Gedebuk!
Ketika Fang Ping berada sekitar puluhan li dari Pulau Immortal Gunung Awan, suara ledakan bergemuruh terdengar.
Meski indra kemampuan spiritualnya samar, Fang Ping bisa melihat pulau raksasa di kejauhan!
Saat ini, di udara dari semua penjuru, para monster siluman sedang menyerang pulau.
Di bawah air, energi meledak-ledak.
Di dalam Pulau Immortal Gunung Awan, para pejuang segera mengeluarkan jurus pamungkas, menyingkirkan para monster siluman itu melalui segel ruang.
……
Di bawah kaki Fang Ping, hiu siluman itu menggigil ketakutan.
Dia sudah merasakan krisis!
Bukan hanya krisis, saat ini tubuh emas hiu siluman itu cepat terkikis. Dia harus segera mencari pulau untuk beristirahat.
Tapi baru saja muncul pikiran ini, seberkas materi abadi mengalir dari bawah kaki Fang Ping. Tubuh emasnya yang terkikis mulai pulih.
Fang Ping mengabaikannya, tetap menginjak kepala hiu sambil menatap ke kejauhan.
"Inikah pulau-pulau immortal di laut?"
"Fang Ping ini pertama kalinya melihat pulau immortal di laut, agak terkejut. Dia mengira pulau immortal di laut hanya sebuah pulau biasa, tapi sekarang..."
"Ini benar-benar sebuah pulau?"
"Daratan yang sangat besar itu, tak terlihat konturnya sekilas, memberinya kesan seperti benua baru. Ini masih disebut pulau?"
Fang Ping meski terkejut, cepat pulih kembali.
"Benar juga, di dunia yang dipenuhi bintang-bintang berbakat, serangan Dewa level mungkin bisa membuat terowongan sepanjang ribuan li. Kalau terlalu kecil, para pejuang pasti merasa terhimpit."
"Tak hanya besar, tapi energinya juga melimpah ruah!"
Meski berada jauh, Fang Ping bisa merasakan energi yang sangat berlimpah dari pulau itu.
Ini memiliki prinsip serupa dengan Tianwaitian dan Domain Kuno.
Saat ini, pulau raksasa itu sedang dikepung oleh pasukan bangsa monster.
Di kehampaan, membran seperti gelombang air itu tampak bergetar, sepertinya akan segera hancur.
Fang Ping berpikir sejenak lalu bertanya: "Mengapa bangsa monster laut harus menyerang pulau immortal? Jika mencari habitat, bukankah tidak sulit? Laut Terlarang sangat luas, aku tak percau tidak ada pulau tak berpenghuni. Mengapa harus bertarung dengan pejuang pulau immortal?"
Hiu siluman tidak heran dengan pertanyaannya. Pejuang daratan mungkin memang kurang memahami hal ini.
Mendengar pertanyaan Fang Ping, hiu siluman segera menjawab: "Tuan, Laut Terlarang secara berkala mengalami pemberontakan. Saat itu, air laut memiliki daya korosi yang sangat kuat. Tidak hanya itu, air laut juga akan mengalir ke tempat-tempat terkumpulnya energi."
Sedangkan pulau tak berpenghuni, begitu dihuni bangsa monster tanpa benteng alam isolasi, air laut akan cepat menggerogoti para monster yang membawa energi.
Berbeda dengan pulau immortal, sebagian pulau immortal adalah serpihan langit yang tak akan terkikis air laut.
Sebagian lainnya meski bukan serpihan langit, saat Dinasti Demon Emperor runtuh dulu, banyak pejuang menyerbu dan merampas serpihan benua Demon Emperor yang bisa menahan erosi air laut."
Monster hiu ini benar-benar tahu, lalu menambahkan: "Dan selama Laut Terlarang dalam kekacauan, mustahil menyerap energi di laut. Hanya di pulau immortal dengan formasi besar, kita bisa berlatih normal."
Monster hiu itu memandang iri: "Selain itu, hanya di pulau immortal ada kesempatan naik level jadi dewa sejati! Menurut pemimpin pulau, hanya pulau-pulau ini yang terhubung dengan jalan utama."
