Liang bumi Shanghai.
Fang Ping membawa Lü Zhen keluar dari Domain Kuno, sepanjang perjalanan Lü Zhen gemetar ketakutan.
Dia menyadari bahwa cucu muridnya ini benar-benar nekat tak kenal takut.
Saat melewati Gurun Pasir Semut Raksasa, mereka sama sekali tidak berhenti, langsung melayang langsung melewatinya.
Ini kan tanah terlarang bangsa monster!
Fang Ping tak banyak berpikir, kecepatannya tinggi seharusnya monster Gurun Pasir Semut Raksasa tak bisa mengejarnya.
Lagipula membawa Lü Zhen, jadi tidak enak kalau harus sembunyi-sembunyi.
Aku juga harus jaga harga diri!
Masa sekarang harus bawa Lü Zhen menggali lubang pergi?
Langsung lewati saja!
Sekarang setelah mengatasi monster di Domain Kuno, kalau benar-benar terjepit dia bisa berputar-putar di liang bumi Shanghai, merasakan situasinya Lao Zhang dan Raja Perang pasti akan mencari cara mengeluarkannya.
Bahkan kalau tidak keluar, memulai serangan lebih awal juga sama saja.
Sekarang Universitas Bela Diri Kota Iblis punya kekuatan untuk serangan balik!
Fang Ping dan Lü Zhen berada di dalam, mungkin justru lebih baik.
……
Untungnya semua berjalan lancar.
Entah tidak mendeteksi Fang Ping atau malas mengejar, area Gurun Pasir Semut Raksasa ini sepi saja.
Fang Ping dengan selamat melewati Gurun Pasir Semut Raksasa, mulai menuju arah Gunung Penjagal.
Semoga Raja Perang andal, bisa membawanya pergi tepat waktu.
Sebenarnya Fang Ping ingin lewat penghubung, minta Lao Zhang berkoordinasi untuk mengguncang para Kasta Sembilan di luar penghubung, tapi kalau lewat situ berarti membuka kedok kalau dia masuk.
Membawa kabur Lü Zhen sendiri mungkin akan membuat beberapa masalah.
"Dibandingkan begitu, lebih baik lewat Gunung Penjagal. Hati-hati, pihak Raja Sejati mungkin tidak menyadari."
……
"Gunung Penjagal."
Raja Perang bersandar di batu raksasa, sudah membubarkan dua orang tua tadi. Saat ini sedang mengobrol dengan penjaga manusia di bawah.
Tentu saja, sebagian besar waktu dia yang bicara.
"Xiao Zheng, setiap hari di sini, ada hiburan apa?"
"Tidak bosan?"
"Kalau ada waktu, bisa naik ke sini jalan-jalan, atau sekadar ngobrol."
"Aku ingat waktu kecil kau banyak bicara, sekarang kenapa diam saja?"
"Ngomong-ngomong, setelah pulang kali ini, si Zhang Tao sedang meneliti film layar. Kalau sudah selesai, nanti kubawakan untukmu. Bisa nonton film kalau bosan."
"Tahu apa itu film?"
"Xiao Zheng, kau ketinggalan zaman! Nanti kalau liang bumi sudah ditaklukkan, pulang ke permukaan, kau tidak bisa mengikuti perkembangan jaman..."
“……”
Raja Perang terus berbicara. Orang tua di bawah menatapnya sekilas, lama kemudian bergumam: "Leluhur Jiang, saya sedang latihan. Bisa tenang sebentar?"
Raja Perang cemberut, mendengus: "Latihan? Sudah berapa tahun latihan? Sejauh apa kekuatan intimu? 500 meter? Latihan keras tidak berguna, Xiao Zheng. Kekuatan inti bukan soal kerja keras."
"Tapi kau memang sudah begini. Mengikuti jalan kekuatan inti kehidupan sebelumnya, itu sebenarnya jalan asing. Masa depanmu terbatas."
