Luar Istana Wanyuan.
Saat ini, semakin banyak orang yang berkerumun.
Pemuda seperti Jiang Chao biasanya dilarang memasuki area ini.
Tapi sekarang, sementara para senior sibuk, mereka menyelinap masuk satu per satu.
"Jiang Chao melirik aula utama yang tertutup rapat, berbisik: "Gila, Fang Ping dan kawan-kawannya menjarah Istana Wan Yuan?"
Jiang Hao mengabaikannya.
Jiang Chao melanjutkan: "Ini maksudnya bertahan mati-matian, menutup gerbang aula, bertarung sampai titik darah penghabisan?"
“……”
"Menurutmu, apa mereka bakal dibunuh di sini kali ini?"
“……”
"Gila, orang-orang ini punya potensi. Gimana kalau nanti setelah keluar... kita cari muka?"
"Hah?"
Jiang Hao tiba-tiba menatapnya, sorot mata tajam berkata: "Apa maksudmu?"
Jiang Chao melirik ke sekeliling, berpikir sejenak, lalu berbisik: "Aku dengar ada yang pergi ke Gunung Penjagal untuk menjemput leluhur. Raja Militer katanya juga mau datang. Kemungkinan mereka dibunuh kecil, sebenarnya risikonya juga nggak besar..."
Jiang Hao kesal, melotot padanya dan berseru: "Jelasin!"
"Nanti kalau leluhur atau Raja Militer datang... Gimana kalau kita langsung berlutut memberi hormat dan minta pengampunan untuk mereka? Cari timing pas, biar leluhur lihat sifat kesatria kita. Sekalian kasih tahu Raja Militer tentang loyalitas saudara Jiang, dan bikin Fang Ping merasakan pengorbanan teman sejati..."
Jiang Chao terkekeh: "Pokoknya bersujud ke leluhur nggak ada ruginya, dulu kecil kan tiap hari menyembah. Nggak memalukan. Tapi bayangin, kita ini petarung level enam tujuh, rela berlutut minta ampun untuk orang yang hampir nggak kenal!"
"Duh, pasti mereka bakal mewek karena terharu."
Dan Raja Militer itu hebat, leluhur kami juga punya hubungan baik dengannya. Kalau kita berikan kebaikan pada Raja Militer, waduh... mungkin bisa dapat sandaran diri tambahan.
Tidak wajar, jangan salahkan aku kalau tidak ditegur.
Di zaman sekarang, latihan memang penting, tapi apakah kamu yakin bisa mencapai Level Puncak?
Kalau tidak yakin, beberapa orang itu... Aku beri tahu, yang benar-benar punya keyakinan."
Sampai di sini, Jiang Chao menghitung sambil bergumam: "Leluhur kami, Raja Militer, Fang Ping, Wang Jinyang, Li Hantong, Yao Chengjun... Kalau yang disebut belakangan ini semua mencapai Level Puncak, wah, sudah 6 orang!
Si botak ini... kayaknya tidak ada harapan.
Kalau aku bisa menikahi Susu, leluhur Keluarga Su juga jadi sandaranku.
Berlatih keras, lebih baik berinvestasi!
7 Level Puncak... Mulai sekarang, di langit maupun bumi, siapa berani macam-macam denganku?"
Jiang Chao mengucapkan sambil menelan ludah, benar-benar jago!
Ini bisa dilakukan!
Tidak tahu leluhur siapa yang kembali, kalau leluhur sendiri pasti paling bagus.
Kalau leluhur sendiri datang, menyembah sampai kepala pecah pun baru terlihat tulus.
Kalau leluhur orang lain, cukup menyembah sekadar formalitas.
Jiang Chao terus berpikir, sudut mulutnya naik.
Di samping, ekspresi Jiang Hao terus berubah-ubah, dengan lembut menepuk bahu Jiang Chao sampai pipinya menghijau.
"Gendut..."
Jiang Hao tersenyum sinis: "Kalau kau... mempermalukan aku, akan kukuliti kulitmu, percaya, kulitnya utuh!"
Jiang Chao mendengus, melepaskan genggaman tangannya sambil bergumam: "Urusan memalukan atau bukan itu urusanku! Lagipula, membela teman itu salah? Kalian semua cuma tahu bertindak tanpa mikir, kalianlah yang memalukan! Lebih baik leluhur kita pulang, nanti Laozi..."
"Aduh!"
