Mulai 20 September, surat rekruitmen pemerintah mulai dikeluarkan.
Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Ruang rapat Area Selatan.
Huang Jing bersuara: "Pemerintah tidak merekrut kita karena pertempuran sebelumnya baru selesai. Kementerian Pendidikan rasa kita perlu pemulihan..."
Tang Feng dengan tenang berkata: "Tidak perlu. Aku akan ikut perang ini. Meski tidak direkrut, mereka tak akan menolak."
Yang hadir menatapnya.
Tang Feng lalu menyapu pandangan ke Fang Ping, membuka mulut: "Petarung tidak bertempur, bagaimana naik level? Pertempuran Gerbang Surgawi sebelumnya, kita sama sekali tidak berkontribusi banyak, luka ringan pun sudah sembuh total.
Tanpa pertempuran, untuk mencapai level tujuh pertengahan, setidaknya butuh setahun lagi!
Hanya dengan pertempuran terus-menerus, terus-menerus menghadapi kematian lalu bangkit kembali, kemampuan spiritual mendapat stimulasi, energi vital mencapai puncaknya, baru bisa menghancurkan dinding domain.
Aku tidak mau terus menyeret kelompok ke belakang. Sekarang di Universitas Iblis, ada atau tanpa aku sama saja."
Tang Feng melanjutkan, kembali melirik Fang Ping dengan sorot mata tajam: "Sekalian mencegah anak muda nakal yang suka mengintipku dengan kemampuan spiritual tengah malam, sampai aku tidak menyadarinya!"
Fang Ping memasang wajah polos!
"Anda salah tuduh orang!"
"Hmph!"
Sorot mata Tang Feng semakin mengerikan, dengan ketajamannya menyambar: "Kalau bukan begitu, bagaimana bisa kebiasaan makanku tengah malam sampai tersebar ke seluruh kampus?"
Fang Ping menggerutu sampai hampir muntah darah, mengangkat tangan bersumpah: "Jangan lihat aku, bukan aku yang ngomong! Guru Li yang bilang, katanya Bapak punya hobi unik - tidak makan tahu busuk tengah malam tidak bisa tidur. Aku baru tahu soal ini..."
"Tapi tetap kamu yang menyebarkannya!"
"Tidak!"
"Hmph! Budaya universitas bela diri semakin tidak karuan! Kali ini ke Liang Bumi Kota Terlarang, aku akan tuntut Menteri Zhang. Angin sesat harus dihentikan, mulai dari dia!
Pemimpin tidak lurus, bawahan ikut miring. Dulu kupikir Menteri Zhang baik hati, murni mengabdi untuk rakyat...
Sekarang ini......"
"Tang Feng bahkan sudah malas mengomentari, budaya korup di Universitas Bela Diri Kota Iblis ini jelas berasal dari Zhang Tao!"
"Dalam ekspedisi ke Liang Bumi Kota Terlarang kali ini, aku akan menuntut penjelasan tegas dari Zhang Tao!"
"Sebagai menteri, pantaskah melakukan hal seperti ini?"
"Apakah sama sekali tidak ada moral?"
"Jika terus begini, bukankah semua orang akan hidup dalam ketakutan?"
"Hanya karena aku makan tahu busuk, seluruh kampus sampai tahu. Bahkan putriku sendiri bertanya, 'Yah, semalam makan lagi ya?'"
"Semua ini bermuara pada satu hal: Kekuatan."
"Kekuatan tahap awal level tujuh sudah tidak memadai lagi."
"Jauh dari cukup!"
"Bahkan untuk menghalangi penyelidikan spiritual brengsek-brengsek ini saja tidak mampu."
Fang Ping mengangkat bahu, "Silakan saja jika ingin protes, aku tidak menghalangi. Lagipula bukan aku yang suka menguping, akhir-akhir ini Lao Li yang sering melakukannya."
"Selain Tang Feng, siapa lagi yang mau ikut?"
