Fang Ping menunggu Jiao yang buka mulut duluan, dia selalu merasa si Jiao ini masih punya sedikit kecerdasan.
Tapi kali ini, Jiao keliatan bingung, bengong nengok Fang Ping. Fang Ping cuma bisa geleng-geleng.
"Memangnya harus kubilang terang-terangan?"
"Kan kita semua udah saling ngerti diam-diem, gitu aja bagus lah?"
"Liat ekspresimu sekarang, aku parno kamu sebenernya nggak ngerti mau ngapain selanjutnya."
Fang Ping merenung sejenak, lalu bicara pelan: "Selain itu, tujuan aku ke Domain Kuno juga buat membersihkan bangsa monster di sini, biar mereka nggak ngacau di saat krusial!"
"Meski kita punya keunggulan mutlak dalam serangan ke wilayah selatan ketujuh dan Domain Kuno, tetap harus waspada."
"Raja Jiao, kalau mau kabur... menurutku sekarang saatnya cari jalan mundur terakhir."
"Kalo nggak, pas aku mulai bersihin monster, bisa-bisa nenek moyang di dalam Domain Kuno turun tangan. Aku sih nggak takut, mereka juga nggak berani bunuh aku. Tapi Raja Jiao bisa bahaya!"
"Di dunia ini, baik manusia atau siluman, kalo nggak punya sandaran diri, ya bakal terinjak-injak."
"Aku punya beberapa Raja Sejati yang membimbing, bahkan para orang kolot di Domain Kuno nggak berani apa-apain aku."
"Di Zona Terlarang, Raja Sejati yang pengen bunuh aku jumlahnya puluhan. Waktu aku kesana, puluhan Raja Sejati mau membunuhku. Tapi leluhur kami nelpon beberapa teman lama, nyaris eksekusi mereka semua sampe mereka kapok ngomong bunuh-bunuhan."
"Tapi kalo nggak punya backingan, susah lah!"
Fang Ping menghela napas: "Jika Raja Jiao punya cara lain, menurutku lebih baik cari kekuasaan yang punya latar belakang untuk memihak. Minimal harus ada Raja Sejati yang mengawasi. Kekuasaan tanpa pengawasan Raja Sejati tidak bisa dianggap punya latar belakang."
Saat ini, yang cocok untuk Raja Jiao memihak adalah Kerajaan Segala Monster...
Tapi situasi di sana sangat kacau, belum lama ini puluhan keturunan Raja Sejati tewas.
Kerajaan Penjaga... juga bermasalah, mereka tidak suka menerima monster liar dari luar.
Kerajaan Takdir Surgawi... bisa dijadikan mobil umum, tapi mereka suka membiayai bangsa monster untuk disembelih dan dimakan.
Kerajaan Tumbuhan Surgawi... lupakan saja, mereka bersahabat dengan tanaman siluman tapi tidak menyukai monster liang bumi.
Setelah dipikir-pikir, mungkin hanya Laut Terlarang yang cocok untuk Raja Jiao. Tapi di sana ada banyak monster Kasta Sembilan, belum tentu mau menerima monster level delapan. Ini pasti Raja Jiao sudah tahu."
Jiao menganggukkan kepalanya yang besar, Tentu saja aku tahu!
Di wilayah Laut Terlarang, banyak monster liang bumi di dasar laut, termasuk banyak yang Kasta Sembilan.
Lagipula, hidup di dasar laut meski untuk tingkat pemahamannya sudah tidak masalah, tetap saja tidak nyaman. Dia tidak mau tinggal di bawah air.
Apakah di seluruh dunia ini tidak ada tempat untukku?
Fang Ping melihatnya masih bingung, dalam hati mengumpat: Anjing bodoh!
Sudah kujelaskan segamblang ini! Semua kekuasaan itu tidak cocok untukmu. Harus ada Raja Sejati yang mengawasi, plus orang yang bersahabat di dalamnya. Selain aku, masih ada pilihan lain?
"Kenapa kamu tidak bisa mengerti!"
"Kecerdasanmu mana?"
Fang Ping menunggu sejenak, tak ada respons, lalu tersenyum tipis lagi: "Lupakan dulu ini. Sudah berapa lama Raja Jiao datang ke Domain Kuno? Bagaimana kalau ceritakan situasi di sini padaku?"
