. Mereka paham isi hati generasi muda sekarang.
Dulu, Li Mo pernah pergi ke Universitas Bela Diri Kota Iblis untuk menantang Rektor Tua.
Seperti dikatakan Jiang Hao, setiap petarung selalu penuh keyakinan menganggap diri mereka juara pertama di dunia.
Setelah dihajar sampai babak belur, barulah mereka akan paham selisih kemampuannya.
Qin Fengqing melihat tidak ada yang menghiraukan, keberaniannya semakin menjadi. Bergumam: "Jangan lihat aku di puncak Tingkat Enam, kekuatanku payah. Bahkan petarung level enam tahap awal pun tak bisa kukalahkan. Tak punya apa-apa kecuali uang. Esensi kehidupan dihitung per ton... Kalau berani, adu taruhan puluhan Senjata Dewa..."
Setelah berkata demikian, ia melototi Jiang Chao di sampingnya.
Wajah Jiang Chao menghitam. Melihat si botak mengancamnya... Hatinya penuh kejengkelan.
Ini sarangku!
Anda mengancam saya?
Baiklah, si botak memang kejam. Semalam aku dipukulinya, dulu juga pernah ditipunya satu Senjata Dewa.
Memikirkan ini, Jiang Chao menghela napas dalam hati. Berbisik: "Cari mati? Di kota banyak petarung level enam lebih kuat dariku. Kau bahkan tak bisa mengalahkanku. Barang semalam nyaris kupatahkan, masih berani provokasi!"
"Kau... Jangan ngawur! Semalam pipimu juga kubuat bengkak..."
"Botak, apa kau bodoh? Aku tidak mengandalkan pertarungan untuk makan. Kita selevel, tapi kau bahkan bukan tandinganku..."
Jiang Chao melanjutkan dengan suara rendah: "Kau benar punya esensi kehidupan?"
"Ngomong aja! Setelah pertempuran Kota Pintu Langit kemarin, kita menang. Aku dapat puluhan kati. Tabungan sebelumnya juga ada. Beberapa ton itu cuma bercanda, ratusan kati mungkin masih ada."
"Kalau gitu jangan banyak bicara. Ayo, kita tarung latihan!"
"Nggak mau. Kau tidak mau bertaruh Senjata Dewa..."
"Taruhan ya taruhan! Sepatuku ini Senjata Dewa..."
"Cuma satu bilah, kurang banyak."
“Aku……Di rumahku ada dua bilah senjata tak wajar, plus satu set Zirah Senjata Dewa, akan kujadikan taruhan!”
“Benarkah?”
“Tentu, yang penting menang pasti!”
“……”
Keduanya saling mengiyakan. Beberapa orang di depan berbalik memandang Jiang Yuanhua.
Pipi tampan Jiang Yuanhua memucat bagai besi!
Cucuku ini malah berkolusi dengan orang lain menipu warga Zhenxing!
Dasar, ini masih cucuku?
Jangan-jangan dulu salah gendong bayi?
Gemuknya mirip leluhur tak usah dibahas, tapi berkhianat dengan sekutu ini bagaimana ceritanya?
Qin Fengqing dari Universitas Bela Diri Kota Iblis walau tak setara Fang Ping, tapi Kota Zhenxing sebagai situs suci memiliki sistem intel yang mumpuni.
Baru-baru ini Qin Fengqing yang baru mencapai tingkat enam tahap awal masuk peringkat 99 daftar enam petarung.
Kini, belum lama kemudian, dia sudah mencapai puncak Tingkat Enam!
Mereka yang tak paham situasi cuma bisa menganggap ini sebagai Kebangkitan petarung kebangkitan.
Kekuatannya melonjak drastis. Apakah Qin Fengqing sekarang benar-benar lemah?
Ini Pejuang sejati yang selamat dari gunung mayat!
Konon sudah tak terhitung turun ke liang bumi!
