Di tempat kejadian.
Begitu ucapan petarung itu menggema, para petarung domain luar yang masih tersisa langsung pucat pasi.
Fang Ping juga waspada setengah mati, bersiap untuk kabur kapan saja.
Pihak lawan sangat kuat!
Bukan Kasta Sembilan lemah, melainkan petarung Jalan Kekuatan Inti.
Bahkan menguasai Senjata Dewa!
Petarung selevel ini bukanlah lawan yang bisa dihadapi Fang Ping.
Mereka khawatir, tapi Feng Miesheng malah tak acuh, menyeringai dingin: "Wali Kota He, kenapa, mau bunuh untuk menutup mulut? Bagaimana kalau bunuh aku juga! Aku hanya mengatakan kebenaran nyata, apa itu masalah?"
Wajah Wali Kota He berkerut, bergumam berat: "Yang Mulia, beberapa perkataan, rakyat biasa boleh ucapkan, orang luar boleh ucapkan, tapi Yang Mulia tidak boleh! Sebagai salah satu pewaris Raja Utama, keturunan Raja Sejati, Yang Mulia pasti lebih pahit dariku!"
Feng Miesheng menjawab datar: "Aku tentu pahit. Tapi aku tidak menyebut nama siapapun. Wali Kota He terburu-buru seperti ini, justru merendahkan statusmu!"
Wali Kota He kembali mengerutkan alisnya!
Dia sangat tidak puas dengan Feng Miesheng!
"Status Anda berbeda, masalah meragukan Raja yang menyakiti diam-diam Raja Sejati Kerajaan Takdir Surgawi ini, bisakah diucapkan sembarangan di depan umum?"
Saat ini, Walikota He bahkan mulai memancarkan bahaya tersembunyi!
Bukan kepada Feng Miesheng, melainkan kepada orang-orang dari dinasti dan sekte dewa!
Meski berada di bawah Wangting, mereka bukan kekuasaan langsung di bawah Wangting.
Sangat mudah memicu masalah!
Di udara, empat petarung level sembilan dari berbagai dinasti besar dan beberapa sekte dewa mulai memamerkan energi mereka.
Seseorang berkata dengan nada bermain-main: "Walikota He, Yang Mulia Feng hanya bercanda, tak perlu ditanggapi serius?"
"Benar! Meski lemah, banyak dari orang domain luar ini adalah keturunan petarung level Jenderal Dewa. Walikota He terlalu tergesa-gesa hendak membunuh!"
"Tapi bisa dimaklumi. Walikota He dulu pernah berperang bersama Raja bertahun-tahun, hubungan akrab yang erat. Wajar jika sekarang turun tangan."
“……”
Para petarung ini terus bercanda namun tetap waspada, masing-masing mengumpulkan energi sambil bersiap diam-diam.
Walikota He adalah penguasa kerajaan di perbatasan!
Dari 360 walikota level Jenderal Dewa di Wangting, tak semua kuat di jalan kekuatan inti. Yang menguasai kekuatan inti paling banyak sekitar 100 orang.
Di antara 100 itu, Walikota He termasuk yang kekuatannya cukup besar.
Karena itu, meski banyak petarung di udara, mereka tetap sangat waspada khawatir Walikota He tiba-tiba meledak.
Walikota He tetap diam. Di samping Hua Yu, muncul seorang petarung level sembilan.
Di depan Feng Miesheng, Pejuang level delapan lima tempaan yang sebelumnya mengawal mereka ke wilayah selatan ketujuh juga berdiri melindunginya.
Sementara Feng Miesheng sendiri telah mengeluarkan sehelai daun di tangannya.
Fang Ping melirik sejenak, dalam hati bertanya-tanya: "Pembelahan kemampuan spiritual Feng Wang?"
Namun dengan begini, situasi justru menjadi lebih aman.
Wali Kota He menyaksikan kewaspadaan yang hadir, bahaya tersembunyi seketika buyar. Dengan tenang berkata: "Aku tadi bertindak untuk mencegah kebocoran informasi. Beberapa hal yang dianggap candaan oleh Yang Mulia dan kami, Begitu sampai di telinga orang lain, belum tentu dianggap lelucon."
Setelah itu, memandang Fang Ping dan rombongan, tersenyum tipis: "Mereka yang akan bergabung dengan para Yang Mulia, tentu tak perlu kukhawatirkan omongan sembarangan. Tapi demi kerajaan, tetap kuharap kalian menjaga ucapan!"
