"Fang Ping, buka sumber energi!"
Raja Militer kembali menggelegar!
"Buka sumber energi, kukabulkan Fang Ping, Musnahkan Dewa!"
Air mata mengaburkan penglihatan.
Fang Ping menangis tersedu-sedu, air mata mengalir deras. Dia tidak mau, dia tidak rela, dia tidak terima, tapi... dia harus menerima!
Dewa lebih kuat dari dugaan, semakin sulit dibunuh!
Bersekutu dengan manusia aneh hasil penyatuan Tiga Penguasa pun, mereka tetap tak bisa menyingkirkan Dewa. Jika terus begini, setelah sumber energinya hancur dan Tiga Penguasa ditelan retakan, takkan ada lagi yang bisa membunuh Dewa di dunia ini.
Mungkin Yang Shen bisa.
Tapi saat ini Yang Shen masih berlarut-larut dengan Bibit.
Sudah berkorban begitu besar, jika tak bisa membunuh Dewa, dia tidak terima! Manusia tidak terima!
"Fang Ping!"
Fang Ping terisak-isak. Saat ini dia bukan raja iblis. Dia tidak tega, sungguh tidak tega.
Raja Militer mewakili umat manusia, harapan umat manusia, puluhan ribu pejuang yang telah gugur.
Kini dia harus meleburkan Jalan dengan sumber energi. Fang Ping tidak mau, meski tahu ini salah, tidak boleh menunda waktu, tapi dia benar-benar tidak mau.
"Fang Ping!"
Teriakan menggebrak kembali menggema!
Fang Ping menangis sambil perlahan menampilkan otak inti, membuka gerbang energi. Memandang Zhang Tao, saat ini dia benar seperti anak kecil. Air mata mengaburkan kedua matanya. "Lao Zhang, aku takut... Takut menjadi Dewa berikutnya. Tanpamu, aku takut!"
"Aku baru 21 tahun..."
"Dasar keparat!"
Raja Militer mengumpat marah, "Sekarang juga, kau masih pamer level!"
Fang Ping menyeringai sambil tertawa, air mata tak henti mengalir.
"Aku benar-benar takut... Tanpa pengawasanmu, takut aku... benar-benar jadi iblis!"
"Tidak takut!"
Zhang Tao maju, memeluk Fang Ping, membelai lembut kepalanya sambil tertawa, "Jangan takut! Takut apa? Kau adalah Fang Ping, Rajanya Manusia, ingat! Kau adalah harapan satu-satunya umat manusia, Rajanya Manusia yang diciptakan umat manusia dengan mengorbankan ribuan nyawa..."
"Pernah kukatakan, Jalan kita berasal dari umat manusia. Ketika kau bukan lagi bagian dari umat manusia, Jalanmu akan hancur. Kau si nak ini, jangan bermimpi jadi Iblis!"
"Sudahlah, jangan takut lagi!"
Lao Zhang membelai kepala Fang Ping, sorot mata memancarkan kepedihan.
Ya, dia takut.
Usianya baru 21 tahun!
Tiga tahun lebih berperang, pembantaian, perang, pertempuran, konspirasi licik...
Dia tidak takut apapun!
Karena, di belakangnya ada banyak orang.
Tapi sekarang, banyak yang telah mati.
Raja Perang tewas, Jiang Hao tewas, Li Zhen tewas, Nanyun Yue tewas, Chen Yaozu tewas...
Terlalu banyak yang gugur!
Universitas Bela Diri Kota Iblis, 90% musnah!
Li Changsheng telah pergi, dia, Zhang Tao, salah satu penunjuk jalan Fang Ping, hari ini juga akan pergi, meninggalkan anak ini. Setelah membunuh Dewa, masak dia tidak takut?
Seharusnya takut!
Kesepian, sunyi, duka...
Hidup, benar-benar menyakitkan!
Menepuk-nepuk kepala Fang Ping, Lao Zhang tersenyum lebar, "Nak, lakukan yang terbaik! Jangan takut, Kakek sedang mengawasimu..."
Di sisi lain, Raja Penahan menghela nafas, "Ini waktunya kapan masih begini, kau si nak..."
Masih mengambil untung darinya!
“Tua-tua, kalau kau belum mati, tolong merawat sedikit……”
Lao Wang menatapnya sambil tersenyum, “Dia terlalu muda, membuatku tidak percaya pergi begitu saja. Tapi aku benar-benar harus pergi. Kalau kau belum mati, jaga dia. Brengsek kecil ini, mulutnya berani tapi hatinya pengecut!”
“Dia ingin membunuh Dewa tanpa seorang pun mati, tapi mana mungkin!”
“Di belakang, dia sampai mau memanggilku kakek tiap hari. Ketemu malah melawanku. Ini kekurangan perhatian, takut aku tidak peduli. Brengsek kecil ini terlalu kekanak-kanakan, aku benar-benar tidak percaya padanya……”
Benar-benar tidak percaya!
