Semua pejuang dari berbagai pihak telah berkumpul. Getaran kehampaan tak lagi memunculkan siapa pun.
Entah orang yang bersembunyi terlalu kuat, atau terlalu lemah langsung hancur, intinya yang hadir tidak punya metode untuk terus memaksa manusia muncul.
Begitu semua berkumpul, Raja Yi membuka mulut: "Di mana lokasi pelatihan rahasia sebenarnya, ada peluang apa, kami juga belum sepenuhnya memahami. Tapi secara umum jalurnya masih diketahui sedikit, gerbang masuknya ada di dalam Aula Sepuluh Ribu Dunia.
Aula Sepuluh Ribu Dunia, tempat pertemuan kenegaraan di masa lalu, konon pertempuran terakhir Kaisar Perang terjadi di dalam Aula Sepuluh Ribu Dunia.
Pelatihan rahasia mungkin terkait dengan Kaisar Perang, setelah itu Kaisar Ba menembus Kerajaan Langit, juga terjadi pertempuran di Aula Sepuluh Ribu Dunia.
Kemudian, pertempuran terakhir alam dewata meletus..."
Luan kesal: "Jelasin langsung, bisa bikin orang tembus Delapan? Kalau bisa, Laozi langsung masuk, kalau nggak..."
Kau kira dia akan pergi?
Tidak!
"Kalau nggak bisa, bayar uang jalan! Kalo nggak, Laozi satu pun nggak akan kasih kalian masuk! Siapa yang masuk, akan kuhujam kehampaan, kupotong kalian!"
“……”
Yang hadir terdiam tak bisa membantah.
Tapi ini memang sesuai gaya khas Luan, berharap dia langsung pergi itu kekhawatiran sia-sia.
Raja Yi pertama kali berinteraksi dengannya, agak tak bisa berkata-kata, tapi tetap tersenyum: "Kesempatan natural ada, kalau tidak begitu, menurutku juga tidak akan datang ke sini."
"Ya sudah!"
Luan percaya diri, mengangkat pedang besar langsung berkata: "Ayo berangkat, bersama-sama... Ah lupakan, suruh separuh anak buahmu ikut Laozi masuk, sisanya jaga di sini, tunggu Laozi lewati baru kalian ikut!"
“……”
Wajah Raja Yi dan kawan-kawan langsung menghitam!
Kau memang licik!
Takut masih ada orang di belakang, menyuruh separuh pasukan berjaga di sini, kamu sendiri malah sudah pergi duluan, benar-benar licik.
Raja Kekacauan berkata kasar: "Ada apa? Tidak setuju? Kalau tidak mau ya udah, yang nggak setuju jangan masuk! Tapi kalau rela mengorbankan separuh pasukan untuk jadi tumbal bareng aku, silakan. Matinya beberapa raja demi membunuh calon penguasa tunggal seperti aku, itu deal bagus!"
Yang hadir memandangnya lagi - sikapnya benar-benar mirip Fang Ping kedua.
Sorot mata Li Zhu terlihat aneh. Dulu Raja Kekacauan tidak separah ini, sekarang jadi bangsat mungkin karena meniru gaya Fang Ping yang nekat tapi untung besar.
Intinya mau ikut atau nggak? Nggak mau ya perang! Perang berarti semua nggak kebagian.
Nah, sikap kayak gitu baru bener!
Kalau ini bukan hasil meniru Fang Ping, percaya saja nggak.
Raja Kekacauan bersikap sombong, menggendong pedang besar sambil menantang para hadirin.
Memang gila levelnya!
Mau apa?
Aku yang harus masuk duluan, mau apa?
Lagian tujuan datang ke sini cari perkelahian dan cari untung. Kalau nggak bisa masuk juga nggak masalah.
Raja Yi menatapnya lama, diam seribu bahasa.
Li Zhu menghela napas dalam hati, tetap tersenyum: "Kalau Raja Kekacauan sudah bilang begitu, tentu tidak masalah. Hanya khawatir di aula masih ada bahaya..."
"Jangan menakut-nakutiku!"
Raja Kekacauan menyeringai: "Dasar takut aku duluan masuk ambil harta! Gampang, ikut aja bareng aku!"
