「Tan Nang」 tetaplah 「Tan Nang」. Sekuat apapun kepercayaan Petugas Li, dia tak mungkin menjadi Sang Pencipta.
Qi Xia memungut beberapa butir 「Jalan」 dari lantai, tapi rasa sakit yang tak terkira langsung menyergap. 「Jalan」-Jalan itu berguling di lantai.
"Penipu, kamu..." Qiao Jiajin menyangga tubuh Qi Xia, wajahnya dipenuhi kebingungan.
Dia sama sekali tak tahu di mana letak kesalahan Qi Xia, hanya bisa melihatnya meringkuk dengan seluruh tubuh gemetar.
Yun Yao tidak mengacuhkan Qi Xia, malah menatap dengan tertegun ke arah 2 buah mayat di samping Petugas Li.
Meski wajah mereka sudah tidak bisa dikenali, rambutnya dan baju juga sudah terbakar habis, tapi postur tubuh kedua orang itu terlalu menonjol.
Seorang yang terlihat seperti Nak itu, sedangkan 「orang lain」 itu postur tubuhnya kurus.
“Tidak mungkin……?” Bibir Yun Yao bergetar halus, “Apa kita baru saja……selalu saling membunuh dengan mereka……”
“Idola, jangan lanjutkan……” Qiao Jiajin berbisik.
“Artinya Tian Tian mati-matian mengeringkan darahnya sendiri…… hanya untuk membunuh rekan kita sendiri……” Yun Yao membelalakkan mata, hatinya gelisah tak karuan.
“Jangan lanjutkan lagi……” Qiao Jiajin melihat Qi Xia dan Yun Yao yang hampir lepas kendali, terlihat gelisah sejenak, “Kalian berdua tenanglah...”
“Jika permainan「Naga」seperti ini……bagaimana kita bisa membawa semua orang 「keluar」?” Ekspresi Yun Yao menjadi suram, “Chu Tianqiu tidak pernah memberitahuku……”
Qi Xia akhirnya tersadar, perlahan berdiri. Semua ekspresi di wajahnya menghilang.
“Penipu……kau……” Qiao Jiajin memandang Qi Xia di depannya, merasa ada jarak yang sangat jauh di antara mereka, seolah berasal dari dunia yang berbeda.
“Qiao Jiajin, kau lihat?” kata Qi Xia, “Bahkan jika kita tidak melakukan 'pembunuhan', kita akan terbunuh juga cepat atau lambat.”
Sorot mata Qiao Jiajin juga menjadi dingin: “Penipu, aku tak paham prinsip-prinsip besar itu. Yang kutahu, kau tidak melakukan kesalahan. Itu sudah cukup.”
“Kau pikir aku tidak salah……?” Qi Xia perlahan memunguti butir demi butir「Dao」dari tanah, “Suatu hari kau akan menyesal, Qiao Jiajin. Kau akan menyesal berada di garis yang sama denganku.”
“Tidak mungkin……” Qiao Jiajin berkata, “Penipu, tetap tenang. Kau mulai terpengaruh oleh「tempat ini」.”
Qi Xia tidak berkata apa-apa setelah mendengar itu. Dengan dingin ia mendorong dua Manusia Naga dan keluar dari ruangan.
Qiao Jiajin hanya bisa mengikutinya.
Yun Yao berpikir sejenak, lalu juga mengikuti mereka pergi.
"Hei, hadiah kalian belum diambil." Manusia Naga itu tersenyum melemparkan bungkusan kain, "Tiga puluh 「Jalan」, kalian masih untung."
Qi Xia mengulurkan tangan menerima bungkusan kain itu, merasakan ironi yang sangat dalam.
Untung?
Lima 「nyawa」 **dalang**, tak lebih berharga dari tiga puluh 「Jalan」?
Lalu berapa nilai 3.600 butir 「Jalan」 itu?
Qi Xia sama sekali tidak berminat melanjutkan game berikutnya. Bagaimanapun, ia telah memahami konsep 「Naga」 dengan lima nyawa manusia.
Tapi jika ditanya jujur, apakah perasaan ini disebut "kesedihan"?
Tidak. Ia hanya merasa hampa di hati, tapi tidak merasakan kesedihan.
Ketiganya membawa mayat Tian Tian kembali ke 「Surga Firdaus」.
Chu Tianqiu sedang berdiri di depan gedung sekolah. Wajahnya terkejut melihat tiga orang yang mendekat dari kejauhan, lalu segera menyambut mereka.
“Ada apa?” Ia mengerutkan kening, “Kenapa sudah ada yang mati di hari pertama?”
Qi Xia dan Qiao Jiajin saling bertatapan. Qiao Jiajin mengangguk, lalu menyerahkan jenazah Tian Tian ke pelukan Qi Xia.
Tubuh Tian Tian terasa sangat ringan, dingin menyelimuti seluruh tubuhnya.
“Bangsat, keluar kau.” Qiao Jiajin melambaikan tangan ke Chu Tianqiu, lalu menggulung lengan bajunya.
“Apa maksudmu...?” Chu Tianqiu perlahan mundur selangkah.
“Aku mau tanya sesuatu. Keluar kau.”
Melihat Chu Tianqiu masih tak bergerak, Qiao Jiajin terpaksa mendekat sendiri.
“Kalian mau apa sebenarnya?” Chu Tianqiu gugup memandangi Qiao Jiajin, “Berenyak-renyak di sini?”
“Kenapa peta yang kau beri mengarah ke 「Manusia Naga」?” Qiao Jiajin langsung menembak, “Apa maksud tersembunyimu?”