Terlalu muda!
Setelah bertarung di tiga alam, pembunuhan tak berujung, berapa tahun dia tidak tidur?
Takut tertidur?
Takut mimpi buruk?
Tak ada yang membimbingnya, tak sempat membimbingnya. Prajurit biasa saja punya sindrom pasca perang, apalagi Fang Ping si algojo tiga alam ini. Dia khawatir, sangat khawatir!
Khawatir setelah pertarungan ini, Fang Ping yang tak mati akan menjadi jahat.
Dia khawatir, khawatir puluhan ribu tahun kemudian, tiga alam akan kembali menggalang kekuatan untuk memusnahkan Fang Ping!
Dia pahlawan!
Pahlawan besar tiga alam!
Tapi Zhang Tao takut. Matanya berkaca-kaca menatap Raja Penahan, “Kau yang tak mati, ingat merawatnya. Dia sangat rapuh.”
Raja Penahan juga berkaca-kaca, mengangguk.
Pasti!
Hari ini, kawan-kawan seperjuangannya hampir semuanya pergi. Keturunan keluarga Li-nya juga hampir tiada. Kesepian menemani.
Bisakah dirinya benar-benar bertahan?
Melihat Dewa di sana, Raja Penahan merasa getir di hatinya. Apakah Fang Ping yang telah menyatu dengan Zhang Tao bisa membunuh sang Dewa?
Dia tidak tahu!
Harapan... mungkin saja!
Penyatuan tiga penguasa hanya menjebak sang Dewa. Apakah Fang Ping bisa membunuhnya, itu pun belum pasti.
"Nak, kita pergi!"
Zhang Tao menepuk-nepuk kepala Fang Ping hingga tangannya sakit. Terkekeh canggung, dia menghela napas: "Kakekmu ini... bahkan memukulmu pun sudah sulit... Selamat tinggal..."
Ada rasa kehilangan yang begitu besar.
Ada kegelisahan yang tak terbendung.
Memandang ke tiga alam di bawahnya, Zhang Tao tersenyum lembut: "Jika ada kehidupan berikutnya... Aku akan menikahimu..."
Di kehidupan ini, tak mungkin lagi.
Aku adalah Raja Militer, lahir untuk bertarung dan membela umat manusia!
Cinta... terlalu mewah!
"Di pintu ini tahun lalu, wajah manusia dan bunga persik saling bersinar merah..."
Lao Zhang menggelengkan kepala, melantunkan puisi sambil tersenyum. Takkan bisa melihat kalian lagi.
Aku sangat menyesal!
Aku juga minta maaf!
Masa keemasan ini takkan kusaksikan akhirnya. Kuharap kejayaan ini abadi!
Maafkan aku yang menjadi pengecut, melemparkan semua tanggung jawab dan masalah ke Fang Ping. Maaf!
Maaf...
"Maaf!"
Bergumam sambil air mata mengalir deras, wajah Zhang Tao basah oleh tangis.
Maafkan kami semua!
Maaf telah mengkhianati kepercayaan kalian, maafkan Fang Ping. Beban seberat Gunung Tai ini kuserahkan padamu!
Ingin bertarung bersamamu sampai akhir, tapi tak bisa, tak boleh, dan tak ingin.
Selamat tinggal, umat manusia!
Selamat tinggal, tiga alam!
Di dalam sumber energi, Zhang Tao membara. Empat boneka gemuk mengelilinginya. Zhang Tao menggoda boneka-boneka itu, menatap dunia di bawah, memandangi bayangan-bayangan samar, lalu tersenyum!
"Saudara-saudara, aku datang!"
Di bawah, satu bayangan samar melayang naik, memasuki tubuh Zhang Tao.
Zhang Tao merasakan perubahan, terkekeh sambil mengumpat, "Brengsek kau!"
Si brengsek ini, setiap hari menyiksaku. Percuma saja aku khawatir tentangmu!
Di luar sumber energi, Fang Ping menangis.
"Mulai sekarang, setiap hari akan kuhajar kau!"
"Bangsat!"
Zhang Tao tertawa sambil memaki, "Jadilah orang baik. Jangan tiru Dewa Langit, si gila itu! Masalah Bibit, aku tak tahu harus bagaimana. Tak ada cara, putuskan sendiri."
"Bahkan jika Yang Shen masih hidup, mungkin dia tak berminat merebut tiga alam. Tapi waspadalah! Manusia bisa berubah. Bunuh saja jika bisa. Raja Penahan si hantu tua itu, tak perlu khawatir. Jika dia berani bilang 'takkan mati', sebagai arwah pun akan kucekik dia!"
"Masih ada yang hidup di Universitas Bela Diri Kota Iblis. Bunuh Dewa Langit. Temui adikmu dan yang lain. Jika ingin pensiun, pensiunlah. Beban berat ini kuserahkan padamu. Aku saja capek memikirkannya."
