Liang bumi Shanghai.
Jarak Wilayah Selatan ke-7 ke Wilayah Selatan ke-17 lewat darat tidak terlalu jauh, tapi melalui Gunung Penjagal benar-benar jauh, melebihi 100.000 li!
Bahkan Raja Perang akhirnya menyerah di tengah jalan, memilih menyusuri tepi Gunung Penjagal. Tenaganya sudah habis.
Pagi hari tanggal 12, Fang Ping berangkat dari Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Hingga malam tiba di liang bumi, barulah Fang Ping mencapai area Gunung Penjagal di dekat liang bumi Shanghai.
……
Sampai di sana, Raja Perang menyapu pandangannya lalu berkata: "Raja Bambu dan Raja Serigala Abu-abu tidak ada. Tapi begitu aku datang, kedua orang ini pasti segera muncul. Kita yang selevel ini bisa saling merasakan aura meski terpisah ribuan li."
Sambil berkata demikian, Raja Perang mencubit leher Fang Ping: "Aku akan mengantarmu ke pihak lain. Segeralah pergi. Kedua orang itu akan segera datang. Tarik aura mu... tetap waspada.
Sekarang penghuni liang bumi sudah tahu ciri-cirimu. Orang hidup yang menyamar sekalipun, siapapun yang kau jadi, tetap saja Fang Ping.
Begitu ketahuan datang ke sini, bakal jadi masalah besar.
"Aku sekarang tidak ingin bertarung dengan orang-orang ini. Pertarungan terakhir menghabiskan banyak energiku, sampai sekarang belum sepenuhnya pulih, nak. Janganlah kau membunuhku ya."
Raja Perang dengan wajah serius berkata: "Kalian semua adalah biang keributan. Tolong jangan mengakaliku."
Fang Ping dengan perasaan campur aduk menjawab: "Senior, apa aku tipe orang seperti itu?"
Raja Perang menghela nafas: "Apakah iya atau tidak, yang jelas orang-orang sepertimu selalu jadi magnet masalah. Bahkan jika tidak mencari masalah, masalah akan menemui kalian. Jadi sebisa mungkin hindarilah."
Fang Ping tak bisa berkata-kata. Perkataan itu... sungguh tak terbantahkan!
Tanpa basa-basi lagi, Raja Perang sudah mencubitnya dan mulai melintasi Gunung Penjagal.
Gunung Penjagal ibarat dua bendungan raksasa, dengan zona tengah yang sangat luas. Raja Perang tidak terbang terlalu tinggi karena adanya retakan ruang dimensi di angkasa.
Begitu Raja Perang masuk, gelora semangatnya meledak. Monster-monster di sekitarnya segera kabur tak berani berlama-lama.
Dari kejauhan, Fang Ping mendengar teriakan marah: "Raja Perang! Apa maksudmu?!"
"Demi ibumu!"
Raja Perang membalas keras: "Laozi mau kencing di seberang, urusan loe apa?! Sok ikut campur!"
"Bangsat!"
Dimensi kosmos bergetar, suaranya mengguncang langit.
Jawaban tak jelas Raja Perang itu membuat Raja Sejati yang bertanya tadi naik pitam.
“Raja Perang tidak peduli dengan Raja Sejati di luar, segera mengirim transmisi suara: "Nanti jangan langsung pergi, sembunyilah di kaki Gunung Penjagal! Orang-orang ini pasti akan menyapu pandangan, kalau kamu bergerak, mudah ketahuan! Tunggu sampai aku mengusir mereka, baru kamu bergerak! Dan kali ini jangan menyamar sebagai utusan Zona Terlarang lagi, sudah tertipu sekali, kau harap mereka tertipu kedua kalinya? Kalau begitu mereka benar-benar idiot!"”
“Tahu.”
Begitu Fang Ping menjawab, Raja Perang langsung melemparkannya turun dari Gunung Penjagal.
Seketika itu juga, Raja Perang berbalik dan terbang sambil menggelegar: "Mau perang? Ayo! Laozi sudah lama ingin berperang! Kemarin membunuh Xuan Yu, hari ini giliran kalian berdua! Zhang Tao, siapkan penyambutan!"
