Gerakan Jiao menjadi kaku!
Koki benar-benar datang. Baru saja memikirkannya, eh dia sudah muncul.
Sangat mengejutkan!
Terutama perjalanan koki yang menyeberangi gunung dan sungai sejauh 10.000 li untuk mencarinya, membuat Jiao bimbang antara terkejut atau senang.
Tapi... apakah koki punya niat baik seperti ini?
Bukan pertama kali Jiao tertipu. Dia selalu curiga ucapan koki belum tentu jujur.
Tapi kalau bukan mencari dirinya, untuk apa datang ke Laut Terlarang?
Saat masih berpikir, suara Fang Ping kembali bergema di benaknya: "Saudara Jiao, dua Level Puncak itu berniat jahat? Cepat pergi! Aku segera datang untuk bertempur habis-habisan melawan mereka. Kau partnerku, tak boleh diinjak-injak orang lain!"
Mendengar ini... Jiao sedikit tersentuh.
Dua Level Puncak lho!
Koki langsung bertindak begitu saja?
Tapi sekarang bukan saatnya berkelahi, kedatangan sang koki tiba-tiba membuat Jiao berpikir untuk merencanakan langkah jangka panjang!
Padahal sebelumnya masih berniat memprovokasi dua Level Puncak, tiba-tiba Jiao berseru lantang: "Mohon maaf Tuan-tuan, hamba kecil hanya menyampaikan perintah Tuan Mingting, tak bermaksud menghina. Silahkan Tuan-tuan pertimbangkan, hamba pamit dulu agar tak membuang waktu Tuan-tuan!"
Sang koki datang, lebih baik bergabung dulu!
Soal kedua orang ini, nanti lihat apakah ada kesempatan untuk menyelesaikan.
Jiao berbalik tubuh lalu kabur, di bawah sorotan mata terkejut Raja Kun dan Zhenjun Yunmu, makhluk yang baru saja begitu arogan itu kini lari secepat kilat.
Manusia dan siluman saling memandang dengan sorot mata dingin, tak ada lagi niat melanjutkan pertempuran, segera mundur.
Pertempuran sementara berhenti di sini.
Keduanya perlu merenungkan cara menghadapi situasi selanjutnya.
……
Sepuluh menit kemudian, Jiao meninggalkan pasukan utama dan menyelinap ke tempat terpencil.
Tak lama, Fang Ping tiba mengendarai hiu siluman.
Mata Fang Ping langsung memerah melihat Jiao!
Meski belum pernah melihat wujud baru Fang Ping, Jiao langsung mengenalinya. Perasaan campur aduk: Ternyata sang koki benar-benar datang.
Mengingat pertama kali bertemu sang koki dulu, saat itu Fang Ping masih level tiga.
Saat itu dirinya sendiri baru memasuki level delapan.
Sekejap mata, katanya sang koki sudah mencapai Level Puncak, sementara dirinya... juga hampir mencapainya.
“Waktu berlalu cepat, semua orang sudah jadi kuat.”
“Koki yang sudah sekuat ini masih ingat dirinya sendiri, sungguh tak mudah.”
““Koki……””
“Jiao bisa bicara!”
“Tapi Fang Ping mendengar panggilan ini, dalam hati mengumpat: Kau baru koki, seluruh keluargamu koki!”
“Anjing besar ini bukan makhluk baik, tak sadarkah kau?”
“Sekarang statusku apa, kau panggil aku koki, tak takut kubunuh kau?”
“Baiklah, saat ini Jiao masih berguna, lupakan, untuk sementara tak perlu peduli.”
“Fang Ping tersenyum-senyum: “Saudara Jiao, akhirnya ketemu juga!””
“Usai berkata, Fang Ping menginjakkan kaki, hiu monster langsung pingsan. Fang Ping menendang hiu siluman ini hingga terlempar. Kali ini tak dibunuh. Setidaknya bangsa monster ini sudah mengantarkannya, ampuni nyawanya tak masalah.”
“Utamanya di sini monster terlalu banyak, level sembilan pun banyak. Ia juga meremehkan monster level delapan.”
