3 Oktober, Fang Pingke level delapan.
Tak ada yang tahu, saat ini Fang Ping sudah diam-diam naik level ke tingkat delapan.
Saat keluar dari tambang bawah tanah, aura-nya masih level tujuh.
Ia menyamarkan aura dengan 10 poin kekayaan per menit.
600 poin per jam, sehari menghabiskan 10.000+ poin. Fang Ping sama sekali tidak mempermasalahkan pengeluaran ini, 7-8 hari kamuflase bukan masalah.
Tak ada yang tahu Fang Ping telah.
Di Universitas Bela Diri Kota Iblis, selain beberapa yang tahu rahasia, yang lain tidak percaya karena ini bukan gaya khas Fang Ping.
"Bukit curam yang sunyi... Apakah itu masih Fang Ping?"
Keluar dari tambang bawah tanah, Fang Ping melihat Fang Yuan di bawahnya dengan kaki gemetar.
Tiga hari!
Gadis ini telah berdiri di sini selama tiga hari dengan batu energi ratusan kati di pundaknya.
Fang Ping benar-benar terkejut, juga merasa tidak nyaman karena bingung harus berkata apa.
Adik perempuan... sepertinya benar-benar sudah dewasa.
Dia tidak pernah menyangka adiknya memiliki ketabahan seperti ini.
"Aduh!"
Sebuah desahan ringan yang sarat dengan kompleksitas tak terucapkan.
……
4 Oktober, Fang Ping tidak mengerjakan hal lain selain mempersiapkan Qin Fengqing untuk mencapai level master.
Tidak memilih lokasi di dalam tambang, Fang Ping khawatir akan meledakkan tambang.
Area selatan, tepi pantai.
Hari itu hampir semua Master Bela Diri Iblis hadir.
Di tengah kerumunan, Qin Fengqing berkeliling sambil tersenyum lebar mengitari tungku kristal besar, berkomentar: "Tungku siapa ini? Cantik sih cantik, tapi harusnya diukir motif hias..."
Wu Kuishan menghiraukannya. Sebenarnya dia keluar dari liang bumi untuk membimbing Fang Ping secara diam-diam, tapi secara resmi datang untuk Qin Fengqing.
Setiap pejuang yang berpotensi mencapai level master selalu menjadi peristiwa penting.
Tapi Qin Fengqing bukan sedang naik level - sampai sekarang orang ini masih berkutat menanam pohon dengan telur emas di kepala!
Wu Kuishan menghela napas perlahan. Setelah lama, ia menatap Qin Fengqing yang tersenyum sumringah dan berkata tegas: "Qin Fengqing! 28 tahun yang lalu, saat aku masih menjadi mentor di Universitas Bela Diri Kota Iblis, ayahmu diterima di kampus ini dengan nilai luar biasa!
Rektor Tua melihat bakat istimewanya. Rektor yang sudah bertahun-tahun tidak menerima murid, akhirnya menerima ayahmu!
Ayahmu tak mengecewakan. Hanya dalam beberapa tahun, dia mencapai realm menengah!
Zaman itu berbeda dengan sekarang. Semua bergantung pada latihan keras sendiri, bahkan Pil Energi pun langka. Efek Pil Energi saat itu belum sekuat sekarang, energi di Bumi hampir tak tersisa.
Meski begitu, ayahmu mencapai Level Empat sebelum lulus, dijuluki bintang paling menjanjikan generasi ini yang berpotensi mencapai level tujuh!
Dibandingkan ayahmu, Li Changsheng di masa itu masih kalah.
Setelah lulus, ayahmu juga menjadi mentor di Universitas Bela Diri Kota Iblis, menjadi kolega kami...
Ibumu hanyalah rakyat biasa. Ayahmu menikahi ibumu agar istrinya tak perlu ke liang bumi, tak perlu tahu pekerjaannya. Setelah punya anak, ayahmu pernah bilang pada kami: dia tak ingin anaknya belajar bela diri!
Meski kami mengoloknya sebagai pengecut tanpa semangat juang, dia tak pernah ambil pusing."