Suaranya belum reda, Raja Perang sudah menerjang udara, bayangan tinjunya langsung menghancurkan dimensi ruang - langsung bertindak!
Dua Raja Sejati liang bumi yang baru tiba langsung berang.
Raja-Raja Kebangkitan ini terlalu arogan!
Saat ini, satu-satunya ide kedua Raja Sejati adalah segera menyerbu Tanah Kebangkitan!
Di Tanah Kebangkitan, sebagian besar Raja Sejati tetap diam, hampir tidak pernah muncul.
Tapi beberapa Raja Sejati benar-benar memancing amarah!
Raja Militer dan Raja Perang adalah dua tokoh penyerang di antara mereka.
Sering mencari masalah tanpa alasan!
Sekarang malah lebih parah, di wilayah selatan ketujuh, kedua orang ini datang bersama.
Bersamaan dengan teriakan Raja Perang, liang bumi Shanghai mulai bergetar hebat.
18 pejuang Kasta Sembilan yang berjaga di luar penghubung wajah mereka berubah berkali-kali.
Raja Sejati masuk wilayah!
Ada Raja Sejati yang ingin melewati penghubung!
“Raja Militer! Beraninya kau!”
“Pinjam jalan sebentar... Lewat tempat lain terlalu jauh, tenang, aku takkan membunuh semut.”
Dari dalam penghubung, tawa Zhang Tao bergema ribuan li, berkata riang: "Tenang saja, kita lemah pasti patuh aturan. Tak berani buka kedok dengan kalian, itu kan cari mati? Cuma numpang lewat, wilayah sini lebih dekat. Tempat lain jauh sekali. Aku ini cuma rindu pada kalian berdua."
“Bangsat!”
Di kehampaan, siluet raksasa muncul dengan torso telanjang berotot bak hendak meledak.
Rambut keemasan menyala-nyala mengaum: "Raja Militer! Jangan paksa kami! Benua Dewa bukan takluk padamu! Kami cuma tak mau Raja Sejati berdarah-darah biar kalian bisa ngos-ngosan. Berkali-kali memprovokasi, kira kami bisa dihina?"
“Cuma numpang lewat doang!”
Zhang Tao tertawa pendek lalu menghela: "Sudahlah, aku batalkan niat. Kalian jangan tersinggung sama Raja Perang. Kalau perang sekarang... Kalian berdua pasti mati! Kecuali cari 3-5 Raja Sejati lagi, lebih baik jangan macam-macam. Kalau Raja Perang turun tangan, aku tak bisa diam."
Usai mengucapkan itu, Zhang Tao kembali ke tanah. Penghubung berhenti bergetar.
Di luar penghubung, 18 petarung level sembilan lega.
Para hadirin pun bersyukur.
Untung tidak bertarung sampai mati!
Andai keluar tadi, kebetulan ketemu Raja Sejati, pasti sudah jadi mayat.
……
Gunung Penjagal.
Raja Perang tertawa terbahak-bahak: "Kalian berdua, berani perang? Tak berani ya jangan bacot! Aku kan cuma lihat-lihat di luar, emang kenapa?"
“Hmph!”
Dua Pejuang Raja Sejati serentak mendengus, kemudian kemampuan spiritual mereka dengan cepat menyebar.
Tak lama, Raja Bambu mengirim transmisi suara ke wilayah selatan ketujuh, suaranya menggema ribuan li: "Pengawal, periksa Gunung Penjagal! Cari tahu apakah Fang Ping menyusup ke wilayah selatan ketujuh. Jika ditemukan, singkirkan dengan seluruh tenaga!"
Para Raja Sejati ini tidak bodoh. Raja Perang yang tiba-tiba kabur ke domain luar - jangan-jangan dia mengirim Fang Ping masuk?
Jika Fang Ping benar dikirim masuk, bisa-bisa memicu kegaduhan besar.
Orang itu bisa menyamar sebagai orang lain, sangat merepotkan.
Dalam hati Raja Perang mengumpat, tapi dengan wajah menyeringai dingin berkata: "Idiot! Tapi jujur saja, Fang Ping memang masuk! Sekarang dia mungkin menyamar di salah satu kota kalian. Periksa semua petarung level tinggi, dan... awas kota kerajaan kalian jangan sampai diledakkan."
