Sunyi.
Sunyi mencekam.
Wajah Zhang Tao saat ini pucat, posturnya tak lagi gagah, benar-benar seperti cendekiawan lemah.
Ucapannya datar, tanpa kesan superior sama sekali.
Namun pada detik ini, semua pejuang yang hadir, yang mengintai diam-diam, yang mendengar perkataan ini - tanpa pengecualian - perasaan mereka bergejolak.
Praktisi Gulat Baru!
Mungkin mulai sekarang, benar-benar akan muncul generasi baru praktisi Gulat Baru.
Sebelumnya, di mata mereka: puluhan tahun belaka, pantaskah disebut sebuah zaman?
Era dewa-demon bertahan selama ribuan tahun.
Era sekte menyaksikan kebangkitan para dewa.
Zaman Zhenxing... Raja Penahan sendiri menekan tiga alam!
Gulat Baru... apa itu Gulat Baru?
Tak ada pejuang kuat, tak ada fondasi, tak ada sumber daya, sama sekali tak punya apa-apa kecuali rakyat biasa bagai kuli.
Kini, dari kumpulan semut ini muncul tokoh seperti Zhang Tao!
Dengan pemimpin sejati seperti ini, Gulat Baru layak disebut sebuah zaman.
Zaman baru!
Hari ini, Zhang Tao mendominasi panggung.
Bahkan Kucing Liar pun tak mampu menyaingi sorotannya.
Beberapa hal tentang Kucing Liar diketahui para kolot ini, bukanlah kejutan.
Namun pemimpin Gulat Baru, Penguasa Tunggal zaman ini - tidak, mungkin lebih tepat disebut Raja Manusia - membuat hati yang hadir bergetar.
Membunuh petarung level Dewa bukanlah hal mustahil.
Tapi terus maju di jalan berduri dengan sengaja, di mata banyak orang ini adalah jalan menuju kematian.
Seandainya Raja Manusia tidak membunuh Tai An, mempertahankan kekuatan saat ini, mungkin dalam beberapa tahun bisa merebut tahta, belum tentu tak mungkin.
Persembunyian!
Jika Zhang Tao memilih bersembunyi, takkan ada yang percaya kekuatannya sekarang, takkan ada yang takut, atau peduli padanya.
Seperti Li Zhu yang memilih jalan ini.
Tapi Zhang Tao memilih jalan yang sama sekali berbeda.
Dia memilih untuk tampil!
Keberadaannya membuat umat manusia perkasa.
Siapa berani menghina, Bunuh mereka!
Sekalipun harus melawan seluruh dunia, lalu apa?
Sekalipun kekuatan terkikis habis, lalu apa?
Di antara yang hadir, siapa berani bertarung dengannya saat ini?
Masih ada sisa kekuatan bertarung dalam dirinya!
Dengan darah pejuangnya, sampai akhir mungkin masih bisa menyingkirkan seorang Kaisar. Jika tidak, setidaknya melukai parah beberapa orang hingga mereka melewatkan perubahan besar.
Pertanyaan "Sepatutnya?" dari Kaisar perempuan itu sarat makna.
Pantaskah mengorbankan jalan kekaisaran demi melindungi kumpulan semut?
Pantaskah mengorbankan kekuatan diri demi gerombolan tak berarti, hingga mungkin tak selamat dari bencana masa depan?
……
Hujan darah mengguyur deras.
Ribuan tahun, kembali ada Kaisar yang runtuh.
Kaisar Tai'an, baru saja turun gunung, langsung tewas di tempat.
Kesunyian total yang tak berbunyi bertahan beberapa saat.
Orang tua kurus melirik Zhang Tao, tiba-tiba tertawa ringan, "Raja Militer... Raja Manusia... Menarik! Lao Fu meremehkanmu! Sudahlah, hari ini Lao Fu tak akan bertarung lagi denganmu. Dalam ribuan tahun, kaulah orang kedua setelah Mo Wenjian yang diakui Lao Fu sebagai pejuang sejati!"
