Tepat saat Fang Ping memanggil Lao Zhang untuk kembali.
Liang bumi.
Kota Takdir Surgawi.
Di aula raksasa yang sunyi senyap, Ji Yao berdiri di tengah aula utama menatap lurus Ji Hong.
Ji Hong duduk di singgasana, suaranya bergema tanpa emosi: "Apakah Anda benar-benar memiliki kemampuan untuk menopang Wangting?"
"Yao'er tidak tahu!"
Ji Yao menjawab perlahan: "Saat ini Wang Zu dan Ayahanda masih di Wangting, bisa membimbing Yao'er!"
Ji Hong terdiam sejenak, lalu bertanya lagi: "Anda ingin bergabung dengan Pasukan Singa Surgawi?"
"Yao'er ingin berlatih, menambah pengalaman, lebih banyak ikut pertempuran, dan memperluas pergaulan!"
Ji Yao berseru lantang: "Yao'er sekarang masih kurang kharisma, tapi jika bisa meraih prestasi di perbatasan dan mendapat pengakuan dari beberapa Raja Sejati, maka posisi Raja Keluarga Ji akan turun secara sah!"
"Wilayah perbatasan sangat kacau!"
Ji Hong bersuara berat: "Monster Kerajaan Segala Monster itu keras kepala, sering melanggar perbatasan. Di wilayah kerajaan ada penjaga monster yang dianggap pengkhianat oleh monster besar, sehingga sering terjadi penyerbuan ke kerajaan! Di sana, begitu gugur dalam pertempuran, tulang-belulang tak tersisa - monster-monster itu akan melahapmu hidup-hidup!"
Ji Yao belum pernah sekalipun meninggalkan perlindungan Keluarga Ji. Sejak kecil, pertama kali dia meninggalkan Kota Takdir Surgawi adalah saat ke Tanah Pertempuran Raja.
Saat itu dia berada di puncak Tingkat Enam, sedang mempersiapkan kenaikan level sehingga berani mengambil risiko.
Kini, menurut Ji Hong yang merasa belum lama berselang, putrinya ini sampai berani secara inisiatif ingin pergi ke wilayah perbatasan untuk terlibat dalam perang kacau melawan Kerajaan Segala Monster.
Perang kerajaan sering melibatkan puluhan ribu petarung dengan pejuang level tinggi tak terhitung.
Wilayah Kerajaan Segala Monster yang terluas dipenuhi monster kuat yang sering memimpin pasukan bertempur.
Beberapa monster Raja Sejati pun mungkin turun tangan.
Ini bukan domain luar!
Di domain luar, Raja Sejati Kebangkitan yang menahan mereka sehingga ada aturan larangan campur tangan Raja Sejati.
Tapi di sini... tidak ada!
Raja Sejati adalah pejuang tak terkalahkan, mana mungkin dibatasi.
Sekumpulan semut, dibunuh atau tidak, tergantung kemauan Sang Raja Sejati.
"Bukannya tidak ada Raja Sejati yang turun tangan, melakukan pembantaian massal terhadap para petarung!"
Ji Yao mengukir suara tegas: "Pasukan Wangting berjumlah jutaan sedang berperang di perbatasan. Jika mereka berani, Yao'er pun tak akan gentar! Pertempuran di Wilayah Selatan Ketujuh dulu memberi Yao'er banyak pelajaran!"
Suara Ji Yao bergetar emosi: "Aku melihat keyakinan para petarung kebangkitan yang berani menyongsong kematian! Aku menyaksikan dua calon Pejuang Raja Sejati melangkah masuk ke realm Raja Sejati dengan getaran yang mengguncang!"
"Aku juga melihat tragedi Raja-Raja Sejati Benua Dewa, Jenderal-Jenderal Dewa yang takut mati, akhirnya justru menemui ajal!"
"Semakin kau takut mati, justru kau yang akan binasa!"
"Pejuang Raja Sejati, para Jenderal Dewa, mereka bertakhta tinggi di atas singgasana. Tapi justru karena itu, mereka sudah lupa bagaimana dulu mereka berlatih menjadi lebih kuat!"