Huang Jing mengabaikan keributan mereka, bertanya lagi:
"Aku."
Lü Fengrou menyambut tanpa penjelasan.
Lao Li tertawa renyah, "Aku juga mau melihat. Tidak ikut bertarung, cuma mengawasi. Jika Zona Terlarang mengetahui keberadaanku, mungkin akan menyuruh petarung level sembilan mengawasiku - setidaknya bisa mengikat satu petarung top mereka."
Huang Jing menanggapi, "Jika kalian bertiga pergi, Rektor mungkin tidak bisa ikut. Master Fan sudah direkrut. Instruksi Kementerian Pendidikan, Rektor harus menjaga Kota Harapan untuk mencegah kekacauan di Kota Iblis."
"Master Su Hao-ran akan menjaga liang bumi Zhongzhou, menggantikan Ketua Aliansi Zhao."
"Master Wei Yong akan bertugas di liang bumi Nanjiang, mengambil alih posisi Komandan Wu."
"Dengan demikian, Master Fan, Ketua Aliansi Zhao, dan Komandan Wu bisa bertempur."
Di samping, Liu Polu berkata perlahan: "Kali ini saya tidak ikut."
Sambil menatap Fang Ping, dia bertanya: "Masih punya esensi kehidupan? Pinjamkan 10 jin."
Fang Ping terlihat terkejut, lalu berseri-seri gembira.
Liu Polu adalah master tertua di Universitas Bela Diri Kota Iblis, jarang berbicara apalagi meminjam sesuatu dari Fang Ping.
Tapi sekarang...
Fang Ping segera menjawab: "Tidak masalah! 10 jin cukup? Liu Lao, apakah Anda ingin..."
Liu Polu tersenyum: "Belum. Baru 21 tulang tengkorak yang berhasil saya tempa, masih tersisa 5. Kali ini saya ingin mencoba menyelesaikan 5 tulang terakhir secepat mungkin."
"Terlalu lama terjebak di level tujuh, sampai hampir putus asa."
"Dalam pertempuran Nanjiang, kupikir yang akan mati adalah diriku, ternyata Rektor Nanwu."
"Dalam pertempuran Shanghai, kukira akan mati lagi, tapi tetap selamat."
"Kalau memang takkan mati, mari kita bertaruh sekali."
"Coba gunakan esensi kehidupan dalam jumlah besar untuk menempur tengkorak, seperti teknik panjang umur."
"21 sudah? Perkembangan Liu Lao cepat sekali!" Fang Ping berseri-seri: "Esensi kehidupan tak masalah. Saya juga punya materi abadi yang lebih cocok untuk penempaan tengkorak. Kalau bisa mencapai level delapan, Universitas Bela Diri Kota Iblis akan semakin kuat!"
Kualifikasi Liu Polu memang legendaris, seangkatan Rektor Tua. Waktu yang dibutuhkannya untuk menembus level tujuh sangat lama sampai mengerikan.
Secara logika, setelah mencapai level tujuh, bakat sudah tidak menjadi penghalang lagi.
Tapi entah karena luka sebelumnya terlalu parah, atau faktor usia yang mengurangi semangat juang, Liu Polu belum bisa naik ke level delapan.
Sekarang akhirnya ada secercah harapan, pantas saja kali ini dia tidak bicara tentang pergi ke Liang Bumi Kota Terlarang.
Fang Ping tidak berkomentar panjang. Sebuah botol segera muncul di depan, lalu dilemparkannya ke Liu Polu.
Liu Polu tersenyum tanpa kata. Sehelai kertas terbang melayang ke arah Fang Ping.
Melihat para master baru seperti Guo Shengquan memandang penasaran, Fang Ping berdehem canggung: "Ini hanya candaan, para senior. Jangan diambil hati."
Guo Shengquan yang telah membaca isi kertas itu tersenyum kecut, lalu menambahkan: "Kalian tak perlu menganggap kami orang luar. Sejak tiba di Universitas Bela Diri Kota Iblis, kami sudah bagian dari sini."