"Kedatanganku kali ini juga bermaksud mencoba kemampuan, membantai beberapa monster Kasta Sembilan untuk membuat Senjata Dewa. Tidak akan sia-sia."
"Tentu saja, aku hanya butuh otak inti dan jantung inti. Tubuh monster siluman itu silakan Raja Jiao makan sesuka hati. Segeralah naik level ke Kasta Sembilan."
"Monster level delapan... sekarang benar-benar tidak berarti."
Mata besar Jiao tiba-tiba membelalak!
Membunuh monster untuk membuat senjata dewa?
Koki ini berani membunuh monster Realm Raja?
Fang Ping tertawa melihat reaksinya: "Raja Jiao tenang, hubungan kita seperti apa? Membantai siluman pun karena mereka menghalangi urusan besarku! Wilayah Selatan Ketujuh pasti kuambil, para siluman ini bisa jadi penghalang!"
"Jika mereka benar-benar mau tunduk padaku, aku juga tidak ingin membantai sembarangan!"
"Tapi tidak semua siluman sebaik Raja Jiao yang bersikap baik pada manusia. Beberapa siluman bandel tak tahu diri, demi tujuan besar harus kubunuh!"
"Roarrr!"
Saat ini, Jiao seolah teringat sesuatu, tiba-tiba mengaum rendah.
Fang Ping menyandarkan telinga mendengarkan, agak bingung: "Raja maksudnya kau bersikap baik pada manusia? Tidak akan merusak rencana besar?"
"Raja tenang, Fang Ping tidak akan menyerangmu..."
"Roarrr!"
"Aku tidak bisa membunuh mereka?"
Fang Ping kembali tersenyum kecut, "Tak masalah, aku memegang klon leluhur yang sebenarnya tidak perlu digunakan. Aku sendiri bisa menyingkirkan mereka, Yang Mulia cukup menyaksikan!"
Jiao tiba-tiba bingung tak tahu harus berkata apa.
Setelah berjuang sejenak, ia kembali mengaum dengan raungan yang terdengar ragu-ragu.
"Maksud Yang Mulia Jiao adalah..."
Fang Ping merenung cukup lama sebelum akhirnya berkata, "Anda bisa membujuk bangsa monster ini? Membuat mereka tidak menyerang manusia?"
Fang Ping penasaran, "Mengapa Yang Mulia Jiao ingin membela bangsa monster ini?"
Fang Ping benar-benar bingung, Jiao ini sangat egois. Mengapa tiba-tiba ingin membantu monster lain?
Ini di luar dugaan!
Jiao mengaum beberapa kali lagi. Ini bukan permohonan, hanya ujian untuk melihat apakah Fang Ping akan setuju.
Jika disetujui, itu artinya... sebenarnya koeksistensi damai masih mungkin.
Lagipula jika monster asing saja bisa diampuni, apalagi dirinya yang sudah akrab dengan sang koki?
Fang Ping mengerutkan kening lama, lalu berkata perlahan, "Bangsa monster liar tak terjinakkan. Manusia tak punya energi berlebih untuk menangkal atau menekan. Jika tidak dibunuh, dikhawatirkan akan membuat masalah! Sudah kukatakan, tidak semua monster memiliki kecerdasan seperti Yang Mulia.
Kecuali... mereka punya pemimpin cerdas yang bisa mengendalikan.
Namun pemimpin dengan kecerdasan luar biasa yang layak dipercaya manusia... mana mungkin? Sampai hari ini, hanya Yang Mulia Jiao yang kukenal seperti itu."
Fang Ping mengikuti arus dan memandu, berkata dengan nada menyesali: "Sayangnya Yang Mulia bukan pemimpin wilayah ini, dan kekuatanmu agak lemah. Kalo nggak, bangsa monster di sini sebenarnya bisa jadi sekutu manusia!"
Begitu Yang Mulia memimpin wilayah ini, akan punya pijakan. Memimpin beberapa monster Kasta Sembilan, ratusan makhluk siluman level tinggi.
Kekuatan seperti ini tidak bisa dibilang kecil. Membunuhnya sayang, bekerja sama dengan manusia bisa jadi pilihan bagus.
Sayang... sungguh sayang! Yang Mulia tidak bisa memimpin bangsa monster ini. Aku percaya padamu, tapi tidak pada monster lainnya!"