Ji Yao menyentak dingin: "Karena itu Yao'er takkan mengulangi kesalahan yang sama. Daripada mati mengenaskan di kemudian hari, lebih baik sekarang mengambil risiko! Seperti Raja Li Zhu yang menjalin persekutuan dengan rekan seperjuangan di pasukan, setidaknya..."
"Saat suatu hari kau bertempur, kau akan punya kawan seperjuangan yang tak akan menusukmu dari belakang!"
Ji Yao berbicara blak-blakan, menegakkan kepala sambil berseru: "Raja Li Zhu dulu bertempur di domain luar melawan Raja Kegelapan, Para Jenderal Kiri-Kanan pun ikut gugur! Ayahanda, inilah teladan yang ingin Yao'er ikuti!
Seorang Raja yang mampu menundukkan dua petarung selevelnya - para petarung paling mumpuni!
Demi cita-cita Wangting, rela bertarung sampai titik darah penghabisan!"
Meskipun hasil pertempuran tahun itu adalah tragedi, hingga hari ini Jenderal Kanan masih membimbing Raja Li, Yao'er... juga ingin menjadi Raja seperti itu!"
Setelah kata-kata ini diucapkan, ekspresi wajah Ji Hong berubah.
Sebagai putri Kerajaan Takdir Surgawi, Ji Yao adalah anak Raja Utama, anak Ji Hong, putri dari seorang Raja Sejati!
Keluarga Ji menguasai Kerajaan Takdir Surgawi, menggetarkan empat penjuru!
Namun kini, putrinya justru mengagungkan Raja dari Wangting lain. Bagi Ji Hong, ini sama saja menyatakan dirinya sebagai Raja yang gagal!
Ji Hong tersenyum sinis, berkata pelan: "Li Zhu? Yao'er, beberapa orang memang berbeda. Li Zhu terpaksa begini! Itu takdirnya! Li Zhu berasal dari kalangan rendah, dia harus bertarung mati-matian, kalau tidak, sudah mati! Tapi Keluarga Ji berbeda. Keluarga kami memiliki dua Raja Sejati, Wang Zu-mu adalah petarung terkuat Wangting!"
Ji Hong menggelengkan kepala: "Takdir berbeda, proses pun berbeda. Hasil akhirnya juga berbeda. Kini aku mencapai tingkat Raja Sejati, tiga jenderal perkasa masa lalu - satu mati, satu hancur, satu terluka... Yao'er, keluarga Ji tak perlu mencontoh Li Zhu."
Ji Yao menunduk, nada bicaranya campur aduk: "Ayahanda, apakah Keluarga Ji... benar-benar sekuat itu?"
Mendengar ini, Ji Hong secara refleks hendak menegur keras.
Tapi seketika itu, suaranya terhenti.
Ji Yao tetap menunduk, membungkukkan badan: "Katanya Wang Zu adalah petarung terkuat... Tapi bagaimana dibandingkan Raja Penahan, Raja Militer, Raja Qian, Raja Monster Segala Bangsa... para manusia dan monster kuat ini?"
“Wang Zu, benarkah bisa seorang diri Menguasai semua masalah di dunia?”
“Ayahanda, sebelumnya putri juga terus-menerus merenungkan, Keluarga Ji sudah begitu kuat, mengapa putri masih harus berusaha, masih harus berlatih, untuk menjadi Raja maupun Penguasa Tunggal!”
“Dua tahun yang lalu, putri tak pernah membayangkan, suatu hari aku akan menjadi Raja! Aku memiliki kakek di realm Raja Sejati, ayahanda sebagai Raja, paman di realm Jalan Harapan Dewa, serta pasukan Jenderal Dewa tak terhitung yang tunduk pada Keluarga Ji!”
“Keluarga Ji yang sekuat ini, masih perlukah putri berusaha? Masih perlukah Yao'er menjadi penerus Raja berikutnya?”