"Ayahmu adalah sosok lembut. Dulu di kampus, semua memuji kebaikan hatinya. Meski berbakat luar biasa mencapai Level Lima di bawah 30 tahun—kesulitan yang setara dengan Level Tujuh zaman sekarang—dia tetap rendah hati!"
Saat semua orang mengira ayahmu bisa menjadi penyihir kelas master ketiga di Universitas Bela Diri Kota Iblis setelah Rektor dan Liu Lao, terjadi kecelakaan!
Kota Pintu Langit memberontak, ayahmu berperang di liang bumi, dan gugur di sana...
Saat itu kau masih kecil. Sebelum menghembuskan napas terakhir, yang paling tidak bisa dilepaskan ayahmu adalah dirimu. Bahkan sampai detik terakhir kehidupannya dalam pertempuran, dia tetap tak bisa melepaskanmu, juga tak bisa melepaskan ibumu..."
"Qin Nansheng si Golok Maut, jenius paling cemerlang di zamannya! Begitu cemerlangnya sampai semua orang mengira dia takkan mati, tapi nyatanya dia tewas di liang bumi, gugur di sana di usia 34 tahun...
Kau adalah putra Qin Nansheng, anak Golok Maut. Harapan terbesar Qin Nansheng adalah putranya tak menjadi petarung... Menyedihkan, tapi juga mengagumkan.
Saat itu berbeda dengan sekarang. Di masa itu, menjadi petarung sungguh pahit, terlalu menderita.
Sedemikian pahitnya sampai semua pejuang level tinggi tanpa pengecualian, tak menginginkan anak-anak mereka menjadi petarung, melihat keturunan mereka gugur di liang bumi..."
Pada momen ini, Wu Kuishan banyak bicara, bahkan seolah ikut merasakan penderitaan itu.
Dulu, dia lebih keras kepala daripada Qin Nansheng. Qin Nansheng si bintang paling cemerlang itu tak berani mengajari putranya bela diri, tapi dia malah memaksa putrinya belajar ilmu silat!
Qin Nansheng menikahi wanita biasa sebagai istri, sementara dia mengambil Lü Fengrou yang kuat sebagai pasangan.
Pilihan keduanya bertolak belakang, tapi bagi petarung di era itu, semakin kuat seseorang, semakin menyedihkan nasibnya.
Putrinya tewas di liang bumi, Qin Nansheng bahkan lebih awal meregang nyawa di liang bumi, meninggalkan janda dan anak yatim piatu.
Tapi terkadang, takdir benar-benar tak terduga.
Harapan terbesar Qin Nansheng selama hidupnya adalah istri dan putranya bisa hidup tenang seumur hidup, siapa sangka, putranya justru diterima di Universitas Bela Diri Kota Iblis setelah kematiannya.
Tidak hanya diterima di Universitas Bela Diri Kota Iblis, bahkan menjadi petarung paling gila di antara murid-muridnya!
Turun ke liang bumi berkali-kali, bertaruh nyawa berulang kali, mengambil risiko terus-menerus...
Qin Nansheng mungkin tidak pernah membayangkan kejadian ini!
Mungkin juga tidak ingin menyaksikan ini!
Ekspresi Wu Kuishan semakin rumit, ia mendesah pelan: "Sekarang Anda mencapai tahap penyatuan energi vital dan darah, ini kabar gembira sekaligus hal baik.
Fengqing, keinginan terbesar ayahmu adalah melihatmu selamat. Kini kau harus memurnikan tubuh dengan api berkobar, sedikit saja kecerobohan akan berakhir dengan kematian.
Jika ayahmu tahu, di bawah pengawasan kami, kau tewas di hadapan kami... Saat bertemu ayahmu di alam baka nanti... Aduh..."
Qin Fengqing tertawa renyah: "Rektor, apakah Anda sedang mengutuk saya? Saya akan mati di sini? Jangan bercanda!"
Qin Fengqing memandang sekeliling lalu tertawa: "Aku tidak mudah mati. Sekadar pemurnian tubuh dengan energi api, kalau sampai mati karena ini, lebih baik aku berhenti belajar bela diri! Juga jangan menyebut ayah hantu itu, idenya ya idenya sendiri, dia tidak pernah memberitahuku.
