4 Juni.
Pagi-pagi, pihak Gereja Dewa sudah berangkat.
Di tengah lautan luas, rombongan sekitar tiga puluh orang ini target yang cukup kecil.
Dua Raja memimpin tim, enam master level suci.
Saat ini, Fang Ping juga berada di depan kerumunan.
Mereka tidak melayang, tetap menjaga gaya. Tian Bai mengendalikan Piagam Suci yang berubah bentuk menjadi kapal, melesat di kehampaan.
Kecepatannya tidak terlalu tinggi, lokasi tepatnya di mana, orang-orang ini pun tidak jelas.
Di haluan kapal, Yuan Gang dan dua lainnya sedang menentukan posisi. Cara pastinya, Fang Ping tidak berhak ikut campur.
Tian Bai sambil mengendalikan Piagam Suci, sambil tertawa, "Saudara Niu pernah pergi ke laut dalam?"
Fang Ping menggeleng, menghela napas, "Tidak, tidak berani! Dulu ingin mencari peluang di laut dalam, tapi baru keluar dari Pulau Niu Shen sudah kena krisis. Bertahun-tahun tidak tahu siapa yang menggentar waktu itu... Baru tahu kemarin-kemarin, ternyata Raja Buas dari Pulau Fengtian."
Tian Bai terkejut, "Saudara pernah berhadapan dengan Raja Buas?"
"Sekali saja. Sejak itu, Niu Mou fokus latihan, tidak berani keluar sembarangan. Meski merasa di Benua Dewa tak ada lawan, tetap tak berani ke sana. Pulau Niu Shen kecil, tapi aman."
Fang Ping menjelaskan, sekaligus menjawab mengapa dia sebagai Dewa level tidak masuk liang bumi saat itu.
Bocah kecil, masih ingin mengujiku!
Raja Buas sudah mati, tanya saja!
Tanya apakah pernah ketemu aku, menggentar aku?
Sebagai Dewa level non-monster, bertahan di lautan sebenarnya masih dipertanyakan.
Yang berasal dari luar negeri, umumnya adalah orang-orang kolot.
Sedangkan dia bukan!
Karena itu, jika dia tidak keluar dari Pulau Dewa Sapi, tentu harus mencari alasan.
Di samping, Raja Huai bahkan tidak berkedip, dalam hati merasa terharu - 21 tahun... Kebohongan ini langsung terlontar tanpa celah, orang ini selama bertahun-tahun lebih fokus pada penelitian atau latihan?
Tian Bai tetap diam-diam, apapun keraguannya, karena Raja Buas sudah mati. Sekalipun Feng masih hidup, bukan gilirannya untuk menanyakan kebenaran hal ini.
Feng mungkin bahkan tidak tahu - seorang Kaisar, bukan Raja, bahkan Raja Buas pun belum tentu akan memberitahunya.
Tian Bai sebenarnya tidak meragukan status Fang Ping, hanya ingin menyelidiki lebih dalam dan mendapatkan penjelasan yang lebih jelas.
Pejuang yang bangkit di akhir Dinasti Suci Kaisar Bumi, kini hampir mencapai kesucian - ini jelas bukan orang biasa.
Orang seperti ini memiliki harapan untuk mencapai realm raja.
Tian Bai tidak mempermasalahkan hal ini, melanjutkan: "Saudara Sapi apakah kenal dengan Santo Haiyu? Menurut Raja Huai, Pulau Dewa Sapi tidak jauh dari tempat Haiyu bertapa dulu..."
Haiyu, yang saat itu disegel oleh Kerajaan Langit baru sebagai Penjaga Lautan.
Sebelumnya Fang Ping membunuh banyak Orang Suci di liang bumi, orang ini pergi menghadang Lin Hai ke laut sehingga lolos dari bencana.
Fang Ping menggelengkan kepala, "Tidak pernah bertemu."
"Sayang sekali!"
Tian Bai tersenyum: "Haiyu di antara Orang Suci memiliki kemampuan tempur luar biasa. Dalam pertarungan sebelumnya melawan Lin Hai, dia tidak terdesak. Termasuk salah satu Orang Suci kelas atas. Jika Saudara dekat dengannya, mungkin bisa membujuknya bergabung dengan Gereja Dewa..."
Fang Ping tersenyum pahit: "Beliau adalah Zhenhai Shi dari Kerajaan Langit. Meski kami saling mengenal, mungkin tidak akan mendengarkan si jago ini."
