"Hei! Penipu!" Qiao Jiajin berteriak panik dari belakang, "Siapa yang menyusup?"
"Aku tidak tahu." Qi Xia bergerak merunduk dengan cepat di area sekolah.
"Tempat kumuh ini masih ada pencuri?"
Qiao Jiajin tidak memakai baju, memperlihatkan tubuh penuh bekas luka pisau. Baru sekarang Qi Xia menyadari bukan hanya lengan bergambar tato, punggungnya pun seluruhnya tertutupi tato.
Yang membuatnya heran adalah luka di perut bawah Qiao Jiajin.
Luka itu terlihat sangat baru, seolah baru saja ditusuk, membuka bekas sayatan namun tidak mengeluarkan darah. Apakah ini penyebab sebenarnya dari 「mati」 Qiao Jiajin?
“Kurasa ini bukan sekadar 「pencuri」.” Qi Xia menarik napas dan berkata, “Ayo kita periksa.”
Setelah berkata demikian, ia langsung membawa Qiao Jiajin menuju gerbang sekolah.
Masih ada penjaga yang berdiri di sana, tapi pria besar itu terlihat limbung, hampir tertidur.
“Zhang Shan?” Qi Xia mengenali penjaga tersebut, namun tidak membangunkannya. Mereka bersembunyi tak jauh dari gerbang.
“Penipu... Ngapain kamu ke sini?” tanya Qiao Jiajin.
“Aku ingin menangkap hantu itu.” jawab Qi Xia.
Api mulai berkobar dari berbagai 「ruangan」 di gedung sekolah, pertanda banyak orang yang sudah terbangun.
Suasana riuh pun menyebar, 「semua orang」 ramai membicarikan keributan tadi.
Qi Xia menyembunyikan posturnya, menatap serius ke arah pintu keluar kampus. Dia mengambil jalan pintas, jelas bisa tiba di gerbang sekolah lebih cepat dari bayangan hitam itu.
Jika tidak ada yang melarikan diri dari pintu keluar, berarti bayangan itu berasal dari dalam 「Surga Firdaus」.
"Penipu, lihat Si Badak itu." Qiao Jiajin menyentilkan dagunya ke arah Zhang Shan, "Dia terlihat mengantuk, aku mau menendangnya."
"Tunggu... tunggu dulu..." Qi Xia menarik lengan Qiao Jiajin, "Apa maksudmu menendangnya?"
"Maksud?" Qiao Jiajin mengedipkan mata, menjelaskan dengan serius, "「Menendang」artinya aku mengangkat kaki, mengerahkan tenaga paha, lalu tempurung lutut menggerakkan betis, kemudian telapak kaki menyentuh pantatnya untuk memberikan sedikit kerusakan."
"Aku..." Qi Xia juga agak bingung, setiap ngobrol dengan Qiao Jiajin selalu terasa seperti 「cendekiawan bertemu preman」, "Bukan itu yang kutanya, kenapa kau mau menendangnya?"
“Surat tantangan.” Qiao Jiajin berkata, “Sekarang kalau aku tendang dia, dia pasti marah. Kalau dia marah, pasti mau duel satu lawan satu. Kalau duel, aku pasti pukul dia. Itu rencanaku.”
“Ini bisa disebut 「rencana」?” Qi Xia geleng-geleng kepala, “Kalau kalian berdua berkelahi, situasinya bakal rumit. Kalian berdua mungkin cedera parah.”
“Oh ya?” Qiao Jiajin bingung memandang Qi Xia, “Kamu bilang Si Badak itu jagoan?”
“Iya, dia bukan cuma jagoan tapi juga orang baik. Aku sarankan kalian cari kesempatan buat kenalan.” Kata Qi Xia, “Kalau kalian bisa kerja sama, mungkin bisa bunuh 「Beruang」 tanpa cedera.”
“Bunuh 「Beruang」?” Ekspresi Qiao Jiajin seperti melihat orang bodoh, “Penipu, kayaknya kamu memang belum pernah berantem. Kamu tahu 「Beruang」 itu lawan level apa?”
“Oh?” Qi Xia penasaran menatap Qiao Jiajin, “「Beruang」 itu level apa?”
“Begini saja.” Qiao Jiajin menggerakkan tangannya, “Walaupun Qiao Ye ini tak terkalahkan di dunia, tapi kalau ada seekor Beruang berdiri di depanku dan menantangku berduel, aku benar-benar tidak mungkin menyentuh satu helai bulunya. Langsung akan berlutut hormat, mengaku kalah, dan menunggu mati. Sedikit terlambat saja sudah tidak tahu diri.”
