"Daftar peringkat Dewa, Fang Ping menyapu pandangannya. Banyak yang tak dikenalnya, ia pun tak melihat detail."
"Daftar peringkat Dewa juga cukup menarik."
"Pertama: Raja Perintah"
"Melihat peringkat ini, Fang Ping tiba-tiba ingin tertawa."
"Benar-benar ingin tertawa!"
"Raja Perintah nomor satu!"
"Para hadirin memandangi daftar Dewa dengan bingung. Si tua ini selalu sombong di lingkaran petarung level Dewa, tapi... ranking pertama di daftar Dewa."
"Ha ha ha..."
"Fang Ping akhirnya tak bisa menahan tawa, terbahak-bahak: 'Aku penasaran, apa yang dipikirkan Raja Perintah melihat daftar ini? Ekspresinya masih bisa angkuh?'"
"Diperkirakan berlebihan jelas bukan hal baik."
"Tapi bahkan tak masuk daftar Dewa, apa yang dipikirkan Raja Perintah sekarang?"
"Setelah tertawa, wajah Fang Ping tiba-tiba muram: 'Raja Perintah terus mengincar Dua Raja. Dengan peringkat mereka yang setinggi itu, persiapan cadangan apa yang dia punya? Dia bukan idiot! Idiot takkan bisa latihan sampai level ini!'"
"Lao Li yang masih pucat pasi berpikir sejenak: 'Mungkinkah ini ulah Raja Perintah sendiri? Sengaja begini?'"
"'Tak mungkin.'"
"Fang Ping membuka mulut: 'Kalau itu dirinya, jika aku jadi Raja Perintah, takkan menempatkan diri di posisi pertama daftar Dewa. Lebih baik di akhir daftar Dewa daripada mencolok begini. Pembuat daftar mungkin ada di dalamnya, tapi sengaja melemahkan keberadaan dirinya.'"
"'Tak juga. Prinsip lampu bawah gelap, kita semua tahu. Mungkin dia sengaja bertindak terbalik.'"
"'Masuk akal juga.'"
"Fang Ping mengangguk halus. Peringkat pertama daftar Dewa adalah Raja Perintah."
"Daftar Dewa kedua: Raja Perang."
"Daftar Dewa peringkat ketiga: Raja Petir (Xiao Weiguo)"
……
"Di daftar peringkat, muncul lagi nama yang mengejutkan!"
"Raja Petir!"
Fang Ping pernah melihat gelar ini sebelumnya. Saat daftar Level Puncak Tiongkok dirilis, nama ini ada dengan peringkat yang tidak terlalu tinggi.
Sebelumnya peringkatnya berada di bawah Li Zhen dan leluhur Keluarga Su.
Leluhur Keluarga Xiao dari Kota Zhenxing!
Seorang pejuang yang belum kembali ke Kota Zhenxing selama 100 tahun, pejuang yang menjaga satu domain dan hampir tak pernah muncul.
Selama bertahun-tahun, sepertinya hanya ikut satu pertempuran besar 90 tahun lalu, setelah itu tak pernah turun tangan lagi.
"Raja Petir peringkat ketiga Daftar Dewa!"
Yang hadir kembali terkejut!
Fang Ping menatap Jiang Chao yang sudah sadar, mengerutkan kening: "Raja Petir sampai peringkat ketiga Daftar Dewa Tiga Alam, mengungguli banyak pejuang. Kalian tahu alasannya?"
Jiang Chao menggeliat kesakitan, pipi gemuknya berkedut: "Leluhur Xiao peringkat ketiga? Hanya selisih satu tingkat di bawah leluhur kami?"
Leluhur klannya sudah membunuh beberapa Raja Sejati.
Sebelumnya Raja Perang bahkan sempat bertarung dengan level Dewa dalam waktu singkat tanpa terdesak.
Tapi sekarang, peringkatnya justru seperti ini.