Jeritan kesakitan Jiang Chao langsung menarik perhatian para petarung Kasta Sembilan di depan yang melototi dia dengan wajah kesal.
Air mata hampir menetes dari Jiang Chao, si abnormal nyaris meremukkan bahunya, keterlaluan!
"Siapa yang kau sebut Laozi?"
Wajah Jiang Hao berkerut marah. Pipi gemuk Jiang Chao bergetar ketakutan: "Si botak selalu bilang begitu, aku sudah terbiasa..."
"Jauhi orang kotor macam itu!"
"Oke, lepas dulu tanganmu!"
Setelah Jiang Hao melepaskan genggamannya, Jiang Chao meliriknya: Tunggu saja, nanti akan mengadukan leluhur, setiap hari mengganggu aku.
Sementara dua saudara ini ribut, di depan Su Hao-ran bertanya cemas: "Sudahkah leluhur kembali? Brengsek-brengsek ini jangan-jangan merusak di dalam!"
Kuil-kuil itu masih bisa dihancurkan jika Fang Ping dan kawan-kawan bekerja sama.
Begitu hancur, kekuatan inti tercerai-berai, habislah semuanya!
Kekuatan inti ini sudah sangat lemah, hanya bisa dibangkitkan kembali oleh pemilik aslinya.
Jika sudah tercerai, tak akan bisa dikumpulkan lagi.
Wei Yong berkata dengan suara berat: "Merusak beberapa aula mungkin masih bisa ditolerir, yang aku khawatirkan…"
Ucapannya belum selesai, ekspresi beberapa orang sudah berubah.
Di samping, beberapa kepala keluarga yang baru tiba mendengus: "Sudah kukatakan jangan mengundang, kalian tetap memaksa…"
"Apa gunanya membicarakan ini sekarang? Tiga Aula Utama hingga kini belum terbuka. Performa luar biasa mereka mungkin menandakan mereka adalah tuan dari tiga aula itu – yang sangat mungkin menyimpan kekuatan inti Level Puncak.
Kasta Sembilan biasa, sehebat apapun, tak bisa menandingi pentingnya Level Puncak!
Bukankah tepat mengundang mereka ke sini?"
Mendengar ini, yang lain memilih diam.
Ini fakta: Tiga Aula Utama terpisah khusus, peninggalan pemimpin sejati generasi lalu. Meski kekuatan inti Kasta Sembilan biasa dan Level Puncak pada intinya sama, satu sudah mencapai tamat sedangkan yang baru mulai – tetap berbeda.
Mengajak Fang Ping dkk, Kota Zhenxing punya harapan besar.
Performa monster orang-orang ini lebih mengarah pada kemungkinan Kebangkitan Level Puncak.
Membawa mereka ke Istana Wan Yuan juga merupakan daya tarik.
Jika benar Level Puncak bangkit, dengan kekuatan inti mereka – masak tidak tertarik?
Nantinya pasti akan mempelajari juga.
Tapi sekarang, belum mulai Istana Wan Yuan sudah dibuang.
Tiba-tiba di udara, seperti riak air – sekejap bayangan manusia muncul melayang.
"Leluhur!"
"Tuan Raja Perang!"
"Hormat pada leluhur!"
“……”
Seketika yang hadir segera memberi hormat.
Di udara, Raja Perang yang gagah tidak menghiraukan mereka, pandangannya seakan menembus dinding domain, memandang ke Jauh, nada suaranya terdengar tidak enak, berkata: "Murid universitas bela diri Anda merampok liang bumi tak masalah, tapi Kota Zhenxing milikku juga mau dirampok?"
"Senior Raja Perang sedang bercanda!"
Suara tawa nyaring menggema dari kejauhan, Zhang Tao tertawa menggelegar, berkata: "Salah paham, semua ini salah paham! Siapa sangka, Istana Wanyuan ternyata milik Yao Chengjun. Andai tahu sebelumnya, takkan ada kesalahpahaman ini!"
Raja Perang: "......"
Raja Perang yang gagah itu tiba-tiba enggan melanjutkan percakapan dengan si itu.
Anda bahkan belum datang, sudah langsung menetapkan status kepemilikan?
Apa maksudnya 'Istana Wanyuan milik Yao Chengjun'?
Anda bilang begitu ya langsung jadi begitu?
Meski Yao Chengjun bisa membuka pintu istana, bahkan menutupnya, bukan berarti itu miliknya.
