“Dalam beberapa hari ke depan, Shanghai mulai mempersiapkan World Martial Assembly.”
“World Martial Assembly yang dimaksud adalah pertemuan perwakilan dari Enam Situs Suci di Shanghai untuk membahas masalah Tanah Pertempuran Raja.”
“Di Kompetisi Bela Diri Pemuda Dunia sebelumnya, yang datang adalah generasi muda.”
“Sedangkan kali ini, yang hadir adalah pejuang-pejuang senior.”
“Fang Ping, yang dulunya hanya peserta muda dalam kompetisi, kini menjadi pemimpin utama dalam assembly ini.”
“Di Tiongkok, para Level Puncak tidak turun tangan.”
“Diselenggarakan di Shanghai dengan pimpinan Departemen Hari, Fang Ping secara wajar menjadi salah satu pemimpin utama pertemuan ini.”
……
“Bandara Shanghai.”
“Sebuah pesawat khusus perlahan mendarat.”
“Tak lama kemudian, pesawat berhenti.”
“Dari dalam pesawat, beberapa pejuang bermata biru dan berambut pirang turun dengan melayang.”
“Rosses, apa perasaanmu?”
“Saat itu, di antara para pejuang yang melayang turun, seseorang bertanya sambil tersenyum.”
“Rosses, pemimpin tim Surga Para Dewa di Kompetisi Pemuda, dijuluki 'Tak Terkalahkan di Level Enam'.”
“Dulu saat datang ke Tiongkok untuk berkompetisi, penuh keyakinan namun akhirnya pulang dengan keadaan memprihatinkan.”
“Rosses kini terlihat jauh lebih matang dan stabil dibanding sebelumnya.”
“Rambut pirangnya bersinar lebih terang.”
“Mendengar pertanyaan rekan di sampingnya, Rosses menjawab tenang: 'Fang yang membantai habis di sarang iblis, kini masuk jajaran teratas Ranking Angin dan Awan, sudah jauh melampauiku'.”
“Cuma begitu saja kau menyerah?”
“Pemuda yang baru saja bertanya itu kembali tertawa.”
Rosses melihat ke rekan, setelah dipikir, perlahan berkata: "Kali ini kita datang untuk bernegosiasi tentang Tanah Pertempuran Raja, Motier, meskipun kamu keturunan Dewa Perang, tapi aku menyarankan jangan memprovokasi Fang Ping..."
Rekannya yang merupakan garis darah keturunan langsung Dewa Perang, lebih kuat darinya dan lebih tua, kini telah memasuki level delapan.
Tapi level delapan berani memancing amarah Fang Ping?
Motier tampak tidak puas, baru hendak membuka mulut, di depan, pemimpin tim seorang pria paruh baya berambut pirang berkata dingin: "Motier, tutup mulut! Kali ini berani membuat masalah di Tiongkok, tak ada yang bisa menyelamatkanmu!"
Setelah berkata, berhenti sebentar, menambahkan: "Memprovokasi Fang Ping... Kamu akan mati dengan mengenaskan! Jangan memberi masalah pada Yang Mulia Dewa Perang!"
Mendengar ini, Motier agak tersentuh, berkata melalui transmisi suara: "Apa Fang Ping benar begitu mengerikan?"
Pria paruh baya di depan cepat menjawab: "Fang Ping tentu bukan lawan Yang Mulia Dewa Perang, tapi Raja Militer sangat kuat, kini bahkan dihormati oleh enam Situs Suci sebagai pemimpin sejati, tak boleh dilanggar."
"Dihormati sebagai pemimpin sejati? Kenapa aku tidak tahu ini?"
Motier terkejut, enam Situs Suci menghormati Raja Militer sebagai pemimpin, hal ini belum pernah didengarnya.
"Baru dua hari lalu, enam Situs Suci telah mencapai kesepakatan, sekarang pihak Bumi mengangkat Raja Militer sebagai yang tertinggi, agar tidak dihancurkan satu per satu."
"Tapi..."
"Jangan meragukan lagi!"
Pria paruh baya di depan telah melihat pejuang Tiongkok yang datang menyambut, cepat-cepat berkata: "Dalam pertemuan ini, kamu dan Rosses hanya sebagai pengamat tanpa hak suara! Ingat kata-kataku, jangan memprovokasi Fang Ping. Sebagai keturunan Yang Mulia Dewa Perang, jika bertikai dengan pejuang biasa di Tiongkok, negara ini tidak akan menghukummu terlalu berat... Begitu bentrok dengan Fang Ping dan dibunuh, Yang Mulia Dewa Perang pun tak akan turun tangan!"