"Nak..."
Air mata Fang Ping menetes. "Mau apa!"
"Katakan..."
Senyuman Zhang Tao bersinar cerah. "Dunia tempatmu berasal, indahkah? Cantikkah?"
Fang Ping mengangguk. "Indah, cantik! Tapi... tak secantik di sini! Tak ada orang tua setampan dirimu, tak ada pemimpin umat manusia sebaik dirimu. Kau... yang terhebat di tiga alam!"
"Ha ha ha!"
Zhang Tao tertawa terbahak-bahak!
Tertawa penuh kepuasan!
Dengar itu?
Aku, yang paling tampan, yang paling hebat!
Fang Ping yang bilang!
Brengsek kecil ini, hari ini memujiku!
Gedebuk!
Sumber Energi mengembang, berubah-ubah, semakin membesar!
Siluet Lao Zhang perlahan buyar.
Di samping, Lao Wang dan beberapa orang menyangga Fang Ping. Fang Ping melepaskan pegangan mereka, air mata dikeringkan. Aku tidak menangis, sama sekali tidak sedih!
Sumber Energi semakin stabil.
Fang Ping semakin kuat!
Tak ada pikiran untuk melihat ini, tak ada keinginan mengurusinya. Fang Ping memelintir leher tak mau melihat siluet Lao Zhang yang menghilang. Dia menatap Dewa, di matanya terpancar kebencian tak terkira!
Jarang dia membenci seseorang sedemikian dalam. Hari ini, benar-benar membenci!
Terlalu banyak yang tewas. Orang-orang yang menggemaskan, yang terhormat.
Jalan Harapan Zhang Tao, kali ini benar-benar menyayat hati Fang Ping.
Guru sekaligus ayah sekaligus sekutu!
Sepanjang perjalanannya, tersandung-sandung. Saat mengambil jalan yang salah, saat ragu-ragu, saat jatuh dalam kegelapan...
Dialah yang membimbingnya langkah demi langkah hingga hari ini.
Aku tidak menjadi iblis hanya karena orang-orang baik ini, yang melindungi, menyayangi, dan menjagaku.
Tanpa mereka, pasti aku akan menjadi iblis!
Hari ini, Zhang Tao telah tiada.
Fang Ping berhenti menangis. Zhang Tao pernah berkata: "Perjalanan Fang Ping terlalu mulus, tanpa hambatan." Hari ini, dia menghadapi kegagalan terbesar dalam hidupnya - kegagalan ini datang dari Zhang Tao.
Mati!
……
Saat ini, Tiga Alam bersedih bersama.
Isak tangis pilu menggema di seluruh jagad.
Raja Militer Tewas!
Bumi, kesedihan meluas.
Raja Militer tewas!
Penguasa tunggal manusia terkuat, terbaik, paling dicintai sejak penciptaan alam semesta ini... telah runtuh!
Pendiri masa keemasan ini, Raja Militer, telah tiada!
Di permukaan peradaban, ribuan orang melayang ke udara, ribuan suara mengaum Roarrr!
"Raja Militer takkan hancur! Untuk kejayaan umat manusia!"
Raja Militer, tidak akan mati.
Meski telah runtuh, umat manusia selamanya akan mengingatnya. Karena seluruh eksistensinya terukir dalam di jantung, benak, dan spiritual semua manusia!
Semoga umat manusia, setiap orang bagai naga!
Semoga umat manusia, setiap orang menjadi kaisar!
Inilah sosok Raja Militer!
Sepanjang hidupnya, dia berjuang mati-matian untuk tujuan mulia ini. Hampir berhasil, sayang tak sempat melihatnya.
"Untuk kejayaan Raja Militer!"
“……”
Dengusan menggelegar kembali di seluruh jagad.
"Hantar Raja Militer!"
"Hantar Raja Militer!"
"Hantar Raja Militer!"
Ribuan orang bangkit menengadah ke langit, mata berkaca-kaca, mengantar perjalanan terakhir sang pejuang!
Semoga di dunia berikutnya, dia hidup lebih tenang dan bahagia!
Dia terlalu lelah!
……
Sumber energi.
Sumber energi bergetar hebat.
Dewa Langit tiba-tiba tertawa, "Aku tak paham Gulat Baru, tak mengerti kalian... tapi kalian... ingin membunuhku... mimpi di siang bolong!"
Dia memang tak memahami umat manusia!
Karena itu, dia kalah.
Tapi yang kalah hanya sumber immortal, hanya sumber energi, bukan dirinya!
Belum semua kalah!
Apakah ini cukup untuk membunuhnya?
Bermimpi!
"Fang Ping, mustahil manusia bisa membunuhku!"
“Tiga sampah ini, pikir begini bisa bunuh Aku? Mustahil!”
