Di sisi lain koridor, ruangan「Pengirim Pesan」.
Lao Lü sudah babak belur mukanya, kedua lubang hidungnya berdarah, satu jarinya patah.
"Jangan, jangan pukul aku lagi..." Lao Lü merengek, "Kalau aku mati, tak ada yang akan mengantar surat untuk kalian... Ampunilah..."
"Anjing tua!!" A Mu menarik rambut tipis Lao Lü dengan kasar, "Aku tidak baik padamu?! Hah?! 「Jalan」sudah kuberi,「kepercayaan」juga! Beraninya kau menghancurkan kunciku?!"
"Maafkan aku..." Lao Lü memaksakan senyum getir, "Setelah mengantar semua kotak, baru kusadari kunci belum dikirim... Aku ingin segera mengantarnya, tapi hitungan mundur tiga menit tinggal tiga detik... Kalau tidak kulemparkan kunci ke mesin penghancur, aku akan mati..."
“Kau pikir aku akan percaya padamu?!” A Mu menarik rambut Lao Lü dan membenturkannya keras ke tembok.
Benturan ini terkena bagian mata, aliran darah dari alis Lao Lü tidak berhenti.
"Aduh... jangan pukul lagi..." Lao Lü merintih sambil memeluk dahinya di lantai, "Benar-benar bisa terbunuh kalau dipukul lagi..."
A Mu menarik napas panjang perlahan melepaskan genggamannya.
"Anjing tua... untung aku tidak sepenuhnya mempercayaimu." Dia berdiri perlahan sambil mengeluarkan surat dari dalam bajunya.
"Apa..." Lao Lü membeku melihat surat itu, "Kau tidak memasukkan surat itu?!"
"Tipuan kecil kalian seperti permainan anak-anak di hadapanku." A Mu berjongkok di samping Lao Lü dengan senyum marah, "Kuberi kesempatan terakhir. Jika surat ini tidak sampai, aku akan langgar semua 「Sanksi」, langsung ke koridor untuk mencongkel matamu dan menggiling tenggorokanmu. Paham?!"
Lao Lü mengangguk gemetar seluruh tubuhnya.
"Ah Mu pasti bisa melakukannya."
Dia adalah orang yang nekat sejati, bahkan jika 「game」 kalah, dia pasti tidak akan melepaskan dirinya.
"Anak Qi... usiaku yang tua ini hanya bisa membantumu sampai di sini." gumam Lao Lü.
Di sisi lain, Jiang Ruoxue sedang mengulur waktu sambil memeluk kotak.
Dia sudah tidak punya cara lain sama sekali.
Tak disangka pemuda itu ternyata sangat cerdas di luar perkiraan.
Kotak dengan dua kunci di tangannya akan terbuka hanya masalah waktu, satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang adalah mengulur waktu sebisanya, berharap timnya bisa memenangkan permainan dengan waktu sedikit ini.
Waktu terus berlalu, ketika 「hitungan mundur」 tinggal sepuluh detik lagi, Jiang Ruoxue mengetuk pintu kamar Lin Qin.
Lin Qin tampak tidak menyangka akan menerima 「surat balasan」, wajahnya dipenuhi kebingungan.
Dia baru saja mengirim kotak berkunci itu, berharap Qi Xia memiliki alat yang memadai untuk membukanya. Tapi kini kotak itu tidak hanya utuh, malah dikembalikan dengan dua kunci!
“Cepat ambil! Aku kehabisan waktu!” teriak Jiang Ruoxue.
Lin Qin khawatir tak ada lagi 「mata-mata」 yang mengantar surat jika orang ini mati, buru-buru menerima kotak itu.
Matanya membelalak saat melihat dua gembok di kotak.
“Begitu rupanya... Dia punya gembok kedua? Aku mengerti sekarang!”
Lin Qin segera mengeluarkan kunci emasnya, membuka gembok berwarna keemasan.
Kini tersisa satu gembok perak di kotak.
“Cepat!” Lin Qin menyerahkan kembali kotak ke Jiang Ruoxue, “Antarkan ke 「penerima surat」 segera!”
Jiang Ruoxue menggigit bibir sambil memandangi kotak itu, menyadari situasi genting.
Wanita di hadapannya mampu menembus taktik ini hanya dalam hitungan detik – jelas bukan orang sembarangan.
“Hei…… Biarkan aku bergabung dengan kalian……” Jiang Ruoxue dengan wajah canggung berkata, “Mari bekerja sama, hanya dengan kerjasama kalian bisa menang.”