Setelah berpikir, Jiang Chao menggeleng: "Benar-benar tidak tahu. Kami tidak terlalu dekat dengan keluarga Xiao. Keluarga Xiao memang selalu low-profile. Tapi sepertinya dengar kabar leluhur Xiao pernah berselisih dengan Raja Penahan, entah bagaimana. Hubungan mereka biasa saja, akhirnya jarang pulang."
"Peringkat ketiga Daftar Dewa... tiga besar Daftar Dewa mungkin bisa menyaingi level Dewa."
Fang Ping mengangkat alis berkata: "Siapa sebenarnya Daoist Angin-Awan? Bahkan ini sampai berhasil dicongkel, Lao Zhang saja tidak tahu."
Kemungkinan besar Zhang Tao tidak tahu bahwa leluhur keluarga Xiao memiliki kekuatan seperti ini.
Kalo nggak, daftar sebelumnya pasti sudah mencatat namanya.
……
Persis saat Fang Ping sedang melihat daftar dewa.
Area pelatihan rahasia.
Zhang Tao dengan wajah pucat memegang daftar itu sambil tersenyum: "Raja Petir ternyata hanya kalah dari Raja Perang. Senior Raja Perang, ada komentar?"
Raja Perang tidak terlalu terkejut, malas-malasan menjawab: "Posisi ketiga ya ketiga. Ada sedikit kejutan tapi masih bisa diterima. Xiao Weiguo ini sepertinya bukan dari Domain Kuno, mungkin ingatannya masih utuh. Aku ingat sekitar 100 tahun lalu, Xiao Weiguo dan hantu tua Lao Li hampir berkelahi karena sesuatu..."
"Tunggu, Raja Petir berani melawan Raja Penahan?"
"Darimana aku tahu."
Raja Perang santai berkata: "Lagipula, berkelahi harus seimbang kekuatannya?"
"Kenapa mereka bertengkar?"
"Ngomong aja, tadi sudah kubilang tidak jelas. Mungkin beda pendapat."
Raja Perang tetap santai melanjutkan: "Xiao Weiguo ini... gimana ya, rasanya bukan penjahat. Dulu saat aku masih belajar di bawah hantu tua Lao Li, dia pernah mengajariku beberapa jurus. Sifatnya memang meledak-ledak seperti petir. Zhang Tao, menurutku jangan terlalu curiga. Hantu tua Lao Li saja tidak komentar. Kalau benar ada masalah, si hantu tua itu pasti sudah tidak diam saja."
Zhang Tao terlihat berpikir, lalu berkata lagi: "Dia berasal dari mana?"
"Bukan dari Domain Kuno, kemungkinan juga bukan dari Tianwaitian."
Raja Perang menduga: "Aku curiga dia sezaman dengan si hantu tua Lao Li, pasti sudah saling kenal sebelumnya. Dulu, mereka sering berkonfrontasi, mungkin berasal dari periode itu."
"Kota Zhenxing memiliki 13 institusi... Domain Kuno ada 8 lokasi, Gunung Wangwu dan Kuocang tidak ada yang turun gunung, dari Domain Kuno muncul 6 pejuang. Masih ada 7 pejuang tak diketahui asal-usulnya, jika Raja Penahan dan Raja Petir berasal dari zaman yang sama, bagaimana dengan 5 lainnya?"
Mendengar ini, seseorang di samping berkata dengan suara melankolis: "Anda bertanya pada kami?"
Dari 13 leluhur Kota Zhenxing, kecuali leluhur Keluarga Yang yang gugur, sekarang tersisa 12 orang, banyak di antaranya berada di area pelatihan rahasia ini.
Zhang Tao tersenyum tipis: "6 pejuang dari Domain Kuno, leluhur Yang runtuh, tersisa 5. Senior Jiang, Su, Shen, Chen, Wei yang mengawasi Domain Kuno, Zhang Tao benar-benar penasaran, Senior Liu, bagaimana dengan kalian?"
Selain beberapa keluarga ini, Kota Zhenxing masih memiliki keluarga Zhou, Zheng, Jiang, Liu, Meng.