Raja Yi berkata datar: "Masuk pun belum tentu bisa temukan lokasi pelatihan rahasia."
“Tak perlu Anda mengurus!”
Raja Yi juga tidak lagi menghiraukannya. Awalnya ingin menyampaikan beberapa hal, tapi karena orang ini datang mengganggu, ia malas berbicara lebih banyak.
“Kalau begitu bagi menjadi dua kelompok! Yang pertama menyeberang mungkin akan menghadapi bahaya dari sisi Istana Sepuluh Ribu Dunia. Yang menyusul harus waspada terhadap penyamaran diam-diam yang tiba-tiba menyerang dan mengguncang kehampaan, memicu ledakan semua retakan...”
Kedua gelombang, baik yang pertama maupun kedua, sama-sama berisiko.
Situasi di Istana Sepuluh Ribu Dunia tidak diketahui oleh siapa pun.
Yang terlihat tenang belum tentu aman.
Apalagi gelombang pertama juga bersifat penjelajahan yang sangat berbahaya.
Tiba-tiba, Raja Qian berkata dingin: “Tiga gelombang! Biarkan penjelajah masuk dulu untuk melihat sisi mana yang memiliki retakan tersembunyi paling sedikit dan paling aman!”
Begitu kata-katanya meluncur, kerumunan mulai gempar.
Tugas penjelajah... juga sangat berisiko.
Terutama di tempat ini dimana retakan kehampaan ada di mana-mana.
Li Zhu dan kawan-kawan tidak keberatan. Penjelajahan adalah metode umum dalam eksplorasi situs kuno.
Raja Yi tersenyum tipis: “Baik! Tapi siapa yang tetap di pos, siapa yang masuk gelombang kedua, perlu didiskusikan. Kekuatan kedua kelompok tidak boleh terlalu berbeda untuk menghindari insiden.”
Sekelompok orang yang saling menjebak ini bekerja sama mencari harta karun. Sebagai pejuang top, mereka malas menyembunyikan niat.
Li Zhu tertawa: “Petarung level Raja ditambah Raja Kekacauan, total 10 orang. Aku, Raja Qian, Raja Yi, dan Raja Kekacauan sudah mencapai level tujuh. Dua orang level tujuh, tiga orang level enam. Begitu saja pengaturannya!”
“Laozi pergi dulu!”
Raja Kekacauan berteriak, tak ada yang berkomentar.
Raja Qian melirik Li Zhu, lalu melihat Raja Yi, tersenyum: "Kalau begitu, aku dan Raja Li akan bersama!"
Yi sedikit mengangkat alis. Rupanya mereka membiarkannya pergi bersama Raja Kekacauan duluan.
Dia mengira pasti akan ditempatkan di barisan belakang.
Li Zhu dan Raja Qian tak mempermasalahkan. Jika kelompok Yi menunggu mereka, berarti ada hal yang membutuhkan kekuatan bersama. Perginya lebih dulu pun tak masalah.
Li Zhu menatap Raja Qian, tersenyum tipis dan mengangguk, tanda persetujuan.
Raja Qian juga tersenyum, namun waspada dalam hati.
Bersama Li Zhu yang berhati hitam, dikhawatirkan akan menjegal. Jika dia dan Raja Kekacauan pergi duluan, sangat mungkin Li Zhu akan mengacaukan kehampaan.
Bukan petarung kuat yang ditakuti, tapi kelicikan orang kecil.
Pikiran Li Zhu yang muram membuatnya terus siaga.
"Raja Gen duluan!"
Perintah Raja Qian diiyakan dengan anggukan.
Li Zhu tersenyum: "Tian Ji dan Kerajaan Tumbuhan Surgawi menyusul."
Dengan demikian, Sheng Hong, Liu Shan, dan Yin Fei akan jadi kelompok terakhir.
Pengaturannya disetujui semua pihak.
Kini tinggal memilih tim penjelajah pertama.
Li Zhu berujar dingin: "Cukup seorang suci memimpin, dua Dewa, lima dewa sejati sebagai penjelajah."