"Memang benar juga."
Tian Bai terus meminta informasi tentang beberapa hal, lebih seperti mengobrol tentang berbagai topik.
Fang Ping juga menghadapi dengan mudah. Para orang kolot seperti Tian Bai ini meski sulit dihadapi, tapi belum tentu lebih cerdik.
Fang Ping bukan tidak tahu tentang laut. Saat mengobrol, seringkali membelokkan topik pembicaraan Tian Bai.
Setelah beberapa kali, Tian Bai tidak bertanya lagi.
……
Di depan.
Raja Qian berdiri di haluan kapal. Di sampingnya, Raja Gen memandang ke empat penjuru dengan waspada, sambil mengunci area sekitar dan mengerutkan kening: "Gunung Liu dari Kaisar Utara pasti akan datang. Selain Liu, setidaknya ada satu realm raja lagi. Menurutmu siapa?"
"Kemungkinan besar Li Zhu."
Raja Qian bersuara berat: "Hong Yu masih perlu mengawasi Kerajaan Langit untuk menghadang manusia. Sebenarnya Hong Yu lebih mempercayai Li Zhu daripada Cap Telapak Tangan. Li Zhu lebih sulit dihadapi. Kerajaan Tumbuhan Surgawi mungkin juga ikut."
Raja Gen mengangguk halus: "Di pihak manusia, khawatir mereka dapat kabar dan ikut campur! Juga faksi Pra-Bela Diri, mungkin sudah tahu. Meski ini hanya pelatihan rahasia, bisa memicu kekacauan besar."
Ia ragu: "Tempat itu... benarkah selain Dewa Iblis, tak ada yang pernah kesana?"
"Sulit dipastikan!"
Raja Qian tertawa: "Petugas patroli jika tak ada yang pernah pergi, belum tentu akan begitu serius! Mungkin ada yang pernah pergi, tapi tidak membocorkan ke luar, apakah itu empat orang yang masih hidup sekarang, atau mereka yang sudah mati, cukup sulit untuk menilai."
Raja Qian melanjutkan sambil sedikit mengangkat alis: "Makam Langit, sebenarnya aku juga pernah pergi beberapa kali! Tentu saja, tidak menjelajah lebih dalam. Sebenarnya dulu juga sudah mendeteksi keanehan, tapi karena merasa krisis, tidak berani masuk lebih jauh, takut terjadi kecelakaan."
"Anda juga merasa berbahaya?"
"Ada krisis."
Nada bicara Raja Qian semakin berat, "Anda juga harus lebih berhati-hati! Tiga alam sekarang ini, di mana-mana krisis. Delapan Raja sekarang hanya kita bertiga yang masih hidup. Hong Kun toh sudah tembus Delapan, jauh lebih aman dibanding kita, dia juga putra kandung Kaisar Bumi... Sedangkan kita, saat ini tidak punya banyak keyakinan."
Ekspresi Raja Gen juga semakin muram, lalu tak tahan bergumam kasar: "Brengseknya Fang Ping, sudah merusak banyak rencana besarku!"
Membunuh Raja Perintah, menggagalkan rencananya menyatukan liang bumi.
Membunuh Raja Xun, membuatnya kehilangan sekutu kuat.
Merebut Stempel Raja Langit-nya, bahkan membuatnya kehilangan metode ampuh.
Sekadar mengingat Fang Ping, perut langsung penuh amarah.
Raja Qian tersenyum: "Banyak yang membencinya di tiga alam, tapi dia sudah tumbuh kuat. Membicarakan ini lagi percuma! Fang Ping sekarang justru tidak boleh mati. Kalau para Penguasa turun, Fang Ping akan jadi target utama, bisa jadi tameng bagi kita..."
"Dia sendiri yang cari mati, menghina Penguasa Manusia seperti itu. Sang Penguasa pasti tak akan membiarkannya lolos."
"Mereka meski juga ikut bertarung, tapi nggak separah Fang Ping."
"Kecuali para penguasa tunggal membunuh semua pejuang tiga alam, kalo nggak, cari dalang di balik ini, pasti cuma Fang Ping dan Zhang Tao ini."
Saat mereka berdua berbicara, tiba-tiba Yuan Gang di samping berkata: "Agak ke kiri!"
Begitu ucapannya selesai, kapal besar mulai berbelok ke kiri.
……
"Penipu, kamu tahu kiri kanan nggak sih?"