Dari manakah beberapa keluarga ini berasal?
Perkataan Zhang Tao ini membuat suasana di lokasi kejadian menjadi mengental.
Asal-usul yang tidak jelas berbeda dengan yang jelas sumbernya.
Dengan menyebut 5 keluarga, Zhang Tao sebenarnya menunjukkan pengakuan.
Dia mengakui kelima Raja Perang ini - ada senior yang mempelopori Gulat Baru, ada yang bertempur habis-habisan untuk umat manusia. Tapi yang lain, meski juga bertempur, asal-usul mereka memang bermasalah.
Masalah seperti ini sebelumnya tidak pernah dia singgung, hari ini sengaja diangkat sebagai bentuk ujian kemampuan.
Lama sekali, seorang tua renta dengan rambut memutih di tengah lapangan perlahan berkata: "Karena Menteri Zhang bertanya, Lao Fu akan menjelaskan lebih detail. Lao Fu dulunya adalah seorang pendeta di Gunung Ziwei, sezaman dengan Mo Wenjian... Tentu saja, Mo Wenjian adalah bintang di zamannya, Lao Fu jauh kalah darinya."
Orang tua renta itu berasal dari marga Zheng, leluhur Keluarga Zheng.
Si tua melanjutkan: "Gunung Ziwei hancur dalam pertempuran dulu. Sang Pemimpin mundur kembali ke Gunung Ziwei. Saat itu Lao Fu baru saja mencapai Jalan Harapan... Baru naik jabatan sebagai tetua di Gunung Ziwei.
Namun setelah mundur, Gunung Ziwei kembali dikepung oleh pejuang misterius. Sang Pemimpin yang sudah terluka parah tak mampu melawan, akhirnya benar-benar runtuh.
Kami sisa orang-orang ini nyaris berhasil mengaktifkan Formasi Pengurung Naga, bertahan hidup dengan susah payah.
Saat itu yang tersisa sudah sedikit, tapi masih bisa bertahan. Perlahan, ada yang mati tua, ada yang tewas karena luka parah.
Pada akhirnya... hanya Lao Fu yang tersisa..."
Gunung Ziwei, juga disebut Gunung Jinting, salah satu dari 72 Tanah Keberuntungan.
Zhang Tao tersenyum mendengar: "Ternyata orang Gunung Ziwei. Kalau begitu, Senior Zheng kenapa dulu tidak keluar dari gunung itu?"
"Tidak bisa keluar!"
Leluhur Zheng menghela nafas: "Untuk daerah lain seperti 8 Domain Kuno sekarang ini, situasinya tidak terlalu jelas. Tapi Gunung Ziwei dulu benar-benar terkunci, sengaja tidak diizinkan keluar.
Formasi Gunung Ziwei sudah compang-camping. Di sana Lao Fu hanya bisa tidur panjang, atau memilih mati tua.
Sampai ratus tahun lalu, Gunung Ziwei sudah ditelan Laut Terlarang, seolah memecahkan penguncian area luar, tapi saat itu, Lao Fu juga mencapai batas, hampir runtuh.
Saat itulah, Raja Penahan datang.
Dia katakan, pertarungan di Tanah Pertempuran Raja dulu membuat para Pejuang runtuh semua, kini wilayah elemen bumi semakin kuat, sisa-sisa Kaisar Bumi takkan melepas kita para bekas tentara compang-camping ini.
Ingin bertahan hidup? Ikuti dia mencari metode bertahan hidup..."
Saat dia berkata demikian, Raja Perang menggerutu: "Si tua ini sembunyikan rapat-rapat, tak pernah dengar kau cerita masa lalu ini."
Leluhur keluarga Zheng tertawa ringan: "Buat apa diceritakan? Pertarungan dulu kalah memalukan, malas diingat. Kita ini cuma bidak yang dijebak orang.
Untukmu... Jiang Tianming, sebagian masa lalu memang tak layak dihitung.
