「Bir」memang sesuatu yang istimewa.
Awalnya suasana 「acara penyambutan」 yang agak sunyi, setelah Semua orang menenggak beberapa botol bir, perlahan mulai hidup.
Banyak orang mulai mengangkat botol mereka untuk bersulang dengan orang lain, lalu memperkenalkan diri.
Di hari-hari mendatang, Semua orang akan menjadi 「rekan seperjuangan」 yang bersama-sama menghadapi 「mati」.
"Qiao Jiajin." Qi Xia mengunyah kacang bertanya, "Alasan apa yang memaksamu harus 「keluar」?"
"Aku juga tak tahu." Qiao Jiajin menatap kerumunan orang yang riuh di kejauhan, perlahan berkata, "Membalas budi? Atau balas dendam? Aku tak yakin."
Dia menenggak bir dalam-dalam, ekspresinya datar tak berkesan.
Qiao Jiajing yang biasanya periang kini bagai orang berbeda.
"Bagaimana denganmu, Han Yimo?" Qi Xia beralih memandang Han Yimo.
"Aku ingin menyelesaikan novelku." Jawab Han Yimo, "Tinggal satu bab terakhir untuk mengakhiri cerita ini. Sekalipun harus 「mati」, aku ingin mati setelah novel ini selesai."
“Terlalu absolut itu.” Qi Xia menggelengkan kepala, “Novel lebih penting dari 「nyawa」mu?”
“Bukan begitu.” Han Yimo tersenyum getir, “Siapa yang benar-benar ingin mati? Tapi 「gempa bumi」 sudah datang, aku pasti akan mati... Tapi kenapa aku tidak langsung mempublikasikan bab itu, malah memeriksanya sendiri...”
Qi Xia menghela napas pasrah setelah mendengarnya.
Yang diucapkan Han Yimo bukanlah 「alasan untuk keluar」, melainkan lebih mirip 「keinginan sebelum mati」.
Saat itu seorang gadis berkulit gelap dan kurus bersama paman berjas yang membawa botol minuman berjalan beriringan mendekat.
Qi Xia ingat kedua orang ini.
Mereka pernah mengikuti kursus Bu Tong.
“Mari berkenalan.” Gadis berkulit gelap itu tersenyum, “Kalian dari satu 「ruangan」 yang sama?”
“Ya.” Lin Qin mengangguk di samping, “Kalian juga?”
“Iya, namaku Li Xiangling.” Gadis berkulit gelap itu mengulurkan tangan ke Lin Qin.
Lin Qin juga menjulurkan tangannya, kedua tangan mereka bersalaman sederhana.
Pada saat bersentuhan, Lin Qin menyadari bahwa gadis ini memiliki banyak kapalan di telapak tangannya.
"Nama saya Zhong Zhen." Pria berjas itu mengangguk ke arah beberapa orang.
Qi Xia memandangi keduanya dengan ragu, lalu bertanya: "Apakah rekan setim kalian yang lain sudah 「mati」?"
"Tidak." Gadis bernama Li Xiangling menggelengkan kepala, "Kami bertahan lima orang, tapi tiga sisanya tidak mau datang ke 「Surga Firdaus」, jadi hanya saya dan Paman yang datang."
"Nama saya Qiao Jiajin." Qiao Jiajin mengambil botol minumannya, 「Bang」 menyentuh botol Zhong Zhen, "Panggil saja A Jin."
"Oke saudara."
Keduanya mulai berbincang dengan Lin Qin, Qiao Jiajin, dan Han Yimo.
Ternyata rekan setim mereka adalah tiga kriminal.
Ketiga orang itu sejak tiba di kota terus melakukan 「pencarian」 belati untuk perlindungan diri. Zhong Zhen dan Li Xiangling sadar mereka bukan satu jalan dengan lawannya, awalnya ingin bertindak sendiri, tapi bertemu Zhang Shan yang datang meyakinkan.
Setelah komunikasi singkat, keduanya memutuskan untuk melihat 「Surga Firdaus」.
“Tiga-tiganya penjahat?” Qi Xia mengerutkan alisnya.
“Iya... Dua di antara mereka adalah mantan narapidana, satunya lagi datang langsung dari penjara...” Li Xiangling tak bisa menyembunyikan sedikit ketakutan pasca-kejadian, “Rasanya benar-benar menyeramkan.”
Qi Xia tentu tahu siapa tiga orang yang dimaksud, tapi sekarang muncul pertanyaan lain di benaknya.
Jika semua orang yang datang ke sini adalah untuk melakukan 「penebusan dosa」, apakah Amu, Botak, dan Jīn Máo benar-benar menyesali perbuatan mereka?
Seperti yang dikatakan Nona Tong, semua orang di sini berdosa, tapi Qi Xia sendiri telah menyaksikan banyak yang tidak menunjukkan penyesalan.
Bagi ketiga orang itu, tempat ini lebih mirip area 「membebaskan」 diri alih-alih lokasi untuk 「penebusan dosa」.
Yun Yao mendekat, matanya menatap curiga melihat Qi Xia yang terus-menerus makan kacang.
“Qi Xia, kenapa tidak minum anggur?”