Lagipula, kalaupun benar miliknya, lalu kenapa?
Orang yang sudah mati sekali, kehidupan sebelumnya dan sekarang adalah dua pribadi berbeda. Warisan kekuatan inti tak bisa disamakan dengan kesamaan identitas.
Anda Zhang Tao seumur hidupnya tutup usia, meninggalkan beberapa Senjata Dewa yang dijarah keturunan.
Setelah hidup kembali, siapa yang tahu apakah Zhang Tao sekarang masih Zhang Tao yang sama?
Raja Perang menghitung dalam hati, menyiapkan argumen bantahan nanti.
Tapi karena lama tidak berdebat, mungkin kalah mulut melawan si bangsat Zhang Tao ini. Sepertinya... perlu menggunakan kekuatan untuk membuat orang ini menutup mulut.
Dalam percakapan, tak lama kemudian Zhang Tao berkata: "Kalau begitu saya langsung masuk ya?"
Raja Perang tidak menjawab, hanya mengayunkan tangannya di udara menyapu. Gelombang mikro beriak, seketika Zhang Tao muncul di hadapan yang hadir.
Baru saja Dia muncul, Li Zhen juga langsung muncul di sampingnya.
Tiga orang berdiri angkuh di kehampaan, orang-orang di bawah kembali memberi hormat sambil berseru: "Hormat, Raja Kegelapan, Raja Militer..."
Zhang Tao tersenyum mengangguk, namun suaranya bergema di telinga Li Zhen: "Raja Kegelapan di depan, Raja Militer di belakang, besok daftar peringkat harus diubah!"
"Pergi!"
Energi spiritual Li Zhen meledak di telinga Zhang Tao, Jika kau masih ngomong aja, aku bunuh kau!
Keduanya berkomunikasi via transmisi suara spiritual, namun raut wajah tetap netral. Zhang Tao berkata lembut: "Senior Raja Perang, panggil mereka keluar."
Raja Perang mengangguk halus, tak banyak bicara. Ketiganya mendarat bersama.
Begitu mendarat, Zhang Tao menatap gerbang tertutup itu dan berseru: "Keluar sekarang!"
Sebelumnya, beberapa Kasta Sembilan telah meneriaki dari luar lama sekali, namun tak bisa menembus gerbang untuk memanggil Fang Ping dan kawan-kawan.
Tapi begitu Zhang Tao bersuara, kehampaan bergetar halus. Gerbang perunggu raksasa bergema Bruum...
Tak lama, pintu istana raksasa perlahan terbuka lebar.
"Menteri..."
Orang-orang di dalam belum selesai bicara.
Di detik itu, dari belakang, siluet gemuk melesat secepat kilat.
Byur!
Bunyi jatuh berat menggema. Jiang Chao dengan mata merah menyala langsung sujud bersimpuh: "Leluhur, ampuni Fang Ping! Mereka tidak sengaja, mohon belas kasih!"
"Bruk... bruk... bruk..."
Rentetan suara kepala menghantam tanah. Si gendut meratap: "Tuan Raja Kegelapan dan Raja Militer, Fang Ping tak berniat menguasai Istana Sumber Sejuta! Semua ini kecelakaan!
Jiang Chao memahami mereka, mereka bukan tipe orang seperti itu.
Jika memang harus dihukum...hukum saja aku Jiang Chao!
Fang Ping pernah menyelamatkan nyawaku, saya...saya tidak bisa hanya diam melihat mereka mati..."
Jiang Chao berkata sementara matanya semakin memerah, seolah sebentar lagi akan menangis.
Hening total!
Saat ini, seluruh lembah sunyi yang mencekam.
Raja Perang menatap si gendut ini, menghitung dalam hati cukup lama, haruskah aku membunuhnya?
Siapa yang bilang mau mengambil nyawa mereka?
Aku bahkan belum buka mulut, kamu sudah mulai minta pengampunan, apa maksudnya?
Zhang Tao melirik si gendut kecil ini dengan pandangan aneh, lalu melihat Fang Ping dan yang lain yang baru muncul, diam saja.
Fang Ping terlihat bengong, apa Jiang Gendut ini tidak waras?
Qin Fengqing membuka mulut kecil, "Jago!"
Benar-benar hebat!
Aku mengaku kalah!
Si gendut sialan ini, luar biasa licinnya.
Jasa baik ini...apakah ini bisa disebut jasa baik?
Tapi dia sedang membela kita!