Pengiriman petarung beda tingkat bertujuan memantau reaksi berbeda di tiap level.
Proposal ini kembali disetujui para Raja.
Perkataan Li Zhu mudah memicu resonansi yang lain, orang ini juga tidak adil, tertawa: "Santo Haiyu, silakan Anda bersusah payah pergi sebentar!"
Kerajaan Langit mengeluarkan pejuang level Suci!
Begitu kata-katanya keluar, yang lain terdiam. Di kerumunan, ekspresi Haiyu berubah-ubah, akhirnya maju dan bersuara berat: "Kalau begitu aku yang pergi!"
Eksekusi Kerajaan Langit masih bisa diandalkan.
Li Zhu menyuruh Santo menjadi penjelajah di depan, wilayah laut juga tidak membantah.
Raja Yi melihat situasi ini, tersenyum: "Keponakan Obat, kamu yang pergi!"
Pemimpin Pulau Dewa Obat, Kaisar Dewa Obat mendengar dan maju ke depan.
Kemudian, semua orang menatap Raja Qian. Jelas, satu dari dua Kaisar perlu dikirim oleh Gereja Dewa.
Raja Qian menoleh melihat beberapa Kaisar, ditambah Fang Ping total 4 orang.
Raja Qian menatap Fang Ping, tersenyum: "Saudara Jago, meski penjelajahan berbahaya tapi aman, bagaimana pendapatmu? Jika tidak cocok, biarkan Tianyun yang menjelajah..."
Tidak memaksa Fang Ping pergi, caranya cukup sopan.
Fang Ping tidak ragu, tersenyum: "Tuan menghargai Jago, tidak boleh menolak!"
Setelah berkata, Fang Ping juga maju ke depan.
Baru saja dia maju, Raja Gunung Datar yang penakut tiba-tiba mengatupkan gigi, berbisik: "Tuan Qian, Gereja mungkin masih perlu dewa sejati menjelajah... Ping Shan sudah bergabung lama tapi belum berjasa... Karena semuanya berbahaya, biar Ping Shan duluan..."
Raja Qian agak terkejut tapi tetap mengangguk, tersenyum: "Ping Shan baik hati!"
Raja Gunung Datar maju ke depan dengan ekspresi siap mati!
"Aku tidak takut mati!"
Fang Ping meliriknya sekilas, tak bisa berkata-kata, "Kenapa kau mengikutiku?!"
Ping Shan muncul, tak lama kemudian seorang Dewa Sejati dari Gereja Dewa juga dipanggil Raja Qian.
"Satu Dewa, dua Dewa Sejati dari Gereja Dewa - inilah keikhlasan kami."
Raja Yi tersenyum melihat situasi. Dari belakang, dua orang muncul: satu dari Pulau Dewa Obat, satu dari Istana Kaisar Barat.
Akhirnya, semua pandangan tertuju ke arah Si Kerbau.
"Pulau Dewa Air belum mengirim perwakilan."
Karena jumlah mereka sedikit, tak banyak tuntutan. Tapi saat ini semua mata tertuju pada Li Wuqi - jelas dia yang harus jadi penjelajah.
Kerbau besar itu memendam protes di perutnya!
"Kenapa mengawasi aku?!"
"Aku tak mau pergi!"
"Ikut leluhur masih ada jaminan keamanan. Ikut orang-orang ini, siapa tahu nasib kita nanti..."
Yin Fei menatap Si Kerbau. Si Kerbau mengerutkan alisnya, lalu tersenyum, "Baik! Wuqi, pergilah!"
"Leluhur!"
Si Kerbau berbisik melalui transmisi suara: "Pergi saja! Tidak terlalu berbahaya! Bagian belakang justru lebih riskan. Ada Raja Surgawi yang lebih berbahaya! Sedikit kesalahan berarti jalan kematian! Kini para Raja tetap di sini, kalian justru lebih aman. Berbagai pihak tak akan saling menjebak demi mencegah kerja sama bubar sebelum mulai!"
Li Wuqi akhirnya keluar dengan enggan.
Dengan demikian, tim penjelajah telah ditetapkan.
