Mulai ronde kedua, game ini akan menjadi semakin sulit.
「Penyesalan」Zi Chen telah mengurangi sedikit 「kebingungan」nya. Jika di ronde ini Su Shan masih bisa mengeluarkan 「pisau」, kemungkinan lawan akan bertindak.
Meski tidak akan membuat Dokter Zhao 「mati」, tapi cukup untuk melukainya.
Prioritas Qi Xia saat ini adalah menghabiskan semua 「tali」di tangannya, jika tidak situasi akan menjadi pasif.
"Silakan ambil kartu." 「」berkata.
Su Shan tidak sungkan, langsung mengambil kartu baru dan memasukkannya ke tangan.
Qi Xia juga mengambil kartunya sendiri setelahnya.
「Batu」.
"Menyebalkan..." Qi Xia merasa sedikit kesal, tapi tetap menyimpan 「Batu」 ini.
Sekarang bahkan jika menggunakan 「pisau」 milik Dokter Zhao untuk melawan 「tali」 Zi Chen, belum tentu bisa membunuhnya, apalagi sampai saat ini Qi Xia belum mendapat satu pun kartu 「pisau」.
"Kamu bilang namamu Qi Xia, ya?" tanya Su Shan.
"Ya."
"Tadi kenapa kamu mengeluarkan 「tali」?"
Qi Xia mengangkat alisnya, "Bukankah kita sedang merencanakan 「seri」? Jadi aku hanya bisa mengeluarkan kartu yang tidak mematikan."
Su Shan terdiam sebentar, lalu bertanya lagi: "Kalau kali ini? Masih 「tali」 juga?"
"Ya," kata Qi Xia, "Aku tetap 「tali」."
Setelah berkata demikian, Qi Xia langsung menaruh satu kartu tertutup.
“Su Shan, kartu ini mewakili niat 「bekerja sama」 dariku.”
“Benarkah?”
Su Shan terdiam sejenak, setelah berpikir sebentar dia juga meletakkan sebuah kartu.
Dokter Zhao dan Zi Chen kembali menatap tegang ke arah mereka, tak tahu apa rencana sebenarnya.
“Silakan buka kartu.” Ayam Bumi memberi isyarat dengan tangan.
Keduanya kembali membuka kartu masing-masing, Qi Xia masih menggunakan 「tali」, sedangkan Su Shan mengeluarkan 「Batu」.
Dokter Zhao yang berada agak jauh dari meja sama sekali tak tahu kartu apa yang dikeluarkan Qi Xia, tapi segera kembali ke bawah jendela menunggu 「alat peraga」nya.
Ketika melihat seutas tali usang kembali dilempar ke bawah, Dokter Zhao menggigit gigi kesal sambil menendang-nendak.
“Qi Xia... Apakah kau benar-benar ingin aku 「mati」?!”
Dia mengambil tali lalu menoleh, melihat batu bata di tangan lawannya.
“Sialan!!” Dokter Zhao buru-buru mundur ke sudut dinding, memandang lawan dengan wajah ketakutan.
Kedua pihak kembali masuk ke dalam kondisi deadlock yang canggung, hingga waktu berlalu dengan cepat.
Zichen tahu kali ini tidak boleh mengecewakan perasaan Su Shan lagi dengan cara apapun, maka dengan menggigit gigi dan menghentak kaki, dia berlari beberapa langkah ke depan lalu melemparkan batu bata ke arah Dokter Zhao menggunakan gaya melempar bola bisbol.
Dokter Zhao meringkuk di sudut, melindungi kepalanya dengan tangan, sementara satu kaki terlipat untuk melindungi bagian vitalnya.
Dalam teriakan paniknya, batu bata itu menghantam pahanya.
Sangat sakit, tapi tidak sampai terluka.
Dokter Zhao menjerit kesakitan, sementara batu bata jatuh ke tanah.
“Waktu habis, harap 「petarung」 menghentikan aksi dan membuang ke dalam jendela.”
Semangat Zichen yang baru saja berkobar langsung padam ketika mendengar kalimat ini.
Dengan canggung dia menundukkan kepala ke arah Dokter Zhao, lalu berjalan mendekat dan membungkuk untuk mengambil batu bata di tanah.
Pada detik itu, wajah Dokter Zhao berubah dingin.
Perlahan ia menggenggam erat tali di tangannya, sebuah ide nekat merayap di pikirannya—bisakah ia mencekik lawan di sini?
Ini satu-satunya metode "pembunuhan" yang dimiliki 「tali」.
Tapi jika benar dilakukan, bagaimana dengan 「aturan」?
Akhirnya ia tak jadi melakukannya.