“Jika dulu, pasti sudah membunuh hiu siluman ini.”
“Jiao juga tak peduli hiu siluman, nada suaranya campur aduk: “Koki, kenapa kau datang?””
““Saudara Jiao……””
““Koki……””
“Fang Ping tiba-tiba merinding. Aduh, anjing besar ini ngapain sih.”
“Aku sedang mengharu biru, kau juga ikut?”
“Kalau kau cewek cantik mungkin tak masalah. Tapi dengan kepala besar mengerikan ini masih berteriak begitu, pantaskah?”
Tidak bisa berkata-kata meski begitu, Fang Ping tetap cepat-cepat berkata: "Saudara Jiao, karena sudah ketemu kamu, ikut aku pulang yuk! Selama beberapa hari ini tidak bertemu, aku sangat khawatir akan keselamatanmu..."
"Pulang?"
Ekspresi Jiao menunjukkan pergumulan. Sebelumnya memang ingin pulang, tapi sekarang... Usahaku baru dimulai, tidak mau pulang!
Jiao juga tidak ragu, langsung menjawab: "Koki, Aku belum bisa pulang sekarang, belum mencapai level puncak! Lagipula aku baru saja ingin mencari kamu, kali ini mau melakukan hal besar!"
Fang Ping mendengar ucapannya merasa agak tidak nyaman.
Anjing besar ini, cuma bisa mengaung saja.
Baru terasa seperti anjing kalau mengaung, sekarang sudah bisa bicara, membuatku tidak nyaman.
Manusia dan siluman ini sekarang malas melanjutkan formalitas.
Fang Ping mendengarnya tidak mau pergi, baguslah, justru kalau kamu pergi aku yang pusing.
Saat ini, Fang Ping cepat-cepat bertanya: "Masalah besar apa?"
Sorot mata Jiao berkedip, dengan semangat berkata: "Aku ingin menjadi Raja Laut Terlarang, Raja bangsa monster, Koki, apakah ini masalah besar?"
“……”
Dalam hati Fang Ping mengumpat habis-habisan, ambisimu memang tidak kecil.
Masih mau jadi Raja Laut Terlarang, perkataan ini bahkan level puncak tidak berani ucapkan, tidak, level Dewa pun tidak berani bilang begitu.
Tapi lewat mulut tetap tersenyum: "Saudara Jiao sampai memiliki semangat sebesar ini, benar-benar membuatku tercengang! Dulu di wilayah selatan ketujuh, aku pernah bilang, cepat atau lambat Saudara Jiao bisa jadi Raja bangsa monster, sekarang tujuan sejati perlahan mendekat, selamat!"
Setelah formal, Fang Ping segera melanjutkan: "Tapi masalah ini tidak sesederhana itu. Selain kekuatan yang ada sekarang, Laut Terlarang sebenarnya masih memiliki satu kekuatan besar lain, sekte sesat! Jika tidak ada sekte sesat, kalau Saudara Jiao bilang begitu, aku pasti akan membantu mewujudkan keinginanmu! Tapi sekarang ada sekte sesat, dan mereka bahkan punya level Dewa, ini jadi sulit!"
Fang Ping mengikuti topik: "Tentu saja, belakangan ini aku juga punya konflik dengan sekte sesat. Sedang mencari cara untuk membunuh mereka, tapi ini masalah yang rumit."
Fang Ping mengerutkan kening: "Sekte sesat sangat kuat. Aku ingin melawan mereka, tapi sama sekali tidak tahu apa-apa tentang mereka. Saat ini master manusia tidak banyak, kita juga tidak bisa sembarangan berperang dengan sekte sesat. Meski kekuatanmu tidak lemah, Saudara Jiao, menurutku jarakmu ke Level Puncak masih selangkah lagi."
Fang Ping menghela nafas: "Saudara Jiao, bagaimana kalau pulang saja..."
"Tidak pulang."
"Pulanglah."
"Tidak pulang..."
Jiao menggelengkan kepala besarnya: "Sudahlah, Koki! Jangan bohongi aku lagi! Sudah berapa lama aku mengenalmu? Setiap kali menipuku! Kucing itu juga bilang kau penipu besar. Katakan, apa maumu? Mari kita bekerja sama!"