Di saat itu juga, Fang Ping merasa dirinya diremehkan... bukan oleh manusia, tapi oleh kucing!
Fang Ping sampai terkejut!
Kucing ini... sampai berani menyindirku?
Dia nanya aku tahu kiri kanan?
Fang Ping benar-benar bikin darah tinggi, masak aku nggak bisa bedain kiri kanan?
Aku sebodoh itu kayak kamu?
Fang Ping diam-diam mencubit ekor kucing... maksudnya ekor harimau, membuat Kucing Liar menyeringai kesakitan. Cuma nanya doang, tadi kamu salah jalan, kupikir kamu nggak ngerti kiri kanan.
Manusia dan kucing ini diam-diam saling usil.
Saat ini, Raja Huai mendekat, melirik Fang Ping lalu berkata lembut: "Lagi dikit ke depan, sudah masuk area Makam Langit!"
Di samping, Tian Bai tersenyum: "Saudara Huai pernah ke Makam Langit?"
"Belum."
Raja Huai menggeleng, tapi tetap menjelaskan: "Dulu pernah masuk Laut Terlarang, tak sengaja dengar kalau Makam Langit ada di sekitar sini..."
"Katanya bahaya banget..."
Baru saja Raja Huai bicara, tiba-tiba dari bawah kapal muncul monster liang bumi raksasa yang menyambar kapal tanpa suara.
Gedebuk!
Ledakan mengguncang kapal.
Di depan, Raja Qian mendengus ringan, lalu menghantam dengan telapak tangan. Sreeeekk! Makhluk siluman yang hampir mencapai level Dewa ini langsung hancur berkeping-keping!
Raja Qian berkata datar: "Para Dewa Sejati lebih baik berada di bagian dalam. Di Laut Pahit ini terdapat beberapa makhluk siluman kuno! Kecerdasannya rendah, tapi kekuatannya tidak lemah. Hati-hati serangan mendadak!"
Para Dewa Sejati langsung menggeser posisi ke bagian dalam setelah mendengarnya, tak berani lagi berdiri di tepi.
Laut Pahit adalah wilayah paling berbahaya.
Makhluk siluman di sini sangat banyak!
Di zona laut dangkal masih bisa ditolerir, makhluk siluman masih punya kecerdasan. Tapi di zona laut dalam, beberapa makhluk siluman benar-benar tak berakal - binatang buas kuno.
Beberapa makhluk siluman kuat bahkan pernah dilaporkan mencapai level suci.
Untuk makhluk level raja, belum ada laporan penemuan.
Bagi raja, masih bisa dihadapi. Tapi bagi Dewa Sejati, biasanya konsekuensinya hampir mati sembilan kali.
Sementara mereka berbincang, Fang Ping justru sedang meneliti sesuatu.
Sesuatu dari masa lampau!
Peta!
Benar, dulu saat mengunjungi Xuanming, Xuanming Tian Di yang licik memberinya secarik peta untuk diberikan kepada Lao Zhang, diklaim sebagai peta Makam Langit.
Dulu dia pernah pergi ke Makam Langit bersama Tian Gou, tapi tempat itu sangat berbahaya.
Saat itu niatnya ingin menjebak Lao Zhang.
Tapi Lao Zhang tidak bodoh, sama sekali tidak pernah pergi.
Kini Fang Ping sudah tidak peduli, dan akhirnya memanfaatkan peta itu.
Saat ini, sebuah peta lautan terpampang di benaknya.
Peta wilayah laut biasanya sulit dipahami oleh Fang Ping.
Tapi peta ini berbeda, lebih mirip proyeksi tiga dimensi yang langsung tertera di pikirannya.
Fang Ping melakukan kontras, segera menemukan lokasi yang mungkin merupakan tempat dirinya sendiri berada.
Fang Ping memeriksa, sekitar ratusan ribu li ke depan diperkirakan adalah area Makam Langit, tapi... di peta terdapat banyak zona merah yang tidak memiliki pemandangan nyata, semuanya zona bahaya.
Sejak memasuki area Makam Langit, zona-zona bahaya seperti ini mulai bermunculan, sangat banyak!
Perlu diketahui, dulu Xuanming Tian Di dan yang lainnya sebenarnya pergi bersama Tian Gou.
Memang, Tian Gou mungkin tidak merawat mereka, tapi meski begitu, sekelompok Dewa level ditambah beberapa suci yang pergi ke Makam Langit masih mengalami korban parah, membuktikan betapa berbahayanya tempat itu.