Mendengar ini, ekspresi Motiel langsung berubah serius.
Dibunuh?
Dia salah satu dari dua keturunan generasi ini milik Dewa Perang, yang selama ini berkuasa sewenang-wenang di Surga Para Dewa.
Tapi sekarang dia justru diberi tahu bahwa meski dibunuh pun tak ada yang membelanya, membuat Motiel semakin waspada dan terkejut.
Nama Fang Ping dari Tiongkok kini sudah mendunia.
Tapi karena belum pernah bertemu langsung, dia belum sepenuhnya paham apa makna sebenarnya dari Fang Ping.
……
Tak lama setelah kedatangan pejuang Surga Para Dewa, beberapa kenalan Fang Ping juga tiba.
Baru saja pejuang Surga Para Dewa pergi, sebuah pesawat lagi mendarat.
Sekelompok penyihir jubah hitam keluar.
Kontingen Pegunungan Andes telah tiba.
Rosekar, perempuan jubah hitam yang pernah ikut kompetisi pemuda, kini terlihat lebih lelah dibanding dulu. Dia tak lagi menutupi wajahnya yang cantik, tapi matanya memancarkan kelelahan.
Dalam pertempuran liang bumi Shanghai sebelumnya, Tiongkok meraih kemenangan besar dengan mengeksekusi beberapa Raja Sejati.
Sedangkan Pegunungan Andes yang hanya punya sedikit Level Puncak justru kehilangan satu di antaranya.
Sang Level Puncak ini adalah leluhur Ruska!
Turun dari pesawat, di samping Ruska, seorang pria paruh baya berkulit kuning berambut cokelat panjang berkata melalui transmisi suara: "Ruska, leluhur telah runtuh, kini kemuliaan keluarga tak lagi bersinar. Fang Ping dari Tiongkok masih lajang. Saat kompetisi pemuda dulu kau berkenalan dengannya. Kali ini bisa kau uji..."
Ruska melirik pria paruh baya itu. Secara generasi, pria ini sebenarnya masih kakeknya. Tapi kini, saat menyebut Fang Ping, nada bicaranya terkesan ingin menjilat.
Ruska tak membuka mulut. Dia menunduk, tak melanjutkan percakapan.
Pria paruh baya itu pun tak banyak bicara. Dalam hati ia menghela napas: Fang Ping dari Tiongkok, siapa di antara berbagai kekuatan yang tak ingin menjalin hubungan?
Fang Ping masih lajang. Tak akan sedikit yang mengincarnya kali ini.
……
Kota Totem, Dunia Menara Seribu, Situs Suci Buddha Kuno.
Kekuatan-kekuatan besar ditambah perwakilan dari berbagai negara satu per satu tiba di Shanghai.
Petarung level delapan-sembilan yang jarang terlihat biasanya, kini terus bermunculan di Shanghai.
Tapi Fang Ping sama sekali tak terlihat.
Tian Mu dan kawan-kawanlah yang bertugas menjemput tamu. Ketidakhadirannya tak dipertanyakan siapa pun.
Bahkan saat utusan Kota Zhenxing datang, Fang Ping tetap tak muncul.
Semua pihak mengira Fang Ping masih bertapa, jadi tak ada yang membahasnya.
……
Fang Ping yang dikira masih bertapa itu, saat ini sedang malas-malasan berbaring di hamparan rumput.
Tangan kirinya mencubit kepala besar Kucing Liar, tangan kanannya memijit pipi tembem Fang Yuan. Kedua kakinya bersandar di punggung Jiao. Berjemur di bawah matahari dengan sangat nyaman.
"Tentu saja, Jiao jelas tidak nyaman."
"Si koki semakin keterlaluan!"
"Sayang, pemberontakannya sia-sia. Koki semakin kuat, memberinya kesan lebih mengerikan dari banjir besar dan monster ganas."
"Ditambah kucing bodoh itu dicubit kepalanya, Jiao pun pasrah."
"Di hati Jiao ada penghinaan tak terbatas. Kucing bodoh yang sekuat itu bisa dicubit kepalanya seenaknya, tidak tahu memberontak?"
"Kucing Liar jelas tak punya niatan seperti itu."