Dewa di saat ini telah pulih normal. Tubuhnya terkikis kabut darah, terpotong-motong retakan, tubuh penuh luka. Tapi dia tetap tertawa bahagia.
“Bagus juga, mulai dari awal lagi, itu bagus!”
Dewa bergerak perlahan mendekati Fang Ping. Tiba-tiba, dia melihat seseorang... bukan, melihat seekor kucing liar yang masih mengeluarkan jeritan terakhir.
“Aku... masih ada peluang kemenangan!”
Dewa tersenyum cerah, “Aku masih punya peluang! Kucing Liar, kabut darah ini, retakan ini, semuanya najis dari Tiga Alam, najis Sumber Energi. Kau bisa menghancurkannya! Ayo, habiskan semua ini! Aku yang akan membunuh Fang Ping!”
Fang Ping saat ini tak bergerak.
Karena dia sedang dalam proses metamorfosis!
Metamorfosis sekali lagi!
Metamorfosis Sumber Energi, metamorfosis Tulang Giok.
Dia sedang memperkuat diri sendiri, menstabilkan Sumber Energi. Tapi tiba-tiba Fang Ping mengeluarkan darah segar, melangkah mendekati Dewa. Dia takkan membiarkan Dewa bertindak kejam lagi pada keluarga dan teman-temannya!
Kucing Liar...
Kucing malang ini sudah cukup menderita. Dia takkan membiarkan Dewa menghadapi Kucing Liar!
“Kau belum menstabilkan Sumber Energi, belum menyelesaikan metamorfosis, sudah mau bertarung dengan Aku?”
Dewa tertawa, “Kau sendiri yang cari mati! Kau pikir bisa selamatkan Kucing Liar? Dia... ciptaanku, yang kubesarkan!”
“Kucing Liar, kemari!”
“Dewa berseru, pada saat ini, dia dikurung oleh kabut darah dan retakan, lukanya semakin parah, ini merugikan pertarungannya melawan Fang Ping selanjutnya.”
“Di sumber energi, retakan semakin banyak.”
“Sumber immortal telah hancur, dia tidak ada metode lain untuk mengisi ulang.”
“Tapi dia masih punya harapan—Kucing Liar!”
“Ini adalah ember sampah sumber energi, semua sampah bisa dituangkan ke tubuh Kucing Liar. Meski kali ini terlalu banyak, mungkin hampir meledakkan kucing ini, tapi hanya perlu beberapa saat, dia bisa memanfaatkan metamorfosis Fang Ping yang belum selesai untuk menyingkirkannya!”
“Urusan setelah itu, bicarakan nanti!”
“Meong!”
“Kucing Liar menjerit melengking, mengulurkan cakar tajam ke arahnya!”
“Tidak berguna!”
“Dewa menyeringai, ‘Kau kubiyayai, kalau aku tak bisa mengendalikanmu, bukankah aku benar-benar sampah… Ayo!’”
“Saat ini, pola-pola seperti tali muncul di tubuh Kucing Liar, mengurungnya, perlahan menyeret kucing itu mendekat.”
“Guk!”
“Suara gonggongan menggema, Tian Gou langsung menggigit ke arah Dewa!”
“Dewa mendengus, ‘Dasar sampah tak berguna, sia-sia kubiyayai!’”
“Bahkan dalam keadaan terkurung, Tian Gou takkan sanggup menandinginya.”
“Satu pukulan tinju menghujam!”
“Gedebuk!”
“Tubuh Tian Gou meledak berkeping-keping. Raja Penahan dan yang lain cepat menyerbu untuk menghalangi. Kucing Liar… Kucing Liar bisa menghancurkan kabut darah dan retakan ini, membuat Dewa melepaskan diri dari kendali!”
Sedangkan Fang Ping, saat ini sumber daya masih terus berkembang, masih memperkuat dirinya sendiri. Mungkin dia tidak akan bisa menyelesaikannya dalam waktu dekat.
Semua yang hadir telah melihat krisis ini!
Jangan biarkan Dewa lepas dari kurungan yang dibuat oleh 3 besar!
Jika tidak, masalah besar akan terjadi.
Satu per satu pejuang, tanpa mempedulikan nyawa, menerjang Dewa. Fang Ping juga melangkah perlahan ke arah sana, mulutnya mengucurkan darah, mendekati Dewa, mendekati Kucing Liar!
Bulu Kucing Liar meremang, cakarnya mencakar kehampaan, menyeret kobaran api di setiap jejaknya!
Cakar itu patah, darah mengucur deras.
Tapi Kucing Liar tahu, dia tidak boleh mendekati Dewa. Jika tidak, dia akan menyerap entitas itu dan membiarkan penjahat ini bebas!
"Meong!"
Kucing Liar menjerit kesakitan, bulu di seluruh tubuhnya tercabut oleh tali, tubuh gemuknya terkoyak hingga darah dan daging berceceran.