"Aku belum pernah lihat petarung kebangkitan yang kuat!"
"Tapi jangan bilang, Guo Shengquan bertiga itu, masih ingat?"
"Ada sedikit kesan."
“Ketiga orang ini belakangan sudah memasuki jalan kekuatan inti, tahu kenapa bisa secepat ini? Dan menurut Lao Fu, prospek mereka lebih cerah darimu, tahu kenapa?”
“Bimbingan leluhur.”
“Kuncinya tetap terletak pada peluang!”
Raja Perang berkata sambil tertawa: “Kalian semua ini, sudah kubilang tapi tak ada yang percaya! Saat kalian masih kecil, kusuruh ikuti arus zaman! Ikuti petunjuk takdir!
Waktu muda dulu, kusuruhmu sering kontak dengan Li Zhen, bergaul dengan Zhang Tao dkk, tapi kau tak dengarkan.
Lihat sekarang hasilnya bagaimana?
Sudah mencapai Level Puncak semua!
Sekarang orang-orang ini sudah sampai di puncak, zamannya hampir berakhir. Era baru harus dibuka, situasi melahirkan pahlawan!
Zhang Tao dkk membuat zaman Gulat Baru bangkit. Selanjutnya Pertempuran Besar Dimensi, mungkin akan membuka era baru yang lebih megah!
Zaman depan yang penuh kemegahan, mungkin akan melahirkan anak takdir yang lebih kuat.
Pahlawan bermunculan, jagoan tak terhitung!
Ini bencana, tapi juga peluang!
Di zaman ini, kebangkitan bisa terjadi dalam sekejap. Dan di era ini, kumpulan bintang-bintang sudah terlihat tanda-tandanya.
Fang Ping dari Universitas Bela Diri Kota Iblis, Li Hantong dari Ibu Kota, Wang Jinyang Raja Perang Nanwu, Yao Chengjun dari Akademi Militer Pertama – semua termasuk di dalamnya.
Termasuk Wu Kuishan dan Li Changsheng dari Universitas Bela Diri Kota Iblis...
Sebenarnya mereka semua layak dihitung!
Banyak yang muncul dari Universitas Bela Diri Kota Iblis, tahu apa artinya?”
Di bawah, orang tua itu mengubah ekspresi: “Maksud Yang Mulia... pusat pertemuan bintang-bintang ada di Universitas Bela Diri Kota Iblis?”
"Dia adalah petarung kebangkitan, tumbuh besar di Kota Zhenxing sejak kecil, mengenal Raja Perang."
"Tidak hanya mengenal, tapi juga sangat akrab."
"Raja Perang memang memiliki karakter dan kebiasaan seperti ini, selalu bicara tentang takdir. Petarung tidak percaya takdir, tapi Raja Perang percaya, bisa dibilang sosok yang aneh di antara mereka."
"Tapi visi Raja Perang memang tajam. Saat Li Zhen dan yang lain masih muda, dia pernah berkata: 'Yang tidak takut mati, bisa ikut bergabung dengan mereka'."
"Bergabung sampai akhir, mungkin bisa mencapai Level Puncak."
"Tentu, tingkat kematiannya sangat tinggi."
"Saat itu, tidak banyak yang mempercayainya."
"Tapi fakta membuktikan, visi Raja Perang memang hebat. Li Zhen dan Zhang Tao benar-benar mencapai Level Puncak, bahkan termasuk pejuang terkuat."
"Sekarang kejadian ini mirip dengan masa lalu."
"Tapi ledakannya lebih cepat, lebih dahsyat!"
"Pusat pertemuan bintang-bintang berada di Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
"Raja Perang tertawa sambil berkata: 'Bagus! Meski zaman ini punya banyak pahlawan, termasuk dari luar negeri, dan Kota Zhenxing juga sedang berkembang, generasi muda semakin kuat, level tujuh bermunculan..."
"Tapi pusatnya memang di Universitas Bela Diri Kota Iblis!"