Bahkan dengan ini, mereka masih tidak bisa memasuki medan dalam, pada akhirnya hanya Tian Gou yang berhasil menembus masuk.
Fang Ping masih melihat peta, di depan Raja Gen membuka mulut: "Sekeliling Makam Langit dipenuhi retakan ruang dimensi, beberapa retakan bahkan sulit kutantang, kalian semua harus sangat berhati-hati, jangan sembarangan menyentuh!"
"Makam Langit adalah lokasi inti Pertempuran Besar dulu, juga tempat Kerajaan Langit runtuh, akan terus bergerak, retakan pun ikut berpindah."
Orang-orang ini juga belum pernah mengunjungi Makam Langit yang sebenarnya.
Tapi secara umum mengetahui beberapa situasi.
Penjelasan Raja Gen ini semuanya adalah kabar dasar.
Fang Ping tidak terlalu memperhatikan, diam-diam bertanya: "Kucing Liar, ceritakan situasi Makam Langit!"
Kucing Liar mengetahui lebih banyak dibanding mereka.
Kucing Liar memukulkan ekornya ke telinga Fang Ping, membalas dendam karena sebelumnya Fang Ping mencubit ekornya, baru kemudian dengan bangga berkata via transmisi suara: "Makam Langit adalah tempat Kerajaan Langit hancur, dulu mereka menjebol tempat ini...
Sebenarnya kucing ini tidak melihat banyak, tapi ini sangat berbahaya.
Pertempuran dahulu telah menghancurkan sembilan lapis langit di sini, hingga tak bisa pulih. Kerajaan Langit langsung tertembus ke pembatas dimensi, mencegah penyembuhan dinding sembilan lapis langit.
Retakan sembilan lapis langit mungkin muncul di lapis langit pertama...
Pokoknya daerah ini sangat kacau, di mana-mana ada pusaran chaos dimensi.
Penipu, Hati-hati! Retakan delapan lapis langit mungkin belum bisa memotong-motongmu sampai mati, tapi retakan sembilan lapis langit juga bisa. Tapi... kucing tidak tahu apakah sembilan lapis langit sudah jebol."
Dulu dia hanya bertahan sebentar lalu pergi, tidak berlama-lama, hanya tahu ini sangat berbahaya.
Kucing Liar mengingat-ingat sejenak, lalu menambahkan: "Oh iya, dulu banyak yang mati di sini. Mungkin seperti di Makam Dewa waktu itu, ada bangkai muncul - bukan kebangkitan, tapi sisa mayat yang masih menyimpan dendam.
Yang biasa tidak masalah, tapi dulu di sini banyak Pejuang level tinggi yang ikut bertarung, bahkan banyak penguasa tertinggi Pra-Bela Diri yang tewas...
Kalau ketemu, Anda juga harus waspada."
Fang Ping mengangguk paham. Mayat Dewa pernah dia temui. Orang-orang ini sudah mati, tapi sisa kesadarannya masih ada. Sebenarnya masih ada harapan untuk hidup kembali, meski kesempatannya sangat kecil. Mayat-mayat ini saat hidup memiliki kekuatan luar biasa, setelah mati pun tidak akan terlalu lemah. Ditambah mereka tidak takut kematian, justru lebih mengerikan.
Tempat pelatihan rahasia ini di Makam Langit, entah apakah dulunya merupakan inti Kerajaan Langit.
Tapi bahkan jika itu inti Kerajaan Langit, peluang apa lagi yang tersisa?
Kematian Dewa Iblis telah membawa pergi banyak hal.
Contohnya, kenapa dulu dia sampai putus asa?
Sebelumnya, Dewa Iblis sebenarnya sedang berjuang dengan heroik, ledakan-ledakan dahsyat. Tapi sejak kembali dari Makam Langit, dia menjadi lebih pasif bahkan mulai merencanakan reinkarnasi.
Reinkarnasi, ini bukan karakter Dewa Iblis.
Tapi dia tetap memilih untuk melakukan ini!
Fang Ping tidak tahu apa yang dipikirkannya. Dengan kematiannya, beberapa hal telah menjadi teka-teki tak terpecahkan.
Sekarang, mungkin ada kesempatan untuk mengungkap misteri-misteri ini.