Ji Yao menggelengkan kepala pelan, nada bicaranya semakin campur aduk: “Saat itu, aku tak pernah menyangka akan ada hari seperti ini! Tapi kini, putri mengerti! Ayahanda, kadang ada hal yang hanya bisa diselesaikan dengan kekuatan diri sendiri!”
Ji Hong mengerutkan kening, Ji Yao melanjutkan: “Selain itu, Fang Ping pernah berkata, Raja Li Zhu tidak dihancurkan, malah semakin kuat! Ayahanda, Raja Li menahan diri dan bersembunyi, mungkin menyimpan ambisi besar! Jika Keluarga Ji ingin menyatukan Benua Dewa... apakah kekuatan Wang Zu dan Ayahanda berdua benar-benar cukup?”
Ji Hong sedikit mengerutkan alisnya: “Li Zhu sekalipun bersembunyi, tapi lebih dari 10 tahun lalu dia memang masih di realm Jenderal Dewa, bukan realm Raja Sejati! Dalam waktu sesingkat ini, meski berhasil menjadi Raja Sejati, kekuatannya pasti terbatas...”
“Ayahanda!”
Ji Yao memotong ucapan Ji Hong, membuka mulut: "Belum tentu begitu! Raja Militer, Raja Kegelapan dan lainnya sudah berapa tahun mencapai tingkat Raja Sejati? Tapi sebelumnya mereka mengeksekusi Raja Sejati dengan sangat mudah! Kekuatan Raja Militer, bahkan Wang Zu... benarkah bisa menaklukkannya?"
Ji Yao mengucapkan kata-kata yang sangat tidak sopan.
Dalam pertarungan hari itu, dia sedang kabur dan tidak melihat situasi pertarungan antar Raja Sejati.
Tapi setelahnya, dia mengetahui segalanya.
Raja Militer memulai perang, seorang diri melawan Raja Monster Segala Bangsa dan Wang Zu.
Jika hanya Raja Militer yang kuat, mungkin masih bisa dihadapi oleh Wangting!
Tapi kekuatan Raja Militer bukan hanya secara individu, kehebatannya yang sesungguhnya terletak pada kemampuannya membuat Raja Sejati Kebangkitan bertarung mati-matian bersamanya, saling bunuh sampai titik darah penghabisan!
Inilah sifat Raja Militer yang merupakan pemimpin sejati Tanah Kebangkitan.
Li Zhu... juga sama!
Ji Yao kini teringat kematian Raja Sejati Xuan Yu, ada Raja Sejati Kerajaan Tumbuhan Surgawi yang dikendalikan Li Zhu.
Selain itu, dalam pertempuran di Utara sebelumnya, banyak Raja Sejati turun tangan membunuh dua Raja Sejati Tanah Kebangkitan, siapa dalangnya?
Ji Hong dan kawan-kawan tidak jelas, atau mungkin tidak mau mengakui, bahkan tidak berpikir bahwa Li Zhu yang menjadi dalang.
Tapi Ji Yao merasa sangat mungkin dalangnya adalah Li Zhu yang terlihat sakit-sakitan itu.
Inilah Raja yang sesungguhnya!
Inilah pejuang sejati yang mampu mengendalikan takdirnya sendiri!
Mungkin mereka belum tentu sekuat Wang Zu mereka sendiri, tapi mereka bisa mengendalikan hidup mereka sendiri, bisa melakukan apa yang mereka inginkan, dengan dukungan orang-orang di belakang yang rela mati untuk mereka.
Inilah yang membuat Ji Yao merasa mereka kuat!
Sedangkan Ayahandanya sendiri, Wang Zu mereka, apakah benar-benar bisa membuat Raja Sejati mati untuk Keluarga Ji?
Ji Yao merasa emosinya campur aduk, Ji Hong pun terdiam sejenak.
Setelah beberapa saat, dia menghela napas: "Hanya dalam beberapa tahun, kau sudah berubah sampai Ayahanda hampir tak mengenalimu! Baiklah, kekacauan besar akan datang, mungkin ini memang takdirmu. Pergilah, bawa Ji Nan bersamamu ke Pasukan Singa Surgawi..."