Feng Miesheng mencemooh, tetap diam.
Tak lagi menghiraukan Wali Kota He, memelintir kepala ke Li An yang berdiam diri di samping: "Li An, cukup sampai di sini hari ini!
Tapi hasil hari ini luar biasa, sepadan!
Semoga sekembalinya ke ibu kota kerajaan, kau masih bisa terus bersantai!"
"Hahaha!"
Feng Miesheng tertawa terbahak-bahak, kembali memandang Hua Yu dan lainnya: "Sekalian, semua sudah kusampaikan. Putuskan sendiri! Perjuanganku terang-terangan! Waspadalah pada penjahat licik!"
Melemparkan kata-kata ini, Feng Miesheng melesat ke langit hendak pergi.
Fang Ping dan rombongan segera menyusul, sambil melirik ke bawah...
Setelah melihat sebentar, Fang Ping tidak bisa menahan diri dan berbisik, "Yang Mulia, semua orang itu membawa seluruh sumber daya mereka ke Wangting..."
Dia sudah tidak bisa menahan diri lagi!
Feng Miesheng, ternyata kau memang idiot!
Ribuan orang!
Setelah membunuh begitu banyak orang yang membawa seluruh harta mereka, pasti ada banyak sumber daya berharga!
Meski dia tidak layak mengambilnya, Feng Miesheng berhak.
Nanti jika perlu, bunuh saja Feng Miesheng lalu ambil kembali. Biarkan dia jadi penjaga sementara.
Tapi kalau pergi sekarang, bukankah itu menguntungkan orang lain?
Siluet Feng Miesheng tertahan sebentar, tapi tetap tidak berhenti berjalan.
Dia adalah Pangeran Mahkota!
Apa pantas turun sendiri untuk menjarah mayat?
Namun dengan lirikan sekilas ke petarung level delapan di sampingnya, pejuang level delapan itu langsung menggerakkan tangan. Batu energi tidak diambil, tapi beberapa Senjata Dewa dan bungkusan kecil berisi energi melimpah langsung tersambar ke tangannya.
Batu energi bukan barang langka. Sebagai bangsawan tinggi, memungut itu akan merendahkan martabat Feng Miesheng.
Tapi mengambil beberapa Senjata Dewa dan harta karun langka tidak akan menimbulkan protes.
Senjata Dewa memang jarang di domain luar. Dari ribuan orang hadir, pemiliknya tak sampai 10.
Dengan satu gerakan tangan, 5 bilah langsung direbut - jumlah yang cukup signifikan.
Saat ini, Feng Miesheng memang sedang kekurangan Senjata Dewa.
Saat memimpin pasukannya bertarung melawan Fang Ping di Tanah Pertempuran Raja dulu, banyak senjata keturunan langsung yang dia berikan justru jatuh ke tangan Fang Ping.
Kebetulan belakangan ini persediaan di tangannya sedang menipis.
Kalo nggak, dengan harta bendanya dulu, mungkin dia tidak akan menyuruh anak buah mengambil barang-barang ini.
……
Feng Miesheng pergi, yang lain juga mengejek sebentar sebelum berpencar.
Beberapa pangeran seperti Hua Yu juga segera pergi.
Saat pergi, mereka semua melirik Li An dalam-dalam.
Setelah semua pergi, wajah Li An tiba-tiba pucat pasi. Dengan gigi gemeretak dia bergumam: "Kui Ming!"
Si brengsek ini!
Dia pasti akan membunuhnya!
Li An tak menyangka hari ini justru tumbang di tangan Kui Ming!
Dia kira semuanya terkendali, tapi ternyata Kui Ming sudah lama bersekongkol dengan Feng Miesheng.
Dirinya sendiri sampai dijebak oleh petarung level jenderal perang!
Kini, setelah pernyataan Feng Miesheng ini, urusan Li An akan cepat tersebar. Bahkan Ayahandanya akan diawasi dan diwaspadai banyak pihak!
Sial!
Di samping, Wali Kota He mengerutkan alis: "Yang Mulia! Kali ini Anda terlalu gegabah. Seharusnya Kui Ming tidak dipermalukan di depan Feng Miesheng! Kalo nggak, paling hanya menanam mata-mata..."
Andai Li An tidak memaksa Kui Ming melakukan ini, mungkin Kui Ming tidak akan menyerang orang-orang rekruitannya dan memicu masalah lanjutan.