Jiao memilih untuk tidak lagi berpura-pura.
Kau pikir aku benar-benar percaya omong kosongmu.
Awalnya sempat percaya, tapi segera sadar tidak boleh percaya.
Koki ini penipu ulung. Dulu bilang Raja Militer adalah ayahnya, dia keturunan Raja Sejati, juga bilang Raja Ular adalah bawahannya...
Tapi setelah datang ke dunia manusia, dia tahu segalanya.
Penipu besar ini, setiap kata yang diucapkannya tak bisa dipercaya.
"Kalau kali ini dikatakan datang mencari diriku sendiri... mana mungkin dia percaya!"
Begitu aku membuka mulut, si koki langsung mengalihkan ke sekte sesat, pasti bukan untuk mencari diriku.
Fang Ping terdiam membeku!
Ini... kecerdasannya meningkat ya!
Sekarang tidak bisa dibujuk lagi?
Aku kira kau benar-benar percaya, ternyata kau malah bilang begitu. Aku kecewa, sampai hampir terjerumus olehmu si anjing besar ini.
Fang Ping menggerutu, aduh, sekarang manusia dan siluman sulit dibodohi.
Si kucing liar juga, sejak pergi ke dunia manusia, semakin sulit dibujuk.
Fang Ping berhenti bermain-main dengan Jiao, membuka suara: "Sederhana, aku ke sini untuk menyusup ke sekte sesat! Jangan bilang ini tidak ada hubungannya denganmu!"
Fang Ping tidak memberi kesempatan bicara, dengan ekspresi serius: "Ini justru terkait denganmu! Leluhurmu, bangkai Tian Gou ada di sekte sesat! Saudara Jiao, tahukah kau apa artinya ini? Begitu leluhurmu benar-benar mati, mungkin kau bisa mewarisi jalan utamanya, menjadi petarung terkuat di tiga alam!"
Mata Jiao melotot lebar!
Bangkai leluhur?
Jenazah Tian Gou di sekte sesat?
Jiao menelan ludah, asli atau palsu?
"Lalu... lalu apa yang kau mau aku lakukan?"
Jiao tetap memilih percaya, menurutnya kemungkinan koki menipu dalam hal ini kecil.
Bekerja sama dengan koki, selalu ada hasil yang didapat.
"Sementara belum pasti, tahu di mana Pulau Tianyun?"
"Tahu."
"Tahu ada seseorang bernama Yunsheng di sana?"
Jiao menggelengkan kepala, ini tidak tahu.
Tapi segera berkata: "Di Jalan Tianyun ada seorang Yunfei Zhenjun, yang ini aku tahu, apakah Yunsheng adalah keturunannya?"
Fang Ping menggelengkan kepala, mana dia tahu ini.
Tapi Yunfei Zhenjun... apakah dia anggota sekte sesat?
Pulau Tianyun mungkin semuanya anggota sekte sesat!
Yunfei Zhenjun... dalam daftar 72 Dewa, memang ada Difei Zhenjun yang belum mati, tidak tahu apakah ada hubungan dengan Yunfei Zhenjun ini.
Fang Ping segera bertanya: "Apa kamu punya cara menyusup masuk? Atau berhubungan dengan Pulau Tianyun, beri aku waktu untuk kontak khusus dengan Yunsheng."
Dia ingin menyamar sebagai Yunsheng masuk ke sekte sesat, setidaknya harus memahami beberapa hal.
Sama sekali tidak tahu, nekat masuk sekte sesat, itu sama saja menunggu ketahuan.
Mata besar Jiao berkilat: "Seharusnya bisa! Pulau Tianyun sekarang sedang dikeroyok, hampir tidak bisa bertahan! Aku sekarang adalah Jendral Tongyao di bawah Mingting Zhenjun, punya hubungan baik dengan bangsa monster di mana-mana. Aku bisa bernegosiasi, kalau Pulau Tianyun tidak ingin hancur, pasti setuju..."
