"'Pedang Abadi, beraninya kau!'"
"'Ngomong aja!'"
Gedebuk!
Senja di liang bumi selalu gelap pekat.
Tapi malam ini, di luar Kota Yaokui, kilauan cahaya dan pancaran emas gemerlapan.
Luar kota.
Fang Ping menarik semua aura-nya, bersembunyi di Hutan Raja Jiao.
Dulu saat Jiao masih ada di Hutan Raja Jiao, ia menanam pohon ke sana kemari, memperluas wilayah hingga menghubungkan Kota Pintu Langit dan Kota Yaokui.
Sekarang Jiao sudah tiada, Hutan Raja Jiao bukan lagi ancaman. Pepohonan yang ditanam telah banyak dibabat, tapi di area Kota Yaokui masih ada sisa-sisa.
Fang Ping yang bersembunyi di Hutan Raja Jiao menunggu dengan sabar.
"Saat ini Yaokui belum turun tangan, ini belum saatnya aku masuk kota."
"Begitu Yaokui turun tangan, baru bisa masuk."
Dengan lirikan sekilas ke data-dirinya, Fang Ping menghitung berapa lama bisa bertahan.
Harta: 48 juta poin
Energi vital: 64.000 kal (64.280 kal)
Spiritual: 3.210 hertz (3.365 hertz)
Kekuatan penghancur: 24 yuan (24 yuan)
Tempering tulang: 206 tulang (100%)
Ruang penyimpanan: 1.000 meter kubik (+)
Benteng energi: 1 poin/menit (+)
Simulasi aura: 10 poin/menit (+)
Nilai kekayaan bertambah 7 juta dibanding saat dia menyelesaikan retret, ini berasal dari set zirah yang diberikan Zhang Tao.
Fang Ping langsung menyuruh Lao Zhang memberikan hadiah, Lao Zhang juga tidak menolak, bisa dianggap sebagai hasil jerih payah Fang Ping sendiri.
7 juta, yang berarti 700 miliar.
Tidak sebanding dengan 10 miliar Senjata Dewa Kasta Sembilan, tapi Senjata Dewa level delapan yang paling unggul hanya bernilai sekitar 500 miliar.
Zirah Dewa memang jauh lebih berharga daripada senjata.
"Mengimitasikan aura sehari membutuhkan sekitar 15.000 poin, masih bisa ditolerir, konsumsinya tidak besar."
Hanya mengimitasikan aura tanpa konsumsi, Fang Ping bisa bertahan di liang bumi selama 10 tahun.
Tapi itu hanya untuk satu orang, dua orang akan mempersingkat waktu 10 kali lipat.
Tiga orang? Bahkan lebih sebentar lagi.
Ini juga alasan Fang Ping tidak membawa yang lain sekarang - nilai kekayaan tidak cukup untuk dihamburkan, membawa Lao Wang dan yang lain juga tidak banyak berperan, malah berisiko membuka kedok.
"Pak Li benar-benar kuat!"
Sambil memikirkan ini, Fang Ping juga menyaksikan pertarungan.
Di udara, tubuh Pak Li memancarkan kilauan, energi pedang menyambar langit!
Beberapa saat bertarung, Pak Li telah menebaskan 4-5 pedang, setiap tebasan merobek kehampaan.
Sekejap mata, tubuh emas Wali Kota Yaokui sudah penuh retakan besar.
Wali Kota Yaokui bukanlah tandingan Pak Li!
Meski sudah memasuki kekuatan inti, baru sebentar saja, paling-paling setara dengan tingkat pemahaman Wu Kuishan dalam pertempuran besar sebelumnya.
Walau membawa Senjata Dewa Kasta Sembilan, saat ini justru didominasi oleh Pak Li.
Di sisi ini, Pak Li mendominasi pertarungan melawan Wali Kota Yaokui.
Di sana, Qin Fengqing dan yang lainnya tidak terlalu mendekati kota, melainkan terus melepaskan aura provokasi di area luar. Yaokui belum muncul, mereka pun tidak berani sembarangan menyerang kota. Begitu diserang mendadak oleh Yaokui, kelompok mereka tidak akan bisa bertahan.
"Sekumpulan sampah! Berani membunuh kakek?"
"Si pecundang kemarin, level delapan pula, tapi harus mengkhianati temannya sendiri untuk kabur. Waktu itu Fang Ping gagal membunuhmu, sekarang kau pasti tidak bisa lari lagi!"