Dalam pertempuran Kota Pintu Langit, benar-benar mencapai tak terkalahkan di level yang sama, menyingkirkan petarung level enam lebih dari dua digit!
Petarung seperti ini saat berlatih dengan Jiang Chao, itu benar-benar tarung uji kemampuan.
Hubungan Qin Fengqing dan Jiang Chao cukup baik, tak ada urusan keuntungan besar.
Tapi begitu melibatkan taruhan Senjata Dewa...
Fang Ping menggelengkan kepala membayangkannya. Saat itu, mungkin Qin Fengqing berani bertarung meski baru mencapai penyatuan energi vital dan darah!
Lagipula, hidup mati sulit diprediksi.
"Dia tidak bilang kemenangan sulit diprediksi, Qin Fengqing kemungkinan besar bukan lawan penyatuan energi vital dan darah, tapi di atas panggung, hidup mati dan kemenangan itu berbeda."
"Orang ini kalau matanya sudah merah, bisa tiba-tiba bertarung mematikan. Penyatuan energi vital dan darah melawan dia, siapa yang mati masih belum jelas."
Di belakang, dua orang masih melanjutkan.
Jiang Chao tiba-tiba menurunkan suaranya sampai hampir tak terdengar, berbisik: "Bagaimana kalau kita benar-benar beraksi? Aku akan cari si tidak wajar di keluargaku... Zirah Senjata Dewa itu untukku, pedang dewa untukmu?"
Qin Fengqing menelan ludah, berbisik: "Dia mau ngapin?"
"Sulit dipastikan, tapi kalau kau keluarkan esensi kehidupan, dia mungkin mau..."
"Dia percaya padamu?"
"Ngomong aja, aku kan adiknya."
"Kalau... Aku akan tanya Fang Ping dulu... Tapi satu senjata dewa terlalu sedikit, zirah senjata dewa nilainya tiga kali lipat senjata biasa!"
"Lalu kau mau bagaimana?"
"Aku yang rugi sedikit, kasih juga sepatumu padaku."
"Ini... Oke!"
"Kalau gitu sudah diputuskan! Tapi lebih baik kita tunggu dulu, sampai orang-orang sini tidak tahan menantangku, biar aku bisa dapet dua senjata dulu."
"Tidak bisa. Kalau kau menang, si tidak wajar di keluargaku tidak akan percaya aku bisa menang."
"Begitu? Itu agak masalah... Bagaimana kalau kita tandatangani perjanjian taruhan dulu, protokol pertarungan, lalu bertarung satu-satu, taruhkan barang dulu?"
"Ini sepertinya bisa dilakukan."
“……”
Keduanya bukan tingkat tinggi, juga tidak punya kemampuan spiritual untuk memblokir.
Meski suaranya sangat pelan, pejuang level enam mungkin tidak bisa mendengar.
Tapi yang krusial, di lokasi kejadian ada petarung level sembilan!
Fang Ping bahkan bisa mendengar, ekspresi wajahnya saat itu sangat menarik untuk dilihat.
Jiang Yuanhua benar-benar pucat karena marah!
Si gendut ini, bahkan kakak kandungnya sendiri mau ditipu?
Bahkan berkolusi menipu!
Apa yang ada di pikirannya?
Otakmu mana?!
Wei Yong dan Su Hao-ran, dua petarung level sembilan, tetap diam sambil menahan tawa, teruskan, ini bisa diterima.
Bagaimanapun juga urusan keluarga Jiang, mereka malas ikut campur.
Jiang Hao juga orang yang menyebalkan di Kota Zhenxing, kalau benar dua Senjata Dewa berhasil ditipu, baru itu akan menarik.
Keduanya masih terus berbicara ketika Jiang Yuanhua tiba-tiba membentak: "Tutup mulut!"
Kalau terus mengoceh, Laozi hari ini akan membersihkan gerbang!
Terakhir kali si nak ini sudah menjual Kota Zhenxing, sejujurnya, membela keluarga Yang kali ini agak seperti membayar utang Jiang Chao.