"Putri ingin pergi sendiri!"
Ji Yao membuka mulut: "Dengan kehadiran Paman Raja, mungkin putri sulit mendapat kesempatan bertempur! Jika putri benar-benar gugur di perbatasan, anggaplah Ayahanda tak pernah memiliki putri bernama Yao'er!"
Ji Hong terdiam, lama kemudian baru berkata: "Terserah kamu!"
"Kalau begitu Yao'er mohon diri!"
Ji Yao memberi penghormatan singkat, lalu menambahkan: "Saat Tanah Pertempuran Raja terbuka, jika ada kesempatan, Yao'er juga ingin ikut serta. Kebangkitan Dua Raja membuat berbagai pihak mulai bergerak, meski tak bisa melihat semuanya jelas, Yao'er ingin masuk ke dalam permainan catur ini untuk belajar dari para pejuang sejati!"
Ji Hong menatapnya dalam-dalam, pejuang sejati?
Putriku... apakah maksudnya ayah bukan pejuang sejati?
Inikah putri kandungnya?
Mengapa terasa begitu asing!
Di dalam hati, Ji Hong tersenyum sinis, seolah dinilai rendah oleh putrinya sendiri.
Lama setelahnya, Ji Hong mengayunkan tangan: "Kamu pergi dulu!"
"Baik, putri akan segera ke perbatasan sekarang!"
Ji Yao juga tidak membuang waktu, dalam sekejap mundur dari aula utama.
Begitu dia pergi, di dalam aula, dengan cepat, sebuah siluet muncul.
Raja Perintah mengerutkan kening, memandang cucunya pergi, lama kemudian baru berkata: "Yao'er telah banyak berubah, entah ini baik atau buruk."
"Ayah..."
Ji Hong memanggil lembut, bergumam: "Sekarang, Raja Militer semakin kuat, Li Zhu bersembunyi, Raja Qian menahan diri, Raja Monster Segala Bangsa dan Raja Monster Surgawi sama-sama bersembunyi dan tidak muncul... Apakah kita..."
Dia ingin mengatakan, apakah ayahnya terlalu mencolok.
Saat ini, satu-satunya penguasa tertinggi yang aktif diakui publik hanyalah Raja Perintah.
Masalah Tanah Pertempuran Raja juga dipimpin oleh ayah.
Ini belum tentu baik!
Raja Perintah bersuara berat: "Ayah tahu apa yang ingin kau katakan! Tapi ayah harus melakukan ini! Waktu ayah mencapai tingkat Raja Sejati, di antara empat ketua kuil, adalah yang terakhir. Raja Qian dan lainnya sudah menjadi Raja Sejati sejak dulu, bahkan ada yang pernah ikut perang melawan Dewa Iblis.
Ratusan tahun lalu, ketua Wangting runtuh, ayah secara kebetulan menjadi Ketua Kuil Raja Sejati.
Tapi sampai sekarang tak ada yang tahu bagaimana ketua waktu itu jatuh!
Ada yang sedang menyusun strategi besar, sangat besar, dan ayah... mungkin juga bidak mereka!
Mengapa Raja Militer terus berebut?
Mengapa sering turun tangan?
Karena dia juga bidak, tapi dia ingin keluar dari permainan ini!
Ayah juga begitu!"
Raja Perintah menatap jauh dengan sorot mata yang dalam, suaranya samar-samar berkata: "Jadi satu-satunya yang bisa Aku lakukan adalah berjuang! Ingin menjadikanku bidak, lihat dulu apakah mereka layak! Setelah Aku mengeksekusi Dua Raja, mungkin... merekalah yang akan menjadi bidakku!"
Latihan sampai tingkat Raja Perintah, mana mungkin benar-benar bodoh.
Beberapa hal, bukan tidak tahu, hanya membiarkan perkembangannya saja.
Mengapa Raja Feng tetap aktif di Gunung Penjagal selama ini?
Juga sedang berjuang!