"Selama beberapa hari ini, kami sudah mulai memahami seluk-beluk universitas ini."
"Sejujurnya, Universitas Bela Diri Kota Iblis jauh lebih baik dari bayangan kami. Suasana di sini sangat harmonis."
"Awalnya kukira sistem di sini mirip Kota Zhenxing - masing-masing mengurus wilayah sendiri. Secara formal satu kota, tapi tetap ada jarak karena bukan keluarga sebenarnya."
"Tapi di sini, aku menyadari kekeliruanku. Petarung tingkat tinggi di universitas ini pantas menyandang gelar master..."
"Sekadar kerendahan hati mereka saja, sudah di luar jangkauan kami."
Guo Shengquan menghela napas: "Kami tahu tentang Pertempuran Kota Terlarang. Sebelumnya memang tidak terpikir untuk ikut. Bahkan sempat kuharap... kalau pemerintah tidak merekrut, universitas pasti enggan terlibat."
Tapi hari ini ucapan kalian semua membuat Guo merasa sangat malu.
Ancaman liang bumi, malapetaka umat manusia. Petarung pasar luar, semua berani bertarung, semua berebut berperang!
Pertempuran Kota Terlarang, biar Guo bersama Dekan Tang dan beberapa lainnya pergi saja."
Di samping, Guan Fu juga tersenyum: "Aku ikut juga, pergi bersama, sekalian tampil resmi. Sekarang kami keluar dari Kota Zhenxing, belum punya jasa sedikitpun! Datang ke Universitas Bela Diri Kota Iblis, jujur dari hati, juga merasa tidak terlalu cocok dengan kalian semua.
Penyebab utamanya mungkin karena kita belum pernah bertempur bersama.
Dengan pengalaman berjuang bersama mempertaruhkan nyawa, kurangi Universitas Bela Diri Kota Iblis tak akan lagi ada jarak dengan kami.
Ingin hidup sebagai diri sendiri, sebagai petarung, bertarung adalah hal yang mutlak."
Fang Ping buru-buru menyela: "Para senior..."
Guan Fu tertawa: "Lihat, jaraknya muncul. Kau selalu memanggil kami 'senior'. Panggilanmu ke yang lain, kami dengar juga - Si Singa besar, Pak Li, orang tua Huang, Lao Wu, dan sebagainya.
Menurutku, inilah bentuk kepercayaan dan keintiman.
Tapi kami memang baru kenal, kalau ingin cepat menyatu dengan Universitas Bela Diri Kota Iblis, beberapa hal tetap harus dilakukan."
Setelah bicara, Guan Fu menambahkan: "Kami sudah mencapai level delapan dan memahami Jalan Pedang Asal. Kekuatan kami tidak bisa dibilang lemah. Aku dan Hui... Lao Guo sudah kenal puluhan tahun, pernah masuk liang bumi bersama.
Tiga orang kami bekerja sama, menghadapi satu level Kasta Sembilan yang lemah, masih bisa dikendalikan.
Jika lawan hanya memahami kekuatan inti tapi belum menguasai, besar kemungkinan bukan lawan kami."
Di samping, Mei Lingfeng yang dingin berkata, "Benar! Kita bertiga mungkin tidak sekuat Rektor Wu dan Dekan Li, tapi dengan bekerja sama, kekuatan kita tidak akan lebih lemah dari Kasta Sembilan biasa.
Karena ingin muncul ke publik dan mendapatkan pengakuan semua orang, pertempuran besar seperti ini juga membutuhkan partisipasi kami.
Kali ini ada lebih dari 100 master yang akan bertempur. Dengan ikut serta, kami bertiga akhirnya bisa menyatu dengan dunia persilatan dan menjadi bagian darinya.
Nama kami yang muncul kembali di daftar ranking Master pun tak akan lagi dianggap tidak layak."