Jiao menambahkan: "Bisa menempatkan lokasinya di Pulau Tianyun, jadi kamu bisa masuk!"
Setelah berkata, penuh harap: "Leluhurku, bangkainya benar-benar di sekte sesat?"
Sulit dipercaya!
Kalau bisa mewarisi Jalan leluhur, bukankah aku bisa jadi monster terkuat di tiga alam!
Tidak hanya monster terkuat, tapi juga pejuang terkuat, lagipula semua pejuang top sudah mati.
"Tentu saja!"
Fang Ping menjawab dengan pasti, Jiao berpikir sejenak lalu berkata: "Kalau begitu... Mari kita bunuh dulu Raja Kun itu, setelah aku makan Raja Kun, mungkin aku bisa mencapai Level Puncak. Bagaimana menurutmu, Koki?"
Fang Ping tersenyum: "Saudara Jiao, soal ini... Jika jalan besar Tian Gou hanya bisa diwarisi oleh non-Level Puncak, bukankah usahamu mencapai Level Puncak akan sia-sia? Begini saja, jika ternyata tidak perlu non-Level Puncak untuk mewarisi, kita bicarakan lagi nanti, setuju?"
Jiao tampak khawatir, keuntungan yang belum diraih membuatnya tidak tenang.
Tapi tak lama kemudian ia menganggukkan kepala besarnya, memang benar, kalau warisan ini hanya untuk non-Level Puncak, dirinya pasti akan rugi.
Fang Ping bergumam kasar dalam hati, belum mulai bekerja sudah minta imbalan, anjing besar ini sama sekali tidak manis.
Lagipula dia masih punya urusan lain, mana mungkin sekarang membuat kegaduhan besar.
Setelah berpikir, Fang Ping menambahkan: "Selain itu, belakangan aku bekerja sama dengan suku hidrolik. Tampaknya mereka masih ada masalah. Saudara Jiao, bawalah pasukan monstermu untuk melihat apakah bisa membantu..."
"Suku hidrolik? Bukankah krisis mereka sudah selesai..."
Jiao menggelengkan kepala besarnya: "Katanya dulu setelah bekerja sama dengan kalian, raja monster yang mengepung mereka langsung kabur membawa pasukannya ke pulau immortal lain."
Fang Ping akhirnya merasa lega, sambil melayang di udara ia berkata: "Kalau begitu, Saudara Jiao segera carikan cara untuk menyelundupkanku ke Pulau Tianyun! Tapi harus natural, jangan sampai membuka kedok!
"Dan, Saudara Jiao, tolong selidiki pulau-pulau immortal di laut yang bermusuhan dengan manusia."
"Aku kurang familiar dengan pulau-pulau immortal laut. Beberapa dari mereka sangat menjengkelkan! Terakhir kali Kaisar Tak Bernama turun tangan... Saudara Jiao tahu letak Gunung Tak Bernama?"
"Tahu."
"Nanti setelah aku selesai, aku akan musnahkan Gunung Tak Bernama!"
Jiao mengangguk, lalu berkata penuh harap: "Musnahkan Gunung Nirbatas! Koki, di sana banyak harta karun! Aku sudah menyerang berkali-kali dengan pasukan monster, tapi pertahanan mereka tak tertembus!"
“……”
Fang Ping terdiam. Jadi krisis yang dialami Luo Yu adalah ulah Jiao?
Ulahnya... benar-benar brilian!
Jika bukan karena krisis itu, mungkin pulau-pulau immortal tak akan sepi seperti sekarang, malah mungkin ikut campur.
"Harta karun? Aku cuma tahu kapal ajaib yang bisa menempuh 10.000 li sehari. Ada harta apa lagi?"
"Banyak sekali!"
Jiao hampir meneteskan air liur, "Gunung Nirbatas konon dulunya daerah penting di Alam Dewata. Setelah kehancurannya, direbut oleh Kaisar Nirbatas. Katanya dulu tempat meditasi para Penguasa Tunggal, ada Jalan Penguasa yang bersinar di sana."
"Meski tak bisa memahami Jalan Penguasa, tapi kehadirannya konon mempermudah proses mencapai Tao."