Laut Terlarang... sebenarnya tak terhubung dengan jalan utama. Mencapai Jalan Harapan di sini sangat sulit!
Di pulau immortal, jalan utama masih utuh karena serpihan langit atau peninggalan penguasa tertinggi, bukan tempat pemusnahan jalan."
Fang Ping heran: "Kalau begitu, kenapa kalian monster tak naik ke darat?"
Menurut monster hiu, sangat sulit mencapai Level Puncak di Laut Terlarang.
Hanya di lokasi serpihan langit atau peninggalan Dinasti Suci Kaisar Bumi, harapan mencapai Level Puncak bisa terwujud.
"Kalau susah sekali, lebih baik memilih ke daratan saja."
Hiu siluman berkata melalui transmisi suara: "Dulu, pernah ada bangsa monster yang berpikir untuk naik ke darat, tapi di Benua Dewa sana, Pejuang juga banyak. Dewa sejati monster memiliki wilayah mereka sendiri. Yang ingin naik ke darat biasanya adalah monster non-level dewa sejati."
"Monster level non-dewa sejati mana bisa melawan para dewa sejati di Benua Dewa itu? Setelah dibunuh mundur beberapa kali, akhirnya mereka menyerah."
"Tanah terlarang di zona pantai sebenarnya adalah kompromi. Mendekati pantai masih bisa mencapai Tao. Raja Sejati liang bumi juga tidak mau ikut campur urusan laut. Jadi monster yang ingin jadi dewa sejati, jika tidak bisa menemukan serpihan langit di laut, akan pergi ke tanah terlarang pesisir."
Fang Ping mengangguk halus, "Ini masuk akal. Raja Sejati liang bumi memang banyak."
"Di puncak kejayaan dulu ada ratusan. Pulau-pulau immortal di laut punya pulau sendiri, tidak tertarik naik ke darat. Yang ingin naik ke darat biasanya monster tanpa sandaran diri dan kekuatan."
"Monster seperti itu mana berani melawan para Raja Sejati?"
"Kalau Raja Kun sudah mencapai Tao, buat apa menyerang pulau?"
Hiu siluman kali ini tidak paham, menjawab dengan hati-hati, tidak memberikan jawaban ke Fang Ping.
Fang Ping juga tidak memperhatikan. Level delapan di Laut Terlarang terlalu lemah, wajar jika tidak tahu.
"Tapi mungkin Raja Kun dan monster lainnya menyerang pulau immortal karena ada keuntungan lain."
"Kalo nggak, Fang Ping rasa monster itu tidak akan berjuang mati-matian melawan para Level Puncak."
"Bahkan jika Raja Kun kuat, tapi lawan memiliki Level Puncak, belum tentu bisa menang dengan mudah."
"Tuan, Raja Kun sudah bertarung dengan Pulau Immortal Gunung Awan. Haruskah hamba kecil ini memutar jalan?"
Hiu siluman sangat khawatir Fang Ping akan menyuruhnya ke sana - tempat yang dipenuhi bintang-bintang berbakat, mudah terjebak dalam kematian.
Fang Ping pun saat ini sedang merenung.
Pulau Immortal Gunung Awan sepertinya hampir hancur. Haruskah aku pergi?
Adapun Raja Kun, tidak semudah itu dihadapi.
Meski ingin menghadiahi kucing liar agar tidak merasa dikucilkan, tapi membunuh Raja Kun... bukanlah hal biasa.
Lagipula jika turun tangan di sini, bisa menarik perhatian dan menimbulkan keraguan identitasku.
Kedatangannya ke Laut Terlarang punya dua tujuan: mencari markas sekte sesat dan menyembuhkan lukanya. Terbongkarnya jejak bisa memicu pengepungan petarung sekte.
Termasuk Kaisar Halilintar!
"Ini sulit!"
Fang Ping memutuskan untuk meninggalkan rencana penyelamatan Pulau Immortal. Lagi pula bantuan manusia belum tentu dihargai.
Pola pikir orang-orang kolot ini sangat ia pahami.
Seringkali pertolongan dianggap pamrih atau kewajiban. Jika yang menolong sesama immortal masih bisa diterima, tapi bantuan dari petarung manusia selalu dianggap wajar.