Selama ribuan tahun, hanya Mo Wenjian dan Zhang Tao yang diakui oleh Kaisar kuno ini.
Pengakuan atas kekuatan, pengakuan atas status. Tak lagi memandang dari atas, tak lagi angkuh.
Pejuang seperti ini layak mendapat perhatian!
Setelah berkata, orang tua kurus itu kembali tersenyum tipis: "Tapi... Raja Militer, jika Fang Ping benar-benar Mo Wenjian... Pikir masak-masak! Orang ini belum tentu lebih bisa diandalkan daripada kami."
Membuang kalimat itu, orang tua itu menerobos udara dan menghilang sekejap mata.
Begitu dia pergi, Kaisar perempuan itu berkata tenang: "Kami juga berjuang. Berjuang untuk hidup! Mo Wenjian... Orang ini mungkin tak mencari kehidupan, hasrat kematiannya lebih besar. Raja Militer, jika kau ingin melindungi dunia manusia, mungkin orang inilah yang paling layak dibunuh! Sudah kuberitahu, biarlah Baginda Raja merenungkannya sendiri!"
Suara itu menghilang, Kaisar perempuan itu pun lenyap tanpa suara.
Orang ketiga tetap diam, memandang lokasi kehancuran Tai'an dengan senyum sinis, meninggalkan tawa yang tak jelas maknanya sebelum menghilang bagai angin.
Fang Ping, diserahkan kepada Raja Militer.
Diserahkan kepada pejuang pembantai Kaisar ini!
Diserahkan kepada pejuang yang tak takut bertarung mati-matian, berperang habis-habisan ini.
Mengenai apakah Fang Ping adalah Mo Wenjian, biarkan Zhang Tao yang memikirkannya sendiri. Jika benar, menyelamatkan Fang Ping belum tentu merupakan hal yang baik.
Orang-orang ini satu per satu pergi, menyisakan hanya Raja Perintah dan beberapa orang di lokasi ini.
Pejuang Raja Sejati yang bersembunyi, beberapa di antaranya juga mulai meninggalkan tempat ini.
Namun kabar tentang penurunan kekuatan Raja Militer juga akan segera menyebar.
Meskipun hari ini ia berhasil mengeksekusi seorang Dewa, dalam kondisi kekuatan yang melemah, kedepannya mungkin akan menghadapi beberapa masalah. Tapi masalah tersebut tidak akan terlalu besar. Sebelum perubahan drastis terjadi, mungkin tidak ada yang bersedia bertarung habis-habisan dengannya.
Zhang Tao saat ini hampir bisa disamakan dengan Long Bian Tian Di yang mendekati batas usia.
Walau saat ini Raja Perintah hanya sendirian, ia tidak terlalu khawatir. Memandang Zhang Tao, tiba-tiba ia tersenyum: "Bagaimana jika kita kerja sama sekali? Aku akan membantumu memulihkan kekuatan."
Zhang Tao berkata datar: "Kerja sama? Kamu... tidak layak!"
Raja Perintah tertawa ringan: "Mungkin! Tapi apakah kau benar-benar berpikir Dua Raja hanya akan menyerang Benua Dewa? Kau salah! Raja Militer, Dua Raja lebih kuat dan licik dari yang kau bayangkan! Aku kini mengetahui beberapa rahasia negara dari periode Demon Emperor. Dulu saat perang besar pecah di Domain Kuno, sisa-sisa Demon Emperor seperti Dua Raja seharusnya menjadi musuh bersama. Tapi akhirnya yang jatuh korban justru pihak lain. Dua Raja tertidur panjang, jangan-jangan kau mengira ini kebetulan?"
Zhang Tao diam.
Raja Perintah tersenyum sinis, hendak pergi tiba-tiba ekspresinya berubah, menatap tajam ke Domain Selatan Sembilan.