Mendengar penjelasan ketiganya, Fang Ping termenung. Lao Li tersenyum, "Apakah kalian benar-benar yakin? Ingat, banyak pejuang level tinggi yang akan gugur.
Kalian baru saja keluar dari pengasingan. Tak ada yang akan mencela jika memilih tidak ikut.
Saat mengundang kalian, Fang Ping sudah menjelaskan jelas: hanya mengajar, tidak masuk liang bumi. Ini juga disetujui Menteri Zhang."
Guo Shengquan menjawab tenang, "Jalan pedang harus diperjuangkan! Setelah memutuskan muncul, kami paham prinsip ini. Sebagai petarung level delapan, mana mungkin kami tak mengerti. Jika kami gugur di Liang Bumi Kota Terlarang, kami hanya berharap nama kami bisa diingat saat liang bumi dibuka nanti. Hidup harus dijalani sesuai prinsip diri!"
Lao Li tertawa terbahak-bahak, "Bagus! Kalian bertiga sudah mencapai level delapan dan memahami kekuatan inti. Jika tekad sudah bulat, kami takkan membujuk lagi.
Tapi Guru Liang dan Fan, kalian berdua sebaiknya tidak ikut kali ini.
Level tujuh kalian terlalu riskan untuk pertempuran besar pertama seperti ini."
Melihat kedua orang itu masih ingin berbicara lagi, Pak Li menekan tangannya dan berkata, "Jika kalian sungguh-sungguh berniat, bisa pergi ke Kota Harapan untuk membantu rektor menjaga liang bumi Shanghai. Lao Wu awalnya ingin pergi, tapi di sisi Kota Pintu Langit sekarang ada banyak..."
"Kota Iblis!"
Fang Ping menyela.
Pak Li membalikkan mata putihnya, melanjutkan, "Di Kota Iblis telah terkumpul banyak guru dan murid Universitas Bela Diri Iblis, Lao Wu juga tidak tega meninggalkan mereka. Huang Jing dan kalian berdua, bersama Lao Wu serta Kou Jiangjiong, menjaga dua kota seharusnya cukup.
Untuk bagianku, aku akan membawa Tang Feng, Fengrou, dan Lao Guo - kita bertiga, total 6 orang, pergi bersama ke Liang Bumi Kota Terlarang.
Liu Lao yang menjaga sekolah kebetulan sedang bertapa, mari lihat apakah bisa mencapai level delapan.
Fang Ping dan Li Hantong... Kalian berdua putuskan sendiri."
Sebagai petarung terkuat di sekolah saat ini, Pak Li mengatur semuanya dengan penuh inisiatif. Setelah selesai, dia menambahkan dengan bangga, "Universitas Bela Diri Iblis memang semakin kuat! Tidak hanya menjaga satu liang bumi, tapi juga bisa membantu daerah lain, setara dengan 2-3 petarung level sembilan yang dikirim ke Liang Bumi Kota Terlarang. Dalam hal ini, Kantor Penjaga Barat dan Selatan pun kalah dari kita."
Fang Ping menggelengkan kepala pasrah, kemudian mengeluarkan sebuah botol dan melemparkannya, "Ini semua esensi kehidupan yang tersisa, harap digunakan sehemat mungkin."
Sambil berbicara, dia mengeluarkan beberapa bola emas dan membagikannya, "Ini semua yang bisa kulakukan. Ngomong-ngomong, Lao Guo dan yang lain - apakah kalian punya Senjata Dewa?"
Hal ini memang belum pernah dia tanyakan sebelumnya.
Guo Shengquan menggelengkan kepala: "Tidak juga. Kau tahu sendiri, kita jarang ikut bertarung di liang bumi, jadi..."
"Begitu ya..."
Fang Ping menghela nafas dalam hati, orang miskin.