Mentalitas kesombongan elit ini takkan berubah dalam sekejap.
Bahkan mungkin merasa diselamatkan oleh petarung dunia manusia adalah sebuah aib!
Fang Ping sedang merenungkan apakah akan memutar jalan... Tiba-tiba, sorot matanya mulai berubah-ubah.
Apakah aku... bertemu dengan kenalan?
Bukan, siluman kenalan?
……
Bersamaan itu.
Di luar Pulau Immortal Gunung Awan.
Pasukan besar bangsa monster berbaris panjang melintasi lautan, mendekati wilayah ini.
Di depan pasukan, berdiri monster berlapis emas dengan corak macan tutul raksasa.
Monster itu memiliki satu tanduk di kepala yang memancarkan kilauan emas gemilang.
Saat ini, monster tersebut menunjukkan semangat berkobar dan kesombongan yang luar biasa.
Pasukan monster langsung bergerak menuju Pulau Immortal Gunung Awan dan wilayah Raja Kun.
Dari kejauhan, monster berlapis emas itu menggelegar dengan suara manusia: "Yang Mulia Raja Kun, Yunmu Zhenjun, tahan dulu tindakanmu!"
Kini, Yunmu Zhenjun telah meninggalkan pulau dan bertarung di luar melawan Raja Kun.
Mendengar suara itu, manusia dan monster sama-sama menatap monster berlapis emas tersebut.
Monster berlapis emas ini bukan level puncak, tapi termasuk pejuang top di antara Kasta Sembilan. Monster non-Level Puncak umumnya sulit berbicara, namun beberapa spesies langka zaman kuno bisa menghasilkan suara manusia sebelum mencapai level puncak.
Jelas, garis keturunan monster berlapis emas ini sangat istimewa.
Raja Kun yang telah berubah menjadi pemuda tampan dengan wajah muram, bertanya dingin: "Tian Jiao, apa maksudmu datang ke sini?"
Tian Jiao!
Ya, Jiao, Golden Horned Beast adalah Jiao yang telah menghilang selama berhari-hari.
Tapi...sekarang Jiao memiliki marga, marga Tian.
Kucing Liar mengatakan leluhurnya adalah Tian Gou. Sekarang Jiao juga tahu, Tian Gou adalah Dewa, pejuang tak terkalahkan. Meskipun leluhur sepertinya sudah mati, memiliki marga Tian tidak masalah.
Memiliki marga Tian itu sangat hebat!
Juga menghindari orang lain menyebut dirinya Golden Horned Beast. Monster di bawah Level Puncak umumnya tidak memiliki nama unik, hanya sedikit yang memilikinya.
Tapi Jiao tetap memberi diri sendiri nama: Tian Jiao.
Jiao mendengar dia berbicara dengan suara menggema: "Perintah Tuan Ming Ting! Belakangan ini tidak boleh ada kekacauan. Bangsa monster dan manusia luar negeri bisa bernegosiasi, belum tentu harus memulai perang!"
Tuan Ming Ting...sebenarnya adalah Pendeta Gila.
Sedangkan Jiao...sekarang adalah petarung terkuat di bawah Pendeta Gila, komandan pasukan iblis, garis darah resmi Ming Ting, elang setia.
Jiao masih bangga dengan pilihannya. Dulu, dia dilempar oleh kucing besar itu ke kedalaman Laut Terlarang, berteriak tapi tidak ada yang menolong.
Saat itu, perang besar bangsa monster baru saja terjadi di lautan.
Dia juga terlibat beberapa kali, nyaris dibunuh.
Untungnya cukup lihai, tidak hanya selamat tapi juga memanfaatkan kesempatan menghancurkan banyak monster, kekuatan semakin bertambah.
Awalnya dia sudah bersiap pulang, tidak tinggal di lautan lagi.
Tapi hari itu, langit runtuh dan tsunami di Laut Terlarang, nyaris membunuhnya dalam kekacauan.
Juga kesialan menimpa, saat itu kebetulan bertemu dengan pendeta gila yang tak bisa masuk Makam Langit, pihak lain seperti gila, ledakan kegilaan, membantai monster laut dengan semena-mena.