Jika aku tidak belajar bela diri, apa yang sedang kulakukan sekarang?
Bekerja dari jam sembilan pagi sampai lima sore?
Mendapatkan tiga lima ribu per bulan, menikahi istri yang tidak tahu apakah punya bahasa bersama, lalu meneruskan garis keturunan?
Melihat petarung, ngiler karena iri?
Aku jadi petarung, aku tak pernah menyesal, aku melihat dunia baru, aku melihat semua yang ingin kulihat, petualangan hebat yang kualami, apakah rakyat biasa bisa mengerti?
Usiaku 23 tahun, tapi yang kulihat, kusaksikan, kualami, takkan pernah bisa dirasakan rakyat biasa seumur hidup mereka!
Aku tak mau suatu hari, karena invasi liang bumi, aku mati dalam kebodohan tanpa tahu apa-apa, bahkan tak tahu bagaimana cara matiku!
Aku ini cuma punya satu prinsip: kalau mati harus mati dengan Boom Besar!
Jika Qin Fengqing mati, orang yang membunuhku akan kugigit sampai copot sepotong tulangnya!
Mati di sini?
Mustahil!"
Qin Fengqing tertawa terbahak-bahak sambil melompat ke atas tungku api raksasa, menatap Fang Ping dan berkata: "Ayo! Kau sudah setuju, cepat tuang energi cair dan bakar!
Hari ini Qin Fengqing akan menjadi master di tempat ini!
Membuat nama harum!"
Fang Ping menyapukan pandangannya dan berkata datar: "Jika kau mati, ibumu yang menangis sampai matanya buta mungkin ikut tewas. Kehilangan suami di masa muda, kehilangan anak di masa tua, bahkan tak ada yang merawat di hari tua..."
Qin Fengqing menggelegar: "Siapa di zaman ini yang tidak begini!
Fang Ping, tahu di mana titik paling kuhina darimu?
Kepalsuan!"
Qin Fengqing mengumpat: "Bangsat, kau benar-benar palsu, tahu?!
"Siapa yang masih punya jalan mundur terakhir setelah menginjakkan kaki di jalan pedang?"
"Apakah Anda punya?"
"Apakah aku punya?"
"Apakah adik perempuanmu punya?"
"Semuanya tidak!"
"Anda tahu betul tidak ada jalan mundur, hanya bisa maju terus, tapi malah memilih berhenti dan mengeluarkan kata-kata banyak cingcong. Menurutku ini seperti buang angin sambil melepas celana, tindakan yang tidak perlu!"
"Tidak ada jalan mundur! Siapa pun tidak! Termasuk rakyat biasa itu!"
"Selama liang bumi belum musnah, siapa yang punya jalan mundur? Dulu yang mati adalah ayahku, putri Rektor Wu, para senior, rekan siswa, para mentor..."
"Beberapa tahun lagi jika liang bumi tetap ada, Anda akan mati, aku akan mati..."
"Ibuku juga akan mati!"
"Kalau akhirnya semua akan mati, buat apa berisik!"
"Kira-kira dengan menghalangi adikmu sekarang, dia bisa selamat?"
"Cepat atau lambat akan terjadi!"
"Jika manusia kalah, itu berarti kehancuran total. Kabur? Ke mana?"
"Anda tak perlu memberi stimulasi, aku juga tidak butuh. Jika Anda lebih tegas dan memilih, mungkin aku akan menghargai tiga persen. Tapi karena omong kosong Anda, aku meremehkan Anda!"
Qin Fengqing saat ini tampak luar biasa sombong, mengumpat Fang Ping tanpa ampun.
Fang Ping meliriknya, tersenyum, tiba-tiba berbalik tubuh dan pergi.
Tiba-tiba Qin Fengqing menjerit kesakitan: "Fang Ping! Rektor Fang! Tuan Fang! Aku salah! Ini hanya candaan, jangan dianggap serius!"
"Jangan pergi dong!"
"Tuan Fang, jangan pergi..."
Qin Fengqing hampir menangis, buru-buru melompat turun dari tungku besar, merintih: "Tuan Fang, aku salah, tadi aku terlalu sombong, Tolong Anda segera kembali..."