Lihatlah, penuh perasaan! Lelaki sejati, langsung bersujud tanpa ragu!
Perhatikan juga, anak-anak muda di area luar yang belum berpengalaman, belum pernah lihat dunia, malah terlihat kagum. Ini apa?
……
Area luar.
Jiang Hao sudah menghilang, dia bersembunyi, terlalu malu untuk muncul.
Li Fei dan yang lain terdiam membeku, tindakan Jiang Chao ini...sama sekali tak terduga.
Su Zisu tampak ragu-ragu, setelah lama akhirnya bergumam, "Si gendut...tangisannya palsu banget!"
"Li Fei dan yang lain meliriknya, Anda menyadarinya?"
"Kami pikir Anda tidak menyadarinya!"
"Rupanya kau juga tidak benar-benar bodoh ya!"
"Lalu apa situasimu sebelumnya?"
"Su Zisu melihat mereka memandanginya dengan bingung, 'Mengapa melihatku? Aku selalu mengatakan kebenaran, tidak pernah berbohong.'"
"Si gendut menangis dengan agak palsu!"
……
"Raja Perang diam. Zhang Tao melihat semua diam, perlahan berkata: 'Bangunlah dulu.'"
"'Jenderal Wu...'"
"Jiang Chao dengan wajah sedih melihat para Level Puncak, lalu menoleh ke Fang Ping sambil menggerakkan mulutnya tanpa suara."
"Qin Fengqing lelah mental, menerjemahkan: 'Jika kami mati, dia juga tidak akan hidup sendirian.'"
"Pipi Fang Ping kaku, lama terdiam."
"Wang Jinyang mendesah: 'Kota Zhenxing... Aku bertaruh dia bisa hidup paling lama...'"
"Mereka semua merasa campur aduk, tidak ingin berkata apa-apa."
"Sementara mereka diam, Raja Perang menyapu energi spiritualnya menyelidiki aula utama. Setelah memastikan tidak rusak, pandangannya tertuju pada Yao Chengjun: 'Coba lagi.'"
"Yao Chengjun tidak banyak bicara. Segera, dia mengendalikan gerbang untuk menutup lagi."
"'Bisakah aula diaktifkan?'"
"'Tidak. Mengaktifkannya akan membuat kekuatan inti tercerai-berai.'"
"'Kau juga tidak bisa?'"
"'Benar tidak bisa.'"
"'Sistem latihan aula utama juga tidak bisa diaktifkan?'"
"'Tidak ada metode.'"
"Raja Perang merenung sejenak, lalu bertanya: 'Apakah kemampuan spiritual tidak cukup, atau waktu pengenalan kurang?'"
"Keduanya."
"Setelah mencapai Kasta Sembilan, bisakah dibuka setelah pengenalan beberapa waktu?"
"Seharusnya bisa."
Setelah berdialog sebentar, Raja Perang tersenyum: "Kalau begitu, kenapa harus tutup gerbang sampai harus menyusahkan kita datang?"
Yao Chengjun menatap Fang Ping.
Ekspresi Fang Ping tetap datar, namun dalam hati mengumpat: Lao Yao brengsek... kau mau menyudutkan aku?
Yao Chengjun mengabaikannya. Ia tidak akrab dengan Lao Zhang dkk, dan tidak sepandai Fang Ping berdiplomasi, tentu kau yang harus menjelaskan.
Fang Ping tak buang waktu: "Bukan sengaja menutup gerbang. Setelah kita masuk, gerbang tiba-tiba tertutup otomatis..."
Raja Perang berkata dingin: "Ngomong aja tak perlu diulang. Sekarang kalian mau bagaimana?"
Fang Ping memandang Zhang Tao dengan ekspresi polos: Kau bos, kau yang bicara.
Jika kau tak bicara, aku tak berani bicara.
Aku ingin Hall Sumber Sepuluh Ribu, bagaimana jika Raja Perang menghancurkan diriku?
Di samping, Li Zhen memandang Zhang Tao, lalu Fang Ping, kemudian Yao Chengjun dan yang hadir...
Mengapa semua orang ini memancarkan aura familiar saat ini?
Bukan aura, tapi bau!
Saat ia masih mengamati, Zhang Tao tersenyum ringan: "Mari bahas di lobi rapat. Ayo pergi."
Li Zhen tak bergeming: "Bicaralah di sini!"
Masih banyak junior di sini. Aku lihat beranikah kau berbicara jujur?