Jiao nyaris ketakutan setengah mati, entah sudah berapa kali mengumpat Kucing Liar, di saat genting, mendapat inspirasi mendadak, mendengar beberapa kata pendeta gila, berteriak "Ada metode masuk Makam Langit", langsung bersujud, mengakui pendeta gila sebagai Tuan.
Maka, barulah terjadi adegan hari ini.
Tentu saja, tentang cara masuk Makam Langit... Jiao tahu apa? Tapi soal membujuk, sebagai bijak di antara monster, ia masih punya sedikit kemampuan.
Tak lebih dari ia mengenal Kucing Liar, Kucing Liar tahu cara masuk, sedangkan Kucing Liar sekarang hilang - kalau ditemukan, pasti bisa masuk.
Kali ini gagal, berarti lain kali.
Pokoknya pasti ada metode!
Karena Kucing Liar suka barbekyu, Jiao menyarankan pendeta gila mengumpulkan dulu sumber daya berharga, bila bertemu Kucing Liar, dirinya bisa membantu bicara - Kucing Liar takkan mau bantu tanpa imbalan.
Percaya atau tidak, pendeta gila mempercayainya.
Kucing Liar... Pendeta gila juga tahu sedikit.
Soal makan-minum-hiburan masih bisa, tapi mau menyuruh Kucing Liar bekerja tanpa memberi keuntungan? Tak mungkin.
Meski kini Kucing Liar telah masuk Makam Langit, apa Makam Langit takkan pernah terbuka lagi?
Sedangkan Kucing Liar, dialah yang tahu letak Makam Langit. Yang lain meski keluar, belum tentu bisa menemukannya.
Berdasarkan hal ini, percaya pada perkataan Jiao, berhasil menaklukkan sekelompok bangsa monster. Awalnya berniat menjadikan mereka barbekyu, namun kemudian Jiao merasa pulau immortal di laut sudah tidak memiliki pejuang. Kita rebut sebuah basis, membangun istana kucing untuk Kucing Liar adalah ide bagus.
Kucing Liar suka melakukan hal seperti ini!
Maka, muncullah pendeta gila yang bukan berasal dari monster laut, terlibat dalam Pertempuran besar ini. Memimpin beberapa monster menyerang pulau.
Tapi Jiao sama sekali tidak punya niat membangun istana kucing. Orang ini berpikir sederhana: perang, semakin banyak pertempuran semakin baik. Monster yang mati semakin kuat dan banyak semakin baik.
Ia manfaatkan momentum untuk mengumpulkan keuntungan, menghancurkan beberapa bangkai pejuang. Mungkin bisa naik ke Level Puncak.
Punya tukang pukul gratis tapi tidak digunakan, bukankah itu bodoh?
Selama ini ia ingin membujuk pendeta gila dan monster Level Puncak untuk berperang. Sayangnya meski orang tua ini gila, masih segan bertarung dengan Level Puncak. Ini menggagalkan strategi licik Jiao.
Kini ia harus mengumpulkan sedikit demi sedikit. Perlahan menghancurkan monster Kasta Sembilan, mengumpulkan Kekuatan dan fondasi. Menunggu kesempatan menghancurkan monster Level Puncak untuk melihat peluang naik level.
Fang Ping tidak akan tahu, separuh kekacauan di laut terkait erat dengan Jiao.
Orang ini sengaja menciptakan kekacauan. Mengandalkan Kekuatan pendeta gila dan statusnya sebagai tukang pukul utama di bawah komandannya, tanpa henti membuat masalah. Berkonflik dengan pulau immortal bahkan monster laut.
Pertempuran besar, itu sudah terjadi tidak tahu berapa kali.
Jiao selama hari-hari ini sudah kenyang makan, bahkan lupa urusan pulang ke Shanghai. Malas kembali, di sini lebih menyenangkan - makan enak, minum enak, plus segerombolan bangsa monster sudah ditaklukkannya.
Pendeta Gila hampir tidak mengurus apa-apa, semuanya diatur Jiao. Dengan menyombongkan diri memakai pengaruh Fang Ping, Jiao sudah sering cari keuntungan.