"Dicubit ya dicubitlah, memberontak capek."
"Penipu bilang kali ini akan membawakannya minuman, menunggu makan daging sapi bersama. Kucing Liar yang sibuk mengingat minuman, malas mengurus kepala dicubit penipu."
"Kalau ada makanan, dicubit dikit tak apa."
"'Kucing liar, pejuang-pejuang asing itu, dulu ada nggak?'"
"Dari Kucing Liar ke Saudara Kucing, ke kucing liar, panggilan Fang Ping berubah begitu alami tanpa kesan janggal."
"Kucing Liar sepertinya tak menyadarinya, tetap menyipitkan mata berjemur di bawah matahari dengan malas: 'Ada sih... Tapi dulu kayaknya pejuang level tinggi nggak banyak. Dulu dunia manusia adalah kue besar, mereka tinggal di pinggir-pinggir. Setelah daratan hancur, mereka pun pergi mengambang.'"
"'Begitu ya?'"
"Fang Ping agak terkejut, tiba-tiba penasaran: 'Bumi dan liang bumi dulu benar-benar satu kesatuan?'"
"'Iya...'"
"Kucing Liar malas-melasan menyapu bersih paha ayam di depannya, melanjutkan: 'Awalnya cuma lautan luas dengan tiga kue. Alam dewata paling besar, wilayah kedua, dunia manusia ketiga..."
"Lalu kami berpisah, ada yang memindahkan alam dewata ke langit, wilayah daratan tetap di tempatnya, dunia manusia dipindahkan ke sisi lain..."
"Kemudian dibuat dinding domain langit-manusia, jadilah tiga alam."
"Siapa yang melakukan ini?"
Fang Ping masih tergetar, seberapa luas liang bumi itu?
Saat ini liang bumi luasnya 10 kali lipat daratan Bumi, dan itu belum semuanya. Dulu sebagian besar hancur lebur, yang tersisa hanya sedikit.
"Para penguasa?"
Kucing Liar kembali mencuri camilan di depan Fang Yuan, dengan santai melanjutkan: "Sepertinya iya, siapa yang peduli."
Fang Yuan di samping memutar matanya, kucing ini benar-benar tak tahu malu. Sudah menyimpan banyak camilan sendiri, masih mencuri miliknya.
Fang Ping merenung sejenak, berpura-pura santai: "Kucing besar, pinjamkan Golok Dewa padaku. Aku akan memotongkan daging sapi untukmu."
"Baik... tidak baik!"
Kucing Liar seketika sadar, melirik Fang Ping dengan sebelah mata: "Golok Dewa ini buat kucing ini memotong ikan. Kalau diberikan padamu, habis!"
"Kucing besar... kamu benar-benar salah paham padaku!"
Fang Ping menghela nafas: "Kamu bilang tidak makan manusia, mual kalau makan! Tapi apa itu Golok Dewa? Relik Suci! Sudah membunuh orang? Sudah! Banyak sekali! Usus-usus, otak, bahkan kotoran... Waduh, tidak tahu sudah terkontaminasi berapa banyak, jijik sekali!"
Wajah Kucing Liar berubah pucat!
"Kamu malah pakai itu untuk memotong ikan. Katakan, apa kamu ikut makan kotoran-kotoran itu? Bermacam-macam tinja... Benar-benar menjijikkan..."
"Aduh mual!"
Kucing Liar seperti merasa mual, memanjangkan leher gembilnya dengan ekspresi ingin muntah-muntah.
Penipu... omongannya terdengar benar!
Golok Dewa, pernah membunuh manusia!
Banyak orang yang disodokkan sampai mati!
Ini... kucing ini sampai memakainya untuk memotong ikan, kenapa sebelumnya tidak terpikir ya?
Berarti kucing ini sudah makan banyak sampah-sampah itu?
Kucing Liar kembali muntah-muntah.
"Kucing bodoh!"
Jiao dalam hati kembali mengumpat, banyak cingcong!
Ini lagi-lagi apa?
Kau sampai harus muntah, kalau bukan cingcong terus apalagi?
Fang Ping melanjutkan: "Makanya aku minta kau simpan di sini. Kalo nggak, nanti setiap lihat pasti ingat kau sudah makan darah manusia, usus, kotoran..."
Plak!
Ekor Kucing Liar memaruknya, matanya penuh kekesalan: "Jangan lanjut! Kalau terus dibahas, beneran kucing ini mau muntah!"