Keduanya tampak kesal mundur ke samping, masing-masing mengambil properti mereka dan melemparkannya ke dalam jendela.
Qi Xia menatap pria tinggi besar itu, sudut bibirnya perlahan terangkat sambil bergumam: "Semangat pertama menggebu, kedua melemah, ketiga habis."
Dokter Zhao menggosok paha yang tertindih sakitnya, menekan beberapa kali untuk memeriksa. Tulang tak terluka, paling hanya memar. Ia pun lega, mengangkat kepala dengan wajah geram menatap orang di depannya.
"Si Tinggi... Kau benar-benar mau bertindak?" tanya Dokter Zhao.
“Kak…… Maaf…… Tapi aku tidak boleh 「mati」, apalagi membiarkan Su Shan 「mati」……”
“Kamu……” Dokter Zhao menggigit giginya, bergumam pelan dengan sumpah serapah.
Di luar ruangan kaca, pemandangan yang sama sekali berbeda terpampang.
Qi Xia dan Su Shan duduk diam di tempat masing-masing, saling menatap dengan sorot mata penuh niat membunuh.
“Aku telah memberikan dua kali 「ketulusan hati」, tapi yang kudapat malah 「pisau」 dan 「batu」.” Qi Xia berkata, “Aku sangat kecewa.”
“Ketulusan hati? Benarkah?” Su Shan mengusap dagunya, “Coba tebak, Qi Xia, mungkinkah ada kemungkinan lain?”
Qi Xia menaikkan alisnya: “Aku ingin mendengarnya.”
“Mungkin di lima kartu awalmu ada banyak 「tali」, sehingga kamu terpaksa mengeluarkan 「tali」 selama dua ronde berturut-turut?”
Mendengar ini, pupil mata Qi Xia sedikit menyempit.
“Karena kamu terpaksa mengeluarkan 「tali」, lalu muncul ide licik, sekaligus mengajukan 「kerja sama」 padaku. Jika aku setuju, kamu bisa dengan aman menghabiskan 「tali」 di tangan, lalu mencari kesempatan untuk membunuhku. Jika aku menolak, kamu juga bisa menggunakan retorika 「memberikan ketulusan」 untuk mempengaruhi langkahku selanjutnya.” Su Shan mengangkat sepasang mata jernih menatap Qi Xia, bertanya, “Apa tebakanku ini terlalu lancang dan membuatmu malu?”
“Sama sekali tidak.” Ekspresi Qi Xia berseri-seri, lalu ia mengetuk pelipisnya dengan jari, “Aku sangat menikmati permainan strategi dengan orang pintar. Jika aku tidak 「mati」, justru akan menjadi semakin kuat.”
“Terima kasih sudah menyebutku orang pintar.” Su Shan memaksakan senyum tipis, “Mari kita lanjutkan.”
Usai berkata demikian, ia meraih satu kartu, membaliknya untuk melihat, lalu menambahkannya ke tangan.
Qi Xia tak kunjung bisa membaca informasi berguna dari ekspresinya, akhirnya hanya bisa menunduk dan mengambil kartu juga.
“Tolong, berikan aku 「pisau」.” Qi Xia bergumam dalam hati.
Dia perlahan mengangkat kartu itu dan melihatnya, alisnya bergetar hampir tak terlihat.
「Pisau」!
Su Shan menatap ekspresi Qi Xia, sudut bibirnya tak sengaja terangkat.
Pria ini menunjukkan celah.
Qi Xia menenangkan diri, perlahan memasukkan kartu ini ke tangan, menatapnya lama-lama.
Karena sudah mendapatkan pisau, taktik selanjutnya perlu dirancang ulang.
Qi Xia perlahan mengangkat kepala dan bertanya: "Su Shan, kutanyakan sekali lagi dengan serius, benar kau tidak mau bekerja sama denganku?"
"Tidak." Su Shan menjawab, "「Aturan」 tidak pernah menyebutkan dua tim boleh bekerja sama, lagipula aku tidak mungkin sepenuhnya mempercayaimu."
"Kalau begitu, jangan menyesal nanti." Qi Xia mengeluarkan sebuah kartu dan menepaknya ke meja.
"Hah, siapa yang menyesal belum tentu."
Su Shan tidak ragu, mengambil sebuah kartu dan menepukkannya di meja: 「Aku sudah memilih.」
Ayam melangkah maju: 「Silakan buka kartu.」
Keduanya membalikkan kartu.
Di depan Su Shan tergeletak sebuah 「perisai」.
Ekspresinya dingin, menatap Qi Xia: 「Kau ingin mempertaruhkan nyawa, justru kubuat kau gagal.」
Qi Xia mengangguk, membalikkan kartunya.
Lagi sebuah tali.