Tanpa perjuangan, dia mungkin tidak bisa membuka jalan kedua.
Raja Sejati di liang bumi yang tidak berjuang, pada akhirnya mungkin akan menjadi tumbal bukan bidak.
Ji Hong dengan nada campur aduk dan perasaan tidak enak berkata, "Ayah, siapa... yang menjadi pemimpin utama dalam permainan catur ini?"
"Siapa?"
Raja Perintah tersenyum kecut: "Banyak! Demon Emperor mungkin pemain catur terbesar! Termasuk beberapa pejuang dari Tanah Kebangkitan, mereka dari Domain Kuno, Dua Raja, Dewa Iblis, Raja Qian..."
"Mereka semua berpotensi menjadi pemain catur! Ada yang dari awal sudah terlibat, ada yang bergabung di tengah jalan. Kau main catur, maka Aku juga main. Ribuan tahun telah membuat semuanya sangat rumit."
Raja Perintah menggeleng, tidak hanya mereka, dia sendiri juga sedang menyusun jebakan.
Dia melanjutkan: "Termasuk bangsa monster! Selama menjaga Kerajaan Penjaga, seolah memberi kontribusi ke kedua belah pihak seperti menunjukkan kelemahan, tapi benarkah demikian? Apa sebenarnya yang diinginkan monster-monster ini, Anda tahu?"
Para penjaga monster ini juga memiliki banyak pejuang level tinggi.
Mayoritas Kasta Sembilan di domain luar adalah pejuang monster.
Raja Monster Surgawi yang menjaga Kerajaan Penjaga juga sangat misterius, jarang muncul. Legenda menyebutkan dalam pertempuran melawan serangan Dewa Iblis, Raja Monster Surgawi telah mencapai tingkat Raja Sejati.
Apakah raja monster dari bangsa siluman seperti ini akan melakukan hal yang merugikan pihak lain tanpa keuntungan bagi dirinya sendiri?
Dengan mengirimkan pasukan monster dalam jumlah besar ke dua Wangting, apa yang sedang dipikirkannya?
Tak seorang pun tahu!
Raja Perintah dengan perasaan bergejolak segera bersabda: "Abaikan semua ini! Karena Yao'er ingin pergi ke kemiliteran untuk berlatih, biarkan dia pergi! Setelah kembali dengan jasa perang, kamu harus mengundurkan diri."
"Baik."
Ji Hong tidak ragu. Kini setelah Raja Bai Shan tewas, hambatan di Wangting jauh berkurang.
Tapi dengan kematian Raja Bai Shan, tekanan pada Ayah mungkin sangat besar.
Pada detik ini, Ji Hong tak bisa menahan diri: "Ayah, mengapa Raja Penahan turun tangan mengeksekusi Raja Bai Shan saat itu? Selama bertahun-tahun, Raja Penahan hanya membunuh jika ada yang mencoba memasuki Domain Pertama. Di waktu lain, dia hanya menggunakan strategi penggentar dengan..."
Raja Perintah terdiam sejenak, lalu perlahan menjawab: "Mungkin sedang mengulur waktu, mungkin terkait dengan Tanah Pertempuran Raja. Dengan membunuh Raja Bai Shan, aku dipertanyakan oleh Raja-Raja Sejati lainnya. Dalam waktu dekat, rencana ke Tanah Pertempuran Raja mungkin terhambat. Dia... mungkin sedang memberi waktu lebih bagi Dua Raja!"
"Ya?"
Ekspresi Ji Hong berubah drastis. Memberi waktu bagi Dua Raja?
Mengapa?
Raja Perintah menatap dalam, berkata datar: "Dia... mungkin kenal Dua Raja! Hal-hal ini, siapa yang bisa jelaskan. Mereka telah hidup melalui zaman demi zaman, saling terkait dalam hubungan yang rumit."
Raja Perintah menggelengkan kepala. Di antara pejuang top saat ini, jika tidak menghitung yang baru naik level di Tanah Kebangkitan, sebenarnya dialah yang paling junior.