"Namamu Kui Luo, kan? Sampah! Keluar sini! Laozi baru level tujuh tahap awal, tetap bisa membunuhmu!"
“……”
Di luar kota, Qin Fengqing terus memaki.
Saat Pertempuran Kota Gerbang Langit sebelumnya, dua petarung level delapan dari Kota Yaokui ikut membantu. Tapi satu kabur, dan saat pergi menyerang petarung level delapan lainnya untuk lolos.
Setelah perang, Master Fan dan yang lain telah menyebarkan cerita ini di Kota Yaokui.
Tapi yang mati sudah tiada. Kini Kui Luo masih hidup. Wali Kota Yaokui diam saja, yang lain pun tidak berani meragukan Jenderal Besar Kui Luo.
Tapi hari ini, Qin Fengqing memaki dengan sangat kasar.
Di dalam kota, dua pejuang Tubuh Emas level delapan dan tujuh petarung level tujuh melayang ke udara. Satu orang lagi mengawasi tambang bawah tanah.
9 orang semuanya menunjukkan ekspresi marah!
Salah satu pejuang Tubuh Emas bahkan wajahnya pucat pasi!
"Bangsat!"
Kui Luo bergumam kasar.
Karena hal ini, dia sudah beberapa kali dimarahi Wali Kota Yaokui. Tapi mengingat level delapan-nya dan pihak lawan sudah mati, mayat di liang bumi memang tidak berharga.
Jadi selain keluarga Sang Venerable yang memusuhinya, yang lain meski tahu dia melakukan ini, tidak berani komentar.
Tapi sekarang, petarung kebangkitan di seberang kembali membuka luka lama.
Itu pun menggunakan bahasa liang bumi!
Keterlaluan!
Meski rekan sejawat di sekitarnya diam, Kui Luo merasakan perbedaan sikap. Sekarang perang besar pecah, mereka semua enggan bertempur bersamanya, menjauh karena khawatir dia mengulangi tindakan itu.
Kui Luo hampir saja turun tangan mengeksekusi brengsek di seberang itu, tapi belum ada perintah dari Raja, dia tak berani bertindak gegabah.
Untuk saat ini, hanya bisa mendengar umpatan lawan.
Kui Luo diam. Di area sebelahnya, pejuang level delapan lain berbicara: "Kota Harapan punya dua Venerable, 5 komandan. Jika benar bertarung, Kui Luo, kau yang membelenggu petarung Venerable pertengahan..."
Mendengar ini, Kui Luo menyeringai dalam hati.
Venerable pertengahan itu Kou Jiangjiong.
Yang awal tahap adalah Liu Polu.
Orang ini menyerahkan yang terkuat padaku, mengira aku bodoh?
Tapi...
Kui Luo menjawab dengan mudah: "Baik!"
Kalau dia mau menghadapi yang lain, biarkan saja. Kui Luo sudah terpantau beberapa kenalan di antara 5 pejuang tingkat komandan.
Tang Feng, Lü Fengrou, Li Hantong, Huang Jing.
“Mereka, termasuk si itu yang memarahiku, semua adalah kenalan.”
“Dulu di pertempuran Kota Kayu Ajaib, mereka masing-masing memegang Senjata Dewa, membelenggu kita - termasuk Liu Polu, mantan komandan yang sekarang menjadi Jenderal Besar. Pada hari itu pun dia juga membawa Senjata Dewa.”
“Belum tentu lebih lemah dari petarung level menengah Jenderal Besar.”
“Sedangkan Kou Jiangjiong yang sudah beberapa kali bertarung denganku, meski berada di pertengahan level delapan, tidak memiliki Senjata Dewa di tangan.”
“Kou Jiangjiong tanpa Senjata Dewa tidak akan sesulit itu untuk dihadapi.”
“Melihat Kui Luo menyetujui dengan mudah, yang lain pun diam.”
“Dalam hati Kui Luo menyeringai lagi. Memalukan jika hanya dirinya yang kehilangan muka.”
“Tapi jika orang-orang ini juga mengalami kerugian, bukan hanya dia seorang yang jadi bahan tertawaan.”
“Soal korban... itu tidak semudah itu terjadi.”
“Sang Raja masih ada di sini, Dewa Penjaga juga belum turun tangan. Lawan hanya mengirim satu Pendekar Pedang Panjang Umur. Tidak mudah untuk membunuh orang.”
“Saat sedang berpikir, di udara terdengar suara menggelegar Wali Kota Yaokui: 'Penjaga Kui, turun tangan!'”