Zhang Tao tetap tersenyum: "Ini menyangkut Hall Sumber Sepuluh Ribu. Lebih baik di lobi rapat, Komandan Li, setuju?"
Ucapan "Komandan" diberi penekanan khusus.
"Anda adalah panglima militer, kita satu tim. Lengan ke mana disandarkan!"
Li Zhen terdiam tak bisa membantah, tak melanjutkan. Siluetnya bergerak, seketika menghilang dari tempatnya.
Begitu dia pergi, Raja Perang mendengus ringan, lalu ikut menghilang.
Zhang Tao juga tak mempermasalahkan, tertawa berkata: "Para kepala keluarga bisa ikut bersama. Fang Ping, kalian ikut aku."
Ucapan selesai, membawa Fang Ping dan beberapa orang menghilang.
Saat semua pergi... Jiang Chao masih berlutut di tempat, wajahnya bingung, "Bagaimana denganku?"
Kenapa tak ada yang memperhatikan aku?
Apakah hutang budi ini benar-benar terjual atau tidak?
Untungnya, tak benar-benar tak ada yang peduli. Tak lama, beberapa anak kecil datang berlari, dengan wajah penuh pengagungan: "Gemuk... Kakak Chao, kau benar-benar berjiwa kesatria!"
"Iya Kak Chao, kami tak menyangka kau bisa sebegitu jantan! Mulai sekarang kami tak akan memanggilmu si gendut lagi!"
"Kak Chao, keberanianmu sangat besar, hebat sekali. Kalau kami, akar pun tak berani muncul di hadapan Raja Militer mereka..."
Jiang Chao kini telah berdiri, tersenyum: "Biasa saja. Teman kan, tak mungkin melihat mereka celaka? Begitu juga pada kalian semua."
Sambil berkata, Jiang Chao memandang sekeliling, tertawa: "Maafkan kelakuan saya. Tadi tak tahan. Bubarlah, semua bubar!"
Usai bicara, Jiang Chao kabur secepat kilat. Sudahlah, bagaimanapun hutang ini telah ia jual. Fang Ping dan kawan-kawan tak bisa menolaknya.
……
Di udara.
"Fang Ping dan yang lain dibawa terbang oleh Zhang Tao. Zhang Tao cepat-cepat berkata: 'Apapun yang terjadi dengan Aula Wan Yuan, pertahankan itu milik kalian! Yao Chengjun, kalau ada kesempatan, kendalikan Aula Wan Yuan dari kejauhan sampai bergetar, ingat?'"
Yao Chengjun mengangguk.
"'Hal lain tidak perlu kalian jelaskan, cukup begitu, jangan banyak bicara!'"
Setelah mengatakan ini, Fang Ping mengira semuanya sudah selesai. Tapi tiba-tiba, suara Zhang Tao terdengar di telinganya: "Nanti suruh Yao Chengjun mengunjungi para petarung kebangkitan. Ingat, cukup satu kalimat untuk mereka!"
"Di masa depan, untuk masuk Aula Wan Yuan, wajib ikut bertarung!"
"Orang-orang ini, sibuk jalan-jalan sampai lupa diri sebagai petarung. Tiga tingkat delapan, sembilan tingkat tujuh, semuanya disini dalam masa pensiun!"
"Kota Zhenxing hampir mengubah mereka menjadi babi. Beri tahu mereka, kalau mau masuk Aula Wan Yuan lagi, harus ikut bertarung!"
"'Tapi beberapa dari mereka sudah memahami kekuatan inti...'"
"'Itu tidak penting! Aula Wan Yuan bukan hanya tempat penyimpanan kekuatan inti, tapi juga rumah mereka? Mengerti maksudku? Disini, mereka sudah sulit melepaskan diri, termasuk beberapa petarung kebangkitan di luar yang sering kembali."
"Singkatnya, Aula Wan Yuan mewakili 6 tingkat delapan, 28 tingkat tujuh, dan puluhan petarung tingkat menengah."
"Sekarang sedang kekurangan personel. Bagus, setidaknya separuh harus keluar, semua ikut bertarung."
"'Tapi caranya harus halus. Bukannya kamu jago membujuk?'"
"'Gunakan cara yang lebih halus, buat mereka ikut bertarung dengan sukarela.'"
Fang Ping membantah: "Aku tidak pernah membujuk siapa pun!"
"'Coba ulangi lagi?'"