Untuk rombongan kedua dan ketiga - itu sudah di luar urusan Fang Ping.
……
"Saudara Kerbau, di sana jangan gegabah! Balai Langit mungkin tak aman. Tunggu kedatangan kami..."
Raja Qian menasihati Fang Ping beberapa kalimat, Fang Ping terus mengangguk.
Raja Qian berpikir sejenak, tiba-tiba bertanya: "Saudara, apakah memiliki senjata suci?"
Fang Ping tersenyum pahit: "Senjata suci adalah relik suci, hamba hanya pemimpin pulau miskin di laut, mana mungkin memilikinya."
"Tian Bai, pinjamkan sementara Piagam Suci untuk melindungi Saudara Jago..."
Mendengar ini, Tian Bai tampak ragu, tapi melihat ekspresi Raja Qian, akhirnya dengan enggan menyerahkan stempel kecil kepada Fang Ping.
Fang Ping berkata gugup: "Tuan, bagaimana bisa? Benda ini adalah relik suci, bahkan senjata suci penobatan Tian Bai..."
"Tidak masalah, ini hanya pinjaman sementara!" Raja Qian tertawa: "Setelah Saudara Jago berhasil mencapai kesucian nanti, pasti akan dapat hadiah. Senjata suci memang langka, tapi jenius lebih berharga!"
Fang Ping tersentuh menerima Piagam Suci Tian Bai dengan wajah berbinar.
Dalam hati berdecak kagum: Orang baik benar!
Meski Tian Bai kekuatannya biasa saja, setelah mengukir Piagam Suci dan menyamar, merampas harta karun jadi lebih mudah. Bagus, hemat masalah.
Setelah mendapat nasihat lagi dari Raja Qian, Fang Ping serius menyimak lalu berkumpul dengan Haiyu dan lainnya.
……
Tim penjelajah: satu Santo, dua Dewa, lima Dewa Sejati.
Saat ini, para hadirin memandang Balai Sepuluh Ribu Dunia yang dikepung kegelapan dengan ekspresi tegang.
Banyak retakan!
Sedikit salah langkah, berarti jalan kematian.
"Pada saat ini, Kaisar Dewa Obat dari Pulau Dewa Obat muncul dengan beberapa butir mirip kacang kedelai di tangannya sambil tersenyum, 'Para sesepuh, ini adalah spirit void yang dikembangbiakkan Pulau Dewa Obat, paling cocok sebagai penjelajah.'"
Mendengar ini, Haiyu melirik sambil tertawa, "Kalau begitu kami berterima kasih! Benda ini memang sumber daya berharga, sangat sensitif terhadap retakan kehampaan. Tak kusangka Pulau Dewa Obat masih menyimpan harta seperti ini."
"Barang remeh saja..."
Kaisar Dewa Obat tidak banyak bicara. Dia melemparkan segenggam kacang kedelai yang seketika berubah menjadi makhluk mirip kumbang begitu memasuki ruang hampa, mulai menyebar ke empat penjuru.
Bruk!
Begitu masuk wilayah kegelapan, seekor kumbang meledak dan langsung menghilang.
Kaisar Dewa Obat mengerutkan alisnya, dari tanah tiba-tiba mekar bunga teratai berkuntum empat.
Retakan kehampaan ada yang terlihat, ada pula yang sama sekali tak kasat mata.
Tugas para hadirin adalah menemukan retakan yang tak terlihat itu.
Tapi kita juga tak boleh sembarangan menghancurkannya, karena bisa memicu reaksi berantai. Jika seluruh area ini meledak, bisa menyebabkan runtuhnya ruang hampa skala besar.
Puluhan kumbang menjelajah melalui jalur berbeda.
Tak lama kemudian Kaisar Dewa Obat berseru, "Masuk! Jika spirit void terlalu jauh dan dihancurkan, kita tak bisa menilai kekuatan retakan - itu lebih berbahaya!"
Mereka pun tanpa ragu melangkah masuk ke wilayah kegelapan.
Menghindari retakan, bukan berarti tidak ada retakan.
Banyaknya retakan di daerah ini membuat mustahil untuk menghindari semuanya, kita hanya bisa berusaha tidak menyentuh segmen dengan kekuatan retakan besar.