“Wali Kota Yaokui merasa terhina!”
“Dia memang bukan tandingannya. Di hadapan dua Yang Mulia dari Wangting, ditindas oleh Pendekar Pedang Abadi. Di depan warga kota, dihajar habis-habisan. Kewibawaannya runtuh.”
“Tadi berniat bertarung sendirian agar setidaknya bisa mempertahankan martabat seorang Raja.”
“Meski Raja domain luar tidak sehebat Raja Zona Terlarang, tapi tak boleh terlalu memalukan.”
“Tapi Pendekar Pedang Abadi semakin kuat. Jika terus begini, akan semakin memalukan.”
“Sampah!”
“Pak Li tertawa terbahak-bahak, pedang panjangnya menerobos udara menebas kepala lawannya.”
“Retakan kehampaan muncul kembali!”
“Gelombang energi pedang langsung menerobos ke dalam kota, tembok kota runtuh berdebum.”
“Saat ini, di dalam kota, satu batang bunga matahari raksasa melesat ke angkasa, lalu cepat-cepat menerjang Pak Li.”
“Qin Fengqing dan rombongan segera mundur, menunggu Pak Li bertarung dengan mereka, membelenggu musuh agar tidak ikut campur dalam pertempuran ini.”
“Manusia dan siluman bersatu. Begitu bertemu, Wali Kota Yaokui menggebrak meja: Materialisasinya muncul berupa tanaman siluman bunga matahari.”
“Materialisasi itu langsung menyatu dengan Yaokui, aura siluman itu langsung berkobar!”
“Trik receh!”
“Pak Li menyeringai: Ini metode pelatihan pendukung para wali kota di Kerajaan Tanaman Siluman dan Kerajaan Yaoming.”
“Bersama monster dan tanaman siluman, mereka berlatih bersama.”
“Kedua pihak bekerja sama. Saat bertempur, materialisasi menyatu dengan tubuh bangsa monster, memperkuat mereka.”
“Tapi cara bertarung seperti ini hanya efektif melawan lawan yang jumlahnya sedikit.”
“Jika saat ini 2 vs 2, Wali Kota Yaokui yang bertindak seperti ini justru akan melemahkan kekuatannya sendiri dan mudah dieksekusi.”
“Dua manusia dan satu siluman tiba-tiba saling bertautan dalam sekejap mata.”
“Energi pedang Pak Li menyambar ke langit, gelombang sisa energinya tak dihiraukan dan menyebar ke segala penjuru.”
Di sisi lain, Qin Fengqing dan yang hadir, saat ini melihat Pak Li membelenggu dua Kasta Sembilan, tanpa basa-basi langsung memunculkan Senjata Dewa, seketika menyerbu ke arah orang-orang di dalam kota.
Para pejuang itu juga tidak berani bertarung di dalam kota. Wali Kota Yaokui menggebrak meja: "Keluar kota untuk menghadapi musuh!"
Begitu kata-katanya keluar, para pejuang Kota Yaokui segera terlempar keluar dari kota, mulai berpekik perang dengan Li Hantong dan kawan-kawan.
……
Di tengah hutan.
Fang Ping merasa sedikit menyesal, sayangnya aku tidak bisa turun tangan sekarang.
Kalo nggak, dalam situasi seperti ini, dengan Golden Body-nya menyelimuti sekali saja, dua Kasta Delapan dan tujuh Kasta Tujuh ini pasti takkan bisa kabur!
"Lupakan, mereka semua orang lemah. Sekarang membunuh atau tidak juga santai saja."
Dua Kasta Delapan itu sama-sama di pertengahan level delapan, baru masuk fase tempaan ketiga, kurang lebih setara dengan Fang Ping.
Tingkat pengendalian kekuatannya juga biasa-biasa saja, bahkan kalah dari Fang Ping sekarang.
Sekalipun bertarung secara langsung, dua orang ini bukan lawan Fang Ping. Bukan lawannya Fang Ping berarti tak ada ancaman sama sekali baginya.
Begitu juga bagi Kou Jiangjiong dan kawan-kawan, tak ada ancaman.
Liu Polu menggenggam Senjata Dewa Kasta Sembilan!
Tengkorak Besi pun mengenakan Zirah Dewa.
Jangan lihat kurangnya dua Kasta Tujuh, ini sama sekali tak relevan. Lao Huang sendiri adalah petarung puncak level tujuh, personel Kota Yaokui jelas tak cukup.
Tapi Fang Ping masih sedikit mengerutkan kening.