Ekspresi Fang Ping menjadi dingin, berkata dengan nada menusuk: "Di liang bumi, satu-satunya monster yang kupercaya hanyalah Yang Mulia! Kita saling mengenal bertahun-tahun. Saat aku masih lemah, Yang Mulia sudah membantu berkali-kali. Monster lain... seperti kata peribahasa kami: Bukan sesuku, hatinya pasti beda!"
Begitu ucapannya keluar, Jiao tiba-tiba menggerakkan kepalanya yang besar.
Memimpin bangsa monster Domain Kuno?
Mendeklarasikan diri sebagai Raja?
Memihak Tanah Kebangkitan, menjadikan wilayah selatan ketujuh sebagai tanah terlarang?
Pada detik ini, Jiao tiba-tiba merasa seperti tersadar!
Benar! Aku tidak harus kabur dari wilayah selatan ketujuh!
Aku jadi penguasa di sini, memimpin satu divisi monster, bersekutu dengan manusia...
Seperti hubungan antara manusia liang bumi wilayah selatan ketujuh dengan tanah terlarang sekarang - saling tidak menyerang!
Dengan begini, aku tidak perlu lari lagi?
Bahkan mungkin bisa jadi bos utama bangsa monster wilayah selatan ketujuh!
Satu-satunya Raja!
"Jiao saat ini merasa kecerdasannya melampaui langit, aku sendiri tidak bisa... Tapi aku bisa meminjam kekuatan koki untuk mewujudkan mimpiku!"
Sejak lama, ia ingin mendirikan kerajaan sendiri, bebas dari kontrol tanah terlarang.
Tapi ia tidak punya kekuatan maupun kesempatan.
Kini, kesempatan seolah datang.
Tentang bersekutu dengan manusia atau manusia liang bumi, sama sekali tidak dipedulikannya.
Keuntungan pribadilah yang nyata!
"Bekerja sama dengan koki?"
"Aku menjadi Raja monster bangsa siluman tingkat Raja Sejati?"
Mata besar Jiao menatap Fang Ping, tiba-tiba ragu mengungkapkan. Masalah ini sulit diutarakan.
Jelas-jelas koki ingin membunuh bangsa monster untuk membuat Senjata Dewa.
Sekarang minta koki melepaskan mereka, membiarkan mereka membentuk kekuatan sendiri, bahkan membantu monster level Jenderal Besar seperti dirinya menjadi Raja monster - ini sangat merepotkan.
Apalagi sebelumnya ia menyerang koki, maukah koki menyetujui?
Jiao gelisah, setelah lama bergulat akhirnya memutuskan tidak kabur dan mulai mengaum.
Kali ini, aumannya terdengar ragu-ragu.
Fang Ping yang mendengar agak bingung, lama kemudian tersenyum: "Raja Jiao perlahan-lahan, jangan gegabah, jelaskan baik-baik."
"Roarrr..."
"Maksudmu, kau bisa membujuk sebagian monster tapi tidak semua mau bekerja sama dengan manusia? Harus kusingkirkan sebagian untuk membangun wibawamu... Apa? Kau ingin jadi Raja bangsa monster?"
Fang Ping segera mengerutkan kening, "Ini tidak boleh! Maksud Pejuang Level Puncak manusia adalah, di wilayah selatan ketujuh selain kekuatan manusia, tidak boleh ada yang tersisa! Hal ini sulit bagiku, karena manusia bukan hanya keluarga kami yang memiliki Pejuang Level Puncak, Pejuang Level Puncak lainnya belum tentu setuju. Apalagi, Raja Jiao baru level delapan..."
Saat Fang Ping berbicara, Jiao semakin gelisah dan terus mengaum keras.
"Kamu ingin aku membantumu mencapai Kasta Sembilan?"
Fang Ping mengusap dagunya dengan ragu, "Aku benar-benar tidak tahu bagaimana monster bisa mencapai Kasta Sembilan. Apa cukup dengan menghancurkan batu energi? Meskipun batu energi bagiku tidak berarti, tapi aku bukan bos di keluargaku. Masih ada leluhur Raja Sejati di keluarga. Memberikanmu banyak batu energi tanpa alasan, ini tidak masuk akal!"