Tapi si gendut ini, masih berani mengulangi!
Jiang Chao sebelumnya menjual seluruh aset Kota Zhenxing, keberangkatan Yang Daohong dan kawan-kawan ke Domain Kuno adalah informasi yang dia bocorkan.
Masalah ini gagal ditutupi masa lalu, Jiang Yuanhua pernah memukulinya habis-habisan.
Tak disangka orang ini hanya ingat makan tapi lupa dipukul, kalau bukan karena ini, apakah dia harus menggunakan jasa baik leluhur untuk melunasi utang?
Ini bukan kesalahan Jiang Yuanhua, si gendut ini yang menipu kakek, menipu leluhur!
Fang Ping merasa simpati pada Sang tua keluarga Jiang, dua cucumu ini benar-benar tidak normal.
Dengan dua cucu seperti ini, pasti membuatmu pusing.
Untungnya Raja Perang sangat kuat, kalo nggak, belum tentu bisa menyelimuti.
Memikirkan ini, Fang Ping teringat satu hal. Ia membuka mulut: "Lao Jiang, orang tua Jiang Chao..."
Ia menyadari, keturunan Kota Zhenxing ini sepertinya semua mengikuti para leluhur. Apakah orang tua mereka semua gugur dalam pertempuran?
Jiang Yuanhua menghela napas: "Ayahnya tidak kompeten, masih di level enam, terus terkurung di Kota Zhenxing. Ditambah Ah Hao... setelah mencapai level tujuh, beberapa tahun lalu dia bergabung dengan komando militer."
Fang Ping agak terkejut, rupanya begitu.
Pantasan ayah Jiang Chao tidak tahan dan kabur. Putra lebih kuat dari ayahnya.
Tapi hubungan Jiang Chao dengan ayahnya belum tentu baik. Hampir tidak pernah dengar Jiang Chao menyebutnya.
Berjalan terus, sampailah di tengah kota kecil.
Sesampai di pusat kota, pandangan Fang Ping dan kawan-kawan tertuju pada menara tinggi di tengah.
Li Hantong bergumam: "Fang Ping, kau yang membangun ini?"
Fang Ping menggeleng: "Ini Menara Bela Diri Kota Zhenxing?"
"Benar."
Su Hao-ran menyambung: "Menara ini seluruhnya terbuat dari batu energi kasta sembilan, dikristalisasi dan diarahkan dengan kemampuan spiritual leluhur. Menara memiliki 6 tingkat, setiap tingkat ada 10 kamar. Setiap ruang pelatihan akan menyerap energi dari batu energi secara merata."
"Ketika energi hampir habis, kami menghancurkan batu energi level rendah-menengah dalam jumlah besar untuk mengisi ulang."
"Batu energi kasta sembilan bisa diisi ulang dengan menyerap energi. Walau tak bisa regenerasi abadi, dengan pasokan batu energi level rendah-menengah, menara ini menjadi situs suci cultivation."
Di hati Fang Ping masih ada rasa iri, memiliki Level Puncak memang enak!
Gedung ini berbeda dengan tambangnya.
Tambangnya merupakan campuran tingkat menengah-tinggi, ada batu energi kasta sembilan, tujuh-delapan, bahkan tercampur kristal energi.
Sedangkan bangunan ini benar-benar murni terbuat dari batu energi kasta sembilan.
Batu energi kasta sembilan murni bernilai 600 ribu per gram, sesuai harga beli kembali Universitas Bela Diri Kota Iblis dan perhitungan sistem.
Satu ton (2000 jin) setara dengan 6 triliun, tanpa diskon!
Berapa berat gedung ini?
Sebelumnya, Jiang Chao dan kawan-kawan pernah menyebutkan, Fang Ping memperkirakan beratnya minimal puluhan ribu jin.