Di Kota Zhenxing, wajar jika tidak diberikan. Mereka jarang bertempur, senjata pun tak berguna. Lagipula hubungan kita hanya kerja sama, bukan benar-benar keluarga.
Fang Ping sendiri memiliki banyak Senjata Dewa. Meski sebagian dilelang sebelumnya, sebagian lagi dibagikan ke mentor level enam.
Tapi masih banyak tersisa.
Setelah merenung sejenak, Fang Ping berkata: "Tiga senior ini semuanya pejuang level delapan. Senjata Dewa level tujuh kurang efektif. Tapi Menteri Zhang di sana bisa melebur senjata. Saya punya 12 bilah Senjata Dewa level tujuh. Mungkinkah dilebur jadi 3 bilah level delapan?"
Senjata Dewa level tujuh harganya sekitar 1 miliar yuan.
Senjata Dewa level delapan minimal 3 miliar, yang bagus bisa mencapai 5 miliar.
Dari segi nilai, melebur 3-4 senjata jadi satu level delapan masih masuk akal.
Tapi Lao Zhang pasti harus kerja keras.
Tanpa menunggu respons, Fang Ping melemparkan 12 bilah senjata dan secarik kertas ke mereka.
Mereka terdiam sejenak. Fang Ping tersenyum: "Ikuti prosedur standar. Karena para guru tak punya senjata, saya pinjamkan 12 bilah ini. Tolong tanda tangani surat utang 5 miliar per orang."
Mereka kembali terdiam membeku!
Fang Ping menambahkan: "Tidak ada masalah kan? Ini sudah tradisi di Universitas Bela Diri Kota Iblis."
Di pihak Universitas Bela Diri Kota Iblis, terlalu banyak guru yang membuat surat utang padaku.
Hutang Dekan Li sudah mencapai triliunan yuan, Wakil Rektor Huang juga 200 miliar, sedangkan Liu Lao setelah ini sudah mendekati 10 miliar.
Guru Tang, mentorku, Wakil Rektor Huang... semuanya berhutang ratusan juta dengan jumlah bervariasi.
Para mentor dan murid di kampus yang membuat surat utang padaku bahkan lebih banyak lagi.
"Kalau ada uang akan segera dilunasi, kalau tidak... tidak perlu buru-buru."
Tiga pejuang level delapan terdiam sejenak, kemudian mereka semua tertawa.
Sungguh situasi yang tak terduga!
Mereka tidak menyangka setelah tiba di Universitas Bela Diri Kota Iblis belum lama, langsung mengalami pengalaman seperti ini.
Kejutan pertama adalah kekayaan Fang Ping yang membagikan esensi kehidupan seperti Air mengalir.
Belum lagi senjata dewa yang diberikan sampai lebih dari 10 bilah!
Pengalaman seperti ini bahkan di Kota Zhenxing yang memiliki lebih dari 10 Level Puncak pun belum pernah terjadi.
Beberapa orang ini benar-benar belum pernah membuat surat utang, tapi setelah melihat contoh dari Liu Polu, mereka pun meniru membuat masing-masing satu lembar.
Fang Ping segera menyimpannya, dalam hati berdecak kagum bahwa surat utang ini semakin menumpuk.
Setelah menyimpan semua itu, ia menoleh ke Liang Yuqin dan Fan Hua dua penyihir level tujuh sambil tersenyum: "Kalian berdua meskipun hanya pergi ke liang bumi Shanghai, mungkin tidak ada bahaya atau pertempuran, tapi memiliki senjata dewa untuk perlindungan tetap baik. Aku pinjamkan masing-masing satu Senjata Dewa level tujuh, dengan surat utang 100 miliar..."
Pak Li memutar matanya: "Bukan katamu cuma 12 bilah?"
"Kali ini benar-benar dua bilah terakhir!"
Fang Ping menghela napas: "Habis total! Di tanganku selain dua Senjata Dewa milikku sendiri, benar-benar tak tersisa lagi. Hasil jerih payah dari Tanah Pertempuran Raja, kali ini benar-benar terkuras habis."