……
Saat Fang Ping dan rombongan bergerak maju, pejuang-pejuang dari berbagai pihak lain juga mulai berdatangan dengan tim mereka.
Dari pihak lautan.
Li Zhu berdiri di depan pedang panjang raksasa. Di sampingnya, Tian Zhi dan Liu Shan juga hadir.
Tiga Pejuang Raja!
Selain mereka, Komandan Besar dan Haiyu - dua Orang Suci kelas atas - juga hadir.
Banyak juga Dewa-Dewa dan dewa sejati lainnya.
Liu Shan dengan ekspresi serius sambil menyelidiki arah berkata: "Raja Li, kita akan segera memasuki area Makam Langit. Lawan terbesar kali ini adalah Pulau Dewa Obat dan Gereja Dewa..."
Li Zhu mengangkat tangan, berkata dingin: "Bukan! Lawan terbesar selamanya bukan mereka, tapi kecelakaan!"
Liu Shan sedikit mengerutkan kening. Li Zhu tersenyum sinis: "Kecelakaan ada di mana-mana! Beberapa yang telah menembus Delapan di Makam Langit bisa menjadi kecelakaan. Dari luar... manusia adalah kecelakaan. Pihak manusia kali ini sama sekali tidak bergerak, aku tidak terlalu tenang."
"Mereka tidak tahu kabarnya."
Liu Shan tampak tidak sependapat. Mereka juga tidak tahu hal ini.
"Kau hanya berpikir mereka tidak tahu saja!"
Li Zhu berkata datar, "Sebelum Dewa Iblis tewas, bukankah dia memberi tahu manusia? Atau setidaknya, bagaimana dengan reinkarnasinya? Siapa sebenarnya reinkarnasi Dewa Iblis? Aku sudah menghitung, di antara manusia yang mungkin jadi reinkarnasi Dewa Iblis, tiga yang paling berpotensi: Jiang Hao, Jiang Chao, dan Qin Fengqing."
Liu Shan mengerutkan kening, tak satu pun yang dikenalnya.
"Ketiganya memang berpeluang! Tapi sudah lama tak ada kabar tentang mereka. Karena itu, mungkin saja manusia sudah mendapat informasi lebih dulu. Jangan lengah."
"Dibandingkan dengan terobosan Delapan ke level terkuat, manusia justru lebih berbahaya."
Li Zhu menggeleng, "Lebih baik Fang Ping tidak datang. Kehadirannya akan memperbesar masalah! Awalnya cuma ekspedisi harta karun, tapi jika dia datang, dia pasti ingin membunuh beberapa Raja Langit dulu baru merasa puas... Belum untung kalau tidak."
Ucapan ini terdengar menggelikan.
Tapi tak ada yang bisa tertawa.
Ini serius!
Fang Ping itu tipe orang yang bisa mengubah urusan kecil menjadi badai besar dalam sekejap.
Li Zhu khawatir Fang Ping sudah dapat kabar dan ikut campur - itu benar-benar masalah besar.
Si gila itu, siapa yang tahu apa yang akan dilakukannya.
Mungkin malah nekat masuk ke inti Makam Langit dan melepaskan para penguasa tertinggi Pra-Bela Diri.
Meski mereka itu gila dan membunuh siapa pun yang punya kekuatan inti, Fang Ping mungkin tetap tak peduli. Setelah lama memikirkan Fang Ping, Li Zhu menyimpulkan: Bertemu Fang Ping itu seperti sarjana bertemu tentara kasar - tak bisa diajak berdebat logika.
Fang Ping sama sekali tidak berniat berdiskusi secara rasional.
Begitu tidak sepaham... Langsung jungkir meja!
Aku tidak makan, kau juga jangan makan, sama-sama lapar. Meski jungkir meja bisa bahaya besar, orang ini takkan pertimbangkan konsekuensi.
Saat Li Zhu membahas Fang Ping, di belakang beberapa pemuda juga membicarakan Fang Ping.
Generasi muda liang bumi sudah hampir habis dibunuh Fang Ping.
Tapi masih ada beberapa kenalan yang hidup.
Hua Yu, Li An, Ji Yao!
Tiga orang masih hidup, tidak hanya itu, ketiganya kini mencapai Realm Dewa Sejati!
Hua Yu karena kontribusi Raja Hua, Li Zhu dkk setuju bantu peningkatan levelnya.
Li An karena dia putra Li Zhu, entah asli/palsu, tak ada yang berani tanya detail.
