“Aku……” Qi Xia mundur terkejut, merasa kejadian ini terasa familiar.
“Bangsat!”
Qiao Jiajin juga kaget setengah mati. Mereka baru saja tiba di sini kurang dari satu menit, dari mana munculnya orang tua ini?
Kenapa dia bisa diam-diam berdiri di belakang Qi Xia?
“Anak muda, Tianlong benar-benar tidak boleh diusik!” Orang tua itu memperlihatkan satu-satunya gigi yang tersisa, mengulurkan lengannya yang keriput untuk meraih Qi Xia, “Pertaruhan nyawa... bahkan bertaruh nyawa pun belum tentu berhasil...”
Qiao Jiajing baru saja ingin maju menghalangi, tapi Qi Xia menariknya kembali.
“Tunggu, aku ingin bicara dengannya.”
Ia menarik Qiao Jiajing ke samping, lalu juga meraih lengan orang tua itu.
Keduanya saling memegang lengan seperti dua sahabat lama yang baru bertemu.
“Lao Renjia, apakah kau mengenalku?” tanya Qi Xia.
Mendengar itu, orang tua itu tertegun sejenak, hampir menitikkan air mata.
Ia menggenggam tangan Qi Xia semakin kuat, membuat Qi Xia kesakitan.
“Kau mau bicara denganku……bagus sekali……aku bisa menunggu……” suara orang tua itu gemetar, “Bahkan jika semuanya mulai dari awal, aku tetap bisa menunggu……Kau segera bisa menghancurkan tempat sialan ini, membebaskan kita semua……”
Orang tua itu terlihat sangat gila, Qi Xia terpaksa melanjutkan pertanyaan sesuai ucapannya.
“Membebaskan semua orang?” Qi Xia bertanya, “Apa maksud 「membebaskan」 ini?”
“Kita terjebak di sini!!” orang tua itu merintih, “Seseorang telah berbohong……Seseorang telah menyebarkan kebohongan 「Langit」!! Dia mempermainkan semua orang!!”
“Bapak, tenang dulu.” Qi Xia melepas tangan orang tua itu, meraih bahunya mencoba menenangkannya, “Siapa yang mempermainkan kita? Kebohongan apa yang dia sebarkan?”
“Adalah……”
Sebelum orang tua itu sempat berbicara, gemuruh petir tiba-tiba menggema dari langit.
Ini pertama kalinya Qi Xia mendengar guntur di tempat ini. Ia menengadah kaget, namun tak ada setitik awan pun di langit.
Jika tidak ada awan, bagaimana mungkin ada guruh?
“Aku tidak bisa bicara…” orang tua itu menunduk ketakutan, suaranya menjadi sangat pelan, “Jika aku mengatakannya, aku akan mati…”
Mati?
“Baik, mari kita ganti pertanyaan.” Qi Xia melanjutkan, “Kau bilang kita terjebak di sini, apa maksudmu?”
Orang tua itu mengangkat kepala, wajah penuh ketakutan namun berkata dengan serius: “Nak, tidak ada yang bisa keluar… bahkan mati pun tidak bisa keluar… kehidupan jadi kematian, kematian jadi kehidupan…”
“Kenapa tidak ada yang bisa keluar?” tanya Qi Xia, “Bahkan jika kita mengumpulkan cukup banyak 「Dao」, tetap tidak bisa keluar?”
“「Dao」?” Orang tua itu tertegun, lalu mengangkat kepala dengan bingung menatap Qi Xia, “「Dao」 itu apa?”
「Dao」 itu apa?
Qi Xia tidak pernah menyangka orang tua itu akan menanyakan hal ini.
Dia terus-menerus menyuruh Qi Xia untuk 「bertaruh nyawa」, tapi tidak tahu apa itu 「Dao」?
“「Dao」 adalah…” Qi Xia merogoh sakunya, menemukan dirinya tidak membawa 「Dao」, empat butir yang diberikan Manusia Naga sebelumnya semuanya ada pada Petugas Li.
“Lalu dia hanya bisa menjelaskan bentuk dari 「Jalan」, dan berkata: "Itu adalah bola kecil kuning-「putih」, seukuran kenari, berkilauan. Benda itu adalah 「chip」 yang kami gunakan untuk mengikuti 「game」, katanya jika mengumpulkan 3.600 butir bisa keluar."
“3.600 butir 「Jalan」?” Mata orang tua itu perlahan dipenuhi keraguan, “Begitu rupanya... Meski tempat ini sudah berubah menjadi seperti sampah, dia masih ingat perkataan sang tuan...”
“「Tuan」?” Qi Xia tertegun, “Siapa 「tuan」 itu?”