Zhang Tao yang sebelumnya tenang, kini juga mengubah ekspresi dengan sudut mulut berkedut.
"Anda... benar-benar hebat!"
Gedebuk!
Dentuman menggelegar mengguncang langit!
Hari ini di Domain Selatan Sembilan, bencana beruntun: hujan darah masih turun, sebuah kerajaan meledak!
Tak lama setelah Dewa Tai'an runtuh, kerajaan meledak!
Zhang Tao bingung harus berkata apa... selain Fang Ping, siapa lagi yang berani melakukan hal seperti ini?
Kapan si nak ini menyelinap ke Kota Raksasa Liu?
Dia menduga Fang Ping kabur di tengah kekacauan, dikira sudah pulang, tapi ternyata malah membuat keonaran baru!
Zhang Tao menyungging senyum pahit dalam hati: Cukup sampai di sini, nak!
Kira-kira manusia sudah tak terkalahkan?
Alasan petarung manusia masih ditakuti sekarang karena mereka semua bersikap siap mati kapan saja, siap bertarung sampai titik darah penghabisan.
Para tua-tua kolot itu lebih menghargai nyawa.
Petarung liang bumi juga sama.
Tapi sifat pengecut ini hanya berlaku di masa damai. Saat perang besar pecah, para master yang sudah mencapai tingkat pemahaman ini pasti akan berubah jadi pejuang tak kenal takut.
Terlalu memaksa justru akan membuat manusia jadi sasaran empuk semua pihak.
"Cukup! Ledakkan satu kerajaan saja hari ini. Kalau kau hancurkan seluruh Domain Selatan Sembilan, para petarung liang bumi pasti akan memburumu sampai akhir..."
Zhang Tao berpikir dalam hati, tetap menjaga ekspresi acuh tak acuh.
Raja Perintah meliriknya dingin, lalu menerobos udara pergi tanpa sepatah kata.
"Sekejap mata, Raja Perintah berpencar ribuan li, tangan mencengkeram dua orang, menerobos udara, melesat ke Gunung Penjagal, tidak menghiraukan urusan di wilayah kita."
"Zhang Tao tetap bertahan di lokasi, juga tidak menghiraukan urusan di sana."
"Meledakkan sebuah kerajaan, tidak bisa dibilang besar, juga tidak kecil."
"Dia di sini baru saja membantai Dewa, sekarang yang hadir segan, Raja Sejati pun tidak akan ikut campur tangan."
"Kewibawaan pembantai dewa, boleh bertahan untuk beberapa waktu."
"Zhang Tao tidak memperhatikan Fang Ping, menatap Gong Yu Zi dengan senyum tipis: 'Terima kasih atas bantuan Senior hari ini.'"
"'Tidak apa-apa.'"
"Gong Yu Zi tetap berekspresi datar, tentang isi hatinya, tak ada yang tahu."
"'Zhang Mo berani bertanya, apakah Senior dalam tahun-tahun terakhir ini pernah bertemu Mo Wenjian?'"
"'Belum pernah.'"
"'Lalu Zhang Mo bertanya lagi, apakah tanaman siluman itu dulu merupakan hadiah dari Senior?'"
"Gong Yu Zi berpikir sejenak, perlahan menjawab: 'Tanaman siluman berasal dari Makam Dewa, saat itu kebetulan sekaligus urusanmu, tidak bisa dianggap sebagai pemberian Lao Fu.'"
"'Bagaimanapun juga, Zhang Tao tetap berterima kasih atas bimbingan Senior. Tanpa tanaman siluman itu, tidak akan ada Zhang Tao hari ini. Ini merupakan jasa bimbingan.'"
"Zhang Tao memberi penghormatan singkat, namun Gong Yu Zi menghindar."
"'Tak pantas menerima, Raja Militer tidak perlu seperti ini.'"