"Atau lebih tepatnya, pusatnya ada di Fang Ping!"
"Xiao Zheng, jangan salahkan leluhur tidak mengingatkanmu. Sudah berumur tapi masih berani, bertaruhlah!"
"Untuk apa lagi jaga penghubung?!"
"Begitu Universitas Bela Diri Kota Iblis merebut Wilayah Selatan Ketujuh, penghubung tidak perlu dijaga, dan petarung Zona Terlarang tidak akan diizinkan masuk lagi di masa depan."
"Maksud Anda..."
"Orang tua itu tersentuh: 'Universitas Bela Diri Kota Iblis benar-benar akan menyerang balik kali ini? Dan punya peluang kemenangan besar?'"
"Ngomong aja!"
Raja Perang berkata dengan tertawa: "Peluang kemenangan cukup besar, syaratnya tidak ada kecelakaan! Takut sepuluh ribu, takut kemungkinan terburuk!"
Raja Perang berbicara sejenak, lalu melanjutkan: "Kali ini kita bertaruh, lakukan satu transaksi besar! Memilih pergi dari Penghubung, ikut bertarung di area Kota Harapan, mungkin ada kejutan tak terduga.
Leluhur mengingatkanmu: Apakah bisa mencapai Level Puncak, mungkin terletak pada pertaruhan ini!
Tentu saja, ikut perang biasa mungkin tidak memberi efek besar. Menang di situasi menguntungkan, tidak menunjukkan jasa baik!
Si nak Fang Ping, mengira rencananya jitu, tapi kali ini... Kurasa agak berisiko!
Lebih baik kau menghadang di Hutan Ratusan Binatang. Hutan itu mungkin ikut perang. Di saat krusial turun tangan, jika Raja monster Hutan Ratusan Binatang tidak bisa membunuhmu, kau menang!
Kalau terbunuh... itu nasib burukmu, tidak ada jalan lain.
Asal tidak mati, kau sendiri menghadang satu tanah terlarang, menyelamatkan Universitas Bela Diri Iblis, si nak pasti akan bersujud berterima kasih. Saat itu, mungkin bisa dapat banyak keuntungan."
Orang tua yang disebut Xiao Zheng mengerutkan kening: "Leluhur, Hutan Ratusan Binatang akan ikut perang? Kalau begitu, harus persiapkan dari awal, tidak boleh sembrono..."
Raja Perang menggelengkan kepala: "Persiapan atau tidak, sama saja! Hanya bisa bawa sebanyak itu orang. Kalau lebih, pasti muncul kecelakaan! Begitu orang banyak, mereka yang merasa tidak beres pasti langsung beri tahu tiap domain, serang bersama!
Saat itu, lebih merepotkan.
Jadi perang serang balik, jumlah orang sudah dibekukan. Tapi kau adalah faktor tak terduga.
Penjaga Jalan Harapan, biasanya tidak diperhatikan orang."
"Tapi aku sendiri... mungkin tidak bisa menghalangi 5 Raja monster dari Hutan Ratusan Binatang..."
"Makanya disebut bertaruh!"
Raja Perang berkata dengan tertawa: "Kalau benar-benar pasti menang, buat apa cari kamu? Kejayaan datang dari bahaya, begitulah. Kalau kamu tidak mati, masih ada harapan. Kalau mati, selesai urusan. Universitas Bela Diri Kota Iblis sebenarnya juga tidak rugi banyak, paling-paling kabur saja, masalah kabur tidak sulit. Tapi kalau begitu, wilayah selatan ketujuh mungkin akan sulit direbut kembali."
"Fang Ping..."
Orang tua itu tampak bingung, membuka mulut: "Aku sering mendengar tentang Fang Ping, tapi belum pernah bertemu. Apakah dia benar-benar begitu diperhatikan senior? Bahkan bisa disetarakan dengan tiga Menteri?"