Mendengar ini, ekspresi Raja Bambu berubah drastis. Dengan suara mengguruh dia perintah: "Setiap kota tarik kembali satu Jenderal Dewa, cepat! Semua kota, patroli tambang Kehidupan..."
Raja Bambu tampak waspada seperti menghadapi musuh besar!
Ini bukan pertama kalinya terjadi!
Liang bumi Tiannan pernah kehilangan satu kota kerajaan akibat ledakan.
Liang bumi Nanjiang hancur separuh!
Sebelumnya bahkan Kota Tumbuhan Surgawi nyaris meledak. Jika Fang Ping benar-benar menyusup ke kota kerajaan dan meledakkan tambang raksasa, itu akan menjadi aib tak tertahankan!
Seketika itu juga, para petarung di berbagai kota mulai berpatroli intensif.
Di Penghubung, 12 petarung level sembilan segera kembali ke markas.
Melihat situasi ini, bahkan Raja Perang sendiri terkejut.
Efeknya sehebat ini?
“Seandainya sudah tahu begini sebelumnya, mungkin sekarang kita sudah bisa menyerang liang bumi Shanghai!”
Seketika, 12 Kasta Sembilan langsung dijauhkan!
“Si nak ini sudah membuat orang-orang ini ketakutan dengan ledakan!”
Raja Perang menyapu pandangan ke dua Raja Sejati di depannya, berkata dengan sinis: “Cuma segini keberaniannya? Berani-beraninya menyerbu Bumi?”
Kedua Raja Sejati mengabaikannya, wajah mereka muram.
Fang Ping adalah sumber masalah!
Tidak bisa terus-menerus berjaga-jaga terhadap Fang Ping, harus mencari kesempatan untuk membunuhnya secara proaktif.
Dulu Fang Ping tidak banyak membuat masalah di liang bumi Shanghai, itu masih bisa ditolerir. Masalah terbesar hanya menghancurkan Kota Pintu Langit, tapi waktu itu itu urusan pribadi Raja Huai.
Tapi sekarang, melihat karakter petarung kebangkitan, cepat atau lambat mereka pasti akan menyerang balik wilayah selatan ketujuh.
Kalau begitu, Fang Ping mungkin akan memasuki wilayah selatan ketujuh lagi!
Raja Bambu dan Raja Serigala Abu-abu saling pandang, diam seribu bahasa.
Dalam hati mereka sudah bulat tekad!
Mungkin... inilah kesempatan untuk membunuh Fang Ping!
Kalau dia bersembunyi di permukaan, kita belum punya metode.
Tapi kalau masuk wilayah selatan ketujuh, kita bisa cari cara menyingkirkannya. Sekalipun harus melanggar perjanjian, pun apa?
Bunuh Fang Ping, demi seorang mayat, beranikah Tanah Kebangkitan berperang?
Tapi Raja Perang dan Raja Militer ada di sini, ini juga merepotkan.
Kedua Raja Sejati itu menghitung dalam hati: Mungkin wilayah kita perlu didatangi beberapa Raja Sejati lagi dalam waktu dekat.
"Tapi belakangan semua orang sibuk dengan urusan Tanah Pertempuran Raja, Rapat 100 Raja akan segera dibuka... Tapi bagus juga, beberapa Raja Sejati yang jarang muncul kali ini akan hadir. Kalau mereka sudah keluar, mengundang beberapa orang ke sini juga ada kesempatan."
……
Gunung Penjagal, kaki gunung.
Fang Ping menggali lubang dan mengubur dirinya sendiri.
Mendengar dua Raja Sejati akan mengirim pasukan untuk menyelidikinya, Fang Ping masih merasa khawatir.
Tapi setelah mendengar mereka berteriak menyuruh orang kembali ke kota, Fang Ping lega. Ini bagus.
Dirinya juga harus mencari kesempatan untuk pergi!
Tapi saat ini dua Raja Sejati masih ada, Fang Ping khawatir memicu perubahan situasi, tidak bergerak.
Setelah menunggu sebentar, Fang Ping tiba-tiba mendengar tawa terbahak-bahak Raja Perang, "Jangan lihat Laozi seperti itu dong, mau bertarung? Laozi baru saja membunuh seorang Raja Sejati, sekarang tangan gatal pengen berkelahi!"
