Fang Ping menyangga Lao Wang, terus melangkah maju.
Istana yang terlihat aneh ini ternyata sederhana seperti rumah pekarangan biasa.
Di sisi jalan terlihat lubang-lubang pohon. Fang Ping melirik ke Di Yue yang terkurung.
Di Yue berkata via transmisi suara: "Benar! Dulu kami berakar di sini!"
Pepohonan iblis ini memang dulu berakar di tempat ini.
Fang Ping berpikir sejenak lalu bertanya: "Kalian berakar sejak zaman kuno, atau ditanam Mo Wenjian belakangan?"
"Tidak tahu."
Di Yue menerangkan: "Kesadaran kami muncul seribu tahun lalu. Sebelumnya kami hanya pohon biasa."
"Siapa sebenarnya yang menanamnya, tidak bisa dipastikan."
Mo Wenjian juga tidak akan menjelaskan hal ini.
Fang Ping tidak bertanya lagi, juga mengabaikan beberapa rumah dan ruang samping di sekitarnya, langsung Melesat menuju aula utama.
Aula utama bukanlah lokasi yang dirasakan Lao Wang, namun istana kediaman Mo Wenjian berada di belakang aula utama.
……
Cicit.
Suara kreek terdengar, pintu aula utama yang belum dibuka selama bertahun-tahun perlahan terbuka setelah didorong oleh Lao Wang.
Sama sekali berbeda dengan kesan kejayaan yang dibayangkan.
Di dalam aula utama, hanya terdapat beberapa kursi batu yang tersusun secara acak.
Kursi utama di bagian atas juga sama dengan yang lain, terbuat dari batu.
Batu jenis apa sebenarnya, setelah diraba Fang Ping tidak bisa membedakannya.
Bisa dibayangkan, dulu tuan rumah di tempat ini mengundang beberapa teman untuk berbincang tentang Jalan Pedang di aula. Dari gayanya, karakter sang tuan lebih santai, bukan tipe yang menggunakan strategi superior.
Zhan Tian Gong, namanya tidak sesuai dengan kenyataan.
"Apakah aula ini memiliki nama?"
"Tidak."
Di Yue berpikir sejenak lalu menambahkan: "Sang Tuan pernah berkata, penguasa Zhan Tian Gong di era kuno sangat perkasa namun tetap low-profile. Di tiga alam, hanya sedikit yang mengetahui keberadaannya. Beliau sendiri baru tahu setelah menemukan petunjuk kebetulan di alam dewata."
"Kaisar Perang?"
Fang Ping melihat Lao Wang dengan bingung, apakah tempat ini milik Lao Wang?
Sepertinya bukan?
Kalau iya, mengapa jantungnya berada di rumah keluarga kita sendiri?
"Tapi kalau bukan, Lao Wang baru saja mendorong Istana Perang Dewa. Kalau dikatakan ini diatur Dewa Iblis, juga belum tentu kan?"
Fang Ping merasa sayang, Kucing Liar tidak ada.
Kalau Kucing Liar ada, mungkin tahu beberapa hal.
Kucing itu meski tidak andal, tapi kadang ucapan sambil lalu bisa memberi inspirasi.
"Apa yang Pedang Mo Wen tinggalkan untuk kita?"
"Hamba tak tahu, Tuan Terhormat. Kalau sudah merasakan kehadirannya, pastilah benda peninggalan Tuan."
Fang Ping tak bicara lagi. Setelah berpikir, mencoba menggeser kursi tapi gagal, seketika mengerutkan kening.
Di Yue berkata dengan perasaan campur aduk: "Barang-barang di sini dahulu digunakan lama oleh pejuang tak tertandingi, telah mengalami perubahan. Tuan pernah bilang, benda-benda ini awalnya batu biasa, kemudian digunakan Raja Perang bertahun-tahun, telah meresap aura kerajaan, setara senjata dewa kelas tinggi."
"Secara umum tak bisa dipindahkan, telah menyatu dengan Istana Perang Dewa."
