Meski masing-masing punya maksud tersembunyi, akhirnya mereka memutuskan untuk bersama-sama bergabung dengan 「Surga Firdaus」.
Bagaimanapun, kebanyakan orang sama sekali tidak mengerti dunia ini. Sekarang ada yang berani tampil penuh keyakinan mengatakan 「bisa keluar」, siapa yang tidak ingin mencoba?
Saat Kim Wonhoon hendak membawa semua orang pergi, Qi Xia tiba-tiba mencuri pandang ke jalan kecil di samping lapangan.
Jalan kecil ini pernah dia datangi sekali, mengarah ke permainan teraman di 「Tanah Akhir」.
Satu 「Dao」, tukar satu 「Dao」, tidak ada bahaya sama sekali selama prosesnya, seperti wisata.
Jika memungkinkan, Qi Xia ingin menemui Manusia Tikus dan meminta maaf pada anak itu.
"Semuanya, kalian ikut Kim Wonhoon dulu, aku akan menyusul nanti." Qi Xia mundur ke belakang barisan dan berkata pada semua orang.
Kim Wonhoon tampak bingung: "Kak, kamu mau menyusul? Apa kamu tahu lokasi 「organisasi」 kita?"
Menyadari kekeliruannya, Qi Xia mengubah ucapan: "Aku lupa bertanya. Tolong gambar petanya untukku."
Kim Wonhoon mengangguk, mengeluarkan peta yang sudah disiapkan dari sakunya: "Organisasi kami berbentuk sekolah. Ini peta yang kubuat sebelumnya."
Qiao Jiajin memandang Qi Xia dengan tatapan penuh pertimbangan: "Penipu, mau kemana kau?"
"Cuma jalan-jalan di sekitar," jawab Qi Xia, "tidak akan lama."
"Aku ikut." Qiao Jiajin waspada melihat sekeliling, "Aku selalu merasa tempat ini aneh."
“Bersama aku?” Qi Xia memandang Qiao Jiajin dengan bingung.
“Iya, bukankah kita sudah bekerja sama?” Qiao Jiajin tertawa riang, “Kau adalah 「otak」ku. Jika kau hilang, aku tidak bisa pulang.”
Qi Xia mengangguk lega. Meski Qiao Jiajin tidak ingat kejadian masa lalu, dia tetap sosok yang sama.
“Kalau begitu…” Kim Wonhoon menghampiri mereka, “Kak, saya akan mengantar sisanya ke 「organisasi」. Kalian berhati-hatilah.”
……
“Penipu, mau jalan-jalan ke mana?” Qiao Jiajin menggeliat sambil bertanya.
“Ikutlah aku.” Jawab Qi Xia tenang, menuntun Qiao Jiajin ke jalan setapak.
Mereka menyusuri jalan kecil sementara Qi Xia terus melakukan 「pencarian」 gudang kecil Manusia Tikus berdasarkan ingatannya.
Gudang itu meski kecil, menyimpan seluruh harapan Manusia Tikus. Rupanya dia mengumpulkan berbagai barang dari banyak tempat, lalu merancang 「game」 ini dengan hati-hati.
“Semua ini dihancurkan oleh Qi Xia.”
Jika kali ini bisa bertemu dengannya, lebih baik berikan beberapa saran perbaikan yang masuk akal untuk gamenya, agar dia bisa dapat lebih banyak 「Jalan」, sekaligus sebagai permintaan maaf.
“Aneh...” Qi Xia memandang sekeliling jalanan tapi tidak menemukan bangunan dengan orang di depan pintu, bergumam pelan, “Apakah 「aku」 salah ingat jalan?”
“Apa kau sedang melakukan 「pencarian」 akan sesuatu?” tanya Qiao Jiajin penuh kebingungan.
“Aku...” Qi Xia menghentikan ucapannya di tengah jalan. Meski mempercayai Qiao Jiajin, dia tetap menyembunyikan ingatannya, “Tidak, cuma melihat-lihat saja.”
Saat mereka berbelok di sudut jalan dan hendak melanjutkan perjalanan, terlihat benda hitam besar terbaring di tengah jalan.
Qi Xia tertegun, firasat buruk muncul di hatinya. Saat hendak melangkah maju, dia ditarik oleh Qiao Jiajin.
“Bangsat... Penipu, tunggu dulu.”
Qiao Jiajin melindungi Qi Xia di belakangnya, lalu perlahan berjalan mendekat.
Di tanah terbaring mayat kecil yang sudah menghitam.