Melihat Jiao seperti ingin mengaum lagi, Fang Ping tersenyum, "Jangan bicara tentang tambang sebelumnya, Raja. Kau tahu sendiri, kalau sudah di tangan Raja Sejati... itu milik Raja Sejati. Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini terus terang."
"Raja harus paham prinsip yang kuat bertahan, yang lemah dimangsa."
"Jika dulu Raja tidak dikejar-kejar Raja Huai dan lari ke Domain Kuno, maka wajar jika Raja membawa tambang itu saat itu."
"Tapi kemudian, tambang itu direbut leluhur kami dari tangan Raja Huai. Raja... kalau sekarang bilang itu milikmu, jangan sampai terucap! Nanti membuat Raja Sejati tidak puas, aku tidak bisa bicara lagi."
Jiao cepat-cepat mengangguk, benar! Koki ini bicaranya sangat masuk akal.
Semua sudah diambil Raja Sejati. Kalau masih ngotot... bahaya sekali bisa membuat Raja Sejati marah.
Tapi dia ingin menjadi Kasta Sembilan, ingin menjadi Raja monster, ingin berdiri di wilayah selatan ketujuh, harus bagaimana?
Jiao memandang Fang Ping seperti meminta pertolongan, "Tolong dong, Koki!"
Fang Ping mengerti maksudnya, wajahnya berkerut penuh pergulatan, kemudian mengatupkan gigi berkata: "Baiklah! Aku dan Baginda adalah teman, waktu itu sudah merasa bersalah pada Baginda, bantuan kecil ini mana mungkin tidak kubantu?
Tapi beberapa hal bukan bisa kukendalikan sendiri, Baginda pasti mengerti!
Ada puluhan Raja Sejati, aku bisa membujuk sebagian, tapi tak bisa meyakinkan semua.
Kecuali... aku punya alasan!"
Sorot mata Fang Ping berkedip-kedip, cepat-cepat berkata: "Manusia punya pepatah: Pahlawan tidak ditanya asal-usulnya! Meski Baginda dari bangsa monster, bukan spesies kami, tapi begitu memberi kontribusi besar bagi manusia, semua masalah akan sirna!
Aku butuh alasan, dasar formal untuk membela Baginda!
Selanjutnya, wilayah selatan ketujuh akan pecah perang besar..."
Saat ini Fang Ping menunjukkan maksud sebenarnya, wajahnya penuh kedalaman: "Jika Baginda bisa memimpin beberapa monster, melakukan beberapa aksi, mengumpulkan jasa, maka menjadi satu-satunya Raja monster di wilayah selatan ketujuh pun bukan mustahil!
Monster lainnya, takkan kuberi kesempatan!
Hanya Baginda, aku bisa membantumu berbicara. Fang Ping masih punya sedikit pengaruh, apalagi dulu Baginda membantu Universitas Iblis menghancurkan Kota Pintu Langit - itu sudah jadi jasa besar!
Sekarang, tambah lagi jasanya, dengan bantuanku, masalah pasti bisa teratasi!
Tentu saja, dengan begini, Baginda akan mendapat keuntungan dan kerugian."
Fang Ping dengan wajah tenang berkata: "Dengan begitu, Baginda akan berbalik melawan total Raja Sejati Zona Terlarang! Pasti mereka akan sangat membenci Baginda. Tapi kali ini, Fang Ping menjamin, jika ada Raja Sejati berani masuk domain untuk memburu Baginda, leluhurku dan Raja Sejati manusia pasti ikut bertarung!"
Aku bersumpah atas nama Raja Sejati manusia: Kali ini, kecuali manusia kalah perang, hukum besi - Raja Sejati liang bumi tidak boleh masuk domain luar!
Tergantung apakah Baginda berani bertaruh..."
Fang Ping kembali tenang, berkata datar: "Baginda bisa pertimbangkan. Saya juga perlu pertimbangkan, karena Baginda mungkin tidak sanggup melakukannya. Menurutku lebih baik mengantar Baginda ke domain lain."
Seperti yang kukatakan sebelumnya, opsi ini masih memungkinkan.
Di wilayah selatan ketujuh, aku tidak bisa membiarkan Baginda tinggal. Jika Baginda mau, aku bisa mengantarmu ke domain lain.
Tapi di tempat lain... Baginda tetap akan jadi parasit di bawah monster lain. Mungkin ini benar-benar kesempatan!"