Dia mencapai Jalan Harapan setelah serangan Dewa Iblis ribuan tahun lalu!
Banyak manusia dan bangsa monster yang mencapai Jalan Harapan ribuan tahun lalu.
Di Benua Dewa, sulit dipastikan apakah ada Raja Sejati yang pernah terlibat dalam Pertempuran Tanah Raja.
Banyak Raja Sejati yang misterius. Meski kini diketahui status mereka, waktu pencapaian Jalan Harapan mereka belum tentu diketahui.
Raja Sejati sezaman tidak membicarakan, yang bukan Raja Sejati tak pernah melihat atau mengenal mereka - yang mengenal sudah mati.
Tiba-tiba muncul di tengah jalan, bergabung dengan Kuil Raja Sejati, asal-usul mereka tak diketahui.
Benua Dewa sangat luas!
Begitu luas hingga bisa bersembunyi di mana saja tanpa terdeteksi.
Ada juga Laut Terlarang dan wilayah pelatihan rahasia.
Raja Perintah merenung, bergumam: "Aku ingin benar-benar bebas dari semua ini, hanya kali ini!"
Tanah Pertempuran Raja!
Sangat vital!
Raja Penahan sepertinya ingin memperlambat langkahku, untuk tujuan apa sebenarnya?
"Kau ingin menunda... Tapi Raja Militer mungkin tidak!"
Raja Perintah tiba-tiba tertawa pendek, mungkin layak dicoba.
……
Pada saat yang sama.
Di sebuah lokasi pelatihan rahasia.
Zhang Tao mengernyitkan alisnya, bergumam kasar.
"Baru berapa hari si nak ini sudah menghadapi masalah?"
"Ini harus mencari diri sendiri?"
Di samping, Li Zhen menatapnya dan bertanya, "Ada apa?"
"Fang Ping ada hal mendesak yang perlu menemui saya."
Li Zhen terdiam sejenak, lalu berkata dengan perasaan campur aduk, "Baru beberapa hari? Bukankah sebelum pergi, kita sudah memberikan jurus andalan untuk dia pelajari? Jika benar-benar mendalami, setidaknya bisa menghabiskan beberapa bulan..."
Dari perkataannya tersirat, memberikan jurus andalan ke Fang Ping sebenarnya untuk membuat si itu berpikir ulang selama beberapa hari.
Dari kejauhan, Raja Perang tertawa sambil berkata, "Mungkin jurus kalian terlalu sederhana, sampai dia bisa mempelajarinya dalam beberapa hari. Wajar saja, toh kalian baru mencapai Level Puncak belum lama ini..."
Zhang Tao bangkit sambil tersenyum, "Kalau Senior merasa jurus kami tidak memadai, bagaimana kalau Senior menunjukkan kemurahan hati dengan meninggalkan satu jurus andalan juga? Biar si nak ini sibuk mempelajarinya lebih lama."
Raja Perang terkekeh, "Jurusku tidak akan bisa dia kuasai! Terlalu rumit!"
Dalam hati Zhang Tao memendam rasa hina, Ini cuma pura-pura, siapa yang percaya!
"Kalau begitu kalian lanjutkan di sini, saya akan kembali untuk memeriksa."
Zhang Tao melanjutkan, "Usahakan cepat selesai. Begitu Pertempuran di Tanah Pertempuran Raja berakhir, Raja Sejati liang bumi mungkin akan kembali aktif. Kita tidak punya banyak waktu."
Yang hadir segera menyahut. Zhang Tao tidak berbicara lebih banyak lagi. Siluetnya bergerak cepat, menghilang tanpa jejak.
Melihat hal ini, Raja Perang berkomentar terharu, "Orang ini... kekuatannya benar-benar semakin meningkat. Harus diakui kemampuan generasi tua kalah. Mampu menembus ruang, menentukan posisi penghubung... Kurasa cepat atau lambat, dia akan bisa langsung menghancurkan ruang dan muncul di mana saja di liang bumi kapanpun."