Di depan, Haiyu dengan blak-blakan menghancurkan beberapa retakan, menimbulkan kegaduhan yang sangat lemah, berhati-hati agar tidak menyebabkan retakan di area lain ikut hancur lebur.
Yang hadir sedang memindai jalan aman di kegelapan kosmik ini.
Fang Ping juga turun tangan, sebagai Kaisar kelas atas yang hampir mencapai status Orang Suci, bahkan retakan Lima Penghancur pun bisa ditahannya.
Pada saat ini, Ping Shan berkata melalui transmisi suara: "Tuan, setelah sampai di pihak lain, bagaimana kalau kita bunuh mereka? Tuan bisa memonopoli harta karun sambil merusak aliran kehampaan di sini, membuat mereka tak bisa masuk..."
Fang Ping meliriknya: "Kau memang kejam."
Dia tidak tahu bahwa Raja Gunung Datar merasa hanya mengikuti perkataan Fang Ping.
Alasan dia memaksa ikut Fang Ping adalah takut Fang Ping benar-benar melakukan ini!
Jika Fang Ping pertama sampai di seberang, lalu ketika yang lain masuk... tiba-tiba dia menyerang, mereka bahkan tak akan tahu penyebab kematiannya - sungguh memuakkan.
Fang Ping adalah tipe pemakan monopoli, seorang licik tak tahu malu.
Mana berani dia masuk belakangan!
Bukan hanya Raja Gunung Datar, bahkan Raja Huai yang masih menghabiskan waktu di seberang pun berdoa: "Jangan sampai Fang Ping menemukan gerbang neraka di sana."
Dia juga takut!
Jika Fang Ping tak menemukan pintu masuk ya sudah, tapi kalau ketemu... mereka semua benar-benar dalam bahaya.
Jika tidak menemukan, Fang Ping mungkin mau menunggu. Tapi kalau sudah ketemu, dengan karakternya yang begitu - mana mungkin dia rela tanpa mematikan satu kelompok dulu?
……
Memandangi sekelompok orang memasuki wilayah kegelapan, Raja Huai memancarkan secercah kekhawatiran di kedalaman matanya.
Bukan khawatir pada Fang Ping dan kawanan, melainkan pada dirinya sendiri.
Jangan sampai mereka menemukan gerbang neraka itu!
Fang Ping ini, seharusnya masuk di gelombang terakhir, kok malah dipaksa jadi yang pertama? Siapa yang tega?
……
"Apa ini daerah arwah..."
Wilayah kegelapan.
Li Wuqi menyusutkan tubuhnya menjadi seukuran anak sapi mini. Ia tak berani mempertahankan wujud raksasanya yang berbahaya. Dengan memadatkan energinya, tubuhnya kini hanya sedikit lebih besar dari kucing.
Sambil menghindari retakan kehampaan, Li Wuqi bergumam: "Kawan-kawan, yakin kita dapat jatah? Para suci lautan masih bisa, tapi kita ini cuma dewa kelas teri atau kaisar, mana berani saingin pejuang level tinggi."
Kaisar Obat Suci berbisik lembut: "Tenanglah, Saudara Wuqi! Waspadai retakan dimensi..."
Li Wuqi yang merasa diacuhkan langsung mendekati Ping Shan. Dengan wajah bantengnya yang sumringah: "Ping Shan, kamu di sini! Dasar penakut, bisa selamat sampai sekarang. Aku ikut kamu saja, biar aman."
Wajah Ping Shan menghitam.
Li Wuqi tak peduli: "Raja Manusia rindu padamu. Katanya kamu pindah rumah sampai nggak tega melepasmu."
“……”
Ping Shan menghela napas. Banteng gila ini ngomong apaan sih.
Udah genting begini masih bisa ngoceh nggak karuan.
"Baru saja berbicara, di depan, seekor Kumbang hancur lebur, sebuah bunga teratai enam kelopak meledak, memicu retakan kehampaan di sekitarnya runtuh."
"Mundur!"
Haiyu berseru pendek, dengan cepat menghindar. Retakan level enam yang bercampur retakan lain bahkan berisiko kematian baginya. Daerah ini terlalu berbahaya.