"Dia bisa menerima sembah Zhang Tao, tapi tidak pantas menerima sembah Raja Manusia, apalagi sembah pejuang pembantai dewa."
"'Ini yang pertama. Kedua, Senior dulu mengirim Raja Perang turun gunung. Raja Perang menjaga umat manusia selama 300 tahun. Atas nama umat manusia, Zhang Mo mengucapkan terima kasih atas bantuan Senior di masa sulit!'"
Zhang Tao kembali memberikan penghormatan singkat, Gong Yu Zi sekali lagi minggir.
"Ditambah hari ini, Senior menyelamatkan Fang Ping - bintang paling cemerlang umat manusia, harapan masa depan. Baru saja turun tangan membantu, ini budi ketiga!"
Zhang Tao kembali membungkuk hormat.
Tiga kali!
Tiga kali, Gong Yu Zi terus minggir.
Saat ini, Raja Perang berdiri di samping, tetap diam.
Melihat Gong Yu Zi menghindar tiga kali, Zhang Tao tersenyum tipis: "Tiga budi ini akan kukenang! Meski lemah, manusia tahu setetes kebaikan harus dibalas dengan mata air!
Petarung Baru, walau dijuluki iblis, bukanlah iblis sejati.
Kita petarung, hidup dalam balas budi dan dendam! Balas budi harus, balas dendam pun harus!
Hari ini aku berlaku angkuh, atas nama Petarung Baru berjanji: Para Dewa Domain Kuno yang dulu mengirim pejuang turun gunung menjaga manusia, akan kami tebus dengan nyawa!
Senior yang membantu sekali ini, tiga budi akan kami balas dengan dua nyawa. Aku pun akan membalas budi!"
Zhang Tao berbicara gamblang, menghitung dengan teliti.
Membicarakan hutang budi sejelas ini bukanlah karakter aslinya.
Tapi kali ini, ia benar-benar transparan.
Di samping, ekspresi Raja Perang berubah. Ia menatap Gong Yu Zi dan mendesah panjang.
Budi tetaplah budi!
Dendam tetaplah dendam!
Inilah maksud Zhang Tao!
Aku ingat budi, juga dendam.
Tiga nyawa - Zhang Tao sangat arogan. Meski tak diucapkan, maksudnya jelas: Petarung Baru akan mengampuni Gong Yu Zi tiga kali, tiga kali tidak membunuhnya!
Setelah tiga kali, dendam akan dibalas!
Semua Domain Kuno lainnya, berlaku sama.
“Zhang Tao tidak mengingat budi para Kaisar ini, yang dia ingat adalah budi para Level Puncak Kota Zhenxing, bahkan Leluhur Keluarga Yang pun dia catat.”
“Karena orang-orang ini telah menjaga umat manusia selama tiga ratus tahun.”
“Tanpa mereka, mungkin ada orang lain, mungkin Raja Penahan masih ada...”
“Tapi semua itu hanyalah hipotesis. Zhang Tao hanya tahu bahwa Tiongkok hari ini berutang besar pada 13 Level Puncak Kota Zhenxing.”
“Di seberang, Gong Yu Zi menunjukkan ekspresi rumit, tak lagi acuh tak acuh.”
“Setelah lama berdiam, dia menghela napas: 'Dulu, mungkin tak ada yang menyangka petarung dunia manusia akan mencapai titik ini! Para kaisar merencanakan, para dewa merencanakan, merencanakan untuk semua makhluk... tapi tak pernah memasukkan petarung dunia manusia... Sebenarnya, semua ini hanya kebetulan.'”
“Tak seorang pun pernah merencanakan jebakan untuk petarung dunia manusia!”
“Karena... mereka hanyalah semut!”
“Mengenai yang terseret masalah dan dimusnahkan, itu semua takdir semut. Pejuang sejati takkan melirik sekalipun.”