……
Perkataan Jiao membuat Raja Kun tak bisa menahan wajahnya yang muram.
Ia hampir berhasil menjebol benteng alam Pulau Immortal Gunung Awan, sekarang disuruh berhenti?
Meski Pendeta Gila kuat, belum tentu bisa mengalahkannya.
"Jiao Langit, ini wilayahku! Kalian bertarung urusan kalian, kami ngurus urusan kami. Kapan giliran Ming Ting memberi perintah padaku?"
Jiao bersuara keras: "Tuan Raja Kun, ini maksud Tuan Ming Ting! Aku cuma menyampaikan! Tuan Ming Ting mengusulkan semua pihak bernegosiasi - Pulau Immortal Gunung Awan akan menyerahkan beberapa pulau lepas pantai untuk ditempati bangsa monster bawahanmu. Jika menolak, Tuan Ming Ting akan turun tangan langsung menyingkirkan pejuang level tinggi, memusnahkan keluarga, dan menghancurkan sekte mereka!"
Nada bicara Jiao tidak sopan, terdengar agresif.
Ini memang maksud Pendeta Gila, tapi sebenarnya ia ingin fokus persiapan serangan ke sekte sesat. Saat ini tidak ingin bermusuhan dengan pulau-pulau immortal laut. Jiao dikirim untuk bernegosiasi damai.
Sedangkan ide Jiao: "Kalau tidak ada perkelahian, buat apa kamu ada?!"
Aku belum mencapai Level Puncak!
Pendeta gila-gilaan ini malah ingin bertapa, mana boleh!
Jiao kali ini datang sudah bulat tekad, tidak bertarung pun tidak bisa, Laozi memang sengaja ingin sombong, ingin memancing musuh kuat untuk pendeta gila, paling bagus membujuk mereka saling bertarung, mati satu berarti untung satu.
Kalau beberapa Pejuang Level Puncak tewas, mayatnya sebaiknya ditinggalkan, terutama dari bangsa monster, seperti ikan raksasa kuat ini. Jika mati dan jasadnya tersisa, mungkin dengan menghabiskanku bisa mencapai Level Puncak, menjadi Penguasa sejati!
Dengan berbagai pikiran ini, Jiao juga sudah mempersiapkan rencana kabur sewaktu-waktu. Membawa banyak monster sebagai payung pelindung.
Saat ini, melihat Raja Kun diam, Jiao kembali menggelegar: "Raja Kun, kau berani melawan perintah Tuan Mingting? Di Laut Terlarang ini, Tuan yang terkuat! Siapa berani membangkang, bersiaplah dieksekusi langsung oleh Tuan!"
Setelah berkata, menatap Zhenjun Yunmu: "Zhenjun Yunmu, sejak Tuan Mingting sudah memberi perintah, Pulau Immortal Gunung Awanmu harus menyerahkan sebagian pulau untuk latihan bangsa monster! Tidak hanya itu, pulaumu juga harus membayar upeti tahunan kepada Tuan!"
Ekspresi Zhenjun Yunmu langsung pucat pasi!
Upeti?!
Selain pernah membayar upeti kepada Penjaga Laut dulu, mereka memang tak pernah memberi upeti ke siapa pun.
Lagipula Kaisar Gunung Awan adalah Dewa level. Meski sekarang pergi, belum tentu sudah mati.
Mingting memang kuat, tapi bukan Dewa. Sekarang berani memaksa Pulau Immortal Gunung Awan membayar upeti? Sungguh keterlaluan!
Jiao tidak peduli pada mereka, saat ini telah bersiap untuk kabur kapan saja.
Asalkan orang-orang ini turun tangan, dia akan pulang untuk mengadukan bahwa mereka tidak hanya membangkang tetapi juga menghina Zhenjun Mingting sebagai sampah, dan berencana bekerja sama untuk membunuhnya...
Jiao sudah merencanakan semuanya, setelah pulang akan membujuk mereka untuk berperang, membunuh satu per satu sambil mengumpulkan keuntungan sampai mencapai level puncak.
Jadi pelayan manusia?