Dulu, kau bantu ramalan nasibku, bilang aku pasti bisa mencapai level Dewa, menarik 30 keping buah energi Kasta Sembilan...
Sekarang... aku malas menuntut, kalo nggak, pasti sudah kuberi masalah."
Raja Perang mendengus: "Jangan mencemarkan nama saya!"
Di kerumunan, leluhur keluarga Jiang tiba-tiba berkata datar: "Tak ada yang memfitnah! Kau Jiang Tianming dulu mengaku ahli strategi dunia, membujuk kami dengan alasan mendapat petunjuk Kucing Liar untuk menghindari malapetaka! Sebelum Perang Raja, aku tanya nasib masa depan, kau bilang level Dewa pasti tercapai..."
Leluhur keluarga Zheng tertawa: "Dia juga bilang begitu padamu?"
Leluhur Keluarga Jiang berkata dingin: "Tentu saja tidak, dia juga mengatakan meski di masa depan aku tak ada kesulitan besar, tapi di tengah jalan ada tombak. Untuk menghilangkan malapetaka, harus memberikannya satu bilah Senjata Dewa Level Puncak..."
Raja Perang wajahnya menghitam, bergumam: "Jangan ngomong apaan! Kamu dari keluarga mana lagi?"
Sebelum Leluhur Keluarga Jiang menjawab, Leluhur Keluarga Zheng tertawa: "Dia bukan dari keluarga manapun. Kalau tidak salah ingat, Lao Jiang, bukankah dulu kamu adalah bangsawan terakhir Dinasti Zhou?"
Leluhur Keluarga Jiang mengangguk halus: "Benar. Di akhir Dinasti Zhou, para bangsawan saling berperang ingin menjadi Penguasa Tunggal manusia. Aku tak berminat, setelah negara runtuh, aku mengabaikan urusan duniawi dan pergi ke wilayah bawah tanah."
"Sialnya, baru sampai di sana, wilayah bawah tanah juga sedang kacau karena konflik utara-selatan."
"Saat pertama kali masuk ke sana, kebetulan mendengar reputasi Tianming sang peramal legendaris. Aku pun pergi ke Gunung Ziga untuk menemui-"
Saat mereka berbincang, wajah Raja Perang semakin menghitam.
"Omong kosong! Aku tak pernah meramal nasib."
"Mana ada yang membujuk-bujuk orang?"
Leluhur Keluarga Jiang melanjutkan: "Dulu kupikir, orang ini adalah pertapa tinggi Gunung Ziga, mana mungkin punya ketenaran kosong? Kuserahkan segel negara Jiang, satu-satunya Senjata Dewa Level Puncak-ku, padanya! Siapa sangka, tak lama kemudian pecahlah perang yang mengguncang tiga alam, nyaris tewas dan kehilangan jalan cultivasi. Akhirnya berkat bantuan Raja Penahan, bisa lolos dari liang bumi."
Raja Perang kembali bergumam kesal: "Bahkan jika yang kalian katakan benar, bukankah dia tidak mati? Aku memang selalu merasa tatapan kalian berdua si tua itu aneh, sering cari masalah dengan Laozi. Dulu kukira kalian cemburu, ternyata begini asal mulanya."
Keduanya menyeringai sinis.
Tak lama, Leluhur Keluarga Jiang tertawa: "Masa lalu bagai asap, kami tak sudi berhitung denganmu. Dulu kau panggil 'Kakak' kesana kemari, setelah pertimbangan matang, kami putuskan mengabaikanmu. Usiamu pun tak muda lagi, secara hitungan usia malah lebih tua darimu. Panggilan 'Kakak' mesramu itu, kejadian sebelumnya biarlah berlalu."
Zhang Tao memandangnya dengan sorot mata penuh kecurigaan.
Si tua tak tahu malu ini!
Mulai ayah angkat sampai kakak, seberapa tebal muka Anda?
Raja Perang tetap tenang: "Usiaku dihitung mulai 300 tahun lalu."