"Masih lihat? Jangan paksa aku!"
"Masih lihat juga! Kalau begitu tak usah sungkan!"
"Gedebuk..."
Rentetan suara ledakan bergema.
Fang Ping mendengarnya sambil menggeleng, sifat keras ini... Meski tahu ini mencari kesempatan untuknya, tapi sifat langsung bertindak ini benar-benar jago.
Fang Ping tidak menunda, memanfaatkan kesempatan mereka bertarung, menarik energinya, siluetnya bergerak cepat menghilang dari tempatnya.
……
Setengah jam kemudian.
Fang Ping sudah menjauh dari Gunung Penjagal, agak lega.
Saat ini Fang Ping melihat kembali data-nya, mempersiapkan segala kemungkinan. Tak tahu harus mengeluarkan darah berapa banyak kali ini. Si Jiao itu, sudah dibujuk sekali, kali ini tanpa imbalan, belum tentu bisa dibujuk lagi.
Harta: 920 juta poin
Energi Vital: 116.600 kal (116.700 kal)
Spiritual: 7.899 hertz (7.909 hertz)
Kekuatan Penghancur: 60 Yuan (60 Yuan)
Ruang Penyimpanan: 10.000 meter kubik (+)
Benteng Energi: 1 poin/menit (+)
Simulasi Aura: 10 poin/menit (+)
Analisis Inti: 10 juta - 100 juta poin/sesi
Nilai kekayaan jatuh di bawah 1 miliar poin, Fang Ping tak mempermasalahkannya. Sebelumnya dia telah melatih hampir 30.000 Yuan materi abadi yang menghabiskan 300 juta poin.
Ditambah dengan membantu petarung di kampus dalam berlatih, dia juga menghabiskan cukup banyak.
Sekarang masih tersisa lebih dari 900 juta, cukup untuk kebutuhannya.
"Sekitar 2000 li ke barat adalah Domain Kuno... Tapi harus melewati Gurun Pasir Semut Raksasa, sebisa mungkin hati-hatilah."
Fang Ping menilai situasi di depan, tak lagi menunda, segera melayang ke barat menggunakan teknik .
Di depan, terdapat beberapa kota benteng.
Tapi kali ini Fang Ping menghindarinya, dia tidak masuk ke dalam kota.
Meskipun para Kasta Sembilan sedang tidak berada di sana dan belum kembali, dia tetap tak berniat memasuki.
Sekarang jika masuk, selain meledakkan tambang, tidak ada gunanya lagi.
Tapi meledakkan tambang... Buat apa menghancurkan tambangnya sendiri?
Dulu saat tidak meledakkan tambang Kota Pintu Langit, akhirnya justru menjadi miliknya.
……
2000 li di luar.
Di Domain Kuno, di sebuah alun-alun terbengkalai yang luas, Jiao terbaring tak bergerak.
Di Domain Kuno, hidup sangat santai.
Tak perlu berlatih!
Setiap bulan, cukup menunggu Domain Kuno melepaskan gelombang energi sekali. Latihan sehari-hari sia-sia saja, tak ada energi yang bisa diserap, lebih baik hidup santai tanpa tujuan.
Melihat sesama jenis di sekitarnya yang penuh energi berlebih, matanya merah semua ingin berperang, Jiao merasa sangat merendahkan.
Idiot!
Di sini malah seharian mikir bertarung, kalau bukan idiot apalagi?
Cari cara masuk ke area dalam dong!
Di dalam ada sumber daya berharga, energi yang menyusupi begitu banyak, masa bangsa monster nggak kepikiran buat masuk.
Jiao sedang berbaring, di sampingnya seekor monster mirip kambing - Monster Kambing Gunung berjalan mendekat.
Dari empat monster Golden Body awalnya, dua tidak sempat kabur ke Domain Kuno sebelum dihancurkan. Jiao dan Monster Kambing Gunung lebih cepat, walau nyaris hancur oleh pukulan tinju dari kejauhan Raja Huai, setidaknya nyawa mereka selamat.
Saat itu kebetulan Domain Kuno mengeluarkan gelombang energi, bangsa monster sibuk menyerap energi, jadi nggak ada yang peduli mereka.