Li Hantong: "..."
Wu Kuishan: "..."
Li Changsheng: "..."
Di saat ini, lokasi kejadian sunyi dengan aura aneh.
Li Hantong menatap langit, kondisi langit begitu cerah dan indah.
Qin Fengqing sudah gila!
Apa kau masih belum tahu siapa Fang Ping itu?
Orang ini hanya bisa dipuji, Dia takkan mau menerima kritik atau bimbingan darimu.
Sekalipun argumenmu logis, kecuali kau bisa mengalahkannya, kalau tidak kau tetap salah.
Kau yang ingin meminjam cairan energi, bukannya memuji malah berteori... Masih beruntung belum dipukul!
……
Beberapa menit kemudian, Qin Fengqing tersenyum menjilat sambil memapah Fang Ping kembali.
Wu Kuishan dan yang lain merasa malu melihatnya!
Kok Qin Nansheng punya anak seperti ini!
Memalukan bukan?
Untung dia sudah meninggal duluan, kalau tidak, dulu belum mati sekarang pasti naik darah.
"Rektor Fang, menurut Anda, sekarang bisa dibakar kan?"
Qin Fengqing terus tersenyum, Fang Ping menyapunya dengan tatapan, lama kemudian berkata: "Senjata Dewa ditahan dulu, kalau sampai terbakar mati, setidaknya modalku kembali sedikit!"
Dengan pasrah, Qin Fengqing melemparkan golok panjang Senjata Dewa.
"Masih ada yang lain? Sembunyikan harta lagi? Apa ada menemukan daerah berharga di liang bumi? Lapor semua, jangan sampai terbuang percuma."
Qin Fengqing meraba-raba kantong celana, lalu meraba bajunya, lama baru berkata: "Bagaimana kalau baju ini dibuka, nanti juga harus dibakar, biar tidak sia-sia."
"Orang miskin!"
Qin Fengqing terkekeh canggung, "Ngomong aja, kalau aku tidak miskin mana mungkin aku mau menjilatmu?"
Fang Ping tidak lagi menghiraukannya, berjalan ke depan tungku, sebuah botol besar muncul di tangannya. Setelah menatap tungku beberapa saat, ia menuangkan cairan energi ke dalamnya.
Qin Fengqing tampak bersemangat, kembali melompat ke platform kecil di atas tungku.
"Bakar!"
Qin Fengqing sudah tidak sabar. Di sampingnya, Wu Kuishan dan yang hadir terdiam seribu bahasa.
Fang Ping akhirnya bertanya: "Tidak ada hal lain lagi?"
"Lainnya... tidak ada. Pokoknya aku baik-baik saja. Kalau-kalau... Dasar, agak merusak pemandangan nih. Kalau-kalau ada masalah, beri saja ibuku sesuap nasi, bilang aku pergi cari harta!"
"Baik!"
Fang Ping tidak berbicara lagi. Kemampuan spiritualnya dilepaskan, tiba-tiba menyatu dengan cairan energi. Api spiritual langsung menyulut cairan energi itu.
"Aduh!"
Baru saja menyala, Qin Fengqing langsung menjerit kesakitan.
Bajunya seketika berubah menjadi abu, bulu-bulu di tubuhnya juga langsung menghilang tanpa jejak.
"Enak!"
Setelah menjerit, Qin Fengqing tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dengan tubuh telanjang ia tertawa: "Sungguh enak! Enak banget!"
Saat ini, kabut hitam terus mengepul dari tubuhnya.
"Dzzzzz..."
Api energi mulai membara, menyebar di bawah kakinya sambil terus membakar, tidak menghancurkan fisik melainkan memantik energi dan qi-darah dalam tubuhnya.
"Aduh, nikmatnya!"
Qin Fengqing berteriak-teriak, Fang Ping mengabaikannya. Di samping, Li Hantong mencoba meraba dengan tangan, seketika nyala api tak kasatmata menyala di tangannya. Alis Li Hantong berkerut.
Kekuatan fisiknya hampir setara dengan Fang Ping sebelum terobosan.
Tapi nyala api di tangan ini tetap menyiksa dengan rasa sakit yang tak tertahankan.
