“Anjing tua, kau cukup licik.” Wajah A Mu langsung muram.
“Tentu... di saat genting aku selalu cerdik.” Lao Lü menyunggingkan senyum pahit.
“Sungguh ingin melihat reaksi timmu melihat wajahmu yang begini.” A Mu mengeluarkan lima butir 「Dao」 dari sakunya, menaburkannya di tanah seperti memberi makan merpati.
Lao Lü segera merebahkan diri dan memungut 「Dao」 satu per satu dari lantai, lalu menyimpannya di saku.
“Hehe… Rekan-rekan tim pasti akan memahamiku.” Lao Lü menepuk-nepuk debu di tangannya, “Aku sudah memperingatkan mereka bahwa 「aku sangat pintar di saat genting」. Mereka sendiri tidak mengira aku akan berkhianat, itu bukan salahku.”
Mu menampakkan ekspresi kecut yang dipaksakan, menyerahkan kotak terkunci beserta kunci emas kepada Lao Lü.
“Kalau begitu, urusan selanjutnya kuserahkan padamu.”
……
Di sisi lain, Ruangan 「Penerima Surat」.
Qi Xia sedang duduk di kursi sambil merilekskan diri.
“「Dilema Tahanan」?” Gumamnya pelan, “Bukan, seharusnya 「Hukum Ember」...”
“Anggota terlemah dalam tim akan menentukan kekuatan keseluruhan...” Jari Qi Xia mengetuk-ngetuk meja pelan, dalam hatinya menghitung waktu, “Tapi papan mana yang menjadi 「bagian ember」 kita ini...”
“Mata-mata dari kedua belah pihak seharusnya sudah bertemu dengan「pengirim surat」.” Ia masih menutup mata, berusaha mensimulasikan skenario pertemuan kedua pihak dalam pikirannya.
“Sudah sekitar sepuluh menit berlalu, tapi「mata-mata」kita belum juga mengirimkan surat. Ini menunjukkan persuasi Lin Qin gagal. Lagipula wanita yang sedang jatuh cinta tak punya alasan membunuh kekasihnya sendiri.”
“Sementara di sisi lain...”
Qi Xia membuka mata, memainkan kunci perak di atas meja.
“Kemungkinan besar Lao Lü sudah berkhianat.”
Ekspresinya berangsur dingin: “Mulai sekarang, lawan akan dibantu oleh dua「mata-mata」sekaligus. Situasi berkembang ke arah terburuk.”
“Kabar baiknya adalah「Hukum Ember」resmi tak berlaku lagi. Tak ada lagi kelemahan dalam tim kita.” Senyum tipis mengembang di wajah Qi Xia, “Selanjutnya adalah「Efek MiG-25」.”
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dari pintu: "Ketika Uni Soviet membangun pesawat tempur MiG-25, meskipun semua komponennya lebih buruk dari Amerika, mereka bisa meningkatkan kinerja keseluruhan hingga menjadi pesawat tempur kelas dunia. Inilah yang disebut 「Efek MiG-25」, bukan?"
Qi Xia menoleh dan melihat 「mata-mata」 Jiang Ruoxue berdiri di luar pintu, menatapnya tanpa ekspresi.
Di tangannya terdapat kotak yang terkunci rapat.
"Menurutmu apakah 「Efek MiG-25」 itu benar?" tanya Jiang Ruoxue.
"Aku tidak terlalu yakin." Jawab Qi Xia dengan ekspresi datar. "Aku tidak yakin apakah 「komponen」 milikku saat ini cukup baik, tapi kehadiranmu menghilangkan semua keraguanku."
"Kehadiranku langsung membuatmu mendapat pencerahan? Kalau begitu kau benar-benar jenius langka." Jiang Ruoxue meletakkan kotak itu di meja dengan nada mengejek. "Sekarang coba buka kotak ini dengan 「Efek MiG-25」-mu."
Qi Xia mengamati kotak itu dengan seksama. Gembok emas mengunci kotak tersebut dengan erat.
Dia mencoba menggunakan kunci perak yang ada di tangannya, sama sekali tidak bisa membuka.
Dia kembali mengangkat kotak itu, menggoyangkannya pelan, mendengar suara 「gemeresik」 dari dalam.
Ada surat.
"Panggilannya apa?" tanya Qi Xia.
"Jiang Ruoxue."
"Jiang Ruoxue, apa kamu pernah menghancurkan kunci sebelumnya?" tanya Qi Xia.
"Menurutmu apakah rekanmu akan memberiku kunci?" Jiang Ruoxue menyilangkan tangan, seolah sedang menonton pertunjukan menarik, "Orang pintar sepertimu, tak bisa membuka kotak tanpa kunci?"