Melihat benda fisiknya sekarang, perhitungan kasar Fang Ping menyatakan meski bagian tengahnya kosong, gedung 6 tingkat ini minimal 50.000 jin!
25 ton!
15 triliun!
Ekspresi Fang Ping tetap datar tanpa menunjukkan reaksi apa pun, justru membuat beberapa kasta sembilan terkesan.
Tapi mengingat Universitas Bela Diri Kota Iblis pernah merebut tambang raksasa Kota Pintu Langit, mereka bisa memahaminya.
Fang Ping bukan orang tak berpengalaman. Meski masih muda, kemampuan bela dirinya superior dan telah menyaksikan banyak situasi kacau. Sebuah Menara Bela Diri memang sulit membuatnya tersentuh.
Fang Ping diam, Lao Wang dan yang lain juga tak bereaksi.
Tapi mereka menyapu pandangan ke Menara Bela Diri beberapa kali, wajah tetap netral, seolah menghitung efek latihan di sana.
Di belakang, Li Fei dan rombongan yang baru tiba telah berkumpul dengan si gendut.
Melihat beberapa orang di depan sedang memandang Menara Bela Diri, Zheng Nanqi menelan ludah dan berbisik, "Ini... ini tidak masalah kan?"
Dia teringat!
Saat mereka memasuki Tanah Pertempuran Raja dulu, mata mereka merah seperti ingin meneteskan darah.
Melihat senjata dewa itu, mereka benar-benar seperti disuntik steroid, mata jadi hijau bersinar.
Satu per satu bagaikan serigala lapar!
Tapi sekarang... Apakah menjadi master membuat karakter mereka berubah?
Mereka terlihat tenang-tenang saja, seolah tidak melihat ini adalah Menara Bela Diri yang dibuat dari batu energi kasta sembilan.
Bahkan Qin Fengqing di samping juga terlihat sangat kalem.
Jiang Chao melirik Qin Fengqing dari sudut mata - tidak ada keanehan, tapi... dasar keparat, tangkai golok alloy level A di tanganmu hampir remuk karena kau pencet terlalu kuat. Seberapa gembiranya kau ini?
Jiang Chao lelah mental, memandang beberapa sesepuh di depan.
Cepatlah kalian pergi!
Masih betah tinggal di sini!
Harta tidak boleh dipamerkan, ngerti tidak?!
Membawa puluhan ribu jin batu energi kasta sembilan, memamerkan kekayaan di depan beberapa bajingan - tidak takut dirampok?
Sekarang masih bisa diatasi. Tapi jika nanti orang-orang ini jadi kuat... Belum tentu. Kalau benar-benar kuat, justru lebih mungkin mereka yang akan merampok liang bumi.
Setelah menghibur diri sebentar, Jiang Chao berpikir: Ini urusanku apa?
Menara Bela Diri bukan milikku!
Ini fasilitas umum. Kalau sampai dirampok, bukan urusanku. Aku saja jarang berlatih di sini.
Saat Jiang Chao sedang menggerutu dalam hati, Qin Fengqing membuka mulut: "Sepertinya sumber daya berharga di Kota Zhenxing tidak banyak. Bagaimana kalau... aku bertaruh dengan esensi kehidupan untuk Menara Bela Diri? Bangunan ini dibuat sangat cantik, aku sangat menyukainya."
Li Fei dan yang lain masih belum memahami situasi, wajah mereka terlihat kebingungan.
Di belakang, Su Zisu yang kini telah mendekat melotot tajam ke arah Jiang Chao dan Qin Fengqing, lalu menatap orang-orang di sekitarnya sambil berseru: "Jangan percaya mereka! Qin Fengqing sangat kuat, kalian tidak bisa mengalahkannya!"
“……”
Di depan, Su Haoran merasa hancur lebur hatinya.
Cucuku, apakah kau yakin tidak sedang menambahkan minyak ke api?
Mereka semua masih pemuda, bisakah menerima stimulasi seperti ini?