"Kamu belum pernah melihat si nak itu, tapi dia pasti pernah melihatmu, sudah beberapa kali! Total, dia sudah bolak-balik melewati Penghubung berkali-kali..."
Raja Perang sedang berbicara tiba-tiba menatap ke depan.
Lama kemudian, penuh keraguan berkata: "Kembali? Sepertinya bukan sendirian?"
Dia tidak merasakan energi, tapi terus memantau. Dua batu melayang di udara, orang biasa tidak memperhatikan, tapi dia masih waspada.
Apa si nak ini masuk liang bumi dan menculik wanita dari sana?
Kelihatannya berdua!
Raja Perang tidak melanjutkan, segera berkata: "Lao Fu sebentar lagi akan pergi, kamu sendiri berhati-hatilah! Dua orang-orang ini Raja Serigala Abu-abu belakangan sifatnya buruk, tersulut amarah. Leluhur mungkin tidak sempat menyelamatkanmu. Dan saat Universitas Bela Diri Kota Iblis menyerang balik, lebih baik pergi dari sini. Mau ke Hutan Ratusan Binatang atau tidak, jangan bertahan di tempat ini."
"Raja Perang memberikan beberapa pesan, para penjaga di Gunung Penjagal, petarung di bawah Level Puncak, sebenarnya banyak yang berasal dari Kota Zhenxing."
"Ada petarung kebangkitan, ada murid-murid yang direkrut para Level Puncak ini."
"Tentu saja, perekrutan murid sangat jarang."
"Saat ini di Penghubung Gunung Penjagal, Raja Perang tidak merekrut murid, tapi ada murid dari beberapa Level Puncak lain yang bertugas di sana."
"Mereka ini masih dianggap sebagai orang Kota Zhenxing."
"Mereka lebih menderita daripada Level Puncak - setidaknya Level Puncak masih pulang sesekali, sementara mereka hampir tidak pernah kembali, dan menghadapi bahaya lebih besar."
"Level Puncak punya kekuatan untuk melawan Raja Sejati, mereka tidak."
"Begitu Raja Sejati benar-benar nekat menerobos, merekalah yang pertama mati."
"Sambil berbicara, Raja Perang sudah melihat dua siluet di kejauhan."
"'Siapa yang dibawa si Fang Ping itu keluar?'"
"Raja Perang terlihat curiga. Sang veteran awalnya tidak menyadari, lalu menatap ke arah sana dan tertegun sejenak: 'Leluhur, dia benar-benar masuk?'"
"Saat menerima transmisi suara Raja Sejati sebelumnya, dia mengira Raja Perang sedang bercanda untuk menakut-nakuti."
"Ternyata Fang Ping benar-benar datang."
"'Tentu saja benar! Leluhur tidak berbohong!'"
"Raja Perang tersenyum: 'Jika ada kesempatan, kembalilah ke Kota Zhenxing. Sudah bertahun-tahun. Jika tidak pulang, semua kenalanmu akan mati.'"
"Sang veteran terdiam lama sebelum akhirnya berkata: 'Semoga ada kesempatan.'"
"Pulang?"
"Dia sudah terbiasa hidup di sini - di Lembah Besar Gunung Penjagal, dia telah bertugas selama 60 tahun."
"Dia datang saat Penghubung pertama kali dibuka."
"60 tahun tanpa kembali."
60 tahun berlalu, baru-baru ini Raja Perang datang ke wilayah kita untuk mengawasi, dia mendapat kesempatan memahami urusan Kota Zhenxing dan hal-hal di pasar luar.
Dulu meski ada patroli Level Puncak, tapi jarang terjadi pertukaran.
Semua orang sudah terbiasa terdiam!
Berapa kenalan di pasar luar yang masih bertahan hidup?
Beberapa seperti Guo Shengquan masih meninggalkan kesan samar, namun karena waktu terlalu lama, dalam ingatannya mereka masih seperti anak-anak.
Zaman tak kenal ampun, kini mereka pun mencapai level Kasta Sembilan.