Semua Senjata Dewa sudah lenyap!
Dulu, mereka memperoleh lebih dari seratus Senjata Dewa.
Tapi setelah dipakai sana-sini, ditambah beberapa mentor level enam juga mendapat bagian, benar-benar tak tersisa.
Bahkan dua senjata kuno setara level sembilan, satu diberikan ke Chen Yaoting, satunya milik Tengkorak Besi. Fang Ping sebelumnya mengembalikannya agar dia meminta Lao Zhang memodifikasi menjadi sarung tinju yang cocok.
Orang ini hanya punya zirah tanpa senjata ofensif, masih memakai sarung tinju paduan logam level A.
Senjata Dewa kuno level sembilan yang sudah kehilangan pejal spiritual itu akhirnya dimodifikasi Lao Zhang menjadi sarung tinju level delapan.
Mirip dengan Chen Yaoting yang melebur senjata kunonya sendiri, hanya berhasil membuat Senjata Dewa level delapan meski termasuk kelas premium.
Kali ini, setelah mengeluarkan 14 Senjata Dewa, Fang Ping benar-benar tak punya cadangan kecuali dua yang dipakainya.
"Senjata Dewa habis, esensi kehidupan sudah diberikan ke Lao Li, bijih energi kubuang ke tambang, aksesoris spiritualitas sudah kuserahkan ke Si Gundul dan Chen Yunxi..."
Fang Ping menghitung sambil menatap ruang penyimpanan yang kosong melompong.
Saat ini, dia benar-benar dalam kondisi nol besar, miskin tak terkira.
Termasuk Pohon Pintu Langit pun sudah diserahkan ke Lao Wu sebagai tukar dengan surat utang yang belum jelas penagihannya.
“Hasil jerih payah dari dua pertempuran di Tanah Pertempuran Raja dan Perang Pintu Langit, kali ini semuanya sudah habis terpakai.”
Setelah membagikan semua barang, Fang Ping menatap para hadirin dan berkata: "Semoga para guru selamat dalam perjalanan, utamakan keselamatan! Saat masuk liang bumi, jangan sampai menyebut nama saya. Katanya ada penghuni Zona Terlarang yang ikut serta, juga ada Raja Huai yang mengawasi pertempuran.
Lebih baik lepas saja seragam bela diri Universitas Iblis. Murid-murid di Zona Terlarang sudah memancing amarah banyak musuh... Lebih parah dari yang para guru bayangkan.
Jangan sampai menyebut saya!"
Semua yang hadir terdiam tak bisa membantah.
Beberapa master baru yang hadir menunjukkan ekspresi aneh. Ucapan ini... Orang ini rasanya tidak begitu andal.
Lü Fengrou juga tidak memperhatikannya, bertanya: "Bagaimana dengan kamu dan Li Hantong?"
"Kami berdua akan ke daerah lain, tidak ingin menjadi beban bagi para guru."
Fang Ping tersenyum: "Kali ini kami akan mencoba mencari metode latihan spiritual. Kalau berhasil, itu akan menjadi keuntungan besar! Lebih baik daripada menghancurkan satu liang bumi!
Nanti, dengan teknik latihan spiritual yang cepat, level tinggi kita pasti akan melesat naik.
Para guru juga tak perlu lagi terjebak di tingkat pemahaman ini karena masalah spiritual."
Setelah bicara, Fang Ping menoleh ke Huang Jing: "Wakil Rektor Huang, sebaiknya Anda segera mencapai level delapan. Kalau tidak... Bisa-bisa setelah saya kembali, level saya sudah melebihi Anda."
Wajah Huang Jing berkerut kesal!
Dia sudah menempa satu tulang tengkorak dan mencapai puncak level tujuh.
Tinggal menempa 25 tulang lagi untuk mencapai level delapan!
Si nak ini, sepercaya diri itu?