Aku tak mengakui diriku setua itu!
Aku masih muda!
Soal panggilan kakak dan ayah angkat itu urusan sepele, waktu itu aku memang belum mengerti apa-apa.
Setelah itu, pernahkah Laozi memanggil mereka?
Leluhur Jiang dan Zheng saling bertukar pandang merendahkan, tak melanjutkan omongan.
Sementara mereka berdebat, Leluhur Zhou tak hadir. Leluhur Meng dan Liu justru hadir di tempat.
Leluhur Liu menangkupkan tangan: "Jangan lihat aku. Kisahku tak serumit kalian. Aku lahir akhir Dinasti Song, saat peristiwa Mo Wenjian sudah lewat. Aku pun tak tahu detail kejadian saat itu."
"Hanya seorang petarung sekte biasa dengan bakat pas-pasan. Masa itu adalah periode tersulit dalam latihanku. Sampai level enam, aku tak bisa berkembang lagi."
Aku berkeliling Bertanya Jalan, lalu berpapasan dengan Raja Penahan, bisa dibilang setengah muridnya, kalau disebut murid juga tidak apa."
Raja Penahan mengatur sebuah daerah untukku bertapa, berlatih ratusan tahun, nyaris mencapai Level Puncak, lalu turun gunung langsung mengawasi Gunung Penjagal..."
"Kaki tangan!"
Raja Perang tiba-tiba mengumpat, bergumam kesal: "Nah ini dia, apa kata hantu tua itu langsung kau turuti. Dulu saat mau Bubar, kau masih berakting menipu Laozi, bilang 'sudah datang ya menetap saja', rupanya kompak main strategi sama si hantu tua."
Leluhur Keluarga Liu tidak mempermasalahkan, tersenyum tanpa kata.
Akhirnya yang hadir menatap Leluhur Meng. Melihat pandangan mereka, Leluhur Keluarga Meng lama baru berkata: "Aku petarung kebangkitan."
"Ya?"
"Petarung kebangkitan dari Istana Wan Yuan."
Leluhur Keluarga Meng bertutur lembut: "Sejujurnya, mungkin aku bawahan Mo Wenjian? Mungkin! Dulu di Istana Wan Yuan, kutemukan sumber kehidupanku, berlatih terus hingga mencapai Level Puncak... beberapa hal, aku juga tak paham."
"Bagaimana dengan hantu tua keluarga Zhou?"
Raja Perang bertanya, menatap Leluhur Keluarga Jiang: "Kalian yang umurnya panjang, ingatan masih utuh, kenal dia?"
"Pak Zhou..."
Leluhur Keluarga Jiang berpikir sejenak baru menjawab: "Tanya saja langsung padanya. Kalau dia tak mau bicara, kami tak pantas bicara."
"Ada apa yang tak pantas!"
Raja Perang bersuara berat: "Bicara terus terang, hari ini si Zhang sedang menguji batas. Yang bekerja sama adalah orang sendiri, yang menyembunyikan bukan orang sendiri! Lao Li dan Lao Xiao itu kolot, sekalipun ada rencana, malas urusi mereka. Bagaimana situasi Pak Zhou?"
Sebenarnya yang hadir juga paham maksud ini, kalo nggak tak akan bertahun-tahun tak dibahas, sekarang baru diungkap.
Leluhur Keluarga Zheng merenung sejenak: "Lao Zhou... Situasinya agak campur aduk. Begini... Dia adalah Sang Maha Paus generasi sebelumnya."
“……”
Ekspresi wajah Zhang Tao berubah.
Leluhur Keluarga Zheng menggelengkan kepala: "Jangan berpikir macam-macam, hubungannya dengan Sang Paus sekte sesat sekarang tidak signifikan. Dia punya nama lain, Dewa Satu. Bukankah kalian sebelumnya menangkap Dewa Tiga? Dia dan si itu seangkatan."
"Tentu, dia mungkin tak kenal si itu. Orang-orang ini saling tak mengenal."