Kadang sang veteran berpikir: Saat liang bumi ditaklukkan nanti, jika dirinya masih hidup dan keluar, bisakah beradaptasi?
Tapi setiap kali sampai di situ, dia tersenyum sinis pada diri sendiri.
Benarkah dirinya masih bisa hidup saat liang bumi ditaklukkan?
"Leluhur..."
"Ya?"
Raja Perang melirik sang veteran dengan sedikit kebingungan.
Veteran itu tersenyum tipis: "Jika Leluhur masih mau datang, bisakah membantu suatu hal?"
"Bicaralah."
"60 tahun yang lalu, sebelum datang ke Gunung Penjagal, aku menyelipkan sebotol arak dekat Istana Wan Yuan. Waktu itu masih muda dan emosional, mengira penaklukan liang bumi akan segera selesai, ingin pulang dan berpesta minum setelahnya!
Kini, 60 tahun berlalu. Entah botol arak itu masih ada atau tidak. Jika ada, bisakah Leluhur mengantarkannya untukku?
Tiba-tiba ingin mencicipi alkohol lagi... Hampir lupa sensasinya!"
Saat ini, Fang Ping dari kejauhan sudah hampir tiba.
Meski terpisah ribuan meter, Fang Ping tetap mendengar perkataan itu, perasaannya campur aduk tak terucap.
Sebelum Raja Perang sempat berbicara, Fang Ping tersenyum melalui transmisi suara: "Tak perlu Senior Raja Perang membawa! Lain kali, aku yang akan membawakan untuk senior! Tak lama lagi, saat itu senior bisa minum anggur di Kota Harapan!
Penghubung ini... lebih baik tak usah dijaga!
Wilayah lain belum pasti, tapi wilayah selatan ketujuh adalah domain yang harus direbut Universitas Bela Diri Kota Iblis, tak ada alasan untuk gagal merebutnya!
Setelah menaklukkan wilayah selatan ketujuh, Level Puncak akan menjaga tempat ini dalam jangka panjang, tak perlu lagi menjaga penghubung!"
Orang tua itu menatap Fang Ping sambil mengangguk tersenyum, juga melalui transmisi suara: "Kalau begitu kami tunggu anggur perayaan ini! Setelah Universitas Bela Diri Kota Iblis menaklukkan wilayah selatan ketujuh, tak ada hadiah lain, tempayan anggur ini akan jadi hadiah ucapan..."
Saat mereka sedang berbicara, dari atas terdengar suara Raja Perang tertawa: "Kalian bicara tentang anggur? Tempayan itu sudah kosong sejak 30 tahun lalu, mana mungkin masih ada sisa? Barang-barang yang kalian sembunyikan dulu saat pergi, hampir semuanya habis."
Raja Perang tertawa pendek, buru-buru menambahkan: "Leluhur masih punya beberapa tempayan anggur koleksi, nanti akan kubawa..."
Fang Ping juga tersenyum: "Aku juga membuat beberapa tempayan, diracik dari esensi kehidupan, daun-daun Tanaman Siluman Kasta Sembilan, termasuk beberapa buah energi, semuanya kumasukkan, jadi anggur campur buah, nanti kita cicipi rasanya!"
Mendengar ini, Raja Perang mendengus sinis, malas melanjutkan percakapan.
Apa maksudnya?
Bicara tentang anggur ya bicara anggur, perlu menyebut bahan bakunya? Menarik ya?
Kau pikir aku miskin?
Laozi* sengaja tidak mau melakukannya saja!
Tak mau menghiraukannya, Raja Perang menyapu pandangan ke Lü Zhen, lama baru berkata: "Ini... si Ahli Lü itu?"
Fang Ping terkejut, Raja Perang mengenal Lü Zhen?
Raja Perang selalu berada di Gunung Penjagal, keluar hanya di Kota Zhenxing. Sebelumnya Lü Zhen cuma petarung level tujuh, Raja Perang juga kenal?