Ping Shan hampir menempel ke Fang Ping, buru-buru mengelak.
Ke mana Fang Ping mundur, ke situ dia ikut mundur.
Sementara Li Wuqi, tanpa sandaran, memilih mendekati Raja Gunung Datar.
Tidak ada alasan lain, Raja Gunung Datar lemah!
Orang ini menghadapi krisis, belum tentu larinya lebih cepat darinya, bisa jadi umpan kematian.
Gedebuk!
Kehampaan di sekitarnya tiba-tiba meledakkan cahaya gemilang yang seketika berubah menjadi kegelapan.
Di luar wilayah kegelapan, kemampuan spiritual yang hadir tak bisa menyelidiki masa lalu, pandangan terhalang kegelapan. Kini hanya terlihat bayangan-bayangan itu samar-samar muncul dari kehampaan.
Yang hadir mengkredit daerah itu sebagai wilayah retakan level enam.
Raja Qian sambil mengamati, mentransmisikan suara ke Li Zhu: "Menurutmu, zona retakan gelap ini terbentuk alami atau buatan manusia? Semuanya mengitari Balai Sepuluh Ribu Dunia, sepertinya bukan alami."
Li Zhu membalas transmisi: "Tempat ini misterius. Mungkin buatan manusia! Yi dan kawan-kawan masih menyembunyikan sesuatu. Saat krusial, kita bisa bekerja sama. Empat petugas patroli pun takkan bisa mengubah situasi."
"Aku khawatir pejuang Pra-Bela Diri akan datang..."
"Tak masalah!"
Li Zhu berkata melalui transmisi suara: "Biarkan mereka datang. Orang-orang ini tidak akan bertindak gegabah. Kegaduhan yang terlalu besar, di medan dalam Makam Langit masih ada tiga cultivator kekuatan inti yang bebas. Jika menarik perhatian mereka, wilayah Pra-Bela Diri kita juga dalam bahaya."
Setelah berkata, Li Zhu menambahkan: "Teman seperguruan Niu sebelumnya... Belum pernah melihat..."
"Pemimpin Pulau Dewa Sapi, sahabat Bayangan Huai..."
Keduanya bukan sekutu, tapi Raja Qian tidak keberatan untuk berbagi informasi.
Li Zhu mengerutkan alisnya, memandang Raja Huai. Sahabatnya?
Sebagai Raja Kerajaan Tumbuhan Surgawi, Raja Huai dulunya juga termasuk Raja Sejati di Kuil Raja Sejati. Dia cukup memahami bahwa kapan orang ini menjalin persahabatan dengan cultivator puncak level Kaisar?
Pulau Dewa Sapi... Dia juga belum pernah mendengarnya.
Dengan kebingungan yang tersisa, Li Zhu tidak berkata lebih lanjut.
"Jangan-jangan ini Fang Ping?"
Dalam hatinya, Li Zhu berusaha menghibur diri: Jangan seperti bayangan ular di gelas!
Fang Ping kali ini sama sekali tidak mendapat kabar intel. Menurut informasi sebelumnya, Fang Ping sepertinya terluka. Ini juga alasan mengapa Raja Penahan menghancurkan Tiga Pintu. Baru saja menghadapi bahaya, sekarang sudah muncul lagi?
Wang Jinyang baru saja kembali ke barisan manusia. Kabarnya sedang berdiskusi dengan Fang Ping tentang beberapa urusan rahasia. Mungkinkah Fang Ping bergerak secepat ini?
Li Zhu kembali menatap wilayah kegelapan, mengangkat alisnya. Dia merasa dirinya kurang tenang, mengira setiap orang yang muncul adalah Fang Ping. Ini tidak baik.
"Seharusnya bukan Fang Ping..."
"Tapi... Kalau terjadi sesuatu pada Haiyu, dari tim penjelajah yang tersisa hanya Niu Meng... Atau Li Wuqi dan Niu Meng, kemungkinan besar itu adalah Fang Ping!"
"Li Zhu menilai dalam hati, saat ini setiap orang asing yang dilihatnya pasti menjadi target keraguannya."