"Aduh!"
Li Hantong menggeleng halus, memandang Qin Fengqing yang telanjang. Orang ini tertawa terbahak-bahak dengan arogan, entah berapa lama bisa bertahan.
Fang Ping dan Li Hantong mundur beberapa langkah. Yang lain bergegas mendekat. Lü Fengrou melirik Qin Fengqing, tiba-tiba menggelegar: "Qin Fengqing! Tarik ulang kelakuanmu! Kalo nggak, kurekam video ini dan kuunggah ke internet!"
“……”
Qin Fengqing menyeringai, akhirnya berbalik tubuh dengan pantat mengarah ke Lü Fengrou.
Sudah dewasa begini masih malu-malu, dasar perempuan... benar-benar merepotkan!
Lü Fengrou menghela napas, memandang api energi yang merambat di tubuhnya. Alisnya berkerut saat menoleh ke Wu Kuishan.
Wu Kuishan menggeleng, membentengi area lalu bersuara: "Energi dalam tubuhnya terlalu campur aduk. Hanya dalam 4 tahun dia mencapai tingkat enam dan hampir level tujuh dengan satu kali tempering tulang... Ini hampir mustahil."
"Sebenarnya belum sampai 4 tahun, dia baru mencapai level tiga di tahun ketiga kuliah. Dalam dua tahun, dari level tiga hampir mencapai level tujuh, semuanya karena energi kacau ini yang menopangnya."
"Sekarang membakar kotoran ini sebenarnya membakar kekuatan sumber dan kekuatan hidupnya... Aku khawatir dia mungkin tidak bisa bertahan."
Fang Ping berkata tegas: "Sudah terjadi, percuma banyak bicara. Ini jalan yang dipilihnya sendiri, jangan salahkan orang lain! Kalau dia benar-benar mati, itu akibat ulahnya sendiri!"
"Aduh!"
Mereka kembali menghela napas, sejenak terdiam.
Qin Fengqing tidak lagi berteriak. Tiba-tiba dia menendang platform di atas tungku hingga terlempar, lalu langsung melompat masuk ke dalam tungku.
Alis Fang Ping berkerut, Wu Kuishan bergumam kasar: "Dasar brengsek, sama sekali tidak mirip bapaknya!"
Tungku kini berubah menjadi kuali besar. Qin Fengqing berendam dalam cairan energi, seluruh bulu di tubuhnya menghilang, kepalanya botak. Suaranya parau tetap tertawa: "Seharusnya... pakai bak mandi! Yang bikin barang ini... sama sekali... tidak mempertimbangkan kenyamanan pengguna, buruk!"
Saat bicara, semburan api energi keluar dari mulutnya. Seketika, lidahnya terbakar hingga darah dan daging hancur.
Ekspresi Fang Ping berubah, berteriak pendek: "Dasar, bisakah kau diam! Tutup semua pori-porimu, tutup mulut burungmu itu, biarkan energi bersirkulasi internal!"
"Ya, ya!"
Qin Fengqing cepat-cepat mengangguk, tapi tak lama kemudian lagi-lagi tidak bisa menahan diri. Membuka mulut berdarahnya, suaranya semakin parau: "Sial, berteriak saja dilarang, aku harus melampiaskan..."
"Dengung..."
Hanya dalam waktu beberapa kalimat, lidah orang ini mulai menghitam karena terbakar.
Ekspresi Fang Ping tetap dingin, mengabaikannya sama sekali.
Kali ini, Qin Fengqing akhirnya menutup mulutnya.
Tidak hanya diam, setelah berpikir sebentar, tiba-tiba ia menyelam ke dalam cairan energi.
Suara "creek" semakin keras terdengar!
Di atas tungku, berbagai energi kacau berwarna hitam dan merah terus menyala lalu musnah terbakar.
Fang Ping dan yang lain merasa campur aduk - energi kacau dalam tubuh orang ini benar-benar luar biasa banyak. Jika terus begini, mungkin nanti dia benar-benar akan terbakar menjadi sampah.
Telur emas yang menanam pohon di atas ubun-ubun mulai goyah, menunjukkan tanda-tanda keruntuhan.