Lü Zhen tak mengenal Raja Perang, tapi merasakan kekuatan pengawal itu, buru-buru membungkuk hormat: "Senior, saya Lü Zhen..."
"Aku tahu kau. Nanti bisa ngobrol. Teknik latihan otak inti yang kau usulkan dulu, sudah ada titik terang. Jangan bilang, sebelumnya tak terlihat kau orang kompeten. Zhang Tao dan Li Zhen dua tolol ini dulu tak peduli. Baru sekarang tahu tebakanmu ada benarnya. Otak inti bisa dimanifestasikan untuk latihan..."
Lü Zhen terhenti sebentar, tak tahan bertanya: "Kalian menemukan otak inti?"
Dia kosong, Fang Ping juga masih bengong.
Maksudnya apa?
Apa Lü Zhen sudah lama tahu otak inti bisa dimanifestasikan untuk latihan?
Agak mengejutkan!
Raja Perang tertawa: "Nanti dibahas, evakuasi dulu! Jangan sampai dua Raja Sejati datang lagi!"
Setelah berkata, Raja Perang menggulung kedua orang itu, cepat pergi.
Fang Ping mengayunkan tangan ke orang tua di bawah, tak berbicara.
Setelah ini, mungkin veteran tak perlu lagi menjaga penghubung di sini.
……
"Raja Perang pergi?"
Ribuan li jauhnya, di bawah air terjun, dua Raja Sejati sedang main catur. Kini sama-sama menoleh ke arah Gunung Penjagal.
"Sudah pergi."
"Orang ini, datang tergesa-gesa pergi tergesa-gesa, tujuan sebenarnya datang ke wilayah kita untuk apa?"
Raja Serigala Abu-abu berpostur kekar, sementara Raja Bambu lebih tampak anggun.
Raja Bambu merenung sejenak, lalu berkata perlahan: "Kemungkinan sedang mempersiapkan serangan balik ke wilayah selatan ketujuh! Petarung kebangkitan takkan meninggalkan wilayah selatan ketujuh. Raja Militer terus mengawasi di luar penghubung, khawatir kita menyerang keluar. Tujuan kedatangan Raja Perang ke sini juga pasti sama."
Raja Serigala Abu-abu mengerutkan kening: "Timing sekarang agak bermasalah! Menurutku, saat Rapat 100 Raja berlangsung inilah kesempatan mengumpulkan semua pihak untuk melancarkan serangan gabungan!"
"Meski tidak memicu perang antar Raja Sejati, setidaknya buat petarung kebangkitan tak bisa membuat onar!"
"108 domain bertempur bersamaan, membelenggu langkah petarung kebangkitan sekaligus menyingkirkan beberapa ancaman."
Raja Bambu tersenyum tipis: "Aku juga ingin begitu, tapi beberapa pihak tidak setuju. Jika pembunuhan terlalu kejam, apakah Raja Militer dan kawan-kawan akan turun tangan? Maukah kau bertarung mati-matian sementara mereka hanya melihat keramaian? Mereka mungkin ingin kita saling bunuh agar bisa mengambil keuntungan."
Raja Bambu menghela nafas: "Raja Sejati di Benua Dewa punya ide masing-masing. Hati orang tidak kompak, perselisihan internal terus terjadi. Kalo nggak, Tanah Kebangkitan yang cuma punya pejuang level tinggi seperti Raja Penahan itu seharusnya sudah punah."
"Tapi semua hanya ingin melindungi diri sendiri. Alhasil, malah membuat Tanah Kebangkitan menjadi ancaman."
"Puluhan tahun terakhir, Raja Militer, Raja Kegelapan, Raja Bulan dan lainnya berturut-turut jadi Raja dengan kemampuan bertarung luar biasa. Bahkan kita pun belum tentu bisa mengalahkan mereka."
Memelihara harimau yang akan menjadi bencana!