“Tak ada yang menyangka dunia manusia kini bisa menjadi sebuah kekuatan!”
“Adapun Raja Penahan, dia tidak bisa dianggap sebagai pejuang dunia manusia.”
“Para Level Puncak Kota Zhenxing yang memiliki ingatan tidak bisa dianggap, tapi yang tidak memiliki ingatan, mungkin bisa dianggap.”
“Orang-orang ini telah berhenti merencanakan. Kini, mereka sepenuhnya telah menjadi manusia biasa.”
“Dengan Raja Militer sebagai pemimpin dan beberapa Level Puncak sebagai pendukung, meski lemah, dunia manusia tak boleh diremehkan. Di antara berbagai pihak, mereka telah menjadi kekuatan yang tak bisa diabaikan.”
“'Zhang Mo mengetahui.'”
Zhang Tao tertawa: "Disengaja atau tidak. Tapi puluhan miliar Kehidupan bukanlah tak berarti. Karena itu, Petarung Baru akan terus berjuang, bergulat hingga akhir, hingga hari kepunahan total! Kita tidak terima, maka lahirlah Gulat Baru!"
Bintang-bintang kita bermunculan satu per satu, senior telah terpantau!
Aku tidak peduli siapa mereka di masa lalu, yang kuketahui kini mereka adalah diri sendiri, Petarung Baru, kebanggaan Zhang Tao!"
"Gulat Baru……Zhang Tao……"
Saat ini, Gong Yu Zi berbisik lembut.
Aku mencatat!
Merekam zaman yang menjadi milikmu, era para Petarung Baru.
Saat ini, bayangan Mo Wenjian tiba-tiba muncul dalam benak.
Beradu dengan siluet Zhang Tao sesaat, lalu terpisah total.
Ada saat dimana Gong Yu Zi tiba-tiba merasa...murid kebanggaan seumur hidupnya mungkin memang kalah dari Zhang Tao, bukan dalam Kekuatan, tapi aspek lain.
Tak pernah ada yang bilang Era Sekte adalah milik Mo Wenjian!
Meski pernah mengeksekusi banyak Dewa!
Tak ada yang menyatakan Mo Wenjian layak mewakili suatu zaman, karena memang tak memenuhi kriteria.
Kekuatan bukan segalanya.
Sedangkan Zhang Tao memenuhi syarat, meski kini fisiknya rapuh.
Walau Gulat Baru masih belum cukup kuat.
Zhang Tao tersenyum tipis, menghentikan cerita. Tangan, puluhan bangkai monster liang bumi terapung di laut masuk ke genggaman, sekejap menghilang.
Zhang Tao melakukannya dengan natural, terkikik pendek lalu menerobos udara pergi.
Gong Yu Zi kali ini tidak merendahkan, hanya ada sensasi yang tak terungkapkan.
Sekumpulan bangkai monster liang bumi level delapan-sembilan...
Dilempar di depan mata, dia bahkan tak sekilas pun melihatnya.
Tadi di arena ada begitu banyak Pejuang, bahkan orang tua kurus itu - semua monster ini adalah anak buahnya, tapi dia tetap tak memberi perhatian.
Seorang Pejuang yang baru saja mengeksekusi Dewa, justru bertingkah seperti pedagang materialistis, saat hendak pergi malah membawa semua ini.
Terlalu picik?
Tidak!
Kebebasan jiwa!
"Sungguh luar biasa Wu Wang, luar biasa Gulat Baru!"
Gong Yu Zi tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, lalu menghilang di Laut Terlarang, namun suaranya masih bergema:
"Jiang Tianming, hari ini Lao Fu mengusirmu dari Gunung Ziga! Kau tak punya memori, tak menguasai jurus andalan Gunung Ziga - kau bukan lagi anggota sekte kami! Sebagai petarung dunia manusia, mulai sekarang masing-masing ngurus diri sendiri!"