Fang Ping mengelus dagu, tersenyum: "Ini barang Lao Wang! Nanti dikembalikan ke pemilik asli, sekalian kita bawa semua!"
Wang Jinyang tersenyum tak melanjutkan percakapan. Fang Ping tak peduli lagi. Aula utama memiliki penghubung ke perumahan. Fang Ping menyangga Lao Wang berjalan ke belakang.
……
Saat mereka menuju istana kediaman.
Di luar Istana Perang Dewa.
Sekelompok orang berlumuran darah dalam peperangan, mengeksekusi semua siluman darah!
Saat ini, di luar Istana Perang Dewa, 18 pohon darah dewa telah tiba, bekerja sama menahan gerbang istana.
"Di pihak Pohon Darah Dewa, di barisan terdepan, sebatang pohon darah yang sangat tinggi bereaksi kemampuan spiritual: 'Jian Yi, berani-beraninya kamu kembali!'"
Di kerumunan, Pendekar Pedang Siluman menyambar langit dengan energi pedangnya sambil merespon secara spiritual: "Mengapa tidak berani! Darah Dewa, bukalah Istana Perang Langit!"
"Istana Perang Langit adalah milik Tuan..."
"Darah Dewa, sampai sekarang kau masih mau berpura-pura?"
Pada torso Pendekar Pedang Siluman muncul wajah seorang pria paruh baya dengan raut dingin, "Fang Ping dan yang lain sudah masuk? Kalian klan Pohon Darah Dewa ingin melepaskan para Dewa itu, niat busukmu patut dihukum mati!"
"Kalian semua! Bunuh klan Pohon Darah Dewa, masuk ke Istana Perang Langit, selagi segel belum hancur, musnahkan kehendak para Dewa itu! Jangan biarkan para Dewa penuh dendam ini bangkit kembali!"
Pendekar Pedang Siluman menggelegar dengan kemampuan spiritualnya, terlihat ingin segera memulai pembantaian.
Di pihak Pohon Darah Dewa, sang Pohon Darah tinggi besar membentak: "Jian Yi, selama bertahun-tahun kau terus menebar fitnah! Para Dewa itu sudah lama mati, saat ini hanya tersisa sisa-sisa kesadaran! Istana Tuan tidak boleh dimasuki orang luar! Dengan membawa orang-orang ini masuk ke Istana Dewa, kira-kira aku tidak tahu tujuanmu?"
"Konyol!"
“……”
Dua tanaman siluman itu saling adu argumen.
Di kerumunan, Qi Huanyu tampak kesal. Tombak panjangnya muncul dan dengan suara Boom! menusuk tanah, seolah seluruh Makam Dewa sedikit bergetar.
"Kalian tutup mulut!"
Qi Huanyu dengan raut dingin nan tajam menggertak: "Minggir! Lao Fu mau masuk ke Istana Dewa!"
Zhao Xingwu yang menggendong golok panjang, juga berkata dengan sikap dingin: "Perselisihan kalian, Zhao Mou tidak peduli! Siapa pengkhianat, tidak ada hubungannya dengan kita! Minggir, buka Istana Dewa, kalau tidak hari ini kalian semua akan mati!"
Mereka sama sekali tidak peduli siapa sebenarnya pengkhianatnya, apa hubungannya dengan mereka?
Tujuan semua orang adalah Istana Dewa!
Kali ini datang begitu banyak orang, dan banyak juga yang tewas.
Di luar, tidak sedikit yang mati di retakan ruang dimensi.
Di dalam, siluman darah telah membunuh banyak orang.
Saat masuk, manusia dan bangsa monster berjumlah lebih dari seratus, sekarang hanya tersisa empat puluh lebih.
Jika bukan karena kekuatan Qi Huanyu dan kawan-kawan yang telah mengeksekusi banyak siluman darah, mungkin lebih banyak lagi yang tewas.
Tapi tanaman siluman di depan mata ini juga berjumlah 18, 8 di level Kasta Sembilan, merupakan kekuatan yang tidak lemah.