“Aku tak bisa bicara.” Jawab orang tua itu tegas, “Pertanyaanmu di sini akan membuatku 「mati」.”
Qi Xia merasakan identitas orang tua dihadapannya tidak biasa.
Dia jelas masih menyimpan ingatan sebelumnya.
Ingatannya mungkin lebih panjang dari siapapun, mungkin bisa membantu di saat-saat genting.
“Bapak, mau ikut denganku?” Tanya Qi Xia lagi, “Di tempat kami ada makanan, apa bapak lapar?”
Orang tua itu terlihat kurus kering, kulit wajahnya dipenuhi keriput pecah-pecah seperti kulit pohon mati. Sepertinya sudah lama sekali dia tidak makan.
"Makan... Jangan bodoh, aku sama sekali tidak butuh makan." Wajah orang tua itu menjadi suram, seluruh penampilannya terlihat sangat kecewa, "Kau malah mengajakku makan... Sungguh lelucon yang keterlaluan..."
"Tidak perlu makan?"
Qi Xia merenung sejenak, menyadari perkataan orang tua itu ada benarnya. Meskipun mereka kelaparan sampai mati di 「Tanah Akhir」, tetap tidak masalah. Tentu saja tidak perlu makan.
Qiao Jiajin mengamati orang tua itu lama-lama, lalu menghela napas pasrah.
"Penipu, dia jelas-jelas orang gila, kok bisa lama sekali kau mengobrol?"
Sebelum Qi Xia sempat membalas, orang tua itu sudah menatap Qiao Jiajin.
Langkah demi langkah dia mendekati Qiao Jiajin, memaksanya mundur terus.
"Hei, hei, hei..." Qiao Jiajin jelas mulai panik, "Aku tidak mau pukul orang tua, anak kecil, atau wanita. Jangan macam-macam ya..."
Orang tua tidak menghiraukan Qiao Jiajin, langsung mencengkeram pergelangan tangan lawannya.
"Kamu..." Qiao Jiajin berusaha menarik kembali tangannya, tapi sama sekali tidak bisa bergerak, "Bangsat... Kekuatan macam apa ini? Kamu pesilat?"
"Qiao Jiajin..." Orang tua itu menggenggam tangannya sambil berkata perlahan, "Kenapa kamu tidak mengingatku? Qi Xia masih ingat, tapi kamu tidak mengenaliku?"
Qi Xia perlahan memicingkan matanya, ternyata orang tua ini memang mengenal mereka.
"Hah?" Qiao Jiajin tertegun, seumur hidupnya belum pernah berurusan dengan orang gila, tampak sangat gugup, "Kenapa aku harus kenal kamu? Kamu siapa sih?"
Orang tua itu diam, masih menggenggam pergelangan tangan Qiao Jiajin beberapa saat, lalu mengangguk pelan seolah memahami sesuatu: "Begitu rupanya... Terakhir kali kamu mati sebelum 「Gema」..."
"Gema apaan sih..." Qiao Jiajin mulai kesal, "Sekarang kamu bikin kepalaku berdengung-dengung! Kalau tidak lepas juga, aku benar-benar akan pukul orang!"
Orang tua itu tiba-tiba melepaskan genggamannya, Qiao Jiajin yang kehilangan tumpuan pun mundur selangkah.
"Kau harus melindungi Qi Xia." Ucap orang tua itu perlahan, "Untuk membebaskan semua orang, kami masih membutuhkan kekuatanmu."
Setelah berkata demikian, orang tua itu terdiam sambil menundukkan kepala seolah tengah berpikir dalam-dalam.
Qi Xia maju selangkah dan berkata, "Pak Tua, benarkah Anda tidak mau ikut kami? Masih banyak hal yang ingin kutanyakan."
"Tidak perlu." Orang tua itu mengangguk, "Kau tak perlu mencariku, cukup tunggu sampai aku datang menemuimu."
"Ini..." Qi Xia tampak bimbang memandangnya. Sepertinya ada rahasia besar yang disembunyikan dalam hati orang tua ini, rahasia yang membuatnya terlihat sangat kesakitan, "Baiklah, bisakah kuketahui namamu?"
Orang tua itu mundur beberapa langkah sambil berkata, "Aku tak punya nama. Tapi di sini, mereka memanggilku 「Bai Hu」."
Begitu ucapannya selesai, tubuh orang tua itu tiba-tiba melayang ke udara lalu lenyap seketika.
Dia tidak terbang seperti di film silat, juga tidak menggunakan mantra seperti film fantasi. Seluruh tubuhnya hanya menghilang sekejap di udara.