Fang Ping menghela napas: "Sudah, terserah! Simpan sendiri saja. Sesekali dijilat-jilat, rasanya juga enak..."
"Meong!"
Kucing Liar tak tahan, merajuk: "Jangan diomongin lagi! Dipinjamkan saja! Relik Suci kan nggak kena noda..."
"Sedikit pasti ada bekasnya."
"Masih ngomong!"
"Sudah, Kucing Besar, mana Golok Dewa?"
Kucing Liar menggerutu, cakarnya mengorek-ngorek entah di mana. Sejenak kemudian, sebilah merah darah... pisau dapur muncul di cakarnya!
Fang Ping melirik, wajahnya langsung memucat.
Pisau dapur?
Beneran pisau dapur?
“Kucing Liar sepertinya tahu apa yang dipikirkannya, bergumam: ‘Bisa berubah kok, jadi bentuk yang lebih panjang juga bisa.’”
Fang Ping baru lega, sepertinya benar juga, Senjata Dewa milik Lao Yao dan yang lain, sepertinya memang bisa melakukan perubahan bentuk.
Fang Ping merebut pisau dapur, baru saja hendak bicara, Kucing Liar menatapnya: “Harus dikembalikan ya, yang pinjam tidak mengembalikan, semuanya mati lho.”
“Baik!”
Fang Ping menyetujui dengan mudah, soal kapan mengembalikan... lihat saja kapan sudah tidak butuh lagi.
Golok Pemenggal Dewa di tangan, sepertinya tidak berbeda dengan senjata dewasa biasa.
Fang Ping penasaran: “Relik Suci ini selain kualitasnya lebih kokoh, tidak ada keuntungan lain?”
“Ada dong!”
Kucing Liar cepat menanggapi: “Saat memotong ikan, bisa pakai tenaga lebih kecil!”
Fang Ping mengartikannya: Saat membunuh orang, bisa meledakkan kekuatan yang lebih kecil.
Peningkatannya sepertinya cukup signifikan.
“Hanya itu?”
Relik Suci yang diburu para pejuang, Fang Ping merasa pasti masih ada efek khusus lain?
“Bisa dibawa ke Ruang Dimensi Asal...”
Kucing Liar kali ini memberikan informasi yang tidak diketahui Fang Ping: “Kamu bisa pakai pisau dapur untuk membelah jalan dewa orang, seru!”
Ekspresi Fang Ping berubah, cepat bertanya: “Maksudmu, aku bisa bawa relik suci masuk ke Ruang Dimensi Asal atau Jalan Kekuatan Inti?”
Kucing Liar menggerutu: “Tidak tahukah? Bukannya kamu punya zirah kecil? Zirah Inti itu tiruan relik suci... itu meniru Zirah Kaisar!”
Fang Ping kini tersadar, dia hampir lupa dirinya masih memiliki set zirah inti.
"Zirah Perang Inti bisa dibawa ke Ruang Dimensi Asal, meningkatkan pertahanan, maka Relik Suci tentu juga bisa dibawa masuk."
"Kalau begitu, saat aku membawa Relik Suci bertarung...Aku bisa menyusup ke jalan harapan mereka, menggunakan Relik Suci untuk membabat jalan harapan mereka?"
"Betul."
Fang Ping tergetar, ini bisa dilakukan!
Inikah Relik Suci sebenarnya?
Di dalam jalan harapan, dia sama sekali tidak memiliki daya serang.
Sebelumnya saat mengintip jalan harapan beberapa orang, dia hanya bisa mengamati saja.
Tak kusangka!
Di dalam hati, Fang Ping mulai membayangkan dirinya memasuki jalan harapan Level Puncak, menggunakan Golok Dewa untuk membabat. Bisakah dia membunuh mereka?
Kucing Liar seolah tahu isi hatinya, berkata dengan malas: "Meskipun punya Relik Suci, kau tetap tak bisa membabat. Dewa sejati sangat kuat. Jika kau masuk, mereka mungkin akan menemukanmu lalu menendangmu keluar, atau menyodokkanmu sampai mati..."
Fang Ping mengangguk, tapi tetap bersemangat: "Kalau begitu, dengan membawa Golok Dewa, mungkin aku bisa diam-diam membunuh petarung level sembilan top itu?"
"Tidak tahu, coba saja."