Qi Xia menggaruk kepala dengan wajah pasrah, “「Benar-benar tidak mungkin menyentuh satu helai bulunya」...? Kebanyakan orang yang kukenal mulutnya keras tapi aksinya pengecut. Kasusmu ini kayaknya perkembangan terbalik... Nanti biar Lin Qin periksa kamu.”
“Aku tidak punya uang ke psikiater...” gumam Qiao Jiajin pelan, “Apa aku terlihat sakit?”
Mereka mengobrol tak karuan selama setengah jam hingga fajar menyingsing, tapi tak ada satu pun orang yang keluar dari kampus.
Sekarang hampir semua orang di gedung kuliah sudah bangun, sangat tidak mungkin ada orang asing bersembunyi.
Jika bayangan hitam itu tidak memilih untuk 「kabur」, itu hanya membuktikan dia berasal dari 「Surga Firdaus」.
Tapi apa tujuan sebenarnya?
Orang ini sangat hati-hati, bahkan sebelum masuk pintu sudah menyiapkan rute 「kabur」 dan tali pengaman. Jadi lebih mirip penjelajah yang punya rencana ketimbang orang mesum yang bertindak spontan.
"Ternyata 「Dao」 sudah menyusup ke 「Surga Firdaus」 sejak lama." Qi Xia bergumam serius, "Tapi aku benar-benar tidak mengerti tujuan mereka..."
Qi Xia berdiri sambil meregangkan paha yang kesemutan, berkata pada Qiao Jiajin: "Tak perlu menunggu lagi, ayo pergi."
Dia tahu persis momen terbaik untuk melarikan diri sudah lewat. Sekarang 「Langit」 sudah terang dan ada penjaga di gerbang, mustahil untuk 「kabur」.
Qiao Jiajin mengangguk, lalu berdiri dan mengikuti Qi Xia kembali ke gedung sekolah.
“Penipu, haruskah kita minta pemimpin wilayah ini membela keadilan kita.” Qiao Jiajin mengelus lengannya, sepertinya angin pagi yang sejuk membuatnya sedikit kedinginan, “Pencuri kecil ini sudah masuk ke wilayah kita, apakah ini tidak terlalu meremehkan?”
“Pemimpin wilayah…” Qi Xia menghela nafas pasrah, “Chu Tianqiu adalah 「pemimpin」 di sini, bukan 「pemimpin wilayah」, lagipula masalah ini tidak bisa kita serahkan padanya.”
“Kenapa?”
“Karena kita belum bisa sepenuhnya mempercayainya.” Qi Xia berbisik pelan, “Yang menyusup ke ruangan kita, mungkin juga adalah orang Chu Tianqiu.”
Saat mereka berbicara, mereka sudah sampai di pintu gedung sekolah. Chu Tianqiu sedang berjalan keluar sambil mengenakan mantel.
“Qi Xia? Kenapa berantakan sekali di lantai atas…” Chu Tianqiu mengernyitkan mata sambil menyesuaikan kacamatanya, “Kalian berdua masuk dari luar?”
“Tidak apa, mungkin aku salah lihat, mengejar bayangan hitam sampai jauh.” Qi Xia mengangkat lengannya sambil menguap, “Maaf sudah mengganggu semua orang.”
Chu Tianqiu terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan itu, lalu berkata: "Memang di malam hari sering ada banyak hal aneh muncul di sini, tapi seharusnya mereka tidak akan menyakiti orang."
Qi Xia mengangguk. Dia tahu yang dimaksud Chu Tianqiu adalah para 「serangga」 itu. Tanpa berusaha menjelaskan lebih lanjut, dia berganti pertanyaan: "Kenapa kamu sendiri? Di mana Yun Yao?"
"Belum kembali." Ekspresi khawatir muncul di wajah Chu Tianqiu. Dia merapikan mantel yang dikenakannya sambil berkata, "Semalam mereka pergi mencari Xiao Nian dengan mobil, sampai sekarang belum kembali."
"Begitu..." Wajah Qi Xia juga menjadi muram. Peta yang dia gambar seharusnya tidak ada kesalahan. Jika mereka tidak bisa menemukan wanita bernama Xu Liunian itu, berarti target telah pindah lokasi.
Mungkin di pinggiran kota?
Setelah terakhir kali Xia menumpang mobilnya ke pinggiran kota, apakah wanita itu tetap tinggal di sana?
Qi Xia sedang hendak menyampaikan informasi ini kepada Chu Tianqiu, tiba-tiba suara mesin menderu dari belakang terdengar.
Tiga orang sekaligus melirik ke kejauhan, melihat sebuah mobil putih usang menyala lampunya mendekat dari jauh.
