“Jika semua sudah memahami 「aturan」, silakan ambil posisi masing-masing. Instruksi selanjutnya harap dengarkan siaran di dalam ruangan.”
Anjing Bumi mengatur posisi semua orang, lalu sendirian menuju meja depan.
Di kedua koridor, seluruh peserta sudah berada di posisi.
「Pengirim surat」 duduk di ruangan pertama koridor, di koridor berdiri 「mata-mata」 dari tim lawan, sementara ruangan terakhir diisi oleh 「penerima surat」 dan 「sandera」.
「Aturan」 permainan ini terlihat sederhana: 「Pengirim surat」 meneruskan kode ke 「mata-mata」, 「mata-mata」 meneruskan ke 「penerima surat」, 「penerima surat」 memeriksa kode, lalu membuka pintu.
Tapi 「aturan」 yang bisa dijelaskan dalam beberapa patah kata ini justru membuat semua orang resah. Bagaimanapun, mata rantai terpenting permainan ini berada di kendali tim lawan.
“Para peserta,” Anjing Bumi berbicara melalui mikrofon di meja depan.
Pada saat yang sama, suaranya terdengar melalui pengeras suara di setiap ruangan dan koridor.
“Game akan dimulai dalam sepuluh menit, sekarang silakan「mata-mata」menemui「pengirim surat」.”
Lin Qin di dalam ruangan sambil memandangi berbagai alat peraga, terus-menerus merancang strategi di pikirannya.
Kotak, gembok, kunci, surat.
Dari keempat benda ini, tiga di antaranya berpotensi dimasukkan ke mesin penghancur.
Untuk menghindari mesin penghancur, amplop harus dimasukkan ke dalam kotak lalu dikunci.
Dengan begini seluruh kotak tidak bisa dibuang ke mesin penghancur,「mata-mata」harus mengantarkannya ke pihak lawan.
Tapi masalahnya adalah bagaimana dengan「kunci」?
Meski tidak tahu alat apa yang dimiliki Qi Xia, menurut setting game seharusnya tidak ada kunci cadangan atau alat pembuka gembok.
Lalu bagaimana cara dia membuka kotak setelah menerimanya?
「Tok tok tok」——
Suara ketukan lemah terdengar,「mata-mata」gadis membuka pintu dari luar.
“Sudah siap?” tanyanya tanpa ekspresi.
Lin Qin melihat gadis itu dan bertanya, "Siapa namamu?"
"Jiang Ruoxue, sudah selesai?"
"Ruoxue, maukah kamu bergabung dengan kami?" tanya Lin Qin langsung ke inti permasalahan.
Gadis bernama Jiang Ruoxue berpikir sejenak, lalu berkata, "Bergabung dengan kalian terlalu berisiko, aku tidak bisa bertaruh."
"Risiko?"
"Benar." Jiang Ruoxue mengangguk, "Jika aku membantu kalian memenangkan pertandingan, tapi di saat-saat terakhir kalian memilih tidak menerimaku, aku tetap akan mati."
Ekspresinya sangat serius, seolah sudah lama memikirkan masalah ini.
"Kekhawatiranmu masuk akal." Lin Qin mengangguk, memulai teknik mengobrol andalannya, "Tapi mari kita buat asumsi: menurut pemahamanmu, metode apa yang akan digunakan timmu untuk memenangkan pertandingan?"
Jiang Ruoxue sedikit mengerutkan kening, "Maksudmu... mereka juga akan bekerja sama dengan 「penghianat」?"
“Ya, seperti itu maksudnya.” Lin Qin berkata, “Seperti dalam wawancara, sekarang kita dalam fase 「pilihan dua arah」. Kamu juga harus mempertimbangkan bukan apakah kami akan meninggalkanmu, tapi apakah tim aslimu akan meninggalkanmu.”
“Mereka tidak akan melakukannya.” Jiang Ruoxue berkata dengan tegas, “Meninggalkan aku demi seorang kakek tua yang menyebalkan, mustahil menurut pertimbangan apapun.”
“Bukan 「demi seorang kakek tua」, melainkan 「demi bertahan hidup」.” Lin Qin memperlambat tempo bicaranya sebisanya untuk terus menurunkan kewaspadaan lawan bicara, “Orang normal akan mengendalikan 「nyawa」 mereka sendiri, bukan menyerahkannya ke tangan orang lain, bukan?”
Kali ini Jiang Ruoxue jelas-jelas ragu.
Mulutnya terbuka sebentar, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya diam.
“Kerjasamaku denganmu juga hanya untuk bertahan hidup.”
“Lalu bagaimana dengan 「mata-mata」 yang kalian kirim?” Jiang Ruoxue bertanya, “Dia jelas rekan satu timmu, tapi kamu bisa langsung mengabaikannya?”