Api energi telah mulai membakar kemampuan spiritual.
Dengusan kesakitan terdengar dari dalam tungku - rasa pedih saat kemampuan spiritual terbakar hanya diketahui yang mengalaminya sendiri.
Qin Fengqing yang sombong itu akhirnya tak lagi bisa berlagak.
……
Saat api energi masih terus berkobar...
Di tengah keheningan para hadirin, muncul bayangan seseorang di samping mereka.
"Dia pria tangguh... Sayang sekali."
Fang Ping memutar kepala dan berkata: "Apa yang disayangkan?"
Zhang Tao tersenyum sinis: "Sayangnya dia hampir jadi penjilat ulung karena didikanmu. Tidakkah itu disayangkan?"
"Kalau tidak menjilat, apakah Anda akan memberinya sumber daya untuk latihan?"
Zhang Tao terdiam, wajahnya menunjukkan ekspresi campur antara ingin tertawa dan menangis.
“Benar, menjilat pantat Fang Ping setidaknya masih bisa dapat sumber daya latihan. Kalau menjilat pantat Lao Zhang... kemungkinan besar nggak ada.”
Tak melanjutkan topik ini, Zhang Tao menatap yang hadir, “Sekarang kita hanya bisa pasrah pada takdirnya sendiri. Begitu energi tak terkendali, kontrol diri nyaris runtuh, seketika akan meledak. Bahkan aku tak bisa mengubahnya. Terbakar api energi hingga ke seluruh tubuh, apakah dia bisa terus mengontrolnya, aku pun tak berani jamin.”
Dia melanjutkan, “Tapi kalau benar bisa terkontrol, membakar kotoran dalam tubuhnya, ini sangat menguntungkan baginya. Sama seperti mendapat kesempatan transformasi total, kemampuan spiritualnya pun akan lebih murni.”
Yang hadir mengangguk pelan. Di samping, Li Hantong tiba-tiba bertanya, “Kalau ditambah materi abadi, apa bisa membuatnya lebih ringan?”
Zhang Tao menggeleng, “Jangan main-main. Materi abadi juga sejenis energi, energi kuat, kekuatan penghancur! Begitu kekuatan penghancur ini terpicu, dengan kondisinya sekarang, seketika akan hancur lebur jadi serpihan.”
Li Hantong tampak kecewa. Fang Ping pun bergumam kasar, “Orang ini masih utang 1.000 miliar lebih padaku. Kalau sampai mati begini, Laozi rugi besar! Paling benci sama orang yang ngutang tapi nggak mau bayar! Lagi pula kali ini lupa buat surat utang, nggak tahu harus nagih ke mana kalau dia mati!”
Zhang Tao meliriknya, tersenyum dingin, “Sindir-sindir, ya?”
“Nggak.”
“Jangan terlalu khawatir. Nyawanya sekeras baja, menjelajah liang bumi selama ini saja masih hidup, mana gampang mati. Justru kamu, lebih baik urus diri sendiri dulu.”
"Aku sudah mempersiapkan semua yang perlu," kata Fang Ping dengan santai. "Sisanya tergantung Menteri. Jika aku mati juga tak apa, kalian bisa bebas dari hutang dan bahkan bisa merayakannya."
"Nak, apa aku berhutang padamu?"
Zhang Tao tertawa pendek, bermain-main. "Aku tidak punya hutang padamu. Jangan-jangan kau berhalusinasi sendiri?"
Fang Ping mengedipkan mata putih, mengabaikannya, dan melanjutkan pengamatan ke tungku.
Di dalam tungku, api energi menjulang tinggi sementara cairan energi mendidih. Hanya kepala botak Qin Fengqing yang terlihat, ubun-ubunnya memerah dengan energi vital mengalir deras, kulit kepalanya seolah terbakar.
"Bruk!"
Suara gemuruh keluar dari tungku. Fang Ping mengerutkan alis. Zhang Tao menyebarkan kemampuan spiritualnya, menstabilkan tungku. "Salurkan saja jika ingin melampiaskan!"
Begitu kata itu terucap, gemuruh dalam tungku semakin keras.
Gedebuk!