Raja Perang kali ini tidak mengumpat, dengan sorot mata kompleks berkata: "Aku petarung dunia manusia, kau pemimpin sektarian. Gong Yu Zi, jika kita bertemu lagi, Jiang tak akan mengulur waktu!"
"Hahaha, justru itu yang kuharapkan!"
Bersamaan dengan ucapan itu, Gong Yu Zi benar-benar lenyap dalam hamparan lautan luas, tak ada yang tahu tujuannya.
Raja Perang berdiri sebentar di tempat, kemudian juga menghilang seketika.
Hari ini, terlalu banyak teka-teki terkuak.
Hari ini, terlalu banyak sebab-akibat terputus.
Juga di hari ini, manusia Gulat Baru resmi memasuki pandangan berbagai pihak. Mulai saat ini, di mata dunia, Petarung Baru bukan lagi semut yang dilindungi Raja Penahan - mereka punya pemimpin sejati: Wu Wang Zhang Tao.
……
Perang Dewa, akan segera berakhir.
Disebut "akan" karena Kucing Liar masih belum selesai.
Tapi, sudah hampir.
Air membuang darah dan daging seberat 10.000 jin lalu melarikan diri. Dewa Naga ingin memburu, tapi Kucing Liar menghentikannya.
Menurut Kucing Liar: "Jangan dibunuh, sapi harus dipelihara untuk dimakan dagingnya..."
Sapi tidak boleh dibunuh!
Sapi itu sudah lama diawasi.
Anjing Besar dulu pernah bilang ingin memeliharanya untuk dimakan, sayang waktu itu sapi ini punya pemilik dan Anjing Besar bukan lawannya, jadi hanya bisa mengawasi sambil menunggu kesempatan.
Sekarang Anjing Besar sudah tiada, Kucing Liar merasa perlu melanjutkan rencana pemeliharaan ini.
Sapi besar beranak sapi kecil, sapi kecil beranak lagi, cicit jauh tak berujung, nanti bisa sering makan daging sapi.
Air kabur, nasib Gagak Besar malah sengsara.
Kucing Liar merasa daging gagak tidak enak, ditambah pihak itu merebut tempat memancingnya dan mengganggunya, membuatnya marah. Dia menyuruh Gong Juanzi dan kawan-kawan terus memukulinya.
Gagak Besar dipukuli sampai semua bulunya rontok. Saat Gagak Besar hendak bertarung mati-matian, barulah Kucing Liar menghentikan.
Beberapa Dewa seperti Dewa Naga masih kurang tangguh. Gagak Besar yang level Dewa dengan kekuatan puncak ini jika benar-benar bertarung habis-habisan, belum tentu bisa kembali utuh.
Gagak Besar kabur. Tak lama setelah Zhang Tao dan yang lain pergi, Perang Dewa demi makanan di wilayah kita ini pun berakhir.
“Mereka sebenarnya juga tak berniat memburu gagak besar. Gong Juanzi dengan wujud samar menatap ke kejauhan, ke arah tempat Tai An baru saja runtuh.”
“Setelah beberapa saat, Gong Juanzi menghela nafas: ‘Gulat Baru Zhang Tao! Beberapa waktu lalu orang ini melewati Gunung Kuocang, Lao Fu sudah tahu, dia bukan orang biasa!’”
“Ngomong aja!”
“Saat itu, pria tua kekar dari Zona Terlarang tertawa terbahak-bahak: ‘Bisa menggal Dewa, tentu luar biasa! Bei Hai, kau bijak, jika memancing amarahnya, menurutku beberapa hari lalu yang runtuh pasti kau!’”
“Lanjutnya sambil tertawa: ‘Tapi belum tentu, Kaisar Cang ada di sini, nyawamu besar, belum tentu mati!’”
“Dulu, Kucing Liar dan Mo Wenjian punya hubungan sangat erat, juga cukup akrab dengan Raja Perang.”