"Bukan hanya Niu Meng, di Pulau Dewa Obat pun ada beberapa orang yang tidak dikenalnya dan masuk dalam daftar kecurigaannya."
"Fang Ping yang misterius membuatnya tidak bisa sepenuhnya percaya."
……
"Di wilayah kegelapan, Fang Ping tiba-tiba menarik seorang dewa sejati dari Pulau Dewa Obat."
"Kaisar Obat segera berterima kasih: 'Terima kasih Saudara Niu!'"
"'Saudara terlalu sopan!'"
"Fang Ping tersenyum: 'Ini hanya bantuan kecil. Seperti kata Pangeran Tian Ji, karena peluang belum terlihat, kita tidak perlu saling memusuhi. Persaingan sebenarnya ada di tingkat Raja Surga dan para Suci. Hamba hanya berharap bisa naik ke tingkat dewa kali ini.'"
"Di depan, Haiyu yang masih trauma berkata: 'Persatuan kita semua sangat penting! Baru menempuh sepersepuluh perjalanan, bahaya masih mengintai. Jangan bertindak gegabah!'"
"Fang Ping mengangguk dengan wajah polos."
"Raja Gunung Datar ingin membunuh mereka... Tapi Fang Ping tidak berminat."
"Mereka semua orang biasa, bahkan Haiyu hanyalah seorang suci."
"Untuk apa turun tangan sekarang dan membuat yang lain waspada?"
"Fang Ping punya prinsip: Kalau turun tangan, harus berhadapan dengan Raja Surga! Itu baru sesuai statusnya!"
"Siapa dia?"
"Sosok pembantai Kaisar!"
"Membunuh seorang suci sampai harus diam-diam?"
"Memalukan!"
"Kalau bertindak, harus spektakuler! Minimal harus ada Raja Surga yang tewas baru pantas!"
"Orang kecil seperti Ping Shan jelas tak bisa memahami pikiran tokoh penting sepertinya."
"Fang Ping menghela napas dalam hati: 'Burung pipit mana bisa mengerti ambisi angsa hong!'"
"Visinya Ping Shan terlalu terbatas!"
Saat sedang berpikir, retakan kembali meledak. Fang Ping buru-buru menghindar sambil menarik anggota Gereja Dewa lainnya ke samping. Sang dewa sejati itu pun berterima kasih, "Terima kasih Tuan!"
"Saudara terlalu sopan!"
Fang Ping tertawa, "Saudara sendiri, tak perlu formal."
Sekarang, pandangan orang-orang terhadap Fang Ping mulai berubah.
Orang ini ternyata polos!
Meski retakan tadi tidak membahayakannya, menyelamatkan orang di situasi genting seperti ini sungguh langka di Tiga Alam sekarang.
Bahaya masih terus mengintai.
Kekuatan Fang Ping sebagai Kaisar kelas atas benar-benar terlihat!
Di lautan, Kaisar Obat bertugas mengawasi wilayah sementara Fang Ping menangani retakan dan penyelamatan.
Berkali-kali dia menyelamatkan para dewa sejati.
Bahkan Li Wuqi mendekat, "Kaisar ini benar-benar andal!"
Marga Kerbau, meski bukan bangsa monster, tapi tetap saudara!
Li Wuqi yang licik langsung menjilat, "Tuan Kerbau saudara kami. Leluhur kami baru mencapai tingkat Suci dan bisa berbagi pengalaman... Beliau murid Kaisar Nan..."
Si kerbau ini menjual nama sukunya tanpa beban, toh tak perlu membayar konsekuensi.
Fang Ping tidak merasa terganggu oleh bisik-bisik, tersenyum mengangguk dan terus bekerja dengan rajin.
Mereka semakin menjelajah lebih dalam, saat ini bahaya pun semakin banyak.
Retakan kembali meledak!
Kali ini Kaisar Dewa Obat nyaris tak bisa menghindar, Fang Ping buru-buru turun tangan menariknya ke samping.
Kaisar Dewa Obat masih berdebar-debar, buru-buru berterima kasih.