Li Zhen berpikir sejenak setelah mendengar pertanyaan: "Leluhur Jiang, apakah liang bumi dan Bumi benar-benar satu kesatuan? Jika Zhang Tao benar-benar bisa menembus ruang, mampukah ia merobek dinding pelindung antar dimensi?"
Raja Perang tersenyum lebar: "Aku tidak tahu pasti, tapi sangat mungkin. Aku ingat si pemimpin sekte sesat itu pernah berkata, dengan ritual pengorbanan darah menggunakan kehidupan miliaran manusia sebagai sumber energi, mungkin kita bisa menghancurkan dinding domain ini."
"Siapa sebenarnya Sang Maha Paus itu?"
Li Zhen hampir kehilangan kesabaran: "Bukankah para leluhur pernah berinteraksi dengannya? Benarkah kalian tidak mengetahui identitasnya?"
Raja Perang merenung sejenak, lalu menjawab: "Sulit dipastikan, tapi kekuatannya cukup mumpuni. Sekilas pandang pun aku tak bisa memastikan. Dulu dia datang dari Gunung Penjagal, membujuk kami melakukan ritual darah massal untuk menghancurkan batas dimensi dan melepaskan ikatan penjagaan di Gunung Penjagal."
"Orang ini sangat persuasif. Menurut teorinya, dengan mengorbankan ratusan juta manusia, kita tak perlu lagi repot menjaga Gunung Penjagal."
"Setelah itu, kita bisa bebas menjelajahi seluruh penjuru dunia."
Li Zhen menarik napas dalam: "Kalau begitu... Sang Maha Paus bukanlah... leluhur kita?"
Yang dia maksud "leluhur" bukanlah Raja Perang.
Raja Perang memahami maksudnya: "Bukan arwah leluhur klanmu. Dulu arwah itu yang membujuk kami menjaga Gunung Penjagal. Jika ingin kami berhenti, sejak awal dia tak perlu menyuruh kami berjaga. Semua kerumitan ini - menjaga tapi tidak benar-benar menjaga - hanya masuk akal jika dia psikopat."
"Apakah Leluhur Jiang sama sekali tidak punya petunjuk?"
Li Zhen bersuara berat: "Orang ini kalau tidak ditangkap, cepat atau lambat akan jadi masalah besar!"
"Sebenarnya tidak perlu terlalu dipikirkan."
Raja Perang tertawa: "Tujuannya sebenarnya untuk membuka dinding pelindung dua dimensi lebih awal! Ini sudah kejadian 100 tahun lalu, saat itu penghubung masih sedikit dibuka, makanya dia punya pikiran seperti itu.
Tapi sekarang... hampir sepenuhnya terbuka, kemunculannya sekarang sebenarnya tidak terlalu berguna.
Cuma masalah waktu saja, masa dua tahun pun dia tidak bisa menunggu?"
Tujuan Sang Maha Paus adalah untuk membuka dinding pelindung dua dimensi lebih awal, agar Raja Sejati bisa keluar masuk dengan bebas.
Tapi ini bukan tujuan utama, Raja Perang melanjutkan: "Dia mungkin ingin memicu Pertempuran besar lebih cepat, mungkin untuk memecahkan beberapa teka-teki, atau langsung membuat Benih Kebangkitan muncul lebih awal. Tapi dia gagal, bertahun-tahun ini dia juga tidak terlalu mengurus sekte sesat lagi, kalo nggak mana mungkin mudah memberantas mereka."
"Benih Kebangkitan lagi!"
Li Zhen mendengus kesal, dia sekarang sangat membenci benda ini, takut mendengar namanya.
Semua masalah berasal dari sini.
Raja Perang malas berkomentar, soal Benih Kebangkitan, setelah bertahun-tahun dia juga sudah bosan mendengarnya.
……
Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Ruang Dimensi bergetar halus, sekejap kemudian, siluet Zhang Tao muncul di atas Universitas Bela Diri Kota Iblis.
Zhang Tao menghela napas pendek, terlihat tidak mudah baginya.
Menerobos dimensi ruang dan menembusnya, masih cukup sulit untuknya.