Kebetulan ada gelombang energi itu memberi energi untuk pemulihan luka, ditambah Fang Ping memberikan sekelumit materi abadi, akhirnya kedua monster ini bisa memperbaiki Golden Body-nya dan terhindar dari kematian.
Begitu Monster Kambing Gunung mendekat, reaksi kemampuan spiritualnya terdeteksi.
Jiao mengangkat kelopak matanya yang besar, malas bergerak, juga enggan bicara.
Si adik baru ini datang ke sini pengen jadi Raja gunung. Golden Body level delapan puncak memang nggak lemah, jadi Raja gunung juga bukan nggak mungkin.
Tapi perlu nggak sih?
Domain Kuno cuma segini besar, di sini bahkan energi aja jarang keliatan, jadi Raja terus mau ngapain?
Yang dipikirin Jiao sekarang adalah gimana caranya masuk ke area dalam.
"Kalau masuk ke dalam, mungkin level Kasta Sembilan tidak jadi masalah."
Perkembangannya sangat cepat. Meski baru mencapai level delapan belum lama ini, kini kekuatannya sudah setara puncak level delapan.
Tapi jarak ke Kasta Sembilan masih sangat jauh.
Meski bangsa monster juga punya konsep kekuatan inti saat naik ke Kasta Sembilan, bagi mereka ini tidak terlalu sulit.
Setidaknya Jiao merasa ini mudah baginya!
Apa itu kekuatan inti atau bukan, yang penting jadi kuat! Inilah jalannya - Jalan yang jelas. Ada jalan? Ikuti. Tak ada? Buka jalan baru. Sesederhana itu!
Jiao tak menggubris Monster Kambing Gunung. Matanya menyapu pandangan ke dinding domain di kejauhan.
Benda ini sangat sulit dihancurkan.
Sudah beberapa kali diserang, nyaris mati digetarkan balik.
"Tak bisa terus mengurung diri di sini, menunggu gelombang pasang kehidupan meledak tiap kali..."
Jiao berpikir dalam hati. Itu ide monster lain, bukan caranya.
Bagi monster-monster ini, normal saja berlatih ratusan tahun tapi tak mencapai Kasta Sembilan.
Tapi Jiao tak bisa menahan diri!
Setiap ledakan gelombang pasang kehidupan memang memberinya sedikit perkembangan, tapi sampai kapan bisa naik ke Kasta Sembilan?
10 tahun?
100 tahun?
Materi abadi dari koki sudah habis. Sekarang hanya mengandalkan energi hadiah dari area dalam.
Diri sendiri tak berani keluar. Kalau keluar... harus hati-hati jangan sampai dibunuh.
Raja Huai pasti ingin membunuhnya. Sekarang ia pun tak berani keluar.
Lagipula dengan karakter monster Hutan Ratusan Binatang yang dulu tak melindunginya, kalau sekarang keluar bisa-bisa malah dikejar seluruh monster dari sana.
Jiao menatap dinding domain sejenak, lalu melihat sekeliling bangsa monster. Monster-monster ini tidak terlalu kuat, hanya anak buah yang berhasil direkrutnya selama di sini.
Tidak ada satu pun level delapan!
"Menelan mereka tidak berguna... Cari beberapa yang realm Venerable untuk ditelan?"
Jiao mulai berhitung lagi. Memakan monster realm Venerable masih berguna. Menyerap hasil pencernaan Golden Body mereka, melahap inti siluman, dan materi abadi - ini juga metode peningkatan kemampuan.
Tapi sangat berbahaya!
Di sini banyak bangsa monster. Bahkan ada beberapa Raja monster Kasta Sembilan. Mereka berdua yang cuma pendatang baru ini bisa membangun pijakan stabil di sini berkat kemampuan diplomasi Jiao yang luar biasa.
Jika sekarang memakan beberapa monster dan ketahuan, pasti akan timbul masalah.
Tak bisa memangsa bangsa monster. Dinding domain tak bisa ditembus. Domain Kuno tak berani dimasuki.
Saat ini, Jiao merasa sangat gelisah.
Monster Kambing Gunung di sampingnya terus-menerus berbicara, membuat Jiao ingin menggigitnya sampai mati.