"Lao Zhou sebelum Pertempuran Besar di Tanah Pertempuran Raja pecah, sudah mengkhianati sekte. Saat itu dia baru masuk Level Puncak, memimpin sekte sesat di dunia manusia, bisa dibilang sebagai Sang Paus."
"Kemudian dia berkhianat, dikejar-kejar bertahun-tahun. 2000+ tahun lalu, orang ini terpojok sampai meledakkan Golden Body-nya, meninggalkan spiritualitas yang tersegel di Gunung Penjagal."
"Belakangan Raja Penahan menemukannya, memulihkan Golden Body-nya, sehingga terciptalah Lao Zhou sekarang."
Zhang Tao bersuara berat: "Dia paham situasi sekte sesat?"
"Ini... Tak begitu jelas. Secara umum mirip dengan Dewa Tiga, hanya juru bicara bidak catur saja."
"Level Puncak cuma juru bicara?"
Leluhur Keluarga Zheng menggelengkan kepala: "Saat itu, Level Puncak tidak sesedikit sekarang, sebenarnya lebih banyak. Kau tak tahu, sebelum Pertempuran di Tanah Pertempuran Raja, jumlah Level Puncak benar-benar banyak.
Sebuah Surga duniawi tanpa tujuh delapan Level Puncak, pantaskah disebut Surga duniawi?
Berapa banyak Surga duniawi yang ada di masa lalu?
Benar-benar ada 108 sekte besar dan tak terhitung organisasi kecil-menengah. Bisa dibayangkan, meski Level Puncak saat itu merupakan petarung terkuat, belum menjadi kekuatan penentu.
Jadi Pak Zhou juga tidak tahu banyak. Masalah sekte sesat cukup rumit, mungkin ada beberapa Dewa level yang membimbing secara diam-diam."
Zhang Tao melihat mereka sejenak, setelah berpikir berkata: "Mengingat kalian hidup sejak zaman itu, aku masih ingin bertanya: mengapa beberapa teknik bela diri kuno tidak diwariskan?"
Mereka saling pandang. Leluhur Keluarga Zheng menggeleng: "Bukan tidak mewariskan. Begini, teknik zaman itu sebenarnya tidak cocok untuk kalian. Di era kami, esensi kehidupan dan batu energi hanya sebagai sumber daya pelatihan pendukung.
Dibandingkan latihan sekarang, jauh lebih boros dan sia-sia.
Kau pernah dapat teknik Gulat Kuno, tahu beberapa metodenya yang menghabiskan sumber daya secara ekstrim.
Tapi sumber daya Bumi terbatas. Kami pun tak bisa terus merampas sumber daya untuk orang lain..."
Akhirnya Raja Penahan berpesan: "Jangan wariskan teknik itu, cukup turunkan 《Metode Tempering Fisik》.
《Metode Tempering Fisik》adalah fondasi dasar zaman dulu. Kami kemudian menyempurnakannya, tidak membutuhkan banyak sumber daya dan energi."
Dan, konflik utara-selatan di masa lalu juga membuat kita masih berdebar-debar. Kami merenung, sekarang sebaiknya jangan sampai terulang lagi kejadian dulu itu, jangan sampai konflik utara-selatan meletus kembali.
Jadi kami juga tidak mewariskan teknik bela diri yang terlalu berat biasnya. Teknik-teknik jaman dulu memang memiliki bias..."
Zhang Tao bersuara berat: "Lalu bagaimana selanjutnya? Saat kita butuh teknik spiritual nanti..."
Leluhur Keluarga Zheng menghela nafas: "Ini baru berapa tahun? Beberapa tahun lalu petarung level tinggi masih sedikit. Teknik spiritual tak banyak gunanya. Siapa sangka... kalian tiba-tiba punya begitu banyak petarung tinggi.
Bagi kami, puluhan tahun bukanlah sesuatu. Kami belum siap, kalian sendiri sudah merenggut tekniknya. Sebenarnya tanpa merenggut pun, latihan kalian juga cukup baik.