Alasan yang hadir tidak langsung bertindak adalah khawatir ada lebih banyak korban, hasil tidak sebanding dengan usaha.
Saat mereka berdebat, dari belakang kerumunan, Wang Ruobing berkata melalui transmisi suara: "Senior, ini Istana Perang Dewa."
Wang Hanyue terkejut, bertanya: "Adik kelas mengenalnya?"
Dia memang tidak tahu tentang Istana Perang Dewa.
Wang Ruobing berpikir sejenak baru berkata: "Sepertinya pernah dengar, di masa lalu selain para penguasa di alam dewata, ada juga pejuang spesial yang mengasingkan diri, hidup menyendiri di alam dewata.
Selain murid-murid para penguasa, orang-orang ini juga mendominasi wilayah tertentu di alam dewata, membuka jalan harapan.
Istana Perang Dewa... Dewa Perang... Aku sepertinya pernah mendengar seseorang menyebutnya sekali.
"Ayah dulu pernah berkata, Kaisar Perang adalah salah satu Dewa terkuat. Tapi karena sudah terlalu lama, aku tidak ingat apakah yang dimaksud benar Kaisar Perang."
Wang Ruobing terlihat berpikir, melanjutkan: "Ayah mengirimku ke sini mungkin untuk harta karun di Istana Perang Dewa! Kaisar Perang sangat perkasa, mungkin ada harta yang bisa menyembuhkanku."
Wang Hanyue yang belum pernah mendengar tentang Kaisar Perang bertanya: "Bukankah Istana Perang Dewa sudah dikuasai Dewa Iblis? Masih ada sisa harta?"
"Pejuang selevel Dewa Iblis meski menguasai kediaman Kaisar Perang, tak akan sembarangan merusak. Beberapa harta mungkin dianggap remeh olehnya."
Wang Ruobing tetap tenang. Bagi pejuang level Dewa Iblis, harta biasa mungkin tak layak diperhatikan.
Sekalipun itu benda berharga, akan tetap dibiarkan di tempatnya.
Inilah kebanggaan para pejuang!
Meski dia mengambil alih Istana Perang Dewa, tak akan merusaknya.
Wang Hanyue mengangguk cepat: "Kita harus masuk! Fang Ping dan yang lain sudah masuk. Jika harta itu direbut mereka, akan sulit merebut kembali!"
Di depan, Qi Huanyu dan beberapa orang sudah mulai protes. Dua pejuang itu kembali turun tangan, menerobos formasi Pohon Darah Dewa dan bertarung.
Wang Hanyue mengamati sejenak, lalu memandang Pendekar Pedang Siluman. Batang pedang ini justru diam, tak tahu sedang merenungkan apa.
Saat makhluk itu diam, Wu Chuan diam-diam menghunus pedang dan membunuh keluar.
Fang Ping dan yang lain sudah masuk, sekarang siapa yang tahu situasi seperti apa!
……
Di luar pekik perang bergemuruh, Fang Ping dan kawan-kawan sama sekali tidak menyadarinya.
Setelah memasuki Istana Perang, segala sesuatu di luar seolah tak terdengar lagi, tak bisa dirasakan.
Di belakang aula utama, terdapat sebuah halaman kecil yang sunyi.
Di tengah halaman, ditanam beberapa bunga dan tanaman.
Kali ini Fang Ping tidak memperhatikan tanaman itu, melainkan langsung memandang sasaran panah di tengah halaman!
Benar, sasaran panah!
Sepertinya dibuat asal-asalan oleh sang tuan, sangat kasar, digantung sembarangan di pagar halaman belakang.
Pada sasaran panah itu, terlihat bekas-bekas panahan.
Dulu, mungkin sang tuan sedang bosan, lalu membuat sasaran panah asal-asal dan mencoba memanah.
Di Yue melihatnya menatap sasaran panah, berkata melalui transmisi suara: "Tuan pernah bilang, teknik tempur Sang Kaisar Perang sudah mencapai puncak, keterampilan memanahnya tak tertandingi. Di masa kejayaannya, mungkin bisa melawan para penguasa tunggal, pejuang Jalan Ekstrim sejati yang telah membuka jalannya sendiri, menciptakan jalannya sendiri, tidak lagi mengikuti jalan kuno. Sayangnya, akhirnya nyawanya melayang di alam dewata, kejayaan melawan langit tak kembali lagi."
