“Dia datang!” Kacamata kecil berseru gembira, “Akhirnya datang juga!”
Lelaki besar setinggi sekitar 190 cm dengan rambut pendek itu perlahan mendekat.
Sambil menguap, tangannya meraba-raba kantong celana lalu bertanya pada manusia banteng: “Berapa?”
“Tiket masuk satu 「Dao」.”
Dengan jempol, pria besar itu melemparkan bola kecil dari sakunya ke manusia banteng yang menangkapnya dengan mantap.
“Sudah cukup tidur... mulai saja.” Ujar pria besar sambil meregangkan badan dan memutar lehernya, “Aku ingin lihat apa lagi yang kalian ciptakan.”
Empat orang termasuk Qi Xia memandangi pria besar berpenampilan garang ini, merasa dia bukan tipe orang baik.
Qiao Jiajin tidak terlalu menghiraukan pria besar itu, lagipula dia sudah terlalu sering melihat orang seperti ini di jalanan.
Orang-orang seperti ini sering berbuat semena-mena di jalan hanya karena punya tubuh kekar, bahkan Qiao Jiajin pernah memukul sampai menangis beberapa di antaranya.
Tapi entah pria besar yang di depan mata ini... apakah juga termasuk macan kertas?
Setelah jumlah peserta genap dua puluh orang, semua mulai berjalan maju untuk membayar 「tiket masuk」.
Setelah berpikir sejenak, Qi Xia juga mengeluarkan empat 「Dao」.
Ini bukan jumlah kecil bagi mereka, setelah menyerahkan empat ini, 「Dao」 mereka hanya tersisa satu.
"Apakah kita benar-benar harus ikut 「game」 ini?" tanya Qiao Jiajin, "Bagaimana dengan taktik kita?"
"Aku juga bimbang," kata Qi Xia, "Meski sangat berisiko, tapi menurutku 「game」 yang diikuti 20 orang sekaligus jarang ditemui. Layak untuk dipertaruhkan."
Setelah mendapat persetujuan dari ketiga anggota tim lainnya, Qi Xia memasukkan empat 「Dao」 ke dalam kotak di depan manusia banteng.
"Bagus." Manusia banteng mengangguk, lalu berbalik membuka pintu yang menampakkan tangga menurun ke ruang bawah tanah.
"Para Peserta, silakan masuk."
Ia berbalik dan perlahan menuruni tangga.
Para peserta dengan ekspresi waspada mengikutinya dari belakang, melangkah menuju kedalaman bawah tanah.
"Tempat ini terlihat sangat luas... levelnya sama sekali berbeda dengan「Tikus Manusia」." Tian Tian berbisik pelan.
"Hati-hati." Qi Xia membalas, "Aku punya firasat tidak baik."
Pernyataan pria paruh baya tentang "kematian" dalam game ini sebelum mulai membuat Qi Xia terusik.
Tapi yang ditakutkannya sekarang bukanlah kematian, melainkan terkubur selamanya di tempat aneh ini.
Sebagai penipu ulung, ia terlalu sering mempertaruhkan nyawa dalam petualangan berbahaya, dan selalu selamat tanpa terkecuali.
Pikirkan baik-baik, situasi kali ini tidak berbeda dengan sebelumnya, sama seperti menjilat darah di ujung pisau.
Tak lama kemudian, mereka tiba di ujung tangga.
Ruangan ini tidak terlalu besar, pencahayaan redup dipenuhi bau usang, di tengah ruangan terdapat dua puluh kursi.
Di kedua sisi ruangan terdapat pintu yang dicat dengan warna berbeda, satu kuning dan satu hijau.
"Silakan duduk, semuanya." kata manusia banteng, "Jangan khawatir, game belum dimulai."
Dengan ragu, mereka pun duduk. Qi Xia dan tiga rekannya duduk berjajar bersama.
Baru kemudian mereka menyadari di kedua sandaran tangan kursi terdapat lampu kecil berwarna kuning dan hijau.
"Karena ini game tim, untuk menjamin keadilan, kita akan melakukan「pembagian tim acak」. Mohon tetap di tempat duduk, atau「Sanksi」akan diberlakukan lebih awal."
Mendengar ini, wajah semua orang terlihat tegang.
Reaksi terbesar datang dari kacamata kecil dan pria paruh baya: "Apa?! Pembagian tim?!"
Qi Xia mengusap dagunya sambil berpikir, menyadari pengaturan ini hanya menguntungkan penyelenggara.
Jika ini adalah game 「taruhan」, maka peluang menang peserta harus ditekan serendah mungkin. Cara terbaik adalah mengacaukan formasi tim semua orang.
Manusia banteng berjalan ke sudut ruangan, menemukan saklar tombol lalu menoleh memandang para peserta dengan tatapan penuh arti: "Game resmi dimulai."
Setelah mengatakan itu, dia menekan tombol. Lampu kecil di kedua sisi kursi semua orang mulai berkedip, cahaya kuning dan hijau berganti-ganti menciptakan pemandangan aneh di ruang gelap ini.