Dipikir-pikir lagi, lupakan saja, tidak perlu diwariskan.
Zaman Gulat Baru, mari mulai semuanya dari awal, ini bagus.
Lihatlah kami sebagai contoh. Latihan sebenarnya bermasalah, kalo nggak, tak mungkin selama ini tak ada perkembangan.
Petarung level Dewa di masa lalu semuanya punya peluang besar. Dengan latihan normal, sulit untuk berkembang."
Zhang Tao mengangguk halus, mengakui intelijen ini.
Tapi setelah berpikir sebentar, dia tetap bertanya: "Lalu apa sebenarnya situasi anggota Keluarga Yang itu? Kenapa tiba-tiba pergi ke Domain Kuno dan tewas di sana?"
Mereka saling pandang. Leluhur Keluarga Zheng menjawab: "Dia sudah lama tak berkembang dalam latihan. Memori masa lalunya telah musnah total. Berbeda dengan Jiang Tianming yang sengaja dihapus memorinya oleh Gong Yu Zi dkk. Beberapa anggota tua Yang ini terluka terlalu parah, terpaksa memusnahkan ingatan."
"Jadi mereka sedang terluka, tingkat latihan sebenarnya tidak bisa naik kecuali lukanya sembuh."
"Hal ini, Lao Yang sendiri juga menyadarinya."
"Kebetulan, tua-tua di Xu Ling Dong Tian sebelumnya tidak tahu memelihara apa, sepertinya sesuatu yang memperbaiki kemampuan spiritual. Pokoknya daya tariknya untuk kita cukup besar."
"Kita yang tidak menetap di sana masih bisa, tapi Lao Yang yang sering di sana, berdekatan dengan pihak lain."
"Setelah bolak-balik, akhirnya tidak tahan, masuk ke dalam ingin mencuri harta karun. Akhirnya mungkin membuat Tang Zongzhu marah, tidak bisa menahan tangan, membunuhnya."
Zhang Tao mengerutkan kening bertanya: "Raja Penahan tidak mengurus?"
Leluhur Keluarga Zheng menggelengkan kepala: "Masalah ini sulit diurus. Lao Yang... adalah murid Tang Zongzhu, menantang mentor... ini kesalahan besar, di zaman apapun begitu. Dulu Lao Yang diselamatkan Tang Zongzhu dengan pengorbanan besar, sekarang dia sendiri melakukan ini, sulit diurus."
"Apakah anggota Keluarga Yang tidak tahu detailnya..."
"Sekalipun tidak tahu, setelah masuk, Tang Zongzhu pasti akan menjelaskan." Leluhur Zheng menghela nafas: "Awalnya mungkin dia tidak paham, tapi setelah masuk pasti mengerti. Akhirnya tetap mati, itu pasti karena tidak mendengarkan, nekat sendiri sampai dibunuh."
"Ini namanya cari mati. Dia murid Tang Zongzhu, semua ilmu bela dirinya diajarkan oleh Tang Zongzhu."
"Diri sendiri sedang terluka, mana mungkin jadi lawan Dewa level?"
"Kudengar, akhirnya mati sambil berlutut di jalan kekaisaran itu, benar?"
Zhang Tao mengangguk halus: "Sebelumnya saya sempat melihat sekilas, kurang lebih seperti itu."
“Nah itu benar, mungkin Pemimpin Tang juga sedang sifat panasnya muncul, bahkan setelah mati pun dia dibuat berlutut, mungkin hatinya terluka. Dari sisi Lao Yang... juga tidak bisa berkomentar, pada akhirnya memang terlihat sedikit terobsesi. Bukankah Fang Ping dan anak-anak itu pernah ke sana? Katanya mereka bahkan masuk, Pemimpin Tang tidak turun tangan, itu menandakan dia masih normal, tidak kesurupan.”