Fang Ping menatap Lao Wang, Tengkorak Besi juga menatap Lao Wang dengan wajah kosong.
Apa maksudnya?
Apa Lao Wang adalah Sang Kaisar Perang?
Bisa melawan penguasa tunggal?
Kalau begitu... aku juga dong!
Tengkorak Besi mengusap dagunya, kalau begitu, dulu aku juga hebat?
Lalu bagaimana sebenarnya kita mati?
Atau bukan mati, tapi memilih padam sendiri dan bereinkarnasi...
Tidak!
Jantung Lao Wang masih ada di sini!
Tengkorak Besi tiba-tiba ekspresinya serius, kalau benar-benar menyegel diri sendiri, perlukah bersikap kejam seperti ini pada diri sendiri? Bahkan sampai memotong-motong jantungnya keluar?
Siapa yang mencongkel jantung Lao Wang?
Saat ini, Tengkorak Besi tiba-tiba mendapat firasat buruk, siapa yang bisa mencongkel jantungnya?
Setelah dicongkel, mengapa malah jatuh ke tangan Dewa Iblis?
Lao Wang tidak berbicara, berjalan tertatih beberapa langkah ke depan mendekati tembok, mengelus target panah yang sudah rusak, lama kemudian baru tertawa pelan: "Cuma batu biasa, mirip dengan kursi sebelumnya..."
Tian Mu juga mendekat untuk melihat, menghela nafas: "Justru ini yang mengerikan! Di tingkat pemahaman kita, target dari batu biasa pasti hancur lebur dengan satu pukulan sembarangan. Aku lihat bekas panah masuk tiga bagian ke batu, tapi hanya bekas panah, tanpa retakan sama sekali... Di level itu masih bisa mengendalikan kekuatan sampai segitunya, Dewa Perang... mungkin pengendalian kekuatannya mencapai pasti 100%!"
Ini adalah pejuang pertama dalam pengetahuan mereka yang mungkin memiliki kendali 100% atas kekuatan!
Pejuang tingkat Dewa!
Gelombang kejut menyebar, penghancur dahsyat.
Tapi saat panah pihak lain melesat, apalagi gelombang kejut, di target batu bahkan tidak ada garis-garis pecah sedikitpun.
Apa artinya ini?
Artinya kekuatan pihak lain benar-benar terkondensasi sempurna di ujung panah kecil itu, tanpa ada yang tercerai-berai.
Hal ini, bahkan Fang Ping dan kawan-kawan tidak bisa melakukannya.
“Target panah seperti ini, jika Fang Ping yang menembak, melubangi atau meledakkannya pasti sangat mudah. Tapi hanya menyisakan bekas panah tanpa kerusakan lain, sulit!”
Fang Ping melirik Lao Wang, tersenyum: "Sekarang bagaimana?"
"Sedikit lebih baik."
Wang Jinyang tersenyum: "Tadi jantungku seperti mau meledak, sekarang sepertinya lebih tenang. Tempat ini... setelah beberapa lama, agak menenangkan."
Di matanya, terlihat kesedihan samar.
Mungkin, tempat ini memang miliknya.
Sebenarnya dia juga menyukai tata letak seperti ini!
Pekarangan rumah yang sederhana. Di waktu senggang, menanam bunga merawat tanaman. Jika ingin berlatih silat, memuaskan gairah bertarung dengan beberapa kali tebasan golok atau tembakan panah.
Tempat tinggal idealnya.
Dewa Perang di masa lalu, dilihat dari tata letak rumah ini, bukan tipe orang yang sombong atau mengejar kekuasaan absolut.
Tapi apa artinya ini?
Pada akhirnya, pihak lain tetap musnah!