Tapi demi mempermalukan Feng Miesheng, Li An tetap memaksa Kui Ming melakukannya.
Alih-alih sukses, malah Feng Miesheng yang menguasai situasi.
Soal mata-mata, itu bukan masalah besar.
Persaingan posisi Raja Utama memang berbahaya, dari 16 pewaris, siapa yang tidak memiliki beberapa mata-mata di sekitarnya.
Ekspresi Li An berubah-ubah, setelah lama akhirnya berkata: "Paman He, kali ini aku ceroboh, juga terlalu terburu-buru... Feng Miesheng belakangan semakin sok jagoan, di Wangting, berulang kali menyuruh orang-orang menentang Ayahanda... Aku juga..."
"Feng Miesheng tidak menakutkan, kuncinya tetap pada Raja Feng."
Wali Kota He mendesah ringan: "Yang Mulia, Raja Feng-lah yang harus Anda perhatikan. Feng Miesheng hanya bidak catur yang diorbitkan, tanpa dia, masih ada yang lain!
Yang utama tetap Raja Feng, selama Raja Feng ada, itulah pondasi keyakinan kesombongan Feng Miesheng.
Yang Mulia masih terlalu muda, seberapa pun Feng Miesheng bersikap sombong dan dominatif, tidak akan mengubah apapun, semakin dia arogan, semakin mudah menjadi sorotan para Pangeran lain..."
Dalam hati Wali Kota He mendesah, Li An masih terlalu hijau.
Sama sekali tidak melihat akar permasalahan!
Feng Mieshengapa?
Mati atau tidaknya dia, tidak terlalu berpengaruh.
Feng Qing dulu juga salah satu pewaris, akhirnya mati, maka tidak berarti apa-apa!
Keluarga Feng tetap cepat mengorbitkan Feng Miesheng, tetap menjadi pewaris Raja Utama, sumber utamanya adalah Raja Feng.
Li An seharusnya terus bersembunyi, tetap berdiam diri, bukan malah berpikir untuk menekan Feng Miesheng saat ini.
Dibandingkan Raja Utama, Li An benar-benar terlalu jauh berbeda.
Wali Kota He berpikir dalam hati, lalu segera berkata dingin: "Ini bukan masalah besar! Raja terluka parah, demi melindungi diri, memintamu untuk menahan diri sedikit, itu wajar!
Banyak orang sejak lama meragukan apakah kamu berpura-pura. Ketika kebohonganmu terbongkar, justru membuat mereka lega.
Untuk urusan lain, tanpa bukti, siapa berani sembarangan bicara?
Meskipun Raja terluka, di Kuil Raja Sejati bukan berarti tidak ada yang mendukungnya. Selama Raja tidak runtuh, semua yang terjadi hari ini tidak berarti apa-apa!"
Wali Kota He menghibur sebentar, lalu melanjutkan: "Tapi dalam waktu dekat jangan lagi pergi ke sana kemari, agar tidak membuat Raja mendapat musuh."
"Bagaimana dengan Kui Ming..."
Li An masih sangat kecewa. Wali Kota He menyeringai dingin: "Cuma prajurit elite kecil! Kalau kamu sudah tidak tahan, tak perlu menahan diri! Cari kesempatan dan bunuh saja dia!
Selama Feng Miesheng tidak ada di lokasi kejadian, meski mereka tahu kamu yang membunuhnya, apa yang bisa mereka lakukan?
Jangan terlalu menahan diri. Semakin kamu menahan diri, orang lain justru semakin curiga kamu punya rencana besar.
Sekarang semua sudah tahu kamu berpura-pura, tak perlu lagi berakting. Kamu masih muda, statusmu mulia. Dipermalukan oleh prajurit elite domain luar? Membunuhnya adalah keharusan!
Tidak hanya harus membunuh, tapi juga lakukan dengan tegas untuk mengguncang para pengecut!"
Setelah mendengar perkataan Wali Kota He, Li An lega, lalu ekspresi wajahnya menjadi pucat: "Kui Ming harus mati! Juga Jin Yuhuai itu! Oh ya, termasuk generasi ayah Kui Luo dan Jin Yuhuai..."
Wali Kota He mengerutkan alis ringan: "Tidak boleh! Mereka adalah orang-orang dari domain luar kerajaan, juga pejuang kerajaan terdepan yang berperang melawan Tanah Kebangkitan. Membunuh mereka akan mudah memicu permusuhan pejuang domain luar!"