“Fang Ping baru hendak berbicara lagi, tiba-tiba menyadari tak bisa membuka mulut, dalam hati segera mengumpat, Lao Zhang benar-benar kurang ajar!”
……
Sejenak kemudian, kerumunan kembali tiba di lobi utama ruang rapat.
Raja Perang telah duduk megah di singgasana perunggu. Di sampingnya, Li Zhen juga duduk di singgasana meski senioritasnya lebih rendah - sebagai perwakilan komando militer sekaligus Pejuang Level Puncak, tak pantas baginya duduk di bawah Raja Perang.
Zhang Tao langsung mengambil inisiatif begitu masuk, mencari sebuah singgasana lalu duduk.
Fang Ping dan beberapa orang lainnya tetap berdiri. Setelah menunggu sebentar, kali ini bukan hanya 9 perwakilan sebelumnya, melainkan 12 Pejuang yang hadir.
Kecuali Yang Jingjing dari Keluarga Yang, semua klan besar telah mengirim wakil.
Meski Keluarga Yang masih termasuk dalam 13 institusi, ketiadaan cultivator realm tinggi membuat mereka tak lagi layak terlibat dalam urusan ini.
Saat semua telah berkumpul, Li Zhen membuka pembicaraan: "Silakan duduk."
Baru setelah perintahnya, Fang Ping dan yang lain membagi diri dalam dua kelompok lalu duduk.
Bahkan sesepuh Keluarga Li di kerumunan yang masih sepupu Li Zhen dan lebih tua beberapa tahun, tetap menunggu persetujuan Level Puncak sebelum duduk.
Usai Li Zhen, Zhang Tao menatap Yao Chengjun sambil tersenyum: "Cukup mengejutkan, Istana Sumber Tak Terbatas ternyata milikmu. Di tiga menara terdalam, apakah kau merasakan kekuatan inti yang menjadi bagianmu?"
Yao Chengjun menunduk setelah melirik Zhang Tao: "Satu di antaranya terasa familiar."
Zhang Tao mengangguk puas, menunjukkan sikap mentor yang bangga: "Pernahkah kau pertimbangkan untuk mempelajari kekuatan inti itu?"
"Belum untuk saat ini."
“Ini juga tidak mendesak, sampai level delapan-sembilan pun tidak terlambat. Selama Balai Wan Yuan masih ada di sana, sesuatu itu tidak akan terbang……”
Raja Perang berkata dengan kesal: “Sudah, ada atau tidaknya, Balai Wan Yuan tidak akan kalian bawa pergi! Zhang Tao, kalau tidak terima, bicaralah langsung dengan hantu tua keluarga Li.”
“Apa maksud senior?”
Zhang Tao tersenyum: “Awalnya Balai Wan Yuan tak bertuan, dibawa oleh para senior, secara alami milik Kota Zhenxing. Tapi kalau Balai Wan Yuan sudah ada tuannya, baik untuk memanfaatkannya lebih baik maupun mengembalikan ke pemilik asli, bukankah seharusnya dikembalikan ke Yao Chengjun?”
Raja Perang meliriknya, mencemooh: “Pergilah ke Gunung Penjagal bicara dengan hantu tua keluarga Li. Bicara denganku percuma. Aku juga malas berdebat, apalagi semua ini hanya klaim sepihak. Sekalipun benar milik Yao Chengjun, itu bukan dirinya yang sekarang. Tunggu sampai ingatannya pulih dan mencapai tingkat pemahaman itu lagi, baru minta kembali.”
“Senior Raja Perang tidak mau menggunakan logika?”
“Benar, tidak berniat menggunakan logika.”
Zhang Tao terdiam sesaat. Menghadapi yang tidak rasional, harus bagaimana?
Matanya kembali menyapu Yao Chengjun. Ayo, goyangkan Balai Wan Yuan, biar mereka lihat.
Yao Chengjun mencoba, lalu menggeleng pelan. Tidak bisa.
Jaraknya terlalu jauh!
Zhang Tao menyesal. Andai bisa menggoyang, setidaknya bisa menakut-nakuti mereka.
Karena tidak berhasil, Zhang Tao lanjut: “Jadi maksud senior, meski Balai Wan Yuan dibiarkan menganggur dan rusak, tetap tidak akan diserahkan ke Yao Chengjun?”
“Tepat.”