"Tapi…si nak ini sudah menyelesaikan pengerasan tengkoraknya. Begitu kemampuan spiritualnya melebihi 3000 hertz, mungkin aku benar-benar akan segera tertinggal."
Tiba-tiba, Huang Jing merasa terburu-buru.
Lihat saja Tang Feng dan yang lain. Sekarang mereka mengejar setiap konflik bersenjata. Mengapa? Semata karena tekanan!
Sungguh membuat putus asa!
Dia dan Lü Fengrou baru mencapai level tujuh tahap awal tahun ini. Peringkat tak perlu disebut, yang krusial adalah tingkat pemahaman.
Di samping, Liang Yuqin dan Fan Hua – dua master – juga tampak agak intens. Segitukah cepatnya?
Mereka berdua masih di tahap tinggi level tujuh, bahkan belum memulai pengerasan tengkorak resmi.
……
Rapat master Universitas Bela Diri Kota Iblis segera berakhir.
Para master pun berpencar menjalankan tugas: ada yang ke Liang Bumi Kota Terlarang, ada yang ke liang bumi Shanghai.
Pertempuran besar di Kota Terlarang diperkirakan terjadi akhir bulan ini atau awal bulan depan.
Fang Ping membagikan harta bendanya, hanya mendapat setumpuk surat utang senilai hampir 200 miliar tanpa hasil lain.
"Kalau nanti ada master baru datang ke kampus…aku sudah tak punya Senjata Dewa untuk dipinjamkan."
"Dekan Luo, Dekan Zhang, dan Pak Xu yang hampir jadi master sudah punya Senjata Dewa. Dekan Chen dan Dekan Hu juga. Tapi yang lain jika terobos, tak ada lagi senjata tersisa."
Qin Fengqing itu tak perlu dikhawatirkan. Dia sudah dapat sebilah senjata di Kota Zhenxing. Jika benar mencapai level tujuh, persenjataannya cukup.
"Saatnya ke Liang Bumi Xishan!"
Fang Ping telah membuat keputusan dalam hatinya, menelepon beberapa orang dan bersiap untuk berangkat!
……
Tanggal 21 September, Fang Ping mulai mempersiapkan keberangkatan.
Belum sempat bergerak, dia sudah dihalangi orang.
Di dalam Menara Kristal.
Chen Yunxi dengan ekspresi rumit berkata: "Mau pergi lagi?"
"Ya."
Selama setahun ini, Fang Ping terus berpindah-pindah, jika tidak ke liang bumi berarti sedang bertapa, waktu luangnya semakin sedikit.
"Ke Liang Bumi Kota Terlarang?"
"Bukan, ke Xishan."
"Ke Xishan? Ke Kota Zhenxing lagi?"
Kota Zhenxing juga terletak di Xishan, Fang Ping baru saja kembali.
Fang Ping tersenyum: "Kali ini bukan, kali ini ke Liang Bumi Xishan untuk survei lingkungan. Bukankah ada Perbukitan latihan baru di sana? Aku mau melihat..."
"Aku ikut juga!"
Kalau survei lingkungan, dia juga mau ikut.
Fang Ping tidak bisa berkata-kata, aku hanya bicara basa-basi, kau benar-benar percaya?
Fang Ping tidak melanjutkan percakapan, tersenyum: "Kamu sudah mencapai tingkat lima fase menengah, kecepatannya cukup baik. Sekolah masih menyimpan beberapa Bunga Meridian, ambil semua atas namaku dan selesaikan proses pemurnian meridian secepatnya.
Proses pembentukan meridian cukup buang waktu, tanpa Bunga Meridian sulit masuk ke level lima fase tinggi.
Setelah masuk level lima fase tinggi, tempa darah dan daging. Aku juga menyisakan sedikit esensi kehidupan untukmu, cepat capai puncak tingkat lima.