Pejuang domain luar, meski secara nominal berada di bawah Wangting.
Tapi sejak tiga ratus tahun lalu, setelah penghubung dikunci dan Raja Sejati tidak masuk wilayah, mereka sudah mengabaikan wewenang kerajaan. Ini terlihat dari gelar raja yang mereka berikan sendiri.
Membunuh jendral mereka akan membuat domain luar memusuhi Wangting. Jangan bertindak sembarangan.
Berbeda dengan Wangting, keturunan disini mati ya mati saja. Zona Terlarang penuh krisis. Mereka yang mengirim keturunan ke sana sudah siap dengan kematian.
Yang Mulia, kita harus menahan diri ketika diperlukan. Tidak bisa terus bertindak semaunya. Beberapa hal perlu lebih banyak pengalaman."
Li An membungkuk hormat: "Terima kasih bimbingannya, Paman He."
Wali Kota He mendesah: "Lao Fu hanya bisa membantu sedikit. Sayang Raja mengalami luka parah dulu. Dua Jenderal Dewa kiri-kanan, satu mati satu luka. Kalo tidak... Tidak akan begini!"
Dulu, tiga pejuang top kekuatan inti bersama-sama mengepung Li Zhen.
Ketiganya adalah pejuang terkuat di bawah level Raja Sejati!
Hasilnya, satu langsung terbunuh di tempat. Raja hancur kekuatan intinya. Satu lolos dengan keberuntungan tapi juga luka cukup parah. Hingga sekarang lukanya belum sembuh.
Kalo tidak, Raja tidak akan terpuruk seperti ini.
Lebih dari sepuluh tahun lalu, momentum pertempuran Raja menguasai langit!
Dirinya sendiri hampir mencapai Raja Sejati, belum lagi dua Jenderal Dewa kiri-kanan yang hubungannya sangat erat dengannya juga di ambang menjadi Raja Sejati.
"Dulu jika tidak pergi menyergap dan membunuh Li Zhen, mungkin hari ini akan muncul tiga Pejuang Level Raja Sejati!"
Ditambah dengan kelompok Raja Sejati di Kuil Raja Sejati yang mendukung Raja, serta beberapa Raja Sejati yang ragu-ragu setelah Raja menjadi Raja Sejati, mereka juga akan berbalik arah.
Begitu memikirkan ini, Wali Kota He menghela napas penuh penyesalan.
"Raja Kegelapan... Raja Militer... Aduh!"
Dia menghela napas, sementara Li An mengatupkan gigi berkata: "Ayahanda bilang, dulu beliau terjebak tipu daya Raja Militer! Saat Raja Militer, tidak menunjukkan kekuatan, tapi setelah, kemampuan bertarungnya sangat kuat, bahkan lebih hebat dari Raja Sejati di Kota Zhenxing!"
"Raja Kegelapan selalu tidak kalah dari Raja Militer. Saat itu ada kabar angin, Raja Penahan memberikan bimbingan, Raja Kegelapan mungkin bisa menginjakkan kaki di dua jalan utama sekaligus, menjadi petarung terkuat di bawah Raja Penahan!"
"Karena inilah, Ayahanda bersama dua Paman masuk ke domain luar untuk menyergap Raja Kegelapan..."
Wali Kota He terdiam. Semua peristiwa ini memang telah diketahuinya.
Mendengar penuturan Li An, ia juga merasa sangat menyesal: "Saat itu memang tersesatkan. Andai tidak begitu, sekalipun Raja Kegelapan, selama Raja dan dua Jenderal Dewa kiri-kanan, kita tidak perlu khawatir."
Li An kembali menggertakkan gigi: "Masih ada Raja Feng dan mereka..."
"Diam!"
Wali Kota He mengerutkan alis, menegur keras, tidak memberinya kesempatan untuk melanjutkan.
Melihat ke sekeliling, Wali Kota He baru berkata: "Yang Mulia segera kembali ke ibu kota kerajaan, secepatnya mencapai realm Venerable! Mengenai Raja, jangan khawatir. Selama kita masih ada, Raja pasti aman!
360 kerajaan, meski sebagian telah membelot, masih ada veteran yang mendukung Raja dan akan mendukungmu!
Tapi Yang Mulia perlu menunjukkan kemampuan dan kekuatan yang layak. Jika tidak, mungkin akan sulit..."