Meski awalnya tidak ingin menantang Qin Fengqing, setelah mendengar kata-kata ini, masih bisa menahan diri?
Su Zisu di kalangan generasi muda Kota Zhenxing, meski tidak semua orang mengejarnya, tapi cukup banyak yang menaruh hati.
Di antara yang hadir, ada pria dan wanita. Para perempuan mungkin tidak ambil pusing, tapi bagaimana dengan para pria?
Perempuan yang mereka kejar malah menyuruh, "Jangan bertarung, kalian tidak mampu..."
Ini bukan bujukan, tapi harus didengar terbalik - "Harus bertarung, bunuh brengsek itu!"
Dua petarung level sembilan itu sama-sama menunjukkan wajah menyedihkan.
Generasi sekarang semakin merosot!
Meski di masa muda mereka juga nakal, tapi tidak sebodoh ini.
Bagaimana dua orang ini bisa menjadi begitu tolol?
"Saat beberapa orang memikirkan ini, benar saja, sejumlah pemuda-wanita di area luar mulai berkerumun. Seseorang melirik para petinggi di depan, melihat mereka diam, berbisik, 'Qin Fengqing ya? Berani tarung latihan di panggung nanti?'"
"Oke, selain Senjata Dewa itu, ada lagi di tubuhmu?"
"Kamu..."
"Sudahlah, melihatmu begitu menyedihkan, aku bertaruh dengan Senjata Dewa-mu. Aku akan menandinginya dengan esensi kehidupan setara!"
"Baik!"
"Jangan begini, sungguh tidak bisa. Terakhir kita sudah kalah lima Senjata Dewa..." Su Zisu panik, "Qin Fengqing sengaja memprovokasi kalian. Waktu itu baru tingkat lima, tapi sudah mengalahkan Jiang Chao..."
Jiang Chao mendengus, "Apa aku kalah waktu itu? Siapa yang lebih parah lukanya? Aku sengaja mundur karena yakin kalian bisa menang. Qin Fengqing yang paling lemah, waktu itu Fang Ping dkk yang setuju. Fakta membuktikan mereka memang kuat. Tanpa Fang Ping, botak itu bisa menang?"
"Jiang Chao!"
"Apa salah ucapanku?"
“……”
Jiang Chao menyeringai ke Qin Fengqing. Saat pemuda kedua mendekat tanpa Senjata Dewa, Qin Fengqing hendak menolak. Jiang Chao berpura-pura santai, "Jiang Nan, mau bertaruh dengan Buah Golden Body-mu? Itu kan paman Jiangmu yang mempertaruhkan nyawa untukmu."
Pria bernama Jiang Nan tertegun. Sorot mata Qin Fengqing berbinar, "Boleh juga. Buah energi semacam ini bisa membantu tempa fisik, layak jadi taruhan."
“Liu Ji, kamu tidak akan bertaruh dengan Rumput Bulan Kelammu kan? Itu untuk manifestasi setelah energi vital dan darahmu menyatu!”
“Ini juga bisa jadi taruhan, nilainya tidak terlalu tinggi...”
“……”
Di belakang, Jiang Chao dan Qin Fengqing saling berkoordinasi. Awalnya Jiang Chao tidak tertarik, tapi melihat semakin banyak orang, tiba-tiba ia menyandarkan tangan di bahu Qin Fengqing dan mencubitnya keras-keras.
Dibagi dua!
Kalo nggak dia mogok!
Orang-orang ini ternyata begitu impulsif, mudah sekali terpancing. Dia juga mau keuntungan.
Kalau bisa dapat sumber daya berharga, mungkin dia bisa cepat mencapai penyatuan energi vital dan darah.
Keduanya membuat perjanjian apa, yang hadir tidak tahu.
Hanya tahu kemudian Jiang Chao membujuk semua orang untuk berhenti bertaruh dan jangan pakai barang berharga.
Meski Qin Fengqing bukan lawannya, tapi kalian belum tentu bisa mengalahkannya.