Tapi Kucing Liar tetap mencengkeram kehampaan, meski cakarnya patah dia tidak mau maju selangkah pun.
Dewa menghujam para penonton dengan senyuman lebar, "Kucing Liar, lebih baik kamu datang sendiri. Kurangi rasa sakitmu. Awalnya aku tidak ingin sekeras ini, tapi kamu yang memaksaku!"
Boom!
Tubuh Long Bian hancur oleh pukulan tinjunya. Tubuh compang-camping Tian Gou kembali menyerang, tapi Dewa kembali menghajarnya hingga hancur.
Raja Penahan terus menghantam dengan tinjunya, tapi terhalang kabut darah. Malah jadi ragu-ragu dan terus terpukul mundur oleh serangan Dewa.
Mengurungku?
Menyegelku?
"Dewa tertawa cerah, Qiong dan yang lain ini berpikir terlalu sederhana!"
Jika aku mudah mati, tiga alam ini sudah lama berganti penguasa!
Yang Shen, sejak dulu sudah bisa membunuhku.
"Kucing Liar..."
"Guru!"
Di saat ini, siluet Tian Chen muncul di hadapan Kucing Liar!
Ya, Tian Chen!
Di saat sumber energi compang-camping ini, Tian Chen nekat memasuki area.
Para hadirin menyadarinya, tapi tak ada yang menghalangi - kekuatan Tian Chen saat ini memang tak seberapa.
Tian Chen menatap Dewa dan senyuman mengerikannya dengan sedih, "Guru, lepaskan Kucing Liar... Guru... Tiga alam sudah berubah, bukan lagi dunia kuno dulu, Guru..."
Dewa berkata datar: "Kau juga mau berkhianat padaku? Baiklah! Si bajingan Ling itu kubimbing 30.000 tahun ternyata mengkhianatiku. Kalau kau berkhianat, memang sudah kuduga."
"Guru..."
"Kau mau menghalangi aku?"
Dewa tersenyum kecut: Lemah sekali kau, menghalangi pun tak berarti apa!
"Guru... Kurungan ini... Yang Pasang Anda, tapi aku... yang merawat Kucing Liar 10.000 tahun!"
Tian Chen menghela nafas: "Guru, aku merawatnya 10.000 tahun. Aku tahu keberadaan kurungan ini, Guru..."
Ekspresi Dewa tiba-tiba menjadi muram!
Benar, Tian Chen merawat Kucing Liar 10.000 tahun. Mungkin dia menemukan sesuatu...
Tian Chen memandang Dewa sambil berdesah: "Aku tak ingin berkhianat... Tapi Kucing Liar... Dia tak pernah ikut berebut apapun, Guru... Mengapa harus...?"
Dewa berkata dingin: "Dia memang tidak dianggap makhluk! Hanya najis yang terkondensasi dari sumber energi. Sekarang, najis ini semakin banyak. Tentu harus dimakan olehnya. Apakah kau pikir gurumu masih tidak lebih penting dari kucing ini?"
"Guru..."
Tian Chen menghela napas, tak lagi menatap Dewa. Dia tahu dirinya tidak bisa membujuk Kucing Liar.
Memandangi Kucing Liar dengan mata merah dan luka di sekujur tubuhnya, Tian Chen mendekat dan mengelus Kucing Liar sambil menenangkan: "Kucing Liar, jangan marah. Di tiga alam ini, semua sangat menyayangimu... Guru... dia sedang kesurupan!"
"Ratu Ling menyukaimu, Raja Militer menyukaimu, Raja Manusia menyukaimu, Yang Shen menyukaimu, aku juga..."
Tian Chen tersenyum sambil terus mengelus Kucing Liar. Darah menyembur dari tangannya saat tali-tali mulai patah satu per satu. "Jangan sedih. Raja Manusia masih ada," ujarnya dengan senyum sinis.
"Di masa depan, Raja Manusia akan merawatmu, memberimu makanan enak, membiarkanmu tidur malas setiap hari..."
"Aku, kepala pelayan, akan membuka segel untukmu. Jangan marah padaku..."
"Meong!"
Kucing Liar tampak sedikit sadar. Dengan mata merah menatap Tian Chen, tiba-tiba air matanya kembali menetes. Kesedihannya tak terbendung, terdengar suara meong-meong penuh kepedihan.
"Komandan Batalyon... Kau mau ke mana?"
Tian Chen membelai kepalanya, tersenyum: "Ikatan ini, sudah kupelajari bertahun-tahun. Aku dan Guru berasal dari sumber yang sama, hanya kami berdua yang bisa melepaskannya! Tapi aku tak sekuat Guru, hanya bisa begini..."
"Kucing Liar, jangan sedih... Ini caraku menebus dosa... Dulu, mungkin seharusnya aku tak membiayaimu, tak membawamu kembali ke Tiga Alam..."