Tapi dipikir-pikir, ini satu-satunya sekutu yang tersisa. Lupakanlah, kalau dibunuh malah kehilangan sekutu. Lebih baik ditahan dulu.
"Aduh, aku sangat merindukan masa lalu..."
Jiao teringat masa ketika masih menanam pepohonan di Hutan Raja Jiao. Setidaknya dulu ada harapan.
Dulu tahu ada kemungkinan merebut tambang raksasa Kota Kayu Ajaib.
Tapi sekarang, harapan itu sudah sirna. Bahkan untuk latihan biasa saja tak ada energi. Tempat kecil yang tak berarti ini dipenuhi banyak Raja monster Kasta Sembilan, membuatnya semakin tidak nyaman.
“Kenapa raja-raja monster ini tidak saling bertarung? Kalau ada yang mati dalam pertarungan, aku bisa menelan mereka dan naik level ke realm raja monster...”
Jiao merenungkan hal ini, matanya yang besar memancarkan kilatan perenungan.
Mungkin, saatnya merancang taktik untuk membujuk beberapa raja monster ini berperang.
Bangsa monster ini agak bodoh, mungkin lebih mudah dibujuk. Ajak mereka bertarung, lalu aku bisa mengambil keuntungan?
Setelah berpikir sejenak, Jiao mengaum rendah ke monster kambing gunung.
“Pergi selidiki situasi! Jangan terus mengomel padaku, sangat mengganggu.”
Setelah membubarkan monster kambing, Jiao kembali berbaring dan merancang strategi untuk memicu perselisihan internal antar raja monster.
“Bunuh bawahan mereka untuk menciptakan konflik?”
“Tapi daerah ini sempit... sulit menyembunyikan aksi.”
“Kematian bawahan belum tentu memicu perang.”
“Sayang... materi abadi dari koki sudah habis. Kalo nggak, bisa kulempar sedikit sebagai umpan agar mereka bertarung memperebutkannya.”
“Katanya koki sudah kalah perang. Mungkin dia juga kabur seperti aku...”
Intel Jiao cukup akurat: seberang Laut Terlarang adalah Gurun Pasir Semut Raksasa.
Semut raksasa itu memang sudah dibunuh, tapi masih ada keturunannya.
Beberapa keturunan semut itu masih berkomunikasi dengan Jiao.
Belakangan ini, Jiao kadang mendatangi anak sungai Laut Terlarang untuk bertukar intel dengan bangsa monster seberang, terutama ingin tahu apakah Raja Huai masih memburunya.
“Sayang, para makhluk siluman ini statusnya terlalu rendah, tidak tahu jejak Raja Sejati.”
“Tapi kekalahan petarung kebangkitan, setidaknya Jiao masih mengetahuinya.”
“Katanya Kota Harapan sudah dibersihkan total!”
“Sepertinya jangan berharap koki mau masuk ke wilayah kita lagi. Jiao bahkan tahu kabar besar... Koki jadi buronan seluruh domain!”
“Ini masalah serius!”
“Dulu Raja Sejati memerintahkan ke tiap domain untuk membunuh Fang Ping... Dia tahu siapa Fang Ping.”
“Kalau bunuh koki dan serahkan ke Raja Huai, apa dia berhenti memburuku?”
“Koki bisa ditukar dengan banyak barang...”
“Tak disangka, koki yang dulu lemah itu sekarang jadi buronan seluruh domain...”
Saat ini Jiao teringat pertemuan pertamanya dengan Fang Ping dulu.
Petarung level tiga!
Waktu itu, cukup tiup napas saja bisa membunuhnya. Malas membunuh karena selalu menghindari transaksi rugi. Lebih enak biar dia yang memberi makan.
Ternyata makanan energinya tak ada habisnya, itu alasan utama tidak membunuhnya.
Sekarang merenung, tak tahu itu baik atau buruk.
Pelariannya ke Domain Kuno ada hubungannya dengan koki.
Tambang kehidupan yang dijanjikannya tak kunjung direnggut, rugi besar.
Dua saudara juga tewas!
“Kalau ketemu koki lagi... Jangan percaya lagi. Langsung telan bulat-bulat!”
Jiao tiba-tiba berniat jahat. Orang ini sudah menipunya habis-habisan.