"Roarrr! Roarrr!"
Jiao gelisah, pantatnya bergoyang-goyang. Masih ada pilihan lain?
Pergi ke domain lain?
Atau jadi Raja Monster wilayah selatan ketujuh?
Mau berjasa... caranya bagaimana?
Berkonfrontasi total dengan Raja Sejati Zona Terlarang, apa ini baik?
Jiao mulai meronta-ronta!
Awalnya hanya ingin selamat. Tapi sang koki memberi banyak pilihan, bahkan mengatur jalan mundur - bisa ke domain lain. Janji sang koki dulu kini bisa ditepati.
Tapi apakah ini hanya sekadar bertahan hidup?
Menjadi satu-satunya Raja Monster di wilayah selatan ketujuh!
Ini kesempatan langka!
Sebelumnya ia hanya mengucapkannya secara refleks, tak disangka sang koki juga mengaturnya dengan rapi.
Dilema!
Setelah beberapa saat bergulat batin, tiba-tiba Jiao menggeram dengan suara parau.
"Aku mau!"
Fang Ping tertegun sejenak... Kau bukan bisu?
Baru saja di benaknya terdengar suara, transmisi spiritual - mungkin Jiao sudah terlalu gelisah sampai langsung berteriak...
Tapi, dasar masih hijau banget!
Fang Ping terpaku, bahkan hampir tertawa. Jangan-jangan Jiao... masih anak-anak?
Cara transmisi suaranya ini terasa terlalu kekanak-kanakan.
Berapa usia Jiao sebenarnya?
Pasti sudah seratus tahun lebih?
Apakah monster berusia 100 tahun benar-benar masih dianggap remaja?
Jiao baru menyadari hal ini, tiba-tiba marah karena malu. Matanya yang besar melototi Fang Ping sambil terus mendesis, kali ini tanpa transmisi spiritual.
Dia adalah Raja Jiao!
Transmisi suara spiritual itu memalukan, mudah ditertawakan bangsa monster. Geramannya adalah bahasa binatang, sang koki yang tak paham itu karena kebodohannya.
Fang Ping tidak mengejeknya. Rupanya bukan bisu, dirinya saja yang berprasangka.
Mendengar perkataan Jiao, Fang Ping tersenyum lalu berkata: "Raja Jiao tidak perlu pikir lagi? Begitu setuju, harus bisa mencetak prestasi besar. Juga harus bisa mengendalikan bangsa monster. Jika pasukanmu memberontak dan menimbulkan masalah, itu akan jadi urusanmu."
Ini bukan perkara sederhana.
Menjadi raja monster membutuhkan kekuatan dan wibawa. Belum tentu Yang Mulia bisa menaklukkan monster lain."
"Roarrr..."
“Makna hukuman exemplar?”
Fang Ping tertawa: "Apakah Yang Mulia ingin aku membunuh beberapa bangsa monster yang membangkang, lalu menyerahkan sisanya kepada Anda?"
“Roarrr!”
“Apakah Yang Mulia ingin menghabiskan beberapa monster, naik ke Kasta Sembilan dulu, baru memimpin bangsa monster?”
“Roarrr!”
“Ini sebenarnya bisa dilakukan...”
Fang Ping berhenti sejenak: "Tapi ada beberapa hal yang harus Fang Ping jelaskan terlebih dahulu. Jika Yang Mulia tidak mau turun tangan, membantu Yang Mulia naik ke Kasta Sembilan juga bisa, Fang Ping tidak akan menuntut lebih. Tapi jika Yang Mulia ingin menjadi Raja monster ini, setelah naik ke Kasta Sembilan malah punya niat lain... Fang Ping tidak peduli, tapi para Level Puncak manusia tidak akan tinggal diam. Saat itu, Yang Mulia akan dalam bahaya!"
Jiao segera mengangguk, ia masih mengerti poin ini.
Kemudian Jiao mengaum beberapa kali lagi, tampak ragu-ragu. Jika terlalu berbahaya, ia tidak mau melakukannya.
Fang Ping tersenyum: "Sebenarnya sederhana... Untuk pertempuran frontal, kali ini tidak perlu Yang Mulia turun tangan. Universitas Bela Diri Kota Iblis saja sudah cukup memusnahkan wilayah selatan ketujuh! Aku hanya mencari alasan untuk Yang Mulia... Begini saja..."