“Tapi tempat tidur yang dipilih bukan Gunung Ziga, melainkan Gunung Kuocang!”
“Kucing Liar bilang ini demi makanan, tentu bukan hanya karena itu.”
“Menurut situasi saat itu, seharusnya dia tetap di Gunung Ziga yang paling tepat.”
“Tapi Kucing Liar pergi ke Gunung Kuocang, pria tua itu merasa, hanya dengan ini saja Gong Juanzi tak akan mudah mati.”
“Kaisar Naga kini mengecilkan tubuhnya, tiba-tiba berubah jadi bentuk manusia yang sama kekarnya, sambil tertawa: ‘Itu benar, dengan Kucing Liar di sini, Bei Hai tak mudah mati, tapi sekarang Kucing Liar sudah pergi... Huh! Sulit dipastikan!’”
“Kucing Liar mengedipkan mata besar penuh kepolosan, kenapa membahas aku?”
“Kucing ini tidak berkelahi, Penerus Kaisar Palsu mau membunuh Gong Juanzi, dia pasti mengabaikan saja.”
Daging sapi sudah didapat, Kucing Liar juga tidak mau berlama-lama, melanjutkan menunggangi Jiao sambil memukulnya, berkata: "Gong Juanzi, Dewa Naga, yang itu, kucing ini pergi ya. Mau makan daging sapi? Mau bagi sedikit?"
Dia bilang mau berbagi, tapi sama sekali tidak ada niat membagikan.
Naga dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak!
Orang tua itu tersenyum pahit, tidak mempermasalahkan sebutan "yang itu", lalu berkata: "Kaisar Cang, Relik Suci di tanganmu sebaiknya diberikan saja! Sekarang tidak seperti dulu, semua orang sudah mulai gila!"
Banyak Relik Suci milikmu. Dewa telah runtuh, para Kaisar yang dekat denganmu, ada yang mati, ada yang cacat...
Sekarang, hanya kami yang masih sanggup bertarung.
Dulu, begitu Genta Tongtian berbunyi, para pejuang berduyun datang... Tapi sekarang..."
Orang tua itu sedih: "Genta Tongtian berbunyi, yang datang hanya kami! Kami sudah tua, cacat, tidak bisa melindungimu lagi... Kaisar Cang, hati-hatilah, sekarang banyak yang mengincarmu."
Mendengar ini, Naga dan Gong Juanzi sama-sama terdiam.
Mereka sudah tua, cacat, tidak seperti dulu!
Setelah alam dewata punah, Dewa masih melindungi Kucing Liar.
Tidak lama setelah Dewa mati, para Kaisar masih bersembunyi. Kucing Liar menemukan Gunung Kuocang, menemukan Mo Wenjian, dan masih banyak pejuang yang hidup saat itu.
Tapi setelah Pertempuran Tanah Raja, beberapa pejuang dekat Kucing Liar juga mati.
Sekarang turun gunung lagi, Genta Tongtian berbunyi, pejuang yang datang hanya tiga.
Orang lain tergetar, tapi orang-orang ini justru sedih.
Raja Naga yang paling kuno bahkan merasa agak sedih, situasi sekarang sudah tidak seperti dulu saat mengepung Dewa Jalan Ekstrim!
Wahai Dewa Jalan Ekstrim!
Dulu, begitu Genta Penembus Langit dibunyikan, ratus dewa langsung berkumpul dengan sikap sangat arogan. Dewa Penakluk pun bisa dihadapi dalam pertempuran!
Tentu saja itu karena Dewa Penakluk masih bisa diajak berunding, paling-paling terluka parah, tidak sampai membunuh mereka.
Tapi sekarang... Melawan Dewa Penakluk?
Konyol!
Sementara mereka bersedih, Kucing Liar malah santai sambil tersenyum: "Gapapa! Aku tinggalkan tongkat pancing saja, sisanya bisa dipinjamkan. Tapi... Aku nggak takut kok!"