Seandainya tahu akan seperti ini, seharusnya tidak terus menunggu...”
Raja Serigala Abu-abu mencemooh: “Bukan ini masalah Kerajaan Tumbuhan Surgawi kalian! Seharusnya sudah turun tangan sejak lama, tapi terus menunggu sampai sekarang...”
“Jangan menyalahkan kami!”
Raja Bambu berkata dengan lembut: “Jika bukan karena kalian yang terus enggan turun tangan, situasi tidak akan berkembang seperti hari ini! Kami bertarung mati-matian dengan Tanah Kebangkitan, sementara kalian dengan enaknya menunggu di belakang untuk membunuh semua pihak dan menguasai segalanya, siapa yang mau?”
Raja Bambu berkata satu kalimat, lalu cepat mengalihkan topik: “Tidak usah bahas ini lagi. Sekarang jarak pembukaan penuh Penghubung sudah dekat. Setelah bertahun-tahun melewatinya, menunggu beberapa tahun lagi masih bisa. Serigala Abu-abu, bagaimana pendapatmu tentang urusan Tanah Pertempuran Raja?”
“Tanah Pertempuran Raja... Kebangkitan Dua Raja...”
Raja Serigala Abu-abu berbisik, lalu tertawa kecil: “Meskipun Dua Raja menyisakan jalan utama, berapa banyak? Benarkah akan sampai ke kita? Raja Perintah, Raja Qian, Raja Feng...
Orang-orang ini semua mengawasi!
Termasuk yang dari Kerajaan Segala Monster, yang dari Kerajaan Penjaga... Semua mengawasi!
Raja Bambu, menurutku lebih baik kita jangan ikut campur.”
Raja Bambu menggelengkan kepala: “Tidak bisa begitu. Sekarang Raja Perintah, Raja Qian dan lainnya meski secara nominal Ketua Kuil, tapi Raja Sejati dari Kuil Raja Sejati masih berstatus bebas.
Tapi begitu Dua Raja bangkit, Serigala Abu-abu, kau benar-benar pikir kita bisa tetap netral?
Saat Dua Raja masih berkuasa dulu, Benua Dewa hanya mengenal Dua Raja, mana ada yang kenal raja-raja lain?
Raja Sejati menderita, sekarang setelah susah payah terbebas dari kekuasaan Dua Raja, apakah benar mau membiarkan mereka kembali?”
"Mana mungkin sesederhana itu!"
Raja Serigala Abu-abu berkata datar: "Dulu adalah dulu, sekarang adalah sekarang! Saat ini ada ratusan Raja Sejati di Benua Dewa, siapa yang mau jadi budak Dua Raja? Zaman Dua Raja sudah berlalu, Raja Bambu, kau terlalu khawatir."
"Terlalu khawatir? Belum tentu!"
Raja Bambu tertawa ringan: "Di Tanah Pertempuran Raja, benarkah hanya Dua Raja yang bangkit? Apakah orang-orang dari masa itu benar-benar sudah mati semua? Dua Raja bersembunyi di Tanah Pertempuran Raja selama bertahun-tahun, tak ada persiapan sama sekali?"
Raja Serigala Abu-abu terdiam sejenak, lalu membuka mulut: "Maksudmu..."
"Dua Raja mustahil kita incar. Orang-orang yang pernah mereka pimpin dulu, belum tentu semua menyatu dengan Jalan Inti kacau! Pertempuran besar dengan Tanah Kebangkitan akan segera dimulai, masa depan lebih berbahaya!"
"Kita juga butuh kekuatan untuk membela diri!"
"Dalam Rapat 100 Raja kali ini, mari hubungi beberapa orang lagi. Abaikan Dua Raja, awasi jendral-jendral mereka. Eksekusi beberapa, rampas jalan harapan mereka, mungkin kita bisa jadi pemimpin utama!"
Raja Serigala Abu-abu meliriknya: "Kenapa memilihku?"