Tian Chen menghela nafas, "Mungkin lebih baik kau tetap hidup di Sumber Energi tanpa kecerdasan dan perasaan... Dulunya Guru sebenarnya ingin meninggalkanmu di sana. Saat kulihat wujud kucingmu yang sangat menggemaskan, kubujuk Guru untuk membawamu ke Tiga Alam..."
"Kini kau punya kecerdasan, teman, keluarga, dan perasaan..."
"Ini salahku!"
Tian Chen merasa telah melakukan kesalahan!
Seharusnya dia tak membujuk Sang Dewa untuk membawa Kucing Liar kembali ke Tiga Alam, membuat kucing ini memiliki perasaan dan kesedihan!
Sambil terus membelai Kucing Liar berulang kali, tali-tali di tubuhnya satu per satu mulai patah.
Siluet Tian Chen mulai memudar. Ia memutar lehernya melihat Fang Ping yang auranya semakin kuat, tersenyum: "Raja Manusia, bisakah kuminta satu permohonan?"
Fang Ping menatapnya. Sebelum sempat bicara, bergumam: "Baik!"
"Tidak, aku ingin mengatakannya. Aku ingin semua mendengar. Aku ingin Raja Manusia... benar-benar tidak melakukannya!"
Tian Chen berkata getir: "Kucing Liar menyimpan kotoran Sumber Energi. Jika mati, Sumber Energi akan kacau! Tapi tetap kuharap Raja Manusia jangan membunuhnya... Dia hanya seekor kucing... Raja Manusia bisa membunuh Sang Dewa!"
"Tak perlu menjadikan kucing ini sebagai tumbal."
"Selain itu, sumber energi Raja Manusia juga akan memiliki kekurangan cepat atau lambat. Anda bisa meminta Kucing Liar menyedot najis-najis itu, tapi... Aku berharap Raja Manusia tidak akan seperti Dewa hari ini, menjadi pembantai kucing berikutnya......"
Fang Ping berkata datar: "Aku tidak akan! Ingat, aku Raja Manusia! Sudah kukatakan tidak akan! Dan... kucing ini... dia temanku! Teman!"
Dia tahu jika Kucing Liar mati, sumber energi akan kacau.
Tapi dia tak pernah berniat membunuh kucing!
Tian Chen tertawa, "Aku percaya Raja Manusia... benar-benar menganggapnya sebagai teman! Dia sangat naif, begitu naif sampai mempercayai semua orang, kucing bodoh ini, terlalu bodoh, bodohnya sampai percaya pada siapa saja......"
"Meong!"
Suara sedih dengan sedikit manja, cakar Kucing Liar yang hancur darah dan dagingnya menggaruk Tian Chen, dia tidak bodoh.
Tian Chen tertawa lebar, membelai Kucing Liar, "Bertahan hiduplah baik-baik, ingat, bertahan hiduplah baik-baik, Kucing Liar, kepala pelayan besar pergi dulu......"
Tanpa melihat Dewa sekalipun, Tian Chen buyar.
"Meong......"
Kucing Liar kembali menangis.
Saat ini, Fang Ping mendekati Kucing Liar, dengan lembut mengangkat kucing ini dan menaruhnya di bahunya, tersenyum: "Jangan nangis, bantu aku menyedot sedikit najis. Aku akan membunuh Dewa, membalas dendammu, membalas untuk semua makhluk di tiga alam ini......!"
Fang Ping memelintir lehernya melihat Dewa!
Dewa menghantam Raja Penahan dengan satu pukulan tinju, juga menatap Fang Ping. Dewa saat ini dikelilingi kabut darah seperti iblis, kedua mata merah menyala, menatap Fang Ping dengan ekspresi mengerikan!
“Fang Ping, pernah kukatakan, kamu sangat mirip denganku!”
“Bahkan jika kau membunuhku hari ini, kau... ditakdirkan menjadi penggantiku, Dewa kedua!”
“Tidak, aku bukan dirimu!”
Fang Ping menatapnya sambil tersenyum, “Aku bukan Dewa, sama sekali tidak, selamanya tidak! Kau tidak mengerti, kau tak paham, karena... tiga puluh ribu tahun lalu, kau sudah bukan manusia lagi, mana mungkin kau paham manusia!”
Fang Ping melangkah mendekati Dewa, di belakangnya, setiap langkah menginjakkan kaki membuat alam semesta runtuh, sumber energi hancur berantakan!
Dewa tertawa, “Kau tak bisa membunuhku, juga tak akan mampu! Meski tanpa Bibit, kau tetap tak bisa membunuhku. Sumber energiku, asal muasal semua jalan harapan, tahukah kau berapa banyak yang mempelajari jalan kekuatan inti?
Jika aku mati, sumber energi hancur, mereka semua akan mati!
Wang Jinyang di belakangmu, semua orang di sekitarmu, Zhen, Tian Gou, Long Bian... mereka semua akan mati!