Fang Ping tampak berpikir, lama kemudian baru berkata: "Yang Mulia cukup melakukan hal lain - pimpin pasukan monster menyerang kota tanpa komandan Kasta Sembilan! Rebut tambang, ini disebut Surat Pengabdian. Dengan merebut tambang liang bumi, barulah bisa dibilang benar-benar membuka kedok."
"Manusia tidak membutuhkan Raja monster yang ambigu dengan liang bumi. Jika Yang Mulia bersedia, lakukanlah!"
"Jika tidak, lupakan saja."
Mengenai tambang yang direbut, saat ini di Wilayah Selatan Ketujuh masih ada 12 tambang. Jika Yang Mulia merebut semuanya, 8 di antaranya harus direlokasi ke Domain Kuno untuk latihan bangsa monster, sedangkan 4 sisanya untukku agar bisa kuselesaikan tugas.
Jika Yang Mulia setuju, kita laksanakan. Jika tidak, lupakan saja.
Satu hal lagi, kamilah yang bertanggung jawab menyingkirkan petarung Kasta Sembilan pihak lawan. Jika Yang Mulia ingin mengambil bagian terbesar, harus bertanggung jawab juga atas petarung level tujuh-delapan mereka.
Tentu bukan semata-mata mengandalkan campur tangan Yang Mulia, aku juga akan turun tangan membantu saat waktunya tepat.
Semua ini kusampaikan jelas-jelas agar Yang Mulia nanti tidak bilang aku tidak menjelaskan dengan gamblang."
Fang Ping menghela napas: "Setelah kejadian sebelumnya, sekarang aku tidak berani sembarangan berjanji. Selain itu kuingatkan sejak awal, soal pembagian tambang nanti... Sebaiknya Yang Mulia merebut lebih banyak. Pejuang Level Puncak manusia mungkin akan protes dan meminta separuhnya. Kemungkinan ini ada. Dengan segala transparansi ini, terserah Yang Mulia memutuskan."
Ekspresi Fang Ping tulus bak mengeluarkan isi hati: "Aku benar-benar mempertimbangkan kepentinganmu, semua hal kujelaskan seterang-terangnya."
Jika mau lakukan, ya lakukan.
Jika tidak... Nanti kubantai kau jadi bahan Senjata Dewa!
Dasar keparat! Sudah berapa banyak barangku kaurampok? Muntahkan semuanya!
Kau pikir barang-barangku mudah diambil?
Tentang membantu Jiao naik ke Kasta Sembilan, Fang Ping berpikir: Jika dengan menghancurkan monster liang bumi bisa tercapai, boleh dicoba bantu tanpa perlu keluar uang tambahan.
Jiao level Kasta Sembilan juga bisa bekerja lebih maksimal.
Dan baru saja masuk level Kasta Sembilan, Jiao juga tidak bisa menciptakan gelombang besar.
Jiao terdiam sejenak, tiba-tiba mengaum lagi.
Fang Ping tertawa: "Anda bertanya tentang Gurun Pasir Semut Raksasa dan Hutan Ratusan Binatang?"
Fang Ping berkata dengan tertawa: "Dua tanah terlarang ini juga akan direlokasi kali ini... Bahkan jika tidak, mereka harus memihak Raja Jiao! Kalo nggak, kita akan memusnahkan mereka di timing yang tepat!
Tentu saja, saat ini untuk menghindari membuat ular ketakutan, kita akan menunggu beberapa waktu.
Jika Raja Jiao bisa ditaklukkan, kita bisa mencoba.
Kalau tidak bisa, serahkan pada kami. Dibunuh untuk dibuat Senjata Dewa, bagus juga."
Aku masih pusing, jika Raja Jiao membawa sekelompok monster liang bumi dan kami kekurangan senjata suci, bagaimana aku harus mempertanggungjawabkannya? Ini kebetulan pas, biar mereka yang jadi pengganti!"
Sambil bicara, Fang Ping menambahkan: "Ngomong-ngomong, jika Raja Jiao ingin menjadi raja monster ini, masih kurang satu legitimasi! Legitimasi manusia! Nanti, manusia mungkin akan memberi gelar seperti Makhluk Suci Penjaga Universitas Bela Diri Kota Iblis, apakah Raja Jiao bisa menerima?"