Raja Perang berkata blak-blakan: "Barang ini, dulu susah payah baru bisa ditemukan. Selama bertahun-tahun, investasi pada para petarung kebangkitan juga tidak sedikit, bahkan masih mengharapkan hasil jerih payah."
"Sekarang kompensasi dan hasil tidak sebanding, tentu tidak bisa."
"Lagipula, kalau diberikan ke Yao Chengjun, apakah dia bisa memanfaatkannya dengan baik?"
Zhang Tao tersenyum ringan: "Tapi ini milik Yao Chengjun. Meminjamkannya ke Kota Zhenxing masih bisa, tapi Senior mengambilnya begitu saja, apakah pantas?"
Di samping, Li Zhen juga tak ingin berdebat panjang, langsung berkata: "Beberapa hal tak perlu berlarut-larut. Zhang Tao, sebutkan permintaanmu."
Zhang Tao tertawa: "Permintaanku? Apa yang kuminta? Aula Wan Yuan bukan milikku. Yao Chengjun, kamu punya permintaan apa? Aula Wan Yuan masih dibutuhkan Kota Zhenxing, mungkin belum bisa ditarik kembali. Sampaikan saja permintaanmu!"
"Semua terserah keputusan Menteri!"
"Aku yang memutuskan?"
Zhang Tao tersenyum: "Jika aku yang memutuskan, mungkin tak sesuai ekspektasimu. Tapi jika ada yang perlu ditambah, kamu bisa lanjutkan. Saranku hanya sebagai referensi."
Mendengar ini, semua yang hadir langsung paham maksudnya.
Zhang Tao tidak bermaksud mengambil Aula Wan Yuan, hanya mencari kesempatan memeras.
Raja Perang tak banyak bicara, menutup mata berkata: "Katakan!"
"Pertempuran Terlarang segera dimulai. Selain keluarga Chen, Shen, dan Li, Kota Zhenxing harus mengirim tiga Kasta Sembilan untuk membantu pertempuran!"
Raja Perang mengerutkan alis lama, akhirnya berkata: "Lao Fu tak bisa mewakili keluarga lain. Yuanhua akan bertempur!"
Di bawah, Jiang Yuanhua memberi penghormatan singkat, memberi isyarat akan ikut bertarung.
Zhang Tao sedikit mengerutkan alisnya, berpikir sejenak lalu berkata, “Dua orang lainnya, siapa pun mereka, boleh tidak pergi ke Liang Bumi Kota Terlarang, tapi dua Kasta Sembilan perlu mengawasi satu liang bumi untuk sementara waktu. Kami akan menarik dua Kasta Sembilan dari liang bumi untuk ikut bertarung.”
“Baik!”
Raja Perang langsung mengangguk persetujuan, urusan ini masih dalam wewenangnya sebagai pemimpin.
“Lainnya dari realm tinggi, tambahkan 20 orang lagi!”
Raja Perang mengerutkan alisnya, berkata dengan suara berat, “Tanah Pertempuran Raja adalah medan perang utama Kota Zhenxing. Jika terlalu banyak personel ditarik, Tanah Pertempuran Raja akan bermasalah! Kalian ingin menghancurkan satu liang bumi, Lao Fu bisa mengerti. Tapi jika jumlah orang di Tanah Pertempuran Raja berkurang…”
Zhang Tao tersenyum tipis, “Tidak apa-apa, buang Fang Ping dan beberapa orang ke Tanah Pertempuran Raja. Saat mereka keluar nanti, kita bisa pergi menjemput.”
“Mengapa tidak mengizinkan Fang Ping dan kawan-kawan masuk ke Liang Bumi Kota Terlarang?” Raja Perang menunjukkan wajah tidak puas.
Zhang Tao tertawa, “Liang Bumi Kota Terlarang harus mengutamakan kestabilan!”
“Tanah Pertempuran Raja juga butuh kestabilan!”
“……”
Fang Ping: “……”
Fang Ping saat ini sedang menggerutu kesal.
“Maksudnya apa ini?”
“Kalian maksudnya apa sih!”
“Apa aku sedang diremehkan?”
“Lao Zhang lebih memilih menarik personel dari Kota Zhenxing daripada menyuruhku pergi ke Liang Bumi Kota Terlarang, sekaligus membuangku ke Tanah Pertempuran Raja untuk mengisi lubang ini. Apa Lao Zhang dan aku benar-benar satu kelompok?”
Di atas, Raja Perang dan Zhang Tao masih berdiskusi.