Sorot mata Wang Jinyang meredup. Di dunia ini, bersikap santai atau mengisolasi diri sama sekali tidak mungkin.
Begitu mencapai level tertentu, walau tidak ingin bersaing, orang akan memaksamu bertarung!
Di pekarangan kecil dengan lingkungan asri yang tak berubah sejak dulu.
Tidak ada jejak pertempuran besar di sini.
Sambil berbincang, Fang Ping memperhatikan tanaman hias yang sepertinya bukan hasil transplantasi, melainkan tumbuh alami di sini.
Berapa tahun sudah?
Berapa zaman telah berlalu?
Masih belum layu? Sungguh di luar nalar!
Secara logika, jika benar tanaman dari zaman itu, walau tidak layu seharusnya sudah jadi siluman. Mengapa tidak menjadi bangsa monster?
“Di Yue, siapa yang menanam tanaman hias ini?”
“Sudah ada sejak dulu!”
Di Yue menatap pepohonan dan tanaman hias itu dengan rakus.
Fang Ping meliriknya dan tersenyum dingin: “Aneh, tanaman ini belum jadi bangsa monster...”
Di Yue menjelaskan: “Lokasi ini adalah tempat tinggal Dewa Perang. Aura dewanya yang kuat menghambat kelahiran kecerdasan makhluk. Tanaman siluman di sekitar dewa level tinggi jarang jadi monster kecuali sengaja dikembangbiakkan. Dulu kami juga ditanam di halaman luar, ditambah menyerap darah Dewa, baru bisa berakal.”
Singkatnya, tak ada bangsa monster di sekitar dewa.
Selama dewa level tinggi tidak sengaja melakukannya, monster-monster ini takkan pernah benar-benar berubah.
Hukum yang sama berlaku untuk pepohonan ini.
Pertama Dewa Perang tinggal di sini, lalu Dewa Iblis juga pindah...
Memikirkan ini, Fang Ping tiba-tiba terkejut melihat dua bangunan di depan. Yang belakang tampak tidak selaras dengan lingkungan, seolah tambahan baru.
Di Yue yang jeli segera menjelaskan: “Yang kanan adalah kediaman Tuan! Tuan berkata tak mau mengambil alih sarang burung tekukur, cukup bertetangga dengan Dewa Perang. Bangunan kiri adalah bekas tempat tinggal Dewa Perang, sedangkan yang kanan adalah istana kediaman yang dibangun Tuan kemudian.”
“Banyak cingcong!”
Fang Ping tak punya simpati, mencibir: “Sudah merampok Istana Perang, masih bilang tak merebut sarang orang?”
Kalau bukan cingcong, lalu apa?
“Punya kemampuan, jangan minta perang melawan Istana Surgawi!”
Dia tidak punya kesan baik pada Dewa Iblis. Dulu masih lumayan, sekarang jadi membingungkan, membuatnya kesal.
Terutama jantung Lao Wang... Jantung tubuh kehidupan sebelumnya Lao Wang ternyata ada di sini. Fang Ping tahu ini mungkin tidak ada hubungannya dengan Dewa Iblis karena dia bukan tokoh dari periode itu. Tapi menggunakan jantung sebagai umpan tetap bikin tidak nyaman.
“Dewa Perang...”
Fang Ping menatap Lao Wang. Benarkah Lao Wang tuan rumah di tempat ini?
Dewa Perang?
Sosok yang bahkan dihormati Dewa Iblis?
Seberapa kuat Dewa Iblis sebenarnya?
Dulu tidak jelas, sekarang sudah tahu. Sendirian melawan 10 lebih Dewa, menyingkirkan banyak lawan, tapi dirinya sendiri tetap hidup. Itulah Dewa Iblis!
Lao Zhang dan kawan-kawan mungkin meremehkan Dewa Iblis.
Menurut daftar petarung terkuat dari Lao Zhang, Raja Penahan-lah nomor satu. Apa dia memang sekuat itu?
Fang Ping sangat meragukannya!
10 lebih pejuang level Dewa. Seorang pejuang Dewa bisa menghadapi 2-3 Raja Sejati biasa, benar?