Zhenjun Mingting terlalu berkhayal!
Aku adalah Raja Bangsa Monster wilayah selatan ketujuh, keturunan Dewa Langit, statusku sangat mulia.
Para Raja Manusia yang terkenal di Tanah Kebangkitan sekarang, semuanya adalah mantan koki-ku.
Raja Militer dan Raja Penahan yang termasyhur... mereka semua pernah memberikan segel kerajaan padaku.
Jiao masih ingat, dulu di wilayah selatan ketujuh, sang koki memberinya segel resmi dari tokoh-tokoh penting, mengukuhnya sebagai penguasa.
Tidak hanya itu, aku juga kenal Kucing Liar, meski tidak bisa diandalkan tapi tetap pejuang level tinggi, bisa dibilang masih ada hubungan darah.
Dengan status setinggi ini, mana mungkin jadi pelayan petarung level puncak biasa?
Kalau ada keuntungan, jadi cucu pun masih bisa ditolerir.
Tapi sekarang mereka ingin berhenti berperang? Tidak boleh! Jiao belum mencapai level puncak, orang-orang ini harus terus bertarung mati-matian.
Saat ini, Jiao merasa sedikit menyesal.
Mungkin harus pergi ke liang bumi Shanghai, entah apakah sang koki bisa datang ke luar negeri sekarang.
Banyak sumber daya berharga di seberang lautan!
Sendirian sebagai monster takkan sanggup, tapi kalau ajak sang koki jadi tukang pukul, mungkin bisa meraih sesuatu yang besar.
“Sekarang aku memimpin banyak bangsa monster dari luar negeri. Makhluk-makhluk polos dari pulau-pulau immortal di laut ini benar-benar tak punya kecerdasan. Suruh mereka menyerang siapa pun langsung nurut. Dengan tambahan kekuatan Level Puncak dan dipadu dengan kecerdasan Jiao yang tak tertandingi, mungkin bisa menjadi Penguasa lautan.”
Jiao masih berkhayal. Di udara, manusia dan monster itu sama-sama ekspresi wajah menjadi pucat, tapi tak kunjung turun tangan seperti yang dibayangkan Jiao.
Zhenjun Yunmu kini terjepit di kedua pihak, juga tak ingin melanjutkan pertempuran agar Pulau Immortal Gunung Awan tak benar-benar dimusnahkan.
Sementara Raja Kun paham alasan pendeta gila mengajak gencatan senjata.
Sebelumnya saat pendeta gila pergi ke domain luar, dia juga ikut. Pertempuran besar melawan sekte sesat akan segera pecah. Saat seperti ini, memulai konflik lagi dengan pulau-pulau immortal di laut belum tentu memberi keuntungan.
Tapi pengetahuan tak mengubah kenyataan. Di saat kemenangan atas Pulau Immortal Gunung Awan sudah di depan mata, Raja Kun masih sangat kesal.
Meski hati mendidih, Raja Kun mengerti pendeta gila sangat serius menangani urusan sekte sesat. Jika sekarang bentrok dengan pihak lain, mengikuti karakter lawan, mungkin benar-benar akan bertarung sampai darah penghabisan dengannya.
Ekspresi Raja Kun suram, tapi tangannya tak bergerak.
Melihat ini, Jiao mulai menggerutu.
Sudah dipojokkan sampai begini, kalian masih bisa menahan diri?
Para petarung terkuat dari laut ini, kenapa tak punya semangat? Serang saja Zhenjun Mingting itu!
Jika kalian tak berperang, di mana aku bisa mendapatkan bangkai Level Puncak untuk ditelan?
“Apa perlu kuprovokasi lagi?”
“Tapi kalau provokasinya keterlaluan, mereka pasti membunuhku, bukankah itu sial?”
Jiao menggerutu, sekarang harus bagaimana.
Serba salah aduh!
Hatinya tak tenang, tak berani sembarangan berpetualang. Seandainya ada cultivator level puncak di dekatnya yang menjamin keselamatannya, pasti dua cultivator puncak itu akan meledak marah.
……
Jiao sedang merenung dalam kekesalan.