“Apa?” Chu Tianqiu kaget, “Manusia Naga...?”
Qi Xia menatap tajam kedua mata Chu Tianqiu. Terlalu banyak titik mencurigakan pada pria ini.
“Peta yang kuberikan adalah 「harimau」! Bagaimana bisa menjadi 「Naga」?”
Ekspresinya terlihat seperti benar-benar tidak tahu apa-apa.
Pada saat itu, Qi Xia menoleh dan melihat empat orang mendekat dari belakang: Lin Qin, Han Yimo, Lao Lü, Zhang Shan.
Tampaknya mereka berasal dari tim yang sama.
Dari sini bisa dideduksi, orang yang mati di samping Petugas Li adalah Pengacara Zhang.
Keempatnya sepertinya juga ikut dalam 「game」, sekarang kembali membawa bungkusan 「Kain」.
“Lin Qin, kamu datang tepat waktu.” Qi Xia berkata, “Bantu aku menguji kebohongan.”
“Menguji kebohongan……?”
Sebelum Lin Qin sempat bereaksi, matanya langsung tertuju pada Tian Tian yang digendong Qi Xia.
Wajahnya berubah pucat, ia segera bergegas mendekat untuk memeriksa kondisi Tian Tian.
Namun kulit Tian Tian sudah pucat kebiruan, sama sekali tidak terlihat seperti orang 「hidup」.
“Apa yang terjadi?”
“Chu Tianqiu si bajingan ini main akal-akalan lagi.” Qi Xia berbisik, “Kuduga dia sudah merencanakan ini dari awal, bantu aku nilai apakah dia sedang berbohong.”
“Baik.” Lin Qin mengangguk dan berdiri, lalu mendekati Qiao Jiajin, berdiri berhadapan dengan Chu Tianqiu.
Zhang Shan yang merasa situasi mulai tidak beres juga melangkah besar mendekati Chu Tianqiu.
“Aku bangsat... Suasana tegang begini, ada apa?”
“Si Badak, gue nggak ada waktu main-main.” kata Qiao Jiajin. “Bos lo udah ngebunuh orang, gue minta penjelasan darinya.”
“Penjelasan?” Zhang Shan mengerutkan alis lalu mendengus. “Aturan 「Surga Firdaus」 adalah patuh pada arahan Chu Tianqiu. Lagipula 「game」 emang pasti ada yang mati, penjelasan apa lagi yang lo mau?”
Qi Xia menghela napas: “Semua 「game」 yang diikuti orang-orang diatur Chu Tianqiu. Dalam pengaturan kali ini dia juga udah ngebunuh Si Kacamata dan Kim Wonhoon. Ini masih hari pertama, kalian nggak ada pertanyaan sama sekali?”
“Apa...?” Chu Tianqiu terlihat kaget. “Si Kacamata dan Kim Wonhoon mati?”
Zhang Shan juga memandang Chu Tianqiu dengan kebingungan. Bagaimanapun, Si Kacamata berasal dari ruangan wawancara yang sama dengannya. Dia sangat setia kawan dan rendah hati kepada semua orang. Bagaimana mungkin orang sebaik itu... mati begitu saja?
Lao Lü langsung terkejut mendengarnya: "Apa?! Siapa sialan yang membunuh Si Kacamata?!"
Tapi ketika melihat kembali ke arah Chu Tianqiu, ekspresi 「」-nya masih belum berubah.
"Kau pura-pura tidak tahu apa?" kata Qi Xia dengan nada dingin. "Bukankah sudah kukatakan padamu untuk menghentikan skema licikmu?"
"Pasti ada kesalahpahaman di sini!" Chu Tianqiu menggerakkan tangannya, "Peta yang kuberikan pada kalian semuanya bertanda 「harimau」, mustahil ada yang 「Naga」? Coba pikir lagi, tak ada alasan bagiku untuk membunuh Kim Wonhoon dan Si Kacamata."
Lin Qin menatap ekspresi Chu Tianqiu dengan seksama, wajahnya dipenuhi keraguan.
Dia terlihat tidak sedang berbohong.
Ini hanya menunjukkan dua kemungkinan: Pertama, orang ini benar-benar tidak tahu menahu. Kedua, dia telah menjalani pelatihan ekspresi mikro yang relevan.
Ekspresi mata, bibir, lubang hidung, posisi tangan dan kakinya sama sekali tidak menunjukkan ciri orang yang berbohong.
“Qi Xia, agak aneh.” Lin Qin berkata, “Probabilitas dia tidak berbohong lebih besar.”
“Benarkah?” Qi Xia mengangguk halus, Chu Tianqiu memang bukan orang biasa.
Mungkinkah peta yang diberikan Chu Tianqiu memang kategori 「harimau」, tapi 「Naga」 merebut sarang burung tekukur, menguasai area permainan 「harimau」?
Tapi jika begitu...
Mengapa tim Petugas Li dan Kim Wonhoon saling bunuh dengan kita?
Qi Xia berpikir lama, tiba-tiba menunjukkan ekspresi penuh makna, dalam hati bergumam: Tianqiu, apakah kau sama sepertiku?
Apakah kau seorang penipu?
“Aku tahu kamu selalu meragukanku.” Chu Tianqiu berkata pada Qi Xia, “Tapi sungguh, aku tidak punya niat jahat. Tujuan kita adalah untuk kabur dari sini, semakin banyak orang yang bertahan tentu semakin baik. Kim Wonhoon dan Si Kacamata adalah calon 「Pemilik Gema」 yang potensial. Coba pikirkan, sebelum mereka 「ber-Gema」, alasan apa yang kumiliki untuk menyuruh mereka 「mati」?”