Kecuali koki mengembalikan tambangku!
Kalo nggak, gigit sampai mati!”
Sambil berpikir, hidung besar Jiao tiba-tiba berkedut... Ada firasat buruk.
Apakah indraku salah?
Bagaimana mungkin mencium aroma familiar di saat seperti ini?
Ini adalah Domain Kuno!
Raja Sejati pun tak berani melanggar!
Di bawah Raja Huai ada Jenderal Dewa yang ingin membunuhnya... Tapi Jiao sudah mendeteksi lebih dulu, lalu melapor ke bangsa monster bahwa mereka ingin merebut wilayah, nyaris membunuh Jenderal Dewa lawan, sehingga mereka takut kembali.
Kok bisa si koki datang ke sini?
Lagipula, petarung kebangkitan sudah kalah dan mundur dari wilayah selatan ketujuh, mana mungkin!
Jiao berniat mengabaikan... Tapi aromanya semakin kuat!
Aroma ini tak mungkin dilupakannya.
Manis dan menggoda, makanan lezat tiada tara. Meski tak bisa mendeteksi posisi pasti, tapi Jiao yakin... Hanya si koki yang punya kelezatan seperti ini, sudah berkali-kali ia mencicipinya.
Hidung besarnya berkedut lagi, memandang sekeliling. Para monster kecil sepertinya belum menyadari apa-apa.
Dengan curiga seperti rubah, Jiao berputar di tempatnya, kepala besarnya menghadap ke area luar.
Aku benar-benar menciumnya!
Sesaat kemudian... Mata Jiao melotot sebesar lonceng perunggu!
Apa yang kulihat?
Apa yang kulihat?!
Si koki ada di sini!
……
Tak jauh darinya, Fang Ping tersenyum manis melambai ke si anjing besar... eh, ke Jiao. "Saudara besar masih hidup, tak mudah ya!"
"Aku bersusah payah kemari hanya untuk mencarimu."
"Satu hari tak bertemu seperti tiga musim!"
Sudah berbulan-bulan tak melihat Jiao, jadi kangen juga.
"Ini monster liang bumi pertama yang aku kenal. Sejak aku level tiga, dia sudah level delapan..."
Sampai sekarang, aku level delapan, dia juga level delapan. Benar-benar tidak mudah.
Fang Ping melambaikan tangan sejenak, lalu mengeluarkan suara "Sst". Segumpal kecil materi abadi keemasan muncul di tangannya. Ia berbalik dan menuju ke dalam hutan, "Mari kita bicara diam-diam. Di sini memang banyak monster. Lebih baik berhati-hati."
Di Domain Kuno lain, hampir tak ada monster Kasta Sembilan. Yang level delapan cukup banyak.
Tapi di sini, Fang Ping merasakan ada 4 ekor monster Kasta Sembilan. Harus lebih berhati-hati.
Bangsa monster di sini memang lebih kuat.
Fang Ping masuk ke dalam hutan. Jiao melirik ke kiri-kanan, matanya masih melotot. Sesaat kemudian, Jiao perlahan bangkit: "Koki benar-benar datang!"
Apa ini tanda akan jadi kaya?
Haruskah langsung menggigitnya sampai mati, atau menunggu dulu sampai dia membunuh para Raja Monster baru kupatuk?
Sulit memutuskan!
Ngomong-ngomong, si koki pernah ke Domain Kuno. Bisakah dia masuk ke area dalam?
Mungkin sebaiknya jebak dulu para Raja Monster. Setelah mereka mati, masuk ke area dalam, baru bunuh si koki?
Jiao berpikir panjang. Tapi apapun pilihannya, kali ini pasti jadi kaya.
Jiao menggeliatkan pantatnya, melihat sekeliling lagi. Tak ada monster yang memperhatikan. Dia berjalan santai ke dalam hutan.
Kejutan tak terduga!
Kebetulan perutnya keroncongan. Minta makanan dulu pada si koki.
"Mungkin... harus mengurungnya sebagai koki pribadi!"
“Jiao tiba-tiba memikirkan masalah ini, di sini tidak ada makanan, setiap bulan harus menunggu, lebih baik memelihara koki, biarkan dia setiap hari menyiapkan makanan untukku.”