Tapi dia mempelajari Jalan Penguasa Tunggal Manusia, sebenarnya bisa merasakan aura kuat pejuang manusia secara samar, baru bisa menangkap seberkas aura dan sampai ke wilayah ini.
"Jika yang memilih orang lain, mungkin tidak akan demikian. Bahkan dengan kekuatan seperti Raja Penahan sekalipun, belum tentu bisa melakukannya."
"Begitu tersesat dalam kegelapan, mungkin tidak akan bisa keluar lagi."
"Semakin banyak pejuang Tiongkok, semakin baik!"
Zhang Tao tiba-tiba tertawa pendek. Ia ingin memprediksi aura, tapi tanpa level Kasta Sembilan, hampir mustahil merasakan kehadiran.
"Jika pejuang semakin banyak, seandainya Kasta Sembilan ada di setiap sudut, mungkin aku benar-benar bisa melakukan teleportasi instan."
Saat sedang berpikir, ekspresi Zhang Tao berubah tiba-tiba. Detik berikutnya, dia sudah muncul di Menara Master Fang Ping.
……
Fang Ping yang sedang menunggu terkejut melihat Lao Zhang muncul mendadak.
"Menteri, jangan-jangan Bapak sembunyi di Universitas Bela Diri Kota Iblis? 23 detik saja Bapak sudah sampai!"
Kecepatan ini benar-benar tak tertandingi.
"Bukannya katanya Bapak sudah tidak di Tiongkok?"
"Tapi kok bisa sampai secepat ini!"
Zhang Tao malas menghiraukannya, buru-buru berkata: "Sudah pelajari jurus andalan? Aku tinggalkan 810.000 jenis kombinasi kekuatan yang mungkin cocok untukmu. Secara logika, seharusnya kamu masih mempelajarinya, kok bisa keluar dari retret secepat ini?"
Fang Ping membeku!
Berapa jenis?!
Untung aku tidak melihatnya!
Fang Ping tiba-tiba merasa lega. Lao Zhang ini jelas mau menjebakku!
Untung dirinya cerdas, lebih dulu mempelajari jurus Li Zhen. Kalo nggak, 810.000 jenis... Fang Ping merinding membayangkan dirinya terperangkap sampai mati!
Lao Zhang benar-benar berhati kejam!
Tanpa banyak bicara, Fang Ping segera menjelaskan seluruh kejadian.
Zhang Tao mengerutkan alis, segera berkata: "Tidak terlalu mengejutkan, di Bumi tersembunyi beberapa pejuang. Sebelumnya aku sudah menduga, tapi mereka bersembunyi sangat dalam. Ditambah para leluhur Kota Zhenxing yang tidak berguna, tidak menguasai metode ini, hanya tahu membuat cangkang besar untuk bersembunyi. Aku juga tidak pernah berpikir cara memecahkannya. Sekarang tampaknya ada hasil tak terduga."
Dia tidak terlalu khawatir, meski orang-orang ini menyebalkan, tapi dalam waktu dekat tidak akan muncul.
Tapi orang-orang ini menggunakan metode khusus dari era Gulat Kuno atau periode sekte yang tidak dia pahami, dan tidak bisa dipecahkan.
Leluhur Kota Zhenxing hanya bisa membuat benteng alam untuk melindungi kota, tidak mampu melakukan ini. Dia juga tidak punya pengalaman untuk ditiru.
Sekarang bagus!
Ternyata berhasil menemukan satu!
Lao Zhang tiba-tiba tertawa: "Kabur baik! Mungkin bisa menangkap hidup-hidup! Sialan, akhirnya ada petunjuk! Kali ini kita harus cari cara langsung menangkap kura-kura tua ini, menyikat sekaligus. Kabar baik!"
Mendengar ini, Wang Jinyang dan yang lain memandangi dia dan Fang Ping dengan ekspresi aneh.
Kalian berdua... Benar-benar tidak berkomplot sebelumnya?
Lao Zhang benar-benar tidak menguping?
Kalau diberitahu pun mereka tidak percaya!