Wajahnya kebiruan kehitaman dan buruk rupa, kulit mulai mengelupas dan meleleh, di tanah menggenangi nanah kuning berbau busuk.
Di bagian perut bawah mayat, tumbuh sekuntum bunga daging yang membusuk dan mekar.
"Bagaimana bisa..." Qi Xia memandangi sosok kecil ini dengan tidak percaya, kepalanya dipenuhi teror.
Dia jelas-jelas adalah Manusia Tikus, tapi mati di sini.
Qiao Jiajin berjongkok sambil menutup hidung, memperhatikan sekilas: "Mayat ini sudah melewati masa pembengkakan, mulai membusuk parah dan menghitam. Paling tidak sudah mati 10 hari."
"10 hari...?" Qi Xia kaget, "Kau bilang mayat ini sudah mati 10 hari?"
"Bisa jadi lebih." Qiao Jiajin berdiri sambil menutup mulut dan hidung, mundur selangkah. "Sejak tadi aku merasa aneh, bau udara sangat tidak wajar. Mungkin banyak mayat di kota ini."
Qi Xia perlahan mendekat, merasakan sesuatu berdenyut-denyut sakit di kepalanya.
Mengapa semua orang hidup kembali... tapi Manusia Tikus tidak?
Apakah anak ini tidak punya 「hak」 untuk hidup kembali?
Tapi Qi Xia berpikir lagi, Manusia Domba juga hidup kembali. Kenapa Manusia Tikus yang sama-sama 「shio」 masih di sini?
“Penipu, kau kenal orang ini?”
Kenal...
Qi Xia tidak tahu bagaimana menjawab.
Dia sama sekali tidak tahu nama anak ini. Mereka hanya bertemu sebentar dalam kepanikan. Jika dirinya tidak muncul, dia tidak akan terbaring di sini.
Dia berjalan ke samping, memetik bunga kecil merah tua dari pinggir jalan, lalu meletakkannya di dada Manusia Tikus.
Jika anak ini punya pilihan, mungkin dia akan memilih untuk tidak pernah bertemu dirinya.
“Aku tidak kenal dia. Hanya merasa sedih melihat anak sekecil ini mati di sini.” Qi Xia berkata pada Qiao Jiajin, “Ayo pergi.”
Meski tidak mengerti tindakan Qi Xia, Qiao Jiajin terpaksa mengikuti「otak」.
Setelah melangkah tiga langkah, Qi Xia tiba-tiba terhenti karena teringat sesuatu.
"Ada apa?" tanya Qiao Jiajin.
Qi Xia menoleh bingung, memandangi mayat Manusia Tikus.
Ada perasaan janggal yang mengganggunya.
Matanya menyapu area sekitar mayat - selalu cairan nanah yang tumpah, tak ada benda lain sama sekali.
Topengnya mana?
Qi Xia mengerutkan kening. Jika kondisi di sini tetap sama seperti 10 hari sebelumnya, kenapa topengnya hilang?
Apakah dicuri orang, atau diambil「Zhu Que」?
Meski ingatannya tetap utuh saat kembali ke「Tanah Akhir」, Qi Xia tetap tak memahami apa pun tentang tempat ini.
Satu-satunya cara menguak misteri ini adalah menemui Chu Tianqiu.
"Tidak apa, ayo segera gabung dengan yang lain."
Keduanya meninggalkan gang dan kembali ke lapangan sebelumnya yang kini sudah sepi.
Qi Xia menengadah kembali melihat layar, di sana masih tertulis: “Aku mendengar Gema dari 「Pemanggil Bencana」.”
「Pemilik Gema」 yang pernah ia lihat sebelumnya tidak pernah mempertahankan 「Gema」 selama ini, tampaknya kemampuan Han Yimo memang sangat spesial.
Setelah beberapa saat menatap layar, tiba-tiba Qi Xia menyadari ada tulisan yang terukir di tiang penyangga di bawah layar.
Setelah mendekat, ternyata itu adalah dua nomor, 「87」.
Dia mengulurkan tangan dan perlahan menyentuh kedua nomor itu.
Nomor-nomor ini sepertinya tersebar di seluruh penjuru kota, apa maknanya?
“Sekarang ada terlalu banyak pertanyaan yang ingin kusampaikan pada Chu Tianqiu.”
Qi Xia berbalik badan, tiba-tiba melihat wajah keriput seorang tua yang sedang tersenyum di hadapannya.
Orang itu berjinjit, seluruh tubuhnya bagai pohon tua yang sudah mati.
Dengan wajah penuh kerutan, ia terus mendekatkan wajahnya ke arah Qi Xia.