“Karena aku harus tetap sadar,” jawab Qi Xia, “Kalian saja yang minum.”
“Kenapa harus begitu lelah?” Yun Yao duduk di sebelah Qi Xia, membuka sebotol bir untuknya, “Kita sudah berada di tempat yang pasti mati, masih ada apa lagi yang perlu diwaspadai?”
Qi Xia merasa perkataan Yun Yao tidak sepenuhnya salah, tapi selama bertahun-tahun dia sudah terbiasa.
“Lebih baik tidak, aku makan kacang saja.”
Setelah berkata demikian, dia melanjutkan mengupas kacang.
Yun Yao merasa Qi Xia aneh, kulit kacang di depannya hampir menumpuk seperti bukit kecil, apakah orang ini sangat suka makan kacang?
“Hmph, tidak minum tidak apa.” Yun Yao mencibir, lalu menoleh melihat Lin Qin, “Nona, pekerjaanmu apa?”
“Aku seorang konselor psikologi.” Lin Qin tersenyum menjawab.
“Wah...” Yun Yao gembira menyentuhkan botol birnya dengan miliknya, “Tim kami dulu juga punya penasihat psikologi profesional.”
“Tim?” Lin Qin berhenti sejenak, “Lalu kamu...?”
“Kami adalah grup idola remaja perempuan bernama 「Qisimiao」.” Dia tersenyum dan bertanya, “Kami sudah debut sejak tahun 2027, Nona pernah dengar tentang grup kami? Dari tahun berapa kamu berasal?”
Mendengar ini, Lin Qin menunjukkan ekspresi canggung: “Ti-Tidak pernah dengar... Saya berasal dari waktu yang lebih maju...”
Qi Xia menggelengkan kepala dengan pasrah, ikut merasa canggung untuk Yun Yao.
Lin Qin berasal dari tahun 2068. Saat dia jadi penggemar, mungkin Yun Yao sudah pensiun.
Tapi Yun Yao tampak tak peduli, terus mengobrol tanpa henti dengan Lin Qin mulai dari urusan kehidupan sehari-hari sampai 「pikiran filosofis」. Beruntung Lin Qin memiliki pengetahuan yang luas, bisa membahas topik apapun.
Tak lama kemudian, seorang anggota 「Surga Firdaus」 membawakan beberapa baterai untuk Yun Yao.
Melihat hal itu, dia dengan gembira berbalik dan pergi ke sebuah radio kuno, memasang baterai, menekan tombol putar, lalu menoleh ke arah orang-orang yang hadir seraya berkata: 「Semuanya!! Di 「acara penyambutan」 hari ini, kami merekrut beberapa rekan setim yang belum pernah terlihat sebelumnya. Aku sangat menyukai mereka, jadi suasana hatiku sangat baik dan akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian.」
Semua orang langsung bertepuk tangan dengan antusias.
Qiao Jiajin, Han Yimo, Zhong Zhen, Li Xiangling, dan Dokter Zhao bergegas mendekat mencari tempat duduk dengan posisi terbaik.
Begitu melodi lawas mulai terdengar dari radio, Yun Yao pun ikut bernyanyi dengan penuh percaya diri.
Penampilannya manis dan penampilan panggungnya sangat baik, lebih mirip penyanyi profesional daripada anggota grup idol.
Lagu yang diputar radio ini sangat familiar, banyak orang yang hadir ikut bersenandung.
Pertunjukan yang awalnya merupakan solo vokal Yun Yao perlahan berubah menjadi paduan suara besar.
Di antara mereka, Qiao Jiajin lah yang bernyanyi dengan paling bersemangat.
「Di sampingmu jalan terasa jauh, tak lelah.」
「Menemanimu melangkah, sepanjang demi sepanjang.」
「Melewati puncak, puncak lain kembali terlihat.」
「Sasaran menjauh, biarkan cita-cita senantiasa di depan.」
Ini adalah lagu "Berjalan di Jalan Kehidupan" yang dirilis Deng Lijun tahun 1984. Entah mengapa, terdengar sangat sesuai dengan suasana di sini.
Melihat kerumunan yang bernyanyi riang di kejauhan, Qi Xia pun tertular semangat mereka. Sejenak dia seperti lupa di mana dirinya berada.
Tampaknya hanya dia dan Lin Qin yang tak bisa menyanyikan lagu ini. Mereka berdua duduk di sudut, bagai terisolasi dari dunia ini.
"Qi Xia." Lin Qin memanggil, "Ada hal yang ingin kubicarakan."
Tangan Qi Xia yang sedang mengupas kacang terhenti. Dengan santai dia bertanya, "Apa?"
"Aku adalah 「Dao」 yang mengembara di Tanah Akhir. Tujuanku membersihkan seluruh 「Surga Firdaus」."
Lin Qin tersenyum riang, menenggak bir sambil memandangi kerumunan di kejauhan.
「Biarkan tawa riang menutupi sisi pahit yang tersembunyi.」
「Sedih atau bahagia.」
「Temukan penemuan baru setiap hari.」
Di kejauhan, semua orang masih menyanyikan lagu dengan lantang, dipenuhi suasana riang.