Meski sudah melepaskan diri dari sumber energi, percuma! Mereka terlalu kuat, begitu kuatnya hingga kehancuran sumber energi membuat jalan cultivation mereka runtuh, pasti menemui ajal!
Jalan sejati atau palsu, mereka tetap bagian dari kekuatan inti!
Jika sumber energi musnah, mereka semua binasa!
Fang Ping, masihkah kau ingin membunuhku?”
Fang Ping menatapnya tanpa bicara.
Dewa tertawa terbahak-bahak, “Kau tak berani! Juga tak mampu! Fang Ping, sejak lama kuduga, cepat atau lambat hari ini akan tiba. Karena itu aku takut mati, karena itu aku tak ingin mati!”
“Kau tak bisa membunuhku, bunuh aku... kita semua hancur bersama!”
“Di tiga alam semesta ini, meski hanya kau yang selamat, lalu apa gunanya?”
“Inikah yang kau inginkan? Inikah yang diharapkan Raja Militer?”
“Kau tidak mau, Raja Militer juga tidak mau……”
Dewa tertawa terbahak-bahak!
Aku tidak akan mati!
Sekalipun ditindas, aku takkan mati, Fang Ping tidak berani membunuhku!
Saat ini, Raja Penahan dan yang lain meledakkan energi vital mereka. Raja Penahan menatap Fang Ping sambil tersenyum: "Setelah berkorban begitu banyak, mana mungkin kita biarkan binatang ini tetap hidup? Fang Ping, bunuh dia!"
“Bunuh dia!”
Yang hadir segera menggebrak meja!
Seluruh penghuni tiga alam mengaum!
Bunuh dia!
Sekalipun harus menghancurkan tiga alam ini, brengsek ini harus dibunuh, binatang ini harus dimusnahkan!
Kalau Dewa tidak mati, bagaimana menjelaskan pada arwah pahlawan?
Dewa tersenyum: "Tidak, Fang Ping takkan membunuhku, bukan? Kau bisa menekanku, mengurungku jutaan tahun. Aku tahu, sekarang kau sangat kuat, aku bukan lawanmu. Sumber energiku compang-camping, dikurung tiga brengsek itu... Kau bisa membunuhku, tapi kau takkan melakukannya, bukan?"
Kau takkan!
Dewa tertawa!
Bunuh aku, berapa banyak orang di tiga alam yang mempelajari jalan inti?
Sekalipun hari ini banyak yang mati, bagaimana dengan yang lain?
Semua akan mati!
Fang Ping tak bisa melindungi mereka!
Saat ini, mata Fang Ping merah membara, dia ingin membunuh Dewa!
Tapi...
Tangan Fang Ping gemetar!
Dia ingin membunuh Dewa... Tapi... bagaimana dengan orang-orang itu?
Tapi, bagaimana dengan sisa orang-orang ini?
Dia tidak rela hanya menekan Dewa!
Fang Ping menghujamkan tinjunya, Gedebuk! Dewa langsung tertusuk tembus, tapi Dewa tetap tertawa, tertawa dalam kegilaan!
“Anda tidak bisa bunuh aku! Anda bunuh aku, mereka semua akan mati!”
“Ha ha ha!”
“Fang Ping, aku ingin tiga alam ini jadi tumbalku!”
Dewa tertawa terbahak-bahak, tawa penuh kegilaan, "Aku kalah, tapi aku tidak akan mati!"
Saat Fang Ping sedang stres, tiba-tiba seseorang melompat keluar sambil tertawa terbahak-bahak: "Tokoh utama... di sini!"
Fang Ping tertegun!
Di sisi lain, Qin Fengqing yang selama ini jadi figuran tiba-tiba muncul, tertawa terbahak-bahak: "Sialan! Sudah kubilang aku tokoh utama, tapi tak ada yang percaya! Sekarang percaya kan?!"
"Fang Ping, susah ya membunuhnya?"
"Gampang, Laozi punya metode!"
Qin Fengqing tertawa sombong, "Laozi bukan lawan sembarangan, Qin Fengqing ini, manusia paling hebat!"
"Laozi sudah memihak Bibit, jadi cucu selama ini bukan main-main!"
Qin Fengqing tertawa lepas lalu tersipu malu: "Tapi kau yang pegang golok, aku penasihat militer! Dewa mengancammu dengan tiga alam? Gampang! Telan saja tiga alam itu dengan sumber energimu!"
Ekspresinya cepat pulih: "Dengar baik-baik, tiga alam bukan sumber energi! Kalau tiga alam sudah ditelan, bunuh dia tak masalah. Sumber energimu bisa gantikan sumber energinya... lalu..."
Tiba-tiba kekuatan Qin Fengqing mulai tak terkendali, fisiknya mulai hancur.