Qin Fengqing terus menerus menghujam dinding tungku dengan tinjunya.
Api energi melambung tinggi, membakar habis kabut hitam yang menyembul.
Telur emas menanam pohon, namun pepohonan kini layu dan telur itu sendiri mulai runtuh.
"Berapa lama lagi?" tanya Fang Ping.
Zhang Tao menghitung sebentar. "Sekitar satu jam."
Ekspresi Fang Ping berubah. "Bukannya... katanya cepat selesai?"
Zhang Tao menjawab datar. "Sudah kubicarakan dengannya. Dia tahu risikonya. Siapa bilang cepat?"
"Kau..."
"Jangan lihat aku. Aku menghormati pilihan setiap orang."
Fang Ping menarik napas dalam-dalam, tidak lagi melihat ke tungku, berkata dengan suara berat: "11 petarung level delapan, Menteri punya kandidat?"
Zhang Tao mendengar ini, berkata dengan agak pusing: "Kau terlalu banyak menuntut, harus level delapan tempaan kedua pula. Di daftar resmi Tiongkok, total petarung level delapan hanya sekitar 100 lebih. Jika dikumpulkan, yang tempaan kedua mungkin hanya belasan hingga dua puluh. Tiba-tiba minta 11..."
"Menteri, tolong langsung ke intinya. Ada kandidat?"
Zhang Tao meliriknya. Si nak ini hari ini sifat panasnya luar biasa.
Tak mau berdebat, Zhang Tao merenung sejenak: "Tempaan kedua level delapan tidak sebanyak itu. Total kami temukan 8, sisanya 3 tempaan pertama."
"Boleh juga. Bisa tahan dua Kasta Sembilan?"
"Sulit! Tetua penyelamat dari sekte sesat itu jarang yang Kasta Sembilan lemah. Menurut intel, yang akan turun tangan adalah Tetua ke-3,6,8,9 plus Grand Lector yang menyamar diam-diam."
"Dari lima tetua ini, yang Kasta Sembilan lemah mungkin hanya Tetua ke-9. Tetua ke-8 belum pasti."
"11 petarung tempaan pertama/kedua level delapan, untuk menghadapi dua Kasta Sembilan lemah, cukup untuk membelenggu."
"Tapi kalau... Tentu, akan kuminta mereka menggunakan seluruh tenaga untuk menahan Tetua ke-8 dan 9."
"Lima!"
Fang Ping menarik napas dalam-dalam: "Mereka bisa menahan dua?"
"Berusaha maksimal."
"Tiga lainnya, pejuang kuat di jalan kekuatan inti?"
"Ya."
"Seberapa kuat Grand Lector?"
"Tidak pasti. Tapi minimal kekuatannya masuk 10 besar Tiongkok - maksudku di bawah Level Puncak."
"Peringkat 10 besar... Bukankah itu setara dengan Ketua Aliansi Zhao dan kawan-kawan? Ini masih perkiraan terendah..."
Fang Ping mengerutkan alim berkata: "Rektor Chen level delapan tiga tempaan, membawa Senjata Dewa. Rektor Nan level delapan lima tempaan, dianggap memiliki kekuatan luar biasa. Liu Lao baru level delapan satu tempaan..."
"Mereka bertiga, paling-paling bisa membelenggu Tetua Keenam. Jika urutan kekuatan sesuai dengan ini."
"Paling segitu, dan itu pun sangat berbahaya!"
"Lalu Grand Lector dan Tetua Ketiga..."
Zhang Tao merenung berkata: "Tetua Ketiga diserahkan ke Bei Gongjian. Untuk Grand Lector... agak masalah. Tapi dia belum tentu turun tangan. Kalau benar-benar bertindak, percayalah, pasti ada yang menghentikan."
"Yang krusial bukan di situ. Kali ini mengerahkan lima Tetua Penyelamat, tapi aku tidak yakin apakah itu semua!"
"Jika cuma segini, kita masih bisa bertahan."
"Tapi sekarang, Tetua Kedua, Keempat, Kelima belum ada kabar..."
"Raja Naga termasuk tetua keberapa?"
"Tetua Ketujuh, tapi dia tidak bisa turun tangan..."