Ekor besar Kucing Liar bergoyang-goyang penuh sukacita: "Aku kenal banyak orang hebat! Ah, bahkan nemu keturunan Anjing Besar, si Anjing Kecil!"
Wajah Kucing Liar tiba-tiba muram: "Tapi si Anjing Kecil terlalu lemah!"
Sambil berkata demikian, ekornya mulai memukuli Jiao.
Gong Juanzi dan yang lain tertegun memandang Jiao. Ini... keturunan Dewa?
Tidak mirip!
Jangan-jangan Kucing Liar salah mengenali?
Raja Naga juga heran: "Keturunan Dewa? Kenapa bisa selemah ini?"
Jiao menyembunyikan kepalanya di dalam air. Lemah dasar keparat!
Aku sudah level Kasta Sembilan!
Mana ada yang lemah!
Aku masih anak-anak, sudah kuat banget ini!
Raja Naga dan yang lain mengamati sejenak, tak berkomentar lagi. Keturunan yang sudah tidak murni darahnya, mungkin sudah berpuluh generasi. Kalau keturunan garis darah langsung, baru layak diperhatikan.
"Mereka kembali menatap Fang Yuan, mengerutkan kening – terlalu lemah!"
"Lemah hingga mereka bisa membunuhnya hanya dengan meniupkan napas."
"'Kaisar Cang, ini...'"
"'Oh, tukang menyikat bulu!'"
Kucing Liar berkata dengan wajar: "Istana kucingku hampir selesai. Setelah jadi, dia akan menjadi Jenderal Penyikat Bulu Istana Kucing!"
"Ehem!"
Mereka semua batuk kecil. Fang Yuan menggerutu – Jenderal Penyikat Bulu? Panggilan apa ini?
Para hadirin melihat Kucing Liar tak ingin menjelaskan lebih lanjut, lalu berhenti bertanya.
Penyikat bulu... Biasanya mereka punya koneksi backstage. Ini memang mereka ketahui.
Dulu Raja Perang menyikat bulu, dengan Mo Wenjian sebagai backstage-nya.
Sebelum Raja Perang, sebenarnya ada satu lagi.
Tapi itu terjadi sebelum kehancuran Alam Dewata, terlalu lama sehingga tak dibahas lagi.
Sekarang orang lemah ini menjadi Jenderal Penyikat Bulu Kucing Liar – apakah anak ini keturunan Raja Militer?
Mereka melirik, tapi Kucing Liar mengabaikan mereka, memukul Jiao: "Ayo pulang, Anjing kecil! Makan daging sapi!"
Masalah pembagian daging sapi – dilupakan.
Karena mereka tak meminta, tak perlu dibagi.
Jiao mulai berenang menuju tepi pantai.
Gong Juanzi dan dua master lainnya menyaksikan Kucing Liar pergi. Lama kemudian, Naga Kaisar kembali mendesah: "Kaisar Cang tetap dengan sifatnya. Sudah seharusnya membuka Jalan Besarnya sendiri. Dengan fondasinya, menjadi Kaisar Tertinggi dalam sehari pun mudah. Mengapa harus begini..."
Gong Juanzi menghela napas, "Memang sifatnya seperti itu, mungkin lebih baik. Jika tidak, mungkin nasibnya akan seperti Dewa!"
Sambil berkata demikian, setelah berpikir sejenak dia berbisik, "Kaisar Cang... Apakah sekarang masih memiliki pelindung?"
Mereka saling memandang. Kaisar Naga menggelengkan kepala, "Tidak tahu. Mungkin Kaisar Cang sendiri tidak tahu. Setelah alam dewata punah, kami tidak pernah melihat orang-orang itu lagi."
"Aduh!"
Sebuah helaan napas. Mereka tidak melanjutkan percakapan, berpisah tanpa niat untuk berkumpul kembali.