Di dalam kota... sepertinya masih banyak energi petarung tingkat tinggi.
Saat ini dia berada di luar kota, merasakan hal ini dengan cukup jelas.
Reaksi energinya bisa dia deteksi.
“Ternyata masih ada dua petarung level delapan, lima level tujuh……”
Fang Ping mengerutkan kening, ini akan jadi masalah.
Lao Li dan kawan-kawan mungkin sudah merasakan kehadiran mereka. Tapi sepertinya mereka masih ragu-ragu untuk muncul. Karena itu, Lao Li dkk juga belum dievakuasi. Jika benar-benar diserang, masih ada waktu untuk mundur.
“Dari mana datangnya begitu banyak petarung kuat? Jangan-jangan utusan Zona Terlarang?”
Selain delegasi Zona Terlarang, mustahil kota lain mengerahkan pasukan sebanyak ini untuk membantu Kota Yaokui. Apalagi serangan mendadak ini diputuskan secara dadakan.
“Sudahlah! Manfaatkan keributan pertempuran untuk menyusup ke kota!”
Saat ini, para petarung elit sedang bertempur di luar tembok kota.
Lao Li sibuk menahan dua petarung Kasta Sembilan. Pertempuran yang semakin menjauh ini justru mempermudah gerakan Fang Ping.
Di bawah langit malam, Fang Ping mengubah arah. Alih-alih menggali terowongan, ia berputar dan meluncur ke sisi lain tembok kota.
Dengan kecepatan super dan kemampuan menyembunyikan energi, hanya petarung Kasta Sembilan yang bisa mendeteksi jejaknya. Yang lain mustahil.
Masuk kota dengan menggali terowongan? Itu cara kuno.
Andai tujuan utamanya adalah tambang, Fang Ping bisa langsung membunuh penjaga level tujuh dan menggasak habis cadangan mineral.
……
Di kediaman penguasa...
Sang pemuda masih mondar-mandir. Dua level delapan dan lima level tujuh yang dirasakan Fang Ping memang delegasi Zona Terlarang.
Pemuda itu dan Feng Miesheng sama-sama level tujuh. Dua level delapan dan tiga level tujuh lainnya adalah pengawal mereka.
Kali ini tidak ada pengawal berlevel Kasta Sembilan.
"Di pihak Feng Miesheng, hampir semua Jenderal Dewa di bawah Raja Feng telah dieksekusi. Sekarang hanya tersisa 3 orang yang masing-masing memiliki tugas penting dan tidak bisa mengawal."
"Sedangkan si Pemuda... Meski secara nominal masih menjadi Raja Kerajaan Tanaman Siluman, menggerakkan petarung Kasta Sembilan tetap bukan hal mudah."
"Sang Raja sendiri mungkin masih bisa memerintah, tapi ketika putranya menjadi utusan ke Domain Luar dan ingin dikawal petarung Kasta Sembilan, itu hampir mustahil."
"Kali ini, hanya dua pejuang level delapan yang mengawal mereka masuk ke Domain Luar."
"Feng Miesheng melihat sang Pemuda mondar-mandir, lalu menatap langit dengan kesal: 'Yang Mulia, kita menguasai keunggulan. Di Kota Phoenix, pertempuran Jenderal Dewa juga pecah. Raja Ular dari Universitas Bela Diri Kota Iblis pasti sedang dibelenggu, tidak ada bahaya!'"
"Pemuda itu mengerutkan kening: 'Aku bukan takut, tapi konflik di area ini terlalu sering terjadi. Lebih baik kita segera pergi. Kali ini kita telah menjemput jenius-jenius dari Kota Yaokui dan kota lain, langsung kembali ke Wangting!'"
"'Tim dari kota-kota lain sudah dikonfirmasi. Kota Yaokui adalah perhentian terakhir. Setelah selesai di sini, kita bisa Kembali ke Wangting.'"
"Feng Miesheng melanjutkan: 'Semoga di antara mereka yang kita jemput kali ini, ada beberapa jenius sejati!'"
"Sambil mengerutkan kening, dia menambahkan: 'Jenius-jenius Domain Luar ini sedikit yang bisa mencapai level komandan. Jika kali ini tidak bisa menghasilkan lebih banyak komandan, kita akan diremehkan lagi!'"
Pemuda berkata sambil lalu: "Semua ini gara-gara Fang Ping! Binatang itu sebelumnya di Tanah Pertempuran Raja membantai begitu banyak jenius petarung, kalo nggak karena itu bagaimana mungkin sampai begini..."