"Karena Jalan Penguasa terlalu kuat, jalan lain tak berani mendekat. Jika kau menempuh jalurmu sendiri, akan maju tanpa hambatan..."
Fang Ping terkejut, "Ada penjelasan seperti ini?"
"Tak pernah kudengar orang menyebutnya!"
Jiao melihat dia tidak percaya, berteriak tergesa-gesa: "Benar, Aku juga dengar dari bangsa monster lain. Bangsa monster itu dibiayai Gunung Nirbatas. Hal ini tidak diketahui pasar luar, hanya orang Gunung Nirbatas yang tahu. Aku sebelumnya berencana merampok Gunung Nirbatas, agar saat mencapai Tao bisa lebih mudah."
"Ngomong-ngomong..."
Jiao menambahkan: "Ada lagi! Beberapa bangsa monster bilang, jika menaklukkan 33 Pulau Immortal dan mengumpulkannya, bisa menyatu menjadi serpihan langit raksasa. Nanti mungkin bisa melalui jalan langit."
Jiao bersemangat: "Jalan langit katanya lebih kuat. Dulu saat blokade jalan, wilayah dan peradaban manusia diblokir lebih ketat, langit agak longgar."
Jiao yang kini tahu banyak rahasia, berharap: "Peradaban manusia diblokir paling ketat, wilayah agak lebih baik, langit paling longgar. Kucing liar juga pernah bilang, langit paling mudah mencapai Tao."
Penguasa tunggal memblokir jalan, ini tidak adil.
Peradaban manusia diblokir mati-matian, disusul liang bumi yang dijuluki Dunia Dewa. Sedangkan langit... itu mengungguli manusia dan dewa.
Langit adalah wilayah reservasi penguasa tunggal.
Maka jalan langit menjadi yang paling longgar.
Hal ini bahkan baru pertama kali diketahui Fang Ping.
Saat ini, dia tiba-tiba paham mengapa bangsa monster luar negeri menyerang 33 Pulau Immortal. Apakah mereka ingin mengumpulkan 33 serpihan langit menjadi lebih besar, agar jalan harapan mereka lebih mudah?
Lalu kalau begitu, apakah pejuang yang masuk ke Makam Langit palsu sekarang juga lebih mudah menjadi kuat?
Fang Ping berpikir dalam hati, Jiao tidak peduli dengan semua ini, berkata licik: "Bagaimana kalau kita bekerja sama, menaklukkan 33 Pulau Abadi, lalu menyatukannya menjadi serpihan langit yang lebih besar, mungkin berguna."
Jiao melihatnya diam, kembali berkata dengan licik: "Tenang, aku bisa membujuk Zhenjun Mingting untuk berkontribusi! Si bodoh itu sangat mempercayaiku..."
Fang Ping meliriknya, tak bisa berkata-kata, nada bicaramu ini... terasa familiar!
Bukankah ini seperti aku?
Fang Ping mengusap dagu, apa aku yang membuatmu rusak?
Tidak juga!
Anjing besar ini memang bukan makhluk baik, kalau tidak dulu takkan berani membunuh utusan tanah terlarang dan memfitnah orang.
Manusia dan monster ini berjalan sambil mengobrol, terasa sangat santai.
Jiao tidak sia-sia tinggal di Laut Terlarang, banyak pengetahuan yang dimilikinya.
Ia juga sering menyombongkan diri dengan kekuatan Fang Ping, menggunakan nama pendeta gila untuk berbuat jahat.
Pendeta gila jarang mengurus ini, Jiao seringkali tidak bertanya, beralasan sang tuan tak perlu khawatir, urusan rumah tangga diserahkannya padanya.
Semakin Fang Ping mendengar, semakin yakin tak salah memilih monster ini.
Jiao si sosialita ini mungkin benar-benar bisa membawanya masuk ke Pulau Awan Langit dengan mulus.
Tentu, mereka perlu identitas saat pergi bersama.
Inilah yang membuat Fang Ping pusing: banyak monster di sini, kehadiran manusia mudah menarik perhatian.