Fang Ping menatap makhluk bertanduk emas raksasa di kejauhan, lama kemudian bergumam ragu, "Ini Jiao?"
Rasanya agak mirip!
Armor emas itu, tanduk tunggalnya, semuanya sangat mirip dengan Jiao.
Tapi semangatnya jauh lebih kuat dibanding Jiao yang baru naik Kasta Sembilan. Dari jarak sejauh ini saja, Fang Ping sudah merasakan kekuatannya yang mungkin hampir mendekati level puncak.
"Apakah ini Jiao? Makhluk ini sampai bisa memimpin begitu banyak bangsa monster..."
Fang Ping melihat Jiao yang dikelilingi ratusan monster dari segala penjuru, sekitar separuhnya mungkin berkasta sembilan, membuatnya tergetar.
Anjing besar ini, bagaimana caranya?
Bisa bertahan di Laut Terlarang!
Tapi setelah dipikir-pikir, kemampuan diplomasi anjing ini memang bagus. Dulu di Domain Kuno saja dia sudah bisa akrab dengan monster setempat hingga bisa tinggal di sana. Sekarang bisa bertahan di Laut Terlarang juga bukan hal yang mustahil.
"Bunga sosialita!"
Fang Ping terharu, anjing besar ini sampai bisa menyusup ke tingkat tinggi bangsa monster. Mungkinkah dia memanfaatkannya?
Dia benar-benar khawatir, saat tiba di Jalan Langit Awan, mungkin tak ada kesempatan untuk menyusup.
Kalau anjing besar ada di sini... mungkin ada kesempatan!
Tidak hanya itu, anjing besar di sini menjadi pemimpin bangsa monster, Bangsa Dewa Hydraulic juga ada di sini, diri sendiri mungkin bisa menyusun jebakan di luar negeri!
Sorot mata Fang Ping berkedip-kedip, wilayah laut!
Laut Terlarang adalah titik buta manusia, apa yang terjadi di sini sulit diketahui manusia.
Jika kabar sampai ke dunia manusia, urusan mungkin sudah lama berakhir.
Tapi jika manusia punya markas di tengah lautan, harta karun langka akan terus diangkut ke dunia manusia, juga bangkai monster liang bumi level delapan akan dibuat menjadi Senjata Dewa dan dikirim kembali.
Tidak hanya itu, termasuk urusan Makam Langit, Makam Langit palsu, dan sekte sesat, wilayah laut akan segera mengetahuinya...
Semakin dipikirkan, Fang Ping semakin tergoda.
Harus menghubungi anjing besar ini!
Selain itu, jika sekte sesat punya bangkai Tian Gou, membawa anjing besar mungkin akan memberi hasil jerih payah tak terduga.
Memikirkan ini, Fang Ping seketika menarik kembali aura-nya.
Di bawah kaki, hiu monster mengira Fang Ping sudah pergi, membalikkan tubuh dan menatap, tapi melihat Fang Ping melayang di udara, nyaris mati kaget!
Masih bertahan!
Ia tidak menyangka ini adalah Raja Manusia, pejuang top seperti ini menyamar sebagai monster level delapan, wajar jika tidak terdeteksi.
Fang Ping tidak sempat mengabaikannya, kemampuan spiritual mulai meluas.
Di tengah jalan, emosi sudah terkumpul sempurna.
Seketika, di benak Jiao tiba-tiba terdengar suara familiar yang sarat dengan perasaan tak terbatas.
"Saudara Jiao, akhirnya ketemu kamu! Tidak sia-sia aku mengambil risiko meninggalkan kepentingan besar umat manusia untuk mencarimu! Kucing Liar itu tega meninggalkanmu begitu saja. Aku khawatir beberapa hari ini. Syukur kau baik-baik saja, Saudara Jiao. Sekarang aku bisa tenang!"
Fang Ping hampir menangis saat berkata: "Anjing besar, kau merasakannya?"
"Aku sudah berkorban banyak untuk mencarimu!"
Di saat yang sama, Jiao justru bingung!
Koki datang?
Mencari dirinya?
Demi mencari dirinya, sampai mengabaikan Tanah Kebangkitan?
Ini... sangat mengharukan, meski terasa ada yang aneh!