Raja Perang sudah mendekati level Dewa walau belum benar-benar mencapai tingkat itu. Dia bisa mengatasi dua Raja Sejati.
Di level Dewa, mungkin bisa lawan 3-4 orang.
Bukankah ini berarti Dewa Iblis sendirian bisa melawan 40-50 pejuang Raja Sejati?
Karena level Dewa belum mengalami lompatan kualitatif yang menciptakan jurang lebar. Pejuang Level Raja Sejati masih bisa mengepung dan membunuh mereka. Bahkan Lao Zhang, jika dikepung 10 lebih Raja Sejati sekarang, pasti dalam bahaya besar, mungkin terbunuh.
Lalu bagaimana dengan Dewa Iblis?
Yang kita hadapi adalah lebih dari sepuluh Dewa!
Setara dengan 40-50 Raja Sejati!
Apakah kehidupan sebelumnya Lao Wang sekuat ini?
Tidak, mungkin lebih kuat lagi!
Dewa Iblis berkata mungkin bisa melawan penguasa tunggal. Dari nada suara Di Yue, sepertinya Dewa Iblis merasa tidak mampu. Berarti harus lebih kuat lagi?
Saat Fang Ping sedang memikirkan ini, tiba-tiba Jiang Chao di sampingnya berteriak kaget: "Siapa?!"
Semua yang hadir langsung tegang!
Sebelumnya tak ada yang menyadari. Kini, mengikuti pandangan Jiang Chao, terlihat bayangan seseorang berdiri di atas istana kediaman sebelah kiri, menengadah ke langit.
Fang Ping dan yang lain langsung siaga maksimal!
Siapa di sana?
Sama sekali tidak terdeteksi indra!
Semua gentar. Ada orang muncul di daerah ini, apakah ini Dewa Iblis?
Saat mereka masih ketakutan, bayangan itu seolah menghela napas panjang.
Tak ada suara terdengar.
Tapi dalam benak semua orang muncul gambaran jelas seseorang sedang menghela napas.
Bayangan itu menghela napas, lalu dalam sekejap mata tercerai-berai, menghilang tanpa jejak.
Pak Li tiba-tiba berkata: "Itu bukan manusia! Seperti proyeksi energi!"
Tian Mu menambahkan: "Benar! Mungkin dulu ada pejuang yang menghabiskan waktu di sini... Tidak, mungkin bertahun-tahun tinggal di sini, meninggalkan proyeksi energi!"
Semua memandang Lao Wang!
Ini istana kediaman Dewa Perang. Seseorang berdiri di atap menatap langit, menghela napas sendirian.
Kalau bukan Dewa Perang, lalu siapa lagi?
Atau Dewa Iblis?
Fang Ping menatap Di Yue, bersuara berat: "Tentang bayangan ini, apa kamu tahu apa yang terjadi?"
Diyue bahkan lebih terkejut darinya, buru-buru berkata melalui transmisi suara: "Makhluk siluman kecil ini tidak tahu, halaman belakang pun jarang dikunjungi makhluk siluman! Tapi ini bukan milik Tuan..."
Bayangan itu sangat ilusif, tidak terlihat bentuk atau pakaian spesifiknya.
Namun Diyue mengenal Mo Wenjian, tentu tidak salah mengenali.
Itu bukan Mo Wenjian!
Tengkorak Besi tak tahan berseru: "Lao Wang, itu kan kamu? Ngapain naik atap menghela napas? Dilempar pacar?"
Wang Jinyang meliriknya dengan wajah pucat pasi, malas menanggapi.
Tengkorak Besi melanjutkan: "Bukannya Fang Ping bilang Dewa Perang itu perempuan? Yang tadi kan laki-laki?"
Yao Chengjun tak kuasa menahan diri, berseru pendek: "Tutup mulut!"
Perkataan Fang Ping mana bisa dipercaya!
Apa semua ucapannya kamu telan mentah-mentah?
Kini yang hadir masih belum yakin apakah Kaisar Perang itu Lao Wang, tapi peluangnya cukup besar.