Lin Qin menatap mata Jiang Ruoxue dengan seksama, lalu tersenyum tipis, “Aneh. Jika benar ingin bekerja sama, Qi Xia tidak akan merencanakan strategi ini.”
“Qi Xia……?”
“Situasi sudah berkembang sampai sejauh ini. Meski tidak bekerja sama dengan kami, kami tetap tidak akan kalah.” Lin Qin tersenyum penuh permintaan maaf, “Maaf, kali ini tidak bisa.”
Jiang Ruoxue menatap Lin Qin, pikiran yang tak tertebak berputar di benaknya.
“Ruoxue, satu-satunya yang bisa kau lakukan sekarang adalah mengulur waktu.” Lin Qin perlahan menutup pintu, “Maaf.”
Di koridor, ekspresi Jiang Ruoxue justru berubah dingin. Ia berjalan ke tengah koridor sambil bergumam pelan.
“Ternyata dialah Qi Xia? Benar-benar rezeki yang tak disangka.”
Setelah beberapa detik, dia seolah sedang berbicara dengan seseorang sambil terus mengangguk.
"Ya, aku bisa mati. Tapi bagaimana dengan hal selanjutnya?"
"Baik." Jiang Ruoxue mengangguk, "Perlu ku tinggalkan kejutan kecil untuknya?"
"Mengerti."
Dengan memeluk kotak besi di tangannya, dia berjalan perlahan menuju pintu kamar Qi Xia.
Jiang Ruoxue menutup mata sebentar, lalu mengulurkan tangan untuk mengetuk pintu.
Qi Xia membuka pintu dan pertama kali melihat kotak di tangannya, lalu tersenyum puas.
Hanya tersisa satu gembok perak di kotak itu.
Semua anggota tim ini adalah 「komponen kelas atas」, mustahil membuat 「pesawat tempur kelas rendah」.
"Kenapa, sekarang langsung memberikanku kotaknya? Atau kau mau mengulur waktu lagi?" tanya Qi Xia.
Jiang Ruoxue perlahan membuka mata, tiba-tiba suara lonceng keras bergema dari kejauhan.
「Dang」!!!
Qi Xia tertegun, hati kecilnya merasakan firasat buruk. Dia segera memandang sekeliling, tapi tak menemukan keanehan apapun.
“Aku akan memberikannya padamu sekarang.” Jiang Ruoxue berkata, “Kau harus tahu meski mendapatkan benda ini, kita tak bisa langsung membuka pintu, kan?”
“Tentu saja.” Qi Xia dengan hati-hati mengulurkan tangan mengambil kotak, matanya tetap waspada mengawasi lawan bicara, “Lao Lü di seberang seharusnya sudah mengirimkan surat itu, tapi kita belum kalah. Artinya meski 「penerima surat」 melihat isi surat, dia tak bisa langsung membuka pintu.”
“Perlihatkan caramu padaku.” Jiang Ruoxue berkata.
Qi Xia memandangnya dengan curiga: “Jika kau menyaksikan caraku, mungkin nyawamu akan melayang.”
“Tak apa.” Perempuan itu tersenyum, “Siapa yang kalah masih belum pasti.”
“Benar juga.”
Qi Xia mengeluarkan kunci peraknya, dengan lancar membuka gembok terakhir yang tersisa di kotak.
Dia mengeluarkan amplop dan membukanya, ekspresi wajahnya tak berubah. Kemudian mendekati microwave besar, mengamati petunjuk di layar dengan saksama.
Ini adalah layar sentuh canggih yang mendukung input tulisan tangan.
Ruang yang tersedia untuk Qi Xia menulis kata sandi adalah empat spasi. Satu-satunya ketidakpastian saat ini adalah apakah perlu memasukkan empat digit angka, huruf, atau karakter Tionghoa.
Qi Xia kembali mengambil surat terenkripsi ini.
Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memecahkan kode sandi.
Dia membentangkan surat itu, memperlihatkan deretan huruf yang terisolasi di atasnya.
「mlgdrzdqvxl」。
Selain deretan huruf ini, tidak ada petunjuk lain di surat tersebut.
Jiang Ruoxue juga tampak bingung melihat deretan huruf ini, sepertinya tidak memahami prinsip sandi ini.
"Setiap game memiliki「jalan keluar」." Gumam Qi Xia sendiri, "Membuat kata sandi yang terlalu rumit akan menghilangkan「jalan keluar」bagi peserta, jadi cara memecahkan sandi ini tidak akan terlalu sulit."
"Dari metode sederhana yang kuketahui untuk memecahkan sandi, hanya ada satu yang tidak melibatkan angka."
"Caesar cipher."