Wali Kota He mengingatkan sekali lagi.
Dulu ambisi besar Raja telah menaklukkan banyak pejuang. Tapi sejak Raja terluka parah, bertahun-tahun ini banyak yang mulai memihak pihak lain.
Namun baru sepuluh tahun lebih berlalu, bagi petarung level tinggi, ini belum terlalu lama.
Raja juga belum runtuh, masih banyak yang menyimpan harapan.
Selama Li E menunjukkan performa yang handal, mungkin mereka akan terus memberikan dukungan.
"Li E akan mengingat baik-baik!"
Li E mengangguk, memandang ke kejauhan dimana rombongan Feng Miesheng sudah tak terlihat. Tanpa bicara lagi, ia melesat ke langit masuk ke istana yang dikendalikan pejuang level delapan, terbang menuju ibu kota kerajaan.
……
Di depan.
Di udara.
Feng Miesheng tidak terburu-buru bicara dengan Fang Ping. Dengan senyuman, ia menatap Jin Yu Huai yang wajahnya pucat.
Jin Yu Huai gemetar ketakutan: "Yang Mulia, hamba benar-benar setia! Sudah lama ingin mengabdi!
Tadi malam Saudara Kui membujuk hamba untuk ikut Li E. Sulit menolak kebaikan hatinya, terpaksa hamba menemani Saudara Kui ke sana...
Siapa sangka, Li An begitu ambisius……”
Feng Miesheng mencemooh, menatap Fang Ping dan berkata: "Kui Ming, menurutmu haruskah dia dibunuh?"
Fang Ping buru-buru menyembah seraya menjawab: "Yang Mulia yang memutuskan, hamba tak berani lancang!"
“Hahaha!”
Feng Miesheng tertawa terbahak-bahak, lalu wajahnya berubah dingin: "Komandan tak suka basa-basi! Kui Ming, kau bukan orang polos—berani menyerang Jenderal Besar, bahkan hari ini membunuh anak buah Li An terang-terangan! Justru keberanianmu yang tak kenal takut itu yang kuhargai!"
"Selama kau belum mencapai Realm Raja Sejati, komandan takkan khawatir kau berani memberontak!"
"Kalau benar jadi Raja Sejati, komandan pun takkan bisa menyuruhmu lagi. Tak perlu berpura-pura!"
Fang Ping agak terkejut. Menganggap Feng Miesheng bodoh ternyata kurang tepat.
Beberapa hal justru dia pahami dengan tajam.
Dia memang tak suka berlagak!
"Kui Ming" di matanya adalah sosok nekat dengan kelicikan terselubung. Mustahil berani melakukan aksi hari ini tanpa perhitungan.
Maka tak perlu berakting dihadapannya.
Dia tak takut "Kui Ming" berkhianat sekarang. Sekadar petarung level jenderal perang—sudah bermusuhan dengan Li An, bila berani melawannya juga, itu bunuh diri!
Kecuali orang ini mencapai Realm Raja Sejati. Tapi kalau dia sendiri bukan Raja Sejati, mustahil bisa menguasai Raja Sejati.
Tapi mungkinkah?
Feng Miesheng dalam hati mencemooh. Mustahil!
Apa semua orang bisa jadi Raja Sejati?
"Dahulu, tiga pejuang Wangting, sekarang satu tewas, satu terluka, dan satu lagi setengah mati, sebentar lagi akan runtuh."
"Padahal lebih dari sepuluh tahun yang lalu, banyak orang mengatakan ketiganya berpotensi menjadi Raja Sejati, bahkan dijuluki calon Raja Sejati, hanya selangkah lagi."
"Nyatanya tak satu pun yang berhasil!"
Feng Miesheng memahaminya. Fang Ping batuk kecil dan tersenyum, "Yang Mulia bijaksana! Hamba tak berani menyembunyikan apapun. Karena Jin Yuhuai telah membelot, sebelumnya bukan anggota Yang Mulia, membunuhnya tak berguna. Hamba lihat kemampuannya cukup baik, lebih baik ditahan untuk kebutuhan masa depan."
Fang Ping merasa Jin Yuhuai belum boleh mati sekarang.
"Dia masih perlu diinterogasi tentang urusan liang bumi Dongwu!"
"Kalau sekarang mati, ke mana mencari pengkhianat itu?"
"Hahaha, baik! Kalau begitu jangan dibunuh!"