Tapi dia tak peduli, menggerutu: "Bibit bodoh! Memaksa Laozi jadi cucu, padahal Laozi ini seperti ayahnya! Lihat saja, tanpa imbalan cukup, mana mungkin Laozi mau jadi cucu orang?
Jadi seorang penguasa tunggal yang Hancur, aku langsung mengakui?
Omong kosong!
Keuntungan segini, mau membujuk siapa!”
Qin Fengqing tertawa santai, sambil tertawa berkata: “Fang Ping, Laozi memang jago! Sudah melayani Bibit dengan nyaman, nyaris memberinya cuci pantat, dia sangat percaya padaku...
Tentu saja, tetap Sang Kakek Qin yang cerdas, bisa membujuk orang, jangan bilang, setelah belajar darimu beberapa tahun, membujuk orang, itu keahlian utama Laozi.
Bibit bodoh itu, bahkan bukan manusia, membujuknya pasti mudah...”
“Kau menghancurkan tiga alam, sumber energimu tidak akan bertahan, kekurangan sumber energi, harus mengubah Bibit menjadi mesin gerak abadi!”
“Jangan takut, tenang saja, serang saja dia!”
Qin Fengqing tertawa terbahak: “Bibit bodoh itu punya kesadaran, kesadaran juga sulit dimusnahkan, tapi setelah kontak beberapa waktu, kubujuk beberapa kali, menduga... duga saja, kau coba sendiri...
Kuduga, begitu terisolasi, kesadarannya akan hilang!
Apa itu terisolasi... bukankah dia menciptakan jagad internal sendiri?
Bukankah kau bilang berasal dari sana?
Coba pikir, apakah mirip dengan wilayah kita... proyeksi sumber energimu juga mirip kan?”
Qin Fengqing tertawa terbahak-bahak: "Bibit, mungkin harus mempertahankan sebuah dunia agar bisa menjaga keberadaan kecerdasan... Sebenarnya, bahkan jika manusia benar-benar dimusnahkan, aku yakin Bibit tidak akan menjadi benda mati... Makhluk inilah yang paling licik di tiga alam. Sengaja membuat semua orang berpikir bahwa dengan memusnahkan tiga alam, dia akan hancur, padahal jelas-jelas tidak..."
"Kamu telan dulu tiga alam... Kamu bisa masuk ke dalam Bibit, lalu telan dunia di dalamnya... Satukan langit dan bumi menjadi satu... Jika semua ditelan, barulah tiga alam benar-benar menyatu... Saat itu, mungkin makhluk ini kehilangan kecerdasannya..."
"Mungkin, tidak pasti, mungkin harus setelah kamu mati baru bisa..."
Qin Fengqing meledakkan kekuatan fisiknya, darah dan daging bertebaran, namun wajahnya menunjukkan ekspresi jijik: "Si tolol ini, pikir kekuatan besar bisa digunakan semaunya? Sama seperti Fang Ping, hanya mengandalkan otot tanpa otak...
Lagian tidak bisa langsung meledakkanku, dasar bodoh!
Punya kecerdasan tapi IQ-nya masih kurang, Bibit tetaplah Bibit, mengira dirinya manusia?"
Setelah mengumpat cukup lama, Qin Fengqing melanjutkan: "Pokoknya coba saja, telan dulu tiga alam. Bibit sekarang tidak berada di tiga alam. Setelah menelan tiga alam, penggal Dewa, lalu cari Bibit, masuk ke dalamnya dan telan dunia di dalamnya. Barulah tiga alam benar-benar bersatu...
Kalau soal... Bagaimana akhirnya menghadapi Bibit... Aku tidak tahu...
Kalau tidak bisa, coba ledakkan diri. Mati ya sudah...
Kurasa tidak harus meledakkan diri, coba sembunyikan diri di otak intimu...
Serahkan pada kucing... Iya, biar kucing yang menelan Bibit...
Kucing, tidak termasuk makhluk tiga alam..."
“Kucing ini, kamu tidak sia-sia membesarkannya, rawatlah baik-baik... Fang Ping, Sang Kakek Qin ini... tidak sia-sia menjadi manusia!”
“Ha ha ha!”
Qin Fengqing tertawa terbahak-bahak, tertawa dengan kegilaan!
“Akulah... tokoh utama sejati!”
“Sayang... brengsek Fang Ping ini merebut takdirku sebagai tokoh utama... Sialan, tidak adil!”
Diiringi tawa arogan tak terbatas, Qin Fengqing terbang gila-gilaan ke medan dalam Alam Semesta, “Bibit, datanglah, panggil ayah, ayah belum mati, jago tidak?!”
“Ha ha ha!”
Boom!
Seluruh jagad kembali bergetar, Qin Fengqing, pejuang tak terkalahkan manusia, tewas!
Air mata sudah tak bisa mengalir lagi.
Fang Ping melihat ke Dewa, tersenyum!