"Lalu yang lain, mungkin ikut campur?"
"Benar."
"Bukankah mereka sudah tahu informasi tentang orang-orang ini? Kenapa tidak langsung dibunuh saja..."
"Tidak bisa. Membuat ular ketakutan akan jadi masalah. Siapa Sang Paus sebenarnya, itu yang ingin kita ketahui. Orang ini sangat ahli menyembunyikan diri. Kalau di bawah Level Puncak masih bisa, tapi begitu mencapai Level Puncak... Begitu Pertempuran besar pecah, beberapa hal akan jadi rumit."
Fang Ping terdiam, beberapa saat kemudian baru berkata: "Sekte sesat juga punya pejuang level tujuh-delapan. Begitu beberapa datang, situasi tak akan sesuai dugaan kita. Selain itu, jika Sang Paus bukan Level Puncak, mungkin dia akan keluar dari Gunung Penjagal. Jika dia turun tangan, masalahnya makin rumit."
Zhang Tao mengangguk, menatap Fang Ping: "Memang rumit dan berbahaya. Jika kau menyesal, aku beri satu kesempatan! Jika tidak, langsung singkirkan beberapa orang yang tahu statusmu untuk mengguncang sekte sesat. Setidaknya dalam waktu dekat mereka takkan berani muncul lagi."
"Ketidaktahuanlah yang berbahaya..."
Fang Ping bergumam pelan, lalu cepat-cepat bertanya: "Menteri, sudah dapatkah pembelahan kemampuan spiritual?"
Zhang Tao tak banyak bicara. Dengan santai ia melemparkan sebilah pedang kecil berwarna giok: "Milik Li Zhen. Bisa mengatasi dua-tiga Kasta Sembilan lemah. Untuk pejuang kekuatan inti, kecuali tiga tetua teratas, masih ada harapan."
"Bagaimana dengan milik Anda?"
"Aku tak bisa membagi lagi dalam waktu dekat. Jika dipaksakan akan timbul masalah..."
Fang Ping melihatnya tak seperti berbohong, jadi pusing. Berarti menghadapi tiga tetua teratas tetap sangat berisiko.
Tiba-tiba Zhang Tao tersenyum: "Tak bisa membagi memang benar. Tapi tenang, aku siapkan belasan palsu beraura-ku untuk menakut-nakuti mereka."
"Di saat krusial, keluarkan untuk mengalihkan perhatian. Jika gagal, tarik aura dan sembunyi di laut. Takkan mudah mereka melacakmu."
Nak, ini tergantung dirimu sendiri. Bisa membelenggu ya dibelenggu, kalau tidak bisa langsung kabur saja.
Mengenai Liu Polu dan yang lain... Tujuan sejati pihak lawan adalah kalian. Membunuh mereka tidak memberi keuntungan. Jika kamu kabur, mungkin mereka juga tidak akan bertahan lama.
Mengerti maksudku?"
Fang Ping mengangguk, tidak berkata lebih lanjut. Ia menerima belasan buku kristal dari Zhang Tao, lalu menambahkan: "Bagaimana jika Bapak membuat belasan pedang kecil lagi? Aku akan campurkan yang asli dengan palsuan, siapa tahu bisa menjebak mati beberapa orang."
Zhang Tao tersenyum kecut, menjawab: "Baik, nanti akan kusuruh Li Zhen membuat lebih banyak. Selain itu, liang bumi kemungkinan akan mengalami masalah besar saat itu. Jangan menambah masalah untuk kami - jangan masuk ke liang bumi, larilah ke laut..."
"Sudah tahu."
“……”
Setelah berdiskusi beberapa saat dan mengonfirmasi garis besar rencana, Fang Ping diam sambil memandang ke arah tungku.
Saat ini, tungku telah dipenuhi warna merah darah - itu darah nyata!
Api energi sebenarnya tidak membakar fisik.
Darah... Itu sengaja dikeluarkan Qin Fengqing sendiri.
Melihat pemandangan ini, alisa Fang Ping berkerut. Zhang Tao juga mendesah ringan: "Sosok yang kejam. Entah apakah bisa melewati ujian ini."