"Kerajaan Tumbuhan Surgawi terlalu rumit!"
Raja Bambu menggeleng: "Di dalam ada Raja Feng yang mengganggu, di luar ada Li Zhu yang berkomplot, ditambah Kerajaan Penjaga ikut campur, kacau balau! Kalian juga, Raja Perintah ingin membuka Jalan Ketiga, melampaui Raja Penahan, jadi satu-satunya di jagat raya!"
"Sekarang putranya Ji Hong mencapai tingkat Raja Sejati, Raja Perintah yang tua itu nekat membunuh Ji Hong, mungkin benar-benar berhasil membuka tiga jalan harapan."
"Tapi apakah Raja Bai Shan dan yang lain akan setuju?"
Apakah mereka rela membiarkan Raja Perintah menjadi Raja Takdir Surgawi kedua?
Raja Perintah ini ambisinya tidak main-main, berani menyebut diri sebagai Raja Perintah!
Menurutku, tujuannya jelas ingin dinobatkan sebagai Raja Takdir Surgawi. Dengan membunuh Raja Takdir Surgawi yang bangkit kembali, mungkin dia benar-benar bisa menggantikannya."
Sorot mata Raja Serigala Abu-abu berubah samar.
Raja Perintah... Raja Takdir Surgawi.
Julukan "Takdir Surgawi" dan "Tumbuhan Surgawi" sebenarnya termasuk larangan utama.
Dua Raja itu adalah Raja Takdir Surgawi dan Raja Tumbuhan Surgawi. Tak ada yang berani memakai gelar mereka sejak berakhirnya era Demon Emperor. Keduanya adalah penguasa tertinggi Benua Dewa.
Kabar burung mengatakan, awalnya gelar "Surgawi" tidak melekat pada nama kedua Raja tersebut.
Gelar itu baru ditambahkan belakangan.
Dengan kata lain, sebelum menguasai Kerajaan Takdir Surgawi, Raja Takdir Surgawi dahulu memiliki julukan yang sama dengan Raja Perintah sekarang.
Gelar Raja Sejati yang terduplikasi!
Sebenarnya hal ini memang tabu. Jika Raja Takdir Surgawi masih berkuasa, atau masyarakat tahu dia masih hidup, pasti hal ini tidak akan terjadi.
Selama Dua Raja tidur panjang, Raja Perintah nekat melakukan ini tanpa ada yang berani mempertanyakannya.
Saat ini, Raja Bambu menelanjangi fakta yang sudah diakui namun sengaja diabaikan ini, membuat Raja Serigala Abu-abu terdiam.
Setelah lama, Raja Serigala Abu-abu membuka mulut: "Lupakan dulu itu. Bagaimana mengolah masalah di wilayah selatan ketujuh? Tanah Kebangkitan ingin menyerang balik. Kita tidak bisa membiarkan mereka berbuat semaunya. Kejadian memalukan pada Raja Huai dan Raja Song jangan sampai terulang pada kita!"
Raja Bambu yang melihatnya menghindar topik itu hanya tersenyum: "Ini urusan Raja Feng dan kawan-kawan, termasuk Keluarga Ji! Bukankah Fang Ping masih di Universitas Bela Diri Kota Iblis? Tidakkah mereka ingin membunuh Fang Ping?
Apakah para Raja Bai Shan ini tidak ingin membunuh?
Sebelumnya di Tanah Pertempuran Raja, keturunan para Raja berturut-turut runtuh, mungkinkah mereka sama sekali tidak mempedulikannya?
Cukup mengirim satu atau dua Jenderal Dewa dari setiap keluarga, sudah cukup untuk menangani segalanya."
Raja Serigala Abu-abu mengangguk pelan, ini juga masuk akal.
Jenderal Dewa di bawah komandonya sendiri tidak ingin dia lempar ke domain luar karena berisiko celaka, tapi untuk Jenderal Dewa Raja Sejati lain, itu tidak jadi masalah.