Sebuah retakan level enam tadi menyambar ubun-ubunnya, nyaris memenggal kepalanya. Untung Jago Dahsyat menariknya, menghindari krisis.
"Saudara Jago, balas budi ini takkan kulupakan seumur hidup!"
Fang Ping tetap berpura-pura polos: "Kita saling membantu saja. Kalau ada yang celaka... hilanglah cara kita menyelidiki Pulau Dewa Obat, pasti lebih berbahaya."
Di depan, Haiyu kembali berkomentar haru: "Saudara memang bijaksana! Aku sempat khawatir terjadi perselisihan yang membahayakan nyawa, sekarang jadi tenang."
Bertemu dengan pejuang-pejuang yang tahu diri, hatinya pun lebih tenang.
Raja Gunung Datar menunduk, sorot matanya aneh.
Apa rencana Fang Ping?
Jual image kesetiaan palsu?
Apa masih kurang memprovokasi Gereja Dewa, sampai ingin jadi bos sendiri?
Mereka terus berjalan, hingga kini belum ada korban jiwa.
Perjalanan sudah mencapai separuh.
Istana Sepuluh Ribu Dunia di depan semakin jelas terlihat.
"Sementara Fang Ping, terus melakukan tugasnya tanpa lengah. Hasilnya, lima dewa sejati mengitarinya, merasa dia sangat andal."
Fang Ping diam-diam, tidak bermaksud menaklukkan orang-orang ini. Yang utama adalah menyatu dengan mereka.
Semakin mereka percaya pada dirinya, semakin mudah dia menyembunyikan diri.
Mencari kesempatan untuk mematikan beberapa Raja Surga.
Para hadirin melanjutkan perjalanan. Setelah berjalan beberapa saat, terlihat tangga panjang. Kaisar Dewa Obat berseru gembira: "Kita hampir menembusnya!"
Tiba-tiba suara Kaisar Dewa Obat bergema di telinga Fang Ping: "Saudara, jangan sembarangan naik tangga nanti. Sangat berbahaya! Ikuti Lao Fu saja!"
Fang Ping agak terkejut, tapi tetap mengangguk hampir tak terlihat.
Pulau Dewa Obat adalah wilayah keturunan Dewa.
Pemimpin sebenarnya kali ini adalah Raja Surga Yi, juga kepala penasihat Dewa.
Ternyata Pulau Dewa Obat memang mengetahui sesuatu.
"Tak sengaja menanam willow malah tumbuh rindang?"
Fang Ping terheran: "Aku cuma menyelamatkanmu asal-asalan, kau mau membalas budi?"
Cukup menarik!
Bahaya apa sebenarnya yang mengintai di Aula Semesta ini?
Kaisar Dewa Obat tidak menjelaskan lebih lanjut. Fang Ping juga tidak bertanya, tapi lebih waspada. Sebagai orang baik, dia tak mengharapkan imbalan - menyelamatkan beberapa dewa sejati malang adalah kewajibannya.
Sepanjang perjalanan, mereka sering menghadapi bahaya. Tapi Kaisar Dewa Obat punya banyak trik, dan kekuatan lautan pun cukup perkasa.
Retakan level enam sempat dijumpai beberapa kali, entah dihindari atau dihancurkan oleh kerjasama Lautan dan Fang Ping.
Alhasil, rombongan ini justru berhasil menaiki tangga tanpa hambatan!
Saat menginjakkan kaki di anak tangga, Dewa Obat tiba-tiba menghela napas lega - bukan karena lolos dari maut, tapi lebih seperti keyakinan penuh bahwa tak ada lagi krisis yang mengancam!
Andai saja dia tidak mengucapkan kalimat itu sebelumnya, mungkin Fang Ping tak akan menyadarinya.
Namun Fang Ping yang terus mengawasinya justru merasakan hal ini.
Orang ini... benar-benar terlihat sangat santai sekarang.
Tiba-tiba, suara Kucing Liar bergema di telinga Fang Ping: "Penipu... Kucing ini seperti mencium bau yang familiar!"
Seketika itu pula, Fang Ping merasakan gejolak di hatinya - ada yang bersembunyi di Balai Semesta!