Ji Yao lebih mudah: Ji Hong jual seluruh Kerajaan Takdir Surgawi, tinggalkan hak otonomi liang bumi total, ditukar bantuan langsung Hong Yu untuk membantunya mencapai Tao.
Selain mereka, ada juga Komandan Zuo Hua Qidao.
Mendengar Li Zhu sebut Fang Ping, Hua Yu tersenyum: "Raja Manusia sekarang performa gemilang, tiga alam tak ada yang tak tahu! Dulu, kami tak pernah bayangkan dia bisa sampai hari ini."
Li An ekspresi muram, berkata dingin: "Dulu kalau bukan karena kau dan Ji Yao bersekongkol dengannya di Tanah Pertempuran Raja, mungkin dia sudah mati!"
Hua Yu hanya tersenyum, tak berkomentar. Bapak orang ini adalah Li Zhu, dia tak berani sembarangan menekannya.
Dia tidak berani, tapi Ji Yao tidak mempermasalahkan, mendengus: "Kau berani bicara seperti ini! Kalau bukan karena kau dan Feng Miesheng membawanya ke Kota Tumbuhan Surgawi, mana mungkin dia bisa seperti ini."
Beberapa hal, yang hadir semua tidak ingin mengatakannya.
Yang terutama adalah Li Zhu!
Begitu kuatnya, saat itu di Kota Tumbuhan Surgawi seharusnya menemukan keanehan, tapi demi menyembunyikan kekuatan sebenarnya melepaskan Fang Ping, inilah melepaskan harimau kembali ke hutan!
Di depan, Li Zhu menoleh melihat sekilas, berkata dengan senyum tipis: "Jangan menyalahkan takdir, ini soal waktu dan perintah! Beberapa hal, meski tanpa Fang Ping, mungkin akan ada Zhang Ping, Chen Ping."
Kalian semua adalah bibit generasi ini dari Benua Dewa kami. Di pihak manusia, bintang-bintang berbakat saling bertarung, generasi muda terus bermunculan.
Benua Dewa kami juga tidak boleh ketinggalan, kali ini juga kesempatan untuk kalian.
Tiga alam akan memasuki kekacauan besar, kekacauan berarti banyak kesempatan.
Jangan berpikir hari ini hanya Raja Sejati, tidak ada harapan. Suatu hari mencapai Kaisar atau Raja juga bukan hal yang aneh."
Setelah berkata, Li Zhu melihat ke Hua Qidao, tersenyum: "Qi Dao adalah Raja Sejati yang mencapai Tao dengan kemampuannya sendiri, peluangnya lebih besar daripada An'er dan yang lain. Kau juga satu-satunya Raja Sejati di Benua Dewa dalam bertahun-tahun ini selain Ji Hong yang mencapai Tao. Kali ini kau juga punya peluang besar."
Selama 100 tahun terakhir di liang bumi, sebenarnya cukup banyak yang mencapai tingkat Dewa Sejati.
Jenderal Kanan, Ji Hong, semuanya adalah pejuang yang mencapai Tao dalam 100 tahun terakhir.
Tapi Hua Qidao yang termuda, dan itu murni mengandalkan dirinya sendiri. Jenderal Kanan dan Ji Hong mencapai Tao sedikit banyak mendapat bantuan Raja Perintah dan Li Zhu.
Hua Qidao memberi penghormatan singkat, tetap tidak membuka mulut.
Li Zhu tersenyum, sorot matanya dalam, kembali menatap ke depan.
Pada saat itu, Liu Shan tiba-tiba bergemuruh: "Sudah datang ngapain sembunyi-sembunyi!"
Suara itu mengudara, bayangan-bayangan manusia satu per satu terpampang!
Kepala Dewa Yi yang telah mencapai level tujuh, berdiri paling depan, memandang para hadirin sambil tersenyum: "Liu Shan, Raja Li, kalian juga sudah sampai."
Sebelumnya Li Zhu dan kawanannya telah membunuh banyak petugas patroli, tapi saat ini tak ada yang menyebut hal itu.
Li Zhu juga tak membahasnya, hanya tersenyum: "Raja Yi, Tian Ji, kedatangan kalian lebih cepat dari kami."
Di pihak lawan banyak pejuang kuat, bahkan ada tiga raja.
Tapi Li Zhu tidak terlalu khawatir, Raja Yi belum tentu bisa mengalahkannya.