"Fang Ping!"
Feng Miesheng menyebut nama Fang Ping dengan ekspresi wajah menjadi pucat!
Bukan hanya Melawan Fang Ping, tapi juga menghadapi sang Pemuda, wajah berkerut berkata: "Li An, apakah Anda sedang menuduh saya?"
Pemuda sepertinya tertegun sebentar, lalu bersungut-sungut: "Feng Miesheng, Saya sama sekali tidak punya ide ini! Saya hanya membenci Fang Ping yang telah membunuh banyak jenius, apa urusannya denganmu?"
"Hmph!"
Feng Miesheng mendengus, sebelumnya masih memanggil "Yang Mulia", sekarang dia malas bersikap formal dan memanggil langsung namanya.
Orang ini berbicara tanpa menggunakan otak!
Sekarang menyebut-nyebut Fang Ping, bukankah ini sengaja membuat dirinya sendiri malu?
Saat mereka berbincang, di samping mereka, seorang pejuang level delapan tiba-tiba menoleh dan melihat sekeliling dengan sorot mata penuh curiga seperti rubah, tadi... sepertinya ada kegaduhan di belakang kediaman penguasa?
Tapi sekarang kondisi dalam kota sangat kacau, beberapa penjaga di area belakang kediaman penguasa juga segera meningkatkan pengamanan, ada sedikit kegaduhan juga wajar.
……
Area belakang.
Fang Ping sudah menyusup masuk dengan penuh penyesalan, Feng Miesheng!
Dia merasakan kehadiran energi Feng Miesheng!
Sayang sekali!
Kalau saja dia dan beberapa pejuang level delapan itu tidak berkumpul, membunuhnya dan menggantikan posisi Feng Miesheng akan jauh lebih baik.
Tapi sekarang, mereka belum tentu akan berpisah, jika memaksakan diri untuk membunuh mereka, itu akan membuka kedoknya.
"Jika terus menunda, saat Pak Li dan mereka sudah dievakuasi, Kasta Sembilan kembali, maka tak ada kesempatan lagi."
"Lupakan, kulepaskan nyawamu! Feng Miesheng itu tolol, ahli mengorbankan kepala, tidak dibunuh juga bagus, cepat atau lambat pasti jadi kambing hitamku!"
Fang Ping berpikir, tidak membunuh Feng Miesheng juga tidak buruk.
Jangan terlalu dekat dengan Raja Sejati!
Feng Miesheng adalah cucu kandung Raja Feng, Begitu membunuhnya, bisa-bisa harus berurusan dengan Raja Feng, mudah membuka kedok.
Lebih baik orang domain luar!
Orang domain luar tidak memahami Zona Terlarang, sekalipun melakukan tindakan nyeleneh saat masuk, itu wajar.
Tapi orang Zona Terlarang seperti Feng Miesheng yang sudah sangat familiar dengan wilayah itu dan punya banyak kenalan, Begitu ada tindakan mencurigakan, mudah ketahuan.
"Lebih baik menggantikan orang domain luar, pertama kali masuk Zona Terlarang pasti akan dapat penjelasan situasi dasar."
Fang Ping sudah menyusun strategi, mulai melakukan pencarian.
……
Beberapa saat kemudian.
Di dalam Golden Body.
Fang Ping menatap pemuda yang masih bingung di hadapannya, tersenyum: "Duduklah."
"Anda... Anda adalah..."
Pemuda ini juga petarung level enam, tapi saat ini sangat kebingungan, tadi dia masih di rumah, kenapa tiba-tiba muncul di kegelapan?
Di Golden Body, Fang Ping menutupi wujud asli rumah, hanya menyisakan kegelapan.
Melihat situasi ini dia tertawa: "Duduklah bicara! Aku dari faksi Tuan Raja Huai, kali ini Raja Feng mengirim Pangeran Feng ke Kota Yaokui, Raja Huai tidak tenang sehingga menyuruhku ikut mengawasi... Ada beberapa hal yang lebih baik tidak kau ketahui.
Pembicaraan sampai di sini, kalau Anda terus bertanya, takkan luput dari kematian!
Sekarang, beri tahu pertahananku, semua aktivitas Pangeran Feng di Kota Yaokui, jangan sampai ada yang terlewat..."
Sang Pemuda menunjukkan ekspresi gentar!
Jenderal Besar di bawah Raja Huai!
Kota Yaokui dan Raja Huai memang memiliki perselisihan.