Begitu mencapai puncak tingkat lima, jika bisa menemukan tiga pintu Jiao, aku bisa membantumu langsung masuk ke puncak tingkat enam.
Dengan begitu, baru bisa mengejar tingkatan pemahamanku.
Setelah aku menemukan metode latihan kemampuan spiritual, kamu bisa berlatih dan mungkin segera mencapai penyatuan energi vital-darah, bahkan manifestasi hingga level tujuh.
"Begitu juga tidak buang-buang waktu. Kalo nggak, kamu ikut aku berkeliaran sekarang, tingkat lima sendiri belum selesai latihan, aku juga nggak bisa banyak bantu......"
Mendengar perkataan Fang Ping, Chen Yunxi mengatupkan gigi lalu mengangguk, "Baiklah aku paham. Oh ya, bagaimana dengan Yuan Yuan......"
"Kamu harus lebih tegas. Dia juga sudah sampai level satu bintang puncak. Harapanku saat aku kembali, dia bisa mencapai tingkat dua. Sekarang kecepatan latihan seluruh rakyat sudah jauh meningkat. Dia kan adik perempuan Fang Ping, jangan sampai ketinggalan."
Setelah berkata demikian, Fang Ping melihat jam lalu membuka mulut, "Aku duluan pergi."
"Qin Fengqing juga ikut?"
"Tengkorak Besi yang pergi, Qin Fengqing nggak dibawa."
Fang Ping sekali lagi meninggalkan Qin Fengqing. Orang itu baru tingkat enam, mana mungkin dia mau membawanya.
Mendengar Qin Fengqing juga tidak ikut, Chen Yunxi malah tidak berkomentar lagi. Bukan karena cemburu, meski Qin Fengqing sangat menjengkelkan, tapi dia tidak sampai cemburu pada Qin Fengqing. Hanya berpikir bahwa Qin Fengqing yang sudah puncak Tingkat Enam saja tidak bisa ikut, wajar jika Fang Ping melarangnya.
"Kalau gitu hati-hati ya!"
"Tentu!"
“……”
Fang Ping segera pergi. Chen Yunxi berdiri di puncak menara menyaksikan kepergiannya, sesaat terpana.
Puncak menara... Dulu dia juga mengira Fang Ping berdiri di puncak menara memandang ke segala penjuru hanya untuk pamer.
Tapi di saat ini, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang berbeda.
Kesepian!
Berdiri di puncak menara, bisa melihat seluruh area kampus, menyaksikan kemegahan di luar sekolah.
"Juga bisa melihat para mentor dan murid membawa senjata, berjalan sendirian ke berbagai penjuru."
"Berjalan dengan beban..."
Saat ini, dia tiba-tiba merasakan tekanan tak terbatas di tubuhnya, menyaksikan guru dan murid itu bergegas ke segala arah, memandang kota megah di luar sana...
Fang Ping sedang berjalan dengan beban!
Apakah dia juga merasakan tekanan tak terbatas saat berdiri di puncak menara tinggi ini?
"Rupanya... aku masih belum mengerti dirinya..."
Chen Yunxi berbisik lembut. Hari itu, dia duduk bersila di puncak menara, menggantikan Fang Ping, mulai memandang ke sekeliling.
Tekanan tak kasatmata itu membuatnya sangat berharap bisa menjadi kuat, bisa meringankan sedikit beban Fang Ping.
Hari itu, banyak guru dan murid terkejut: Apakah bahkan Chen Yunxi sudah terpengaruh oleh lingkungannya?
Melihat ekspresi terkejut mereka, Chen Yunxi terus mengulang bisikan dalam hatinya.
"Kalian tidak mengerti dia!"
Dinginnya ketinggian - hanya dengan berdiri di sini orang bisa memahami tekanan luar biasa yang ditanggung Fang Ping, sang anak emas langit!
Tekanan itu membuat sesak napas.
"Inilah Fang Ping... Tak ada yang lebih agung darinya di zaman ini!"