Tapi apakah benar atau tidak, sudah tidak vital lagi.
Dua istana kediaman di depan masih menanti mereka.
Fang Ping menatap lalu memandang Lao Wang yang membuka mulut: "Sebelah kanan, istana kediaman Dewa Iblis... Jantungnya pasti di sana!"
"Mo Wenjian benar-benar tak wajar!"
Fang Ping mengumpat keras!
Kau menaruh jantung orang di rumahmu, maksudmu apa?
Itu kan istana kediaman!
Tengah malam begini, menikmati jantung sebagai hiburan?
"Kalau begitu masuk dulu ke area Mo Wenjian..."
Saat hendak melangkah, Wang Jinyang tiba-tiba bertanya: "Di mana mayat-mayat Dewa itu?"
Di Yue terdiam sejenak, lalu berkata perlahan: "Seharusnya di istana kediaman Sang Tuan. Di ruang pelatihan Tuan ada segel bawah tanah. Biasanya Tuan berlatih di sini sambil menangkal mayat-mayat Dewa ini."
Fang Ping mengonfirmasi, Mo Wenjian memang tidak wajar.
Bahkan mayat para Dewa disembunyikan di bawah istana kediamannya sendiri. Apa dia tidur sambil menikmati pemandangan ini?
Semakin dipahami, semakin terasa orang ini sakit mental, benar-benar tidak normal.
"Mayat Dewa di istana kediaman..."
Wang Jinyang mengerutkan kening, menatap Fang Ping: "Kalau begitu jantungku mungkin ada di dekat mayat Dewa. Aku sudah curiga sejak melihat blood siluman tadi - terlalu kuat, mungkin bukan hanya darah Dewa tapi juga pengaruh dari jantung..."
"Masuk dulu baru bicara!"
"Hati-hati!"
Wang Jinyang masih mengingatkan, istana kediaman Mo Wenjian mungkin merupakan zona bahaya sesungguhnya!
Saat mereka hendak melangkah, Jiang Chao yang di belakang terkejut berseru: "Kalian semua, tumbuhan-tumbuhan ini semuanya harta karun..."
Masih saja tidak diambil!
Sungguh di luar dugaan!
Meski indranya tidak tajam, dia bisa merasakan energi dari tanaman-tanaman ini luar biasa padatnya.
Bahkan lebih mengesankan daripada buah-buah pohon darah Dewa, benar-benar relik suci!
Ini pun tidak diambil?
Fang Ping berjalan sambil berkata: "Jangan buru-buru. Nanti kita bawa sekaligus. Jangan digali sembarangan, bawa utuh lebih rapi."
“……”
Jiang Chao menyeringai, "Baiklah, aku memperkirakan berlebihan padamu!"
Sudah kuduga, dengan begitu banyak sumber daya berharga, kali ini Fang Ping sama sekali tidak melirik.
"Jadi dari tadi sudah niat mengemas istana ini untuk dibawa pergi!"
Jiang Chao juga malas berkomentar, tapi masih melirik Di Yue. Fang Ping tidak memetik buahnya, ini juga tidak normal.
Jangan-jangan juga mau dikemas dan dibawa pergi?
Iya juga, cuma minta buah kan tidak sesuai gaya Fang Ping. Bisa jadi nanti batang pohonnya pun ikut direnggut, sekalian dibuatkan bilah Senjata Dewa Kasta Sembilan.
Jiang Chao memandang Di Yue dengan simpati, "Lebih baik kau tidak main akal-akalan dengan Fang Ping."
Kalau tidak ada akal-akalan, Fang Ping mungkin tidak akan berbuat apa.
Tapi kalau ada akal-akalan, pohon ini tunggulah untuk diubah jadi senjata dewa.
Di Yue yang melayang ke depan tiba-tiba merasakan kedinginan. Pipi keriputnya muncul dari belakang, melirik ke Jiang Chao.
Jiang Chao bergumam kasar, "Tanaman siluman jelek benar, depan-belakang bisa dijadikan muka."