Terakhir kali Raja Huai meminta Wali Kota Yaokui membantu pertempuran di Kota Kayu Ajaib, tapi Wali Kota Yaokui menolak dan tidak mengirim pasukan bantuan, membuat Raja Huai sangat marah.
Dan ini menyangkut perselisihan antar Raja Sejati...
Sang Pemuda gemetar ketakutan, berkata dengan gelisah: "Tuan... lalu tempat ini..."
"Tempat ini adalah Ruang Jiwa Abadi milik pertahananku, tidak perlu khawatir. Dua Jenderal Dewa sudah pergi, tidak akan ada yang menemukan! Dua Jenderal Besar yang dibawa Pangeran Feng itu, bukanlah tandingan pertahananku!"
Fang Ping tersenyum lalu mendadak berubah dingin: "Cukup! Jangan mengulur waktu! Cepat katakan, pertahananku tidak punya waktu untuk omong kosongmu!"
Sang Pemuda tergetar hatinya, Ruang Jiwa Abadi?
Masih ada Pejuang level ini di bawah Raja Huai?
Yang disebut Ruang Jiwa Abadi sebenarnya adalah materialisasi energi, tapi materialisasi yang memiliki dimensi ruang, jenis materialisasi seperti ini sangat langka.
Sang Pemuda tidak tahu status Fang Ping asli atau palsu, tapi fakta bahwa pihak lain sangat kuat adalah nyata.
Ditambah pertanyaan hanya tentang situasi Feng Miesheng, sang Pemuda ragu sejenak, juga tidak berani meminta Fang Ping menunjukkan bukti status, dan memang tidak perlu.
Pejuang level seperti ini, masih di bawah Raja Huai, memintanya membuktikan status hampir mustahil.
Saat ini, yang dikhawatirkan Pemuda adalah pihak lain akan membunuhnya untuk menutup mulut.
Tidak buru-buru membahas masalah Feng Miesheng, sang pemuda segera berkata: "Nama saya Kui Ming, ayah saya adalah Jenderal Kui Luo yang memimpin Pasukan Pengawal kerajaan. Tuan, jika sesuatu terjadi pada saya, ayah pasti akan menyadari keanehan ini."
Karena Tuan telah memasuki wilayah selatan ketujuh, pasti ada catatan tentang wilayah selatan ketujuh dan penghubung Gunung Penjagal.
Hamba tidak berani ikut campur dalam urusan para Raja Sejati, hanya memohon Tuan mengampuni nyawa hamba setelah mengetahui semua kebenaran.
Tuan tidak perlu khawatir, hamba tidak berani mengarang cerita. Jika hamba melaporkan masalah Pangeran Feng, hamba juga akan terseret masalah dan menjerat ayah hamba.
Urusan mempertaruhkan nyawa seperti ini, hamba sama sekali tidak berani mengucapkan omong kosong..."
Setelah pemuda itu selesai bicara, Fang Ping tersenyum: "Kau memang orang cerdas. Rupanya putra Jenderal Kui Luo. Baiklah, pertempuran terakhir Jenderal Kui Luo juga untuk melayani Tuan Raja Huai. Aku akan mengampuni nyawamu!"
Mendengar ini, jantung sang pemuda berdebar kegirangan.
Pertempuran terakhir ayah di Kota Kayu Siluman nyaris merenggut nyawanya. Ternyata ada manfaatnya juga.
Para Jenderal di bawah komando Raja Huai juga mengetahui hal ini. Mungkin bisa dimanfaatkan untuk keuntungan?
Ayah sekarang sering mendapat perlakuan diskriminatif karena efek samping dari pertempuran terakhir.
Haruskah meminta Jenderal ini menyampaikan bahwa ayah adalah pejuang level delapan realm penghormatan, mungkin bisa memihak Raja Huai?
Sang pemuda terus berpikir cepat tanpa berani menunda.
Karena berniat memihak, ia menceritakan semua detail tentang Feng Miesheng tanpa ada yang terlewat.
“Fang Ping menyimak dengan serius, sesekali bertanya. Tentang apakah yang dikatakan orang ini benar atau palsu, nanti bisa ditanyakan ke orang lain untuk memastikan.”
“Tapi... Lao Li harus membuat kekacauan di sini dulu. Kalau tidak, kalau ada yang hilang, akan sulit memberi penjelasan.”
“Harap Pak Li bisa andal.”
Fang Ping berdoa dalam hati, mulai menghafal semua yang diucapkan pemuda itu dengan teliti.