Tapi Jiao punya metode, bersumpah dengan yakin: "Kau bisa menyamar sebagai pelayanku! Aku punya pelayan berbentuk manusia! Saat menyerang pulau-pulau immortal di laut sebelumnya, aku menangkap beberapa makhluk berbentuk manusia. Sebagian ingin memihakku, tapi karena mereka terlalu jelek, kubunuh sebagian besar... Kau bisa menyamar sebagai salah satunya, tidak masalah!"
Fang Ping tidak bisa berkata-kata!
Pelayan berbentuk manusia?
Meremehkan orang lain karena jelek... tidakkah kau bercermin?
Sudahlah, estetika bangsa monster dan manusia memang berbeda. Apalagi Jiao masih monster muda yang belum banyak melihat dunia. Fang Ping tak ingin mempermasalahkannya.
Namun dengan begini, dirinya jadi lebih leluasa.
Setelah berdiskusi, Fang Ping mengikuti Jiao menuju salah satu sarangnya.
Benar, makhluk ini punya beberapa sarang!
Di laut lepas, dia memiliki beberapa pulau tak berpenghuni.
Salah satunya adalah tempat penyimpanan trofi perangnya. Meski punya cincin penyimpanan, kapasitasnya kecil sehingga tak muat.
Khawatir disita pendeta gila jika disimpan di sana, akhirnya dia menyimpannya di pulau ini.
Melihat banyak harta karun terkubur dalam gua di pulau kecil itu, Fang Ping bahkan terlintas keinginan untuk menjarahnya.
Jangan-jangan dia sudah menghancurkan beberapa pulau immortal di laut?
Fang Ping menemukan banyak barang berharga: Senjata Dewa, batu energi, berbagai harta langka, kebanyakan berasal dari dasar laut.
Jumlahnya sangat banyak!
Beberapa benda bahkan terasa penuh energi saat disentuh.
Jiao sepertinya tahu harta menggerakkan hati orang, tanpa basa-basi langsung menyodorkan beberapa batu energi ke Fang Ping...
Maknanya jelas: Ini milikku, kuberi sedikit padamu, jangan lihat-lihat lagi.
Fang Ping nyaris menghancurkannya, "Apa aku kekurangan recehan seperti ini?"
Tentu saja, setelah dibujuk Fang Ping, Jiao akhirnya setuju menyimpan barangnya di tempat Fang Ping. Karena tidak punya cincin penyimpanan besar, Fang Ping berjanji akan mengembalikan setelah urusan selesai dan kembali ke Bumi.
Meski agak khawatir, Jiao tahu barangnya mungkin dicuri monster yang lewat jika tetap disini.
Setidaknya di tempat Koki dia tahu lokasinya, nanti bisa minta kembali pada Koki.
Tujuan datang bukan untuk harta, tapi untuk tawanan Jiao. Fang Ping meniru aura untuk menyamar dan menyelidiki asal-usul mereka, menghindari ketahuan kenalan.
Setelah setengah jam lebih mengurus ini, Fang Ping dan Jiao meninggalkan tempat itu.
Kini penampilan Fang Ping telah berubah total, aurnya menyamai petarung level delapan.
Kini dia adalah petarung level delapan dari pulau immortal seberang, ditawan Jiao menjadi budaknya.
Sekarang Jiao akan membawanya menghadap pasukan monster di Pulau Tianyun untuk berunding.
……
Persis ketika Jiao dan Fang Ping mulai bergerak...
Pulau Tianyun.
Dalam ruang rahasia.
Dua orang tua duduk berhadapan.
Salah satunya adalah Zhenjun Yunfei dari Pulau Tianyun, satunya lagi Zhenjun Diqi yang baru keluar dari persembunyian - sosok yang belum pernah dilihat Fang Ping.
Saat ini, ekspresi Zhenjun Diqi agak pucat.
Suaranya bergumam berat: "Di Hui mati, Di Zhou mati! Yang tewas semakin banyak! Ji Hong kabur, urusan Kerajaan Takdir Surgawi juga bisa dianggap gagal! Sekarang Tuan Pelindung juga... Di Fei, bagaimana ini!"