Yang lebih dikhawatirkannya adalah hal-hal yang belum terprediksi.
Li Zhu membuka mulut, di seberang Tian Ji langsung berkata: "Ini bukan urusanku, aku cuma ingin melihat-lihat, jangan libatkan aku!"
“……”
Li Zhu tersenyum kecut, langsung mengambil keputusan tegas!
Li Zhu memandang sekeliling sambil tersenyum: "Apa utusan Pulau Dewa Air belum sampai? Dari pihak Gereja Dewa, kabarnya faksi Penguasa Tunggal Manusia sudah bergabung dengan mereka, entah kali ini akan datang atau tidak..."
Yi tersenyum: "Mungkin tidak di area ini, Makam Langit terus berpindah, mereka mungkin mengambil jalur lain."
Li Zhu tak mau bertele-tele, bertanya: "Posisi pastinya bisa ditentukan?"
"Bisa!"
Raja Yi menambahkan: "Tapi sebaiknya empat petugas patroli semuanya hadir baru bisa menentukan lokasi pelatihan rahasia dengan akurat. Masuk sembarangan mudah celaka!"
Li Zhu menoleh ke Liu Shan yang mengangguk halus, berbisik lembut: "Sebelumnya kita pernah berjanji, jika datang ke sini akan berkumpul di Aula Semesta Makam Langit."
"Aula Semesta..."
Li Zhu tersenyum: "Aula Upeti Tahunan Kerajaan Langit dari masa lalu?"
"Siap."
"Masih ada?"
"Ada, di area luar."
Liu Shan menjawab, Li Zhu berkata datar: "Kalau begitu, kalian cukup familiar dengan wilayah kita ini, pernah datang sebelumnya? Kalau sudah pernah... Kenapa tidak langsung mengeluarkan harta karun..."
Liu Shan dan Raja Yi serta beberapa orang lainnya terdiam sejenak, Raja Yi segera tersenyum: "Kami belum pernah datang, Ji Yun pernah mengunjungi lokasi ini, memberitahu kami beberapa hal, jadi kami cukup memahami situasi di sini."
Li Zhu tersenyum tipis, tidak membongkar kebohongan.
Di hatinya bertambah kewaspadaan.
Orang-orang ini pernah ke daerah ini tapi tidak berani mengambil harta sendirian, sekarang masih harus merayu berbagai pihak, waktunya pun hampir sama. Kalau dikatakan ini hanya kecelakaan, itu mustahil.
Jelas, keempat petugas patroli mungkin punya tujuan masing-masing, sudah berkoordinasi sebelumnya.
Kali ini tujuannya adalah merekrut orang.
Krisis seperti apa yang membuat keempat Raja tidak berani masuk sendirian?
Li Zhu segera melakukan penilaian dalam hati. Di saat yang sama, di belakang datang lagi beberapa anggota Pulau Dewa Air.
Li Zhu melirik, tidak menyapa, berkata: "Keempat petugas patroli sudah datang. Gereja Dewa terserah mau datang atau tidak. Masuk dulu! Kalau mereka tidak datang, lebih baik. Kalau datang, suruh cari cara sendiri untuk masuk!"
Raja Yi menatapnya, segera tersenyum: "Baik, kami patuh pada perintah Raja Li!"
"Li Zhu tidak mempermasalahkan, namun tiba-tiba melakukan transmisi suara ke Tian Ji: 'Usahakan tetap bersamaku, keempat orang ini adalah petugas patroli. Bahkan Sheng Hong belum tentu di pihakmu. Kau terus menghindar, tapi mereka bersikeras mengundangmu. Mungkin ada tujuan tersembunyi!'"
Tian Ji meliriknya. Kali ini, bukannya mendekat, malah menjauh beberapa langkah.
Aku bodoh ya!
Hanya karena bersama kau, lantas kau jadi orang baik?
Jika orang-orang ini mau menjebak, pasti akan membunuhmu dulu Li Zhu. Laozi melihat bahaya, langsung cari kesempatan kabur. Siapa mau bertempur di sisimu? Berani juga berkhayal!
Tian Ji malas menghiraukannya. Li Zhu ini sudah gila kali.
Li Zhu merasa campur aduk. Orang ini... Dulu tidak terlihat pengecut seperti ini. Perjalanan ke Makam Langit palsu menyembuhkan kegilaan Tian Ji, tapi malah mengubahnya jadi pengecut. Entah ini baik atau buruk.