Qi Xia menatap lampu kecil di sandaran tangannya, sedikit tegang.
Jika 「sapi」 benar-benar mewakili game bertipe fisik yang bukan bidang keahliannya, maka kali ini harus mengandalkan Qiao Jiajin dengan kekuatan fisiknya.
Tapi jika dirinya bisa berpikir demikian, orang lain pun pasti sama.
Misalnya kacamata kecil dan pria paruh baya yang gemuk, mereka memanggil pria besar itu sebagai penolong.
Tapi semua rencana licik sepertinya sudah dikuasai oleh Sapi Bumi. Dia akan berusaha menghindari hal seperti ini, maka dari itu ada 「pembagian tim acak」 kali ini.
Qi Xia tahu, jika keberuntungannya sangat buruk dan terpisah dengan Qiao Jiajin di dua tim berbeda, keuntungan game kali ini akan sulit diprediksi.
Sebelum Qi Xia sempat menyusun strategi sempurna, lampu dua warna berhenti berkedip.
Lampu kuning menyala pada sebagian orang, sementara lampu hijau menyala pada sebagian lainnya.
Tampaknya inilah pembagian tim secara acak.
Qi Xia menoleh melihat pembagian empat orang, perasaannya campur aduk.
Kabar baiknya: lampu kuning menyala bersamaan pada dirinya dan Qiao Jiajin, berarti satu tim. Kabar buruknya: dua gadis menyala lampu hijau, masuk tim lain. Jika ini benar-benar game bertipe fisik, akan sangat merugikan mereka.
Desahan kecewa bergema di kerumunan, terlihat selain tim Qi Xia, pembagian tim orang lain juga tidak memuaskan.
"Berikut pembacaan aturan game." Manusia banteng berkata dengan suara berat, "Kedua tim akan menjalankan game secara independen di area terpisah tanpa kaitan. Asal bisa bertahan 10 menit tanpa tersisihkan di area permainan, dianggap lolos. Setiap orang akan mendapatkan 「Dao」 sesuai jumlah anggota yang lolos."
Mendengar aturan ini, banyak orang mulai gelisah.
"Hei!" Pria paruh baya itu langsung bangkit berdiri, "Penjelasanmu ini sama saja tidak menjelaskan apa-apa! Game apa yang akan kita ikuti? Ancaman apa yang akan kita hadapi?"
Semua orang memandang diam-diam ke manusia banteng, mengira dia akan menjelaskan lebih lanjut. Tapi dia hanya menatap pria itu lalu berkata datar: "Tim lampu kuning, ikut saya."
"Kau...!" Pria paruh baya itu menggeretakkan giginya, namun tak berani melontarkan makian.
Dia tidak ditempatkan dalam tim bersama rekan satu timnya, sehingga sudah penuh amarah. Sekarang bahkan aturan pun tidak jelas, emosinya sangat tidak stabil. Si berkacamata kecil di sampingnya terus menarik-narik bajunya, mencoba menenangkannya.
Qi Xia menoleh melihat Tian Tian dan Lin Qin, berkata: "Apa pun yang ada di balik pintu itu, berhati-hatilah. Ingat, prioritas utamanya adalah menyelamatkan nyawa."
"Mm." Kedua gadis itu mengangguk gugup.
"Ayo kita pergi." Qi Xia dan Qiao Jiajin melangkah maju.
Mereka melihat ke arah 「rekan tim」 masing-masing, menyadari situasinya tidak optimis. Dari sepuluh orang ini, enam di antaranya adalah wanita. Jika benar-benar ada game bertipe 「fisik」 dalam tim, pasti akan jadi pertarungan sengit.
Selain Qi Xia dan Qiao Jiajin, dua pria lainnya adalah si berkacamata kecil dan pria paruh baya. Sementara di tim sebelah hanya ada Tian Tian dan Lin Qin yang merupakan perempuan.
“Bangsat……” Qiao Jiajin melihat postur kedua rekan setim itu, tak bisa menahan sumpah serapah dalam hati, “Satu orang kurus kering, satu si gemuk……”
“Jangan banyak bicara.” Kata Qi Xia, “Kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri.”
Sepuluh orang berbaris rapi dan berdiri di depan pintu kuning.
Sepuluh orang lainnya juga berbaris di depan pintu hijau di bawah komando manusia banteng.
Dentang rantai yang berat bergema, pintu di depan mereka terbuka memperlihatkan tangga turun yang curam.
Tanpa banyak bicara, Qiao Jiajing langsung menuruni tangga. Anggota tim lainnya juga mempercepat langkah mengikutinya.
Tangga ini tidak panjang namun cukup curam. Setelah menuruni puluhan anak tangga, mereka tiba di area terbuka seluas sekitar setengah ukuran lapangan basket. Di tengah area terdapat pelat besi bundar seukuran meja.
Qi Xia dengan cepat mengamati lingkungan sekitarnya. Dinding tinggi mengelilingi area ini. Di depan terdapat pintu besi besar dengan jam elektronik penghitung mundur di atasnya, waktu terpampang di angka 10 menit.