Jiang Chao bisa menang karena dia memang hebat.
Apa kalian lebih hebat dari Jiang Chao?
Kalau orang lain bilang begitu, tidak masalah. Tapi Jiang Chao si pemalas ini, si gendut ini berani meremehkan mereka? Bisa diterima?
Orang di belakang semakin banyak berkumpul.
Sementara Fang Ping dan kawan-kawan sudah mengikuti Su Hao-ran pergi.
Mereka tidak mau mendengar lagi. Su Hao-ran dan Jiang Yuanhua sama sekali tidak mau bicara.
Semua sepakat Jiang Chao adalah sampah masyarakat Kota Zhenxing.
Su Zisu... bisa dibilang terlalu polos.
Masih terus membujuk, keringat dingin mengucur.
Gadis ini beneran bodoh atau pura-pura?
Semakin dia bicara, semakin marah yang hadir.
Sebelumnya, Meng Yue level tujuh terpental akibat satu pukulan tinju Fang Ping, sampai sekarang tidak berani muncul.
Level tujuh memang bukan lawan Fang Ping, tapi level enam kalah dari Qin Fengqing?
Jiang Chao saja bisa menang, mereka tidak bisa?
Bahkan yang belum pernah ke Tanah Pertempuran Raja pun sudah kami selidiki latar belakangnya.
Qin Fengqing dari Universitas Bela Diri Kota Iblis reputasinya tidak terkenal.
Katanya dia cuma petarung yang melakukan tempering tulang sekali!
Petarung seperti ini tidak bisa dikalahkan oleh para jenius seperti mereka?
Temper tulang sekali, usia awal 20-an sudah mencapai puncak level enam - apa dia sempat berlatih teknik tempur?
Pasti setiap hari dia cuma nongkrong di tambang energi untuk latihan.
Saat Qin Fengqing bilang punya ratusan kati esensi kehidupan, mereka benar-benar percaya.
Kalau tidak, tidak mungkin dia bisa naik level secepat ini dengan sekali tempering tulang.
……
Setelah menjauhi grup chat ini, Jiang Yuanhua tiba-tiba berkeluh: "Kadang aku bingung, apakah cara ini benar? Di bawah level enam, bahkan tidak boleh keluar Kota Zhenxing.
Petarung luar di usia segini sudah puluhan kali masuk liang bumi, tangan mereka sudah berlumuran darah musuh.
Setidaknya sudah membunuh 80-100 lawan.
Tapi anak-anak ini, aduh..."
Jiang Yuanhua benar-benar terlihat sedih, sejenak tak tahu harus berkata apa.
Di sampingnya, Su Hao-ran berbisik: "Dua anakmu masih lumayan, punyaku... benar-benar bikin pusing. Ziyu dan Zisu terlalu hijau, tata krama sama sekali tidak tahu. Tapi kalau harus melemparkan mereka ke liang bumi sejak kecil, tega?"
Fang Ping melanjutkan percakapan: "Lama-lama akan terbiasa. Adik perempuanku juga begitu, sama sekali tidak mengerti. Aku juga pusing memikirkannya. Jika tidak membiarkannya mengalami ini, takut dia tertipu di masa depan. Tapi kalau membiarkannya mengalami, khawatir terjadi masalah."
Menjadi orang tua, sulit ya!
Daripada nanti rugi di liang bumi, lebih baik sekarang sedikit merugi di tangan orang sendiri untuk menambah kewaspadaan. Lihat Li Fei dan kawan-kawannya, sekarang mereka sudah jauh lebih matang."
"Memang sulit..."
Jiang Yuanhua baru saja mengiyakan, tiba-tiba memandang Fang Ping dengan ekspresi aneh.
Kamu yang masih muda 20 tahun ini, kok bicaranya seperti orang tua ikut-ikutan mengiyakan kami? Pantaskah?