Setelah berunding lama, Raja Perang tidak mau Fang Ping dan kawan-kawan pergi ke Tanah Pertempuran Raja, dengan tegas menolak.
Zhang Tao sedikit menunjukkan penyesalan, menurunkan permintaan. Kota Zhenxing cukup mengerahkan 10 orang tingkat tujuh-delapan untuk bantu pertempuran.
Raja Perang dengan sigap menyetujui!
Soal bagaimana menutupi kekurangan 10 orang yang dikurangi ini, nanti dibicarakan lagi. Yang penting Fang Ping dan kawan-kawannya tidak boleh ikut. Kalo nggak, yang awalnya aman-aman saja bisa memicu reaksi besar, malah bikin seluruh penghuni Kota Zhenxing lainnya terjebak di Tanah Pertempuran Raja.
Fang Ping dan beberapa orang lain mendengarkan sebentar, akhirnya mengerti juga.
Sebenarnya Zhang Tao juga bukan sedang memeras. Soal sumber daya, dia sama sekali tidak menyentuh atau meminta.
Intinya dia mau Kota Zhenxing mengerahkan banyak pejuang untuk bantu pertempuran. Ini jauh lebih penting daripada sumber daya.
Biasanya, penduduk Kota Zhenxing – kecuali keluarga Chen, Shen, dan Li – 9 keluarga lainnya umumnya jarang pergi ke domain luar, lebih memilih ke Tanah Pertempuran Raja.
Pertarungan di Liang Bumi Kota Terlarang, jika tidak ada kecelakaan, kemungkinan Kota Zhenxing juga tidak akan mengirim pasukan.
Sekarang dengan dalih ini, bisa mendatangkan 3 Kasta Sembilan dan 10 pejuang tujuh-delapan, sudah melebihi dugaan.
Pada detik ini, Fang Ping yang berada di bawah melirik Zhang Tao, tiba-tiba merasa bukan sensasi yang enak.
Raja Militer... sehebat apapun Raja Militer, itu cuma kuatnya sendiri.
Raja Kegelapan, Raja Militer...
Dua Level Puncak ini, ditambah dua Penjaga Wilayah, total 4 Level Puncak, termasuk dalam kategori Level Puncak resmi pemerintah.
Tapi yang benar-benar berasal dari kalangan rakyat jelata, tidak terkait dengan Kota Zhenxing, sebenarnya cuma Zhang Tao sendiri!
Soal Li Zhen, Fang Ping tidak begitu memahami atau mengerti karakternya.
Tapi untuk Zhang Tao, Fang Ping yakin dirinya cukup paham.
Raja Militer yang tidak karuan ini, mungkin juga satu-satunya Level Puncak yang menaruh hidup mati semua orang di dalam jantungnya.
Kalau Li Zhen, agak sulit ditebak. Mungkin mirip Zhang Tao, mungkin juga sedikit lebih buruk.
“Zhang Tao sangat tak tahu malu, sampai-sampai setiap hari meminta sumber daya dari Fang Ping.”
“Tak tahu malunya mencapai level, baru masuk liang bumi sudah nekat membenturkan beberapa orang sampai mati, bahkan para Level Puncak di liang bumi pun menertawakannya.”
“Seorang Pejuang Level Raja Sejati yang terhormat, melakukan hal seperti ini, tidak merasa mempermalukan diri?”
“Bagi pejuang Level Raja Sejati, level tujuh hanyalah semut. Kau membunuh beberapa semut, hanya mengotori tubuhmu sendiri!”
“Raja Militer yang tak tahu malu...”
Fang Ping bergumam dalam hati. Para Level Puncak sudah tidak peduli lagi dengan harga diri, tapi apakah Zhang Tao benar-benar mendapatkan sesuatu?
Tidak ada sama sekali!
“Raja Militer...sama sepertiku, tidak memiliki pertimbangan pribadi. Seluruh hati hanya untuk umat manusia, untuk orang lain...”
Pada detik ini, Fang Ping merasakan gejolak emosi yang kompleks.
“Aku sangat beruntung bisa lulus dari universitas bela diri.”
“Aku merasa terhormat bisa mengenal Level Puncak seperti ini.”
“Di saat yang sama, aku juga bangga bisa berdiri sejajar dengan Raja Militer. Menteri Pendidikan seharusnya digantikan olehku, untuk melanjutkan pengembangan prinsip keadilan yang mengutamakan kepentingan umum!”