Kucing Liar malas menjawab lagi. Dia hampir tertidur karena kepanasan matahari.
Melihat itu, Fang Ping berhenti bertanya. Hatinya puas. Setelah berjemur beberapa hari, akhirnya berhasil membujuk Relik Suci Golok Dewa.
Sepadan!
Tapi tak lama Fang Ping menemukan masalah: "Ini tidak bisa diukir?"
"Ini milikku, sudah ada pemiliknya... Kecuali kau mencapai level dewa sejati, baru bisa mengukirnya."
"Kucing Liar mulai sadar, sepertinya tertawa dalam hati, 'Sekarang kamu hanya bisa pakai, kalau hilang tak bisa ambil kembali, kucing ini bisa tarik kembali.'"
Fang Ping menggerutu, kucing ini belum terlalu bodoh, sampai menyimpan satu trik.
Kucing Liar tak peduli dia memaki atau tidak, meminjamkan saja sudah baik, masih ingin tidak mengembalikan? Tidak mungkin.
Fang Ping berhasil merebut Golok Dewa, tujuannya tercapai.
Untuk Pedang Penghakiman Surgawi dan sejenisnya, biarkan dulu.
Bulu kucing harus dipetik sedikit demi sedikit, kalau langsung membuat Kucing Liar ketakutan, itu tidak baik.
Setelah kembali mengacak-acak kepala besar Kucing Liar, Fang Ping bangkit, menyemangati diri, aura malasnya lenyap seketika, dengan siaga penuh berkata: "Lanjutkan temani Fang Yuan bermain, jangan sembarangan pergi ke liang bumi! Gundul, sikat baik-baik bulu kucingnya, aku pergi dulu!"
Fang Yuan kesal, benar-benar jadi penyikat bulu.
Kakak sekarang melarangku ke sekolah, profesi penyikat bulu.
Fang Ping tak peduli kekesalannya, Fang Yuan lebih aman bersama Kucing Liar. Kucing ini sendiri kuat, anak buahnya juga kuat. Kalau Kucing Liar tak bisa lindungi, Lao Zhang pun belum tentu bisa.
……
Keluar dari kompleks perumahan, raut canda Fang Ping menghilang.
Ekspresinya serius, di luar kompleks sudah banyak orang menunggu.
Bei Gongjian melihatnya keluar, lega berkata: "Menteri Fang, semua hampir berkumpul di Departemen Hari. Kapan rapat resmi dimulai?"
"Ada Level Puncak yang datang?"
"Ada!"
Bei Gongjian membuka mulut: "Tapi level puncak kali ini tidak akan muncul, Menteri Chen juga sudah tiba, sekarang tidak tahu di mana menjemput beberapa level puncak ini, sampai sekarang belum muncul."
"Sudah tahu."
Fang Ping melaju sangat cepat, meski berjalan kaki terlihat lambat, saat ini malah lebih cepat dari mobil sekitar. Setelah berjalan sebentar bertanya lagi: "Semua keluarga sudah memastikan Dua Raja tidak akan turun tangan?"
"Ini... belum ada kabar pasti untuk sementara."
"Harus ada jawaban tegas, kalo nggak, mereka tinggal tepuk tangan semuanya langsung hancur, mau protes ke mana."
"Ini mungkin harus menunggu konferensi dibuka baru bisa dapat jawaban resmi."
"Ya."
Fang Ping juga tidak menjelaskan detail, semua hal ini bisa ditunda sampai konferensi dimulai.
Kali ini enam situs suci dan perwakilan negara-negara semua sudah datang.
Target utama adalah relik suci peninggalan Demon Emperor atau proyeksi Kaisar Bumi. Fang Ping sekarang lebih penasaran, relik apa sebenarnya ini?
Tanah Pertempuran Raja, dia sudah dua kali kesana tapi belum pernah masuk ke medan dalam.
Bahkan Kota Zhenxing terus menjelajahi, membuat cultivator Kasta Sembilan mereka tetap aktif di area Tanah Pertempuran Raja. Jelas ini seizin Raja Penahan.
Apakah Raja Penahan juga tertarik?
Tentang karakter Raja Penahan, Fang Ping tidak terlalu paham. Tapi harta biasa mungkin tidak menarik bagi pejuang level tinggi seperti dia?
"Apa terkait Benih Kebangkitan?"
Fang Ping menduga dalam hati, mungkin saat konferensi ini dibuka rahasia akan mulai terungkap.