Masih bilang 'sedikit merugi di tangan orang sendiri'... Bukannya maksudmu biarkan mereka bertarung beberapa kali, kalah telak lalu jadi lebih waspada?
Li Fei dan kawan-kawannya lebih matang?
Sampai-sampai Senjata Dewa mereka bisa hilang!
Fang Ping ini, masih muda tapi licik sekali hatinya.
Saat ini, beberapa master Kasta Sembilan mulai memahami karakter Fang Ping dengan jelas!
Tebal muka hitam hati!
Tidak heran dia bisa sukses di pasar luar. Memang ada alasannya.
Mereka juga tidak sepenuhnya terputus komunikasi dengan luar. Zhang Tao yang melindungi anak ini, sekarang sudah jadi rahasia umum.
Bukan cuma Zhang Tao, banyak master pejuang yang kami kenal juga terus memuji Fang Ping.
Saat harus arogan, dia benar-benar mencapai puncak keangkuhan.
Saat harus low-profile, dia juga ekstrim dalam kerendahan hati.
Bicara bahasa manusia saat bertemu manusia, bicara bahasa arwah saat bertemu arwah.
Jiang Yuanhua tiba-tiba malas berbicara dengan Fang Ping. Orang ini benar-benar bukan orang baik.
Di samping, Su Hao-ran memandangi Fang Ping cukup lama. Si nak ini... kalau dipikir memang seorang bakat, kalau bisa bersatu dengan Susu dari keluarganya...
Su Hao-ran berpikir sejenak, tapi tak mengucapkan apa-apa.
Meski Fang Ping sering membuat masalah, kemampuannya sangat luar biasa, latar belakangnya juga sangat kuat.
Berasal dari rakyat biasa, bertahan di dunia persilatan selama dua tahun, tidak hanya menjadi master sendiri, tapi juga berhasil merayu sejumlah besar pejuang di belakangnya - ini bukan hal sederhana.
Lihat saja beberapa orang yang hadir ini: Wang Jinyang, Li Hantong, Yao Chengjun, siapa yang bukan naga dan phoenix di antara manusia?
Tapi setelah masuk, mereka semua mengikuti arahan Fang Ping.
Jenius yang bisa menundukkan bintang-bintang sezamannya, itulah yang benar-benar hebat.
Apakah orang-orang seperti Wang Jinyang ini bisa tunduk pada orang lain?
Master Kasta Sembilan pun belum tentu bisa membuat mereka percaya!
Ditambah dengan banyaknya pejuang di Universitas Bela Diri Kota Iblis, Zhang Tao juga melindunginya. Di komando militer, Li Deyong dan beberapa lainnya juga berteman baik dengan Fang Ping.
Di universitas bela diri, banyak master yang memiliki hubungan erat dengan Fang Ping.
Setelah dihitung matang, meski Fang Ping tidak menonjolkan diri, saat pertarungan mematikan tiba, mengumpulkan 30-50 master mungkin tidak jadi tantangan.
Mereka tak berkata lagi. Wei Yong memberi isyarat pada seorang pria paruh baya level tujuh di sampingnya.
Yang lain tidak kami urus, tapi murid-murid keluarga Wei dilarang bertaruh harta karun langka.
Tarung latihan diperbolehkan, tapi tidak boleh menambahkan taruhan.
Banyak sumber daya berharga di Kota Zhenxing, itu hasil jerih payah mereka dan leluhur. Jangan biarkan anak-anak ini menyia-nyiakannya.
Adapun beberapa keluarga lain yang tidak mengirim senior, itu urusan mereka. Jika kalah, jangan salahkan mereka yang tidak campur tangan.
Tidak membahas lagi, melewati Menara Bela Diri, berjalan sebentar di sepanjang Jalan Batu Hijau, sebuah bangunan istana mulai terlihat di depan para hadirin.
Su Hao-ran berkata: "Ini adalah balai rapat, tempat para leluhur mengumpulkan semua orang untuk berdiskusi saat kembali.