Jiao mengangguk dengan santai, terserah, aku tidak peduli.
Aku hanya peduli keuntungan besar yang nyata!
Menjadi Raja Monster Wilayah Selatan Ketujuh, naik level ke Kasta Sembilan, ini semua adalah mimpinya.
Menyerang 12 kota benteng, mengalahkan manusia level tujuh-delapan... sepertinya bukan masalah yang terlalu besar.
Merebut tambang tapi harus bagi hasil 50-50, ini membuat Jiao tidak nyaman, ia ingin semuanya untuk diri sendiri.
Tapi ia juga tahu itu mustahil.
Manusia tidak akan memberikan semuanya padanya!
"Dengan cepat, Jiao mengambil keputusan, bertaruh!"
"Tidak bertaruh, maka tidak dapat apa-apa, diri sendiri harus meninggalkan kampung halaman, pergi dari wilayah selatan ketujuh, itu tidak diinginkannya."
"Bertaruh, mungkin bisa menang besar."
"Maka, Jiao kembali mengangguk, mulai tidak sabar."
"Bawahan dombanya masih berpikir menjadi raja gunung di sepetak kecil wilayah, sementara dirinya sudah mulai merencanakan dengan koki untuk menjadi Raja monster wilayah selatan ketujuh. Standar kita berbeda, ternyata hal yang dipikirkan juga berbeda."
"Roarrr..."
"Jiao menggeram pelan, emosinya semakin membara."
"Karena sudah bulat tekad, ia bersiap melakukan sesuatu yang besar."
"Mengikuti koki, seharusnya tidak ada masalah."
"Sebelumnya sial karena membuat Raja Huai marah, kalo nggak, mungkin dulu sudah naik ke Kasta Sembilan."
"Kalau Raja Jiao tidak keberatan, mari bekerja sama dengan baik!"
"Fang Ping berkata sambil mengulurkan tangan, 'Menurut aturan manusia, kita harus menjaga tata krama. Ayo, jabat tangan!'"
"Jiao tampak bingung, melihat Fang Ping mengulurkan tangan, berpikir lama... akhirnya mengulurkan kuku besar miliknya."
"Fang Ping menahan tawa, bukankah ini seperti mengajak anjing berjabat tangan?"
"Saat mengajak anjing berjabat tangan, pose-nya juga seperti ini."
"Setelah berjabat kuku dengan Jiao, Fang Ping berkata serius, 'Raja Jiao, aku harus mengatakan terakhir kali! Kalau ingin jadi sekutu manusia, sekarang jika tidak memberikan kontribusi, nanti manusia pasti akan keberatan!'"
"Jika masih sama seperti terakhir kali, Raja enggan mengeluarkan seluruh tenaga, semua orang bukan bodoh, nanti pasti ada Pejuang Kasta Sembilan yang menyerang!"
"Fang Ping bisa membantu Raja sekali dua kali, tapi tak bisa membantu tiga empat kali..."
"Sebelum Raja mencapai tingkat Raja Sejati, kalau sudah memilih, jangan ragu-ragu! Kalau tidak, nasib Raja... Fang Ping tak bisa menjamin!"
"Bangsa monster begitu banyak, yang Kasta Sembilan pun tidak sedikit. Apakah tak ada monster Kasta Sembilan yang ingin bersekutu dengan manusia? Ada!"
"Tapi kenapa memilih Raja?"
"Karena Fang Ping!"
"Fang Ping punya hubungan akrab dengan Raja. Jika kali ini Raja membuat Fang Ping kesulitan, maka Raja akan kehilangan persahabatan Fang Ping TOTAL, dan persahabatan beberapa Pejuang Kasta Sembilan!"
"Keluarga Fang juga keluarga terpandang. Fang Ping adalah tokoh penting di sana. Jika Raja terseret masalah..."
"Jujur saja, untuk mewarisi usaha keluarga Fang, mungkin aku akan meninggalkan persahabatan dengan Raja!"
Jiao terlihat berpikir, lalu mengangguk dengan pipi yang tegas.
"Tenang, kali ini aku akan mengeluarkan seluruh tenaga."
"Lagi pula bukan lawan Kasta Sembilan, cuma beberapa tujuh-delapan. Selama Kasta Sembilan tidak datang, Raja Sejati tidak turun, aku tak takut orang-orang ini!"