Ini bisa dianggap urusan internal keluarga, organisasi sedang membersihkan gerbang, Zhang Tao juga tidak bisa berkomentar, menghela napas: “Sebelumnya sempat berpikir, setidaknya sudah menjaga manusia selama ratusan tahun, pemimpin Xu Ling Dong Tian ini, tanpa penjelasan langsung membunuh Leluhur Yang, harusnya kita cari masalah... Sekarang masalah ini, memang, sulit untuk dikomentari.”
Leluhur Keluarga Zheng tersenyum: “Urusan ini jangan kau campuri, masalah Lao Yang biarlah berlalu. Prioritas utama tetap pada Segel Langit Besar, kebetulan kau sedang terluka, belakangan ini banyak-banyaklah merenungkan hal ini.”
“Kalau mayat Leluhur Yang...”
“Ini mungkin tidak bisa direnggut kembali. Saat itu Raja Penahan menyuruh keturunan Keluarga Yang untuk mengambilnya, sebenarnya ingin melihat pikiran Pemimpin Tang. Tapi Yang Daohong tewas di sana, mungkin Pemimpin Tang tidak mempersiapkan untuk mengeluarkan mayatnya dari gunung.”
Zhang Tao mengangguk halus, tersenyum: “Pertanyaan terakhir, apa situasi di Gunung Wangwu? Kalau tidak ada orang yang keluar dari Gunung Wangwu masih bisa dimaklumi, tapi Raja Penahan yang menjaga di sana selama ratusan tahun, bagaimana ini bisa terjadi?”
Leluhur Keluarga Zheng berkata dengan senyum pahit: "Jangan tanya, ini terlalu rumit! Gunung Wangwu, Domain Pertama, sekte pertama, Dewa pertama... Singkatnya banyak yang nomor satu! Daftar Tiga Alam Fengyun kali ini, pihak lain sampai tidak masuk 10 besar tiga alam... Bukan tidak bisa, tapi penyusun daftar takut.
Raja Penahan menjaga ratusan tahun, tetap tidak berani masuk. Anda harus paham maksudnya.
Sifat mereka juga tidak baik, lebih baik jangan diprovokasi.
Mereka sudah ribuan tahun tidak keluar, bukan tidak bisa, tapi tidak mau.
Fengyun Daoren ini jelas tokoh sebelum Perang Raja di Tanah Pertempuran Raja, yang paham sifat mereka.
Anggap saja entitas itu tidak ada di dunia. Kalau Anda sembarangan membuat masalah, dia akan menggeledah tiga alam mencari Anda, tidak berhenti sebelum membunuhmu.
Lihatlah, berani tidak Fengyun Daoren membuat daftar untuk mereka?
Selain itu, kalau Zhao Xingwu benar-benar arahanmu, jangan biarkan dia mendekati Gunung Wangwu. Penerus sudah berapa generasi, siapa tahu diakui atau tidak.
Raja Penahan mengabaikan karena menyimpan rencana licik.
Tunggu saja, berapa pun yang masuk liang bumi akan tewas. Raja Perintah, Li Zhu berani masuk pun akan mati satu per satu..."
Ekspresi Zhang Tao berubah: "Aku harus beri tahu si nak Fang Ping, jangan sembarangan masuk. Dari penjelasan ini, lawan terlalu kuat dan mengerikan."
"Tentu! Saat Tian Gou masih hidup, lewat Gunung Wangwu pun tidak berlama-lama, takut membuat masalah."
Leluhur Keluarga Zheng menggelengkan kepala, jelas mengetahui beberapa hal tentang pihak lawan, namun tak mau banyak bicara.
Zhang Tao tersenyum, dalam hati merasa lega. Laozi sebelumnya mengutak-atik peringkatnya, untung tidak bocor. Kalo nggak, kalau ketahuan, apa nggak bakal nyari-nyari masalah sama gue?
Sebelumnya sangat percaya diri, kali ini satu lawan tiga, nyaris tumbang. Dia jadi tak lagi sembrewen seperti dulu.