Undangan kali ini perlu disertai penjelasan jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Selain itu, kami telah memanggil beberapa petarung kebangkitan dari belakang gunung..."
Saat dia berbicara, Qin Fengqing tiba tergesa-gesa.
Tangannya memegang belasan kertas berisi catatan, wajahnya penuh binar sukacita.
Baru setelah melihat Fang Ping dan yang lain, dia menarik ekspresinya dan menyembunyikan semua kertas itu ke dalam saku.
Ini semua adalah surat tantangan dengan taruhan yang tercantum jelas.
Dia sudah berjanji akan bertarung latihan setelah urusan resmi selesai.
Semua keuntungan kali ini akan direnggutnya.
Qin Fengqing merasa bangga: Fang Ping dkk sudah level tujuh, kadang sulit bertindak. Dirinya masih level enam, justru lebih punya kesempatan.
Fang Ping meliriknya sebentar, lalu mengabaikannya.
Kau pikir sudah pasti menang?
Jika aku tidak memberimu kompensasi untuk pulih, setelah beberapa kali bertarung, cepat atau lambat kau akan dibunuh.
Ingin menang? Keluarkan semua keuntunganmu. Mana mungkin semuanya diberikan padamu?
Kau jadi tukang pukul, aku dalang di belakang layar. Kombinasi bagus.
Lagipula sebagai master, aku tidak bisa sembarangan turun panggung melakukan hal seperti ini. Nanti jadi bahan olok-olok.
Su Hao-ran melirik beberapa orang dengan perasaan campur aduk, mengabaikan Qin Fengqing dan melanjutkan: "Mari kita masuk. Selain itu, perwakilan dari keluarga lain juga akan datang nanti. Petarung kebangkitan yang baru mencapai level tujuh ke Kota Zhenxing... ini benar-benar langka..."
Su Hao-ran sepertinya teringat sesuatu, menghela napas penuh makna.
Proses latihan petarung kebangkitan tidaklah sederhana.
Beberapa petarung kebangkitan mungkin akan mati tua sebagai rakyat biasa - kemungkinan seperti itu tidak bisa dikesampingkan.
Fang Ping dan kawan-kawan yang masih muda sudah mencapai tingkat ini sebelum datang ke Zhenxing, apalagi dengan dukungan Raja Militer di belakang mereka. Beberapa protokol tradisional tentu tidak bisa diterapkan.
Jika bukan karena faktor-faktor ini, untuk apa mengerahkan tiga Kasta Sembilan untuk menyambut mereka secara langsung?
Begitu mencapai tingkat tinggi, semua menjadi berbeda. Untuk petarung kebangkitan level menengah ke bawah, apapun situasinya, kata merekalah yang berlaku - tidak perlu terlalu dipusingkan.
Fang Ping tidak melanjutkan percakapan, mengikuti rombongan menuju lobi utama musyawarah.
Sebelum memasuki lobi, ekspresi Fang Ping sudah mulai berubah.
Di luar lobi, berdiri beberapa patung setinggi belasan meter tanpa wajah - apakah ini patung Level Puncak Zhenxing?
Dari sudut matanya, Fang Ping menghitung: 12 patung.
Seluruh patung ini terbuat dari batu energi kristal.
Kristal energi sebesar ini mewakili batu energi utuh berukuran raksasa. Fang Ping hampir tidak pernah melihat yang sebesar ini, sekalipun di tambang raksasa kerajaan.
Selain itu, terlihat jelas jejak-jejak zaman yang tersisa di permukaannya.
Berapa tahun lalu, apakah patung-patung ini sebenarnya adalah batu energi yang energinya telah terkuras habis?
Mungkin mereka adalah batu energi raksasa yang masih dipenuhi energi!
12 sosok……
Fang Ping agak curiga, apakah patung leluhur Keluarga Yang dihapus karena keruntuhannya?
Apakah Kota Zhenxing sebegitu realistisnya?