"Baguslah dia tidak memberimu kunci." Senyum tipis mengembang di bibir Qi Xia, "Kamu dengar tadi?"
"Dengar? Dengar apa?"
"Suara langkah kaki." Kata Qi Xia, "Akustik penginapan tua ini buruk. Sebelum kamu bertindak, seharusnya sudah mendengar suara langkah kaki?"
"Terus kenapa?" Jiang Ruoxue mencibir, "Yang bisa bergerak di gedung ini cuma aku dan kakek tua itu. Ada suara langkah kaki pun wajar."
“Tapi mengapa dia berangkat lebih awal darimu?” Qi Xia mengetuk meja sambil memandang Jiang Ruoxue dengan makna tersirat, “Mengapa 「mata-mata」 kita langsung berangkat secepat itu?”
“Kau...” Ekspresi Jiang Ruoxue berubah kaku, seolah teringat sesuatu.
“Menurutmu berapa besar probabilitasmu bertahan hidup dalam game ini?” Ketukan meja Qi Xia terus berlanjut, berusaha meruntuhkan pertahanan mental lawan, “Jika timmu bekerja sama dengan 「mata-mata」 kami, masih adakah peluang menang bagimu?”
“Aku paham.” Sorot mata Jiang Ruoxue semakin dingin, “Kau tak bisa membuka kotak, jadi mengalihkan target ke saya? Tidakkah ini terlalu kekanak-kanakan?”
Qi Xia mengangguk, “Bahkan ini bisa kau tebak?”
“Jangan berkhayal bisa mempengaruhiku.” Jiang Ruoxue mundur selangkah, “Aku sama sekali tak mungkin mempercayaimu.”
Qi Xia diam seribu bahasa, beralih memandangi jarinya yang masih mengetuk meja.
“Waktunya hampir habis……” Wajahnya berubah dingin, bergumam pelan, “Biarkan aku memverifikasi apakah 「komponen」 ini bisa digunakan……”
Sebelum Jiang Ruoxue sempat memahami maksud perkataan ini, riuh-rendah teriakan tiba-tiba terdengar dari koridor lain.
Kedengarannya seperti ada orang yang sedang berkelahi.
Sayangnya jaraknya agak jauh, detail suaranya tidak jelas terdengar.
“Bagus, ini 「komponen kelas atas」.” Jari Qi Xia berhenti mengetuk meja, perlahan ia berdiri dan berkata, “Nona Jiang, andai tadi kau setuju bekerja sama dengan kami, akhirnya akan sangat berbeda. Tapi sekarang kesempatan itu sudah hilang, kau hanya 「suku cadang cadangan」.”
“Hah, menarik sekali.” Jiang Ruoxue menggelengkan kepala dengan pasrah, “Kalau begitu aku ingin lihat, bagaimana caramu mendapatkan surat itu.”
Qi Xia sama sekali tidak berusaha membuka kunci.
Malah mengambil kunci peraknya sendiri dan menguncinya lagi ke kotak.
Saat ini kotak memiliki dua kunci sekaligus.
“Kau sudah gila?” tanya Jiang Ruoxue, “Memasang kunci lagi, apa maksudmu 「negatif dikali negatif jadi positif」?”
“Aku gila? Memang ada kemungkinan itu.” Qi Xia mengambil kotak itu dan menyodorkannya ke Jiang Ruoxue, “Tolong, antarkan ini kembali ke「pengirim surat」.”
“Apa?!” Jiang Ruoxue terkejut.
Mengembalikan kotak berkunci ganda ini ke「pengirim surat」?
“Begitu rupanya...” Wajahnya langsung pucat, langsung memahami strategi Qi Xia, “Hei, tunggu sebentar...”
Qi Xia tidak menunggu lawan bicaranya selesai, langsung mendorongnya keluar ruangan lalu mengunci pintu.
Jiang Ruoxue menginjakkan kaki di koridor, hitungan mundur di dinding menyala, tiga menit.
Saat ini dia memegang kotak dengan ekspresi rumit.
Seandainya tahu lawannya adalah orang seperti ini, tadi harusnya berpura-pura menyetujui...
Saat tiba di koridor, suara dari koridor lain menjadi jelas terdengar.
Jiang Ruoxue tersadar, perlahan menempelkan telinganya ke dinding.
Tak lama kemudian, ekspresinya berubah serius.
A Mu terdengar sangat marah, dia terus berteriak: "Kamu anjing tua ini berani menghancurkan kuncinya?!"