Feng Miesheng tertawa keras, lanjutnya, "Kui Ming, kali ini kau berjasa besar. Sebagai komandan, aku selalu menghargai prestasi dan menghukum kesalahan! Pintu kehidupanmu belum tertutup. Kembali ke ibu kota kerajaan, kau akan diberi satu kotak Mata Air Kehidupan untuk membantu menutup gerbang kehidupan, mencapai puncak prajurit elite!"
"Terima kasih Yang Mulia!"
Wajah Fang Ping berbinar. Intisari kehidupan memang membantu penutupan pintu kehidupan. Kehidupan yang diasah oleh intisari ini sangat kuat, mempercepat proses penutupan gerbang kehidupan.
"Satu kotak kira-kira 10 jin."
"Ini sudah Fang Ping ketahui sebelumnya saat transaksi."
"Keturunan Raja Sejati ini ternyata punya kekayaan baru, lebih kaya dari orang-orang di Kota Zhenxing. Soalnya di bawah komando para Raja Sejati ini masih ada Tanaman Siluman Kasta Sembilan yang bertahan."
"Kami juga menganugerahkan 1 bilah senjata tingkat tujuh!"
Fang Ping sekali lagi bersukacita, lalu membungkuk hormat sambil mengucapkan terima kasih.
Meski wajahnya tersenyum lebar, dalam hati Fang Ping tetap tenang. Manfaat kecil ini hanya cukup membuat petarung level enam menangis haru, tapi belum cukup untuknya.
Lagipula, harta Feng Miesheng adalah miliknya juga. Cuma pindah dari tangan kiri ke kanan, tidak perlu terlalu girang.
Saat ini, yang lebih diperhatikan Fang Ping adalah: Ke mana harus pergi?
Dia tidak mengenal jalan, dan Feng Miesheng juga tidak memberi petunjuk. Benar-benar bingung harus terbang ke mana sekarang.
Fang Ping menghafal dalam-dalam rute sepanjang perjalanan. Bangunan ikonik dan formasi topografi khas diingatnya dengan detail. Takut kalau-kalau nanti tidak bisa menemukan jalan keluar, itu akan jadi masalah.
Jangan-jangan saat waktunya kabur, malah tidak sampai ke Gunung Penjagal, malah balik ke sarang musuh - itu baru namanya cari mati.
……
Tak lama kemudian, Fang Ping akhirnya tahu tujuan mereka!
Kota Tumbuhan Surgawi!
Saat terbang, Feng Miesheng menjelaskan: "Buah suci Sang Penjaga akan segera matang dalam waktu dekat. Untuk sementara kita tidak kembali ke domain Raja Feng agar tidak melewatkan kesempatan. Pergi dulu ke Kota Tumbuhan Surgawi, tunggu sampai buah suci matang baru kembali ke domain kerajaan!"
Tiba-tiba pejuang level delapan di sampingnya menyela: "Yang Mulia, jika bertemu lagi dengan Yang Mulia Ji Yao, harap Tuan lebih menahan diri. Raja Ji Hong sudah mencapai realm Raja Sejati. Kekuatan Keluarga Ji sekarang melonjak drastis. Kerajaan Takdir Surgawi sepenuhnya telah dikuasai oleh mereka..."
Feng Miesheng mengerutkan kening, berkata dengan ketidakpuasan: "Tahu! Tapi wanita Ji Yao itu sangat memusuhiku!"
Feng Miesheng juga merasa campur aduk!
Dia sebenarnya ingin menikah dengan Ji Yao, tapi Ji Yao meremehkannya, menunjukkan permusuhan dan sikap merendahkan.
Setiap kali bertemu, tak pernah ada kata-kata baik yang keluar.
Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin dia bersikap baik dan berinisiatif memperbaiki hubungan?
Di samping, Fang Ping tetap diam, mengabaikan mereka, lalu mengacungkan satu jari ke arah Jin Yuhuai.
Ekspresi Jin Yuhuai berubah drastis!
Berapa?
Seratus butir atau seribu butir?
Dia langsung paham maksud Kui Ming - gerakan ini sering dia lakukan juga!
Tidak lain adalah meminta biaya atas pembelaan yang baru saja diberikan.
Jin Yuhuai merasa tertekan - kemarin orang ini yang mengajaknya, hari ini berpura-pura berbuat baik lalu menagih biaya perlindungan. Apakah ini adil?