“Aku hanya mengenalnya kurang dari empat jam. Mustahil aku mempertaruhkan nyawa hanya karena perkenalan empat jam ini.” Lin Qin berkata dengan serius, “Lalu berapa lama kau mengenal rekan satu timmu? Akankah mereka mengambil risiko untukmu?”
Jiang Ruoxue terdiam sejenak.
Setelah berpikir panjang, dia tetap menolak permintaan Lin Qin.
“Aku tidak bisa mempercayaimu. Cepat siapkan suratnya. Saranku, buatlah yang kokoh karena aku akan berusaha menghancurkannya.” Jiang Ruoxue menggelengkan kepala, “Jangan bicara hal lain lagi.”
“Bolehkah aku tahu alasanmu bersikeras seperti ini?” tanya Lin Qin sebagai penutup.
“A Mu adalah pacarku. Masih perlu alasan lain?”
Sebagai konselor psikologi, Lin Qin tahu mustahil meruntuhkan benteng pertahanan psikologis seseorang dalam hitungan menit. Itu hanya ada di novel fiksi ilmiah.
Orang normal memiliki kewaspadaan yang sangat tinggi terhadap orang asing, terutama dalam situasi yang mengancam nyawa seperti ini. Setiap ucapan dari kedua belah pihak berpotensi membunuh lawan, sehingga mereka akan lebih berhati-hati daripada biasanya.
Lin Qin juga tidak membuang waktu lagi, malah memusatkan perhatian pada kotak di depannya.
Jika sama sekali tidak mempertimbangkan kerja sama dengan 「mata-mata」, adakah cara agar Qi Xia bisa mendapatkan surat itu?
Di sisi lain, A Mu yang duduk di ruangan 「Pengirim Surat」 juga bertemu dengan 「mata-mata」 Lao Lü.
"Dengar, anak muda. Cepat berikan barangnya padaku." Lao Lü menyangga bingkai pintu dengan satu tangan, berbicara dengan sangat tidak sabar.
A Mu menggaruk rambut hijau terangnya, melemparkan pandangan merendahkan ke arah Lao Lü.
Daripada melihat benda di atas meja, dia malah berpikir sejenak lalu berkata: "Hei tua, sepuluh butir 「Jalan」 untuk nyawa rekanmu. Bagaimana?"
"Apa-apaan ini...?" Lao Lü tertegun, "Sepuluh butir 「Jalan」?"
"Kau tampaknya bukan orang bodoh. Tentunya mengerti hukum bertahan hidup di sini?"
Lao Lü berpikir lama, baru perlahan berkata, "Apa yang kau bicarakan, anak muda? Bagaimana mungkin mengkhianati rekan hanya untuk sepuluh butir 「Jalan」? Lagipula tiketnya semua aku yang bayar..."
"Lima belas butir." A Mu melanjutkan, "Selain hadiah yang seharusnya didapat dari game ini, aku akan memberimu tambahan lima belas butir 「Jalan」."
Sorot mata Lao Lü perlahan menatap lantai, wajahnya dipenuhi keraguan.
"Jangan berpikir lagi, kakek. Kau harus tahu cara bertahan hidup 「seratus persen」." Jari A Mu mengetuk-ngetuk meja, suaranya penuh peringatan, "Kami akan menerimamu, membuatmu tetap hidup. Setelah keluar, kita berpisah jalan."
Lao Lü bertanya dengan hati-hati, "Memberiku lima belas butir 「Jalan」... bukankah kalian sama sekali tidak mendapat keuntungan?"
"Tidak masalah." A Mu menggelengkan kepala tak peduli, "Kami ambil nyawa lawan, bisa dapat barang rampasan dari tubuh mereka. Tidak bisa dibilang tanpa hasil."
"Wanita itu?" Lao Lü bertanya lagi, "Bukankah dia pasanganmu?"
“Cuma wanita!” A Mu mendekat dengan tatapan garang ke Lao Lü. “Wanita mati bisa dicari lagi. Tapi kalau aku mati, situasi bakal rumit...”
Lao Lü merasakan aura bahaya yang tak terucap dari pria di depannya.
Tapi kalau dipikir-pikir, Qi Xia dan kawan-kawannya pun tak mungkin punya lima belas 「Dao」 di tubuh mereka. Memenuhi permintaan ini justru akan membuatnya untung besar.
“Aku mau uang muka.” kata Lao Lü. “Berikan lima butir 「Dao」 sekarang.”
“Apa...?”
“Dengan begitu kau tak bisa membunuhku lagi.” Senyum Lao Lü mengembang, keringat dingin menetes dari wajahnya. “「Membunuh untuk merebut Dao」 itu tidak boleh, kan?”