Zhenjun Yun Fei, memang anggota sekte sesat, juga dikenal sebagai Zhenjun Di Fei dari 72 Dewa.
Saat ini juga cemas berkata: "Tuan Pelindung meminta kita kembali ke Gereja Dewa, Lao Fu merasa ini tidak tepat! Aku dengar... dengar..."
Di Fei ragu-ragu sebentar, berbisik: "Katanya Tuan Pelindung menerobos Kuil Pemimpin Sekte, memicu sistem segel penguncian besar, ledakan petir melukai Tuan Pelindung. Tak hanya itu, efeknya menyebar luas, banyak korban di Dewata! Sekarang memanggil kita kembali, aku khawatir..."
Di Qi bersuara berat: "Khawatir apa? Kita sudah membahas ini, tak perlu hambatan. Lao Fu sebenarnya juga gelisah."
"Khawatir Tuan Pelindung akan menyuruh kita uji formasi besar, hancurkan formasi! Di Qi, menurutmu di mana Tuan Angin? Sekarang Pemimpin tidak ada, Tiga Pelindung Gereja tidak ada, Tuan Thunder sendiri yang menguasai Gereja Dewa, kita bahkan tak bisa membantah."
Beginilah terus... Sangat berbahaya!
Tuan Pelindung sekarang mengawasi aula utama pemimpin... Begitu Pemimpin kembali, ini akan jadi malapetaka besar!
Meski kita tak mati di tangan Tuan Pelindung, saat Pemimpin kembali dan tahu kita terlibat merusak formasi, mungkin jalan kematian!"
Di Qi bersuara berat: "Kalau begitu jangan kembali!"
Zhenjun Difei bersuara getir: "Anda masih bisa, Lao Fu tidak bisa! Pulau Tianyun ada di sini, masih ada anggota Gereja Dewa di pulau ini. Jika saya tidak kembali, Tuan Pelindung pasti akan menyadari keanehan, nanti malah lebih merepotkan!"
Lanjutnya: "Maksud Lao Fu, carilah beberapa Pemimpin Tertinggi untuk kembali bersama. Sekalipun Pelindung berniat jahat pada kita, dia tidak akan berani bertindak gegabah! Jika pulang sendirian atau mengabaikannya, justru lebih berbahaya! Mengacuhkan perintah Pelindung, nanti... Begitu Pelindung mengingatkan aturan gereja, kita malah akan terjerat masalah besar!"
Zhenjun Diqi mengangguk halus, lalu berkata kesal: "Tapi saat ini, sulit bagimu untuk pergi! Pulau Tianyun dikepung bangsa monster. Jika kau pergi, pulau ini akan hancur, menguburkan persiapan Gereja Dewa bertahun-tahun! Selain itu..."
Diqi bersuara berat: "Pertempuran sedang memanas, kepergianmu juga mudah membuka kedokmu, keterlaluan! Andai saja Lao Fu tidak terhalang untuk turun tangan, makhluk tolol dari bangsa monster di luar sana sudah menjadi arwah di tangan Lao Fu!"
"Benar, memang agak merepotkan!"
Zhenjun Difei terharu, jika tidak pulang, takut Pelindung mencari masalah.
Jika pulang, sekarang memang tidak memungkinkan.
Terjepit di dua sisi!
Saat dia sedang bimbang, tiba-tiba terdengar suara dari luar yang cepat melapor: "Guru, ada perubahan situasi di luar pulau! Di bawah komando Zhenjun Mingting, Tianjiao memimpin pasukan monster datang, sepertinya ingin berunding..."
Mendengar ini, kedua ahli level puncak itu terkejut!
Berunding?
Apa maksud Zhenjun Mingting ini?
“Dan lagi, maksudnya mengajak berdamai tidak datang sendiri, malah menyuruh pemimpin bangsa monster itu ke sini, apa artinya?”
Walau bingung, dalam situasi sekarang, kalau benar-benar bisa berdamai, itu akan mempermudah rencana mereka.
Keduanya tak lagi berbicara. Zhenjun Terbang Bumi memberi isyarat, lalu sendiri keluar dari ruang rahasia.
